Makalah Komunitas Agregat Wanita (Individu) . [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT KESEHATAN WANITA



Oleh : Intan Hikmatul Hasanah (1914201283)



Dosen Pembimbing : Ns. Maidaliza, M.Kep



PROGRAM STUDI SERJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS PERINTIS INDONESI TA. 2020/2021



KATA PENGANTAR Assalammualaikum warohmatullahi wabarakatuh Puji syukur penulis ucapkan kepada allah SWT atas nikmat dan hidayahnya yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa ada hambatan dan halangan yang berarti. Sholawat dan slam tidak lupa juga penulis ucapkan kepada junjungan kita yakninya Nabi Muhammad SAW. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen pembimbing mata kuliah “ Keperawatan Komunitas II ” yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima Kasih



Buktitinggi, 18 Oktober 2021



penyusun



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2 DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3 BAB I....................................................................................................................................................4 PENDAHULUAN.................................................................................................................................4 A.



Latar Belakang........................................................................................................................4



B.



Rumusan Masalah...................................................................................................................4



C.



Tujuan......................................................................................................................................5



BAB II...................................................................................................................................................6 PEMBAHASAN...................................................................................................................................6 1.



Indikator Utama Kesehatan Pada Usia Wanita Dewasa......................................................6



2.



Faktor Sosial yang Kenghambat Kesehatan Wanita............................................................7



3.



Strategi Promkes......................................................................................................................9



4.



Tingkat Pencegahan pada Kesehatan Usia Wanita Dewasa...............................................10



5.



Peran Perawat Kesmas..........................................................................................................11



BAB III................................................................................................................................................12 PENUTUP...........................................................................................................................................12 Kesimpulan......................................................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yangmerupakan



gabungan



masyarakatdan



bantuan sosial,



masyarakat



ketrampilan



ilmu



sebagai



keperawatan,



bagian dari



ilmu



kesehatan



program kesehatan



secarakeseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan



kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yanglebih



besar,



ditujukan



kepada



individu,



keluarga,



yang



mempunyai masalahdimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Agregat adalah material pengisi yang digunakan dalam campuran beton. Agregat yang digunakan memiliki ukuran standar saringan dalam campuran beton. Untuk mengetahui komposisi yang baik di lakukan dengan percobaan analisa saringan sesuai standar. Usia dewasa merupakan suatu periode dalam kehidupan individu yang di tandai dengan pencapaian kematangan tubuh secara optimal dan berada di puncak kekuatan, kesehatan, daya tahan dan fungsi sistem indra (Susilowati,2016) Masalah kesehatan wanita di Indonesia telah bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular atau penyakit degenerative. Penyebab masalah tersebut di duga KarenA adanya perubahan gaha hidup, pola makan, faktor lingkungan, kurangnya aktivitas fisik dan faktor stress. (Waluyo,2013). B. Rumusan Masalah 1. Indikator utama kesehatan pada wanita dewasa 2. Faktor sosial yang menghambat kesehatan wanita 3. Strategi promkes 4. Tingkat pencegahan pada kesehatan usia wanita dewasa 5. Peran perawat kesmas



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui Indikator utama kesehatan pada wanita dewasa 2. Agar menegtahui Faktor sosial yang menghambat kesehatan wanita 3. Agar mengetahui Strategi promkes 4. Untuk mengetahui Tingkat pencegahan pada kesehatan usia wanita dewasa 5. Untuk mengatahui Peran perawat kesmas



BAB II PEMBAHASAN



1. Indikator Utama Kesehatan Pada Usia Wanita Dewasa Indikator kesehatan wanita adalah ukuran yang menggambarkan atau menunjukkan status kesehatan wanita dalam populasi tertentu. 1) Pendidikan Kemiskinan



mempengaruhi



kesempatan



untuk



mendapatkan



pendidikan.



Kesempatan untuk sekolah tidak sama untuk semua tetapi tergantung dari kemampuan membiayai. Tingkat pendidikan ini mempengaruhi tingkat kesehatan. Orang yang berpendidikan biasanya mempunyai pengertian yang lebih besar terhadap masalah-masalah kesehatan dan pencegahannya. Minimal dengan pendidikan yang memadai seseorang dapat mencari ilang, merawat diri sendiri, dan ikut serta dalam mengambil keputusan dalam keluarga dan masyarakat. 2) Penghasilan Penghasilan perempuan meningkat, maka pola pemenuhan kebutuhan akan bergeser dari pemenuhan kebutuhan pokok saja, menjadi pemenuhan kebutuhan lain, khususnta peningkatan kesehatan perempuan. Penghasilan berkaitan dengan status sosial ekonomi, di mana sering kali status sosial ekonomi, di mana sering kali status ekonomi menjadi penyebab terjadinya masalah kesehatan wanita. Misalnya banyak kejadian anemia, difisiensi Fe pada wanita usia subur yang sering kali disebabkan kurangnya asupan makanan yang bergizi seimbang. Anemia pada ibu hamil akan lebih memberikan dampak yang bisa mengancam keselamatan. 3) Kekurangan gizi dan kesehatan yang buruk Menurut WHO di Negara berkembang termasuk Indonesia diperkirakan 450 juta wanita tumbuh tidak sempurna karena kurang gizi pada masa kanak-kanak, akibat kemiskinan. Jika pun berkecukupan, budaya menentukan bahwa suami dan anak laki-laki mendapat porsi yang banyak dan terbaik dan terakhir sang ibu memakan sisa yang ada.



4) Beban kerja yang berat bekerja yang berat wanita jauh lebih lama dari pria, berbagai penelitian yang telah dilakukan di seluruh dunia rata-rata wanita bekerja 3 jam lebih lama. Akibatnya wanita mempunyai sedikit waktu istirahat, lebih lanjut terjadinya kelelahan kronis, stress, dan sebagainya. 5) Tingkat kematian Penyebab utama kematian berubah pada masa dewasa awal dan lansia, penyebab utamanya adalah komplikasi dari penyakit seperti kanker, diabetes, hipertensi,dll. Termasuk juga penyakit menular salah satunya yaitu penyakit HIV/AIDS dll. 2. Faktor Sosial yang Kenghambat Kesehatan Wanita a. Akses Pelayanan kesehatan Pada 2012, 18,2% populasi di Amerika serikat atau 48,2 juta masyarakat Amerika serikat, tidak mempunyai perlindungan asuransi. Karena dari pekerjaan mereka, perempuan banyak yang tidak memiliki asuransi kesehatan tetapi mungkin memilih untuk tidak mendapatkan manfaatnya karena pendapatan mereka yang terlalu tinggi. Di perkirakan usia dewasa muda (usia antara 16 sampai 24 tahun )50% tidak memiliki asuran kesehatan. Keadaan ekonomi yang tidak cukup untuk biaya pelayanan kesehatan, kemungkinan besar adalah alasan perempuan untuk tidak memeriksakan kesehatannya hingga ada anggota keluarganya yang mengalami kesehatan yang akut. Alasan lain mungkin mereka masih percaya pengobatan dirumah, obat-obatan bebas, atau pengobatan alternatif yang ada dimasyarakat. Perempuan yang lebih tua dengan pendapatan tetap mungkin mengalami kesulitan untuk membayar kebutuhan pengobatan dan resep obat. Banyak usia lanjut telah membayar kebijakan premi asuransi rawat inap yang gagal memenuhi kesenjangan. b. Pendidikan dan pekerjaan Di dunia kerja, perempuan mendominasi sebagai sekretaris, asisten administrasi,



perawat,



guru,



kasir,dan



sales.



Akan



tetapi,pada



tahun



1980an,banyak perempuan memulai pekerjaan yang biasa dikerjakan laki-laki dan pada tahun 2008, separuhnya (51%) dari jumlah tenaga profesional adalah perempuan(Departemen Tenaga kerja Amerika Serikat,2008). Pada tahun 1970,55,4% dari semua perempuan yang berusia 25 tahun keatas telah lulus dari



sekolah menengah atas ,berbandingan dengan tahun 1995 sebanyak 81,6% dan pada 2013 sebanyak 85%. Pada usia yang sama ditahun 2003,25,7% telah menyelesaikan pendidikan tinggi, dimana lebih dari tuga kali lipata dari tahun 1970 yaitu 8,15(US Census Bureau,2005). Peningkatan jumlah pencapaian perempuan telah meningkatan derajatnya yang biasanya di dominasi oleh tenaga pofesional laki-laki. c. Pekerjaan dan upah Pada 2008, 46,5% tenaga kerja adalah perempuan selain itu, lebih dari separuh (62%) perempuan yang mempunyai anak(kurang dari 6 tahun ) bekerja diluar rumah. Pada 1950,hanya 12% perempuan yang menjalankan peran itu( Chadwick dan Heaton,1992). Perawat yang bekerja untuk keluarga yang miskin harus sadar akan pelayanan sosial , program pelayanan anak,pelayanan kegawatdaruratan,dan sumber lain yang keluarga butuhkan. Perawat komunitas seringkali berperan sebagai manager, kasus dan advokat bagi keluarga dengan lembaga pelayanan sosial dan badan publik lainya. d. Tipe keluarga dan Status perkawinan Perempuan adalah anggota dari beberapa tipe keluarga ( misalnya: keluarga inti,keluarga besar,keluarga angkat). Keberagaman ini menyebabkan perubahan peran perempuan dalam keluarga.Apakah mereka berfungsi dalam peran tradisional, kebanyakan wanita melakukan apapun yang diperlukan untuk mempertahankan keutuhan keluarga mereka.Pengkajian awal dari kekuatan unit keluarga oleh perawat kesehatan masyarakat menyediakan data dalam pemberian intervensi keperawatan secara positif untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteran masing-masing keluarga. Banyak perempuan menunda pernikahan, dan meningkatkan angka yang tidak menikah.Secara keseluruhan, tingkat pernikahan tetap stabil, mungkin karna meningkatnya



angka



pernikahan



kembali



menyeimbangkan



menurunnya



pernikahan pertama.Ketika sebuah hubungan berakhir dengan perceraian atau berpisah, lebih banyak perempuan dar pada laki-laki yang memiliki tangung jawab untuk diri sendiri dan anaknya. e. Wanita bekerja dan kehidupan rumah tangga Ketidaksetaraan diluar rumah maupaun di rumah seorang wanita harus dapat berperan sekaligus dalam rumah tangga dimana di samping wanita sebagai pengasuh, pendidik anak serta pekerjaan di luar rumah sehingga waktu yang



dihabiskan seorang ibu lebih banyak di banding ayah. Hal ini membuat kesehatan si ibu tidak terkontrol dan menurun akibat kesibukkan tersebut. 3. Strategi Promkes Strategi promosi kesehatan menurut WHO (1994) adalah : a) Advokasi Advokasi



merupakan



kegiatan



membuat



keputusan



sebagai



bentuk



memberikan bantuan kepada masyarakat dari penentu kebijakan dalam bidang kesehatan maupun sektor lain di luar kesehatan yang mempunyai pengaruh terhadap masyarakat. Advokasi adalah upaya untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau mendukung terhadap tujuan yang diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor dan tingkat sehingga para pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya. Kegiatan advokasi memiliki bermacam-macam bentuk, baik formal maupun informal. Advokasi dalam bentuk formal seperti penyajian atau presentasi dan seminar tentang usulan program nyang diharapkan mendapat dukungan dari pejabat terkait. Sedangkan kegiatan advokasi dalam bentuk informal seperti mengunjungi pejabat yang relevan dengan program nyang diusulkan, yang secara tidak langsung bermaksud untuk meminta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, dan/atau fasilitas lain. Berdasarkan uraian di atas, dapati disimpulkan bahwa advokasi adalah kegiatan untuk mendapatkan dukungan dari para pejabat baik eksekutif dan legislatif di berbagai tingkat dan sektor yang terkait dengan masalah kesehatan. b) Dukungan sosial (social support) Promosi kesehatan akan mudah dilakukan jika mendapat dukungan dari berbagai lapisan yang ada di masyarakat. Dukungan dari masyarakat dapat berasal dari unsur informal, seperti tokoh agama dan tokoh adat yang mempunyai pengaruh di masyarakat serta unsur formal, seperti petugas kesehatan dan pejabat pemerintah.



Tujuan utamanya agar para tokoh masyarakat sebagai perantara antara sector kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dan masyarakat sebagai penerima program kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui tokoh masyarakat pada dasarnya adalah untuk mensosialisasikan program-program kesehatan agar masyarakat menerima dan mau berpartisipasi terhadap program tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan-pelatihan tokoh masyarakat, seminar, lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya. Dengan demikian, sasaran utama dukungan sosial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat. c) Dukungan sosial (social support) Promosi kesehatan akan mudah dilakukan jika mendapat dukungan dari berbagai lapisan yang ada di masyarakat. Dukungan dari masyarakat dapat berasal dari unsur informal, seperti tokoh agama dan tokoh adat yang mempunyai pengaruh di masyarakat serta unsur formal, seperti petugas kesehatan dan pejabat pemerintah. Tujuan utamanya agar para tokoh masyarakat sebagai perantara antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dan masyarakat sebagai penerima program kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui tokoh masyarakat pada dasarnya adalah untuk mensosialisasikan program-program kesehatan agar masyarakat menerima dan mau berpartisipasi terhadap program tersebut.Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan-pelatihan tokoh masyarakat, seminar, lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya. Dengan demikian, sasaran utama dukungan sosial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat. 4. Tingkat Pencegahan pada Kesehatan Usia Wanita Dewasa 



Pencegahan Primer Fokus pencegahan primer adalah mencegah terjadinya penyakit. Wanita harus mengenali risiko penyakit dan menargetkan kesehatan merekaperilaku perawatan yang sesuai. Jenis pencegahan primer meliputi: tidak pernah merokok, mengikuti



diet bergizi, mempraktikkan seks aman, menghindari narkoba, membatasi konsumsi alkohol, dan menjaga fisik aktif. 



Pencegahan Sekunder Fokus pencegahan sekunder adalah mendeteksi penyakit setelah penyakit itu munculdimulai tetapi sebelum muncul secara klinis. Contoh tingkat ini pencegahannya adalah skrining rutin kanker serviks melalui Pap smear, untuk infeksi klamidia melalui amplifikasi asam nukleattes pada spesimen urin atau serviks, dan payudara klinis pemeriksaan dan mammogram.







Pencegahan Tersier Pencegahan tersier berusaha untuk menghentikan komplikasi lebih lanjut setelah penyakit telah menjadi jelas secara klinis. Sebagai contoh, Sandra Smith, seorang penduduk asli Amerika berusia 55 tahun, telah menderita diabetes mellitus selama 3 tahun terakhir. Dia menghadiri sebuah klinik perkotaan untuk pemantauan diabetes. Setelah memeriksanya, dia menyarankan agar dokternya melakukan pemeriksaan panggul tahunan penyelidikan. Dia terlambat untuk satu dan setuju untuk dilihat oleh NP perawatan kesehatan wanita. Ms. Smith menjelaskan gejala ragi infeksi (misalnya, peningkatan keputihan dan gatal-gatal) kepada perawat. Pemeriksaannya dan pemeriksaan pemasangan basah mengkonfirmasi diagnosis infeksi Candida albicans, masalah umum di antara wanita diabetes. Sandra kemudian belajar tentang sifat, faktor predisposisi, dan pengobatan infeksi.



5. Peran Perawat Kesmas 



Pemberi asuhan ( care provider ) Ini adalah peran perawat yang utama, yakni memberi pelayanan perawatan pada pasien yang membutuhkan sesuai dengan prinsip dan etika perawat.







Pemimpin komunitas ( community leader ) Peran perawat ini berhubungan dengan lingkungan kerjanya.







Pendidik ( educator ) Perawat bukan hanya bertugas untuk membantu kesehatan pasien, tetapi juga memberi pendidikan kepada pasien maupun keluarga dan lingkungan sekitarnya.







Pembela ( advocator ) Peran perawat ini di maksudkan untuk membela hak – hak pasien atau komunikasi sesuai pengetahuan dan kewenangannya.







Peneliti ( researcher ) Dengan kopetensi dan kemampuan intelektual, perawat juga di harapkan mampu melakukan penelitian sederhana di bidang perawatan.



BAB III PENUTUP Kesimpulan Menurut WHO, keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakatdan bantuan



sosial,



secarakeseluruhan



sebagai guns



bagian



dari



meningkatkan kesehatan,



program



kesehatan



penyempumaan



masyarakat



kondisi



sosial,



perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yanglebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalahdimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Jadi makalah ini menyimpulkan bahwa terdapat penjelasan pada keperawatan komunitas pada agregat kesehatan wanita yaitu indikator utama pada kesehatan wanita dewasa, faktor sosial ynag menghambat kesehatan wanita, strategi promkes, tingkat pencegahan pada kesehatan usia dewasa dan peran perawat kesmas.



DAFTAR PUSTAKA Mary A.Nies,PhD,RN,FAAN,FAAHB And Melanie McEWEN. Buku Community/Public Health Nurisng. Nurmala Ira, SKM.,MPH.,Ph.D Dkk.2018. Buku Promosi Kesehatan. Universitas Airlangga. Jurnal Ilmiah Stikes Citra Delima Bangka Belitung. Volume 3 No.1,Juli 2019