Makalah Landasan Psikologis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Landasan pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara kita Indonesia, agar pendidikan yang sedang berlangsung di negara kita ini mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan di setiap negara kita sama. Psikologi merupakan salah satu landasan penting yang harus dipertimbangkan dalam dunia pendidikan kita karena pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia. Perbedaan individual terjadi karena adanya perbedaan berbagai aspek kejiwaan antar peserta didik, bukan hanya yang berkaitan dengan kecerdasan dan bakat tetapi juga perbedaan pengalaman dan tingkat perkembangan, perbedaan aspirasi dan cita-cita bahkan perbedaan kepribadian secara keseluruhan. Oleh sebab itu, pendidik perlu memahami perkembangan individu peserta



didiknya



baik



itu



prinsip



perkembangannya



maupun



arah



perkembangannya. Sehingga, psikologi dibutuhkan di berbagai ilmu pengetahuan untuk mengerti dan memahami kejiwaan seseorang. Dalam proses dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan peranan psikologi menjadi sangat mutlak. Analisis psikologi akan membantu para pendidik memahami struktur psikologis anak didik dan kegiatan-kegiatannya, sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan secara efektif. Psikologi yang diterapkan dalam dunia pendidikan dinamakan psikologi pendidikan dimana menurut Ulwiyah (dalam Crow and Crow, 1978) merupakan suatu ilmu yang berusaha menjelaskan masalah belajar yang dialami individu dari sejak lahir sampai usia lanjut yang menyangkut keadaan fisik, social, mental, minat, sikap, sifat kepribadian dan lain-lain. Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, administrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut Landasan Pendidikan



Page 1



seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu: 1. Apakah pengertian landasan psikologis pendidikan 2. Apa saja bentuk-bentuk psikologi pendidikan 3. Bagaimanakah implikasi landasan psikologis dalam pendidikan 4. Bagaimanakah penerapan landasan psikologis dalam pendidikan di Indonesia saat ini C. Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini yaitu: 1. Untuk mengetahui pengertian landasan psikologis pendidikan 2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk psikologi pendidikan 3. Untuk mengetahui implikasi landasan psikologis dalam pendidikan 4. Untuk mengetahui penerapan landasan psikologis dalam pendidikan di Indonesia saat ini



Landasan Pendidikan



Page 2



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Landasan Psikologis Pendidikan Psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang artinya jiwa. Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi berarti : “ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya”. Namun pengertian antara ilmu jiwa dan psikologi sebenarnya berbeda atau tidak sama (Yudhawati dan Dani Haryanto, 2011: 1). Menurut Pidarta (2007: 194) psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani, yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar. Jiwa manusia berkembang sejajar dengan pertumbuhan jasmani. Kondisi psikologis adalah kondisi karakteristik psikofisik manusia sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksinya dengan lingkungan. Perilaku merupakan manifestasi dari ciri-ciri kehidupan baik yang tampak maupun tidak tampak, seperti perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Sugihartono dkk (dalam Irham dan Novan, 2013:19) pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh pendidik untuk mengubah tingkah laku manusia, baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia tersebut melalui proses pengajaran dan pelatihan. Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis pendidikan merupakan suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu dalam upaya mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Definisi psikologi pendidikan menurut Whiteringtone (dalam Irham dan Novan, 2013:18) adalah sebuah studi yang sistematis tentang faktor-faktor dan proses kejiwaan yang berhubungan dengan pendidikan manusia. Sebagai Landasan Pendidikan



Page 3



cabang ilmu psikologi, psikologi pendidikan mempelajari tentang penerapan berbagai teori-teori psikologi dalam dunia pendidikan terhadap peserta didik dan pendidik dalam proses pembelajaran. Aplikasi dalam praktik proses pembalajaran diwujudkan dalam usaha-usaha yang dilakukan pendidik untuk memunculkan sikap dan prilaku diharapkan, atau mengurangi bahkan menghilangkan sikap dan prilaku yang tidak diinginkan pada peserta didik selama proses pembelajaran. Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Kajian psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikit, dan belajar (Tirtarahardja, 2005: 106). B. Bentuk-bentuk Psikologi Pendidikan 1. Psikologi Perkembangan Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan



dikaji



tentang



hakikat



perkembangan,



pentahapan



perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan perkembangan individu (Ulwiyah, 2015: 79). Salah satu teori atau pendekatan tentang perkembangan adalah teori pentahapan secara khusus yang digunakan untuk melihat perkembangan psikologi peserta didik diantaranya teori Piaget dan Bruner. Perkembangan psikologi individu menurut Piaget berkembang secara kualitatif melalui empat tahapan. Setiap tahap memiliki karakteristiknya. Keempat tahap perkembangan tersebut yaitu :



Landasan Pendidikan



Page 4



a. Sensorimotor period (0,0 – 2,0 tahun) Periode ini ditandai oleh penggunaan sensorimotorik (dalam pengamatan dan penginderaan) yang intensif terhadap dunia sekitarnya. Prestasi intelektual yang dicapai dalam periode ini ialah perkembangan bahasa, Hubungan tentang obyek, kontrol skema, kerangka berpikir, pembentukan pengertian, pengenalan hubungan sebab akibat. b. Preoperational period (2,0 – 7,0 tahun) Periode ini terbagi dalam dua tahapan ialah preconceptional (2,0-4,0 tahun) dan intuitive (4,0-7,0 tahun). Periode preconceptional ditandai dengan cara berpikir yang bersifat transduktif (menarik konklusi tentang sesuatu yang khusus atas dasar hal khusus; misal, sapi disebut kerbau). Periode intuitif ditandai oleh dominasi pengamatan yang bersifat egocentric (belum memahami cara orang lain memandang obyek yang sama),seperti searah (selancar). c. Concrete operational period (7,0 –11/12 tahun) Pada periode ini mulai mengembangkan kemampuan berpikir beranekaragam. Mereka sudah dapat membedakan mana benda atau kondisi yang tidak berubah dan mana yang berubah. Oleh karena itu, dalam tingkat operasi konkret ini struktur kognitif peserta didik sudah relatif stabil. Bahkan antarskema itu terjadi saling menunjang sehingga daya dukung untuk belajar menjadi makin besar. d. Formal operational period (11/12 – 14/15 tahun) Periode ini ditandai dengan kemampuan untuk mengoperasionalkan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat oleh obyek-obyek yang bersifat konkret. Teori perkembangan Piaget ini bermanfaat bagi pendidikan dalam mengorganisasi materi pelajaran dan proses belajar terutama yang berkaitan dengan upaya mengembangkan kognisi anak-anak yang sangat fundamental dalam mengarahkan dan membimbing perilaku anak. Dalam aspek afeksi, Erikson mencoba menyusun perkembangannya dalam delapan tahapan sebagai berikut:



Landasan Pendidikan



Page 5



a. Bersahabat versus menolak pada umur 0-1 tahun b. Otonomi versus malu dan ragu-ragu pada umur 1-3 tahun c. Inisiatif versus perasaan bersalah pada umur 3-5 tahun d. Perasaan produktif versus rendah diri pada umur 6-11 tahun e. Identitas diri versus kebingungan pada umur 12-18 tahun f. Intim versus mengisolasi diri pada umur 19-25 tahun g. Generasi versus kesenangan pribadi pada umur 25-45 tahun h. Integritas versus putus asa pada umur 45 tahun ke atas Perkembangan afeksi di atas dapat memberi kemudahan pada pendidik untuk mengembangkan afeksi anak sesuai dengan tahapantahapan tersebut sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara maksimal (Ulwiyah, 2015: 79-83). 2. Psikologi Belajar Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakikat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar. Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikan kepada orang lain (Ulwiyah, 2015: 83-84). Teori belajar yang telah disusun secara sistematik oleh Callahan (dalam Pidarta, 2013) adalah sebagai berikut : a. Teori Belajar Klasik 1) Teori Belajar Disiplin mental disebut juga sebagai Teori Belajar Ilmu Daya. Menurut teori ini individu atau anak memiliki sejumlah daya mental seperti pikiran, ingatan, perhatian, kemampuan, keputusan, observasi, tanggapan, dan sebagainya. Masing-masing daya ini dapat ditingkatkan kemampuannya melalui latihan-latihan. Sehingga belajar juga kadang disebut melatih daya.



Landasan Pendidikan



Page 6



2) Teori Belajar Disiplin Mental Humanistik bersumber dari aliran Psikologi Humanistik Klasik ciptaan Plato dan Aristoteles. Teori ini sama seperti teori disiplin Theistik, semakin sering melatih daya, maka daya akan semakin kuat, dengan daya yang kuat, kemampuan memecahkan berbagai permasalahan, yang berbeda hanya pada proses latihannya. Pada Disiplin Theistik, melatih daya anak hanya pada bagian demi bagian dari potensi anak, Disiplin Humanistik menekankan pada keseluruhan sebagai potensi individu secara utuh. 3) Teori Belajar Naturalis atgau Aktualisasi diri pangkal dari Psikologi Naturalis Romantik yang dipimpin oleh Rousseau. Menurut teori ini setiap anak memiliki sejumlah potensi atas kemampuan. Kemampuan pada anak selain dilatih oleh guru, harus dikembangkan oleh anak itu sendiri. guru dan lingkungan harus menciptakan siatuasi yang permisif atau rileks, sehingga anak dapat berkembang secara bebas dan alami. 4) Teori Belajar Apersepsi berasal dari Psikologi Struktur ciptaan Herbart. Psikologi memandang, jiwa manusia merupakan struktur yang bisa berubah dan bertambah melalui belajar. Belajar adalah memperbanyak asosiasi-asosiasi sehingga membentuk struktur baru dalam jiwa anak atau dengan kata lain disebut belajar membentuk apersepsi. b. Teori Belajar Modern a. Teori Belajar Behavioristik Belajar merupakan respon terhadap stimulus dari luar. Teori belajar ini dilaksanakan dengan control instrumental dari lingkungan. Pembelajaran dilaksanakan dengan kondisioning, pembiasaan dan peniruan. b. Teori Belajar Humaistik Belajar sifatnya sangat individual dan pribadi. Pandangan ini belajar dapat dilakukan sendiri oleh peserta didik. Peserta didik senantiasa menemukan sendiri mengenai sesuatu tanpa banyak campur tangan dari pendidik. c. Teori Belajar Kognitif



Landasan Pendidikan



Page 7



Belajar merupakan aktivitas penalaran. Pandangan ini merupakan perpaduan usaha pribadi dan kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan (Haling, 2007: 4-5). c. Psikologi Sosial Psikologi sosial adalah psikologi yang mempelajari psikologi seseorang dimasyarakat untuk mempelajari keterkaitan individu dan antar individu yang menekankan pada faktor-faktor situasi sosial yang terjadi yang mengundang tanggapan umum yang sama dari semua orang. Bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu : a. Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya: studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat). b. Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, perilaku meniru dan lain-lain. c. Studi



tentang



interaksi



kelompok,



misalnya:



kepemimpinan,



komunikasi, hubungan kekuasaan, kerjasama, dalam kelompok, persaingan, konflik. Dalam ilmu sosial telah dijelaskan tentang interaksi sosial dimana individu tidak bisa melepaskan diri dari orang lain yang akhirnya dapat membentuk sebuah interaksi. Tiap-tiap individu memiliki hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara individu dan kelompoknya atau sebaliknya. Individu memandang dirinya sendiri atau mempersepsi dirinya sendiri sama caranya dalam menemukan atau melihat persepsi orang lain. Selain persepsi motivasi juga merupakan salah satu aspek psikologi sosial. Dalam pembelajaran motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan atau mendorong peserta didik untuk belajar atau menguasai materi pelajaran yang diikutinya. Dengan motivasi belajar yang tinggi peserta didik dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi pula. Secara garis besar ada dua jenis motivasi dilihat dari sumber datangnya yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi instrinsik. Motivasi instrinsik sangat diharapkan akan tetapi justru tidak selalu timbul dalam diri peserta didik.sedangkan motivasi ekstrinsik



Landasan Pendidikan



Page 8



jika diberikan secara terus menerus akan menimbulkan motivasi dalam diri peserta didik (Ulwiyah, 2015: 89-91). C. Implikasi Landasan Psikologis Dalam Pendidikan Tinjauan psikologi perkembangan, psikologi belajar dan psikologi sosial memberikan implikasi kepada konsep pendidikan. 1. Psikologi perkembangan yang bersifat umum, yang berorientasi pada kognisi, afeksi, dan psikomotor memberi petunjuk pada pendidik untuk menyiapkan dan mengorganisasikan materi pendidikan serta bagaimana dapat membina dan mengembangkan kemampuan anak secara optimal. 2. Psikologi belajar berimplikasi pada proses pembelajaran. Teori belajar klasik masih sering digunakan walaupun umumnya sudah lama. Teori belajar disiplin mental bermanfaat untuk menghafal dan melatih soal-soal. Teori behaviorisme lebih cocok untuk membentuk perilaku nyata, seperti mau menyumbang, giat bekerja dan lain sebagainya, sedangkan teori Kognitifisme untuk mempelajari pelajaran yang lebih rumit yang membutuhkan pemahaman, untuk memecahkan masalah dan berkreasi menciptakan bentuk ide baru.



3. Psikologi sosial a. Konsep tentang diri sendiri atau persepsi diri bersumber dari persepsi kita tentang lingkungan dan banyak dipengaruhi oleh sikap serta perasaan kita sehingga pendidik diharapkan dapat mengembangkan sikap serta perasaan yang positif karena konsep diri yang keliru dapat merusak perkembangan anak. b. Pembentukan sikap bisa secara alami, dikondisi dan meniru sikap para tokoh. Pendidik perlu membentuk sikap anak yang positif dalam banyak hal dengan cara merencanakan dan melaksanakannya dalam waktu dan situasi yang tepat. Dan juga perlu dikembangkan motivasinya dengan cara memenuhi minat dan kebutuhannya, memberikan tugas-tugas yang menantang dan menanamkan harapanharapan yang sukses. c. Pendidik perlu membendung perilaku agresif anti sosial, tetapi mengembangkan agresif prososial dan sanksi dengan cara menerapkan



Landasan Pendidikan



Page 9



ketertiban dan kedisiplinan dan berupaya agar anak tidak mengalami rasa putus asa. Dan hubungannnya dengan kelompok kemampuan memimpin anak perlu dikembangkan karena kepemimpinan sangat besar peranannya dalam mencapai sukses belajar bersama, sukses berorganisasi yang dapat dijadikan bekal kelak jika sudah dewasa. d. Wujud perkembangan seutuhnya dapat dikatakan jika meliputi tiga kriteria sebagai berikut: 1) Semua potensi berkembang secara proporsional atau berkembang harmonis dan berimbang. 2) Potensi-potensi itu berkembang optimal. 3) Potensi-potensi itu berkembang secara integrative (Ulwiyah, 2015: 91-93). D. Penerapan Landasan Psikologis Dalam Pendidikan Di Indonesia Saat Ini Landasan psikologis merupakan landasan yang sangat penting dalam penyelenggaraan



pendidikan



sebagaimana



yang



telah



dikemukakan



sebelumnya. Sehingga dapat dikatakan ketika pendidikan diselenggarakan tanpa



memperhatikan



aspek



psikologis



sebagai



landasannya



maka



penyelenggaraan pendidikan tidak akan tepat sasaran sesuai kebutuhan dan perkembangan masing-masing peserta didik yang berbeda satu dengan lainnya. Mengenai penerapan landasan psikologis dalam pendidikan di Indonesia saat ini nampaknya sudah menunjukkan hal yang menggembirakan. Kurikulum pendidikan Indonesia yang terbaru saat ini yang sedang gencar dilaksanakan ialah Kurikulum 2013. Berdasarkan penyampaian dari pelopor munculnya kurikulum baru ini yaitu Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, MS (Wamendikbud Nasional Indonesia bidang pendidikan), ternyata banyak aspek psikologis yang menjadi perhatian sehingga muncullah rancangan kurikulum 2013 ini yang pada akhirnya telah mencapai masa pelaksanaannya yang disambut dengan beragam respon dari berbagai kalangan, namun kebanyakan respon yang muncul ialah respon positif yang mendukung konsep kurikulum 2013 tersebut karena dinilai banyak memiliki sisi positif dalam pengembangan peserta didik untuk dapat menjadi insan yang kreatif, aktif, produktif dan berkarakter.



Landasan Pendidikan



Page 10



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan 1. Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. 2. Bentuk-bentuk



psikologi



pendidikan



ada



tiga,



yaitu



psikologi



perkembangan, psikologi belajar dan psikologi social. 3. Implikasi landasan psikologis dalam pendidikan memberikan implikasi kepada konsep pendidikan 4. Penerapan landasan psikologis dalam pendidikan di Indonesia saat ini sebagian besar dalam bidang kurikulum, karena materi pelajaran dan proses belajar mengajar itu harus sejalan dengan perkembangan, cara belajar, cara peserta didik dan pendidik mengadakan kontak sosial, dan kesiapan mereka belajar. B. Saran Karena begitu pentingnya landasan psikologis dalam pendidikan maka seluruh calon pendidik dan para pendidik diharapkan mampu mempelajari serta mengaplikasikan landasan psikologis dalam pendidikan agar proses pendidikan berjalan dengan baik.



Landasan Pendidikan



Page 11



DAFTAR PUSTAKA



Haling, Abdul. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar. Irham, Muhammad & Novan Ardy Wiyani. 2013. Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: AM. Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Ulwiyah, Nur. 2015. Landasan Psikologi dan Aktualisasinya dalam Pendidikan Islam. Jurnal Studi Islam. Vol 6. No 1. Yudhawati, Ratna & Dany Haryanto. 2011. Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.



Landasan Pendidikan



Page 12