Makalah Konsep Keluarga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II PEMBAHASAN 1. DEFINISI Banyak ahli mendefinisikan tentang keluarga sesuai dengan perkembangan social di masyarakat, akan tetapi dari berbagai macam definisi tersebut ada satu kesatuan yang dapat diambil kesimpulan. Berikut ini akan dikemukakan definisi keluarga menurut beberapa ahli. Duvall dan logan (1986) menguraikan definisi keluarga adalah “Sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta social dari tiap anggota keluarga. Bailon dan Magiaya (1978) mendefinisikan sebagai berikut : “Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinterakasi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Keluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga berbeda-beda, tergantung kepada orientasi teoritis “Pendefinisi” yaitu dengan menggunakan menjelaskan penulis dari untuk menghubungkan keluarg.a missal para penulius mengikuti orientasi teoritis interaksionalis keluarga, memandang keluarga sebagai suatu arena berlangsungnya interaksi kepribadian, dengan demikian menekankan karakteristik transaksi dinamika. Para penulis yang mendukung suatu perspektif systemsistem social terbuka ukuran kell yang terdiri dari seperangkat bagian yang sangat tergantung sama lain dan dipengaruhi oleh struktur internal dan system-sistem yang ekstrem. 2. FUNGSI KELUARGA Friedmann (1986) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai berikut : 1. Fungsi afekti 2. Fungsi sosialisasi 3. Fungsi reproduksi 4. Fungsi ekonomi 5. Fungsi perawatan kesehatan 3.DIMENSI DASAR STRUKTUR KELUARGA 1. Pola dan proses komunikasi Pola interaksi keluarga yang berfungsi : (1) Bersifat terbuka dan jujur, (2) Selalu menyelesaikan konflik keluarga, (3) berpikiran positif dan (4) tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri. 2. Struktur peran Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi social yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah ke mana atau malah berdiam diri dirumah 3. Struktur kekuatan Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan actual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kea rah positif. 4. Nilai-nilai keluarga Nilai merupakan suatu system sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan system nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan 1



ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah. 4.KELUARGA SEBAGAI UNIT PELAYANAN KEPERWATAN Keluarga penting sebagai unit pelayanan keperawata karena : 1. Keluarga merupakan unit dasar dalam masyarakat dan dianggap mampu memecahkan masalah kesehatan yang terjadi dalam lingkungan keluarga 2. Keluarga merupakan unit yang dapat mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya 3. Masalah kesehatan dalam keluarga sangat berkaitan satu sama yang lainnya 4. Keluarga memiliki kekuatan yang menentukan dalam membentuk kesatuan keluarganya 5. Keluarga merupakan suatu unit yang dianggap mampu mengambil keputusan 6. Keluarga merupakan saluran yang efektif untuk penyuluhan kesehatan masyarakat. 5. PERAN PERAWAT KELUARGA 1. Pendidik Perawat perlu memberikan pendididkan kesehatan kepada keluarga dengan tujuan sebagai berikut : (a) keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri dan (b) bertanggung jawab terhadap masalah kesehaqtan keluarga. Dengan diberikan pendidikan kesehatan/penyuluhan diharapkan keluarga mampu mengatasi dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatannya. 2. Koordinator Koordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi rumpang tindih. 3. Pelaksana Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik dirumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawatan kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemontrasikan kepada kelurga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit 4. Pengawas kesehatan Sebagai pengawas kesehatan perawat harus melakukan home visit atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentangh kesehatan keluarga. Perawat tidak hanya melakukan kunjungan tetapi diharapkan ada tindak lanjut dari kunjungan ini. 5. Konsultan Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat pada perawat maka hubungan perawat dan keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya. Maka dengan demikian, harus ada Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) antara perawat dan keluarga. 6. Kolaborasi Sebagai perawat dimonunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit, puskesmas dan anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal. Kolaborasi tidak hanya dilakukan sebagai perawat di rumah sakit tetapi juga dikeluarga dan komunitas pun dapat dilaksanakan. 7. Fasilitator Peran perrawat komunitas disini adalah membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Kendala yang sering dialami keluarga adalah keraguan di dalam menggunakan pelayanan kesehatan, masalah ekonomi dan social budaya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik maka perawat komunitas harus mengetahui system pelayanan kesehatan, misalnya system rujukan dan dana sehat. 8. Penemu kasus Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah mengidentifikasi kesehatan secara dini (Case Finding) sehingga tidak terjadi ledakan atau Kejadian Luar Biasa (KLB). 2



9. Modifikasi lingkungan Perawat komunitas juga harus daoat mnemodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekitarnya agar dapat tercipta lingkungan yang sehat. 6.ALASAN KELUARGA SEBAGAI SENTRAL PELAYANAN 1. Keluarga sebagai sumber kritis dalam pemberian pelayanan kesehatan 2. Disfungsi apapun (sakit, cedera atau perpisahan) berdampak terhadap satu atau lebih anggota keluarga atau keseluruhan keluarga 3. Hubungan yang kuat antar anggota keluarga dan status kesehatan setiap anggota keluarga, peran keluarga merupakan hal-hal penting pada saat menghadapi masalah anggota keluarga. 4. Penemuan kasus merupakan salah satu alas an pemberian pelayanan/asuhan keperawatan keluarga 5. Pemahaman yang jelas dari individu-individu dan fungsinya dalam konteks keluarga 6. Keluarga merupakan system pendukung yang vital untuk individu di dalam keluarga dengan mengkaji setiap sumber yang bersedia di dalam keluarga Pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Sehat adalah dambaan semua orang dan oleh karena itu seseorang dapat melakukan hal apa saja untuk mendapatkan kesehatan. Dengan adanya kesehatan maka sesuatu yang ingin dicapai akan tercapai dengan mudah. Tingkat kesehatan seseorang berkaitan dengan tingkat kesehatan sebuah keluarga. Adapun alas an atau sebab keluarga menjadi penting bagi perawat keluarga. 7.ALASAN KELUARGA PENTING BAGI PERAWAT 1. Keluarga sebagai sebuah system juga membutuhkan pelayanan kesehatan seperti halnya individu agar ia dapat memenuhi tugasnya dalam setiap fase perkembanganTingkat kesehatan individu berkaitan erat dnegant ingkat kesehatan keluarga begitu pun sebaliknya dan 2. tingkat kesehatan indivu berkaitan erat dengan tingkat kesehatan keluarga bergitupun sebaliknya. 3. Tingkat fungsional keluarga sebagai unit terkecil dari komunitas dapat mempengaruhi derajat LEVEL 8.KEPERAWATAN DAN PREVENSI KELUARGA 1. Keluarga menjadi focus dan individu sebagai latar belakang 2. Keluarga dipandang sebagai interaksional system 3. Fokus intervensi dinamika internal keluarga. Hubungan dalam keluarga, struktur dan fungsi keluarga, hubungan sub system keluarga dengan lingkungan luas. Leavely dan kawan kawan (1965) mengembangkan sebuah kerangka kerja yang disebut sebagai tingkat pencegahan atau prevensi yang digunakan untuk menjelaskan tujuan dari keperawatan keluarga. Tingkat pencegahan tersebut mencakup seluruh spectrum kesehatan dan penyakit. Juga tujuan-tujuan yang sesuai untuk masing-masing tingkat Level Prevensi Keluarga 1. Prevensi primer : Promosi kesehatan dan proteksi spesifik untuk mempertahankan kesehatan seseorang bebas dari penyhakit dan cedera 2. Prevensi sekunder : Deteksi dini, diagnosis dan terapi menjadi akut 3. Prevensi tersier Tahap penyembuhan dan rehabilitasi, untuk meminimalkan kecacatan dan memaksimalkan fungsi tubuh 9.SISTEM DAN FUNGSI PEMELIHARAAN KESEHATAN KELUARGA Kesehatan tidak dapat terjadi dengan sendirinya, kesehatan dapat terjadi bila syarat-syarat yang dikatakan seseorang sehat ada pada seseorang, maka untuk menunjang kesehatan keluarga dikenal adanya system kesehatan keluarga System kesehatan keluarga berfokus pada lima aspek kehidupan keluarga yang menunjang kesehatan kularga : 1. Proses interaksi 3



2. Proses perkembangan 3. Proses koping 4. Proses integritas 5. Proses kesehatan 10.PERKEMBANGAN KELUARGA Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada system keluarga meliputi perubahn pola interaksi dan hubungan antar anggotany6a di sepanjang waktu. Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa tahap atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapnya keluarga memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses. 11.TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA Tahap I. Pasangan Baru (Keluarga Baru) Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (Suami) dan perempuan (Istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing. Karena masih banyak kita temui keluarga baru yang tinggal dengan orang tua, maka yang dimaksud dengan meninggalkan keluarga disini bukanlah secara fisik. Namun secara psikologis, keluarga tersebut sudah memiliki keluarga baru. Tahap II. Keluarga “Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama) Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Kehamilan dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting (table 2). Tahap Perkembangan Tahap Perkembangan Tahap III. Keluarga dengan Anak Prasekolah Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan pada tahap ini dapat dilihat pada table 3. Tahap Perkembangan Tahap Perkembangan Tahap IV. Keluarga dengan Anak Sekolah Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki aktivitas dan minat sendiri. Demikian pula orang tua yang mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak. Untuk itu keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai tugas perkembangan. Tahap Perkembangan Tahap Perkembangan Tahap V. Keluarga dengan Anak Remaja Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa. Seperti pada tahap-tahap sebelumnya. Pada tahap ini keluarga memiliki tugas perkembangan yang dapat dilihat pada table 5. Tahap Perkembangan Tahap Perkembangan Tahap VI. Keluarga dengan Anak Dewasa (Pelepasan) Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anak untuk hidup sendiri. Tugas perkembangan yang lebih rinci dapat dilihat pada table 6. Tahap Perkembangan 4



Tahap VII. Keluarga Usia Pertengahan Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pension atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini dirasakan sulit karena masalah lanjut usia, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua. Untuk mengatasi hal tersebut keluarga perlu melakukan tugas-tugas perkembangan berikut : Tahap Perkembangan Tahap Perkembangan Tahap VIII. Keluarga Usia Lanjut Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai saat salah satu pasangan pension, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal. Proses lanjut usia dan pension merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai stressor dan kehilangan yang harus dialami keluarga. Stressor tersebut adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai hubungan social, kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunnya produktivitas dan fungsi kesehatan. Dengan memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase ini diharapkan orang tua mampu beradaptasi menghadapi stressor tersebut. Tahap Perkembangan Tahap Perkembangan



5



BAB III KESIMPULAN Keluarga sebagai tempat pendidikan utama dan tempat membina hubungan interpersonal dengan lingkungan. Dari uraian di depan menunjukkan bahwa keluarga merupakan titik sentral pelayanan kesehatan kepada keluarga. Sekaligus dua kegiatan telah dilakukan yaitu memberi pelayanan pada individu dan masyarakat. Agar pelayanan kesehatan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti dan memahami tipe dan struktur keluarga.



6



DAFTAR PUSTAKA - Fredman M. Marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga. EGC: Jakarta. - Murwani, S.Kep, Ns, Arita, 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga. Mitra Cendikia Press: Yogyakarta. - Murwani. S.Kep, Ns. Arita. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Fitramaya. Yogyakarta.



7