Makalah Ketrampilan Dan Kerajinan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BEROLAH SECARA PRAKTIS KETERAMPILAN DAN KERAJINAN BERKARYA DENGAN BERBAGAI TEKNIK Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktik Keterampilan dan Kerajinan



Dosen Pengampu Moh. Miftahul Arifin, M.Pd.I



Kelompok 1. BINTI TSALISATIN 2. SITI PATIMAH 3. WIDYA AYU SETIARINI 4. YUNI ISTIKHOMAH



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM PANGERAN DIPONEGORO NGANJUK 2020



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah



yang berjudul Mekanisme dan Prosedur



Pengembangan Instrumen Penilaian guna memenuhi tugas



pada mata kuliah Praktik



Keterampilan dan Kerajinan. Namun demikian penulis berharap semoga dengan tugas ini mudah-mudahan dapat membawa manfaat yang besar dan berguna khususnya bagi diri penulis, pembaca, dan temanteman semua serta masyarakat Islam pada umumnya sebagai bahan pertimbangan dan khasanah ilmu pengetahuan Islam. Dalam penulisan tugas ini, penulis banyak mendapatkan dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1.



Bapak Rektor H. Ridwan, M.Pd.I dan Dekan FTIK Bapak



H.Soim,M.Pd.I. yang telah



memberikan fasilitas – fasilitas sebagai sarana penyusunan tugas ini. 2.



Moh. Miftahul Arifin, M.Pd.I yang senantiasa memberikan ilmu dan bimbingan kepada kita semua.



3.



Serta teman teman yang senantiasa mendorong dan membantu menyelesaikan tugas ini. Demikian penulis merasa banyak kekurangan dan kesalahan baik penulisan



maupun metodologinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharap kritik, saran yang bersifat konstruktif, dan untuk itu diucapkan banyak terima kasih.



Nganjuk, 30 Oktober 2020



Penyusun ii



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii DAFTAR ISI....................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................5 B. Rumusan Masalah.....................................................................................................5 C. Tujuan.......................................................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3 A. Pengertian Keterampilan dan Kerajinan...................................................................8 B. Teknik-teknik dalam Ketrampilan dan Kerajinan...................................................17 BAB III PENUTUP............................................................................................................. A. Kesimpulan.......……………………………………………………………...…..20 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Mata kuliah Pengantar Pendidikan Seni, mencoba untuk menjelaskan dan memaparkan tentang seberapa luas ruang lingkup seni itu sebenarnya. Seni sebagai seni itu sendiri dan seni dalam konteks diluar dirinya. Bagaimana seni terlibat dalam aktivitas kehidupan manusia dan seni dalam pendidikan. Pemahaman tentang ruang lingkup seni akan sangat membantu mahasiswa ketika mengajar kesenian di sekolah. Selain itu pemahaman mahasiswa terhadap materi ini sangat diperlukan ketika menjelaskan tentang seni musik, tari, dan seni rupa kepada anak didik. Dengan demikian anak didik tidak melulu diperkenalkan dengan keteknisan berkesenian tetapi juga melebar hingga pada keterlibatan seni dalam kehiduan mereka. Di sinilah pentingnya memahami konteks kesenian dalam kehidupan, tidak hanya sekedar memahami secara tekstual dari cabang-cabang seni yang ada. Sebelum mengenal seni lebih jauh, sebelumnya harus perlu memahami pengertian seni secara benar. Secara umum seni bisa diartikan sebagai ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan ke dalam kreasi dalam bentuk gerak, rupa, nada, syair, dimana mengandung unsur – unsur keindahan sehingga dapat mempengaruhi orang lain. Seni pada mulanyaadalah proses dari manusia, dan merupakan sinonim dari ilmu. Seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari daya kreativitas manusia. Seni dapat juga diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia dimana seni tersebut mengandung unsur keindahan. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai karena estetis seni mempunyai makna yang relatif dalam mengungkapkan



4



nilai-nilai keindahannya. Sebagai pembuka bagian pertama dalam diktat ini akan dijelaskan pengertian tentang wawasan seni. Wawasan seni itu sendiri adalah pandangan, sikap, pendekatan dan pengertian tentang prinsip berkesenian terhadap karya seni. Wawasan seni penting kita ketahui karena merupakansikap dan pandangan kita terhadap masalah kesenian. Disini akan diuraikan masalah wawasan seni yang dikaitkan dengan menghayati pengertian seni, fungsi seni, tujuan seni, perkembangan seni dan media seni. Untuk pengertian seni lebih mengarah pada substansi materi tentang cabang-cabang seni yang ada beserta karakteristik yang membentuknya.



B. Rumusan Masalah 1. Apa itu ketrampilan dan kerajinan? 2. Bagaimana teknik dalam ketrampilan dan kerajinan? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui penjelasan tentang ketrampilan dan kerajinan. 2. Untuk mengetahui beberapa teknik dalam ketrampilan dan kerajinan.



5



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Keterampilan dan Kerajinan 1. Pengertian Keterampilan  Keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide, dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Tujuan mempelajari keterampilan sebagai berikut. a) Memahami konsep dan pentingnya seni budaya b) Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya c) Menampilkan kreativitas melalui seni budaya d) Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional, maupun global. Adapun faktor-faktor yang menentukan keterampilan secara umum dibedakan menjadi 3 hal utama, yaitu : a.       Faktor proses belajar (learning process) Proses belajar yang baik tentunya harus mendukung upaya menjelmakan pembelajaran pada setiap pesertanya. Dengan memahami berbagai teori belajar akan memberi jalan tentang bagaimana pembelajaran bisa dijelmakan, yang inti sari dari adanya kegiatan pembelajaran adalah terjadinya perubahan pengetahuan dan perilaku individu peserta pembelajaran. b.      Faktor pribadi (personal factor) Setiap orang merupakan individu yang berbeada-beda, baik dalam hal fisik, mental, emosional, maupun kemampuan-kemampuannya. Ada ungkapan yang sering didengar dalam kehidupan sehari-hari bahwa si A berbakat besar dalam voli, si B berbakat dalam olahraga-olahraga individu, dsb. Demikian juga bahwa seorang anaklebih cepat menguasai suatu keterampilan, sedang anak yang lain memerlukan waktu lebih lama. Dan semua ini merupakan pertanda bahwa individu memilik ciri, kemampuan, minat, kecenderungan, serta bakat yang berbeda.



6



c.       Faktor situasional (situational factor) Sebenarnya faktor situasional yang dapat mempengaruhi kondisi pembelajaran adalah lebih tertuju pada keadaan lingkungan yang termasuk dalam faktor situasional itu antara lain seperti : tipe tugas yang diberikan, peralatan yang diguanakan termasuk media belajar, serta kondisi sekitar dimana pembelajaran itu dilangsungkan. Faktor-faktor ini pada pelaksanaannya akan mempengaruhi proses pembelajaran serta kondisi pribadi anak, yang kesemuanya terjalin saling menunjang dan atau sebaliknya. 2. Pengertian Kerajinan Kerajinan adalah menciptakan suatu produk atau barang yang dilakukan oleh tangan dan memiliki fungsi pakai atau keindahan sehingga memiliki nilai jual. Kerajinan tangan yang memiliki kualitas tinggi tentu harganya akan mahal, jika kalian memiliki keterampilan dan berusaha untuk membuat suatu produk mungkin dengan kerajinan yang akan anda miliki bisa menjadi suatu usaha yang menjanjikan. Kerajinan Tangan memiliki dua fungsi yaitu Fungsi Pakai dan Fungsi Hias. a. Fungsi Pakai adalah Kerajinan yang hanya mengutamakan kegunaan dari benda kerajinan tersebut dan memiliki keindahan sebagai tambahan agar menjadi menarik.  b. Fungsi Hias adalah Kerajinan yang hanya mengutamakan keindahan tanpa memperhatikan guna dari barang tersebut, contoh kerajinan ini seperti miniatur, patung dll yang hanya menjadi kenikmatan bagi siapa yang melihatnya. Faktor Yang Mempengaruhi Ciri Khas Kerajinan Suatu Daerah 1.      Budaya. 2.      Letak Geografis. 3.      Sumber Daya Alam. Tahap Atau Cara Pembuatan Kerajinan Tangan 1.      Membuat rancangan atau desain.



7



2.      Menyiapkan alat dan bahan. 3.      Membuat benda sesuai rancangan. 4.      Finishing ( tahap akhir ). Manfaat lain dari membuat kerajinan tangan 1.      Mengembangkan kreatifitas 2.      Hobi yang bermanfaat 3.      Melatih kemampuan motorik dan kemampuan dasar lainnya 4.      Menambah penghasilan 5.      Membangun percaya diri Persamaan dan Perbedaan Keterampilan dengan Kerajinan Tangan Persamaan Kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan Perbedaan Keterampilan tidak hanya terikat pada kreatifitas membuat dan menghasilkan sesuatu dengan alat, keterampilan lebih luas mencakup kemampuan seseorang dalam berbagai bidang, sedangkan kerajinan tangan terbatas pada apa yang akan ia kelola untuk dapat menghasilkan nilai dalam pekerjaannya dan membutuhkan alat atau benda untuk bisa ia ubah menjadi bermanfaat.



B. Teknik-teknik dalam Ketrampilan dan Kerajinan 1. Teknik Basah Teknik basah adalah teknik menggambar ilustrasi menggunakan linseed oil atau minyak cat atau cat dalam keadaan basah. Media yang digunakan dalam teknik basah diantaranya seperti cat air, tinta, cat poster, tinta bak, kuas, palet, dan media lainnya. 2. Teknik Kering



8



Teknik kering sendiri adalah kebalikan dari teknik basah. Teknik kering adalah teknik menggambar ilustrasi tanpa menggunakan minyak cat atau dalam keadaan kering. Dalam teknik ini kuas yang digunakan dalam keadaan kering dan tidak berminyak. Kelebihan menggambar ilustrasi menggunakan teknik basah dan Teknik Kering: Teknik Basah  cat minyak yang digunakan relatif sedikit  ilustrasi yang dihasilkan terlihat bersih  sisa cat minyak yang berada di palet masih bisa digunakan Teknik Kering  mudah dalam membentuk objek  mudah dalam penghapusan warna yang tertumpuk  mudah dalam mengontrol detil gambar 3. Ragam Hias Ragam hias atau ornamen adalah berbagai gambar bentuk hias atau motif yang biasanya dibuat secara berulang dan memiliki pola tertentu hingga mengisi seluruh area kosong pada suatu karya seperti bahan kain, guci, furnitur kayu, kulit, dsb. Contohnya, kain batik menggunakan ragam hias dalam motifnya. Di Indonesia, kesenian ini telah berkembang dari sejak zaman prasejarah. Ragam hias tradisional Indonesia banyak dipengaruh oleh lingkungan alam, flora dan fauna nusantara. Selain itu, setiap budaya juga memiliki ciri khas untuk mengiterasikan alam nusantara dan berbagai kearifan lokal lainnya di masing-masing daerah. Ragam hias biasanya memiliki pola atau susunan yang berulang. Semua unsur hias yang ada mengikuti pola tersebut, sehingga ragam ornamen tampak teratur dan terukur.



9



Pola ini juga biasa disebut irama dan dapat memiliki arah dan ukuran yang beragam disetiap gambar hias yang diulang. Fungsi Ragam Hias Keinginan untuk menghias sesuatu merupakan insting dan naluri manusia. Pembuatan ornamen penghias didasarkan atas kebutuhan masyarakat baik secara praktis maupun estetis hingga kebutuhan ritual kepercayaan atau agama. Kebutuhan praktis meliputi kebutuhan manusia terhadap benda pakai yang dianggap layak untuk digunakan dalam masyarakatnya. Kain samping harus diberi motif batik agar tampak blend-in dengan masyarakat. Piring harus bermotif bunga agar warung nasi mereka dianggap sekelas dan patut dikunjungi seperti warung nasi lain yang telah sukses sebelumnya. Jenis Motif Ragam Hias Diluar kebiasaan masyarakat Indonesia yang selalu membuat ragam hias yang terinspirasi dari alam, terdapat beberapa jenis motif lain yang bukan diambil dari alam. Jenis ragam motif yang ada meliputi: ragam ornamen floral (vegetal), fauna, figural dan geometris. a. Floral (Vegetal) Motif ini menampilkan ornamen-ornamen yang menyerupai tumbuhtumbuhan dari dedaunan, rerumputan dan bunga. Bentuk floral sebagai motif yang sangat mudah dijumpai hampir diseluruh pulau Indonesia. Motif ini dapat ditemukan pada barang-barang seni seperti ukiran furniture, kain batik, kain sulam, tenun, border, dll. b. Menggambar Motif Floral Untuk menciptakan motif floral awalnya dapat diambil dari objek tunggal, misalnya daun. Kemudian gambar ulang disebelahnya dan variasikan daun tersebut sesuai dengan imajinasi dan kreativitas kita sendiri. Proses tersebut dapat disebut dengan stilasi. 10



c. Fauna (Animal) Motif fauna adalah gambar hias yang distilasikan dari berbagai binatang seperti cicak, ikan, ayam, harimau hingg ke gajah. Dalam motif tradisional nusantara, biasanya motif ini dipadukan dengan motif flora dan bentuk geometris juga. Motif ini banyak ditemukan pada karya seni batik, ukiran, anyaman, sulaman dan batik. d. Menggambar Ragam Motif Fauna Menggambar motif fauna sebetulnya sama saja seperti motif flora. Hanya saja, binatang bentuknya tidak sesederhana daun, sehingga cenderung harus disederhanakan. Jika fauna yang digambar terlalu mendetail, biasanya kurang tampak menarik untuk dijadikan ragam ornamen. e. Geometris Motif geometris adalah gambar hias yang dibuat dari bentuk-bentuk geometris seperti garis-garis sederhana, segitiga, lingkaran, dsb. Motif ini sering dijumpai di pulau Jawa dan Sumatra. Berbagai motif-motif sederhana itu dapat diatur dengan pola yang teratur dalam irama pengulangan yang dinamis sehingga menghasilkan ragam hias yang estetis. f. Menggambar Motif Geometris Ragam hias geometris akan memerlukan alat khusus seperti penggaris untuk menggambarnya. Intinya motif ini mengembangkan bentuk-bentuk geometri seperti segitiga, segi empat dan lingkaran. Coba mulai dari bentuk geometris yang berupa garis luar atau outline. Kemudian ulang dan variasikan bentuknya dalam satu pola yang sama. Berbeda dengan motif fauna yang cenderung harus disederhanakan, motif geometris justru harus dilebih-lebihkan agar tampak lebih menarik sebagai gambar hias. g. Figuratif



11



Motif figuratif adalah hiasan yang dibuat menyerupai sosok manusia dengan penggayaan tertentu, seperti disederhanakan atau sedikit diabstrakan. Ragam hias ini lebih banyak ditemukan pada bahan kain atau tekstil dan ukiran kayu. h. Menggambar Ragam Motif Figuratif Menggunakan gambar manusia sebagai motif terhitung lebih rumit dari yang lain. Karena referensi gambar manusia harus disederhanakan menjadi lebih abstrak (ke-kartun-kartunan) kemudian dilebihkan agar tampak lebih dinamis dan tidak kaku. i. Teknik Menggambar Ragam Hias Menggambar ragam ornamen (hias) harus memperhatikan komposisi, proporsi keseimbangan dan keharmonisannya. Prosedur yang harus dilakukan dimulai dari menentukan jenis, kemudian membuat pola yang ingin digunakan. Lebih jelasnya, akan dijabarkan pada langkah-langkah dibawah ini: 



Perhatikan pola bentuk yang akan digambar, apakah motif fauna? Flora? Atau geometris?. Persiapkan referensinya, misalnya cari foto bunga dan tumbuhan yang biasa tumbuh di Indonesia untuk sumber inspirasi yang akan distilasikan ke ornamen.







Siapkan alat dan media gambar yang dapat menunjang pola bentuk yang akan digambar. Jika ragam ornamen yang akan kamu gambar memiliki detail, ukuran dan arah yang presisi, persiapkan juga penggaris dan pensil yang runcing. Tentukan ukuran pola gambar yang akan dibuat. Salah satu kata kunci ragam hias adalah “pengulangan” maka ukuran pola gambar harus cukup untuk diulang beberapa kali pada media. Misalnya, minimal ada 5-6 jajar pola pengulangan dalam satu kertas. Ragam hias memiliki pola bentuk gambar dan pengulangan yang teratur atau tidak teratur tapi masih tetap seimbang. Pola teratur akan menghasilkan gambar yang rapi, harmonis dan memberikan



12



kesan menenangkan. Sementara pola tidak teratur akan menghasilkan ragam ornamen (hias) yang ekspresif dan dinamis. Terdapat empat jenis ragam pola hias: (1) Flora, yang berarti motif diciptakan mengikuti bentuk dedaunan, bunga dan tumbuhan lain, (2) Fauna, terinspirasi dari binatang, (3) Geometris, dibuat dari bidang-bidang seperti segitiga, persegi dan lingkaran, (4) dibuat mengikuti wujud manusia. Kesenian ini banyak ditemukan di Indonesia seperti di pulau Jawa, Sumatra, Kalimatan, Sulawesi, Madura, Bali dan Papua. Beberapa masyarakat Indonesia masih menciptakan ragam hias sebagai penghormatan kepada nenek moyang atau untuk mencari keselamatan hidupnya. Fungsi dari kesenian ini sendiri meliputi fungsi praktis, fungsi estetis, hingga berkepentingan sebagai simbol dari kepercayaan suatu masyarakat. Gambar-gambar ragam hias dapat ditemukan pada dinding rumah adat, anyaman, kain batik dan benda-benda kerajinan atau kriya lainnya. 4. Pengertian Seni grafis Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya dikenal sebagai 'impression'. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan, yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk engraving atau batu digunakan untuklitografi; papan kayu untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat



13



menciptakan sebuah edisi, pada masa seni rupa modern masingmasing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebut adalah edisi terbatas. Teknik-teknik Seni Grafis a. Tinjauan Umum Teknik seni grafis dapat dibagi dalam kategori dasar sebagai berikut: Cetak relief, di mana tinta berada pada permukaan asli dari matrix. teknik relief meliputi: cukil kayu, engraving kayu, cukillinoleum/linocut, dan cukil logam/metalcut. Intaglio, tinta berada di bawah permukaan matrix. teknik ini meliputi: engraving, etsa, mezzotint, aquatint, chine-collé dandrypoint; planografi di mana matrix permukaannya tetap, hanya mendapat perlakuan khusus pada bagian tertentu untuk menciptakan image/gambar. teknik ini meliputi: litografi,monotype dan teknik digital stensil, termasuk cetak saring dan pochoir. b. Cukil Kayu Cukil kayu , adalah salah satu teknik cetak relief, merupakan teknik seni grafis paling awal, dan merupakan satu-satunya yang dipakai secara tradisional di Asia Timur. Kemungkinan pertama kali dikembangkan sebagai alat untuk menciptakan pola cetak pada kain, dan pada abad ke-5 dipakai di Tiongkok untuk mencetak teks dan gambar pada kertas. Teknik cukil kayu di atas kertas dikembangkan sekitar tahun 1400 di Eropa, dan beberapa waktu kemudian di Jepang. Di dua tempat ini, teknik cukil kayu banyak digunakan untuk proses membuat gambar tanpa teks. Seniman membuat skets terlebih dulu pada sebidang papan kayu, atau di kertas yang kemudian ditransfer ke papan kayu. Tradisionalnya, seniman kemudian menyerahkan rancangannya ke ahli cukil khusus, yang menggunakan peralatan tajam untuk mencukil c. Engraving Proses ini dikembangkan di Jerman sekitar tahun 1430 dari engraving (ukiran halus) yang digunakan oleh para tukang emas untuk mendekorasi



14



karya mereka. penggunaan alat yang disebut dengan burin merupakan ketrampilan yang rumit. Pembuat engraving memakai alat dari logam yang diperkeras yang disebut dengan burin untuk mengukir desain ke permukaan logam, tradisionalnya memakai plat tembaga. Alat ukir tersebut memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran menghasilkan jenis garis yang berbeda-beda. d. Etsa Etsa adalah bagian dari kelompok teknik intaglio bersama dengan engraving, drypoint, mezzotint dan aquatint. Proses ini diyakini bahwa penemunya adalah Daniel Hopfer (sekitar 1470-1536) dari Augsburg, Jerman, yang mendekorasi baju besinya dengan teknik ini. Etsa kemudian menjadi tandingan engraving sebagai medium seni grafis yang populer. Kelebihannya adalah, tidak seperti engraving yang memerlukan ketrampilan khusus dalam pertukangan logam, etsa relatif mudah dipelajari oleh seniman yang terbiasa menggambar. Hasil cetakan etsa umumnya bersifat linear dan seringkali memiliki detail dan kontur halus. yang runcing, sehingga bagian logamnya terbuka. Plat tersebut lalu dicelupkan dalam larutan asam atau larutan asam disapukan di atasnya. Asam akan mengikis bagian plat yang digores (bagian logam yang terbuka/tak terlapisi). Setelah itu, lapisan yang tersisa dibersihkan dari plat, dan proses pencetakan selanjutnya sama dengan proses pada engraving. e. Mezzotint Salah satu cara lain dalam teknik intaglio di mana plat logam terlebih dahulu dibuat kasar permukaannya secara merata; gambar dihasilkan dengan mengerok halus permukaan, menciptakan gambar yang dibuat dari gelap ke terang. Mungkin juga menciptakan gambar hanya dengan mengkasarkan bagian tertentu saja, bekerja dari warna terang ke gelap. Mezzotint dikenal karena kualitas tone-nya yang kaya: pertama, karena permukaan yang dikasarkan secara merata menahan banyak tinta, menghasilkan warna cetak yang solid; kedua, karena proses penghalusan tekstur dengan menggunakan burin, atau alat lain menghasilkan gradasi halus untuk mengembangkan



15



tone. Metode mezzotint ditemukan oleh Ludwig von Siegen(1609-1680). Proses ini dipakai f. Aquatint Adalah variasi dari etsa. Seperti etsa, aquatint menggunakan asam untuk membuat gambar cetakan pada plat logam. Pada teknik etsa digunakan jarum untuk menciptakan garis yang akan menjadi warna tinta pekat, aquatint menggunakan serbuk resin yang tahan asam untuk menciptakan efek tonal. Kebanyakan karya-karya grafis Goya menggunakan teknik aquatint. g. Drypoint Merupakan variasi dari engraving, dikerjakan dengan alat runcing, bukan dengan alat burin berbentuk "v". Sementara garis pada engraving sangat halus dan bertepi tajam, goresan drypoint meninggalkan kesan kasar pada tepi garis. Kesan ini memberi ciri kualitas garis yang lunak, dan kadang-kadang berkesan kabur, pada drypoint. Karena tekanan alat press dengan cepat merusak kesan tersebut, drypoint hanya berguna untuk jumlah edisi yang sangat kecil; sekitar sepuluh sampai duapuluh karya. Untuk mengatasi ini, penggunaan electro-plating (pelapisan secara elektrik dengan bahan logam lain) telah dilakukan sejak abad sembilanbelas untuk mengeraskan permukaan plat. Teknik ini kelihatannya ditemukan oleh seorang seniman Jerman selatan abad limabelas yang memiliki julukan Housebook Master, di mana semua karya-karyanya menggunakan drypoint. h. Litografi Litografi adalah teknik yang ditemukan pada tahun 1798oleh Alois Senefelder dan didasari pada sifat kimiawi minyak dan air yang tak bisa bercampur. Digunakan permukaan berpori, biasanya sejenis batu yang disebut limestone/batu kapur; gambar dibuat pada permukaan batu dengan medium berminyak. Kemudian dilakukan pengasaman , untuk mentransfer minyak ke batu, sehingga gambar 'terbakar' pada permukaan. Lalu dilapisi gum arab, bahan yang larut air, menutupi permukaan batu yang tidak



16



tertutupi medium gambar (yang berbasis minyak). Batu lantas dibasahi, air akan berada pada bagian permukaan yang tidak tertutup medium gambar berbasis minyak tadi; selanjutnya batu di-roll dengan tinta berbasis minyak ke seluruh permukaan; karena air menolak sifat minyak pada tinta, maka tinta hanya menempel pada bagian gambar yang berminyak. Kemudian selembar kertas lembap diletakkan pada permukaan, image/gambar ditransfer ke kertas dengan menggunakan alat press. i. Cetak Saring Cetak saring dikenal juga dengan sablon atau serigrafi menciptakan warna padat dengan menggunakan teknik stensil. Mula-mula seniman menggambar berkas pada selembar kertas atau plastik (kadang-kadang dipakai juga film.) Gambar kemudian dilubangi untuk menciptakan stensil. (Bagian yang berlubang adalah bagian yang akan diwarnai.) Sebuah screendibuat dari selembar kain (asalnya dulu menggunakan sutra) yang direntangkan pada rangka kayu. Selanjutnya stensil ditempelkan pada screen. Kemudian screen diletakkan di atas kertas kering atau kain. Tinta dituangkan di sisi dalam screen. Sebuah rakel dari karet digunakan untuk meratakan tinta melintasi screen, di atas stensil, dan menuju ke kertas atau kain.



17



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide, dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Tujuan mempelajari keterampilan sebagai berikut, a) Memahami konsep dan pentingnya seni budaya, b) Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya, c) Menampilkan kreativitas melalui seni budaya, d) Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional, maupun globlal. Sedangkan Kerajinan adalah menciptakan suatu produk atau barang yang dilakukan oleh tangan dan memiliki fungsi pakai atau keindahan sehingga memiliki nilai jual. Kerajinan tangan yang memiliki kualitas tinggi tentu harganya akan mahal, jika kalian memiliki keterampilan dan berusaha untuk membuat suatu produk mungkin dengan kerajinan yang akan anda miliki bisa menjadi suatu usaha yang menjanjikan. Kerajinan Tangan memiliki dua fungsi yaitu Fungsi Pakai dan Fungsi Hias. Terdapat 4 teknik di dalam ketrampilan dan kerajinan, sebahgai beriku: 1.Teknik basah adalah teknik menggambar ilustrasi menggunakan linseed oil atau minyak cat atau cat dalam keadaan basah. Media yang digunakan dalam teknik basah diantaranya seperti cat air, tinta, cat poster, tinta bak, kuas, palet, dan media lainnya, 2. Teknik Kering sendiri adalah kebalikan dari teknik basah. Teknik kering adalah teknik menggambar ilustrasi tanpa menggunakan minyak cat atau dalam keadaan kering. Dalam teknik ini kuas yang digunakan dalam keadaan kering dan tidak berminyak. Ragam hias atau ornamen adalah berbagai gambar bentuk hias atau motif yang biasanya dibuat secara berulang dan memiliki pola tertentu hingga



18



mengisi seluruh area kosong pada suatu karya seperti bahan kain, guci, furnitur kayu, kulit, dsb. Contohnya, kain batik menggunakan ragam hias dalam motifnya. Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya dikenal sebagai 'impression'. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil yang unik, 3. Ragam hias atau ornamen adalah berbagai gambar bentuk hias atau motif yang biasanya dibuat secara berulang dan memiliki pola tertentu hingga mengisi seluruh area kosong pada suatu karya seperti bahan kain, guci, furnitur kayu, kulit, dsb. Contohnya, kain batik menggunakan ragam hias dalam motifnya. Di Indonesia, kesenian ini telah berkembang dari sejak zaman prasejarah. Ragam hias tradisional Indonesia banyak dipengaruh oleh lingkungan alam, flora dan fauna nusantara. Selain itu, setiap budaya juga memiliki ciri khas untuk mengiterasikan alam nusantara dan berbagai kearifan lokal lainnya di masing-masing daerah. Ragam hias biasanya memiliki pola atau susunan yang berulang. Semua unsur hias yang ada mengikuti pola tersebut, sehingga ragam ornamen tampak teratur dan terukur. Pola ini juga biasa disebut irama dan dapat memiliki arah, 4. Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya dikenal sebagai 'impression'. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan, yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk engraving atau batu digunakan untuklitografi; papan kayu untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat



19



menciptakan sebuah edisi, pada masa seni rupa modern masingmasing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebut adalah edisi terbatas.



20



DAFTAR PUSTAKA



1. Gray, Peter. (2009). Panduan Lengkap Menggambar & Ilustrasi Objek & Observasi. 2. Terjemahan Sara C. Simanjuntak. Jakarta: Karisma. Juih, dkk. (2000). Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta: Yudhistira. 3. Eko Purnomo, dkk. (2017). Seni Budaya VII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.



21