MAKALAH KEPEMIMPINAN MANAJEMEN KUDA MATI - Fitria Dias M - 6411418102 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPEMIMPINAN MANAJEMEN KUDA MATI



Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Kepemimpinan dan Berpikir Sistem Kesehatan Masyarakat



Oleh: Nama: Fitria Dias Mayangsari NIM: 6411418102



JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020 i



DAFTAR ISI



COVER............................................................................................................................................i DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1 1.1



Latar Belakang..................................................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah.............................................................................................................2



1.3



Tujuan...............................................................................................................................2



BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3 2.1



Defisini Kepemimpinan....................................................................................................3



2.2



Definisi Manajemen Kepemimpinan................................................................................3



2.3



Manajemen Kuda Mati......................................................................................................4



BAB III PENUTUP........................................................................................................................6 DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................7



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang



Manajemen memang menjadi suatu topic yang sangat menarik untuk dibicarakan, apalagi kalau sudah dikaitkan dengan organisasi. Maju tidaknya suatu organisasi sangat bergantung dari bagaimana manajemen di dalam organisasi itu. Manajemen merupakan suatu proses kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Begitulah devinisi sederhana dari manajemen. Banyak pendapat para ahli mengenai pengertian manajemen. menurut Hilman, manajemen



adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan



mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Manajemen dinilai sangat memiliki posisi yang sangat penting dalam menentukan suatu proses pencapaian tujuan. Saat ini banyak pemimpin yang hanya menuntut staf/bawahannya untuk memiliki kemampuan manajemen yang baik. Pemimpin tersebut tidak mau tahu, hanya mau terima beres. Pemikiran seperti itu sangatlah salah besar, karena top leaderlah yang dituntut lebih mampu menguasai manajemen dari pada bawahannya. Kalau dilihat secara umum, di Indonesia lebih suka menerapkan manajemen kuda mati. Maksudnya adalah setiap kegagalan yang diterima oleh suatu organisasi pasti kesalahan tersebut akan ditujukan ke bawahannya. Pemimpin menganggap dirinya selalu benar meskipun salah Banyak contoh di Indonesia yang bisa digolongkan sebagai manajemen kuda mati . Secara umum saja, pemerintah sering melakukan rotasi atau istilahnya mutasi pegawai, tetapi masalah di dalam pemerintahan tidak kunjung bisa diminimalisir apalagi diselesaikan. Malah lebih menimbulkan banyak persoalan yang tidak bisa dijawab



iii



Memang manajemen kuda mati yang sering diterapkan ini tidak akan bisa menjawab akar permasalahan. Misalnya, turunnya tingkat pelayanan kepada publik di Rumah Sakit “A”, maka yang perlu diganti bukan stafnya, tetapi lebih ke pemimpinnya. Contoh lain lagi misalnya di era otda sekarang ini, suatu daerah di era kepemimpinan si A mengalami kemajuan yang cukup menjajanjikan, dengan indikator pembangunan dan PAD daerah tersebut semakin meningkat. Sedangkan setelah si B memimpin pembangunan daerah tersebut bisa dikatakan stagnan. Akar dari permasalah tersebut adalah lebih ke faktor pemimpinnya. Manajemen kuda mati yang sering diterapkan di Indonesia menjadi budaya yang sangat buruk bagi keberlangsungan negara ini. Pemimpin yang selalu melempar permasalahan kepada orang lain atau ke rakyat adalah salah satu contoh dari manajemen kuda mati. Pemimpin seperti itu tidak boleh memimpin negeri ini. Negeri ini butuh pemimpin yang memiliki kemampuan manajerial yang luar biasa, supaya sumber daya baik SDA dan SDM bisa dimanfaatkan untuk hajat semua orang, bukan sekelompok orang



1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1.2.1 Apa pengertian dari kepemimpinan ? 1.2.2 Bagaimanakah Manajemen Kepemimpinan itu ? 1.2.3 Bagaimanakah Manajemen Kuda Mati ? 1.2 Tujuan 1.3.1 Mengetahui pengertian dari kepemimpinan 1.3.2 Mengetahui manajemen kepemimpinan 1.3.3 Mengetahui manajemen kuda mati



iv



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Definisi Kepemimpinan Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi kegiatan pengikut melalui proses komunikais untuk mencapai tujuan tetentu. Para ahli lain berpendapat bahwa kepemimpinan adalah sebagai seni untuk mengatur individu dan masyarakat, serta memotivasi semangat mereka untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan. Pendapat lain menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai seni untuk memengaruhi dan mengarahkan orang lain dengan metode tertentu agar mereka berusaha untuk taat, loyal, dan membantu dalam satu cara untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan (Wibowo, 2009). Seorang pemimpin memiliki karekter dan sifat tertentu, pemimpin menduduki jabatan yang tinggi sebuah struktur organisasi, perusahaan. Pemimpin di bekali dengan kekuasaan untuk mempengaruhi, mengatur atau mengarahkan anggota organisasi untuk tunduk terhadap kepemimpinan mereka. Kepemimpinan muncul dari aspirasi anggota organisasi. Adapun seorang pemimpin dengan kekuasan yang di milikinya, ia berusaha memengaruhi prilaku orang lain dengan sebuah metode yang memungkinkan mereka loyal dan taat kepadanya, selain itu para bawahan juga berkenaan untuk mematuhi segala perintahnya dengan ridha dan segenap perasaan jiwa. Sebagai seorang pemimpin ia menggunakan sepenuh hati dan bisa di terima oleh bawahnnya jadi, seorang pemimpin sumber kekuasaannya adalah aspirasi bawahan (fao, 2010) Menurut Hikmat (2009:249), kepemimpinan adalah proses pelaksanaan tugas dan kewajiban individu. Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam memikul tanggungjawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya. . 2.2 Definisi Manajemen Kepemimpinan



v



Kepemimpinan lebih diarahkan kepada kelompok-kelompok kerja yang memiliki tugas atau fungsi masing-masing, tidak memfokus kepada individu. Hal ini akan berakibat tumbuh berkembangnya kerjasama dalam kelompok-kelompok. Motivasi individu akan menjadi tugas semua orang dalam kelompok, jadi kelompok kerja menjadi sumber motivasi bagi setiap ang-gota dalam kelompok. Karena pimpinan selalu menilai kinerja kelompok, bukan individu, maka ma-sing-masing kelompok akan berusaha memacu kerjasama yang sebaikbaiknya, kalau perlu dengan menarik-narik teman sekelompoknya yang kurang benar kerjanya (Hamsinah et al., 2014). Kepemimpinan Manajemen tidak selalu membuat keputusan sendiri dalam segala hal, tetapi hanya melakukannya dalam hal-hal yang akan lebih baik kalau dia yang memutuskannya. Sisanya diserahkan wewenangnya kepada ke-lompok-kelompok yang ada di bawah pengawasannya. Hal ini dilakukan terutama untuk hal-hal yang menyangkut cara melaksanakan pekerjaan secara teknis. Orang-orang yang ada dalam kelompok-kelompok kerja yang sudah mendapatkan pelatihan dan sehari-hari melakukan pekerjaan itulah yang lebih tahu bagaimana melakukan pekerjaan dan karenanya menjadi lebih kompeten untuk membuat keputusan dari pada sang pimpinan (Husaini & Fitria, 2019) Dengan demikian ketergantungan organisasi pada pimpinan akan sangat kecil, tetapi sebagian besar dari orang-orang dalam organisasi itu memiliki kemandirian yang tinggi. Kondisi semacam ini tentu saja akan tercapai melalui penerapan Manajemen yang baik dan benar, dan setelah melalui proses pembinaan yang panjang. Makin banyak dari kesepuluh ciri itu yang diterapkan oleh pimpinan Manajemen semakin baiklah mutu kepemimpinannya, dalam arti makin baiklah suasana kerja yang kondusif untuk terciptanya mutu, dan makin kuatlah dorongan yang diberikan kepada orang-orang dalam orga- nisasinya untuk meningkatkan mutu kinerjanya. Kesepuluh hal tersebut perlu dihayati dan di-praktekkan oleh semua pimpinan , dari yang tertinggi sampai yang terrendah, sehingga akhirnya akan menjelma menjadi pola tindak yang normatif dari semua unsur pimpinan. 2.3 Manajemen Kuda Mati Manajemen kuda mati yaitu setiap kegagalan yang diterima oleh suatu organisasi pasti kesalahan tersebut akan ditujukan ke bawahannya. Pimpinan menganggap selalu benar vi



meskipun salah. Banyak contoh di Indonesia yang bisa digolongkan sebagai kuda mati. Secara umum, pemerintah sering melakukan rotasi atau istilahnya mutasi pegawai, tetapi masalah di dalam pemerintaha tidak kunjung bisa diminimalisir apalagi diseleseikan. Malah lebih menimbulkan banyak persoalan yang tidak bisa dijawab. Manajemen kuda mati yang sering diterapkan di Indonesia menjadi budaya yang sangat buruk bagi keberlangsungan negara ini. Pemimpin yang selalu melempar permasalahan kepada orang lain atau ke rakyat adalah salah satu contoh dari manajemen kuda mati. Pemimpin seperti itu tidak boleh memimpin negeri ini. Negeri ini butuh pemimpin yang memiliki kemampuan manajerial yang luar biasa, supaya sumber daya baik SDA dan SDM bisa dimanfaatkan untuk hajat semua orang, bukan sekelompok orang. Mencambuk kuda lebih keras dan bertubi-tubi agar ia mau berlari”. Kalau ada kegagalan, pengendalian lebih ditingkatkan, dan orang-orang barsalah kian dihukum sebagai “kambing hitam”. Membentuk panitia khusus untuk mempelajari masalah dan “menemukan cara yang benar menunggang kuda mati”. Mengadakan studi banding untuk mengetahui “bagaimana orang lain menunggang kuda mati” di lain tempat. Merekrut penunggang baru” yang diduga lebih ahli “menunggang kuda mati”. Dari sini dapat disimpulkan bahwa, jika organisasi tidak berjalan seperti yang diharapkan, sebabnya mungkin terletak pada pimpinan organisasi dan sistem organisasi yang diterapkannya, bukan pada peraturan dan para anggota organisasi.



vii



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Pemimpin Manajemen selalu bertindak proaktif yang bersifat preventif dan an-tisipatif. Pemimpin Manajemen tidak hanya bertindak reaktif yang mulai mengambil tindakan bila sudah terjadi masalah. Pimpinan yang proaktif selalu bertindak untuk mencegah munculnya masa-lah dan kesulitan di masa yang akan datang. Untuk menerapkan Manajemen dalam suatu organisasi diperlukan adanya kepemimpinan yang ciri-cirinya berbeda dengan kepemimpinan yang tidak untuk meraih mutu. Manajemen diterapkan dalam organisasi yang melihat tugas organisasinya tidak sekedar melaksanakan tugas rutin, yang sama saja dari hari ke hari berikutnya 3.2 Saran Seorang



pemimpin



adalah



seseorang



yang



aktif



membuat



rencana-rencana,



mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Maka untuk menjadi seorang pemimpin haruslah mempunyai pengetahuan dan jiwa pemimpin. Seharusnya Pemimpin Manajemen tidak berusaha memusatkan kepemimpinan pada dirinya, tetapi akan menyebarkan kepemimpinan itu pada orang-orang lain, dan hanya menyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang pimpinan. Diharapkan dimasa depan sudah tidak ada pemimpin yang menggunakan prinsip “Manajemen Kuda Mati” karena merugikan orang lain dan juga organisasi itu sendiri. Selain itu, juga untuk memajukan organisasi yang dilakukan. viii



DAFTAR PUSTAKA



fao. (2010). No Title39–37 ,)4(66 ,‫ עלון הנוטע‬.‫ תמונת מצב‬:‫ענף הקיווי‬. Hamsinah, Sjahrudin, H., & Gani, M. (2014). Jurnal organisasi dan manajemen. Jurnal Organisasi



Dan



Manajemen,



10(1),



62–76.



https://www.google.com/url?



sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ved=2ahUKEwiQocbXydDlAhXDfn0KHbz7 DVcQFjAEegQIAhAC&url=https%3A%2F%2Fosf.io %2F5nb96%2Fdownload&usg=AOvVaw0mdkCKQmH2jZTjQBDiAbgG Husaini, H., & Fitria, H. (2019). Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga Pendidikan Islam. JMKSP



(Jurnal



Manajemen,



Kepemimpinan,



Dan



Supervisi



Pendidikan),



4(1).



https://doi.org/10.31851/JMKSP.V4I1.2474 Wibowo, S. (2009). Pengantar Manajemen: Bisnis Introduction To Business Management. 1– 215.



https://cnx.org/exports/8f5bce7f-81b7-415c-babb-



[email protected]/introduction-to-business-management-and-ethics-1.1.pdf Kepemimpinan. (https://books.google.co.id/books? id=lOmZNTTmPi8C&printsec=frontcover&dq=textbook+tentang+pemimpin&hl=id&sa=X&ve d=0ahUKEwiG6u2a7rnoAhWabysKHcpHBz0Q6AEIMDAB#v=onepage&q&f=false pada 27 Maret 2020)



ix



diakses