Makalah Kimia Analitik Argentometri 7 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KIMIA ANALITIK TITRASI ARGENTOMETRI



Dosen: Sri Haryati, S.pd, M.si Disusun Oleh: Kelompok 7 1. Amna Ariria (1905111295) 2. Gustri Winda (1905124955) 3. Melinda Sari (1905110957) 4. Nazmia (1905110284) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “TITRASI ARGENTOMETRI”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah kimia analitik. Penyusunan makalah ini kami usahakan dengan semaksimal mungkin, sehingga dapat memenuhi tugas mata kuliah ini dengan baik. Namun, tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu,



kami memberikan kesempatan selebar-lebarnya bagi para



pembaca yang ingin memberikan saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini. Dalam kesempatan ini



kami mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah



memberikan arahan kepada kami, dan tak lupa pula terima kasih kami ucapkan kepada orangtua dan teman-teman yang telah membantu baik moril maupun material dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat membantu rekan-rekan dalam memahami materi pada pembelajaran mata kuliah kimia analitik .



Riau, Desember 2020



Penyusun



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...…..1 DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..…..2 BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………...2 I.1 Latar Belakang……………………………………………………………………..... I.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………….... I.3 Tujuan………………………………………………………………………….......... BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………. 2.1 Titrasi Argentometri ................………………………………………….................. 2.2 Metode Mohr pada Argentometri …………………………………………………. 2.3 Penerapan dan Perhitungan dalam Titrasi Argentometri............................................... BAB III PENUTUPAN……………………………………………………………………… 3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………… 3.2 Saran…………………………………………………………………………..… DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO 3) pada suasana tertentu. Metode argentometri juga dsebut dengan metode pengendapan karena memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan. Reaksi pengendapan telah dipergunakan luas dalam kimia analitik, dalam titrasi, dalam penentuan gravimetrik dan pemisahan sampel menjadi komponen-komponennya. Metode gravimetrik tidak dipergunakan lagi secara luas, dan penggunaan pengendapan untuk pemisahan telah digantikan ( walaupun tidak sepenuhnya) sebagian besar dengan metode-metode lain. Walaupun demikian pengendapan tetap merupakan sebuah teknik dasar yang sangat penting dalam banyak prosedur analitik. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu Argentometri ? 2. Apa itu metode Mohr pada Argentometri? 3. Bagaimana Penerapan dan Perhitungan dalam Titrasi Argentomet? 1.3 Latar Belakang 1. Memahami Argentometri 2. Mengetahui metode Mohr Argentometri 3. Mengetahui Penerapan dan Perhitungan dalam Titrasi Argentomet



BAB II PEMBAHASAN 2.1 ARGENTOMETRI Titrasi pengendapan (Argentometri) adalah golongan titrasi di mana hasil reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya adalah reaksi pengendapan yang mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran; tidak ada pengotor yang mengganggu dan diperlukan indikator untuk melihat titik akhir titrasi. Hanya reaksi pengendapan yang dapat digunakan pada titrasi. Akan tetapi metode tua seperti penetuan Cl-¸ Br -, I- dengan Ag(I) (disebut juga metode argentomeri) adalah sangat penting. (S.M Khopkar, 1990: 61). Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadarhalogenida dan senyawa -senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga dengan metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relative tidak larut atau endapan. (Anonim,2015) Terbentuk nya endapan dalam suatu reaksi, tergantung dari hasil perkalian konsentrasi ion-ion yang bergabung untuk endapan. Qsp kalo, larutan lewat jenuh, terjadi pengendapan. Salah satu jenis titrasi pengendapan adalah titrasi Argentometri. Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan reaksi antara ion halida (Cl-, Br-, I-) atau anion lainnya (CN-, CNS-) dengan ion Ag+ (Argentum) dari perak nitrat (AgNO3) dan membentuk endapan perak halida (AgX). Ag+ + X---> AgX



Konstanta kesetimbangan reaksi pengendapan untuk reaksi tersebut adalah ;



Ksp AgX = [Ag+] [X-] 



Kurva titrasi argentometri dibuat dengan mengeplotkan antara perubahan konsentrasi analit pada sumbu ordinat dan volume titran pada sumbu Aksis.







Pada umumnya konsentrasi analit dinyatakan dalam fungsi (p) yaitu pX = -log[X]







volume titran dalam satuan mililiter, Kurva titrasi dapat dibagi menjadi 3 bagian wilayah yaitu: 1. Sebelum titik Ekuivalen 2. Pada saat titik ekuivalen dan 3. Setelah titik ekuivalen. Untuk menggambarkan kurva titrasi argentometri.







Ketajaman titik ekuivalen tergantung dari kelarutan endapan yang terbentuk dari reaksi antara analit dan tuturan.







Endapan dengan kelarutan yang kecil akan menghasilkan kurva titrasi argentometri yang memiliki kecuraman yang tinggi sehingga titik Ekuivalen mudah ditentukan.







Endapan dengan kelarutan rendah akan menghasilkan kurva titrasi landai sehingga titik ekuivalen agak sulit ditentukan.







Hal ini analog dengan kurva titrasi antara asam kuat dengan basa kuat dan antara asam lemah dengan basa kuat. CONTOH SOAL



1. Sebanyak 20 ml larutan AgNO3 5x10-2 M dicampurkan dengan larutan 50 ml NaCl 1x10-3 M , apakah terjadi endapan? (Ksp AgCl = 1,77x10-10) [Ag+]= ¿ ¿ = 1,4x10-2 M 50 ml x 1 x 103−¿ M ¿ [Cl ]= = 7x10-4 M 20ml +50 ml -



Qsp = [1,4x10-2][ 7x10-4]= 5x10-11 < Ksp AgCl  terbentuk endapan



2.2 Metode Mohr Metode Mohr adalah metode yang digunakan dalam pengukuran kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar perak nitrat (AgNO3) dan penambahan kalium kromat (K2CrO4) sebagai indikator. AgNO3 akan bereaksi dengan NaCl membentuk endapan AgCl yang berwarna putih. Apabila ion klorida (Cl -) atau bromida (Br-) telah habis diendapkan oleh ion perak (Ag+), maka ion kromat (CrO42-) akan bereaksi dengan perak (Ag) berlebih membentuk endapan perak kromat (Ag2CrO4) yang berwarna coklat/merah bata sebagai titik akhir titrasi (Sari dkk, 2014). Reaksinya : Ag+ + Cl-



AgCl (putih)



Ag+ + CrO42-



Ag2CrO4 (merah bata)



Tingkat keasaman (pH) larutan yang mengandung NaCl berpengaruh pada titrasi. Titrasi dengan metode Mohr dilakukan pada pH 8. Jika pH terlalu asam (pH < 6), sebagian indikator K2CrO4 akan berbentuk HCrO4-, sehingga larutan AgNO3 lebih banyak yang dibutuhkan untuk membentuk endapan Ag2CrO4. Pada pH basa (pH > 8), sebagian Ag+ akan diendapkan menjadi perak karbonat atau perak hidroksida, sehingga larutan AgNO3 sebagai penitrasi lebih banyak yang dibutuhkan. 



Standar Larutan AgNO3 dengan Larutan Standar NaCl Rumus menghitung normalitas AgNO3 dengan persamaan : N AgNO 3=







V NaCl × N NaCl V AgNO 3



Penentuan Kadar NaCl dalam Garam Dapur Rumus menghitung kadar NaCl dalam garam dapur. Kadar NaCl ( % )=



V AgNO 3 × N AgNO 3 × BE NaCl× FP× 100 % Massa Sampel ( mg )



FP = faktor pengenceran, dalam prosedur ini 250/25 



Penentuan Kadar Klorida dalam Air Laut Rumus menghitung molaritas (M) ion klorida dalam air laut.



M Cl−¿



V AgNO 3 × M AgNO 3 V air laut



Gangguan pada titrasi ini antara lain disebabkan oleh : 



Ion yang akan mengendap lebih dulu dari AgCl, misalnya: F, Br, CNSˉ







Ion yang membentuk kompleks dengan Ag⁺, misalnya: CNˉ, NH₃ diatas PH 7.







Ion yang membentuk kompleks dengan Clˉ, misalnya: Hg²⁺







Kation yang mengendapkan kromat, misalnya: Ba²⁺. Hal yang harus dihindari saat melakukan titrasi argentometri dengan metode Mohr adalah cahaya matahari langsung atau sinar neon karena larutan perak nitrat peka terhadap cahaya (reduksi fotokimia).



2.3. Penerapan dan Perhitungan dalam Titrasi Argentometri Salah satu cara untuk menganalisis kandungan NaCl dalam garam dapur adalah menggunakan titrasi argentometri. Selain itu titrasi argentometri juga dapat digunakan untuk menentukan beberapa anion yang lain seperti pada tabel berikut ini: Analit ASO43-



Titran AgNo3, KSCN



Metode Volhard



Br



AgNo3



Mohr atau Fajans



Cl-



AgNo3 AgNo3, KSCN



Volhard Volhard



AgNo3



Mohr atau fajans



CO32-



AgNo3, KSCN



Volhard



C2042-



AgNo3, KSCN



Volhard



cRo42-



AgNo3, KSCN



Volhard



I-



AgNo3, KSCN



Volhard



AgNo3



Fajans



PO43-



AgNo3, KSCN



Volhard



S2-



AgNo3, KSCN



Volhard



SCB-



AgNo3, KSCN



Volhard



AgNo3, KSCN



Volhard



Beberapa contoh soal seperti 1. Suatu campuran yang hanya mengandung KCl dan NaBr dianalisis dengan metode Mohr. Sebanyak 0,3172 g sampel dilarutkan dalam 50,00 mL air dan dititrasi dengan larutan AgNO3. Titik akhir tercapai ketikua terbentuk endapan Ag2CrO4 dengan memerlukan larutan AgNO3 0,1120 M sebanyak 36,85 mL. Titrasi terhadap blanko memerlukan 0,71 mL titran untuk mencapai titik akhir yang sama. Berapakah persentase (%b/b) KCl dan NaBr dalam sampel? (Diketahui Mr KCl = 74,551 g/mol dan Mr NaBr = 102,89 g/mol) Penyelesaian Diketahui: massa sampel = 0,3172 g volume larutan sampel 50,00 mL M Ag+ = 0,1120 M volume AgNO3 0,1120 M = 36,85 mL (untuk titrasi larutan sampel) volume AgNO3 0,1120 M = 0,71 mL (untuk titrasi blanko) Ditanya: %b/b KCl dan NaBr dalam sampel? Penulisan reaksi KCl + AgNO3 → AgCl + KNO3 NaBr + AgNO3 → AgBr + NaNO3 Volume Ag+ = (36,85 mL - 0,71 mL) = 36,14 Ml mmol Ag+ = mmol KCl + mmol NaBr



M Ag+ y Ag+ =



gKCl gNaBr + BMKCl BMNaBr



g NaBr = 0,3172 g – g kcl M Ag+ y Ag+ =



gKCl 0,3172 g−gKCl + BMKCl BMNaBr



0,1120 M . 0,03614 L =



gKCl 0,3172 g−gKCl + 74,55 g /mol 102,89 g /mol



4,048. 10-3 mol = (1,341. 10-2 mol/g) (g KCl) + (3,083.10-3 mol -9,719.10-3 mol/g) (g KCl) 4,048. 10-3 mol - 3,083.10-3 mol =(1,341. 10-2 mol/g) (g KCl) – (9,719.10-3 mol/g) (g KCl) 0,965. 10-3 mol = 3,691. 10-3 mol/g x g KCl g KCl =



0,965.10−3 mol . 3,691.10−3 mol /g



g KCl = 0,2614 g g NaBr = 0,3172 g – 0,2614 g = 0,0558 g jadi persen KCl dalam sampel yaitu



0,2614 g x 100 %=82,41% 0,3172 g



jadi persen NaBr dalam sampel yaitu



0,0558 g x 100 %=17,59 % 0,3172 g



Contoh perhitungan titrasi pengendapan metode MOHR : Sebanyak 50 mL air laut ditentukan kandungan NaCl-nya dengan cara menitrasinya menggunakan larutan standar AgNO3 0,2M. Jika diperlukan 32 mL AgNO3, maka tentukan berapa massa kandungan NaCl dalam g/L? Penyelesaian : Dik. V NaCl = 50 mL, V AgNO3 = 32 mL, [AgNO3] = 0,2M Dit. Massa NaCl dalam g/L Jawab.



Dalam titrasi MOHR, kita akan mereaksikan titran/larutan standar dengan sampel. Prinsipnya yaitu mol Cl- dalam sampel yang bereaksi sama dengan mol Ag+ pada larutan standar.



BAB III



PENUTUP 3.1 Kesimpulan Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan senyawa -senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga dengan metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relative tidak larut atau endapan. Prinsip dasarnya adalah reaksi pengendapan yang mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran; tidak ada pengotor yang mengganggu dan diperlukan indikator untuk melihat titik akhir titrasi. Kurva titrasi argentometri dibuat dengan mengeplotkan antara perubahan konsentrasi analit pada sumbu ordinat dan volume titran pada sumbu Aksis. Endapan dengan kelarutan yang kecil akan menghasilkan kurva titrasi argentometri yang memiliki kecuraman yang tinggi sehingga titik Ekuivalen mudah ditentukan. Endapan dengan kelarutan rendah akan menghasilkan kurva titrasi landai sehingga titik ekuivalen agak sulit ditentukan. Kurva titrasi dapat dibagi menjadi 3 bagian wilayah yaitu: 1. Sebelum titik Ekuivalen, Pada saat titik ekuivalen dan Setelah titik ekuivalen. Ada beberapa macam metode argentometri, salah satunya yaitu Metode Mohr merupakan metode yang digunakan dalam pengukuran kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar perak nitrat (AgNO3) dan penambahan kalium kromat (K2CrO4) sebagai indikator. Salah satu cara untuk menganalisis kandungan NaCl dalam garam dapur adalah menggunakan titrasi argentometri. 3.2 Saran Semoga dengan mengetahui teori dasar argentometri dan jenis metodenya ini dapat menambah pengetahuan baik bagi penulis maupun pembaca dan dapat digunakan acuan pemebelajaran.



DAFTAR PUSTAKA



Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia analitik. Jakarta : Universitas. Indonesia Press Purwitasari, Indarini Dwi. Kimia Analitik Dasar “dengan Strategi Problem Solving dan Openended Experiment. Bandung: Alfabeta Sari, Ni Putu Yuli Pratama dkk. 2014. Pengaruh Ion Tiosulfat Terhadap Pengukuran Kadar Klorida Metode Argentometri : Jurnal Chemistry Laboratory. 01(02) : 83-91. Wiryawan, Adam dkk. 2008. Kimia Analitik untuk SMK. Jakarta; Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Amirulamin, dkk. 2016. Argentometri. Makalah. http://arumfanila.blogspot.com/2016/03/vbehaviorurldefaultvmlo.html?m=1 (diakses ppada tanggal 2 desember 2020)



.