Makalah Konseling Gizi Baru [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



KONSELING GIZI



Disusun Oleh : 1.



NOVITA EKO RAHMIYATI



2.



NURWAHIDAH



3.



RIKA AGUSTINA



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKARAYA PROGRAM STUDI ALIH JENJANG SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA TAHUN AJARAN 2022/2023



DAFTAR ISI COVER....................................................................................................................... DAFTAR ISI...............................................................................................................i DAFTAR TABEL.......................................................................................................ii KATA PENGANTAR...............................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ A. Latar Belakang..................................................................................................... B. Rumusan Masalah................................................................................................ C. Tujuan ................................................................................................................. BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. A. Pengertian Konseling Gizi................................................................................ B. Beda Konsultasi dan Konseling........................................................................... C. Tujuan Konseling................................................................................................ D. Metode Konseling............................................................................................... E. Syarat Konselor yang Baik................................................................................. F. Kemampuan Konseling yang Wajib dimiliki oleh Konselor............................... BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................... A. Kesimpulan.......................................................................................................... B. Saran.................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA



i



DAFTAR TABEL Tabel 1. Perbedaan Konseling, Konsultasi, dan Penyuluhan



KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Konseling Gizi” ini tepat waktu. Penulisan makalah ini merupakan salah satu kurikulum akademik yang harus dilaksanakan sebagai tugas yang diberikan guna memenuhi tanggung jawab kami sebagai mahasiswa untuk memenuhi tugas mata kuliah Konseling Gizi. Selain itu, makalah ini memiliki tujuan guna menambah wawasan dan pengetahuan mengenai berbagai hal mengenai Konseling Gizi, tidak hanya bagi pembaca namun juga bagi penulis. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada para pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini. Pada akhirnya kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya dan penulis pun mengharap kritik dan saran dari para pembaca sekalian untuk perbaikan kualitas makalah yang telah kami susun.



Palangka Raya, Juli 2022



Kelompok III



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata “konseling” sulit untuk diterjemahkan. Beberapa bahasa menggunakan kata yang sama sebagai “nasehat”. Namun konseling bermakna lebih dari sekedar memberi nasehat. Menurut Supariasa, (2012) konseling merupakan suatu proses komunikasi dua arah/interpersonal antara konselor dan klien untuk membantu klien dalam mengenali menyadari dan akhirnya mampu mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapinya. Konselor adalah ahli gizi yang bekerja membantu klien mengenali,menyadari, mendorong dan mencarikan dan memilih solusi pemecahan masalah klien yang akhirnya klien mampu menentukan keputusan



yang



tepat



dalam



mengatasi



masalahnya



.Ketika



memberikan



konseling,kita membantunya untuk memutuskan yang terbaik baginya dan membantu mengembangkan rasa percaya dirinya. Kita mendengarkan dan mencoba memahami perasaannya.Konseling gizi merupakan salah satu bagian dari pendidikan gizi yang bertujuan membantu masyarakat, kelompok atau individu untuk menyadari dan mampu mengatasi masalah kesehatan dan gizi yang dialaminya. Konseling gizi adalah kombinasi keahlian gizi dan keterampilan psikologis yang disampaikan oleh seorang konselor gizi terlatih yang memahami bagaimana bekerja dala pengaturan medis saat ini. Seorang konselor yang baik harus menguasai bidang ilmu yang dibutuhkan dalam proses konseling. Bidang ilmu tersebut, antara lain ilmu gizi dan ilmu pangan, fisiologi, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu perubahan perilaku, dan ilmu komunikasi. Keterampilan komunkasi seorang konselor sangat menentukan keberhasilan proses konseling gizi. Konseling yang efektif adalah komunikasi dua arah antara konselor dan klien. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari konseling? 2. Apa beda konsultasi dengan konseling?



3. Apa tujuan konseling? 4. Bagimana Metode konseling? 5. Apa syarat konselor yang baik? C. Tujuan Makalah 1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian konseling. 2. Mahasiswa mampu mengetahui perbedaan konsultasi dengan konseling. 3. Mahasiswa mengetahui tujuan konseling. 4. Mahasiswa mengetahui metode konseling. 5. Mahasiswa mengetahui syarat menjadi konselor. 6. Mahasiswa bisa menjadi konselor.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Konseling Gizi Salah satu kegiatan asuhan gizi adalah melakukan konseling gizi, dimana konseling gizi ini merupakan kompetensi kritis yang harus dikuasai oleh seorang ahli gizi/nutrisionis/dietesien. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, serta perilaku sehingga membantu klien atau pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi melalui pengaturan makanan dan minuman. Konseling ini dilaksanakan oleh ahli gizi/nutrisionis/dietesien. Konseling Gizi juga merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau keluarga tentang gizi. Setelah melakukan konseling, diharapkan individu dan keluarga mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi nya termasuk perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkait gizi kearah kebiasaan hidup sehat. B. Beda Konsultasi dan Konseling Menurut KBBI konsultasi adalah pertukaran pikiran untuk mendapatkan kesimpulan (nasihat, saran, dan sebagai nya). Dari pengertian tersebut dapat kita ketahui bahwa ada sedikit perbedaan antara konsultasi dan konseling. Salah satu pelayanan gizi yang sangat penting dewasa ini adalah konsultasi gizi, karena setiap orang mempunyai masalah gizi yang berbeda-beda. Masalah gizi yang ada sekarang sering disebut dengan masalah gizi ganda (double borden), yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Para ahli relative suli membedakan istilah konseling gizi dan konsultasi gizi. Kedua istilah tersebut sering digunakan secara bersamaan tanpa membedakan pengertiaannya. Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi)(2010). Dalam buku



3



Penuntun Konseling Gizi , mendefenisikan bahwa konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah untuk menanamkan dan meningkatkan penegertian, sikap, dan prilaku sehingga membantu klien/pasien mengenal dan mengatasi masalah gizi melalui pengaturan makanan dan minuman. Berdasarkan kamus gizi (2009), batasan konseling gizi adalah suatu proses komunikasi dua arah antara konselor dan pasien/klien untuk membantu pasien.klien mengenali dan mengatasi masalah gizi. Departemen Kesehatan (1991) secara singkat menyatakan bahwa konsultasi gizi merupakan proses membantu orang lain memebentuk dan memiliki kebiasaan makan yang baik. Konsultasi gizi dan konseling gizi lebih menekankan membantu pasien/klien untuk mengenali dan mengatasi maslah gizinya melalui pendekatan perorangan/ individu. Konseling memiliki perbedaan dengan konsultasi dan penyuluhan seperti yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Perbedaan Konseling, Konsultasi, dan Penyuluhan ASPEK Tujuan



KONSELING



KONSULTASI



PENYULUHAN



Membantu klien



Membantu klien



Menyadarkan



mengidentifikasi dan



mengidentifikasi dan



masyarakat



menganalisis masalah



menganalisis masalah



klien serta



yang dihadapi klien



memberikan alternatif pemecahan masalah Sasaran



Individu



Individu



Individu



dan



kelompok Proses



Menggali



informasi



Membantu



dengan keterampilan



untuk



mendengarkan,



masalah



mempelajari,



serta



membangun



percaya



diri agar klien mampu mengambil keputusan



4



klien



memecahkan sesuai



Memberi



informasi,



menanamkan keyakinan,



dengan masalah yang



meningkatkan



dihadapi klien



kemampuan



dan



untuk



mengatasi



masalahnya sendiri Hubungan



atau



kedudukan



Horizontal,



yaitu



Vertical,



yaitu



kedudukan klien dan



kedudukan konsultan



konselor sejajar. Yang



lebih tinggi dari klien.



dihadapi



Yang



konselor



adalah klien. Posisi



konsultan



konselor/ klien dapat



masalah klien



Langsung atau tidak langsung



dihadapi adalah



sebagai pemberi dan penerima pesan.



C. Tujuan Konseling Konseling gizi bertujuan untuk membantu klien dalam upaya mengubah prilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan klien, meliputi perubahan pengetahuan,sikap dan tindakan. Dalam buku pendidikan dan konsultasi oleh suriasa (2012),yang dimaksud dengan tujuan konseling gizi adalah sebagai berikut: 1. Membantu klien dalam mengidentifikasi dan menganalisis maslah klien serta memberikan alternatif pemecahan masalah. Melalui konseling klien dapat berbagi masalah,penyebab dan memperoleh onformasi tentang cara mengatasi masalah. 2. Menjadikan cara-cara hidup sehat di bidang gizi sebagai kebiasaan hidup klien.Melalui konseling klien dapat belajar merubah pola hidup. 3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau keluarga klien tentang gizi. Melalui konseling klien mendapatkan informasi pengetahuan tentang gizi,diet dan kesehata. D. Metode Konseling Adapun dalam pelaksanaan konseling individu memiliki 3 metode, yaitu konseling direktif , konseling non direktif dan konseling elektif.



5



1. Konseling Direktif Konseling yang menggunakan metode ini, dalam prosesnya yang aktif berperan adalah konselor. Dalam praktiknya konselor berusaha mengarahkan klien sesuai dengan masalahnya. Selain itu, konselor juga memberikan saran, anjuran dan nasihat kepada klien. Dalam praktik yang demikian, konseling ini juga dikenal dengan konseling yang berpusat pada konselor. 2. Konseling Non Direktif Dalam praktik konseling non Direktif, konselor hanya menampung pembicaraan. Klien bebas berbicara sedangkan konselor hanya menampung dan mengarahkan, konseling ini juga dikenal dengan konseling yang berpusat pada klien. 3. Konseling Eklektif Konseling eklektif merupakan penggabungan kedua metode konseling direktif dan non direktif .penerapan metode ini dalam konseling eklektif adalah dalam keadaan tertentu konselor menasehati dan mengarahkan klien sesuai dengan masalahnya, dan dalam keadaan yang lain konselor memberikan kebebasan pada klien. Seperti halnya pelaksanan bimbingan konseling , pelaksanaan konseling peorangan, juga menempuh beberapa tahapan kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi analisis hasil evaluasi, tindk lanjut dan laporan. Adapun penjelasannya sebgai berikut: a. Perencanaan yang meliputi kegiatan mengidentifikasi klien, mengatur waktu pertemuan, mempersiapkan tempat dan perangkat teknis penyelengaraan layanan,menetapkan fasilitas layanan, dan menyiapkan kelengkapan administrasi. b. Pelaksanaan yang meliputi kegiatan menerima klien, menyelengarakan penstruktural, membahas masalah klien dengan menggunakan tekhniktekhnik. c. Melakukan evaluasi jangka pendek.



6



d. Menganalisis hasil evaluasi (mebafsirkan hasil konseling perorangan yang telah dilaksnakan). e. Tindak lanjut yang meliputi kegiatan menetapkan jenis arah tindak lanjut, mengomunikasikan rencana tndak lanjut kepada pihak-pihak terkait, dan melaksanakan rencana tindak lanjut. E. Syarat Konselor Yang Baik Konselor yang memenuhi syarat dan berkualitas sangat mendukung keberhasilan konseling. Ada beberapa karakteristik yang harus dipenuhi oleh seorang konselor supaya dapat membantu terjadinya perubahan dalam permasalahan



klien.



Beberapa



persyaratan



dan



karakteristik



seseorang



konselor.antara lain: 1. Keahlian (Expertness) Seorang konselor harus ahli dibidangnya. Sebagai contoh, seorang konselor gizi harus ahli/ menguasai bidang dietetic, strategi konseling dan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di bidang gizi. 2. Menarik (Attractiveness) Seorang konselor harus menarik. Klien akan merasa senang dan gembira apabila melihat seorang konselor berpenampilan menarik dan ditunjang dengan atmosfer lingkungan yang kondusif. Menarik arti penampilan, busana, tutur kata,dan lain sebagainya. 3. Dipercaya (Trustworthness) Seorang konselor harus dapat dipercaya oleh klien. Apabila seorang klien sangat percaya kepada konselor, ini akan menjadi modal dasar keberhasilan konseling. Dipercaya meliputi saran-saran yang disampaikan konselor sangat bermanfaat dan dapat duterapkan dalam kehidupan sehari-sehari. Di samping itu,



informasi



yang



disampaikan



kerahasiaannya oleh konselor.



6



klien



kepada



konselor



dijamin



4. Empati (Empathy) Ciri- ciri konselor yang baik adalah mampu berempati kepada klien . Empati berarti memahami orang lain dari sudut kerangka berfikir orang tersebut. Konselor turut merasakan permasalahan klien, tetapi tidak boleh terlarut dalam permasalahan tersebut. Jadi, empati juga mengandung makna seorang konselor mempunyai kemampuan untuk melihat masalah klien seakan-akan maslahnya sendiri. 5. Kesadaran Tentang Diri dan Pemahaman Konselor harus sadar terhadap dirinya, yaitu: a. Berbagai kebutuhanya, seperti kebutuhan untuk memberi, mengasuh, disukai, menyenangkan orang lain, dicintai, dan lain sebagainya. b. Motivasinya untuk membantu, terutama membantu klien dalam memecahkan masalahnya. c. Perasaan-perasaan yang dimiliki, seperti puas, sakit hati,bahagia, kecewa, bingung, dan rasa takut. d. Kekuatan



dan



kekurangan



.



setiap



konselor



pasti



mempunyai



kelebihandan juga kelemahan. Hal ini harus disadari untuk memperbaiki diri dan pengembangan potensi seorang konselor. Dengan memahami dan menyadari diri sendiri, konselor tidak menjadi defensive menghadapi kliennya. 6. Keterbukaan (Open-Mindedness) Keterbukaan seorang konselor mempunyai peran penting dalam konseling. Dengan keterbukaan, konselor dapat mengakomodasi perasaan, sikap, dan tingkah laku klien berbeda dengan dirinya. Disamping itu, dengan keterbukaan, konselor dapat berinteraksi dengan berbagai jenis klien. Dengan demikian, keterbukaan merupakan persyaratan untuk komunikasi yang jujur. 7. Objektivitas Memandang masalah klien secara objektif akan membantu konselor dalam memberikan alternative pemecahan masalah. Pemecahan masalah atas dasar “data base” yang akurat dan tidak dimanipulasi. Objektifitas akan 6



menyelamatkan konselor dari klien yang manipulative, dan mencegah komunikasi yang disfungsional. Konselor akan mudah mengenali klien yang manipulative dan merespon secara professional. 8. Kompeten Konpeten berarti konselor mempunyai pengetahuan, informasi, dan keterampilan untuk membantu. Konpeten berhubungan denga proses psikologis, assessment, etik, keterampilan klinis, keterampilan teknis, kemampuan untuk menilai,dan kemampuan berfikir multkultural. 9. Kesehatan Psikologis yang Baik Seorang konselor harus sehat secara fisik, mental, dan social. Disamping itu , kondisi psikologinya tidak boleh terganggu, sehingga dapat melayani klien dengan baik dan benar berdasarkan masalah yang dihadapinya. F. Kemampuan Konseling yang Wajib dimiliki Oleh Konselor Dalam upaya untuk mencapai tujuan konseling sangat diperlukan kemampuan dari seorang konselor. Konselor yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 



Menjaga hubungan baik sejak awal dengan klien karena klien akan lebih mudah berbicara dengan orang yang ramah.







Berusaha mengenali kebutuhan klien. Konselor sebaiknya berperan sebagai pendengar yang baik agar dapat menggali informasi dan memahami kebutuhan klien.







Mampu menumbuhkan empati dan rasa nyamanpada klien. Seorang konselor yang baik mampu memposisikan diri pada posisi klien, memahami apa yang dirasakan dan dialami klien, seperti yang dirasakan dan dilihat oleh klien dalam



upaya



membantunya



untuk



menyadari



perasaannya



serta



mennganinya. 



Mendorong klien untuk memilih cara pemecahan yang terbaik dalam situasi tertentu. Dalam hal ini konselor membantu klien untuk memikirkan semua



6



factor dalam masalah yang dihadapinya dan mendorong klien untuk memilih cara pemecahan yang terbaik sesuai situasi yang dihadapi. 



Memberikan informasi tentang sumber daya yang dperlukan klien agar dapat mengambil keputusan yang baik. Konselor dalam hal ini lebih banyak memberikan contoh nyata dalam diskusi untuk membantu klien melihat lebih jelas masalahnya serta mendorong klienuntuk bertanggung jawan sebesarbesarnya dalam memecahkan masalahnya sendiri.







Memberikan perhatian secara khusus (“hubungi saya apabila ada masalah”) dan memperlihatkan kesungguhan (“ saya akan menghubungi bapak atau ibu dalam minggu ini”). Hubungan antara konselor dank lien penting untuk mempertahankan perubahan diet.







Menjaga rahasia dan kepercayaan klien. Kerahasiaan merupakan hak klien yang harus dihormati dan dijaga.



6



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Konseling merupakan suatu proses komunikasi dua arah/interpersonal antara konselor dan klien untuk membantu klien dalam mengenali menyadari dan akhirnya mampu mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapinya. 2. Konseling Gizi juga merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau keluarga tentang gizi. Setelah melakukan konseling, diharapkan individu dan keluarga mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi nya termasuk perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkait gizi kearah kebiasaan hidup sehat. 3. Para ahli relative sulit membedakan istilah konseling gizi dan konsultasi gizi. Kedua istilah tersebut sering digunakan secara bersamaan tanpa membedakan pengertiaannya. Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi)(2010). Dalam buku Penuntun Konseling Gizi , mendefenisikan bahwa konseling giziadalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah untuk menanamkan dan meningkatkan penegertian, sikap, dan prilaku sehingga membantu klien/pasien mengenal dan mengatasi masalah gizi melalui pengaturan makanan dan minuman. Berdasarkan kamus gizi (2009), batasan konseling gizi adalah suatu proses komunikasi dua arah antara konselor dan pasien/klien untuk membantu pasien.klien mengenali dan mengatasi masalah gizi



6



B. Saran Konseling gizi dapat meningkatkan pengetahuan pada pasien tentang tujuan diet, syarat diet, pengaturan makanan, cara menagtur diet dan contoh menu sehari. Tingkat Pengetahuan pasien akan memberi pengaruh bagi kepatuhan diet pasien, dengan pengetahuan yang baik diharapkan pasien mampu merubah perilaku dan meningkatkan kesadaran diri dari tidak patuh menjadi patuh.



6



DAFTAR PUSTAKA



Hisbah,



Jurnal



Bimbingan



Konseling



[Online].



Tersedia



:



http://ejournal.uin-suka.ac.id/dakwah/hisbah,diakses pada 26 Juli 2022.



Persatuan Ahli Gizi Indonesia.2010.Penuntun Konseling Gizi.Abadi Publising & Printing.Jakarta Persatuan Ahli Gizi Indonesia.2013.Konseling Gizi.Penebar Plus.Jakarta Ratri Ciptaningtyas.2013.Teori dan Panduan Konseliing Gizi.Penerbit Graha Ilmu.Yogyakarta Supariasa.2013.Pendidikan



dan



Konsultasi



EGC.Jakarta



6



Gizi.Penerbit



Buku



Kedokteran