Makalah Konsep Dasar Akuntansi  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TEORI AKUNTANSI ”KONSEP DASAR”



Kelompok 4



1. Nurul Febrianti



(C30119195)



2. Andi Dea Mormadamayani



(C30119201)



3. Irma Suryani



(C30119204)



4. Devi Muharani Randata Anwar (C30119208) 5. Andjela Anestia



(C30119238)



6. Arnila Dewi



(C30119262)



PRODI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TADULAKO



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dengan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelasaikan makalah yang berjudul “KONSEP DASAR” makalah ini disusun guna melengkapi tugas kelompok yang diberikan oleh dosen Teori Akuntansi. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kesalahan dan keterbatasan karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu kami sangat mengaharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah kami di masa datang dengan hasil yang baik pula. Demikian makalah ini yang kami susun. Akhir kata, harapan ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca pada umumnya.



Palu,



Kelompok 4



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................................



i



DAFTAR ISI ..................................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................



1



1.1 Latar Belakang.....................................................................................................



1



1.2 Rumusan Masalah................................................................................................



2



1.3 Tujuan ..................................................................................................................



2



BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................



3



2.1 Pengertian dan Funsi Konsep Dasar ....................................................................



3



2.2 Manfaat Konsep Dasar .........................................................................................



4



2.3 Sumber Konsep-konsep Dasar .............................................................................



4



2.4 Imlikasi Konsep Dasar Terhadap Standar Akuntansi ..........................................



8



2.5 Konsep Kesatuan Usaha....................................................................................... 10 BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 11 3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 11



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum,akuntansi memiliki konsep dasar yang menjadi acuandalam penyusunan standar akuntansi yang digunakan yang bertujuan untukditerapkan dalam praktek akuntansi.Karena hal inilah yang membuatmunculnya berbagai konsep-konsep dasar akuntansi dalam penyajian dan pelaporan keuangan suatu entitas.Sehingga membuat beberapa sumber yangmengajukan berbagai konsep-konsep dasar akuntansi yang berbeda-beda. Di dalam pengertian konsep dasar menurut Ikatan Akuntansi Indonesia(IAI) dalam dalam Kerangka Dasar Penyajian dan Pelaporan Keuangan(KDPPLK) menyatakan bahwa asumsi dasar akuntansi dasar akuntansi berdasarkan dasar akrual dan kelangsungan usaha(going concern). MenurutIFRS dalam The Conceptual Framework for Financial Reporting sebagaiasumsi dasar akuntansi adalah hanya kelangsungan usaha. Sedangkan menurutPatondan Littleton,konsep dasar akuntansi terdiri dari konsep kesatuan usaha ,kontinuitas usaha ,penghargaan sepakatan , kos melekat, upaya dan hasil , buktiterverifikasi dan asumsi.Menurut Anthony, Hawkins dan Merchant, konsepdasar akuntansi terdapat beberapa point seperti konsep pengukuran dengan unituang, konsep entitas, konsep kelangsungan usaha, konsep kos, aspek ganda, periode akuntansi, konservatisme, realisasi, penandingan, konsistensi danmaterialitas. Hal-hal mengenai konsep dasar akuntansi inipun dipelajari dalam matakuliah Teori Akuntansi yang perlu diketahui oleh mahasiswa-mahasiswaakuntansi dalam menambah pengetahuan



dan



acuan



dalam



pengembangan



pendidikan



akuntansi



yang



dipelajari.Dalam makalah ini kami akan membahasmengenai pemahaman mengenai konsep dasar akuntansi



1



1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang terdapat didalam makalah ini yaitu: 1. Menjelaskan Pengertian dan Fungsi Konsep Dasar. 2. Menjelaskan Sumber-sumber dalam Konsep Dasar. 3. Menjelaskan Implikasi Konsep Dasar Terhadap Standar Akuntansi 4. Menjelaskan Konsep Kesatuan Usaha.



1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui Pengertian dan Fungsi Konsep Dasar. 2. Mengetahui Sumber-sumber dalam Konsep Dasar. 3. Mengetahui Implikasi Konsep Dasar Terhadap Standar Akuntansi 4. Mengetahui Konsep Kesatuan Usaha.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian dan Fungsi Konsep Dasar Konsep dasar merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik lingkungan atau wilayah dimana pelaporan keuangan diterapkan. Konsep dasar merupakan konsep yang dianut dan dijadikan dasar dalam penelaran dan perekayasaan. Disebut konsep dasar karena kalau konsep tersebut dianut akan mempunyai implikasi akuntansi tertentu. Terdapat berbagai sumber yang mengajukan seperangkat konsep dasar akuntansi yang berbeda-beda isinya .Hal ini disebabkan karena perbedaan persepsi terhadap arti pentingnya suatu konsep oleh suatu sumber. Konsep dasar secara implisit melekat pada proses penalaran dalam merekayasa akuntansi. Konsep dasar bersifat asumsi yang validitasnya tidak dapat selalu diuji tetapi bermanfaat sebagai basis cpenalaran. Adanya perbedaan konsep dasar antar sumber tak terlepas dari



perkembangan akuntansi di berbagai belahan dunia. Sejarah



akuntansi yang dimulai sejak 3600 SM yang mulai mengenal pembukuan yang kemudian berkembang dalam terdapat sistem tata buku yang ditemukan catatan pedagang di abad pertengahan di Italia pada tahun 1340. Pada abad ke 18-19 terjadi Revolusi Industri di Inggris yang membawa perubahan sosial dan ekonomi. Perubahan paling menonjol adalah perubahan dalam cara memproduksi produk dari kerajinan rumah tangga ke sistem pabrik. Penggunaan mesin-mesin yang menghasilkan produk yang menimbulkan untuk keharusan dalam menetapkan besarnya biaya produksi. Karena hal inilah yang membuat tercetuslah mengenai ” Konsep Manajemen Ilmiah”. Dengan konsep ini muncul pula konsep-konsep dasar akuntansi yang lebih maju dan canggih yang menyajikan suatu teknik analisis untuk mengukur tingkat efisiensi dari operasi yang sedang berjalan dan peramalan operasi yang akan datang. Revolusi Industri pun tak hanya terjadi di Inggris tetapi juga berkembang pesat dan meluas sampai ke seluruh belahan dunia lainnya. Dengan adanya keadaan ekonomi yang semakin hari semakin berkembang juga membuat dari masa ke masa membuat fungsi akuntansi makin luas dari yang melayani kebutuhan dari pemilik suatu entitas hinggan memenuhi kepentingan berbagai pihak. Perkembangan akuntansi di Indonesia tak terlepas pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Pada masa penjajahan Belanda yang mendirikan 3



VOC ( Vereenidge Oost Indische Campaigne) yang memperoleh hak monopoli perdagangan rempah-rempah dan transaksi perdagangan di Indonesia. Belanda juga menerapkan system continental / tata buku yang diajarkan oleh Pacioli yang menjadi salah satu tonggak awal dari perkembangan akuntansi di Indonesia. 2.2 Manfaat Konsep Dasar Bahwa konsep dasar berfungsi melandasi penalaran pada tingkat akuntansi,konsep dasar lebih banyak manfaatnya bagi



perekayasaan



penyusunan staandar dalam



berargumen untuk menentukan konsep, prinsip, metoda, atau teknik yang akan dijadikan standar. Dalam tiap standar yang diterbitkan, misalnya, FASB menyertakan bagian yang disebut Basis Penyimpulan yang didalamnya terrefleksi konsep dasar yang dianut baik secara eksplisit maupun implicit. Patton & Littleton menegaskan bahwa penyusunan standar harus dilandasi oleh pemikiran atau penalaran yang jelas dan jernih. 2.3 Sumber Konsep-konsep Dasar Dalam pengajuan konsep dasar akuntansi, terdapat berbagai sumber yang mengajukan persepsinya dalam konsep dasar akuntansi. Berbagai persepsi tersebut ialah : 1. IAI dan IFRS Ada dua konsep dasar yang disebut secara spesifikasi dalam rerangka konseptual IASC, antara lain : a.



Basis Akrual (accrual basis) Konsep ini menyatakan bahwa dalam menentukan laba periodic dan posisi keuangan suatu unit usaha , akuntansi mendasarkan diri pada pengukuran dan penandingan secara ekonomik pendapatan dan biaya bukannya perbandingan biaya atas dasar kas masuk dan kas keluar (asas tunai) konsep ini dapat dikatan sebagai konsekuensi konsep kontinuitas usaha dan konsep periodic usaha.



b.



Kelangsungan Usaha (Going Concern) Dalam konsep ini menjelaskan bahwa perusahaan akan terus berlanjut samapai waktu yang tidak ditentukan. Implikasi dari asumsi ini pada keadaan luar biasa, nilai laporan likuidasi untuk asset dan ekuitas adalah ‘pelanggaran’ atas konsep ini. Hal ini disebabkan konsep kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa perusahaan akan mampu mempertahnkan kegiatan usahanya dalam jangka panjang dan tidak untuk



4



dilikuidasi dalam jangka pendek. Belkaoui juga menambahkan pendapatnya bahwa dalam konsep ini entitas juga akan melanjutkan operasi perusahaan cuku lama untuk mewujudkan proyek-proyek,komitmen dan kegiatan yang sedang berlanjut. 2. Patton dan Littleton Konsep dasar yang dikemukan Patton dan Littleton diterbitkan dalam konsep-konsep dasar yang dikemukan Patton dan Littleton: a. Entitas bisnis atau kesatuan usaha Dalam konsep ini bisnis perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis diperlakukan berbeda atau secara hokum terpisah dengan pemilik dari bisnis tersebut. Hali ini termasuk bahwa transaksi-transaksi dalam bisnis tersebut harus dijaga secara keseluruhannya agar terpisah dari urusan pribadi seorang pemiliknya b. Kontinuitas kegiatan atau usaha Bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu tak terbatas.Dalam menghadapi ketidakpastian kelangsungan usaha, akuntansi menganut konsep ini atas dasar penalaran bahwa harapan normal atau umum (normal expectation) pendirian perusahaan adalah untuk berlangsung terus dan berkembang bukan untuk mati atau likuidasi. c. Penghargaan Sepakatan Bahwa jumlah rupiah/agregat-harga (price-aggregate) atau penghargaan sepakatan (measured consideration) yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran (exchange activities) merupakan bahan olah dasar akuntansi (the basic subject matter of accounting) yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik yang masuk (pendapatan) dan sumber ekonomik yang keluar (biaya). Sebagai konsekuensi, elemen-elemen atau pos-pos pelaporan keuangan diatur atas dasar penghargaan sepakatan tersebut. d. Kos Melekat Bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasinya hingga kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali mengikuti objek yang didekati. Berbagai kos mempunyai daya saling mengikat antara yang satu dan yang lainnya ikatan objek-objek yang disimbolkannya. Bila berbagai



5



komponen digabungkan menjadi suatu objek atau barang baru, gabungan kos yang baru semata-mata merupakan penggabungan berbagai kos yang melekat pada tiap komponen tanpa memperhatikan nilai ekonomik baru yang melekat pada barang baru e. Upaya dan Capaian atau Hasil Bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Dengan kata lain, tidak ada hasil (pendapatan) tanpa upaya (biaya). Secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya. f. Bukti Terverifikasi Dan Objektif Bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya (keabsahannya /keautetikannya). Objektivitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondisi yang melingkupi penciptaan, pengukuran, dan penangkapan atau pengakuan data akuntansi.Jadi, akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas mutlak melainkan pada objektivitas relatif yaitu objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaksi terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi pada waktu tersebut. g. Asumsi Sebagai suatu sistem, maka di dalam akuntansi dikenal beberapa dasar anggapan (asumsi). Ada 10 asumsi dasar akuntansi menurut Paul Grady (AICPA) yaitu: 1. Suatu masyarakat dan susunan pemerintahan yang menjamin hak milik pribadi (A Society and Government Structure honering property right) 2. Kesatuan usaha yang spesifik (Specific Business Entities) 3. Kontinuitas Usaha (Going Concern) 4. Penggunaan unit moneter di dalam rekening-rekening (Monetary Expression in Accounts) 5. Konsistensi antara periode-periode untuk kesatuan usaha yang sama (Consistency between periods for the same entity)



6



6. Perbedaan dalam akuntansi di antara kesatuan-kesatuan yang bebas (Diversity in Accounting among independent entities) 7. Konservatif (Conservatism) 8. Ketergantungan data dari pengendalian intern (Dependability of data through internal control) 9. Cukup berarti (Materiality) 10. Batas waktu dalam penyusunan laporan keuangan membutuhkan taksirantaksiran (Timeliness in financiall reporting requires estimates)



Dari ke-10 asumsi dasar tersebut di atas, yang paling lazim dipakai sebagai sebagai asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi adalah : a) Kesatuan usaha : terbatas penggunaannya jika diterapkan pada kegiatan departemen, operasi unit pemerintahan, keiatan usaha perseorangan atau firma dan kegiatan usaha perusahaan afiliasi (anak) b) Kontinuitas usaha : asumsinya didasarkan atas pengalaman perusahaan pada umumnya c) Periode satu tahun : satu tahun adalah waktu yang tepat untuk pelapran , karena tidak terlalu pendek, juga tidak terlalu panjang. d) Harga Pokok sebagai bahan olah akuntansi : harga pokok faktor produksi tersebut adalah HP pada saat terjadinya. e) Daya beli uang stabil Tujuannya adalah mencari laba : perusahaan dipandang sebagai suatu organisasi yang dibentuk untuk menghasilkan pendapatan



7



2.4 Implikasi Konsep Dasar Terhadap Standar Akuntansi Implikasi konsep terhadap standar adalah adanya ketentuan penyajian statement laba-rugi periodic secara komperatif/serial, paling tidak untuk 2 periode berturut-turut. Fluktasi laba tahunan adalah hal wajar sehingga untung/rugi luar biasa harus masuk dalam statement laba-rugi all-inclusive. Dibawah ini merupakan contoh implikasi konsep dasar : 1. Implikasi Konsep Kesatuan Usaha •



Perusahaan menjadi pusat perhatian akuntansi dan subjek pelaporan







Hubungan perusahaan dan pemilik merupakan hubungan bisnis sehingga perlu adanya pertanggungjelasan







Ekuitas bermakna sebagai “utang” perusahaan kepada pemilik







Pendapatan merupakan kenaikan aset







Biaya merupakan penurunan asset







Sistem berpasangan dalam pencatatan dan pelaporan







Persamaan akuntansi bukan persamaan aljabar







Statemen keuangan berartikulasi



2. Implikasi Konsep Kontinuitas Usaha •



Laba periodik menjadi informasi penting dalam menilai daya melaba (earning power)







Statemen laba-rugi periodik merupakan penggalan aliran laba jangka panjang sehingga bersifat tentatif







Statemen laba-rugi periodik harus disajikan secara komparatif atau serial







Fluktuasi laba tahunan adalah hal wajar sehingga untung/rugi luar biasa harus masuk dalam statemen laba-rugi (mendasari all-inclusive)







Neraca merupakan sarana untuk menunjukkan sisa potensi jasa bukan nilai perusahaan







Dengan berjalannya waktu, makin ke kanan sumber ekonomik kesatuan usaha akan semakin besar.



8







Aliran masuk pendapatan dan biaya tentunya juga makin besar.







Karena neraca menunjukkan sisa potensi jasa pada suatu saat, pengukuran pos-pos nya berbasis kos historis.



3. Implikasi Kos Melekat •



Aliran fisis operasi direpresentasi dalam aliran kos.







Kos mengalami tiga tahap perlakuan: pemerolehan, penelusuran, dan pembebanan.







Penggabungan kos tidak memperhitungkan/ mengakui tambahan utilitas objek yang diikuti.







Manfaat baru diakui setelah ada kesepakatan pihak independen terhadapnya (Gambar 5.8).







Produk menjadi wadah penggabungan kos yang mudah dikaitkan dengan produk.







Perioda menjadi wadah penggabungan kos yang tidak mudah dikaitkan dengan produk.



4. Implikasi Upaya dan Hasil •



Perlunya basis asosiasi untuk penentuan laba yang bermakna.







Produk merupakan penakar untuk mengasosiasi pendapatan dan biaya yang ideal.







Laba akuntansi merupakan residual hasil penandingan.







Hanya kos aktual yang ditandingkan.







Dianutnya asas akrual.







Depresiasi merupakan bagian dari upaya.







Penandingan upaya dan hasil dari perspektif jangka panjang.



5. Implikasi Bukti Terveririfikasi dan Objektif •



Menentukan tingkat kewajaran dalam pengauditan.







Tingat keobjektifan bukti harus dilihat dalam perspektif jangka panjang.







Bukti dalam akuntansi tidak harus sama dengan bukti yuridis.



9







Keterverifikasian dan keobjektifan bukti dalam akuntansi bersifat relatif atau bertingkat (terbaik diperoleh) bukannya mutlak.



2.5 Konsep Kesatuan Usaha Konsep kesatuan usaha dalam prinsip akuntansi menyatakan bahwa bisnis adalah entitas tunggal. Artinya, ia harus diperlakukan sebagai bagian yang terpisah, dan berbeda dari pemiliknya. Konsep ini juga dikenal sebagai konsep entitas yang terpisah dan konsep entitas ekonomi. Di bawah konsep kesatuan usaha dalam tujuan praktik akuntansi, bisnis dan pemiliknya adalah dua entitas yang terpisah. Akuntan hanya boleh mencatat urusan bisnis dan bukan urusan pribadi pemiliknya. Konsep kesatuan usaha menyatakan bahwa bisnis berdiri secara independen dari pemiliknya, dan karenanya keduanya harus diperlakukan sebagai entitas yang terpisah saat mencatat transaksi. Oleh karena itu, semua transaksi bisnis (pendapatan, pengeluaran, aset, kewajiban, dan ekuitas) harus disimpan terpisah dari akun pribadi pemilik untuk memastikan catatan akuntansi yang akurat. Dalam akuntansi, konsep kesatuan usaha meningkatkan akuntabilitas pemilik setiap kali modal usaha digunakan untuk penggunaan pribadi. Ini memaksa bisnis dan pemilik untuk bertanggung jawab atas kewajiban keuangan mereka yang terpisah. Prinsip ini juga dapat berlaku untuk pemilik beberapa perusahaan. Konsep kesatuan usaha harus diterapkan pada setiap jenis usaha (kepemilikan tunggal, kemitraan, dan korporasi) untuk mempertahankan integritas keuangan bagi mereka yang terlibat dalam perusahaan. Tujuan dari konsep tersebut adalah untuk memastikan laporan keuangan bisnis mencerminkan kinerja perusahaan. Hal ini memungkinkan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya untuk menentukan kinerja dan posisi keuangannya. Konsep ini dalam prinsip akuntansi juga untuk mencegah tercampurnya pengeluaran pribadi dan bisnis, yang dapat mengganggu dalam menentukan informasi kena pajak yang benar. Setiap uang yang pindah ke atau dari perusahaan harus dicatat dalam jurnal akuntansi terpisah untuk menghindari kebingungan.



10



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa untuk menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi yang sesuai dengan rasio akuntansi dalam memilih alternatif dari suatu keadaan. Di dalam menyusun prinsip akuntansi, digunakan asumsiasumsi dan konsep-konsep dasar tertentu. Asumsi dasar ini merupakan aspek lingkungan Imanaa akuntansi itu dilaksanakan. Sedangkan konsep-konsep dasar merupakan pedoman dalam Menyusun prinsip akuntansi. Konsep dasar diperlukan untuk membuat kesatuan fikir dalam pembuatan laporan keuangan, agar tidak terjadi perbedaan antara pembuat laporan keuangan yang satu dengan yang lain.



11