MAKALAH Literasi Teknologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “LITERASI TEKNOLOGI”



DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 : ELIALAM TARULI TAMBUNAN (1183171018) ELSA YUSTINA ARITONANG



(1183171021)



HABIBAH MUTIA



(1183171024)



AGUNG TRI NUGROHO



(1181171007)



KELAS



: PENMAS REGULER A 2018



MATA KULIAH



: PENDIDIKAN MULTILITERASI



DOSEN PENGAMPU



: Dr. SUDIRMAN SE, M.Pd MAHFUZI IRWAN S.Pd, M.Pd



PRODI S1 PENDIDIKAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019



KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahi kita dengan Kasih Karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Dengan adanya makalah ini semoga dapat memberikan pedoman kepada kita. Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai “Literasi Teknologi”. Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan mengenai hal-hal yang berkenaan dengan penulisan makalah ini dan terbatasnya sumber buku yang kami peroleh. Oleh karena itu, sudah seharusnya kami berterima kasih kepada dosen yang telah memberikan limpahan ilmunya yang berguna kepada kami. Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih jauh dari kata sempurna, tetapi dalam pembuatan makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar lebih baik di masa yang akan datang.



Medan, September 2019



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii ISI/PEMBAHASAN A. Pengertian Literasi………………………..……………………………………… 1 B. Literasi Teknologi………………………………………..……………………… 2 C. Pengertian Teknologi……………………………………………………………. 3 D. Esensi Teknologi………………………………………………………………... 4 E. Sejarah dan Perkembangan Teknologi………………………………………...... 8 F. Falsafah Teknologi Pembelajaran………………………………………………. 14 G. Teknolgi dan Media Serta Peranannya Dalam Pembelajaran…………………..



15



DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 17



ii



ISI/PEMBAHASAN



A. Pengertian Literasi Literasi adalah suatu kemampuan individu dalam mengolah dan memahami informasi ketika melakukan kegiatan membaca dan menulis. Dengan kata lain, literasi adalah seperangkat keterampilan dan kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, berhitung, serta memecahkan masalah dalam kehidupannya sehari-hari. Pengertian Literasi Menurut Para Ahli: 1) Elizabeth Sulzby Menurut Elizabeth Sulzby (1986), arti literasi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi (membaca, berbicara, menyimak, dan menulis) dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Jika didefinisikan secara singkat, definisi literasi yaitu kemampuan menulis dan membaca. 2) Harvey J. Graff Menurut Harvey J. Graff (2006), arti literasi adalah suatu kemampuan dalam diri seseorang untuk menulis dan membaca. 3) Jack Goody Menurut Jack Goody, pengertian literasi adalah suatu kemampuan seseorang dalam mebaca dan juga menulis. 4) Merriam – Webster Menurut kamus online Merriam – Webster, pengertian literasi adalah suatu kemampuan atau kualitas melek aksara di dalam diri seseorang dimana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis dan juga mengenali serta memahami ide-ide secara visual. 5) UNESCO Menurut UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), arti literasi adalah seperangkat keterampilan nyata, terutama ketrampilan dalam membaca dan menulis, yang terlepas dari konteks yang mana ketrampilan itu diperoleh serta siapa yang memperolehnya. Literasi Memiliki Tujuan sebagai berikut:



1



1. Membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan cara membaca berbagai informasi bermanfaat. 2. Membantu meningkatkan tingkat pemahaman seseorang dalam mengambil kesimpulan dari informasi yang dibaca. 3. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam memberikan penilaian kritis terhadap suatu karya tulis. 4. Membantu menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti yang baik di dalam diri seseorang. 5. Meningkatkan nilai kepribadian seseorang melalui kegiatan membaca dan menulis. 6. Menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi di tengah-tengah masyarakat secara luas. 7. Membantu meningkatkan kualitas penggunaan waktu seseorang sehingga lebih bermanfaat.



B. Literasi Teknologi Literasi Terbagi Menjadi Beberapa Jenis, diantaranya adalah Literasi Teknologi. Literasi Teknologi yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat. Pentingnya Literasi Teknologi Dapat Dilihat



2



Di Video Berikut. Sumber : SurabayaTV YouTube Channel Seiring kemajuan teknologi, definisi literasi teknologi pun mengalami perubahan. Pada tahun 1980, keterampilan penggunaan teknologi menuntut agar kita mengetahui bagaimana kode memprogram. Sekarang definisi literasi teknologi jauh lebih kaya dan lebih kompleks karena ada informasi lebih yang tersedia daripada sebelumnya. Alat-alat untuk menemukan, menggunakan dan menciptakan informasi yang cepat menjadi lebih beragam dan canggih. Departemen Pendidikan Colorado (CDE) mendefinisikan literasi



teknologi sebagai



kemampuan untuk bertanggung jawab menggunakan teknologi tepat guna untuk: a. Menyampaikan / mengomunikasikan b. Menyelesaikan masalah c. Mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, desain dan membuat informasi untuk meningkatkan pembelajaran di semua bidang subjek d. Memperoleh pengetahuan seumur hidup dan keterampilan dalam abad ke-21



C. Pengertian Teknologi Secara umum , Pengertian teknologi ialah ilmu yang berhubungan dengan alat atau mesin yang diciptakan untuk mempermudah manusia dalam menyelesaikan berbagai macam masalah atau pekerjaan yang terdapat di dunia. Penggunaan teknologi oleh umat manusia diawali dengan adanya pengubahan sumber daya alam menjadi berbagai macam alat-alat sederhana. Istilah teknologi sendiri berasal dari perpaduan dua kata, yaitu techne dan logos. Kata techne dalam bahasa Yunani memiliki arti keterampilan sedangkan logos berarti ilmu. Secara singkatnya, pengertian teknologi berarti ilmu yang mempelajari tentang keterampilan. Penggunaan istilah teknologi sendiri diadopsi dari bahasa Inggris “Technology” sejak abad ke-20 yang bersamaan dengan berakhirnya Revolusi Industri Kedua. Menurut Poerbah wadja Harahap, pengertian teknologi mengacu pada sebuah ilmu pengetahuan yang menyelidiki tentang cara kerja di bidang teknik, mengacu pada sebuah ilmu pengetahuan yang digunakan dalam pabrik ataupun industri tertentu. Dimana definisi ini mengacu pada definisi praktis dari teknologi yang banyak ditemukan pada pabrik-pabrik dan industri tertentu. Menurut Haag dan Keen (1996)Pengertian teknologi informasi 3



adalah



seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Martin (1999)Pengertian teknologi informasi menurut Martin adalah teknologi yang tidak hanya pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang akan digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan mencakup teknologi komunikasi untuk mengirim atau menyebarluaskan informasi. Pendapat lain juga diungkapkan oleh Miarso yang menyatakan bahwa teknologi adalah suatu bentuk proses yang meningkatkan nilai tambah. Proses tersebut dapat menghasilkan suatu produk tertentu dimana produk yang bersangkutan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada terlebih dulu. Teknologi menurutnya merupakan sebuah bagian integral yang terdapat dalam suatu sistem tertentu. Teknologi bertujuan untuk menyelesaikan masalah, menumbuhkan kreativitas, meningkatkan efektivitas dan efisiensi didalam melaksanakan suatu pekerjaan. Maka dengan adanya teknologi membuah manusia lebih Mudah dan efisien dalam bekerja.



D. Esensi Teknologi a. Konsep Teknologi Makna Teknologi



Kajian makna teknologi secara utuh telah dirumuskan oleh berbagai pakar. Namun, gaungnya tidaklah seperti komputer. Untuk itu kajian tentang pengertian dan makna teknologi perlulah diluruskan terlebih dahulu sebelum membahas disipliin teknologi pendidikan. 1. Defenisi Secara umum, teknologi dirumuskan sebagai “technologi is simply, the application of knowledge to solve problems or invent useful tools” dari defenisi tersebut ternyata teknologi dipersepsikan sebagai pengetahuan untuk memecahkan masalah dalam bentuk peralatan, teknik dan kerajinan. Selain itu teknologi juga berarti system atau metode dari suatu organisasi. 2. Sifat Teknologi Beberapa pakar berasumsi bahwa sifat teknologi juga dapat dipandang dari berbagai sisi seperti yang dirumuskan oleh Sumitro Djojohadikusumo, Qurais Shihab dan Heinich. Pendapat Sumitro Djojohadikusumomerupakan sebagai tinjauan berdasarkan ilmu ekonomi yang menekankan peran serta pengaruh pemanfaatan teknologi terhadap kekayaan alam. Bagawan ekonomi ini mengungkapkan bahwa sifat teknologi ada tiga macam, yaitu : (1) teknologi maju (advanced technologi) yaitu upaya peningkatan kemampuan nasional di bidang penelitian dan teknologi terkait dengan sumber energy, mineral, nuklir, dan beberapa askpek pokok di bidang teknologi angkasa luar; (2) teknologi adaptif (adaptive technologi) adalah teknologi yang bersumber pada penelitian dan pengembangan di negara maju, harus digarap dan disesuaikan dengan perkembangan masyarakat; (3) teknologi protektif (protective technology) 4



yaitu teknologi yang dipersiapkan untuk memelihara, melindungi, dan mengamankan ekologi serta lingkungan hidup bagi masa depan. Bagi Shihab mengungkapkan teknologi ditemukan sebagai : (1) perpanjangan fungsi organ manusia, yaitu untuk membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan; (2) perluasan atau penciptaan organ baru manusia, karena manusia tidak memiliki organ tubuh yang dapart melaksanakan tugas tersebut, maka teknologi jenis ini dapat mengambil alih pekerjaan manusia; (3) seteru atau saingan manusia, fungsi terakhir ini berkaitan dengan sifat teknologi yang semakin lama semakin rumit. Teknologi ini diciptakan berdasarkan temuan teknologi sebelumnya, atau memperbaiki atau meningkatkan mutu teknologi yang sudah ada agar kemampuannya berlipat ganda. 3. Ilmu, Rekayasa dan Teknologi Ilmu memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari pengetahua. Di dalamnya terkandung aspek keahlian, pengalaman atau waktu penyerapan yang dibutuhkan. Selain itu, ilmu yang beretika mengindahkan norma yang berlaku dalam masyarakat serta mengandung kearifan di dalamnya. Wikipedia menyajikan hal yang menarik yaitu keterkaitan antara ilmu, rekayasa dan teknologi. Dalam situs ini menjelaskan bahwa ilmu sebagai suatu invetigasi yang beralasan atau kajian atas segala dengan tujuan untuk menemukan prinsip yang berlaku atas fenomena tadi melalui metode yang diakui formal dan ilmiah. Di lai n pihak rekayasa merupakan proses dari merancang dan membuat perangkat, peralatan dan system dengan pemanfaatan gejala alam untuk menemukan piranti praktis. b. Rumusan Teknologi Pendidikan Keragaman Rumusan Teknologi pendidikan telah beberapa kali dirumuskan bersama oleh para pakar yang tergabung dalam organisasi tertua teknologi pendidikan AECT. Mereka terus berupaya untuk mengembangkan dan memperbaiki dalam kurun waktu tertentu. Di samping itu, pakar lain juga berkesempatan untuk mengkaji dan mengemukakan pendapat mereka mengenai teknologi pendidikan. Januszewski (2001) mengungkapkan, bahwa Saettler sudah berupaya menelusuri siapa sebenarnya yang pertama kali menamai disiplin teknologi pendidikan. Defenisi tahun 1977 menjadi momentum bersejarah, karena secara resmi AECT berhasil meluruskan kesepakatan dalam bentuk defenisi yang kukuh. Defenisi tahun 1077 ini diikuti defenisi tahun 1994, kemudian defenisi 2004. Upaya perorangan para pakar untuk merumuskan teknologi pendidiakan memberikan sumbangan tersendiri sebagai kekayaan intelektual yang berdampak terhadap peningkatan keilmuan teknologi pendidikan. 1. Teknologi Pembelajaran



5



Bagi Gentry (Ibid, hlm. 7) teknologi pembelajaran adalah the systemic and systematic application of strategies and techniques derived from behavior and physical sciences concept and other knowledge to the solution of instructional problems. 2. Istilah Lain Sehubungan dengan Teknologi Pendidikan i. Pemanfaatan Teknologi : produk teknologi yang dimanfaatkan secara umumseperti film, program video, dan seterusnya sebagai sarana hiburan, dimanfaatkan dalam dunia pendidikan untuk mendidik atau membelajarkan. ii. Aspek Teknologi dalam Pendidikan : arti kedua ini menyatakan bahwa dunia pendidikan atau pembelajaran secara khusus mengandung teknologi di dalamnya. 3. Alasan Kelanggengan Nama Teknologi Pendidikan Kelanggengan nama teknologi pendidikan diperkuat dengan kemunculan defenisi terbaru, tahun 2004 dari AECT. Rumusan ini kembali merujuk ke teknologi pendidikan atau educational technology sebagaimana pernah dikutip di bagian lain sebelumnya.



4. “Peta” Penggunaan Kedua Istilah Istilah teknologi pendidikan banyak dijumpai di Negara Inggris dan Kanada, sedangkan para pakar Amerika Serikat lebih senang menggunalkan istilah teknologi pembelajaran. Istilah teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran terlihat digunakan dua-duanya dalam penggunaan istilah yang ditawarkan. 5. Dampak Istilah Penggunaan istilah yang tidak konsisten cenderung mendorong para ahli disipli ilmu atau bidang lain meragukan teknologi pendidikan walau di sisi lain menunjukkan sifat progresif dan dinamis dari teknologi pendidikan. 6. Dehumanisasi Belajar Di era tahun 1970-an sampai 1980-an, keberadaan teknologi pendidikan dipertanyakan, apakah akan menggantikan peran guru, atau “mengurangi” nilai-nilai kemanusiaan dalam diri peserta didik. c. Kawasan 1. Makna Kawasan merupakan suatu realisasi dan defenisi dari bidang teknologi pembelajarran. Kawasan mewujudkan apa yang dapat dilakukan oleh suatu disiplin ilmu agar disiplin tersebut mampu memberikan sumbangan langsung dalam bentuk rumusan praktis yang dapat dilakukan oleh praktisi.



2. Kawasan: AECT 1977 (sumber AECT Task Force on Definition) 6



2.1.Teknologi Pendidikan Learning Resource



Educational Develoment Functions



Educationa l Manageme nt Functions



Resertch Theory Design Production Evaluation Selection Logistic Utilization (utilization senimation)



Organizati on Manageme nt



Message People Materials Devices Techniques Settings



Learner



Gambar: Kawasan Teknologi Kawasan 1977



2.2.Teknologi Pembelajaran



Instructional Managemen t Functions



Organization Managemen t



Personnel Managemen t



Instructiona l System Component



Instructoiona l Developmen t Functions



Reserch Theory Design Productions Selections Logistic Utilization ( Utilization Seminations)



Message People Materials Devices Techniques Settings



Gambar: Kawasan Tenknologi Pembelajaran 1977



3. Kawasan AECT 1994 3.1.Komponen Defenisi  Antara teori dan praktek (terapan)  Proses dan sumber 7



Learner



 Belajar 3.2.Rincian dan Skema Kawasan Pengembangan



Desain : Desain Sistem Pembelajaran



Teknologi Cetak, Teknologi Audio, Teknologi berbasis Komputer, Teknologi Terpadu



Desain Pesan dan Strategi Pembelajaran



Pemanfaatan : Pemanfaatan Media



Difusi Inovasi Implementasi dan institusional



Karakteristik Pembelajaran



Teori



Kebijakan dan Regulasi



Praktik Penilaian :



Pengelolaan:



Analisis Masalah



Manajemen Proyek



Pengukuran Acuan Patokan



Manajemen Sumber



Evaluasi Formatif



Manajemen Sistem Penyampaian



Evaluasi Sumatif



Manajemen Infoemasi



Gambar: Teknologi Prembelajaran 1994



E. Sejarah dan Perkembangan Teknologi 1. Masa Pra-Sejarah (…s/d 3000 SM) Pada masa pra-sejarah teknologi digunakan sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang ingin dikenali. Informasi yang didapatkan kemudian digambarkannya pada dinding-dinding gua atau tebing-tebing bebatuan. Pada masa pra-sejarah sudah dimiliki kemampuan mengidentifikasi benda-benda yang ada disekitar lingkungan dan mepresentasikannya dalam 8



berbagai bentuk yang kemudian dilukis pada dinding gua tempat tinggal mereka. Mengkomunikasikan gambar/lukisan menjadi pilihan yang baik karena kemampuan berbahasa pada waktu itu hanya berkisar pada suara dengusan dan isyarat tangan. Perkembangan selanjutnya mereka mulai menggunakan alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan terhadap keadaan tertentu seperti keadaan bahaya.



2. Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)



Pada masa sejarah, teknologi informasi berkembang pada masyarakat kalangan atas seperti para kepala suku atau kelompok, digunakan pada kegiatan tertentu seperti upacara, dan ritual. Teknologi informasi belum digunakan secara masal seperti yang kita kenal sekarang ini. a. Masa Tahun 3000 SM Pada masa ini orang mulai mengenal simbol atau tulisan dan ditemukan pertama kali simbol untuk informasi, digunakan oleh Bangsa Sumeria. Tulisan yang digunakan waktu itu berupa simbol-simbol yang dibentuk dari pictograf sebagai huruf. Simbol atau huruf-huruf yang digunakan sudah mempunyai bunyi yang berbeda dalam penyebutannya untuk setiap bentuk, sehingga sudah mampu membentuk kata, kalimat dan bahasa. b. Masa Tahun2900 SM Pada masa ini ditemukan bahwa Bangsa Mesir Kuno sudah mengenal dan menggunakan huruf yang disebut Hierogliph. Huruf hierogliph sudah merupakan bahasa simbol untuk sebuah 9



ungkapan. Untuk setiap ungkapan dinyatakan dengan simbol yang berbeda, dan apabila digabungkan menjadi satu maka akan mempunyai cara pengucapan dan arti tersendiri. Bentuk tulisan dan bahasa hierogliphini lebih maju dan lengkap dibandingkan dengan tulisan bangsa Sumeria. c. Masa Tahun 500 SM Masa ini ditandai dengan pengenalan pada media informasi yang sebelumnya menggunakan lempengan tanah liat. Pada masa ini manusia sudah mengenal media untuk menyimpan informasi yang lebih baik dengan serat pohon. Serat papyrus yang berasal dari pohon Papyrus yang tumbuh disekitar sungai nil ini dijadikan media menulis/media informasi pada masa itu. Serat papyrus lebih kuat dan fleksibel dibandingkan dengan lempengan tanah sebagai media informasi. Selanjutnya serat papyrus merupakan cikal bakal media yang kita kenal sekarang ini yaitu media kertas. d. Masa Tahun 1455 Masa ini ditandai dengan upaya menciptakan mesin cetak. Pasa masa ini manusia sudah menggunakan mesin cetak yang berupa plat huruf yang tebuat dari besi. Kemudian plat tersebut diganti dengan bingkai yang tebuat dari kayu yang dikembangkan untuk pertama kali oleh Johann Gutenberg.



3. Masa Tahun 1800-an Pada tahun 1830 orang sudah mengenal program komputer. Augusta Lady Byronpertama menulis program komputer yang berkerjasama dengan Charles Babbage. Mereka menggunakan mesin analytical. Mesin analytical dengan programnya didesain untuk mampu menerima data, mengolah data dan menghasilkan bentuk keluaran dalam sebuah kartu. Selanjutnya, mesin ini 10



dikenal sebagai bentuk komputer digital yang pertama walaupun cara kerjanya lebih bersifat mekanis dari yang bersifat digital. Mesin ini merupakan cikal bakal komputer digital pertama ENIAC I pada 94 tahun kemudian. Pada tahun 1837 ditandai dengan teknologi pengiriman informasi. Samuel Morse mengembangkann bahasa kode morse bersama Sir William Cook dan Sir Charles Wheatstone. Mereka mengirim informasi secara elektronik antara 2 (dua) tempat yang berjauhan melalui kabel yang menghubungkan kedua tempat tersebut. Pengiriman dan penerimaan informasi ini mampu mencapai selisih waktu yang baik dan hampir terjadi pada waktu yang bersamaan. Penemuan ini memungkinkan informasi dapat diterima dan dipergunakan secara luas oleh masyarakat tanpa dirintangi atau dibatasi oleh jarak dan waktu. Pada tahun 1861 orang sudah memikirkan bagaimana menampilkan informasi dalam bentuk gambar bergerak dalam media layar. Masa itu pula gambar bergerak yang proyeksikan ke dalam sebuah layar untuk yang pertama kali di gunakan. Penemuan ini merupakan cikal bakal teknologi film sekarang. Pada tahun 1876 Melvyl Dewey mengembangkan sitem penulisan Desimal. Pada tahun 1877 Alexander Graham Bell mengembangkan telepon yang dipergunakan secara umum. Pada tahun itu juga fotografi dengan kecepatan tinggi ditemukan oleh Edweard Maybridge. Pada tahun 1899 telah dipergunakan sistem penyimpanan dalam tape (pita) magnetis untuk yang pertama.



1. Masa Tahun 1900-an Tahun 1923 Zvorkyn menciptakan tabung TV (Televisi) yang pertama. Tahun 1940 dimulainya pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang informasi pada masa perang dunia II yang dipergunakan untuk kepentingan pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen militer yang 11



disimpan dalam bentuk magnetic tape. Tahun 1945 Vannevar Bush mengembangkan sistem pengkodean menggunakan hypertext. Tahun 1946 komputer digital pertama didunia yaitu ENIAC I dikembangkan. Tahun 1948 para peneliti di Bell Telephone mengembangkan Transistor. Tahun 1957 Jean Hoernimengembangkan transistor planar. Teknologi ini memungkinkan pengembangan jutaan bahkan milyaran transistor dimasukan ke dalam sebuah keping kecil kristal silikon. USSR (Rusia pada saat itu) meluncurkan sputnik sebagai satelit bumi buatan yang pertama yang bertugas sebagai mata-mata. Sebagai balasannya Amerika membentuk ARPA (Advance Research Projects Agency) di bawah kewenangan Departemen Pertahanan Amerika untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dalam bidang militer. Tahun 1962 Rand Paul Barand, dari perusahaan RAND, ditugaskan untuk mengembangkan suatu sistem jaringan desentralisasi yang mampu mengendalikan sistem pemboman dan peluncuran peluru kendali dalam perang nuklir.



Tahun 1969 sistem jaringan yang pertama dibentuk dengan menghubungkan 4 nodes (titik), antara University of California, SRI (Stanford), University California of Santa Barbara, dan University of Utah dengan kekuatan 50Kbps. Tahun 1972 Ray Tomlinson menciptakan program e-mail yang pertama. Tahun 1973 – 1990 istilah internet diperkenalkan dalam sebuah paper mengenai TCP/IP (Transmission Control Protocol) kemudian dilakukan pengembangan sebuah protokol jaringan yang kemudian dikenal dengan nama TCP/IP yang dikembangkan oleh grup dari DARPA. Tahun 1981, National Science Foundation mengembangkan backbone yang disebut CSNET dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap institusi dalam pemerintahan. kemudian pada tahun 1986 IETF mengembangkan sebuah server yang berfungsi sebagai alat koordinasi diantara; DARPA, ARPANET, DDN dan Internet Gateway. Tahun 1991 sistem bisnis dalam bidang IT pertama kali



12



terjadi ketika CERN dalam menanggulangi biaya operasionalnya dan memungut bayaran dari para anggotanya. Tahun 1992 pembentukan komunitas Internet, dan diperkenalkannya istilah WWW (World Wide Web) oleh CERN. Tahun 1993 NSF membentuk InterNIC untuk menyediakan jasa pelayanan internet menyangkut direktori dan penyimpanan data serta database (AT&T), jasa registrasi (Network Solution Inc,), dan jasa informasi (General Atomics/CERFnet). Tahun 1994 pertumbuhan internet melaju dengan sangat cepat dan mulai merambah ke dalam segala segi kehidupan manusia dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Tahun 1995, Perusahaan umum mulai diperkenankan menjadi provider dengan membeli jaringan di backbone, langkah ini memulai pengembangan teknologi informasi khususnya internet dan penelitianpenelitian untuk mengembangkan sistem dan alat yang lebih canggih.



Contoh Perkembangan Pemakaian Teknologi Komunikasi dalam Era Jurnalistik Modern di Indonesia dapat Kita Lihat di Tabel Berikut: Tahun



Pelanggan



Pemakai



2007



2.000.000



25.000.000



2006



1.700.000



20.000.000



2005



1.500.000



16.000.0000



2004



1.087.428



11.226.143



2003



865. 706



8.080.534



2002



667.002



4 500.000



2001



581.000



4.200.000



2000



400.000



1.900.000



1999



256.000



1.000.000



1998



134.000



512.000



13



Sumber : APJII



F.Falsafah Teknologi Pembelajaran Teknologi pendidikan menjadi materi kajian yang banyak menarik perhatian di lingkungan para ahli pendidikan pada tahun 1960-an.Permulaannya, teknologi pendidikan merupakan kelanjutan perkembangan dari kajian-kajian tentang penggunaan Audiovisual, dan program belajar dalam penyelenggaraan pendidikan. Kajian tersebut pada hakekatnya merupakan usaha dalam memecahkan masalah belajar manusia (human learning). Solusi yang diambil melalui kajian teknologi pendidikan bahwa pemecahan masalah belajar perlu menggunakan pendekatanpendekatan yang tepat dengan Banyak memfungsikan pemanfaatan sumber belajar (learning resources). Persepsi saat ini menyatakan bahwa teknologi pendidikan sama dengan media, padahal kedudukan media berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah dalam penyampaian informasi atau bahan belajar. Dari segi sistem pendidikan, kedudukan teknologi pendidikan berfungsi untuk memperkuat pengembangan kurikulum terutama dalam desain dan pengembangan, serta implementasinya, bahkan terdapat asumsi bahwa kurikulum berkaitan dengan “what”, sedangkan teknologi pendidikan mengkaji tentang “how”. Kaitannya dengan pembelajaran, teknologi pendidikan memperkuat dalam merekayasa berbagai cara dan teknik dari mulai tahap desain, pengembangan, pemanfaatan berbagai sumber belajar, implementasi, dan penilaian program dan hasil belajar. Melihat sejarah perkembangannya, istilah teknologi pendidikan mulai digunakan sejak tahun 1963, dan secara resmi diikrarkan oleh Association of Educational and Communication Technology (AECT) sejak tahun 1977, walaupun adakalanya terjadi overlapping penggunaan istilah tersebut dengan teknologi pembelajaran. Namun, kedua istilah tersebut masih terus digunakan sesuai dengan pertimbangan penggunanya. Sebagaimana Finn (1965) mengungkapkan bahwa di Inggris dan Kanada lebih lazim digunakan istilah teknologi pendidikan, sedangkan di Amerika Serikat banyak digunakan istilah teknologi pembelajaran. Tapi adakalanya kedua istilah tersebut digunakan secara serempak dalam kegiatan yang sama. Dan akhir-akhir ini berkembang konsep bahwa teknologi pembelajaran lebih layak digunakan untuk konteks penyelenggaraan pengajaran. Dari berbagai persepsi diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa secara falsafah teknologi pendidikan memiliki ruang kajian yang lebih luas dibandingkan dengan teknologi pembelajaran.



14



G. Teknologi dan Media Serta Peranannya Dalam Pembelajaran Menurut William dan Sawyer (Abdul Kadir dan Terra CH, 2003), teknologi informasi didefinisikan sebagai teknologi yang menggabungkan komputer dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi, yang membawa data, suara, dan video. Pengertian ini pada dasarnya menunjukkan bahwa dalam dalam teknologi informasi sesungguhnya memiliki dua komponen utama yaitu teknologi komputer dan teknologi komunikasi. Menurut Arsyad (2011:96) penggunaan komputer sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses instruksional sebagai berikut : a.



Merencanakan,



mengatur



dan



mengorganisasikan,



dan



menjadwalkan



pengajaran;Mengevaluasi siswa(tes); b. Mengumpulkan data mengenai siswa; c. Melakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran; d.Membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau perseorangan) Menurut Rosenberg (dalam Raharjo. 2002), dengan berkembangnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ada lima pergeseran di dalam proses pembelajaran yaitu: a. Pergeseran dari pelatihan ke penampilan, b. Pergeseran dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, c. Pergeseran dari kertas ke “on line” atau saluran, d. Pergeseran fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, e. Pergeseran dari waktu siklus ke waktu nyata. Dengan menggunakan internet para siswa mendapatkan sumber informasi untuk pengayaan materi yang jumlahnya sangat tak terbatas. Para siswa sesungguhnya dapat memanfaatkan teknologi dan media dalam serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kualitas belajar. Media seringkali dibuat dalam mencapai tujuantujuan pembelajaran yang akan diberikan, selain dari bahan-bahan yang telah disusun dan pedoman evaluasi mandiri yang disediakan. Konsepsi pembelajaran yang berpusat pada siswa memungkinkan para guru menggunakan waktu yang lebih untuk memeriksa dan memperbaiki masalah yang timbul dari siswa, berkonsultasi dengan para siswa secara individual, dan mengajar secara perorangan dalam kelompok kecil. Seberapa banyak waktu yang dibutuhkan sangat tergantung pada tingkat peran pengajaran yang diberikan dengan pemanfaatan teknologi dan media.



15



Secara umum pemanfaatan komputer dan media bukan berarti secara serta merta akan menggantikan peran guru dalam pembelajaran, namun lebih kepada optimalisasi komputer dan media membantu guru mengelola dan memberikan pengalaman belajar yang kreatif dan bermakna. Teknologi terbagi menjadi dua Metode yaitu Sinkronus Dan Asinkronus Untuk Pembelajaran : a. Metode Sinkronus Sinkron berarti pada saat bersamaan, ini berarti dalam pembelajaran daring, walaupun guru dan peserta didik berada di lokasi geografis yang berbeda, keduanya akan dijadwalkan bertemu pada saat bersamaan, tempat yang sama dalam jaringan Internet. Dengan menggunakan teknologi sinkron, guru dan peserta didik saling mengobrol satu sama lain, ini meniru pengalaman kelas tatap muka. Meskipun cara pengi-riman ini terlihat mudah, namun ini bukan penggunaan praktis terbaik dari lingkungan daring. Peserta didik daring memiliki kebutuhan belajar yang berbeda. Merancang pembelajaran daring yang disampaikan secara serentak bisa sangat membosankan dan melelahkan bagi guru dan peserta didik (Perveen 2016). b. Metode Asinkronus Asinkronus berarti tidak pada saat bersamaan, tidak seperti metode pengiriman sinkronus, peserta didik dapat menyelesaikan ak-tivitas pembelajaran kapanpun dan dimanapun. Pembelajaran daring, forum diskusi, link sumber materi, blog, wiki, dan lain-lain adalah komponen dari lingkungan pengiriman asinkronus. Sebagian besar kon-ten untuk pembelajaran daring biasanya disampaikan dengan menggunakan teknologi asinkronus. Cara penyajian pembelajaran saat ini semakin meningkat dan berkembang dengan penyediaan metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk pembelajaran dan dapat saling berinteraksi. Diantaranya adalah metode pembelajaran sinkronus dan asinkronus, dimana metode pembelajaran sinkron adalah pembelajaran pada saat bersamaan, ini berarti dalam pembelajaran daring, walaupun guru dan peserta didik berada di lokasi geografis yang berbeda, keduanya akan dijadwalkan bertemu pada saat bersamaan, tempat yang sama dalam jaringan Internet. Sedangkan metode pembelajaran Asinkronus adalah pembelajaran tidak pada saat bersamaan, tidak seperti metode pengiriman sinkronus, peserta didik dapat menyelesaikan aktivitas pembelajaran kapanpun dan dimanapun. 16



DAFTAR PUSTAKA Abdul Kadir, T. C. (2013). Pengantar Teknologi Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta: ANDI . Abidin, Yunus, dkk. 2017. Pembelajaran Literasi. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Djojohadikusumo, Sumitro, “Teknologi dan Penataan Ekonomi Internasional” dalam Mangunwijaya, Graff, Harvey J. 2006 Literacy. Microsoft Encarta® [DVD]. MicrosoftCorporation. Ghani, S., Parveen, T. Frequency of dysmenorrhea and premenstrual syndrome, its impact on quality of life and management approach among medical university Original Artical, 32 (2), 104110. Goodyear, Jack. (1968) Literacy ini tradisional societies. Cambrige : Cambridge University Press. Sudarsana, Ketut. (2018). TEKNOLOGI DAN APLIKASINYA DALAM DUNIA PENDIDIKAN. Bali : Jayapangus Press. Natakusumah, E.K., (2002). Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia., Bandung : Pusat Penelitian informatika – LIPI. Nurdyansyah dan Andiek Widodo, (2015) Inovasi Teknologi Pembelajaran. Sidoarjo : Nizamia Learning Center. Rahardjo Agus, 2002,Cybercrime-Pemahamandan Upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi, Bandung: Citra Aditya Bakti. Shihab, Quraish (1996). Wawasan Al-Quran. Bandung: Penerbit Mizan. Sulzby, Elizabeth. (1986). Emergent literacy: Writing and Reading. Norwood, NJ: Ablex Publishing Corporation. UNESCO (2003), World Declaration on Education for All and Framework for Action to Meet Basic Learning Needs. International Consultative Forum on Education for All. Paris: UNESCO. with Commentay. New York: Taylor dan Francis Group-Lawrence Erlbaum, pp. 259-282 Y.B. (1983). Teknologi dan Dampak Kebudayaannya: Vol. 1. Jakarta: Yayasan Obor Januszewski dan Persichitte in Januszewski dan Molenda (2008). Educational Technology: A Defenition



17