Makalah Kewirausahaan Kebidanan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI KEPULAUAN “ PROSES KEWIRAUSAHAAN ”



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 3B KEBIDANAN 1. BELLA SYAFIKA



NIM. PO7224219 1915



2. CHANDRA AGI SUPENI



NIM. PO7224219 1916



3. VERONICA HERTANTRI P



NIM. PO7224219 1949



DOSEN PENGAMPU : TOTOK HARYANTO, S.E.,M.M



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG PRODI DIII KEBIDANAN TAHUN 2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpah dan rahmat-Nya sehingga makalah Proses Kewirausahaan ini sudah selesai. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Kewirausahaan Kebidanan Komunitas di Kepulauan. Makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang kami ambil, selain itu makalah ini kami susun agar dapat memberikan manfaat untuk pembaca dalam mempelajari Proses Kewirausahaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembacanya, terutama mahasiswa kebidanan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.



Tanjungpinang, 11 Agustus 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...................................................................................i DAFTAR ISI.................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...........................................................................................1 B. Rumusan Masalah......................................................................................2 C. Tujuan........................................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Praktik Mandiri Bidan.........................................................3 B. Kegagalan Praktik Mandiri Bidan..............................................................6 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................................8 B. Saran...........................................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa



berani



mengambil



resiko



untuk



membuka



usaha



dalam



berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi



tidak



pasti.



(Kasmir,



2007:18).



John



J.Kao



(1993) mendefinisikan berkewirausahaan sebagai usaha untuk menciptakan nilai melalui pengenalan kesempatan bisnis, manajemen pengambilan resiko yang tepat,



dan melalui keterampilan komunikasi dan manajemen untuk



memobilisasi manusia, uang, dan bahan-bahan baku atau sumber daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya terlaksana dengan baik.



Menjadi



profesi



bidan



yang



unggul



di



bidang



kewirausahaan/interprenuership dalam bentuk praktek mandiri dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan, khususnya kewirausahaan dibidang kesehatan sangat membantu dalam pengembangan



yang



bergerak



pembangunan



yang mana pada masa sekarang ini. Bidan yang membuka praktik mandiri dapat disebut juga sebagai wirausahawan. Dimana wirausahawan adalah seorang yang memiliki keahlian menjual, mulai menawarkan ide hingga komoditas yakni layanan jasa. Sebagai pelaku usaha mandiri dalam bentuk layanan jasa kesehatan dituntut untuk mengetahui dengan baik manajemen usaha. Bidan sebagai pelaku usaha mandiri dapat berhasil baik dituntut untuk mampu sebagai manajerial dan pelaksana usaha, di dukung pula kemampuan menyusun perencanaan berdasarkan visi yang diimplementasikan secara strategis dan mempunyai ke mampuan personal selling yang baik guna meraih sukses. Diharapkan bidan nantinya mampu memberikan pelayanan kesehatan sesuai profesi dan mampu mengelola manajemen pelayanan secara profesional, serta mempunyai jiwa entrepreneur.



1



B. Rumusan Masalah 1. Apa saja keberhasilan dalam Praktik Mandiri Bidan? 2. Apa saja kegagalan dalam Praktik Mandiri Bidan? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa saja keberhasilan dalam Praktik Mandiri Bidan. 2. Untuk mengetahui apa saja kegagalan dalam Praktik Mandiri Bidan.



2



BAB II TINJAUAN TEORI A. Keberhasilan Praktik Mandiri Kebidanan Kewirausahaan dalam praktek kebidanan adalah Sebuah mindset (pola pikir) dan method (metode) yang harus dikuasai seorang Bidan sebagai wirausahawan



dalam



praktek profesional



memulai



(Bidan



dengan mengembangkan inovasi



yang dapat



dan/atau



Praktek



Swasta maupun



kegiatan-kegiatan memenuhi



mengelola berbasis



kebutuhan



sebuah



usaha



Klinik Bersalin) kreativitas



dan



keluarga,



dan



klien,



masyarakat untuk kemajuan/keberhasilan praktek profesional kebidanannya. Pelayanan yang di berikan di Bidan Praktek Mandiri antaralain; Penyuluhan kesehatan, Konseling KB, Antenatal care, Senam hamil, Perawatan payudara, Asuhan persalinan, Perawatan nifas, Perawatan bayi, Pelayanan KB ( IUD, AKBK, Suntik, Pil ), Imunisasi ( ibu dan bayi ), Kesehatan reproduksi remaja dan Perawatan pasca keguguran. Menurut



Hidayat



(2000),



faktor







faktor



yang



memengaruhi



kewirausahaan adalah sebagai berikut: 1. Variabel situasional, meliputi status pendidikan ataupun status kerja, serta status pernikahan. 2. Variabel latar belakang, meliputi latar belakang orang tua dan usia. 3. Variabel



karakteristik



kepribadian,



meliputi



dorongan



berprestasi,



kemandirian, toleransi pada perubahan dan sikap terhadap uang. 4. Citra



kewirausahaan



yang



merupakan



konstruksi



kognitif



tentang



kewirausahaan. Konstruksi ini meliputi faktor-faktor: persepsi tentang sikap masyarakat terhadap wirausaha, persepsi tentang potensial payoff dari dunia usaha dan konstruksi realitas kewirausahaan. 5. Conviction and career preference didefinisikan sebagai persepsi individu tentang kemampuan dirinya untuk berhasil dalam bidang kewirausahaan. Konstruk ini meliputi persepsi tentang tingkat kesulitan dalam memulai sebuah usaha dan sumber yang potensial yang dimiliki.



3



6. Lingkungan usaha tidak bisa diabaikan begitu saja. Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan. Llingkungan yang dapat mamengaruhi jalannya bisnis atau usaha dalam suatu perusahaan. 7. Niat menjadi wirausaha merupakan kebulatan tekad seseorang untuk menjadi seorang wirausaha atau untuk berwirausaha. Niat menjadi wirausaha adalah representasi dari tindakan yang direncanakan untuk melakukan perilaku kewirausahaan. Sebelum seseorang memulai suatu usaha (berwirausaha) dibutuhkan suatu komitmen yang kuat untuk mengawalinya. Seorang wirausaha perlu memperhatikan berbagai perubahan dalam global usaha yang akan memengaruhi iklim yang akan atau sedang ditekuninya. Beberapa kecenderungan yang sangat kuat akan mentransformasi perubahan lingkungan usaha pada dekade 2000-an ini. Kecenderungan-kecenderungan tersebut meliputi perubahan dari pendekatan modal yang bersifat finansial menjadi modal yang bersifat sumber daya manusia. Perubahan tersebut menjadikan sumberdaya manusia yang berkualitas sebagai keunggulan yang kompetitif dalam organisasi usaha manapun. Perusahaan mulai mengincar pegawai khususnya manajer yang berkualitas/sukses, bahkan diantaranya melakukan pembajakan tenaga kerja yang dianggap penting. Dun Steinhoff dan John F. Burgess (1993) mengemukakan berbagai karakteristik yang diperlukan untuk mencapai pengembangan dan keberhasilan berwirausaha adalah sebagai berikut: 1. Untuk bisa menjadi wirausahawan yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko, baik berupa waktu maupun uang. 2. Harus



membuat



perencanaan



bisnis,



mengorganisasikan



dan



menjalankannya, serta harus bekerja keras sesuai dengan urgensinya. Sukses dalam berwirausaha tidak diperoleh secara instan ataupun kebetulan, tetapi dengan penuh perencanaan, memiliki visi dan misi, kerja keras, serta memiliki keberanian secara bertanggung jawab.



4



Keberhasilan kewirausahaan menurut Suryana (2013) ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu: 1. Kemampuan dan kemauan 2. Tekad yang kuat dan kerja keras 3. Kesempatan dan peluang David C. McClelland (1961) mengemukakan bahwa kewirausahaan ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai, dan status kewirausahaan atau keberhasilan. Keberhasilan seorang wirausaha ditentukan oleh perilaku kewirausahaan. Faktor yng memengaruhi perilaku kewirausahaan adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi, hak kepemilikan (property right-PR), kemampuan/kompetensi (competency/abilityC), dan insentif (incentive-I), sedangkan faktor eksternal meliputi, lingkungan (environmentE). Ibnoe Soedjono dalam Suryana (2013) mengemukakan bahwa kemampuan afektif mencakup sikap, nilai, aspirasi, perasaan, dan emosi yang semuanya sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang ada, dimensi kemampuan afektif serta kemampuan kognitif yang merupakan bagian dari pendekatan kemampuan



kewirausahaan.



Oleh



karena



itu,



kemampuan



mencapai



keberhasilan berwirausaha merupakan peran dari perilaku kewirausahaan dalam mengombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian menghadapi risiko untuk memperoleh peluang. Untuk dapat berhasil mengembangkan produk kewirausahaan maka Saudara perlu terlebih dahulu mengetahui faktor-faktor kunci menurut Peggy Lambing dan Charles R. Kuehl (2000), yaitu 1) melakukan riset pasar secara memadai, 2) memuaskan suatu kebutuhan, 3) memiliki suatu keunggulan produk yang tinggi, 4) menggunakan harga dan kualitas yang tepat sejak pertama kali, dan 5) menggunakan saluran distribusi yang tepat.



5



B. Kegagalan Dalam Praktik Kebidanan Zimmerer (1996) memaparkan bahwa keberhasilan ataupun kegagalan dalam berwirausaha bergantung pada kemampuan pribadi seorang wirausaha itu sendiri. Beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan seorang wirausaha dalam menjalankan bisnis barunya, yaitu: 1. Tidak kompeten dalam hal manajerial Seorang wirausaha akan mengalami kegagalan bisnis ketika tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola usaha atau bisnis yang dirintisnya, padahal faktor ini merupakan penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil. 2. Kurang berpengalaman dalam mengelola sumber daya manusia maupun mengintegrasikan operasi perusahaan Kurang dapat mengendalikan keuangan Faktor utama selanjutnya yang menentukan berhasil atau gagalnya suatu bisnis adalah pengelolaan keuangan, dimana seorang pembisnis harus mampu memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan pemasukan secara tepat dan teliti. Kekeliruan dalam pengelolaan keuangan dapat menyebabkan perusahaan merugi dan berujung bangkrut. 3. Gagal dalam perencanaan



6



Perencanaan merupakan titik awal dari pembangunan bisnis. Ketika gagal melakukan perencanaan maka mulainya suatu bisnis juga akan mengalami kegagalan. 4. Lokasi bisnis yang kurang memadai Seperti pribahasa yang sering kita dengar bahwa “lokasi menentukan prestasi”, begitu juga dalam dunia bisnis, lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan suatu bisnis atau usaha. 5. Kurangnya pengawasan peralatan Efisiensi dan efektivitas bisnis melekat pada kemampuan pengawasan peralatan. Penggunaan peralatan perusahaan secara tidak efisien dan tidak efektif serta tepat sasaran maka dapat menyebabkan pembengkakan pengeluaran yng berujung pada penurunan pemasukan kas bisnis. 6. Sikap yang kurang bersungguh-sungguh dalam berbisnis Mungkin sudah tidak asing dengan kalimat “siapa bersungguh-sungguh, maka dia akan berhasil”, ini juga berlaku di dalam dunia bisnis. Sikap setengah hati dan tidak bersungguh-sunggu dalam berbisnis dapat menyebabkan kegagalan yang jauh lebih besar pada pembangunan bisnis. 7. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan Seorang wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan tidak akan menjadi wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.



BAB III



7



PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran



8



DAFTAR PUSTAKA Fauziah, Prima Nanda.dkk.2017. Kewirausahaan Laboratorium. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Kusumawati, Siti. dkk.2017. Kewirausahaan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.