Makalah Konsep Akuntansi Keperilakuan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah Akuntansi Keperilakuan



KONSEP AKUNTANSI KEPERILAKUAN DAN HIPOTESIS AKUNTANSI KEPERILAKUAN



DOSEN PEMBIMBING



JUSBAIR BAHERI, SE.,MSA.,Ak OLEH : ANDI RATU WULANDARI



176602076



NURUL SARTINA



186602069



ARYA ACHMAD PAHLEVI



186602101



HERIYADI AMIN



186602186



SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM PROGRAM STUDI AKUNTANSI KENDARI TAHUN 2021



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tema Konsep Akuntansi Keperilakuan dan Hipotesis Akuntansi Keperilakuan. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna makalah ini, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga penulis bisa melakukan perbaikan makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik dan benar. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat ataupun inpirasi pada pembaca.



Kendari, 6 April 2021



Tim Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................................i DAFTAR ISI....................................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................1 1.1



Latar Belakang........................................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah...................................................................................................2



1.3



Tujuan.....................................................................................................................2



BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................................3 2.1



Konsep Akuntansi Keperilakuan.............................................................................3



2.2



Sistem Informasi Akuntansi....................................................................................3



2.3



Dimensi Keprilakuan Akuntansi.............................................................................4



2.4



Beberapa Hipotesis Keperilakuan untuk Konsep yang Berbeda.............................5



2.5



Usaha Untuk Merekonsiliasi Konsep Dasar............................................................5



2.6



2.5.1



Alasan Terjadinya Perbedaan Persepsi......................................................5



2.5.2



Beberapa Hipotesis Mengenai Konsep Kepemilikan.................................6



2.5.3



Beberapa Hipotesis Berkaitan Dengan Konsep Entitas.............................7



Usaha Untuk Merekonsiliasi Konsep Dasar............................................................8 2.6.1



Teori Akuntansi Dana................................................................................8



2.6.2



Pegahapusan Faktor-Faktor........................................................................8



2.6.3



Teori Komando..........................................................................................9



BAB 3 PENUTUP........................................................................................................10 3.1



Kesimpulan...........................................................................................................10



DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Disiplin ilmu akuntansi memiliki banyak cara untuk menggunakan, menyimpulkan, atau membangun suatu teori umum yang didasarkan pada banyak teori sederhana mengenai kejadian-kejadian spesifik yang berkaitan dengan operasi, organisasi, dan sebagainya. Akuntansi adalah disiplin ilmu atau teknik-teknik yang berfungsi untuk menyediakan informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai kejadiankejadian suatu entitas atau organisasi untuk membantu para pemangku kepentingan dalam pembuatan keputusan. Sampai teori umum ini dihasilkan, kita terus beroperasi dengan berbagai teori yang tidak dapat dihubungkan atau disesuaikan terhadap beberapa kerangka kerja akuntansi secara logis. Tidak banyak yang mengetahui bahwa banyak perdebatan tentang teori-teori, praktik, dan prosedur akuntansi yang muncul dari perbedaan dalam asumsi dasar akuntansi. Penjelasan ini adalah sebuah usaha untuk membuka pintu guna menyoroti masalah tersebut dengan harapan agar kita dapat melangkah lebih lanjut menuju teori akuntansi umum. setelah mengkaji apa yang tampaknya menjadi konsep akuntansi utama dan sikap serta konsekuensi berbeda yang terlibat, berikutnya kita akan menganalisis beberapa faktor perilaku yang mendasari, yang menyebabkan terdapatnya perbedaan persepsi. Faktor-faktor perilaku yang mendasari tersebut meniadakan usaha untuk memberikan solusi terhadap dilemma itu dan alasan yang tidak dapat direkonsiliasikan dengan bermacam - macam konsep dasar.



1



1.2



Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah berikut : 1. Bagaimana konsep akuntansi keperilakuan? 2. Bagaimana sistem informasi akuntansi? 3. Bagaimana dimensi keperilakuan akuntansi? 4. Apakah hipotesis keperilakuan untuk konsep berbeda? 5. Apakah usaha untuk merekonsiliasi konsep dasar?



1.3



Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan konsep akuntansi keperilakuan. 2. Menjelaskan sistem informasi akuntansi. 3. Menjelaskan dimensi keperilakuan akuntansi. 4. Menjelaskan hipotesis keperilakuan untuk konsep berbeda. 5. Menjelaskan usaha untuk merekonsiliasi konsep dasar



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Konsep Akuntansi Keperilakuan Secara tradisional, akuntansi dikelompokkan menjadi dua, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Namun, disebabkan oleh informasi akuntansi dipengaruhi oleh perilaku para penghasil informasi dan diharapkan memengaruhi perilaku para pemakai informasi maka perlu dikembangkan tipe akuntansi yang ketiga yaitu akuntansi keperilakuan. Dengan demikian, akuntansi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (I) akuntansi keuangan, (2) akuntansi manajemen, dan (3) akuntansi keperilakuan. Akuntansi keperilakuan adalah alat penghubung antara akuntansi dan ilmu sosial. Akuntansi keperilakuan adalah salah satu bidang akuntansi yang menghubungkan antara perilaku manusia dengan sistem informasi yang lingkupnya mencakup akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi



keperilakuan



membahas



bagaimana



perilaku



manusia



mempengaruhi informasi akuntansi dan keputusan-keputusan bisnis serta bagaimanainformasi akuntansi tersebut mempengaruhi perilaku manusia dan keputusan - keputusan bisnisnya. 1.4



Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi dapat dipandang sebagai system informasi dan bahasa bisnis. Akuntansi sebagai system informasi berfungsi memproses data dari lingkungannya



(dari



lingkungan



eksternal,



misalnya



perusahaan



atauorganisasi lain, pemerintah, pemasok, pelanggan pkreditor, pemilikatau pemegang saham, dan pihak eksternal lain-lainnya, serta dari lingkungan internal) dengan cara mengukur dan mencatat, meringkasnya menjadi informasl dan menyajikannya dalam bentuk inrormasi atau laporan - laporan kepada pihak-pihak internal dan eksternal secara kuantitatif (keuangan dan non keuangan) serta kualitatif.



3



Akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai suatu entitas bisnis (privat) dan entitas nirlaba (sector publik) untuk membantu para pengguna internal dan pengguna eksternal dalam membuat keputusan. Akuntansi



sebagai



mengomunikasikan



bahasa



informasi



bisnis



keuangan



berfungsi maupun



mengukur



informasi



dan



Iainnya



mengenai manusia, organisasi, program sosial, aktivitas tata kelola, dan usaha - usaha bisnis kepada pihak internal dan eksternal untuk pembuatan keputusan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian bisnis. Sebagai bahasa bisnis, akuntansi digunakan oleh para pemakainya untuk menciptakan gagasan-gagasan bisnis dan mengomunikasikan gagasangagasan bisnis tersebut kepada pihak internal (atasan, bawahan, dan rekan sejajar) dan eksternal. 1.5



Dimensi Keprilakuan Akuntansi Pada masa lalu, akuntansi tradisional hanya memutuskan pada pelaporan informasi keuangan namun, pada saat ini para manajer dan akuntan professional mengakui kebutuhan tambahan informasi yang bermanfaat secara ekonomis bagi para pemakainya untuk pembuatan keputusan. Tambahan informasi tersebut dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Informasi kuantitatif yang disajikan dapat bersifat keuangan maupun non keuangan. Misalnya, laporan keuangan suatu perusahaan dapat mencakup penyajian informasi mengenai profil perusahaan, laporan dewan komisaris dan direksi, tinjauan kegiatan usaha, strategi perusahaan, tata kelola perusahaan, tanggung jawab social perusahaan, manajemen resiko, anak-anak perusahaan, perkembangan jumlah dan harga saham, pembayaran dividen, dan laporan keuangan. Elemen-elemen



laporan



tahunan



tersebut



mempengaruhi



dan



dipengaruhi oleh prilaku manusia. Dengan kata lain, laporan tahunan tersebut mengintegrasikan prilaku manusia dengan laporan keuangan.



4



1.6



Beberapa Hipotesis Keperilakuan untuk Konsep yang Berbeda Perusahaan yang sama, misalnya mengumpulkan fakta yang sama. Namun, fakta tersebut sering dipandang secara berbeda. Contoh ini sematamata mengilustrasikan masalah yang telah diperhatikan oleh para psikolog selama bertahun-tahun. Apa yang disebut sebagai fakta objektif biasanya hanya merupakan sesuatu yang dipahami oleh seorang individu. Kita melihat dunia dengan cara yang agak berbeda dengan cara orang lain sehingga perbedaan dalam persepsi sangat mungkin terjadi. Memang didasari bahwa persepsi yang berbeda sering menghasilkan toleransi dan memungkinkan seseorang untuk meneriama sudut pandang orang lain sebagai sesuatu yang sah (legitimate). Namun, sebagaimana disampaikan oleh Stagner, orang-orang sering menjadi sangat terlibat pada situasi di mana mereka gagal membedakan keterlibatan mereka sendiri dengan fakta spsifik. Secara khusus, ini terjadi pada situasi yng melibatkan konflik.



1.7



Usaha Untuk Merekonsiliasi Konsep Dasar Adalah dengan terbiasa memahami bahwa uang perusahaan dan uang pribadi tidak dapat dicampur aduk, pencatatan keuangan perusahaan harus benar-benar terpisah dan penggunaan uang perusahaan tidak dapat digunakan untuk kepentingan pribadi apapun.



1.7.1 Alasan Terjadinya Perbedaan Persepsi Secara jelas, persepsi, sikap, kerangka referensi, nilai, kelompok referensi, norma kelompok, lingkungan, budaya, sistem kepribadian berhubungan dengan pola interaksi secara tumpang tindih. Sikap ini adalah pembentukan psikologis yang kita pelajari sejalan dengan perkembangan kita; ketika dipelajari, sikap tersebut menuntut kita bertindak menurut karakteristik tertentu. Ini menunjukkan dampak keluarga perkembangan sikap dari setiap individu. Banyak orang menganggap faktor keluarga adalah pengaruh langsung utama karena keluarga merupakan filter biasa dimana budaya, kelas, agama, dan



5



sumber-sumber



lainnya



mengalir



keseorang



individu



diawal



perkembangan usianya. Namun, terdapat peangaruh penting lain terhadap perkembangan sikap selain keluarga. Budaya adalah pengaruh paling penting yang sangat berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat lain. Ahli antropologi telah menunjukkan bagaimana perbedaan budaya bertanggung jawab atas bermacam-macam perbedaan sikap terhadap banyak hal. Namun, dalam pembahasan ini, budaya total tidak menjadi faktor penting karena terdapat perbedaan persepsi dalam satu budaya. Selanjutnya, harus dinyatakan bahwa manusia tidak sepenuhnya menyadari seluruh aspek dari struktur nilai mereka atau bermacammacam sikap yang masuk ke struktur tersebut. Oleh karena itu, mereka tidak sepenuhnya menyadari persepsi mereka terhadap lingkungan tertentu. Setiap individu dalam masyarakat yang kompleks dipengaruhi oleh banyak kelompok baik geografis, agama, pendidikan, teman sebaya dan kelompok sosio ekonomi. Hal tersebut memberikan pengaruh dala hal norma kelompok dan standar sikap, banyak dari sikap yang berhubungan dengan situasi kerja dan masyarakt industrial. Ini membuat yang membuat sudut pnadang berbeda. Bagi mereka, hal ini merupakan pembahasan masalah seperti kepemilikan dalam aset bersih, keuntungan, bunga, dividen, dan apjak penghasilan yang memungkinkan mengklasifikasikan persepsi perusahaan. 1.7.2 Beberapa Hipotesis Mengenai Konsep Kepemilikan Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham dari suatu perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut pandanagan kepemilikan. Secara khusus, hal ini terjadi pada pemegang saham yang memiliki saham biasa dalam kuantitas yang substansial. Selanjutnya pengaruh dalam keluarga. Banyak istri dan anak dari pemegang saham yang besar juga menjadi pemegang saham, dan konsep kepemilikan diserap dalam atmosfer rumah. Banyak akuntan public mengikuti jejak ayahnya, dan bahkan ketika anaknya masuk



6



kepekerjaan berbeda, mereka sering menggunakan banyak nilai orang tua sebagai bagian dari nilai yang dianutnya. Sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham dari perusahaan dalam yang jumlah yang substansial menganut pandangan kepemilikan. Diakui bahwa sebagian besar praktik akuntan publik didasarkan pada pandangan kepemilikan. Di Australia auditor ditunjuk oleh pemegang saham pada setiap rapat tahunan perusahaan dan laporan audit mereka pada catatan kaki neraca diberikan kepada pemegang saham. Pemeriksaan yang dilakukan oleh badan akuntansi professional cenderung berorientasi pada konsep kepemilikan dan memandang aset bersih sebagai sesuatu yang benar-benar dimiliki oleh pemegang saham. 1.7.3 Beberapa Hipotesis Berkaitan Dengan Konsep Entitas Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pegawai perusahaan yang tanggung jawabnya didelegasikan menganut konsep entitas; semakin tinggi skala hierarkis dari pegawai ini, semakin kuat mereka menganut konsep ini. Mayoritas dari pegawai semacam ini, baik secara sadar maupun tidak, memandang entitas sebagai pemilik dari keuntungan ketika mereka mendapatkan aset bersih. Mereka cenderung memandang pemegang saham sebagai bagian yang penting bagi perusahaan, tetapi bukan bagi pemiliknya. Pengaruh lingkungan dalam organisasi, seperti norma kelompok eksekutif, memasukkan dasar-dasar konsep entitas, dan pengaruh ini segera diinternalisasi oleh anggota kelompok yang terrlibat secara psikologis di posisi mereka masing-masing. Bahkan, fakta bahwa anggota kelompok tersebut mungkin menduduki posisi rendah sampai menengah di perusahaan sepertinya tidak menghalangi mereka untuk memiliki sudut pandang entitas yng sama dengan yang dipegang oleh eksekutif tersebut. Selain itu, juga disampaikan hipotesis bahwa isu saham psikologis bagi eksekutif tidak akan mengubah pandangan bahwa kesejahteraan mereka bergantung pada kehidupan dan keberhasilan entitas. Mereka tidak akan memandang dirinya sebagai pemilik.



7



1.8



Usaha Untuk Merekonsiliasi Konsep Dasar Bagian ini akan menjelaskan dua usaha untuk merekonsiliasikan konsep kepemilikan dengan konsep entitas dalam teori akuntansi.



1.8.1 Teori Akuntansi Dana Akuntansi dana dicetuskan oleh Vatter dapat diterapkan pada usaha swasta, badan pemerintah, lembaga sosial dan instansi lainya. Akuntansi dana merupakan cara memandang aset, ekuitas dan hutang dimana dana yang diperoleh dari ekuitas dan hutang penggunanya dibatasi pada aset. Akuntansi dana melaporkan penggunaan dari dana dan cara memandang dana ketika aliran masuk meningkat setelah dikurangi dengan pembelanjaan. Teori akuntansi dana dari Vatter dirancang menjadi sebuah ekspresi dari cara seseorang memahami perusahaan walaupun sebagian besar menganggap teori dana sebagai pengembangan dari teori entitas yang dirancang untuk menggunakan gagasan personalistik, yang merupakan usaha yang semakin banyak dilakukan dari sudut pandang statistik guna menangani masalah akuntansi. 1.8.2 Pegahapusan Faktor-Faktor Menurut Hendriksen penganut sudut pandang entitas, asset mencerminkan hak perusahaan untuk menerima barang dan jasa. Ketika menilai ulang persediaan dan aset non lancar, entitas akan menggunakan nilai pasar untuk mendapat keuntungan yang diterima perusahaan. Mereka berpandangan pergerakan total dalam nilai pasar dari aset operasi sebagai modal. Sedangkan penganut sudut pandang kepemilikan juga menilai ulang persediaan dan asset non lancar dengan bantuan nilai pasar. Mereka mengakui penyimpanan keuntungan (gain) atau kerugian (loss) terhadap kenaikan nilai pasar dari asset yang lebih besar (atau lebih kecil)



8



tersebut dibandingkan dengan pergerakan indeks harga umum yang merubah daya beli ekuitas pemegang saham. Bagi mereka yang melihat perusahaan dari sudut pandang kepemilikan,



keuntungan



dihitung



berdasarkan



modal



yang



dikontribusikan oleh pemegang obligasi ketika harga naik karena hutang tetap dan akan dilunasi dalam mata uang pada nilai yang lebih rendah. Bagi



mereka



keuntungan



yang



dihitung



menganut dengan



pandangan cara



yang



kepemilikan serupa



ekstrim,



untuk



modal



dikontribusikan oleh pemegang saham preferen. Namun, bagi mereka yang menganut konsep entitas, seluruh kewajiban dianggap sebagai kewajiban perusahaan itu sendiri, dan tidak ada perbedaan signfikan yang dibuat antara pemegang saham biasa, pemegang saham preferen, pemegang obligasi, dan kreditor jangka panjang lainnya. 1.8.3 Teori Komando Menurut Goldberg “tidak ada teori entitas atau teori kepemilikan” semua teori didasarkan pada ide kepemilikan tetapi kepemilikan adalah konsep yang sangat sulit didefinisikan dan dianalisis secara memadai untuk digunakan ide dasar akuntansi. Meskipun begitu sulit menghindari persepsi tetang kepemilikan karena ide kepemilikan properti dalam budaya sudah sangat meresap dan sebagian besar orang melihat asset bersih dan keuntungan perusahaan sebagai milik pemegang saham atau pemilik pada satu sisi ataupun perusahaan itu sendiri pada sisi lain. Teori komando dari Goldberg bukan satu—satunya teori yang berarti dalam sudut pandang sebagian besar orang. Ia sepertinya menegaskan hal ini ketika ia menegaskan bahwa sebagai gantinya ia memfokuskan perhatian pada perusahaan sebagai sesuatu yang berbeda. Sebagai entitas abstrak kita seharusnya mengarahkan perhatian langsung pada fungsi pengendalian yang dapat dilakukan oleh manusia.



9



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan Informasi akuntansi dipengaruhi oleh perilaku para penghasil informasi dan diharapkan memengaruhi perilaku para pemakai informasi maka perlu dikembangkan tipe akuntansi yang ketiga yaitu akuntansi keperilakuan. Akuntansi keperilakuan adalah salah satu bidang akuntansi yang menghubungkan antara perilaku manusia dengan sistem informasi yang lingkupnya mencakup akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keperilakuan membahas bagaimana perilaku manusia mempengaruhi informasi akuntansi dan keputusan-keputusan bisnis serta bagaimana informasi akuntansi tersebut mempengaruhi perilaku manusia dan keputusan - keputusan bisnisnya. Usaha Untuk Merekonsiliasi Konsep Dasar adalah dengan terbiasa memahami bahwa uang perusahaan dan uang pribadi tidak dapat dicampur aduk, pencatatan keuangan perusahaan harus benar - benar terpisah dan penggunaan uang perusahaan tidak dapat digunakan untuk kepentingan pribadi apapun.



10



DAFTAR PUSTAKA Ikshan Lubis, Arfan. 2010.Akuntansi Keprilakuan.Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. Supriyono, R.A. 2018. Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Aziz. 2019. Makalah Konsep Akuntansi dan Hipotesis Keperilakuan. Diambil dari: https://ahmad30aziz.blogspot.com/2019/02/makalah-konsep-akuntansi-danhipotesis.html. (4 April 2021)



11