Makalah Manajemen Usahatani [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



MAKALAH USAHATANI “FAKTOR MANAJEMEN DALAM BUDIDAYA TANAMAN MELON (Cucumis melo L)”



DISUSUN OLEH: ARIEF HIDAYATULLAH (15542010327) BASUKI RAHMAT (15542010 EDI SETIYONO (15542010334) M. ALVI AL FARABI ( 15542010349) M. LUQMAN RIFAI (15542010351) M. ZULKAHFI (13542010214) RAHMADI CANDRA (15542010356) SUFIAN SURI (15542010366)



PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANTAKUSUMA 2017



1



2



KATA PENGANTAR



Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena rahmat-Nya penulis



dapat



menyelesaikan



makalah



yang



berjudul



“FAKTOR



MANAJEMEN DALAM BUDIDAYA TANAMAN MELON (Cucumis melo L)”. Makalah ini berisi tentang bagaimana strategi untuk meningkatkan produksi pertanian untuk kelangsungan ketahanan pangan nasional. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Usahatani. Makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar - besarnya apabila ada kekurangan atau kesalahan penulisan pada makalah ini. Penulis menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman penulis tentang rumput laut menjadikan keterbatasan penulis pula, untuk itu penulis meminta kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Penulis berharap, semoga makalah ini membawa manfaat bagi masyarakat. Atas perhatiannya penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.



Pangkalan Bun, 06 Oktober 2017



Penulis



2



3



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL...................................................................................



i



KATA PENGANTAR....................................................................... .........



ii



DAFTAR ISI ...............................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.................................... ................................................



1



1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................



2



1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................



2



1.4 Manfaat Penulisan..................................................... .........................



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan Tanaman Melon ....................................



3



2.2 Botani dan Taksonomi Tanaman Melon............................................



4



2.3 Manajeman Budidaya Tanaman Melon .............................................



7



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ........................................................................................



13



3.2 Saran ..................................................................................................



13



DAFTAR PUSTAKA



3



4



BAB I PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Melon merupakan tanaman buah semusim yang termasuk dalam famili Cucurbitaceae. Buah melon banyak disukai karena rasanya yang manis serta aroma yang khas. Buah yang masak dapat langsung dikonsumsi segar atau diolah menjadi kue, puding, dan aneka hidangan lain. Saat ini dikenal beberapa jenis melon dengan karakteristik yang beragam baik yang hibrida maupun yang non hibrida. Di Eropa melon diperkenalkan sejak awal tahun Masehi. Jenis melon yang pertama kali ditanam (dikembangkan) adalah Cucumis melo var. Reticultus, yang diduga melon tipe liar dari Asia dan Afrika. Jenis melon ini populer dengan sebutan “Muskmelon“. Di Amerika Serikat melon mulai populer tahun 1540. Jenis melon yang berkembang di kawasan ini adalah C. melo var. cantelupensis yang didatangkan dari Eropa. Jenis melon ini populer disebut “Canteloupe atau Cantaloupe”. Pada ahun 1871 dihasilkan melon tipe baru yaitu C. melo inodorous yang kemudian disebut “Casaba-melon“. Dalam perkembangan selanjutnya, melon menyebar luas ke seluruh dunia. baik ditanam di daerah beriklim sedang (sub tropis) maupun papan (tropis). Jenis melon yang berkembang di berbagai negara semakin banyak ragamnya, baik bentuk buah, warna kulit buah, warna daging buah. maupun aroma dan citarasanya. Akibat kemajuan yang cukup pesat di bidang teknologi perbenihan, dewasa ini banyak dihasilkan berbagai varietas melon hibrida. Beberapa negara yang menaruh perhatian besar terhadap perakitan varietas melon hibrida antara lain Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, Thailand, Selandia Baru, Korea, Spanyol, Jerman, dan Belanda. Sebelum tahun 1980-an. tanaman melon sudah dibudidayakan di daerah Bogor, Saat itu para petani melon masih terbatas pada kalangan tertentu saja dan konsumennya terkonsentrasi di kota-kota besar, Sebagai jenis buah pendatang baru, melon yang dihadirkan pada periode tahun 1980 — 1990 dikategorikan “buah mewah” (eksklusif). Daya tarik melon mempunyai kharisma tersendiri di kalangan konsumen maupun produsen (petani).



4



5



Permintaan pasar (konsumen cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu, karena makin digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Celah dan peluang pasar ini dimanfaatkan oleh para petani dan pengusaha tani untuk membudidayakan melon di berbagai wilayah atau daerah. Mulai tahun 1990an. melon berkembang pesat di propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dewasa ini melon sudah lebih memasyarakat di Indonesia, sehingga pembudidayaannya makin meluas ke luar pula Jawa.



1.2. Rumusan Masalah 1. Sejarah dan Perkembangan Tanaman Melon ? 2. Botani dan Taksonomi Tanaman Melon ? 3. Manajemen Budidaya Tanaman Melon ?



1.3. Tujuan Penulisan 1. Untuk Mengetahui Sejarah dan Perkembangan Tanaman Melon. 2. Untuk Mengetahui Botani dan Taksonomi Tanaman Melon. 3. Untuk Mengetahui Manajemen Budidaya Melon.



1.4. Manfaat Penulisan Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam memahami mengenai pertanian di Indonesia sehingga diharapkan dapat memotivasi diri agar dapat mengembangkan pertanian di Indonesia.



5



6



BAB II PEMBAHASAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Tanaman Melon Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah semusim yang berasal dari lembah persia, Mediternia. Dari daerah asalnya, melon kemudian menyebar ke Eropa dan Timur Tengah. Pada abat ke-14, Colombus membawa tanaman ini ke Amerika, yang kemudian banyak tumbuh di daerah California, Texas, dan Colorado. Selain Colombus, Bangsa Moor juga banyak berjasa mengembangkan tanaman ini. Melon kemudian mengalami perkembangan jenis di Jepang, Cina, India, Spanyol, dan Iran. Buah melon masuk ke Indonesia dan mulai dibudidayakan pada tahun 1970. pada saat itu, melon menjadi buah yang bergengsi tinggi dan sangat mahal. Konsumennya punterbatas, hanya kalangan yang tergolong ekonomi tinggi. Namun , buah yang mengandung banyak air kini sudah bisa dinikmati semua kalangan. Bahkan, tanaman ini sudah dibudidayakan secara luas di Indonesia. Kalianda (Lampung) dan Cisarua (Bogor) merupakan daerah pertama yang mengembangbiakkan melon secara serius. Selanjutnya daerah ngawi dan madiun (Jawa Timur)., serta Boyolali dan Klaten (Jawa Tengah) menjadi sentra penghasil melon yang cukup dominan. Era 1990-an merupakan puncak pengembangan melon di Indonesia. Pada saat itu, melon sangat ramai dibudidayakan oleh para pekebun. Tidak saja ditanam di lahan-lahan pertanian, melon juga mulai dikembangkan dirumah kaca. Cara penanamannya pun mengalami perkembangan. Ada yang ditanam di dalam pot dengan media tanah, ada pula yang ditanam dengan sistem hidroponik. Pada tahun-tahun itu pula indonesia kebanjiran benih berbagai varietas melon dari berbagai negara produsen. Benih melon yang paling banyak ditanam adalah benih yang berasal dari taiwan. Hal ini berkaitan erat dengan sejarah awal pengembangan melon di Indonesia. Pada awal pembudidayaan melon, pekebun masih menemui banyak kendala dalam teknik budidayanya. Untuk mengatasi permasalahan ini, Indonesia mendatangkan tenaga ahli dari taiwan. Karena itu, tak heran jika benih melon 6



7



Taiwan kemudian mendominasi sentra-sentra pertanaman melon di Tanah air. Sampai saat ini produsen buah melon terbesar adalah di pulau jawa, disusul kemudian Sumatra, Kallimantan, Bali dan sulawesi. Pada awal perkembangannya, produksi buah melon di Indonesia meningkat tajam. Puncak produksi melon nasionalterjadi pada tahun 1996 yang mencapai 478.654 ton dengan luas penanaman 33.288 hektar. Setelah itu, jumlah produksi melon fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Penurunan ini terjadi seiring dengan menyempitnya areal penanaman melon. Pada tahun 2003, produksi melon nasianal hanya 70.560 ton dengan luas penanaman 3.329 hektar. Pada tahun 2004 produksi melon menurun menjadi 47.664 ton dengan luas penanaman 2.287. selanjutnya pada tahun 2005 naik menjadi 58.440 ton dengan luas penanaman 3.245 hektar. Jika dibandingkan dengan era 1990-an, produksi tersebut memang menurun tajam. Serangan hama dan penyakit akibat tidak adanya rotasi tanaman, diduga menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu, melon membutuhkan biaya besar. Dan teknik budidaya yang tidak mudah. Beberapa petani yang semula “ikut-ikutan” menanam melon, mengalihkan usahanya menanam komoditi lain yang lebih mudah. Pada tahun 2002, Indonesia mengekspor buah melon sebanyak 33411ton. Jepang, Korea, Hong Kong, dan Singapura merupakan beberapa negara yang merasakan manisnya buah melon yang ditanam pekebun Indonesia. Sementara itu, selama 2005-2008 rakyat Indonesia diperkirakan akan mengonsumsi buah melon sebanyak 1,34-1,50 kg/kapita/tahun.



2.2. Botani dan Taksonomi Tanaman Melon 1. Secara Umum Tanaman melon (Cucumis melo L.) mirip dengan tanaman ketimun (Cucumis sativus L.). Merupakan tanaman semusim, menjalar di tanah atau dapat dirambatkan pada lanjaran ataupun pada turus bambu. Tanaman ini mempunyai banyak cabang, kira – kira 15 – 20 cabang. Tanaman melon memiliki batang yang berbentuk segi lima tumpul, tumbuh menjalar berbulu, lunak, bercabang – cabang dan dapat mencapai panjang 1,5 – 3 meter. Tanaman melon ini juga memiliki 7



8



daun yang berbentuk hampir bundar bersudut lima, mempunyai 3 – 7 lekukan, bergaris tengah 8 – 15 cm susunan daun berselang seling sederhana. Tanaman melon memiliki akar menyebar tetapi dangkal dan memiliki bunga yang berbentuk lonceng yang berwarna kuning. Buah melon juga memiliki bentuk yang bervariasi dalam bentuk, ukuran, rasa, aroma dan penampilan. Hal tersebut tergantung varietas dari melon tersebut (Tjahjadi, 1989). Tanaman melon termasuk dalam tanaman biji berkeping dua. Klasifikasi tanaman melon adalah sebagai berikut: Kingdom



: Plantae



Subkingdom : Tracheobionta Superdivisio : Spermatophyta Divisio



: Magnoliophyta/Spermatophyta



Subdivisi



: Angiospermae



Kelas



: Magnoliopsida/Dicotyledoneae



Subkelas



: Dilleniidae



Ordo



: Violales



Familia



: Cucurbitaceae



Genus



: Cucumis



Species



: Cucumis melo L.



(Soedarya, 2010)



2. Daun Daun melon (Cucumis melo L) berbentuk hampir bulat, tunggal dan tersebar sudutnya lima, mempunyai jumlah lekukan sebanyak 3 – 7 lekukan. Daun melon berwarna hijau, lebar bercangap atau berlekuk, menjari agak pendek. Permukaan daun kasar, ada jenis melon yang tepi daunnya bergelombang dan tidak bercangap. Panjang pangkal berkisar 5 – 10 cm dengan lebar 3 – 8 cm (Soedarya, 2010).



3. Batang Batang tanaman melon membelit, beralur, kasar, berwarna hijau atau hijau kebiruan. Batangnya berbentuk segilima tumpul, tumbuh menjalar, berbulu,



8



9



lunak, bercabang dan panjangnya dapat mencapai 3 meter. Batang melon mempunyai alat pemegang yang disebut pilin. Batang ini digunakan sebagai tempat memanjat tanaman (Soedarya, 2010).



4. Bunga Bunga tanaman melon berbentuk lonceng, berwarna kuning dan kebanyakan uniseksual-monoesius. Oleh sebab itu dalam penyerbukannya perlu bantuan organisme lain. Penyerbukan yang biasa terjadi adalah penyerbukan silang dan penyerbukan sendiri jarang terjadi. Bungan jantan tanaman melon terbentuk berkelompok 3 – 5 buah, terdapat pada semua ketiak daun, kecuali pada ketiak daun yang ditempati oleh bungan betina. Jumlah bunga jantan relativ lebih banyak dari pada bunga betina. Bunga jantan memiliki tangkai yang tipis dan panjang, akan rontok dalam 1 – 2 hari setelah mekar (Tjahjadi, 1989).



5. Buah Buah melon bervariasi, baik bentuk, ukuran, rasa, aroma, maupun penampilannya. Umumnya buah melon berbentuk bulat, tetapi ada pula yang lonjong. Buah melon dapat dipanen pada umur 75 – 120 hari, bergantung pada jenisnya. Tanda – tanda melon yang sudah tua atau masak adalah bila dipukul – pukul menimbulkan bunyi yang nyaring (Soedarya, 2010).



6. Akar Akar tanaman melon menyebar, tetapi dangkal. Akar – akar cabang dan rambut – rambut akar banyak terdapat di permukaan tanah, semakin ke dalam akar – akar tersebut semakin berkurang. Tanaman melon membentuk ujung akar yang menembus ke dalam tanah sedalam 45 – 90 cm. Akar horizontal cepat berkembang di dalam tanah, menyebar dengan kedalaman 20 – 30 cm (Tjahjadi, 1989).



7. Kandungan Gizi Kandungan gizi tiap 100 gr buah melon dari bagian yang dapat dimakan adalah :



9



10



Jenis Zat Gizi



Jumlah



Energi



23 kalori



Protein



0,6 gram



Kalsium



17 miligram



Vitamin A



2400 IU



Vitamin C



30 miligram



Thiamin



0,0045 miligram



Ribloflavin



0,0065 miligram



Niacin



1,0 miligram



Karbohidrat



6,0 miligram



Besi



0,4 miligram



Nicotinamida



0,5 miligram



Air



93,0 miligram



Serat



0,4 gram



(Gillivray, 1961).



2.3. Manajemen Budidaya Tanaman Melon Dalam budidaya melon, sangat dibutuhkan manajemen yang tepat agar diperoleh produksi yang maksimal. Manajemen atau pengelolaan pada budidaya melon secara sederhana dapat sebagai berikut :



Bulan 1 Pengolahan lahan ,pembuatan bedengan dan pemasangan mulsa Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan alat bajak melaui sisem borongan. Pengolahan tanah dan biaya pembuatan bendengan borongan kurang lebih adalah Rp.5.000.000. Untuk daerah Grobogan maka dibuat drainase sekitar 70cm. Setelah pembuatan bedengan, bedengan dapat ditaburi pupuk dasar. Lahan kemudian diairi sekitar 2-3 hari. Setelah itu lahan bedengan ditutup mulsa selama beberapa hari.



10



11



Pembuatan lubang tanam Seperti pada budidaya umumnya, pembuatan lubang tanam dilakukan dengan menggunakan pelat pemanas atau memanfaatkan bekas kaleng susu kental. Plat pemanas yang berupa potongan besi dengan diameter 10 cm, dibuat sedemikian rupa hingga panas yang ditimbulkan dari arang yang dibakar mampu melubangi mulsa PHP dengan cepat. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat ati dia baros berhadap-hadapan membentuk segi tiga.



Penanaman Metode penanaman melon dilakukan dengan cara : bibit yang telah di semai +/- 3 minggu dipindahkan kedalam besar beserta medianya. Akar tanaman diusahakan tidak sampai rusak saat menyobek polibag kecil. Cetakan tanah yang telah berisi bibit melon, diletakkan pada lubang yang telah ditugal dan diusahakan agar tidak pecah/hancur karena bisa mengakibatkan kerusakan akar dan tanaman akan layu jika hari panas. Penjarangan dan penyulaman Penjarangan dan penyulaman dilakukan bila dalam waktu 2 (dua) minggu setelah tanam bibit tidak menunjukkan pertumbuhan normal. Tanaman dicabut beserta akarnya kemudian diganti dengan bibit/tanaman baru. Hal ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman muda ini dapat lebih beradaptasi dengan lingkungan barunya.



Penyulaman dan penjarangan Biasanya dilakukan selama 3 – 5 hari, karena kemungkinan dalam seminggu pertama masih ada tanaman lainnya yang perlu disulam. Saat setelah selesai penjarangan dan penyulaman tanaman baru harus disiram air.



Pembubunan Untuk pembubunan pertama-tama kita lakukan adalah pemupukan awal dan mensterilkan lahan di situ. Tujuannya adalah setelah tanah diolah dan dipupuk, tanah akan menjadi subur dan akan terbebas dari hama dan penyakit. Saat melakukan pemupukan, tanah yang sebelumnya sudah diolah, telah



11



12



dikelentang selama 2 minggu. Dengan begitu, diharapkan tanah yang cukup lama terkena terik matahari tersebut, cukup sehat untuk ditanami.



Perempalan Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama.



Bulan II Pemupukan Agar buah yang dihasilkan bermutu serta banyak perlu dilakukan upaya khusus seperti melakukan pemupukan. Pemberian pupukpun tidak bisa dilakukan dengan asal-asalan, diperlukan takaran yang sesuai dengan umur dan kondisis tanaman. Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali, yaitu 20 hari setelah ditanam, tanaman berusia 40 hari (ketika akan melakukan penjarangan buah) dan pada saat tanaman berusia 60 hari (saat menginjak proses pematangan). Caranya pemberian pupuk yakni sebarkan pupuk secara merata di atas tanah bedengan pada pinggiran kiri dan kanannya (10–15 cm). Kemudian tanah dibalik dengan hati-hati supaya tidak merusak perakaran tanaman, dan agar pupuk tersebut bisa aman terpendam dalam tanah. Untuk memudahkan dalam pemupukan, dibuat data mengenai rangkaian pemupukan sejak awal. Pupuk kandang/kompos: pupuk dasar=2-4 ton/ha. Urea: pupuk dasar=440 kg/ha; pupuk susulan I=330 kg/ha; pupuk susulan II=220 kg/ha; pupuk susulan III=440 kg/ha. TSP: pupuk dasar=1.200 kg/ha; pupuk susulan I=220 kg/ha; pupuk susulan II=550 kg/ha. KCl: pupuk dasar=330440 kg/ha; pupuk susulan II=160 kg/ha. Keterangan pupuk dasar: pemupukan pada pengolahan tanah (sebelum tanam); pupuk susulan I : umur q 20 hari; pupuk susulan II: umur + 40 hari; pupuk susulan III: umur + 60 hari.



Waktu penyemprotan pestisida Budi daya tanaman melon tidak luput dari serangan hama , penyakit serta gangguan. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan pencegahan ataupun pemberantasaan pada kondisi telah terjadi wabah. Upaya yang dapat dilakukan adalah : Tindakan preventif, benih direndam dalam larutan bakterisida Agrimycin



12



13



(oxytetracycline dan streptomycin sulfate) atau Agrept (streptomycin sulfate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter dan penyemprotan bakterisida pada umur 20 HST. Penyemprotan fungisida Previcur N (propamocarb hydrochloride) dengan konsentrasi 2–3 ml/liter apabila serangan telah melewati ambang ekonomi. Fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dengan konsentrasi 1–2 ml/liter. Pangkal batang yang terserang dioles dengan larutan fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi 5 ml/liter.



Pemasangan Ajir Ajir atau tongkat dari kayu atau bilahan bambu, untuk rambatan dapat di pasang setelah selesai membuat pembubunan dan selesai mensterilkan kebun. Atau dapat juga ajir dipasang sesudah bibit ditanam, dan bibit sudah mengeluarkan sulur-sulurnya kira-kira tingginya adalah 50 cm. Ajir harus terbuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan beban buah dengan bobot kirakira 2–3 kg. Tempat ditancapkannya ajir dengan jarak kira-kira 25 cm dari pinggir guludan baik kanan maupun kiri. Supaya ajir lebih kokoh lagi, kita bisa menambahkan bambu panjang yang diletakkan di bagian pucuk segitiga antara bambu atau kayu yang menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di belakangnya.



Pemangkasan Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat ratarata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas, cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang yang tumbuh lalu dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25 cm.



13



14



Penyiangan Pada budidaya melon sistem mulsa PHP penyiangannya dilakukan pada lubang tanam dan parit di antara dua bedengan. Gulma yang tidak dibersihkan menyebabkan lingkungan pertanaman lembab sehingga merangsang penyakit. Gulma juga dapat sebagai inang hama dan nematoda yang merugikan.



Bulan III Pemupukan terakhir Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali, yaitu 20 hari setelah ditanam, tanaman berusia 40 hari (ketika akan melakukan penjarangan buah) dan pada saat tanaman berusia 60 hari (saat menginjak proses pematangan). Caranya sebarkan secara merata di atas tanah bedengan pada pinggiran kiri dan kanannya (10–15 cm). Kemudian tanah dibalik dengan hati-hati supaya tidak merusak perakaran tanaman, dan agar pupuk tersebut bisa aman terpendam dalam tanah. Untuk memudahkan dalam pemupukan, dibuat data mengenai rangkaian pemupukan sejak awal.



Penyiangan Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman melon, karena bersaing menemukan zat hara, tempat tumbuh dan cahaya. Pencabutan gulma harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil hingga mendekati panen, karena jika gulma lebat dan sudah besar akan merusak perakaran tanaman melon.



Penyemprotan pestisida Penyemprotan terakhir bertujuan untuk mengamankan buah dari serangan hama, penyemprotan hanya dilakukan secukupnya dan dalam dosis rendah.



Panen Ciri dan Umur Panen a.



Tanda/Ciri Penampilan Tanaman Siap Panen



b.



Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal



c.



Jala/Net pada kulit buah sangat nyata/kasar



14



15



d.



Warna kulit hijau kekuningan



e.



Umur Panen + 3 bulan setelah tanam



f.



Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari. Cara Panen: 1.



Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa simpan buah.



2. Tangkai dipotong berbentuk huruf "T" , maksudnya agar tangkai buah utuh 3. Pemanenan



dilakukan



secara



bertahap,



dengan



mengutamakan buah yang benar-benar telah siap dipanen. 4. Buah yang telah dipanen disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual.



15



16



BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Dan tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah dan ke Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya ditanam luas di Colorado, California, dan Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia. Buah melon dimanfaatkan sebaga makanan buah segar dengan kandungan vitamin C yang cukup tinggi. Dengan melalukan budidaya melon yang tepat dan benar dapat menghaslikan melon yang berkualitas dan bernilai jual yang tinggi.



3.2. Saran Makalah ini meskipun menurut penulis sudah lengkap, namun pembaca mungkin dapat beranggapan lain tentang penyusunan ini. Penulis sebagai penyusun menerima semua masukan agar pembaca lebih terasa senang untuk membaca makalah ini. Untuk itu penulis mohon, agar pembaca dapat memakluminya karena penulis sebagai penyusun mempunyai batas kemampuan untuk berfikir dalam segala hal untuk penyusunan makalah ini. terimakasih banyak jika pembaca beranggapan bahwa makalah ini sudah baik.



16



17



DAFTAR PUSTAKA http://bayu-jaellani.blogspot.co.id/2013/11/rencana-usaha-tani-budidayamelon.html https://www.scribd.com/doc/260453410/Rencana-Usaha-Tani-Budidaya-Melondocx http://www.kebunpedia.com/threads/kiat-sukses-budidaya-melon.5288/ http://infowongtani.blogspot.co.id/2012/05/budidaya-melon.html http://www.produknasa.online/2017/09/panduan-budidaya-buah-melonlengkap.html



.



17



18



18