Makalah Kewirausahan Manajemen Keuangan Dan Pembiayaan Usaha [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN MANAJEMEN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN USAHA



Disusun oleh: Nanda Lia Putri Sari (2019411005) Mutiara Indriyani (2019411006) Dosen Pembimbing :



PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG TAHUN AKADEMIK 2021-202



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Manusia dalam mempertahankan hidupnya melakukan berbagai macam cara,salah



satunya adalah melakukan kegiatan atau aktivitas bisnis. Melalu kegiatan itu manusia dapatmemenuhi tuntutan hidupnya yang semakin hari semakin kompleks. Kehidupan manusia di jaman seperti ini begitu cepat berputar. Setiap hari manusia bekerja demi mempertahankan hidupnya,kehidupan yang serba cepat memacu manusia untuk dapat memenuhi kehidupan hidupnya



secara cepat pula. Pemenuhan kebutuhan hidup



secara cepat telah mendorong dan membuka peluang bagi manusia untuk melakukan kegiatan bisnis. Aktivitas bisnis itu sendiridiawarnai oleh berbagai bentuk hubungan bisnis atau kerjasama bisnis yang melibatkan parapelaku bisnis, hubungan bisnis atau kerja sama bisnis yang terjadi sangat beraneka ragamtergantung pada bidang bisnis apa yang sedang dijalankan. Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan,pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Menurut Pratiwi (2011),manajemen keuangan merupakan manajemen yang mengelola fungsi-fungsi keuangan. Adapun fungsi-fungsi keuangan tersebut yaitu begaimana memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund). Mengelola keuangan merupakan suatu skil tersendiri yang harus dimiliki oleh setiap manusia, karena dengan bisa atau pandai mengelola keuangan pribadi maupun perusahaan maka akan terhindar dari kata rugi seperti kata pepatah yang sering di dengar yaitu “besar pasak dari pada tiang”. Dalam mengelola keuangan ternyata tidak semudah yang dibayangkan karena jika pengeluaran terjadi terus menerus tanpa ada catatan keuangan maka kita akan bingung sendiri kemana uang tersebut pergi, tidak ada catatan jelas mengenai alur pengeluaran. Ada dua tips



dalam mengelola keuangan yang sehat yaitu pertama harus tahu cash flow—aliran uang. Jalur keluar masuknya uang untuk apa dan ke mana saja harus selalu diketahui apabila seseorang ingin finansialnya sehat. Kedua, mengetahui tujuan. Dijelaskan secara mendetail uang yang digunakan untuk keperluan apa saja, keuntungan serta kerugian harus dapat tergambar dengan jelas jika ingin melakukan suatu pengeluaran keuangan (Hananto, 2014). Dengan semakin berkembangnya aktivitas bisnis sekarang ini maka keperluan akanmodal atau dana bagi pelaku usaha juga semakin meningkat.oleh karena itu,sarana penyediaandana yang dibutuhkan oleh pelaku usaha atau masyarakat perlu diperluas.umunya dana yangdibutuhkan tersebut dapat disediakan oleh lembaga perbankan melalui fasilitas kredit. Namun,fasilitas kredit dari perbankan sangat terbatas dan tidak semua pelaku usaha punya akses untukmendapatkan bantuan pendanaan dari bank,selain itu lembaga perbankan ini juga memerlukanjaminan yang kadang kala tidak bisa dipenuhi oleh pelaku usaha yang bersangkutan,maka perlusuatu upaya lain yaitu tanpa jaminan dan lebih mudah prosesnya.upaya lain tersebut dapatdilakukan melalui lembaga pembiayaan. Lembaga pembiayaan ini diatur dalam keputusanPresiden No.61 Tahun 1988 tanggal 20 Desember 1988 dan dijabarkan



lebih



lanjut



dengankeputusan



Mentri



Keuangan



Nomor



1251/KMK,013/1988 tanggal 20 Desember 1988 JunctoKeputusan Menteri Keuangan



Nomor 486/KMK,017/1995 tentang ketentuan tata cara pelaksanaan



lembaga Pembiayaan. 1.2.



Rumusan Masalah 1. Dapat menjelaskan sumber ide-ide baru, penyaringan ide,dan proses perencanaan & pengembangan ide. 2. Dapat menjelaskan manajemen proses produk baru dan proses pengembangan produk baru.



1.3.



Tujuan Penulisan 1. Mengetahui dan memberikan informasi yang lebih detail tentang sumber penemuan ide-ide baru, penyaringan ide dan proses perencanaan & pengembangan ide 2. Mengetahui dan memberikan informasi yang lebih detail tentang manajemen proses produk baru dan proses pengembangan produk baru.



1.4.



Manfaat penulisan Untuk semua pembaca diharapkan agar makalah ini dapat memberikan



pemahaman mengenai manajemen keuangan



serta bagaimana cara dalam



pembiayaan usaha dan masalah -masalah dalam penemuan ide dan pengembangan produk baru.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Penemuan Ide Ide Baru Wirausaha dapat menambah nilai suatu barang atau jasa melalui inovasi. Keberhasilan wirausaha dapat dicapat apabila wirausaha mengunakan produk, proses dan jasa –jasa inovasi sebagai alat untuk mengali perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan instrumet penting untuk memberdayakan sumber-sumber agar menghasilkan hal yang baru dan menciptakan nilai Menurut Zimmerer, ideide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang pasar. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara: (Suryana,2001) 1) Kemungkinan banyaknya resiko yang dapat dieleminir melalui strategi yang proaktif 2) Penyebaran resiko pada aspek yang paling mungkin 3) Mengelola resiko yang mendatangkan nilai dan manfaat Ada tiga bentuk resiko yang dapat dievaluasi : a) Resiko pasar atau resiko persaingan, b) Resiko finansial, c) Resiko teknik Lebih lanjut Zimmerer mengatakan bahwa kreativitas sering kali mencul dalam bentuk-bentuk ide untuk mengahsilkan barang dan jasajasa barang. Ide itu sendiri bukan peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus menerus. Banyak



ide-ide yang betul asli, akan tetapi sebagian besar peluang tercipta ketika wirausaha memiliki cara pandang baru terhadap ide yang lama. Untuk menjadikan ide bisa menjadi peluang , ada beberapa cara: 1) Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan caracara atau metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya. 2) Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa 3) Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan dilakukan atau modifikasi cara melakukan suatu pekerjaan Hasil dari ide-ide tersebut secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk arahan atau petunjuk bagi perusahaan atau kreasi baru tentang barang yang dihasilkan perusahaan. Banyak wirausaha yang berhasil bukan ata ide sendiri tetapi hasil pengamatan dan penerapan ide-ide orang lain dan bisa menjadi peluang 2.2. Penyaringan Ide Ada ide–ide yang masih potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan ide (skrining) merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk jasa riil. Adapun langkah-langakh dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Menciptakan produk baru dan berbeda Ketika ide dimunculkan secara riil atau nyata, misal dalam bentuk barang dan jasa baru, maka produk baru tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli dan pengunanya. Agar berguna tentu saja barang dan jasa itu bernilai bagi konsumen



pelanggan maupun konsumen potensial lainnya. Oleh sebab itu, wirausaha harus mengetahui betul perilaku konsumen di pasar dengan memperhatikan atau mengamati dua unsur pasar yaitu; a. Permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan b. Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang dan jasa. Selain itu, masalah segmentasi pasar merupakan hal penting yang pelu diperhatikan. Karena secara spesifik peluang itu amat tergantung pada perilaku segmen pasar. Yang akan dianalisis dari pasar adalah: kemampuan untuk menganalisis demografi pasar, kemampuan utnuk menganalisis sifat serta tingkah laku pesaing, kemampuan untuk menganalisis keunggulan bersaing pesaing dan kefakuman pesaing yang dianggap dapat menciptakan peluang. 2) Mengamati pintu peluang Wirausaha harus pandai mengamati potensi-potrensi yang dimiliki pesaing. Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisis pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan modal baru. Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan dan peluang yang dimiliki pesaing yang dapat kita peroleh, ada beberapa pertanyaan penting. a. Pertanyaan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pesaing dalam mengembangkan produk. b. Pertanyaan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan pesaing tentang kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki. c.



Pertanyaan untuk menentukan apakah pintu peluang ada atau tidak.



3) Analisis Produk dan proses Produksi Secara Mendalam Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk tersebut. Apakah biaya yang dikeluarkan lebih efesien daripada biaya yang dikeluarkan pesaing. 4) Menaksir biaya awal Menaksir biaya awal yaitu beberapa biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru. Darimana sumbernya dan untuk apa digunakan . Berapa yang diperlukan untuk operasi, untuk perluasan dan untuk biaya lainnya. 5) Mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi Resiko yang dimaksud adalah resiko teknik, finansial dan resiko pesaing. Resiko pesaing



adalah



mempertahankan



kemampuan posisinya



di



dan



kesediaan



pasar.



Resiko



pesaing



untuk



teknik



adalah



berhubungan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan atau menyangkut suatu objek penentu apakah ide secara aktual dapat ditransformasikan menjadi produk yang siap di pasarkan dengan kapabilitas dan karakteristiknya. Sedangkan resiko finansial



merupakan



resiko



yang



muncul



sebagai



akibat



ketidakcukupan finansial baik dalam phase pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan mempertahankan perusahaan dalam memberikan dukungan biaya produk. 2.3. Proses Perencanaan dan Pengembangan Ide Perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis (blue print) yang berisikan tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian financial, strategi usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh, kemampuan serta keterampilan personal. Perencanaan usaha sebagai persiapan awal memiliki dua fungsi penting;(Suryana,2001)



1) sebagai pedoman untuk mencapai keberhasilan manajemen usaha, 2)



sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan permodalan yang bersumber dari luar.



Menurut Zimmener, ada beberapa unsur yang harus ada dalam perencanaan usaha, yaitu; a. Ringkasan pelaksanaan b. Profil usaha c. Strategi usaha d. Produk dan jasa e. Strategi pemasaran f. Analisis pesaing g. Ringkasan karyawan dan pemilik h. Rencana operasional i. Data financial j. Proposal usulan peminjaman k. Jadwal operasional Ringkasan pelaksanaan (executive summary), menjelaskan tentang : maksud usaha, usulan finansial, permintaan dana, cara mengunakan dana dan cara pembayaran kembali pinjaman. Setelah membuat executif summmary, langkah berikutnya adalah membuat misi usaha yang mengambarkan maksud-maksud usaha dan filosofi manajemen perusahaan. Selain membuat format ringkasan pelaksanaan , seorang calon pengusaha juga harus membuat usulan atau proposal usaha. Usulan usaha itu ditujukan kepada penyandang dana. Aspek yang dimuat dalam proposal itu



adalah;



manajemen



usaha,



pemasaran,



produksi/operasional,



dan



keuangan



perusahaan. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam merancang pengunaan biaya, meliputi; (a) Biaya awal (b) Proyeksi/ rancangan keuangan, yang mencakup; pembukaan neraca harian, rancangan neraca pendapatan dan rancangan rencana aliran kas. Hasil studi yang dilakukan oleh John Eggers dan Kim Leahy mengidentifikasi enam tahap pengembangan bisnis yaitu: 1) survival, 2) stabilisasi, 3) orientasi 4) pertumbuhan, 5) pertumbuhan yang cepat, 6) kematangan Pada setiap tahap tersebut gaya kepemimpin wirausaha dan keterampilan yang diperlukan cenderung berubah. Menurut Lambing ada dua keterampilan yang diperlukan oleh pemilik perusahaan dalam rangka pengembangan perusahaan, yaitu: (Lambing Peggy Charles R Kuehl,2000) 1) Manajemen personal, 2) manajemen keuangan. Dalam menghadapi krisis ekonomi nasional seperti sekarang ini, perhatian utama yang harus ditekankan pada penciptaan nilai tambah untuk meraih keunggulan daya saing (competitive advantage) melalui pengembangan kapabilitas khusus (kewirausahaan), sehingga perusahaan kecil tidak lagi mengandalkan strategi



kekuatan pasar (market power) melalui monopoli dan fasilitas pemerintah. Dalam strategi tersebut, perusahaan kecil harus mengarah pada keterampilan khusus secara internal yang bisa menghasilkan core product yang unggul untuk memperbesar manufacturing share. Strategi ini lebih murah dan ampuh dalam memberdayakan usaha kecil, karena perusahaan kecil bisa memanfaatkan sumber daya lokalnya. Batasan tentang usaha kecil belum ditemui kesepakatan para ahli. Usaha kecil didefinisikan dengan cara yang berbeda tergantung pada kepentingan organisasi. Dilihat dari perangkat manajemennya, Lambing mengemukakan bahwa kontrol atau pengawasan pada usaha kecil biasannya informal. Apabila hanya ada beberapa karyawan, maka deskripsi pekerjaan dan segala aturan secara tidak tertulis sebab wirausaha mudah menguasai segala aspek usahanya. Kebanyakan orang yang ingin membuka usaha selalu menjadikan masalah modal sebagai kendala. Modal dijadikan “pembuka” untuk masuk ke dunia usaha. Ternyata masalah modal bukan lah masalah utama ketika usaha baru dimulai. Para pengusaha atau wirausahawan yang sukses, dari pengalaman mereka membuktikan bahwa masalah modal bukanlah masalah urgen ketika membuka usaha. Masalah penting adalah keberanian dan mental wirausaha serta berani mengambil resiko. Banyak bukti tentang hal ini, pengusahapengusaha sukses dan ulet itu selalu berangkat dengan keberanian dan modal seadanya. Untuk mengembangkan usaha maka ada dua bentuk kegiatan yang dapat dilakukan : 1) Perluasan skala ekonomi Cara ini dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem, distribusi dan tempat usaha. Ini dilakukan bila perluasan usaha atau peningkatan out put akan menurunkan biaya jangka panjang, yang berarti skala usaha yang ada ekonomis. Sebaliknya bila peningkatan output mengakibatkan peningkatan biaya jangka panjang, maka tidak



baik untuk dilakukan. Berdasarkan hal di atas , maka skala usaha ekonomi terjadi apabila perluasan usaha menunrunkan biaya



jangka



panjang.



Oleh



karena



skala



ekonomis



menunjukan pengurangan biaya perusahaan akibata kenaikan arus out put, maka kurva pengalaman atau kurva belajar menunjukan pengurangan biaya yang muncul sebagai akibat adanya kenaikan volume secara kumulatif. 2) Perluasan cakupan usaha Cara ini bisa dilakukan dengan cara menambah jenis usaha baru, produk dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi, serta dengan tekonologi berbeda. Misalkan usaha jasa angkutan kota diperluas dengan usaha jasa bus parawisata, usaha jasa pendidikan diperluas dengan usaha jasa pelatihan. Dengan demikian lingkup usaha, dapat didefinisikan dengan suatu diversifikasi usaha ekonomi yang ditandai dengan oleh biaya produksi total bersama dalam memproduk dua atau lebih jenis produk secara bersamasama adalah lebih kecil daripada pejumlahan biaya produksi dari masing-masing dari produk itu apabila diproduksi secara terpisah. Perluasan cakupan usaha ini dapat dilakukan apabila wirausaha memilik permodalan yang cukup. Sebaliknya, lingkup usaha tidak tidak ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu diversidikasi usaha yang tidak ekonomis, dimana biaya produksi biaya total bersama dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk sfecara bersamasama adalah lebih besar dari pada penjumlahan biaya produksi dari masing-masing jenis produk itu apabila diproduksi secara terpisah. Untuk memperluas skala ekonomi atau lingkup



ekonomi, bila pengetahuan usaha dan permodalan yang cukup, wirausaha bisa melakukan kerjasama dengan perusahaan lain melalui usaha patungan, atau kerjasama manajemen melalui sistem kemitraan. 2.4. Proses Pengembangan Produk Baru Menurut Ulrich dan Eppinger, 1995, ada beberapa alasan perlunya proses perencanaan dan pengembangan produk yang baik: 1) Jaminan Kualitas: suatu proses pengembangan produk menjelaskan tahapan yang akan dilalui dan melakukan checkpoint selama kurun waktu pengembangan waktu tersebut. Dengan selalu melakukan pengawasan terhadap tahapan proses pengembangan produk diharapkan kualitas daripada produk yang dihasilkan terjamin. 2) Koordinasi: suatu proses pengembangan dapat berlaku sebagai master plan yang akan menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana suatu tim kecil dapat memberikan masukan terhadap usaha pengembangan ini. 3) Rencana:



dalam



hubungan



antar



suatu



proses



aktivitas



pengembangan



(kegiatan)



selama



terhadap proses



pengembangan berlangsung, termasuk waktu yang diperlukan tiap aktivitas. Sehingga dengan demikian dapat diketahui jadwal untuk seluruh kegiatan, kapan dimulainya suatu kegiatan dan berakhirnya suatu kegiatan atau proyek pengembangan produk. 4) Manajemen: suatu proses pengembangan merupakan suatu bandingan terhadap produk sejenis dari perusahaan lain terhadap keunggulannya (benchmarking). Dengan melakukan



perbandingan ini pihak manajemen akan mengetahui letak permasalahannya. 5) Improvisasi: sistem dokumentasi yang baik terhadap organisasi proses



pengembangan



produk



akan



membantu



dalam



mengetahui peluang pengembangan. [4] A. Pengembangan Produk yang Terorganisasi Pengembangan produk baru sangat penting untuk membangun kesuksesan perusahaan atas kesuksesan produk sebelumnya. Jika anda hanya berhenti pada produk yang anda jual saat itu dan tidak ingin membuat kesuksesan tentang produk baru maka anda bukanlah seorang pebisnis yang brilliant. Para ahli



memperkirakan



bahwa



perusahaan-perusahaan



barang



kemasan



konsumen menghabiskan paling sedikit $20 juta untuk memperkenalkan merek baru dan 70-80% dari merek baru itu gagal. Semakin lama pengembangan produk baru diperlukan, semakin mungkin bahwa kebutuhan pelanggan berubah ketika



produk-produk baru di luncurkan. Agar dapat



bergerak cepat dan menghindari kegagalan produk baru yang berbiaya besar beberapa perusahaan harus mengikuti pengembangan produk baru yang terorganisasi. Dengan melewati beberapa proses seperti berikut: a) Menciptakan ide Untuk menemukan ide produk baru tidak bisa mengandalkan ketidaksengajaan. Tidak satupun perusahaan yang dapat menemukan ataupun menghasilakan ide baru terbaik. Riset telah menunjukan banyak ide baru berasal dari pelanggan yang mengindetifikasi kebutuhan yang mereka miliki. b) Memilih ide



Pemilihan ide meliputi proses evaluasi ide-ide baru dengan jenis analisis SWOT dan kriteria ini pemilihan pasar produk. Beberapa perusahaan



melakukan pemilihan ide berdasarkan kesejahteraan



konsumen. Keselamatan dalam menggunakan produk juga ikut di pertimbangkan. Keandalan produk menjadi kewajiban hukum penjual untuk membayar kerusakan kerugian kepada individu yang mengalami kecelakaan akibat produk yang cacat . membandingkan tingkat pengembalian investasi dari setiap ide dengan berasumsi bahwa perusahaan berorientasi ROI. c) Identifikasi Ujilah produk yang akan anda kembangkan atau produk yang akan anda buat, apakah produk itu di sukai oleh konsumen ataukah tidak. Hal ini sangat penting bagi perusahaan anda karena jika produk baru yang akan diciptakan tidak sesuai dengan keinginan konsumen maka anda hanya membuang biaya produksi. Sebelum anda melakukan pengembangan produk baru, lihatlah pangsa pasar atau keinginan konsumen terhadap barang baru yang akan anda ciptakan, jika mereka sangat membutuhkan akan barang tersebut anda bisa mengembangkan produk baru yang sesuai kebutuhan konsumen.[5] Konsumen adalah target dan sumber insfirasi pengembangan produk karena konsumen tidak saja memanfaatkan dan menggunakan produk akan tetapi sekaligus mereka akan menentukan apakah produk tersebut baik atau buruk dari kacamata industri. Ada satu prinsip yang harus diketahui dalam memahami keinginan konsumen yaitu segmentasi pasar. Pemahaman calon konsumen ini akan menentukan siapa yang akan menjadi target survey yang dilakukan untuk mengidentifikasi keinginan konsumen. [6]



d) Melakukan pengembangan produk Ide-ide produk yang bertahan dalam langkah penyaringan dan evaluasi(identifikasi) harus di analisis lebih lanjut. Biasanya hal ini meliputi beberapa riset dan pengembangan serta keahlian teknik dalam merancang dan mengembangkan bagian fisik produk.[7] Menurut Ulricha dan Eppinger (1991), proses pengembangan produk memiliki lima tahapan penting, yaitu: 1) Pengembangan Konsep 2) Rancangan tingkatan sistem produk 3) Rancanga detail 4) Uji coba dan evaluasi 5) Uji coba proses produksi.[8] e) Promosi produk atau komersialisasi Ini adalah langkah selanjutnya dalam pengembangan produk baru anda. Lakukanlah promosi produk baru kepada setiap orang dengan baik. Komunikasi sangat penting untuk membangun citra dari produk bari anda. Jadi manfaatkan hubungan baik anda dengan konsumen untuk berpromosi. f) Pencapaian target Pencapaian target ini merupakan hasil dari apa yang anda lakukan sebelumnya. Anda bisa mencapai target penjualan yang baik jika anda melakukan promosi dengan tepat.[9] B. Pengembangan Produk baru dalam upaya perusahaan total



Kita telah membahas langkah proses pengembangan produk baru. Banyak faktor yang dapat memberikan dampak terhadap keberhasilan upaya tersebut antara lain: a) Dukungan manajemen puncak merupakan hal yang vital Produk baru cenderung mengganggu kegiatan rutin lama yang sering kali dicoba dipertahankan dengan cara yang halus tetapi efektif, oleh manajer dari produk yang telah matang. Oleh karena itu dukungan manajemen puncak dan otoritas untuk melakukan berbagai hal perlu bertanggungjawab untuk mengembangkan produk baru. b) Tunjuk seseorang yang berwenang Sebuah tim pengembangan produk baru dengan orang-orang yang berasal dari berbagai departemen membantu memastikan bahwa ide baru dievaluasi dengan hati-hsti dan ide yang menguntungkan dengan cepat di bawa kepasar. c) Kebutuhan pasar memerlukan panduan upaya penelitian dan pengembangan Banyak perusahaan dalam upaya penelitian dan pengmbangan produk baru di tangani oleh ilmuwan, insinyur, dan ahli terkait.



BAB V



PENUTUP Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan,pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara: (Suryana,2001) 1) Kemungkinan banyaknya resiko yang dapat dieleminir melalui strategi yang proaktif 2) Penyebaran resiko pada aspek yang paling mungkin 3) Mengelola resiko yang mendatangkan nilai dan manfaat Ada tiga bentuk resiko yang dapat dievaluasi : a) Resiko pasar atau resiko persaingan, b) Resiko finansial, c) Resiko teknik Proses penjaringan ide (skrining) merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk jasa riil. Menurut Lambing ada dua keterampilan yang diperlukan oleh pemilik perusahaan dalam rangka pengembangan perusahaan, yaitu: (Lambing Peggy Charles R Kuehl,2000) 1)



Manajemen personal,



2)



manajemen keuangan.



DAFTAR PUSTAKA Hananto, F. D., (2018). “Analsisi Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Belanja Modal Terhadap Produk Dometik Regional Bruto Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Lampung 2012-2016”. Universitas Islam Indonesia. Fakultas Ekonomi. Imam Djati Widodo, Perencanaan dan pengembangan produk, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2003) hlm. 1-2 Joseph p.Canon, ph.D, dkk., Pemasaran Dasar, Terj. Afia k. Fitriati dan Ria Cahyani, (Jakarta: Salemba Empat, 2008) hlm. 332-337. Lambing Peggy Charles R Kuehl, Entrepreneurship. New Jersey: Prentice Hall Inc.Th.2000, h.43 Suryana, Kewirausahaan, Jakarta: Salemba Empat, 2001, hal:51-63