Makalah Maserasi Dan Remaserasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MASERASI DAN REMASERASI



Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Farmakognosi



Disusun Oleh: Abdul Gian Heni Anggraeni R. Nita Amelia Putri Laili Dede Sindi P.



SMK NEGERI 1 LEMAHSUGIH JL. Raya Padarek Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka 2018



KATA PENGANTAR



Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa mengalami hambatan yang berarti. Shalawat beserta salam kita panjatkan kepada jujunan kita yakni Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak lupa kepada keluarganya, para sahabatnya dan mudah-mudahan sampai kita selaku umatnya yang taat hingga akhir zaman. Amiin. Makalah dengan judul “Maserasi dan Remaserasi” secara khusus disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Farmakognosi. Selain daripada itu semoga karya tulis ini dapat memberikan nilai tambah pengetahuan bagi semua pihak yang membacanya. Dalam penyusunan makalah ini penyusun telah mendapat banyak bantuan dan dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih terlalu banyak kekurangan baik dari segi isi maupun dari teknik penulisannya. Maka dengan rendah hati penulis menerima semua saran dari semua pihak demi penyempurnaan makalah ini di kemudian hari. Akhirnya mudah–mudahan Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan serta kekuatan kepada penyusun khususnya dan kita semua sehingga dapat menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.



Lemahsugih,



Penulis,



i



Agustus 2018



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2 C. Tujuan .......................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3 A. Pengetian Maserasi....................................................................................... 3 B. Kelebihan Maserasi ...................................................................................... 3 C. Kekurangan Maserasi ................................................................................... 3 BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9 A. Kesimpulan .................................................................................................. 9 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Istilah galenika di ambil dari nama seorang tabib Yunani yaitu Claudius Galenos (Galen) yang membuat sediaan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan dan hewan, sehingga timbulah ilmu obat-obatan yang disebut ilmu galenika. Jadi Ilmu Galenika adalah : Ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan dan hewan). Pembuatan sediaan galenik secara umum dan singkat sebagai berikut. 1. Bagian tumbuhan yang mengandung obat diolah menjadi simplisia atau bahan obat nabati. 2. Dari simplisia tersebut obat-obat (bahan obat) yang terdapat di dalamnya diambil dan diolah dalam bentuk sediaan / preparat. Tujuan dibuatnya sediaan galenik : 1. untuk memisahkan obat-obat yang terkandung dalam simplisia dari bagian lain yang dianggap tidak bermanfaat. 2. membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai 3. agar obat yang terkandung dalam sediaan tersebut stabil dalam penyimpanan yang lama. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenik 1. Derajat kehalusan 2. Konsentrasi / kepekatan 3. Suhu dan lamanya waktu Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa



1



komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.



B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah definisi maserasi? 2. Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan maserasi?



C. Tujuan Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pengertian maserasi. 2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan maserasi.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengetian Maserasi Maserasi adalah salah satu jenis metoda ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan atau dikenal dengan istilah ekstraksi dingin, jadi pada metoda ini pelarut dan sampel tidak mengalami pemanasan sama sekali. Sehingga maserasi merupakan teknik ekstraksi yang dapat digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun tahan panas.Namun biasanya maserasi digunakan untuk mengekstrak senyawa yang tidak tahan panas (termolabil) atau senyawa yang belum diketahui sifatnya. Karena metoda ini membutuhkan pelarut yang banyak dan waktu yang lama. Secara sederhana, maserasi dapat kita sebut metoda “perendaman” karena memang proses ekstraksi dilakukan dengan hanya merendam sample tanpa mengalami proses lain kecuali pengocokan (bila diperlukan). Prinsip penarikan (ekstraksi) senyawa dari sample adalah dengan adanya gerak kinetik dari pelarut, dimana pelarut akan selalu bergerak pada suhu kamar walaupun tanpa pengocokan. Namun untuk mempercepat proses biasanya dilakukan pengocokan secara berkala.



B. Kelebihan Maserasi Seperti dijelaskan diatas maserasi dapat digunakan untuk jenis senyawa tahan panas ataupun tidak tahan panas. Selain itu tidak diperlukan alat yang spesifik, dapat digunakan apa saja untuk proses perendaman.



C. Kekurangan Maserasi Maserasi membutuhkan waktu yang lama, biasanya paling cepat 3x24jam, disamping itu membutuhkan pelarut dalam jumlah yang banyak. Untuk menjelaskan kelebihan dan kekurangan mari kita bahas secara prosedur.



3



Gambar disamping menunjukkan proses maserasi, dimana sample dimasukkan ke dalam bejana (maserator) kemudian direndam dengan pelarut sampai terendam sempurna dan tambahkan sekitar 1-2cm pelarut di atas permukaan sample, kemudian tutup bagian atas untuk mencegah masuknya pengotor dan penguapan pelarut, namun berikan sedikit lobang untuk mencegah terjadinya letupan akibat penguapan pelarut. Perendaman dilakukan selama kurun waktu tertentu, misalnya dilakukan selama 24 jam dengan diberikan pengadukan setiap 1-2 jam (kalau malem biarkan saja tidak perlu di aduk), proses pengadukan bukan keharusan. Setelah 24 jam ganti pelarut dengan pelarut baru dan selanjutnya perlakukan sama dengan yang pertama. Penggantian pelarut dilakukan untuk mempercepat proses ekstraksi, karena pelarut pertama kemungkinan sudah jenuh oleh senyawa sehingga tidak dapat melarutkan kembali senyawa yang diharapkan, dan waktu pergantian tergantung kebutuhan tidak harus 24 jam. Maserasi dapat dilakukan modifikasi misalnya: 1. Digesti Adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 40˚ C - 50˚ C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan. Dengan pemanasan akan diperoleh keuntungan antara lain : a. Kekentalan



pelarut



berkurang,



yang



dapat



mengakibatkan



berkurangnya lapisan-lapisan batas. b. Daya melarutkan cairan penyari akn meningkat, sehingga pemanasan tersebut mempunyai pengaruh yang sama dengan pengadukan. c. Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolut dan berbanding terbalik dengan kekentalan, hingga kenaikan suhu akan berpengaruh pada kecepatan difusi. Umumnya kelarutan zat aktif akan meningkat apabila suhu dinaikkan. Jika cairan penyari mudah menguap pada suhu yang digunakan, maka perlu dilengkapi dengan pendingin balik, sehingga cairan penyari yang menguap akan kembali ke dalam bajana.



4



2. Maserasi dengan mesin pengaduk Pengaduk



berputar



terus-menerus,



waktu



proses



masersi



dapat



dipersingkat menjadi 6-24 jam. 3. Remaserasi Cairan penyari dibagi 2. Seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah dienap tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua. 4. Maserasi melingkar Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara berkesinambungan melalui serbuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya. Keuntungan cara ini : a.



Aliran cairan penyari mengurangi lapisan batas



b.



Cairan penyari akan didistribusikan secara seragam sehingga akan memperkecil kepekaan setempat



c.



Waktu yang diperlukan lebih pendek



5. Maserasi melingkar bertingkat Pada maserasi melingkar penyarian tidak dapat dilaksanakan secara sempurna, karena pemindahan massa akan berhenti bila keseeimbangan telah terjadi. Masalah ini dapat diatasi dengan maserasi melingkar bertingkat (MMB). Cairan-cairan penyari yang cocok untuk metode maserasi Pelarut merupakan senyawa yang bisa melarutkan zat sehingga bisa menjadi sebuah larutan yang bisa diambil sarinya.Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi antara lain sebagai berikut: a. Pelarut polar : Pelarut yang larut dalam air Untuk melarutkan garamnya alkaloid,glikosida,dan bahan penyamak n-Butanol CH3-CH2-CH2-CH2-OH 118 °C 18 0.810 g/ml Isopropanol (IPA) CH3-CH(-OH)-CH3 82 °C 18 0.785 g/ml



5



n-Propanol CH3-CH2-CH2-OH 97 °C 20 0.803 g/ml Etanol CH3-CH2-OH 79 °C 30 0.789 g/ml Metanol CH3-OH 65 °C 33 0.791 g/ml Asam format H-C(=O)OH 100 °C 58 1.21 g/ml Air H-O-H 100 °C 80 1.000 g/ml b. Pelarut non polar : Pelarut yang tidak larut dalam air Heksana CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 69 °C 2.0 0.655 g/ml Benzena C6H6 80 °C 2.3 0.879 g/ml Toluena C6H5-CH3 111 °C 2.4 0.867 g/ml Dietil eter CH3CH2-O-CH2-CH3 35 °C 4.3 0.713 g/ml Kloroform CHCl3 61 °C 4.8 1.498 g/ml Etil asetat CH3-C(=O)-O-CH2-CH3 77 °C 6.0 0.894 g/ml Pemilihan pelarut atau cairan penyari harus mempertimbangkan banyak faktor. Cairan penyari yang baik harus memenuhi criteria berikut ini: a. Murah dan mudah diperoleh b. Stabil secara fisika dan kimia c. Bereaksi netral d. Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar e. Selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki



6



f. Tidak mempengaruhi zat berkhasiat Yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan mutu simplisia adalah sebagai berikut : a. Simplisis harus memenuhi persyaratan umum edisi terakhir dari bukubuku acuan yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI b. Terdapat simplisia pembanding yang setiap periode harus diperbaharui. c. Dilakukan pemeriksaan mutu fisi secara tepat. d. Dilakukan



pemeriksaan



secara



lengkap



seperti



pemeriksaan



organolepti, makrokospis, mikrokospis, pemeriksaan fisika, kimiawi, kromatografi. 6. Parameter standarisasi Parameter standarisasi antara lain: a. Organoleptik Pemeriksaan meliputi warna, bau, dan rasa. b. Makrokospis Pemeriksaan dengan dilihat secara langsung, dapat juga dengan bantuan kaca pembesar c. Mikrokosis Pemeriksaan dengan melihat jaringan sel simplisia dibawah mikroskop d. Fluoresensi Uji ini dapat dilakukan terhadap ekstrak, atau larutan yang dibuat dari simplisia e. Kelarutan Dilakukan pada simplisia yang berupa eksudat tanaman f. Reaksi warna, pengendapan, dan reaksi lain Pada reaksi warna dapat dilakukan pada simplisia yang telah diserbuk Pada reaksi pengendapan dilakukan pada ekstrak larutan simplisia yang jernih. g. Kromatografi Cara ini mempunyai kepekaan yang tinggi, cepat, sederhana dan murah.



7



h. Penetapan kadar Syarat untuk dapat diterapkannya pengujian yang berupa zat ini adalah telah diketahui secara pasti kadar minimal zat berkhasiat yang harus dikandung oleh simplisia i. Cemaran mikroba dan aflatoksin Seperti Aspergillus flavus, merupakan mikroba jamur yang tidak berbahaya, tetapi metabolit aflatoksinnya menyebabkan keracunan. j. Cemaran logam berat Seperti cemaran hydrogen sulfida tidak boleh melebihi batas logam berat pada monografi yang dinyatakan sebagai timbale.



8



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Maserasi proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada suhu kamar Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komonen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin. Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai pada temperatur kamar , terlindung dari cahaya. Cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.



9



DAFTAR PUSTAKA Ketaren, S., M. Melinda. 1994. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. Pengaruh Ukuran Bahan dan Kondisi EkstraksiTerhadap Rendemen dan Mutu Oleoresin Bunga Cengkeh Ketaren,



S.,



I.G.M.



Suastawa.



1995.



Jurnal Teknologi



Industri



Pertanian. Pengaruh Tingkat Mutu Buah Panili dan Nisbah Bahan dengan Pelarut terhadap Rendemen dan Mutu Oleoresin yang Dihasilkan Keloko, raju S.P. 2013. Ekstraksi. (Online). http://rajukeloko.blogspot.com. Diakses tanggal 02 Juni 2015



10