Makalah Keperawatan Gerontik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KELOMPOK KHUSUS LANSIA



Tingkat 3 Reguler 1 Disusun Oleh: Renda Denata Dwi Yunika Lestari Laila Abidah



1814401048 1814401049 1814401050



POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2020/2021



i



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia yang Allah berikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka pembelajaran mata kuliah Keperawatan Gerontik. Dalam penyusunan makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengumpulkan kajian pustaka yang diperlukan dalam penyusunan makalah ini. Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan serta kelemahan dalam menyusun makalah ini karena ilmu pengetahuan yang kami miliki belum maksimal. Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman kita, sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu kami untuk lebih baik lagi.



Bandar lampung, Rabu 5 agustus 2020



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...........................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................1 B. Rumusan masalah.....................................................................2 C. Tujuan ......................................................................................2 BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi ...................................................................................3 B. Tugas perkembangan lansia..................................................... 9 C. Permasalahan yang timbul pada lansia....................................10 D. Sikap perawat terhadap lansia.................................................12 BAB III PROSES KEPERAWATAN A.Pengkajian................................................................................14 B.Analisa data..............................................................................16 DAFTAR PUSTAKA



iii



Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia BAB I PENDAHULUAN



A.



LATARBELAKANG Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atautidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuhmanusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.  Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupanseharihari. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalahkesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat darisegi – segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit “ atau kesehatantersebut. Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007). Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan social, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhanguna meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat



1



B.



RUMUSANMASALAH



1.



Apa pengertian darilansia?



2.



Perubahan apa saja yang terjadi padalansia?



3.



Permasalahan apa yang timbul padalansia?



4.



Bagaimana peran perawat terhadaplansia?



C.



TUJUAN



a)



Tujuanumum Agar mahasiswa /mahasiswi keperawatan Universitas Jenderal Soedirman memperoleh informasi dan gambaran tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Kelompok Khusus Lansia.



b) Tujuan khusus 1)



Mampu menjelaskan konsep teori tentang kelompok khususlansia.



2)



Mampu melaksanakan pengkajian pada kelompok khusus lansia dengan masalah yangada.



3)



Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas kelompok khususlansia.



4)



Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus lansia.



5)



Mampu menerapkan rencana keperawatan pada asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khususlansia.



D. Manfaat Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1.



Lansia dan MasyarakatUmum Memberikan gambaran kesehatan guna meningkatkan status kesehatan lansia di komunitas.



2.



Mahasiswa /Penyusun Menambah pengetahuan dan mampu membuat serta memberikan asuhan keperawatan lansia sehingga nantinya diharapkan mampu mengembangkan asuhan keperawatan terhadap lansia dimasa mendatang.



2



BAB II TINJAUAN TEORI



A.



Definisi Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65 dan 75 tahun.Jumlahkelompokusiainimeningkatdrasticdanahlidemografimemperhitungkan  peningkatan populasi lansia sehat terus menigkat sampai abad selanjutnya (Potter & Perry, 2005). Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan  batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial. Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat (Ismayadi,2004). Menurut Constantinidies menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan –  lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan fungsi formalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi danmemperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut organisasi dunia (WHO) lanjut usia meliputi usia pertengahan (middleage) adalah kelompok usia 45-59 tahun, Usia lanjut (elderly) adalah kelompok usia 60-74 tahun, Usia lanjut (old) adalah kelompok usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) adalah kelompok usia diatas 90 tahun. Asuhan keperawatan lansia mengahadapi tantangan khusus karena perbedaan fisiologis, kognitif, dan kesehatan psikososial. Lansia bervariasi pada tingkat kemampuan fungsional. Mayoritas merupakan anggota komunitas yang aktif, terlibat, dan produktif. Hanya sedikit yang telah kehilangan kemampuan untuk merawat diri sendiri, bingung atau merusak diri, dan tidak mampu mebuat keputusan yang berkaitan dengan kebutuhanmereka.



3



a) Kebutuhan hidup orang lanjut usia Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan hidup orang lanjut usia antara lain kebutuhan akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perumahanyangsehatdankondisirumahyangtentramdanaman,kebutuhan-kebutuhansosialsepertibersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia, sehingga mereka mempunyai teman yangdapat diajak berkomunikasi, membagi pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan yang baik. Kebutuhan tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri. Kebutuhan tersebut sejalan dengan pendapat Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia meliputi (1) Kebutuhan fisik (  physiological needs) adalah kebutuhan fisikataubiologis seperti pangan, sandang, papan, seks dan sebagainya. (2) Kebutuhan ketentraman ( safetyneeds)adalahkebutuhanakanrasakeamanandanketentraman,baiklahiriahmaupunbatiniah seperti kebutuhan akan jaminan hari tua, kebebasan, kemandirian dan sebagainya (3) Kebutuhan sosial ( social needs) adalah kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkomunikasi dengan manusia lain melalui paguyuban, organisasi profesi, kesenian, olah raga, kesamaan hobby dan sebagainya (4) Kebutuhan harga diri (esteem needs) adalah kebutuhan akan harga diri untuk diakui akan keberadaannya, dan (5) Kebutuhan aktualisasi diri ( self actualizationneeds) adalah kebutuhan untuk mengungkapkan kemampuan fisik, rohani maupun daya pikirberdasar pengalamannya masing-masing, bersemangat untuk hidup, dan berperan dalam kehidupan. Sejak awal kehidupan sampai berusia lanjut setiap orang memiliki kebutuhanpsikologis dasar (Setiati,2000). Kebutuhan tersebut diantaranya orang lanjut usia membutuhkan rasa nyaman bagi dirinya sendiri, serta rasa nyaman terhadap lingkungan yang ada. a) Teori – teori ProsesMenua Sebenarnya secara individual 1.



Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usiaberbeda



2.



Masing – masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yangberbeda



3.



Tidak ada satu faktorpun ditemukan untuk mencegah prosesmenua



4



Ada beberapa teori tentang proses penuaan, antara lain: 1.



Teori GeneticClock 



Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies tertentu . Setiap spesies mempunyai di dalam



nukleinya



suatu



jam



genetik



yang



telah



di



putar



menurut



suatureplikasitertentu.Jaminiakanmenghitungmitosisdanmenghentikanreplikasiselbilatidak berputar.



Jadi



menurut konsep ini jika jam ini berhenti, kita akan mati meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit



terminal.



Konsep







genetic



clock”



olehkenyatanbahwainicaramenerangkanmengapapadabeberapaspesiesterlihatadanyaperbedaan



didukung harapan



hidup



yang nyata. 2. Teori Mutasi Genetik (somatic mutatie theori) Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul- molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. 3. Teori “ pemakaian dan rusak“ Kelebihanusahadanstresmenyebabkanse –s eltubuhlelahterbakar. 4. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut “ teori akumulasidari produk sisa”. 5. Peningkatan jumlah kolagen dalamjaringan. 6. Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangangizi. 7. Reaksi dari kekebaian sendiri ( auto immunnetheori) Didalam metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga tubuh menjadi lemah dan sakit. 8.



“ Teori imonologi sawvirus”



Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuhdapat menyebabkan kerusakan organ tubuh. 9. Teori stres menua akibat terjadi hilangnya sel – sel yang bisa digunakan tubuh.Regenerasi  jaringan tidak dapat mempertahankan kesetabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah terpakai. 10. Teori radikalbebas Radikal bebas dapat dibentuk dialam bebas, tidak stabil radikal bebas ( kelompok atom ) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan  –  bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel –s el tidak dapat regenerasi. 11. Teori rantaisilang Sel  –  sel yang tua dan usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya  jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.



5



8. Theoriprogram Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah yang membelah setelah sel- sel mati.



b) Perubahan – perubahanyangterjadipadaLanjutUsia Perubahan – perubahan fisik  1. Sel a. Lebih sedikit jumlahnya  b. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan kurangnya cairan intramuskuler c. Menurunnya porposi protein di otak, otot,ginjal, darah dan hati d. Terganggunya mekanisme perbaikan sel e. Otak menjadi atropis beratnya berkurang 5-10% 2. Sistem pernafasan a. Cepat menurunnya persarafan  b. Lambannya dalam respon dan waktu untuk bereaksi khususnya dengan stres. c. Mengecilnya saraf panca indra: berkurangnya penglihatan, hilangnya



pendengaran, mengecilnya saraf



penciuman danrasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadapdingin. d. Kurangnya sensitif pada sentuhan 3. Sistem Pendengaran a. Prebiakusis ( gangguan dalam pendengaran ), hilangnya kemampuan atau daya pendengaran  pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi dan atau nada – nada tinggi, suara yangtidak  jelas, sulit mengerti kata, 50% terjadi pada usia diatas 65 tahun.  b. Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis c. Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkanya kreatin d. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stres 4. Sistem penglihatan a. Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadapsinar   b. Kornea lebih berbentuk sferis atau bola, lensa lebih suram atau kekeruhan pada lensa menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan c.



Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi lebih lambat, dan susah melihat dalam cahayagelap



d.



Hilangnya daya akomodasi, menurunya lapang pandang, menurunnyamembedakan warna  biru atau hijau. 5. Sistemkardiovaskuler 



6



a. Elastisitas dinding vaskuler menurun,katup jantung menebal dan menjadikaku.  b. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, menyebabkan kontraksi dan volumenya. c.



Kehilangan elestisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,perubahan posisi dari tidur ke duduk, atau dari duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak).



d.



Tekanan darah meningkat diakibatkan meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer, sistolik normal kurang lebih 170 mmHg, diastolik normal kurang lebih 90mmHg 6. Sistem pengaturan temperaturtubuh Pada pengaturan tuhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai termostat, yaitu menetapkan suhu teratur, kemunduran terjadi akibat berbagai faktor yang mempengaruhinya yang sering ditemui antaralain:



a. Temperatur tubuh menurun atau hipotermi secara fisiologis kurang lebih 35 derajat celcius ini akibat metabolismemenurun.  b. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot. 7. Sistem Respirasi a. Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya aktifitas silia  b. Paru–paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman bernafasmenurun. c. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnyaberkurang d. Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, karbodioksida pada arteri tidakberganti e. Kemampuan untuk batukberkurang f. Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiringdengan  pertambahan usia.



8. Sistem gastrointestinal a. Kehilangan gigi penyebab utama adanya periondontal disease  b. Indra pengecap menurun dan esofagus melebar  c. Lambung : rasa lapar menurun asam lambung menurun, waktu mengosongkanmenurun d. Peristaltik lemah dan biasanya timbulkonstipasi e. Liver : makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya alirandarah f. Menciutnya ovari danuterus g. Atropipayudara



7



h. Pada laki – laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsur – angsur. i. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70tahun j. Selaut lendir menurun 9. SistemGenitourinaria Ginjal: mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%



fungsi



tubulusberkurang. a.Vesika urinaria : otot –  otot menjadi lemah, kapasitas menurun sampai 200ml, atau dapat menyebabkan buang air kecil meningkat, vasikaurinaria susah dikosongkan sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin.  b. Pembesaran prostat kurang lebih 75 % dialami oleh pria diatas 65 % tahun c. Atrofivulva 10. SistemEndokrin a. Produksi dari hampir semua hormon menurun.  b. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidakberubah. c. Pitutari: pertumbuhan hormon ada terapi lebih rendah dan hanya didalam pembuluh darah,berkurangnya produksi dari ACT,TSH,FSH danLH. d. Menurunnya aktifitas tiroid menurunnya BMR dan daya pertukaranzat e. Menurunnya produksialdosteron f. Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, estrogen dantestosteron 11. Sistemkulit a.Kulit keriput ataumengkerut  b.Permukaan kulit kasar danbersisik  c. Menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulitmenurun. d. Kulit kepala dan rambut menipis berwarnakelabu. e. Rambut dan hidung dan telingamenebal. f. Berkurangnya elastisitas kulit akibat dari menurunnya cairan danvaskularitas g. Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kukukaki tumbuh secaraberlebihan, kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya h. Kelenjar keringat berkurang jumlah danfungsinya. 12. Sistemmuskoloskeletal a.Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh



8



 b.Kiposis, pinggang lutut dan jari –  jari pergelangan terbatas geraknya. c.Discus intervertebralis menipis dan menjadipendek. d. Persendian membesar dan kaku e. Tendon mengerut dan mengalamisklerosis f. Atropi serabut otot, sehingga gerak menjadi lambat, otot kram dantremor. B. Tugas PerkembanganLansia Peck mengonseptualisasikan tiga tugas yang berisi pengaruh dari hasil konflik antara  perbedaan integritas dan keputusasaan. 



 Perbedaan ego versus preokupasi peran kerja. Tugas ini membutuhkan pergeseran sistemnilai seseorang, yang memungkinkan lansia untuk mengevaluasi ulang mendefinisikankembali pekerjaan mereka. Penilaian ulang ini mengrahkan lansia untuk mengganti peran



yang sudah hilang dengan peran dan aktivitas baru.



Selanjutnya, lansia mampu menemukancara-cara baru memandang diri mereka sendiri sebagai orangtua danokupasi. 



 Body transcendence versus preokupasi tubuh. Sebagian besar lansia mengalamibeberapa  penurunan fisik. Untuk beberapa orang, kesenangan dan kenyamanan berarti kesejahteraan fisik. Orangorang



tersebut



mungkin



mengalami



kesulitan



terbesar



dalam



mengabaiakan



statusfisikmereka.Oranglainmemilikikemampuanuntukterlibatdalamkesenangan  psikologi dan aktivitas sosial sekalipun mereka mengalami perubahan dan ketidaknyamanan fisik. Peck mengemukakan bahwa dalam sistem nilai mereka, ”sumber -sumber kesenangan sosial dan mental dan rasa menghormati diri sendiri mengabaikan kenyamanan fisik semata.” 



Transendensi ego versus preokupasi ego. Peck mengemukakan bahwa cara paling konstruktif untuk hidup di tahun-tahun terakhir dapat didefinisikan dengan : ”hidup secara dermawan dan tidak egois yang merupakan prospek dari kematian personal- the night of the ego, yang bisa disebut-paras dan perasaan kurang penting dibanding pengetahuan yang telah diperoleh seseorang untuk masa depan yang lebih luas dan lebih panjang daripada yang dapat dicakup oleh ego seseorang.” manusia menyelesaikan hal ini melalui warisan mereka, anak - anak mereka, kontribusi mereka pada masyarakat, dan persahabatan mereka. Mereka ”ingin membuat hidup lebih aman, lebih bermakna, atau lebih bahagia bagi orang-orang yang



meneruskan



hidup



setelah



umur cenderunglebih khawatir tentang



kematian.” apa



yang



Untuk mereka



mengklarifikasi, lakukan



daripada



”individu



yang



panjang



tentang



siapa



mereka



sebenarnya, mereka hidup di luar diri mereka sendiri daripada kepribadian mereka sendiri secaraegosentris



9



C. PermasalahanyangtimbulPadaLansia Berikut ini kita bicarakan masalah kesehatan lansia. 1. Permasalah Umum a.



Bersarnya jumlah penduduk lansia dan tingginya prosentase kenaikan lansia memerlukan upaya peningkatan



kualitas



pelayanan



dan



pembinaan



kesehatan



bagi



lanjut



usia.



JumlahpendudukIndonesiapadatahun2000akanmeningkatmenjadi209.535.49.jiwadan  jumlah lansianya 15.262.199., berarti 7.28% (Anwar,1994 ). Menurut Kinsilla dan Taeuber ( 1993) peningkatan penduduk lansia dalam waktu 1990-2000 sebesar 41% dan merupakan yang tertinggi didunia ( Darmojo,1999:1).  b. Jumlah lansia miskin makin banyak  c. Nilai perkerabatan melemah, tatanan masyarakat makinindividualistik  d. Rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga profesional yang melayanilansia e. Terbatasnya sarana dan fasilitas pelayanan bagilansia f. Adanya dampak pembangunan yang merugikan seperti urbanisasi dan popuilasi pada kehidupan dan penghidupanlansia. 2. Permasalahan Khusus a. Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia Perubahan normal ( alami ) tidak dihindari cepat dan lambatnya perubahan dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, sosial, ekonomi dan medik. Perubahan akan terlihat pada jaringan organ tubuh seperti: kulit menjadi kering dan keriput, rambut beruban dan rontok, penglihatan menurun sebagian dan menyeluruh, pendengaran juga berkurang, daya penciuman  berkurang,tinggi



badan



menyusut



karena



proses



ostoporosis



yang



berakibat



badan



bungkuk,



tulangkeroposmasanyaberkurang,kekuatanberkurangdanmudahpatah,elastisitasjaringan  paru berkurang, nafas menjadi pendek, terjadi pengurangan fungsi organ di dalam perut, dinding pembuluh darah menebal dan terjadi peningkatan tekanan darah, otot bekerja tidak efisien, terjadi penurunan fungsi organ reproduksi terutama ditemukan pada wanita, otak menyusut dan reaksi menjadi lambat terutama pada pria dan sexsualitas tidak selalumenurun  b. Terjadi perubahan abnormal pada fisik lansia Perubahan fisik pada lansia dapat diperbaiki dan dapat dihilangkan melalui nasehat atau tindakan medik. Perubahan yang terjadi misalnya: katarak, kelainan sendi, kelainan prostat daninkotenensia



10



11



D. Sikap perawat terhadaplansia Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan  pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank keluarganya dalam berbagai tatanan



pelayanan.



Peran



lanjut



perawat



tersebut



independen



dan



kolaburasi



dengan



tenaga



kesehatanprofesional. Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan, malaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjuy usia, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian yang bermartabat. Perawat gerontologidalam  prakteknya menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi , penelitian dan administrasi. Penting bagi perawat untuk mengkaji sikapnya pada penuaan karena sikap tersebut mempengaruhi asuhan keperawatan. Untuk memberi asuhan yang efektif, perawat harus menciptakan sikap positif terhadap



lansia.



Sikap



negatif



dapat



mengakibatkan



penurunan



rasa



nyaman,adekuat,dankesejahteraanklien.Lebihjauhlagi,sikaptersebutdapatmenyebabkan  penurunan kualitas asuhan. Klien dalam fasilitas perawatan jangka panjang memberi tantangan khusus bagi perawat. Klien ini sering kali memandang diri sendiri sebagai  pecundang,



dan



mungkin



masyarakat



juga



memandang



mereka



seperti



itu.



Perawat



dapat



meningkatkankemandiriandanhargadiriklienyangmerasabahwahiduptidaklagi  berharga. Perawatharusmenjelaskansikappribadidannilaitentanglansiauntukmemberikan  perawatan paling efektif. Usia, pendidikan, pengalaman kerja, dan lembaga pekerjaanseorang perawat mempengaruhi stereotip. Pengalaman pribadi dengan lansia sebagai anggota keluarga dapat juga mempengaruhi



sikap.



Karena



lansia



menjadi



lebih



lazim



dalam



kesehatan,makapentingsekalibagiperawatuntukmengembangkanpendekatanasuhanyang  positif bagi klien lansia. 



Pendekatan perawatan lanjut usia a. Pendekatanfisik  Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu :



-



Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa bantuan oranglain.



12



pelayanan



-



Klienlanjutusiayangpasifatautidakdapatbangunyangmengalamikelumpuhanatausakit.  b. Pendekatan psikis Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.



c. Pendekatan sosial Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya perawatan dalam  pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan sesama klien lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi mereka.



13



BAB III PROSES KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian multidimensional meliputi kesehatan mental dan fisik, fungsi tubuh, dan situasi social. Pengkajian yang difokuskan pada pengkajian unutk etiologi fisiologis,  psikologis, dan lingkungan dari kondisi gangguan mental pada lanjut usia yag dirawat (Kushariyadi, 2010). Menurut Anderson E dan McFarlene, dalam model asuhan keperawatan pengkajian secara umum meliputi inti komunitas yaitu penduduk serta delapan subsistem yang mempengaruhinya. Inti komunitas, perlu dikaji tentang pendidikan, pekerjaan, agama, keyakinan/nilai yang dianut serta data-data tentang subsistem sebagai berikut:.



1.



Data inti



a. Demografi, Karekteristik Umur Dan Sex, VitalStatistik  Data demograf kelompok atau komunitas yang terdiri : jumlah penduduk lansia dalam wilayah, umur, pendidikan, jenis kelamin, vital stastistik, pekerjaan, agama, nilai  –  nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas yang dapat dicontohkan sebagai  berikut : Jumlahpenduduk



 penduduk



: 987 jiwa



a)Laki – laki



: 523jiwa



 b)Perempuan



: 464jiwa



: Para penduduk mayoritas berpendidikan hingga lulus SLTA dan beberapadiantaranya  perguruan tinggi. SukuBangsa



perkawinan



: SukuJawa



: Menikah dan kebanyakan penduduk di komunitas tersebut adalah janda (lansia) karena kebanyakan pasangannyameninggal.



kepercayaan : Nilai dan norma para masyarakat masih mengenal nilai kesopanan, gotong royong dan kerukunan antar warganya. Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang masih terus berjalan. Seperti: kerja bakti, arisan, dantakziyah.Mayoritas beragama Islam dan beberapa diantaranya beragama nasrani Datasubsistem a.



Lingkunganfisik 



14



2. Data subsistem a. Lingkungan fisik 1) Kualitas udara Keadaan udara di daerah tempat tinggal lansia beriklim sejuk atau panas, apakah terdapat  polusi udara yang dapat mengganggu pernafasan warga atau tidak. 2) Kualitasair  Sumber air yang digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, keadaan saluran air disekitarrumah. 3) Tingkatkebisingannya Adanyasumbersuara/bisingyangdapatmengganggukeadaanlansia,contohnyaseperti  pabrik. 4) Jarak antar rumah/kepadatan Jarak antar rumah satu dengan yang lainnya, apakah saling berdempetan. a. Pendidikan Riwayat pendidikan, pendidikan terakhir dan juga apakah ada sarana pendidikan yang dapatdigunakan untuk meningkatkan pengetahuan warga. b. Keamanan dantransportasi Keadaan penjagaan lingkungan sekitar seperti adanya siskamling, satpam atau polisi. Apakah dari keamaan tersebut menimbulkan stress atau tidak. Sarana transportasi yang digunakan warga untuk mobilisasi sehari menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. c. Politik danpemerintahan Kebijakan yang ada didaerah tersebut apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan. d. Pelayanansocialdankesehatan Tersedianya tempat pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan) untuk melakukandeteksi dini gangguan atau merawat atau memantau



apabila



gangguan



sudah terjadi serta karakteristik



pemakaian fasilitas pelayanankesehatan.



e. Komunikasi Saranakomunikasiapasajayangdapatdimanfaatkandikomunitastersebutuntuksaling  berkomunikasi antar warga atau untuk mendapatkan informasi dari luar misalnya televisi,radio, koran, atau leaflet yang diberikan kepadakomunitas. f.



Ekonomi Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan, masih bekerja atau tidak, bagaimana dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.



g. Rekreasi



15



Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangistress.



B. Analisisdata a.



Diagnosakeperawatan Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan diagnosakeperawatan komunitas yang terdiri dari :  Masalah( Problem) Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.







Penyebab( Etiologi) Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, lingkungan fisik dan  biologis, psikologis dan sosial serta interaksi perilaku dengan lingkungan.







Tanda dan Gejala (Sign andSympton) Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian petunjuk timbulnya masalah.



 No. 1



Data



Problem



Ds: -



Etiologi



Diabetespadalansia Kader



Kebiasaan



posyandu



hidup



lansia



yang



tidak 



Terkontrol



mengatakan 35% lansia menderita



diabetes



namun



jarang



memeriksakan kondisinya. Do: Lansia menkonsumsi makanan dengan tidak terkontroldan hanya  berada di rumah setiap harinya 2



DS:



Bidan



mengatakan



desa lansia



Hipertensi



 posyandu lansia



 banyak yangmenderita hipertensi dan lansia malas



Ketidakpatuhan lansia dalammengikuti



 



mengikuti



 bintik merah.



 posyandu lansia yang diselengarakan



setiap



 bulannya. 3. Ds: Tubuh terliha tbintik



Banyak warga yang mengeluh



-



gatal-gatal 16



kesehatan



Resiko



kerusakan integritaskulit



Diagnosa



Perubahan status



:



1.



Diabetes berhubungan dengan kebiasaan hidup lansia yang tidakterkontrol.



2.



Hipertensi berhubungan dengan ketidakpatuhan lansia dalam mengikuti posyandulansia.



3.



Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan statuskesehatan. b. KriteriaPenapisan



Dx. Kep



Kriteriapenapisan 1



2



3



4



5











8



9



10



11



12



13



Dx. 1



4



4



4



4



4



3



3



4



3



3



3



3



42



Dx. 2



4



3



4



4



3



3



2



4



3



3



3



4



40



Dx.3



4



3



3



4



3



4



Keterangan : 1.



Sesuai degan peran perawatkomunitas.



2.



Jumlah yangberesiko



3.



Besarnyaresiko



4.



Kemungkinan untuk pendidikankesehatan



5.



Minatmasyarakat



6.



Kemungkinan untukdiatasi



7.



Sesuai programpemerintah



17



2



3



3



3



3



4



39



8.



Sumber dayatempat



9.



Sumber dayawaktu



10.



Sumber dayadana



11.



Sumber dayaperalatan



12.



Sumber dayamanusia Skor : 1 = sangat rendah 2 = rendah 3 = cukup 4 = tinggi 5 = sangat tinggi Jumlah skor 121



c. RencanaTindakan Diagnosa Diabetes



Tujuanjangkapendek



berhubungan



Setelah



Tujuan jangkapanjang



dilakukan



dengan kebiasaan hidup lansia tindakan keperawatan selama yang terkontrol dengan



35



tidak  minggu,



%



diharapkan:



menderitadiabetes



dilakukan



tindakan keperawatan selama



4



ditandai lansia



Setelah



8



komunitas



angka



Lansia mampu mengontrol makanan



sehari



harinya melakukan



sedikitaktivitas. Lansiarutin setiap  bulannya



menghadiri posyandu



yang diadakan.



18



lansia



diharapkan



diabetes (kadar 



glukosa) asupan



dandapat



kegiatan



komunitas



minggu,



dapatmenur



pada



lansia



DAFTAR PUSTAKA



, Lynn. & Slevin, Oliver. (2006). Teori & Praktik Keperawatan Pendekatan Integral pada Asuhan Pasien . Jakarta : EGC i. (2004).  Asuhan Keperawatan Dengan Reumatik (Artritis Treumatoid) Pada Lansia . Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas SumateraUtara



yadi. (2008).  Asuhan Keperawatan Klien Lanjut Usia dengan Demensia pada Home Care . Universita Muhammadiyah Malang



yadi. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta : Salemba Medika  Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik Edisi kedua. Jakarta: EGC Patricia. A. & Anne Griffin Perry.(2005).  Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan  Praktik.  Jakarta: EGC Riyadi. Sugeng (2007), Keperawatan Kesehatan Masyarakat, retieved may 12nd Mickey. & Beare, Patricia Gauntlett. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi kedua. Jakarta :EGC



19