MAKALAH Kewirausahaan Kelompok [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMBIAYAAN USAHA BARU KELOMPOK 02



OLEH :



NI KADEK RISMA ARTINI



(1832121483)



NI MADE NIA ARI SEPIYANTI



(1832121460)



NI LUH SUWANDARI



(1832121105)



KOMANG TRISCA LIANA PUTRI



(1832121144)



I GEDE RITMA WAHYUDANA



(1832121185)



MUHAMMAD ILHAM BAHTIAR



(1832121489)



FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WARMADEWA JURUSAN MANAJEMEN 2019



KATA PENGANTAR



OM SWASTYASTU Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “MAKALAH PEMBIAYAAN USAHA BARU” tepat pada waktunya. Tugas ini di tunjukkan untuk memenuhi tugas mata pelajaran KEWIRAUSAHAAN Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Tidak lupa kami ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini di sebabkan oleh keterbatasan pengetahuan wawasan kami. Oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah ini memberikan manfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.



Denpasar, 26 September 2019



Penulis



i



DAFTAR ISI



Kata Pengantar......................................................................................................................................i Daftar Isi...............................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................... 1.1



Latar Belakang...........................................................................................................................01



1.2



Perumusan Masalah .................................................................................................................01



1.3



Tujuan Penulisan......................................................................................................................02



BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................... 2.1



Masalah Masalah Dalam Pencarian Modal Usaha....................................................................03



2.2



Pembiayaan Bisnis.....................................................................................................................04



2.3



Penentuan Hubungan Finansial Perusahaan..............................................................................05



2.4



Analisa Peluang Pokok..............................................................................................................06



2.5



Mencari Sumber Modal Usaha..................................................................................................09



2.6



Hubungan Dengan Modal..........................................................................................................10



2.7



Penilaian Perusahaan.................................................................................................................12



BAB III PENUTUP.............................................................................................................................. 3.1



Kesimpulan................................................................................................................................15



3.2



Saran..........................................................................................................................................17



DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Manusia dalam mempertahankan hidupnya melakukan berbagai macam cara, salah



satunya adalah melakukan kegiatan atau aktivitas bisnis. Melalukan kegiatan itu manusia dapat memenuhi tuntutan hidupnya yang semakin hari semakin kompleks. Kehidupan manusia dijaman seperti ini begitu cepat berputar. Setiap hari manusia bekerja demi mempertahankan hidupnya, kehidupan yang serba cepat memacu manusia untuk dapat memenuhi kehidupan nya secara cepat pula. Pemenuhan kebutuhan hidup secara cepat telah mendorong dan membuka peluang bagi manusia untuk melakukan kegiatan bisnis. Aktivitas bisnis itu sendiri diawarnai oleh berbagai bentuk hubungan bisnis atau kerjasama bisnis yang melibatkan para pelaku bisnis, hubungan bisnis atau kerja sama bisnis yang terjadi sangat beraneka ragam tergantung pada bidang bisnis apa yang sedang dijalankan. Dengan semakin berkembangnya aktivitas bisnis sekarang ini maka keperluan akan modal atau dana bagi pelaku usaha juga semakin meningkat.oleh karena itu, sarana penyediaan dana yang dibutuhkan oleh pelaku usaha atau masyarakat perlu diperluas.umunya dana yang dibutuhkan tersebut dapat disediakan oleh lembaga perbankan melalui fasilitas kredit. Namun, fasilitas kredit dari perbankan sangat terbatas dan tidak semua pelaku usaha punya akses untuk mendapatkan bantuan pendanaan dari bank,selain itu lembaga perbankan ini juga memerlukan jaminan yang kadang kala tidak bisa dipenuhi oleh pelaku usaha yang bersangkutan,maka perlu suatu upaya lain yaitu tanpa jaminan dan lebih mudah prosesnya.upaya lain tersebut dapat dilakukan melalui lembaga pembiayaan. Lembaga pembiayaan ini diatur dalam keputusan Presiden No.61 Tahun 1988 tanggal 20 Desember 1988



dan



dijabarkan



lebih



lanjut



dengan



keputusan



Mentri



Keuangan



Nomor



1251/KMK,013/1988 tanggal 20 Desember 1988 Juncto Keputusan Menteri Keuangan Nomor 486/KMK,017/1995 tentang ketentuan tata cara pelaksanaan lembaga pembiayaan. 1.2



Perumusan Masalah 1. Apa Saja Masalah - Masalah Dalam Pencarian Modal Usaha? 2. Apa Saja Tahapan - Tahapan Dalam Pembiayaan Bisnis? 3. Apa Saja Penentuan Hubungan Finansial Perusahaan? 4. Bagaimana cara menghitung Analisa Peluang Pokok? 1



5. Apa Saja Sumber Modal Usaha? 6. Bagaimana Cara Menjalin Hubungan Dengan Pemilik Modal? 7. Apa Saja Penilaian Dalam Perusahaan? 1.3



Tujuan Penulisan 1. Untuk Mengetahui Apa Saja Masalah Masalah Dalam Pencarian Modal Usaha. 2. Untuk Mengetahui Apa Saja Tahapan - Tahapan Dalam Pembiayaan Bisnis. 3. Untuk Mengetahui Apa Saja Apa Saja Penentuan Hubungan Finansial Perusahaan. 4. Untuk Mengetahui Bagaimana cara menghitung Analisa Peluang Pokok. 5. Untuk Mengetahui Apa Saja Sumber Modal Usaha. 6. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Menjalin Hubungan Dengan Pemilik Modal. 7. Untuk Mengetahui Apa Saja Penilaian Dalam Perusahaan.



2



BAB II PEMBAHASAN Untuk melakukan usaha dalam pengembangannya tentu kita memerlukan suatu pembiayaan yang begitu banyak sehingga harus melakukan suatu usaha kerja sama dengan pihak lain dalam pencarian modal usaha. 2.1



Masalah – Masalah Dalam Pencarian Modal Usaha Beberapa masalah yang sering ditemui  dalam pencarian modal antara lain :



1)



Kurangnya ketajaman bisnis. (misal : tidak jeli melihat peluang,tidak dapat mengadaptasi dengan baik). Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.



Wirausaha



yang



kurang



siap



menghadapi



dan



melakukan



perubahan,tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu. 2)



Kurangnya pengalaman bisnis. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan,keterampilan



mengelola



sumber



daya



manusia,maupun



kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan. Pengalaman yang cukup bisa menjadikan peluang usaha yang baik. 3)



Harus dapat mengidentifikasi lebih dahulu kebutuhan modal. (baik secara finansial maupun berupa mesin). Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan efektif.



4)



Harus ada proyeksi laba dan proyeksi mengenai tingkat pengembalian investasi. Kurang dapat mengendalikan keuangan.agar perusahaan dapat berhasil dengan baik,faktor yang paling utama dengan keuangan adalah memelihara aliran kas,mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran khas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.



5)



Harus ada identifikasi tujuan dari penggunaan modal usaha.tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.



3



Masalah yang berkaitan dengan kesulitan yang biasanya dihadapi wirausahawan antara lain: 1)



Kinerja atau konsep perusahaan yang meragukan membuat para wirausahawan gagal dalam menjalankan usahanya. Hal ini menyebabkan adanya faham budaya feodal warisan kolonialisme jaman dahulu yang menganggap bahwa menjadi wirausahawan lebih banyak resiko yang mesti ditanggung, beda dengan menjadi seorang karyawan atau buruh yang hanya memikirkan pekerjaan. resiko bisnis yang terlalu tinggi,tingkat keuntungan dan pengembangan investasi yang rendah.



2)



Kegagalan perusahaan untuk menindaklanjuti, juga disebabkan karena tidak kompetennya dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.



3)



Kurangnya pengalaman dan ketajaman bisnis dalam kemampuan mengkoordinasikan, mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.



4)



Prefrensi dari pemodal yang mengaharuskan adanya proyeksi laba dan proyeksi mengenai tingkat pengembalian investasi.



5)



Kurangnya hubungan dengan sumber – sumber modal mengakibatkan sulitnya wirausahawan untuk mengembangkan usahanya.



2.2



Pembiayaan bisnis Sebelum melakukan pembiayaan bisnis, seorang wirausahawan haruslah terlebih



dahulu melakukan suatu identifikasi,yaitu : 1)



Identifikasi usaha yang akan dijalankan



2)



Identifikasi sumber pembiayaan, identifikasi sumber pembiayaan dibagi menjadi dua : - Internal (modal perusahaan) - Eksternal (investor atau kredit bank)



1.



Tahapan – tahapan pembiayan bisnis :



A.



Pembiayaan tahap awal : - Pembiayaan pendanaan modal benih (seed capital) dalam jumlah yang relatif kecil. - Pembiayaan/pendanaan pemula pengembangan produk dan pemasaran awal.



B.



Pendanaan ekspansi atau pengembangan,merupakan tahapan dimana modal atau dana yang diperoleh dari sumber pembiayaan internal ataupun eksternal digunakan untuk mengembangkan dan memperluas usaha tersebut. 4



C.



Pembiayaan



akuisisi



dan



leveraged



buyouts,



adalah



akuisisi



(



biasanya



perusahaan,tetapi bisa pula aset tunggal seperti real estate) yang harga belinya dibantu oleh gabungan saham dan utang dan yang arus kas atau aset targetnya dipakai untuk menjamin dan melunasi utang.karena utang biasanya memiliki biaya modal yang lebih rendah daripada saham,imbal balik saham meningkat seiring peningkatan utangnya. Utang tersebut otomatis menjadi dongkrak untuk menambah imbal balik yang menjadi asal usul istilah LBO. 2.



Menetapkan prioritas bisnis Dalam menentukan pembiayaan modal, wirausahawan harus menentukan jumlah



dana maupun waktu yang dibutuhkan disamping proyeksi penjualan dan pertumbuhan perusahaan. Perusahaan menengah kecil biasanya kesulitan modal usaha berbeda dengan perusahaan besar yang mempunyai potensi untuk berkembang. Tahapan pendanaan bisnis adalah: -



Pembiayaan tahap awal :



-



Pendanaan ekspansi atau pengembangan



-



Pembiayaan akuisisi dan leveraged buyouts. Pembiayaan tahap awal biasanya sangat sulit  dan sangat mahal didapatkan. Sedangkan



pembiayaan ekspansi dan perkembangan lebih mudah diperoleh. Pembiayaan dalam pengembangan bisnis sifatnya lebih sfesisik. Untuk mendapatkan modal perlu mengetahui berapa banyak kebutuhan finansial perusahaan. Perencanaan fasilitas terdiri dari likuiditas dan laba yang dipusatkan pada perencanaan aliran kas perusahaan dimasa depan. Proyeksi laba juga memiliki keabsahan independent sebagai laporan rugi laba dimasa depan. Uang merupakan bentuk kekuasaan yang fleksibel, tetapi cara untuk mendapatkan kekuasaan tersebut bisa dilakukan dengan cara lain untuk mengganti pengeluaran uang dengan pembagian sejumlah tertentu saham untuk menarik orang yang mungkin keahliannya sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Sebagian besar investor pemodal mempunyai ketidaksukaan yang besar terhadap resiko. Prosedur analisa dan penyaringan yang dilakukan investor untuk meminimalisasi dua jenis resiko : -



Resiko tidak dikenalnya wiraswastaan yang menyebabkan hilangnya modal.



-



Resiko hilangnya waktu yang digunakan untuk proyek yang tidak produktif.



2.3



Penentuan Hubungan Finansial Perusahaan



5



Sebelum melakukan usaha terlebih dahulu wirausahawan melakukan identifikasi awal, dan memperhitungkan berapa jumlah modal yang dibutuhkan. Selain itu juga seorang wirausaha harus ada perencanaan finansial yaitu : 1)



Perencanaan likuiditas (dipusatkan pada perencanaan aliran kas perusahaan).



2)



Perencanaan laba (proyeksi perolehan laba). Serta wirausaha juga perlu menentukan hubungan finansial perusahaan yang dilakukan



dengan cara penentuan kebutuhan kas untuk memulai usaha, diantaranya melalui beberapa pendekatan seperti : a.



Pendekatan pendapatan. Mengembangkan jumlah modal yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah tertentu pendapatan tahunan.



b.



Pendekatan tingkat sewa, menentukan jumlah penjualan dan kemudian modal yang dibutuhkan untuk mendukung sewa yang dimaksud.



c.



Pendekatan kas yang tersedia, dimulai dengan jumlah modal yang dimaksud untuk menentukan pendapatan yang mungkin dari penggunaan yang efisien. Penentuan kebutuhan kas bagi perusahaan yang sudah ada dilakukan dengan: -



Proyeksi laporan rugi laba Adalah suatu gambaran salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan apakah suatu perusahaan mengalami laba atau rugi dalam suatu periode akuntansi.



-



Proyeksi laporan neraca Adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menunjukan keadaan keuangan secara sistematis dari suatu perusahaan pada saat tertentu dengan cara menyajikan daftar aktiva,utang dan modal pemilik perusahaan.



-



Proyeksi arus kas Menggambarkan adanya suatu penerimaan dalam aliran kas masuk perusahaan dari kegiatan perusahaan tersebut.



2.4



Ringkasan tentang kebutuhan dan penggunaan kas.



Analisa Pulang Pokok Pada tahap awal pertumbuhan, akan sangat membantu wirausahawan untuk



mengetahui kapan keuntungan akan tercapai. Hal ini akan membantu mengetahui potensi



6



finansial bagi usaha pemula. Analisa pulang pokok adalah teknik untuk menentukan seberapa besar banyak satuan yang harus dijual atau seberapa banyak volume penjualan yang harus dicapai agar tercapai posisi pulang pokok (tidak rugi dan tidak untung). Analisa pulang pokok adalah proses menghasilkan informasi yang mengikhtisarkan berbagai tingkat keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan berbagai tingkat produksi. 1)



Unsur Dasar Analisa Pulang Pokok Analisa pulang pokok umumnya terdiri atas refleksi, pembahasan, pertimbangan, dan



pembuatan keputusan relatif terhadap tujuh unsur pokok. Masing-masing unsur dan definisinya adalah sebagai berikut (karena pembahasan analisa pulang pokok terletak pada definisi tersebut, definisi tersebut hendaknya dikuasai sebelum membaca lebih jauh): a.



Biaya tetap adalah pengeluaran yang diadakan oleh organisasi tanpa melihat jumlah produk yang dihasilkan. Contoh dari biaya tetap adalah pajak tanah, pemeliharaan bangunan, pengeluaran untuk bunga pada uang yang dipinjam untuk membiayai pembelian peralatan.



b.



Biaya variabel adalah pengeluaran yang berfluktuasi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Contoh dari biaya variabel adalah biaya pembungkusan produk, biaya bahan yang dibutuhkan untuk membuat produk, biaya yang berkaitan dengan pembungkusan produk untuk dikapalkan.



c.



Biaya total adalah jumlah total biaya tetap dan biaya variabel yang berkaitan dengan produksi.



d.



Pendapatan total adalah semua nilai rupiah penjualan yang terakumulasi dari penjualan produk. Sesungguhnya pendapatan total meningkat ketika lebih banyak produk yang terjual.



e.



Keuntungan didefinisikan sebagai jumlah pendapatan total yang melebihi biaya total dari produksi barang yang dijual.



f.



Kerugian adalah jumlah biaya total produksi barang yang melebihi pendapatan total yang diperoleh dari penjualan barang tersebut.



g.



Titik pulang pokok didefinisikan sebagai situasi di mana pendapatan total organisasi sama dengan biaya totalnya; organisasi hanya memperoleh pendapatan yang hanya cukup untuk menutupi biaya-biayanya. Perusahaan tidak mendapatkan keuntungan maupun tidak mengalami kerugian.



7



2)



Tipe Analisa Pulang Pokok Terdapat dua prosedur yang agak berbeda untuk menentukan titik pulang pokok yang



sama untuk sebuah organisasi: (1) analisa pulang pokok aljabar, dan (2) analisa pulang pokok grafik. a.



Analisa Pulang Pokok Aljabar Rumusan sederhana berikut ini umumnya digunakan untuk menentukan tingkat



produksi di mana organisasi mengalami posisi pulang pokok. FC BE𝑃 =



𝑃 − 𝑉C



dimana: BEP = Tingkat produksi di mana perusahaan mengalami titik pulang pokok FC



= Biaya tetap produksi total



P



= Harga di mana tiap unit individu dijual pada pembeli



VC = Biaya variabel yang berkaitan dengan tiap produk yang dihasilkan dan dijual Dua langkah berurutan yang harus diikuti untuk menggunakan rumusan ini untuk menghitung titik pulang pokok. Pertama, biaya variabel yang berkaitan dengan produksi tiap barang harus dikurangi dari harga di mana tiap barang tersebut akan dijual. Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk menentukan berapa banyak harga jual dari tiap produk yang dijual bisa menutupi biaya tetap total yang timbul dari produksi semua barang. Kedua, membagi sisa yang dihitung dari langkah pertama kepada biaya tetap total. Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk menentukan berapa banyak produk yang harus dihasilkan dan dijual untuk menutupi biaya tetap. Angka ini merupakan titik pulang pokok dari perusahaan. b.



Analisa Pulang Pokok Grafik Analisa pulang pokok grafik memerlukan pembuatan sebuah grafik yang



menunjukkan semua unsur kritis dalam analisa pulang pokok. 3)



Penggunaan Metode Grafik dan Aljabar Pulang Pokok



8



Baik metode grafik maupun aljabar dari analisa pulang pokok menghasilkan titik pulang pokok yang sama akan tetapi, proses yang digunakan untuk sampai pada titik pulang pokok ini agak berbeda. Dengan



bergantung



pada



situasi



yang



dihadapi oleh



para



wirausahawan,



wirausahawan mungkin ingin menggunakan satu metode pulang pokok dan bukannya yang lain. Contoh, jika wirausahawan semata-mata menginginkan penentuan titik pulang pokok yang cepat dan akurat, metode aljabar umumnya sudah memadai. Sebaliknya, jika wirausahawan menginginkan gambaran yang lebih lengkap dari hubungan kumulatif antara titik pulang pokok, biaya tetap, dan naiknya biaya variabel, metode grafik pulang pokok mungkin paling bermanfaat.



2.5



Mencari Sumber Modal Usaha Sebelum



mempertimbangkan



sumber



uang,



wirausahawan



hendaknya



mempertimbangkan pengganti modal. Uang memang merupakan bentuk kekuasaan yang fleksibel, tetapi cara untuk mendapatkan kekuasaannya tersebut bisa dilakukan dengan cara lain. Uang sebagai sumber dana untuk membeli barang-barang modal bisa digantikan dengan cara barter antara satu pihak dengan pihak lain. Misalnya pemilik siaran televisi bisa mengadakan barter peralatan kantor dengan iklan. Pembagian kepemilikan saham juga merupakan satu cara untuk mengganti pengeluaran uang dengan pembagian sejumlah tertentu saham untuk menarik orang yang mungkin keahliannya sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Penundaan pembayaran untuk pembelian bahan baku merupakan salah satu cara untuk mengalihkan dana yang sangat dibutuhkan pada kebutuhan lainnya. 1)



Sumber Pembiayaan Wirausahawan mempunyai akses pada dua kategori keuangan: pribadi dan masyarakat.



Sebagian besar usaha bermula dari sumber daya pribadi. Sebuah perusahaan mungkin didirikan dengan modal awal yang diperoleh dari tabungan pribadi dari para pemiliknya. Sahabat dan orang dekat mungkin bisa juga menjadi sumber pembiayaan pribadi. Keinginan mereka untuk meminjamkan atau menanamkan uangnya terletak pada pengetahuan mereka dan kepercayaan terhadap pengalaman, karakter, dan kemampuan



9



individu. Pengetahuan ini mengurangi risiko ketidak-tahuan yang dihadapi oleh investor dari luar. 2)



Preferensi Investor Menemukan sumber modal usaha dengan sendirinya tidak cukup, karena semua sumber



mempunyai



preferensi



dan ketidak-sukaan.



Penting



untuk



diketahui



pada



tahap



perkembangan perusahaan mana pemodal akan menanamkan dananya. Proses ini diuraikan dengan melihat tahap-tahap perkembangan perusahaan. -



Tahap nol-biasanya pada tahap nol ini beberapa dana finansial (milik wirausahawan) telah ditanamkan, telah dilakukan sejumlah usaha, prototipe mungkin telah dikembangkan.



-



Tahap I-tahap pemula. Selama tahap ini operasi diformalkan dan produk/jasa telah dikembangkan dan dihasilkan. Tahap pertama ini dibiayai dengan modal awal.



-



Tahap II-terjadi ketika perusahaan telah mempunyai catatan operasi. Perusahaan telah melalui tahap awal pertumbuhan dan telah menggunakan teknik analisa investasi konvensional. Perusahaan mengembangkan barang modal dan mulai merencanakan pertumbuhan jangka panjang.



-



Tahap III-ekspansi lebih lanjut bisa dilakukan karena indikasi yang menguntungkan dari potensi perusahaan. Jumlah dana yang dibutuhkan jauh lebih besar dari yang diperoleh pada tahap awal dan investor terdahulu mulai mendapatkan keuntungan dan likuiditas. Pada tahap ini mungkin dilakukan go public untuk mendapatkan dana tambahan dan memungkinkan investor terdahulu mendapatkan keuntungan melalui penjualan sebagian dari saham mereka (penawaran sekunder).



-



Tahap IV-perusahaan pada tahap kedewasaan dan menjadi perusahaan yang mapan. Wirausahawan hendaknya mendekati pemodal yang mempunyai preferensi sama



dengan jenis usaha dari perusahaan. Sebagian besar pedoman sumber pemodal ventura menunjukkan preferensi industri dari pemodal ventura. 2.6



Hubungan Dengan Pemodal Sebagian besar investor mempunyai ketidak-sukaan yang besar terhadap risiko.



Prosedur analisa dan penyaringan yang dilakukan investor untuk meminimisasi dua jenis risiko: 1) risiko tidak dikenalnya wirausahawan yang mungkin menyebabkan hilangnya modal, dan 2) risiko hilangnya waktu yang digunakan untuk proyek yang tidak produktif. 10



1)



Strukturisasi Kesepakatan Sesudah mengadakan analisa, pemodal harus membuat keputusan apakah perusahaan



dan manajemen memenuhi syarat, apakah bidang-bidang masalah yang tidak diungkapkan bisa dikoreksi, dan apakah tidak ada masalah yang tidak diramalkan yang timbul, negosiasi strukturisasi kesepakatan bisa dimulai. Sebagian besar pemodal mempunyai batas atas jumlah investasi yang akan ditanamkan dalam perusahaan. Apakah perusahaan meminta dana lebih dari batas tersebut, keputusan pemodal didasarkan pada keinginannya untuk mengadakan analisa dan menindak lanjuti. Di samping itu, pemodal bisa mengadakan sindikasi dengan pemodal lainnya untuk membiayai perusahaan. Bentuk investasi yang dipilih oleh pemodal biasanya adalah “surat hutang” (debenture) yang bisa dikonversi. Surat hutang yang bisa dikonversi adalah instrumen hutang yang mempunyai syarat-syarat melindungi tetapi tanpa jaminan aktiva dan bisa dikonversi dengan saham pada harga konversi tertentu. Keuntungannya adalah investor memperoleh kendali, menentukan jumlah ekuitas dan penentuan harganya secara fleksibel, memungkinkan proteksi terhadap pencairan, memberikan hak registrasi, dan mendapatkan hasil dari investasi modal. Jika perusahaan adalah perusahaan pemula, investasi ekuitas murni dalam saham biasa mungkin lebih menguntungkan, karena tidak ada persoalan kas dalam pembayaran bunga atau cicilan hutangnya, dan basis ekuitas bisa digunakan sebagai leverage untuk mengamankan hutang bank. Pemegang saham minoritas hanya mempunyai kekuatan yang kecil untuk mempengaruhi manajemen jika suatu badan usaha menghadapi masalah yang sulit. Akan tetapi dengan menstruktur investasi dalam bentuk surat hutang, investor bisa memasukkan hambatan- hambatan untuk mengamankan investasi mereka. Hambatan yang mungkin dilakukan investor adalah: a.



Mempertahankan nilai bersih neto minimum.



b.



Hambatan pada pembayaran dividen.



c.



Hambatan dalam akuisisi aktiva tetap.



d.



Hambatan pada tipe pengeluaran tertentu, seperti penelitian dan pengembangan.



e.



Hambatan dalam merger atau akuisisi.



f.



Ketentuan untuk membatasi gaji dan bonus yang diterima oleh manajemen puncak.



g.



Hambatan pada perjanjian aktiva lebih lanjut sebagai jaminan atau kolateral. Hambatan-hambatan tersebut dicantumkan dalam surat hutang dengan berbagai bentuk.



Penentuan jumlah saham untuk dipertukarkan atau dikonversi bagi pembiayaan dan harganya 11



bergantung pada ekspektasi terhadap hasil dan risiko. Prosedur di bawah ini bisa digunakan untuk menentukan jumlah kepemilikan dan penentuan harga dari saham untuk menstruktur penawaran yang menarik. -



Metode 1-Metode Perkalian Harga/Pendapatan. Pertama, membandingkan perusahaan dengan perusahaan pemerintah yang sama. Perbandingan bisa dilakukan dengan dasar kesamaan rasio neraca, marjin laporan keuangan, dan tingkat pengeluaran, pangsa pasar yang dimiliki, penjualan bruto per karyawan, harta per karyawan, perputaran harta, dan ukuran efisiensi lainnya yang umumnya diterima. Kemudian menentukan rasio hargapendapatan yang bisa diperbandingkan, misalkan diskonto 25 sampai 50 persen terhadap saham surat (letter stock). Gunakan perkalian ini pada pendapatan per saham sekarang dan bagilah harga saham yang diperoleh dengan jumlah dana yang dicari untuk menentukan jumlah saham yang akan diterbitkan. Perbandingan jumlah saham ini pada saham baru total beredar akan menunjukkan prosentase dari saham perusahaan yang harus dirundingkan.



-



Metode 2-Metode Tingkat Hasil (Rate of Return). Perkirakan luas jangkauan (range) tingkat hasil yang diperlukan. Sebagian besar investor mencari tingkat hasil majemuk 25 sampai 80 persen lebih tergantung pada risiko dari perusahaan. Terjemahkan hasil yang diinginkan ke dalam jumlah kepemilikan yang diperlukan dengan satu atau dua cara: gunakan metode range tingkat hasil aktual atau gunakan metode faktor hasil.



-



Contoh 1-Metode Range Tingkat Hasil. Misalkan perusahaan membutuhkan hutang jangka panjang sebesar 1 juta rupiah dengan bunga sebesar 10 persen. Perusahaan menyetujui surat hutang yang bisa ditukar tetapi akan melihat pada investor atas penetapan jumlah saham pada penukaran dan harga penukaran agar nampak sebagai investasi yang menarik. Investor menilai bahwa hasil antara 35 sampai 50 persen akan bisa diterima dalam hubungannya dengan risiko yang ditanggung. Asumsi lain menyatakan bahwa perusahaan akan go public dalam dua tahun. Investor akan menarik bunga 10 persen, suku bunga di atas suku bunga yang berlaku. Karena suku bunga 10 persen dianggap terlalu tinggi, investor percaya bahwa suatu bagian dari hutang yang tersisa sesudah biaya konversi sangat mungkin akan dibayar kembali, melalui hasil pendapatan penjaminan (underwriting) atau dari pembiayaan kembali pada suku bunga yang lebih rendah. Investor meminta manajemen membuat ramalan laporan rugi laba selama dua tahun berikutnya, dengan dan tanpa pengaruh dari pembiayaan 1 juta rupiah.



12



2.7



Penilaian Perusahaan Masalah yang dihadapi oleh wirausahawan ketika mendapatkan dana ekuitas dari luar



adalah penentuan nilai dari perusahaan. Delapan faktor yang harus dipertimbangkan dalam penilaian perusahaan adalah sebagai berikut: a.



Sifat dan sejarah dari bisnis.



b.



Kondisi perekonomian pada umumnya maupun kondisi dari industri.



c.



Nilai buku (nilai bersih) dari saham dan kondisi finansial keseluruhan dari perusahaan.



d.



Kemampuan untuk menghasilkan pendaptan di masa depan dari perusahaan.



e.



Kemampuan membayar dividen dari perusahaan.



f.



Penilaian dari hubungan baik dan harta tak kentara dari usaha tersebut.



g.



Penilaian penjualan saham.



h.



Harga pasar dari perusahaan yang terlibat dalam jenis usaha yang sama atau identik.



1)



Pendekatan Penilaian Umum Terdapat beberapa pendekatan yang bisa digunakan dalam menilai usaha ventura.



Pendekatan pertama adalah penilaian perusahaan milik negara yang bisa dibandingkan dan harga saham perusahaan tersebut. Langkah yang harus dilakukan adalah mengklarifikasikan perusahaan menurut industri, di mana perusahaan dalam satu industri biasanya mempunyai pasar, masalah, potensi penjualan dan pendapatan yang sama. Pendekatan kedua yang biasanya sering digunakan adalah nilai sekarang dari arus kas di masa depan. Metode ini menyesuaikan nilai arus kas dari bisnis dengan nilai waktu dari uang dan risiko bisnis dan ekonomi. Karena hanya kas yang bisa diinvestasikan kembali pendekatan ini biasanya lebih akurat dibandingkan dengan laba. Pendekatan ketiga hanya digunakan untuk tujuan asuransi atau dalam kondisi luar biasa yaitu nilai pergantian. Kondisi luar biasa ini muncul jika misalnya terdapat aktiva luar biasa yang diinginkan oleh pembeli. Penilaian usaha didasarkan pada jumlah uang yang diperlukan untuk mengganti aktiva dan sistem usaha. Pendekatan keempat adalah pendekatan nilai buku. Pendekatan ini menggunakan nilai buku yang disesuaikan atau nilai aktiva nyata untuk menentukan nilai perusahaan. Nilai buku yang disesuaikan diperoleh dengan membuat penyesuaian yang diperlukan pada nilai buku yang dinyatakan dengan memperhitungkan depresiasi (atau apresiasi) perusahaan dan



13



peralatan serta harta riil, maupun penyesuaian pada persediaan disebabkan metode akunting yang digunakan. Pendekatan kelima adalah pendekatan pendapatan senantiasa digunakan dalam penilaian perusahaan dan ini biasanya memberikan estimasi hasil dari investasi. Pendapatan potensial riil dihitung dengan menimbang pendapatan tahun operasi terakhir sesudah pendapatan tersebut disesuaikan dengan pengeluaran luar biasa yang biasanya tidak ada pada perusahaan pemerintah. Kemudian pelipat harga pendapatan dipilih berdasar norma industri dan risiko investasi. Pelipat tertinggi akan digunakan bagi bisnis berisiko tinggi dan pelipat rendah untuk bisnis berisiko rendah. Perluasan pendekatan ini, pendekatan faktor di mana tiga faktor digunakan untuk menentukan nilai: pendapatan, kemampuan membayar dividen, dan nilai buku. Masing-masing faktor tersebut digunakan untuk menentukan penilaian perusahaan. Pendekatan terakhir adalah nilai likuidasi yang memberikan nilai terendah dari bisnis. Nilai likuidasi lebih sulit dihitung, terutama ketika biaya dan kerugian harus diestimasi guna penjualan persediaan, PHK, pengumpulan piutang dagang, penjualan aktiva, dan aktivitas penutupan lainnya. 2)



Metode Penilaian Umum Pendekatan sederhana



yang



bisa digunakan wirausahawan untuk



menentukan



berapa banyak yang diinginkan pemodal pada perusahaannya untuk sejumlah tertentu investasi bias dihitung dengan menggunakan rumusan di bawah ini: Hasil Investasi Modal Ventura Investasi Modal Ventura Kepemilikan Pemodal Ventura (%)



───────────────── =



Proyeksi Laba Perusahaan pada Tahun ke 5



x



yang Diinginkan ──────────────────



Kelipatan Harga Pendapatan x dari Perusahaan sama yang bisa diperbandingkan



14



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan Untuk melakukan usaha dalam pengembangannyan tentu kita memerlukan suatu



pembiayaan yang begitu banyak sehingga harus melakukan suatu usaha kerja sama dengan pihak lain dalam pencarian modal usaha. 1.



Masalah – Masalah Dalam Pencarian Modal Usaha



Beberapa masalah yang sering ditemui dalam pencarian modal antara lain : -



Kurangnya ketajaman bisnis.



-



Kurangnya pengalaman bisnis



-



Harus dapat mengidentifikasi lebih dahulu kebutuhan modal



-



Harus ada proyeksi laba dan proyeksi mengenai tingkat pengembalian investasi.



-



Harus ada identifikasi tujuan dari penggunaan modal usaha



2.



Pembiayaan Bisnis



1)



Tahapan – tahapan pembiayan bisnis 15



a.



Pembiayaan tahap awal : -



Pembiayaan pendanaan modal benih (seed capital) dalam jumlah yang relatif kecil.



-



Pembiayaan/pendanaan pemula pengembangan produk dan pemasaran awal.



b.



Pendanaan ekspansi atau pengembangan



c.



Pembiayaan akuisisi dan leveraged buyouts.



2)



Menetapkan prioritas bisnis Dalam menentukan pembiayaan modal, wirausahawan harus menentukan jumlah dana



maupun waktu yang dibutuhkan, disamping proyeksi penjualan dan pertumbuhan perusahaan. Perusahaan menengah kecil biasanya kesulitan modal usaha berbeda dengan perusahaan besar yang mempunyai potensi untuk berkembang.tahapan pendanaan bisnis adalah : a.



Pembiayaan tahap awal :



b.



Pendanaan ekspansi atau pengembangan



c.



Pembiayaan akuisisi dan leveraged buyouts.



3.



Penentuan Hubungan Finansial Perusahaan Sebelum melakukan usaha terlebih dahulu wirausahawan melakukan identifikasi awal,



dan memperhitungkan berapa jumlah modal yang dibutuhkan. Selain itu juga seorang wirausaha harus ada perencanaan finansial yaitu : 1)



Perencanaan likuiditas (dipusatkan pada perencanaan aliran kas perusahaan).



2)



Perencanaan laba (proyeksi perolehan laba). Serta wirausaha juga perlu menentukan hubungan finansial perusahaan yang dilakukan



dengan cara penentuan kebutuhan kas untuk memulai usaha, diantaranya melalui beberapa pendekatan seperti : a.



Pendekatan pendapatan.



b.



Pendekatan kas yang tersedia, dimulai dengan jumlah modal yang dimaksud untuk menentukan pendapatan yang mungkin dari penggunaan yang efisien.



4.



Analisa Pulang Pokok Analisa pulang pokok merupakan suatu teknik untuk menentukan volume penjualan



yang harus dicapai, agar tercapai posisi impas/pulang pokok (perusahaan tidak mendapat laba tapi tidak juga menderita rugi). Analisa pulang pokok adalah proses menghasilkan informasi yang mengikhtisarkan berbagai tingkat keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan berbagai tingkat produksi, unsur – unsur dasar analisa pulang pokok : a.



Biaya tetap (fixed cost)



b.



Biaya variable (variable cost)



c.



Biaya tetap 16



d.



Pendapatan total



e.



Keuntungan



f.



Kerugian



g.



Titik pulang pokok



5.



Mencari Sumber Modal Usaha Sebelum melakukan pencarian modal usaha,seorang wirausahawan juga terlebih dahulu



melaksanakan penilaian terhadap kelayakan usahanya tersebut pencarian  sumber modal usaha tersebut berasal dari : a.



Modal perusahaan



b.



Modal patungan ( perusahaan dengan investor)



c.



Modal dari investor



d.



Modal pinjaman dari bank



e.



Wirausahawan mempunyai akses pada dua kategori keuangan yaitu : pribadi dan masyarakat.



6.



Hubungan Dengan Pemodal Menjalin suatu hubungan yang baik dengan pemilik modal sangatlah penting



dikarenakan pemilik modal adalah seseorang yang penting dalam kelangsungan dalam suatu usaha. Berikut adalah cara menjalin hubungan dengan pemilik modal diantaranya : a.



Harus ada struktur kesepakatan antara perusahaan dengan pemodal.



b.



Membina hubungan jangka pendek maupun jangka panjang.



c.



Melaksanakan tanggung jawab dengan baik, terutama dalam penyelesaian atau pengembalian modal.



7.



Penilaian Perusahaan Masalah yang dihadapi oleh wirausahawan ketika mendapatkan dana ekuitas dari luar



adalah penentuan nilai dari perusahaan. Delapan faktor yang harus dipertimbangkan dalam penilaian perusahaan adalah sebagai berikut: a.



Sifat dan sejarah dari bisnis.



b.



Kondisi perekonomian pada umumnya maupun kondisi dari industri.



c.



Nilai buku (nilai bersih) dari saham dan kondisi finansial keseluruhan dari perusahaan.



d.



Kemampuan untuk menghasilkan pendaptan di masa depan dari perusahaan.



e.



Kemampuan membayar dividen dari perusahaan.



f.



Penilaian dari hubungan baik dan harta tak kentara dari usaha tersebut.



g.



Penilaian penjualan saham.



h.



Harga pasar dari perusahaan yang terlibat dalam jenis usaha yang sama atau identik. 17



c.2



Saran Saran penulis agar pembiayaan usaha baru dapat dikembangkan dengan beberapa



masalah yang harus diketahui dan langkah apa saja yang harus ditempuh agar usaha barupun dapat berkembang lebih baik lagi.



18



DAFTAR PUSTAKA



http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kewirausahaan/bab3pembiayaan_usaha_ba ru_yang_berkembang.pdf http://permataqolamiy.blogspot.com/2015/04/pembiayaan-usaha-baru.html?m=1 http://riskamarlita7.blogspot.com/2014/03/kewirausahaan-pembiayaan-usaha yang.html?m=1 https://dokumen.tips/documents/pembiayaan-usaha-baru-56ac3fe19e476.html