MAKALAH Ketidakberdayaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA I ‘ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKBERDAYAAN’’



DISUSUN OLEH :



KELOMPOK 1 AHMAD MUTASAR



16.IK.



DWITI HIKMAH SARI



16.IK.466



FAISAL AMIN



16.IK.



RAHMAT MAULIDA



16.IK.



RISMA



16.IK.



TRI SUHERTANTO



16.IK



YUNITA



16.IK



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS SARI MULIA BANJARMASIN 2018



KATA PENGANTAR



DAFTAR ISI



BAB. 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan sistem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Akan tetapi, kondisi kehidupan di era modern seperti saat ini semakin kompleks. Proses modernisasi sangat cepat berkembang pada masyarakat, terutama di kota-kota atau negara yang sedang berkembang, seperti halnya di Indonesia, tentunya dari proses moderenisasi ini akan memiliki dampak positif dan negatif. Akibatnya akan meningkatkan beban terutama pada psikologis, sosio cultural, maupun ekonomi seseorang. Peningkatan beban psikologis yang menjadi salah satu prevelensi peningkatan masalah kesehatan mental pada masyarakat akibat modernisasi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan rata-rata nasional gangguan mental emosional yang dimulai dengan perasaan cemas dan depresi adalah 11.6% atau sekitar 19 juta penduduk dan itu terjadi pada penduduk mulai usia 15 tahun. Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikologik maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik. Masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang mempunyai pengaruh timbal balik, sebagai akibat terjadinya perubahan sosial dan atau gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa. Beberapa



gangguan



psikososial



adalah



ketidakberdayaan,



dan



keputusasaan. Gangguan ini dapat membuat seseorang tidak dapat menjalankan aktivitasnya secara normal. Gangguan psikososial harus segera mendapatkan penanganan yang tepat, karena jika gangguan psikososial berlangsung lama maka akan terjadi masalah gangguan jiwa yang berat dan dapat berujung pada kematian. Oleh karena itu, diperlukan perawatan secara medis maupun asuhan keperawatan agar kasus gannguan psikososial dapat menurun.



1.2 Tujuan Tujuan disusunnya makalah ini adalah agar dapat: 1.2.1



Memahami tentang contoh kasus, pengertian, psikopatologi atau psikodinamika ketidakberdayaan dan keputusasaan.



1.2.2



Memahami diagnosa medis dan diagnosa keperawatan dengan pasien ketidakberdayaan dan keputusasaan serta cara penatalaksanaan secara medis maupun keperawatan



BAB. 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Ketidakberdayaan adalah persepsi atau tanggapan klien bahwa perilaku atau tindakan yang sudah dilakukannya tidak akan membawa hasil yang diharapkan atau tidak akan membawa perubahan hasil seperti yang diharapkan, sehingga klien sulit mengendalikan situasi yang terjadi atau mengendalikan situasi yang akan terjadi (NANDA, 2011). Menurut Nanda (2015-2017) Ketidakberdayaan memiliki definisi persepsi bahwa tindakan seseorang secara signifikan tidak akan mempengaruhi hasil; persepsi kurang kendali terhadap situasi saat ini atau situasi yang akan terjadi. Menurut Wilkinson (2007) ketidakberdayaan merupakan persepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan mempengaruhi hasil secara bermakna, kurang penggendalian yang dirasakan terhadap situasi terakhir atau yang baru saja terjadi. Menurut Carpenito-Moyet (2007) ketidakberdayaan merupakan keadaan ketika seseorang individu atau kelompok merasa kurang kontrol terhadap kejadian atau situasi tertentu. Stephenson (1979) dalam Carpenito (2009) menggambarkan dua jenis ketidak-berdayaan, yaitu; a. Ketidakberdayaan situasional Ketidakberdayaan yang muncul pada sebuah peristiwa spesifik dan mungkin berlangsung singkat. b. Ketidakberdayaan dasar (trait powerlessness) Ketidakberdayaan yang bersifat menyebar, mempengaruhi pandangan, tujuan, gaya hidup, dan hubungan. Jadi kesimpulannya, Ketidakberdayaan merupakan persepsi individu bahwa segala tindakannya tidak akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan.



2.2 Rentang Respon Respon Maladaftif



Respon adaftif



Harapan



Kesempatan



Ketidakpastian



Bahaya



Tidak Bedaya



Putus Asa



a. Harapan Harapan akan mempngaruhi respons psikologis terhadap penyakit fisik. Kurangnya harapan dapat meningkatkan stres dan berakhir dengan penggunaan mekanisme koping yang tidak adekuat. Pada beberapa kasus, koping yang tidak adekuat dapat menimbulkan masalah kesehatan jiwa. b. Ketidakpastian Ketidakpastian adalah suatu keadaan dimana individu tidak mampu



memahami



mempengaruhi



kejadian



kemmapuan



yang individu



terjadi.



Hal



mengkaji



ini



situasi



akan dan



memperkirakan upaya yang akan dilakukan. Ketidakpastian menjadi berbahaya jika disertai rasa pesimis dan putus asa. c. Putus asa Putus asa ditandai dengan perilaku pasif, perasaan sedih dan harapan hampa, kondisi ini dapat membawa klien dalam upaya bunuh diri. (Stuart, G, W. 2007)



2.3 Proses Terjadinya Masalah Biologi : -



Genetik Status nutrisi Paparan racun



Psikologis :



Sosial budaya :



- Intelegensia - Keterampilan verbal - Moral kepribadian



- Umur dan jenis kelamin - Pendidikan - Latar belakang budaya



FAKTOR PREDISPOSISI KETIDAKBERDAYAAN



Nature : - Biologis - Psikologis - Sosiokultural



Origin : Internal atau eksternal individu



Timing : Kapan terjadinya, berapa lama individu terpapar stressor, dan berapa sering mengalami stressor



Kognitif:



Afektif:



Fisiologis:



- Kurang konsentrasi - Pelupa - Pesimis



- Sedih dan gelisah - Rasa tidak berharga - Kesepian



- Lelah dan pusing - Lemas dan lesu - Anoreksia



Number : Stresor akan sulit diatasi apabila beberapa stressor yang terjadi secara bersamaan.



Perilaku: - Mudah menangis - Perawatan diri kurang - Menolak makan



TANDA DAN GEJALA



Personal Abillity: - Kemampuan personal



Social Support:



Material Assets:



- Dukungan keluarga dan lingkungan



- Ekonomi (status keuangan)



Positive beliefs: - Keyakinan yang positif



SUMBER KOPING



Kontruksif



Destruktif MEKANISME KOPING



LANJUTAN MEKANISME KOPING



Respon Adaptif



Respon Maladaptif



(Stuart, G, W. 2007) 2.4 Tanda dan Gejala Tanda dan gejala (batasan karakteristik) (Townsend, 1998): a. Ekspresi verbal dari tidak adanya kontrol atau pengaruh atau situasi, hasil atau perawatan diri. b. Tidak berpartisipasi dalam perawatan atau pengambilan keputusan saat kesempatan diberikan. c. Mengekspresikan keragu-raguan yang berkenaan dengan pelaksanaan peran. d. Segan mengekspresikan perasaan sebenarnya, takut diasingkan dari pengasuh. e. Apatis dan pasif f. Ketergantungan



pada



orang lain



yang



dapat menghasilkan



lekas tersinggung, kebencian, marah, dan rasa bersalah. Tingkatan



Batasan karakteristik



Ringan



 Mengekspresikan mengenai tingkat energi yang fluktuatif dan tidak menentu  Pasif



Sedang



 Tidak ada partisipasi dalam perawatan atau membuat keputusan ketika ada kesempatan  Benci, marah, merasa bersalah enggan dalam mengekspresikan yang benar  Pasif



 Tergantung pada orang lain dapat terjadi saat irritabilitas  Takut pada suatu yang asing dari perawat  Mengekspresikan ketidakpuasan dan frustasi selama tidak mampu dalam beraktivitas  Mengekspresikan keraguan terhadap penampilan peran  Tak ada monitor secara terus menerus  Tak ada pertahanan latihan merawat diri ketika ditantang  Tidak mampu mencari informasi selama perawatan  Ekspresi verbal tidak terkontrol: perawatan diri berlebih, mempengaruhi situasi berlebih, mempengaruhi hasil berlebih  Apatis  Depresi terhadap keadaan fisik yang terjadi meskipun pasien menepati janji.



Berat



2.5 Factor Predisposisi dan faktor presipitasi 2.5.1 Faktor Predisposisi a.Biologis : -



Tidak ada riwayat keturunan (salah satu atau kedua orang tua menderita gangguan jiwa)



-



Gaya hidup (tidak merokok, alkhohol, obat dan zat adiktif) dan Pengalaman penggunaan zat terlarang



-



Menderita penyakit kronis (riwayat melakukan general chek up, tanggal terakhir periksa)



-



Ada



riwayat



paru-paru,



menderita



penjakit



jantung,



yang mengganggu pelaksana aktivitas harian



pasien -



Adanya riwayat sakit panas lama saat perkembangan balita sampai kejang-kejang atau pernah mengalami riwayat trauma kepala yang menimbulkan lesi pada lobus frontal, temporal dan limbic.



-



Riwayat



menderita



penyakit



yang



secara



progresif



menimbulkan ketidakmampuan, misalnya: sklerosis multipel, kanker terminal atau AIDS b. Psikologis : Pengalaman perubahan gaya hidup akibat lingkungan tempat tinggal - Ketidaknmampuan mengambil keputusan dan mempunyai kemampuan komunikasi verbal yang kurang atau kurang dapat mengekspresikan perasaan terkait dengan penyakitnya atau kondisi dirinya Ketidakmampuan menjalankan peran akibat penyakit yang secara progresif menimbulkan ketidakmampuan, misalnya: sklerosis multipel, kanker terminal atau AIDS - Kurang puas dengan kehidupannya (tujuan hidup yang sudah dicapai) - Merasa frustasi dengan kondisi kesehatannya dan kehidupannya yang sekarang - Pola asuh orang tua pada saat klien anak hingga remaja yang terlalu otoriter atau terlalu melindungi/menyayangi - Motivasi: penerimaan umpan balik negatif yang konsisten selama tahap perkembangan balita hingga remaja, kurang minat dalam mengembangkan hobi dan aktivitas sehari-hari - Pengalaman aniaya fisik, baik sebagai pelaku, korban maupun sebagai saksi - Self kontrol: tidak mampu mengontrol perasaan dan emosi, mudah cemas, rasa takut akan tidak diakui, gaya hidup tidak berdaya - Kepribadian: mudah marah, pasif dan cenderung tertutup. c. Sosial budaya : - Usia 30-meninggal berpotensi mengalami ketidakberdayaan - Jenis kelamin laki-laki ataupun perempuan mempunyai kecenderungan yang sama untuk mengalami ketidakberdayaan tergantung dari peran yang dijalankan dalam kehidupannya - Pendidikan rendah Kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses penuaan (misalnya: pensiun, defisit memori, defisit motorik, status finansial atau orang terdekat yang berlangsung lebih dari 6 bulan)



-



2.5.2



Adanya norma individu atau masyarakat yang menghargai kontrol (misalnya kontrol lokus internal) Dalam kehidupan sosial, cenderung ketergantungan dengan orang lain, tidak mampu berpartisipasi dalam sosial kemasyarakatan secara aktif, enggan bergaul dan kadang menghindar dari orang lain - Pengalaman sosial, kurang aktif dalam kegiatan di masyarakat - Kurang terlibat dalam kegiatan politik baik secara aktif maupun secara pasif. Faktor Presipitasi Faktor presipitasi dapat menstimulasi klien jatuh pada kondisi ketidakberdyaan dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dimana pasien kurang dapat menerima perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kondisi eksternal biasanya keluarga dan masyarakat kurang mendukung atau mengakui keberadaannya yang sekarang terkait dengan perubahan fisik dan perannya. Sedangkan durasi stressor terjadi kurang lebih 6 bulan terakhir, dan waktu terjadinya dapat bersamaan, silih berganti atau hampir bersamaan, dengan jumlah stressor lebih dari satu dan mempunyai kualitas yang berat. Hal tersebut dapat menstimulasi ketidakberdayaan bahkan memperberat kondisi ketidakberdayaan yang dialami oleh klien.Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan faktor presiptasi timbulnya ketidakberdayaan adalah sebagai berikut : a. Biologis : - Menderita suatu penyakit dan harus dilakukan terapi tertentu, Program pengobatan yang terkait dengan penyakitnya (misalnya jangka panjang, sulit dan kompeks) (proses intoksifikasi dan rehabilitasi). - Kambuh dari penyakit kronis dalam 6 bulan terakhir - Dalam enam bulan terakhir mengalami infeksi otak yang menimbulkan kejang atau trauma kepala yang menimbulkan lesi pada lobus frontal, temporal dan limbic - Terdapat gangguan sistem endokrin - Penggunaan alkhohol, obat-obatan, kafein, dan tembakau - Mengalami gangguan tidur atau istirahat



-



Kurang mampu menyesuaikan diri terhadap budaya, ras, etnik dan gender Adanya perubahan gaya berjalan, koordinasi dan keseimbangan b. Psikologis : - Perubahan gaya hidup akibat menderita penyakit kronis - Tidak dapat menjalankan pekerjaan, hobi, kesenangan dan aktivitas sosial yang berdampak pada keputusasaan. Perasaan malu dan rendah diri karena ketidakmampuan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari akibat tremor, nyeri, kehilangan pekerjaan. Konsep diri: gangguan pelaksanaan peran karena ketidakmampuan melakukan tanggungjawab peran. - Kehilangan kemandirian atau perasaan ketergantungan dengan orang lain. c. Sosial budaya : Kehilangan pekerjaan dan penghasilan akibat kondisi kesehatan atau kehidupannya yang sekarang. - Tinggal di pelayanan kesehatan dan pisah dengan keluarga (berada dalam lingkungan perawatan kesehatan). - Hambatan interaksi interpersonal akibat penyakitnya maupun penyebab yang lain Kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses penuaan (misalnya: pensiun, defisit memori, defisit motorik, status finansial atau orang terdekat yang berlangsung dalam 6 bulan terakhir Adanya perubahan dari status kuratif menjadi status paliatif.Kurang dapat menjalankan kegiatan agama dan keyakinannya dan ketidakmampuan berpartisipasi dalam kegiatan sosial di masyarakat 2.6 Pohon Masalah Harga Diri Rendah Keputusasaan Ketidakberdayaan (core problem) Koping tidak efektif



2.7 Asuhan Keperawatan 2.7.1



PENGKAJIAN Data-data yang biasa ditampilkan pada pasien dengan ketidakberdayaan adalah mengatakan secara verbal ketidakmampuan mengendalikan atau memengaruhi situasi. Factor Predisposisi Biologis : -



Status Nutrisi : Anoreksia, tidak ada perbaikan nutrisi, BB kurang (kurus/terlalu kurus), BB lebih (gemuk/terlalu gemuk) atau BB tidak ideal.



-



Status Kesehatan secara umum : Riwayat penyakit kanker, riwayat penyakit neurologis (epilepsi, trauma kepala), riwayat gangguan pada jantung, (PJB, PJK, Hipertensi, aterosklerosis), riwayat gangguan paru-paru (TBC, PPOM, udem paru, asma, embolisme paru, dll), riwayat penyakit endokrin, riwayat penggunaan zat



Psikologis -



Intelegensi : RM ringan (IQ 50 – 70), RM sedang (IQ 35 – 50).



-



Kemampuan verbal : gagap, tidak mampu mengungkapkan apa yang dipikirkannya.



-



Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : perpisahan traumatik dengan orang yang berarti,



penolakan dari keluarga,



perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, diturunkan dari jabatannya, konflik dengan rekan kerja, penganiayaan seksual, seringkali mengalami kegagalan. -



Konsep diri : konsep diri negative, kurang penghargaan



-



Motivasi : kurang dukungan social, kurang dukungan dari diri sendiri



-



Pertahanan psikologis : Self control yang kurang



Social cultural -



Usia : < 40 tahun



-



Gender : wanita > laki-laki



-



Pendidikan : tidak sekolah, pendidikan rendah (hanya tamat SD, SMP), putus sekolah, tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas, tinggal kelas



-



Pendapatan : kurang/rendah : dibawah UMR, tidak mandiri dalam ekonomi.



-



Pekerjaan : pengangguran, PHK, pekerjaan tidak tetap



-



Status dan peran social : kegagalan berperan sosial.



-



Latar belakang agama dan keyakinan : kurang /tidak menjalankan ajaran agama dan keyakinan, kehilangan rutinitas ibadah.



-



Keikutsertaan dalam politik : pengurus partai politik, post power syndrom



-



Pengalaman social : sering mengalami penolakan kelompok sebaya



Factor Presipitasi NATURE Faktor – factor biologis : -



Status nutrisi : BB tidak ideal (kurus, sangat kurus, gemuk, sangat gemuk)



-



Status Kesehatan secara umum: Menderita penyakit kronik atau terminal, kehilangan salah satu anggota badan, kehilangan fungsi tubuh.



-



Sensitifitas biologi : ketidakseiibungan elektrolit, gangguan pada sistem limbik, thalamus, kortek frontal, GABA, norepinefrin, serotonin.



Faktor – factor social budaya



(Putus sekolah, PHK, turun jabatan, penolakan dari orang yang berarti, pendapatan yang rendah)



ORIGIN Internal : Persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang lain dan lingkungannya. Eksternal : 



Kurangnya dukungan keluarga







Kurang dukungan masyarakat







Kurang dukungan kelompok/teman sebaya



TIMING 



Stres terjadi dalam waktu dekat







Stress terjadi secara berulang-ulang/ terus menerus



NUMBER 



Sumber stres lebih dari satu



PENILAIAN TERHADAP STRESSOR Kognitif



: kurang konsentrasi, ambivalensi, kebingungan, fokus menyempit/



preokupasi, misinterpretasi, bloking, berkurangnya kreatifitas, pandangan suram, pesimis, sulit untuk membuat keputusan, mimpi buruk, produktivitas menurun, pelupa, ketidakpastian Afektif : sedih, rasa bersalah, bingung, gelisah, apatis/pasif, kesepian, rasa tidak berharga, penyangkalan perasaan, kesal, khawatir, perasaan gagal



Fisiologis : Kelemahan, pusing, kelelahan, keletihan, sakit kepala, impotensi, lemas, lesu, pergerakan laibut, anoreksia, penurunan berat badan, konstipasi/diare, retensi urin mungkin terjadi, insomnia/hipersomnia, mual, muntah, perubahan siklus haid Perilaku : agitasi, perubahan tingkat aktivitas, mudah tersinggung, kurang spontanitas, sangat tergantung, kebersihan diri yang kurang, mudah menangis Respon social : kecenderungan untuk isolasi, patisipasi sosial berkurang



SUMBER KOPING







Personal Ability Kurang komunikatif, hubungan interpersonal yang kurang baik, kurang memiliki kecerdasan dan bakat tertentu, mengalami gangguan fisik, perawatan diri yang kurang baik, tidak kreatif







Social support Hubungan yang kurang baik dengan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, kurang terkibat dalam organisasi sosial/kelompok sebaya, ada konflik nilai budaya







Material asset Penghasilan kurang, sulit memperoleh layanan kesehatan, tidak memiliki pekerjaan/posisi







Positive belief Tidak memiliki keyakinan dan nilai positif, kurang memiliki motivasi, kurang berorientasi pada pencegahan (lebih senang melakukan pengobatan)



MEKANISME KOPING Konstruktif 1. Menilai pencapaian hidup. 2. Menilai nyaman dengan pasangan hidup 3. Menerima perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.



4. Membimbing dan menyiapkan generasi dibawah usianya secara arif dan bijaksana. 5. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang sudah lansia. 6. Kreatif : mempunyai inisiatif dan ide-ide melakukan sesuatus yang bermanfaat. 7. Produktif : mampu menghasilkan sesuatu yang berarti bagi dirinya dan orang lain, mengisi waktu luang dengan hal yang positif dan bermanfaat. 8. Perhatian dan peduli dengan orang lain : memperhatikan kebutuhan orang lain. 9. Mengembangkan minat dan hobi. Destruktif 1. Tidak kreatif : kurang memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. 2. Tidak mempunyai shubungan akrabs, kurang berminat bekerja danberkeluarga. 3. Tidak memiliki pekerjaan dan profesi yang tetap sehingga tidak dapat mandiri secara finansial dan sosial. 4. Tidak bertanggungjawab terhadap keluarga. 5. Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatans. 6. Tidak berpartisipasi dalam pemngambilan keputusans saat diberikan kesempatan. 7. Enggan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya. 8. Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas, ketidaksukaans, marah dan rasa bersalah. 9. Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain ketika mendapat perlawanan.



2.7.2



Analisa Data Masalah Ketidakberdayaan



Data yang Perlu Dikaji Subjektif  mengungkapkan kata-kata tidak mempunyai kemampuan mengendalikan sesuatu  mengungkapkan tidak dapat menghasilkan sesuatu  mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap ketidakmampuan untuk melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya  mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran  mengatakan ketidakmampuan perawatan diri Objektif  ketidakmampuan mencari informasi perawatan  tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan kesempatan  enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya  ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas, ketidaksukaan, rasa marah, rasa bersalah  gagal mempertahankan ide yang berkaitan dengan orang lain ketika mendapat perlawanan  apatis dan pasif  ekspresi muka murung  bicara dan gerakan lambat  tidur berlebihan  napsu makan tidak ada atau berlebihan  menghindari orang lain



2.7.3



Diagnosa keperawatan 1. Ketidakberdayaan



2. 3.



Koping individu tidak efektif Keputusasaaan



2.7.4 Intervensi Keperawatan Diagnosa Tujuan Ketidakberdayaa Klien mampu n membina hubungan saling percaya dengan perawat.



Intervensi  Lakukan pendekatan yang hangat, bersikap empati, tunjukkan respons emosional, dan menerima klien apa adanya.  Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif.  Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi, dan klarifikasi.



Klien mampu mengenali dan mengekspresikan emosinya.



 Bantu klien mengekspresikan perasaannya dan identifikasi kemampuan klien untuk mengontrol.  Bantu klien mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap ketidakberdayaannya.  Diskusikan masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya menyimpulkan.



Klien mampu memodifikasi pola kognitif yang negatif.



 Identifikasi pemikiran negatif dan bantu klien menurunkannya melalui interupsi atau subtitusi.  Bantu klien meningkatkan pemikiran yang positif.  Kurangi penilaian negatif klien terhadap dirinya.



Klien mampu  Bantu klien menyadari nilai yang Berpartisipasi dimilikinya. Dalampengambilan  Libatkan klien dalam menetapkan tujuankeputusan yang tujuan perawatan yang ingin dicapai. berkenaan dengan Motivasi klien untuk membuat jadwal perawatannyasendiri. aktivitas perawatan dirinya.  Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat dan jika klien berhasil melakukan kegiatan dengan baik. Klien termotivasi  Diskusikan dengan klien pilihan yang untuk aktif mencapai realistis dalam perawatan (fokuskan pada



tujuan yang realistis.



2.7.5



kegiatan saat ini), bantu klien menetapkan tujuan yang realistis.  Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang dapat dikontrolnya.



Strategi Keperawatan A. Kondisi klien : 1. Hasil wawancara : klien mengatakan tidak dapat melakukan apaapa, tidak mampu melakukan aktivitas seperti sebelumnya, bingung harus bagaimana. 2. Hasil observasi : Klien tidakmampu untuk mencari informasi tentang perawatan, tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan kesempatan, enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya, ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas, ketidaksukaan, marah, dan rasa bersalah, gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain ketika mendapat perlawanan, apatis dan pasif, ekspresi muka murung, bicara dan gerakan lambat, tidur berlebihan, nafsu makan tidak ada atau berlebihan, menghindari orang lain. B. Diagnosa keperawatan : Ketidakberdayaan C. Tindakan Keperawatan Generalis 1. Tujuan : a) Membina hubungan saling percaya b) Melakukan pengkajian pada klien c) Menentukan masalah keperawatan klien



d) Memberikan intervensi generalis sesuai masalah keperawatan yang dihadapi klien. D. Tindakan Keperawatan : 1. Membina hubungan saling percaya 2. Mengkaji keluhan utama klien 3. Mengkaji faktor predisposisi klien, meliputi : biologis, psikologis dan sosiokultural. 4. Mengkaji stresor presipitasi klien, meliputi : nature, origin, time dan number. 5. Mengkaji penilaian kilen terhadap stresor, meliputi : kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan respon sosial. 6. Mengkaji sumber koping yang dimiliki oleh klien, meliputi : kemampuan personal, dukungan sosial, aset material, dan keyakinan positif. 7. Mengkaji mekanisme koping yang digunakan klien. 8. Menentukan masalah keperawatan klien 9. Memberikan intervensi generalis pada klien : a.Lakukan



pendekatan



yang



hangat,



bersifat



empati,



tunjukkan respons emosional dan menerima pasien apa adanya. b.



Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendiri (mis; rasa marah. frustasi, dan simpati).



c.Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif, beri waktu klien untuk berespons. d.



Gunakan



tehnik



komunikasi



eksplorasi dan klarifikasi.



terapeutik



terbuka,



e.Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-area situasi kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya untuk mengontrol. f. Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap ketidakberdayaannya. g.



Diskusi tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk menyimpulkan.



h.



Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkan melalui interupsi atau subtitusi.



i. Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif.



j. Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat pasien : 1) Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpanan dan pendapatnya yang tidak rasional. 2) Kurangi penilaian pasien yang negatif terhadap dirinya. 3) Bantu pasien untuk menyadari nilai yang dimilikinya atau perilakunya dan perubahannya yang terjadi. 4) Libatkan klien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan yang ingin dicapai. Motivasi klien untuk membuat jadwal aktivitas perawatan dirinya. 5) Berikan klien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan 6) Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat dan jika klien berhasil melakukan kegiatan atau penampilan yang bagus. Motivasi untuk mempertahankan penampilan/ kegiatan tersebut. 7) Diskusikan dengan klien pilihan yang realistis dalam perawatan, berikan penjelasan untuk pilihan ini. Bantu



klien untuk menetapkan tujuan yang realistis. Fokuskan kegiatan pada saat ini bukan pada kegiatan masa lalu. 8) Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang dapat dikkontrolnya. Dukung kekuatan-kekuatan diri yang dapat diidentifikasi oleh klien 9) Identifikasi cara-cara yang dapat dicapai oleh klien. Dorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas tersebut dan berikan penguatan positif untuk partisipasi dan pencapaiannya. 10)



Motivasi



keluarga



untuk



berperan



aktif



dalam



membantu klien menurunkan perasaan ketidakberdayaan. 11)



Dorong kemandirian, tetapi bantu klien jika tidak



melakukan. Libatkan klien dalam pembuatan keputusan tentang rutinitas keperawatan. Jelaskan alasan setiap perubahan perencanaan perawatan kepada klien E. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN 1. ORIENTASI  Salam terapeutik : Selamat pagi ibu! Perkenalkan nama saya…saya mahasiswa FIK UI yang ditugaskan untuk merawat ibu dalam 2x pertemuan. Hari ini dan minggu depan. Panggil saja saya… Nama Ibu siapa? Senangnya dipanggil apa?  Evaluasi/Validasi: Bagaimana perasaan Ibu pagi ini? Apa semalam tidurnya pulas?  Kontrak (topik, waktu, tempat): Ibu bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan Ibu saat ini. Bagaimana kalau 20 menit disini? Ibu bersedia? 2. KERJA ”Apa yang membuat Ibu memiliki perasaan seperti itu?” ”Sejak kapan muncul perasaan seperti itu Ibu?”



”Apa saja yang telah Ibu lakukan untuk mengatasi perasaan tersebut?” ”Coba Ibu ceritakan, kegiatan apa saja yang biasanya Ibu lakukan di rumah?” ”Apa Ibu memiliki banyak teman?” ”Apa Ibu pernah merasakan kehilangan yang teramat sangat?” ”Kehilangan apa Ibu?” ”Sejak kapan Ibu merasakan hal itu?” ”Apa sampai saat ini Ibu masih merasakan hal yang sama?” ”Nah menurut Ibu apakah baik jika perasaan kehilangan yang Ibu rasakan terus Ibu alami sampai saat ini?” ”Menurut Ibu sebaiknya apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan perasaan Ibu tersebut?” ”Apa Ibu pernah memiliki perasaan tidak puas dengan apa yang Ibu miliki saat ini?” ”Apa kira-kira alasan Ibu merasa tidak puas?” ”Apa harapan terbesar Ibu dalam hidup ini?” ”Apa Ibu pernah beranggapan bahwa Ibu adalah orang yang paling tidak beruntung?” ”Menurut Ibu apa yang seharusnya dilakukan jika ada harapan dalam hidup yang belum dapat terwujud?” ”Lalu menurut Ibu apakah dengan merasa tidak puas dan pernah mengalami kehilangan yang teramat sangat sehingga Ibu terus-menerus merasa tidak berdaya dalam hidup Ibu? ”Apa Ibu tidak pernah berpikir bahwa Ibu sedang menyiakannyiakan waktu hidup Ibu yang hanya sebentar?” ”Suster lihat Ibu masih sangat mampu untuk dapat lepas dari perasaan Ibu itu, coba Ibu lebih berpikir positif tentang diri Ibu sendiri..



”Bagus Ibu karena Ibu telah berani mengungkapkan perasaan Ibu kepada Suster...” 3. TERMINASI 



Evaluasi subjektif: ”Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang tadi?”







Evaluasi objektif: ”Coba Ibu ulangi apa yang menyebabkan Ibu merasa tidak berdaya dan lemah saat ini?”







Tindak lanjut: ”Baik Ibu, coba Ibu pikirkan keibuli tentang hal-hal lain yang membuat Ibu merasa lemah dan tidak berdaya dalam hidup ini”







Kontrak yang akan datang: ”Baiklah Ibu, sekarang sudah 20 menit. Saya rasa pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini. Nanti kira-kira jam 10 saya akan keibuli lagi untuk membahas tentang hal-hal lain yang membuat Ibu merasa lemah dan tidak berdaya saat ini. Apakah ada yang ingin Ibu tanyakan sebelum saya pergi? Baiklah Ibu, selamat pagi.”



BAB 3. Penutup



3.1 Kesimpulan



Ketidakberdayaan merupakan suatu perasaan penurunan kontrol tentang kesehatan yang akan mendorong ke arah apatis, menarik diri, mengurangi interaksi dengan orang lain dan tidak berpartisipasi dalam perawatan atau pembuatan keputusan (Miller, 1992). Seemen & Evans (1962) dan Pender (1996) menyatakan bahwa penurunan pemanfaatan pelayanan kesehatan, perubahan tingkah laku, menarik diri dan penurunan motivasi dapat diasosialisasikan dengan konsep sosial dari ketidakberdayaan.



3.2 Saran



Pembaca diharapkan banyak membaca referensi lain terkait masalah psikososial: ketidakberdayaan dan keputusasaan. Hal ini dimaksudkan agar pembaca lebih memahami terkait masalah klien dengan gangguan psikososial. Selain itu pembaca juga dapat mencari informasi terkait jurnal penatalaksanaan terbaru pada klien dengan masalah psikososial.



DAFTAR PUSTAKA Capernito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis Edisi 9 alih bahasa Kusrini Semarwati Kadar. Jakarta: EGC. Keliat, Budi Anna & Akemat. 2007. Model Praktik Keperawatan ```professional Jiwa. Jakarta: EGC. NANDA International. 2015. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 20152017. Philadhelpia. Puwati, Susi. 2013. Analisis Praktik Klinik Asuhan Keperawatan Masalah Kesehatan Masyarakat Perkotaan: Ketidakberdayaan pada Klien dengan Gangguan Penggunaan Opiat di RSKO Jakarta. Jakarta: Universitas Indonesia.



Stuart, G, W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.