Makalah Maternitas Ii Kel 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS II HUMAN PAPILOMA VIRUS (HPV)



Oleh : 1. Deva Sandy Alfarizi



131911002



2. Mechin Driawan



131911007



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH TANJUNG PINANG TAHUN AJARAN 2020-2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat Nya, sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Preeklampsia” sebagai tugas dimata kuliah Keperawatan Maternitas II. Selama proses penyusunan makalah ini, kelompok mengalami berbagai kendala, namun berkat bantuan dari beberapa pihak, maka makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu kelompok ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu Wasis Pujiati M.Kep. Kelompok menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.



TanjungPinang, 26 Maret 2021



Kelompok 5



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR………………………………………………………………. DAFTAR ISI………………………………………………………………………… BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………… A. Latar Belakang……………………………………………………………. B. Rumusan Masalah………………………………………………………… C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………. BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………… A. Pengertian HPV………............................................................................... B. Klasifikasi……………................................................................................ C. Etiologi........................................................................................................ D. Patofisiologi................................................................................................. E. Manifestasi Klinik........................................................................................ F. Komplikasi................................................................................................... G. Asuhan Keperawatan.................................................................................... BAB III PENUTUP………………………………………………………………… A. Kesimpulan…………………………………………………………….... B. Saran …………………………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Papilloma Virus (HPV) adalah jenis virus yang cukup lazim. Jenis yang berbeda dapat menyebabkan kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia) dalam atau di sekitar leher rahim atau dubur yang dapat menyebabkan kanker leher rahim atau dubur. Kutil-kutil ini pada umumnya tumbuh di permukaan kulit yang lembab dan di daerah sekitar alat kelamin sehingga disebut kutil kulit dan kutil kelamin. Infeksi HPV pada alat kelamin dapat disebarkan melalui hubungan seks, sedangkan penularan kutil kulit pada tangan atau kaki dapat terjadi tanpa hubungan seks (penularannya dapat melalui sentuhan atau penggunaan barang secara bersama). Untuk mencegah penyebarannya dapat dilakukan dilakukan tes Pap untuk mendeteksi pertumbuhan tidak normal dari sel pada leher rahim sejak awal atau pun dengan melakukan sekret vagina. Tes ini dapat memeriksa dubur laki-laki dan perempuan. Walaupun tes Pap tampaknya merupakan cara terbaik untuk menemukan kanker leher rahim secara dini, pemeriksaan fisik dengan hati-hati mungkin merupakan cara terbaik untuk menemukan kanker dubur. Sedangkan untuk mencegah penularannya, sebaiknya menjaga kebersihan diri dan jangan melakukan seks dengan lebih dari satu orang. Tanda infeksi HPV (kutil atau displisia) sebaiknya diobati sesegera mungkin setelah dideteksi sebelum masalah manjadi lebih besar dan mungkin kambuh setelah diobati. B. Rumusan Masalah Bagaimanakah pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan Human Papiloma Virus? C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum



Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan memperoleh gambaran tentang HPV. 2. Tujuan khusus a. Mahasiswa diharapkan mampu mengenali ciri-ciri HPV. b. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui penyakit yang di timbulkan oleh



HPV.



BAB II PEMBAHASAN



A. PENGERTIAN HPV HPV adalah jenis virus yang cukup lazim. Jenis yang berbeda dapat menyebabkan kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia) dalam atau di sekitar leher rahim atau dubur yang dapat menyebabkan kanker leher rahim atau dubur(Benchimol S dan Minden MD, 1998). Kutil-kutil ini pada umumnya tumbuh di permukaan kulit yang lembab dan di daerah sekitar alat kelamin sehingga disebut kutil kulit dan kutil kelamin. Infeksi HPV pada alat kelamin dapat disebarkan melalui hubungan seks, sedangkan penularan kutil kulit pada tangan atau kaki dapat terjadi tanpa hubungan seks (penularannya dapat melalui sentuhan atau penggunaan barang secara bersama) (Benchimol S dan Minden MD, 1998). Infeksi dengan virus papiloma manusia (human papilloma virus/HPV) pada kelamin adalah infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum. Ada lebih dari 120 tipe virus HPV. Virus tersebut lazim ditemukan. Satu penelitian menemukan HPV pada 77% perempuan HIV-positif. HPV menular dengan mudah melalui hubungan seks. HPV begitu umum sehingga hampir semua laki-laki dan perempuan yang aktif secara seksual tertular pada suatu waktu dalam kehidupan. Berbagai jenis HPV menyebabkan kutil, umumnya pada tangan atau kaki. Infeksi pada tangan dan kaki biasanya tidak menular melalui hubungan seks. Beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kutil kelamin pada penis, vagina dan dubur. Odha dapat mengalami luka yang lebih buruk di dubur dan daerah leher rahim. HPV juga dapat mengakibatkan masalah pada mulut atau pada lidah dan bibir. Jenis HPV lain dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal yang disebut displasia. Displasia dapat berkembang menjadi kanker dubur pada laki-laki dan perempuan, dan kanker leher rahim (cervical cancer), atau kanker penis. Displasia di sekitar dubur disebut neoplasia intraepitelial anal (anal intraepithelial neoplasia/AIN). AIN adalah perkembangan sel baru yang tidak normal pada lapisan dubur. Displasia pada daerah leher rahim disebut neoplasia intraepitelial serviks (cervical intraepithelial neoplasia/CIN). Tampaknya AIN dan CIN lebih umum pada Odha dibanding orang HIV-negatif.



B. KLASIFIKASI HPV merupakan virus DNA dengan klasifikasi Familia : Papovaviridae Genus : Papillomavirus Spesies : Human Papillomavirus C. ETIOLOGI Penyebab dari kondiloma akuminata adalah Human Papilloma Virus (HPV). HPV adalah virus DNA yang merupakan virus epiteliotropik Universitas Sumatera Utara(menginfeksi epitel) dan tergolong dalam famili Papovaviridae (Handoko, 2010; Zubier, 2003). Human Papillomavirus (HPV) diidentifikasi sebagai penyebab kondilomaakuminata. Kondiloma adalah kutil yang berlokasi di area genital (uretra, genitaldan rektum). Kondiloma merupakan penyakit menular seksual dan berpengaruh buruk bagi kedua pasangan. Masa inkubasi dapat terjadi sampai beberapa bulantanpa tanda dan gejala penyakit. Biasanya lebih banyak selama masa kehamilandan ketika terjadi pengeluaran cairan yang berlebihan dari vagina. Meskipun sedikit, kumpulan bunga kol bisa berkembang dan sebagai akibatnya adalah akumulasi bahan-bahan purulen pada belahanbelahan, biasanya berbau tidak sedap warnanya abu-abu, kuning pucat atau merah muda. Kondiloma akuminata merupakan tonjolan-tonjolan yang berbentuk bungakol atau kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang sampai membentuk kelompok yang berkembang terus ditularkan secara seksual. Kondiloma akuminata dijumpai pada berbagai bagian penis atau biasanya didapatkan melaluihubungan seksual melewati liang rectal disekitar anus, pada wanita dijumpai pada permukaan mukosa pada vulva, serviks, pada perineum atau disekitar anus. Kondiloma sering kali tampak rapuh atau mudah terpecah, bisa terssebar multifocal dan multisentris yang bervariasi baik dalam jumlah maupun ukurannya.Lesinya bisa sangat meluas sehingga dapat menguasai penampakan normal dananatomi pada genitalia. Daerah tubuh yang paling umum adalah frenulum, korona,glans pada pria dan daerah introitus posterior pada wanita.



D. PATOFISIOLOGI HPV merupakan kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30 jenis HPVdapat menginfeksi traktus anogenital. Virus ini menyebabkan lokal infeksi danmuncul sebagai lesi kondiloma papilomatous. Infeksi HPV menular melaluiaktivitas seksual Kebanyakan infeksi HPV di daerah anogenital didapatkan melalui hubungan seksual. Setelah akuisisi, HPV menginfeksi sel basal dari anogenital epitelium. HPV bereplikasi dan berbentuk virion saat sel basal berdiferensiasi dan tumbuh ke permukaan epitel. Spektrum penyakit tergantung pada tingkat mitosis dan penggantian epitel dengan sel basaloid yang immatur (V. Chin-Hong dan M. Palefsky, 2007). Papiloma virus bersifat epiteliotropik dan reflikasinya tergantung dariadanya epitel skuamosa yang berdeferensisasi. DNA virus dapat ditemui padalapisan bawah epitel, namun struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan basalsel yang terkena ditandai dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan menjadihiperplasia (akantosis), pars papilare pada dermis memanjang. Gambaranhiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila kutil telah ditemui pada waktu yanglama atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana stratum korneum hanyamengandung 2 lapisan sel yang parakeratosis. Koibeytes terpancar – pencar keluar dari lapisan terluar dari kutil genialia. Merupakan sel skuamosa yang zona mature perinuclear yang luas dibatasi dari peripheral sitoplasma. Intinya bisa diperluasdan hyperchromasi, 2 atau lebih nuclei / inti bisa terlihat. Penelitian ultrastrukturalmenunjukkan adanya partikel-partikel virus pada suatu bagian nuclei sel.Koilositosis muncul untuk menunjukkan kembali suatu efek cytopathic spesifik dari HPV.



E. MANIFESTASI KLINIS Kondiloma akuminata sering muncul disaerah yang lembab, biasanya pada penis, vulva, dinding vagina dan dinding serviks dan dapat menyebar sampaidaerah perianal, berbau busuk, warts/kutil memberi gambaran merah muda, flat,gambaran bunga kolPada pria dapat menyerang penis, uretra dan daerah rektal. Infeksi dapatdormant atau tidak dapat dideteksi, karena sebagian lesi tersembunyi didalamfolikel rambut atau dalam lingkaran dalam penis yang tidak disirkumsisi.Pada wanita condiloma akuminata menyerang daerah yang lembab dari labiaminora dan vagina. Sebagian besar lesi timbul tanpa simptom. Pada sebagiankasus biasanya terjadi perdarah setelah coitus, gatal atau vaginal dischargeUkuran tiap kutil biasanya 1-2 mm, namun bila berkumpul



sampai berdiameter 10, 2 cm dan bertangkai. Dan biasanya ada yang sangat kecil sampaitidak diperhatikan. Terkadang muncul lebih dari satu daerah. Pada kasus yang jarang, perdarahan dan obstruksi saluran kemih jika virus mencapai saluran uretra.Memiliki riwayat kehidupan seksual aktif dengan banyak pasangan F. KOMPLIKASI Berbagai jenis HPV menyebabkan kutil umum pada tangan atau kaki. HPV juga dapat mengakibatkan masalah pada mulut atau pada lidah dan bibir. Beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kutil kelamin pada penis, vagina dan dubur. Jenis HPV lain dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal yang disebut displasia. Displasia dapat berkembang menjadi kanker dubur pada laki-laki dan perempuan, dan kanker leher rahim (cervical cancer), atau kanker penis. Displasia di sekitar dubur disebut neoplasia intraepitelial anal (anal intraepithelial neoplasia/AIN). Epitel adalah lapisan sel yang meliputi organ atau menutupi permukaan tubuh yang terbuka. Neoplasia berarti perkembangan baru sel yang tidak normal. AIN adalah perkembangan sel baru yang tidak normal pada lapisan dubur. Displasia pada daerah leher rahim disebut neoplasia intraepitelial serviks (cervical intraepithelial neoplasia/CIN). Kanker serviks merupakan penyebab kematian akibat kanker yang terbesar setelah kanker  payudara pada wanita di negara-negara berkembang, bahkan tiap tahunnya sekitar seperempat  juta wanita meninggal karena penyakit ini. Tidak hanya itu, kanker serviks juga berdampak pada sekitar setengah juta wanita tiap tahunnya dan 80% penderita kanker serviks hidup di negara-negara dengan pendapatan penduduk yang rendah atau sedang. Menurut penelitian yang dikemukakan oleh yayasan kanker Indonesia menyatakan bahwa tiap 1 jam, seorang wanita di Indonesia meninggal akibat kanker serviks. Peristiwa kanker serviks diawali dari normal serviks yang terinfeksi HPV dan menyebabkan timbulnya displasia sehingga menimbulkan kanker. Kanker Serviks cenderung muncul pada wanita usia 35-55 tahun (pada saat usia produktif). Namun dapat pula muncul pada perempuan  berusia lebih muda. Penyebab dari kanker ini adalah Human Papilloma Virus yaitu sejenis virus yang menyerang manusia dan berpotensi menyebabkan terjadinya komplikasi dan kemandulan. Serviks normal bentuknya lurus, sedangkan serviks yang terinfeksi bentuknya membesar, keluar karena berkutil. Inilah yang menyebabkan rasa sakit pada penderita kanker serviks saat melakukan hubungan seks.



Beberapa faktor yang dapat mempermudah terinveksi virus HPV yaitu menikah atau memulai aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari 18 tahun), berganti-ganti pasangan seks (pasangan wanita tersebut maupun pasangan suaminya), wanita melahirkan banyak anak (sering melahirkan), sering menderita infeksi di daerah rahim, dan wanita perokok yang mempunyai resiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Perlu diingat bahwa setiap perempuan beresiko untuk terinfeksi HPV walaupun setia pada satu pasangan. Pasangan yang terinfeksi akan menjadi sumber infeksi HPV bagi wanita lainnya. Ternyata walaupun kanker leher rahim adalah penyakit perempuan tetapi lelaki memiliki peran  penting di dalam penyebarannya. Lelaki yang pernah menikah dengan perempuan penderita kanker leher rahim otomatis bisa menularkan penyakit tersebut kepada perempuan lain melalui hubungan seksual. Maka disarankan pada kaum lelaki yang suka ”jajan” agar berhati-hati, sebab  bukan tidak mungkin ia menjadi media perantara penyakit kanker leher rahim ke istrinya sendiri. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah lesi (kutil) dapat membesar dan tumbuh bersama. Tetapi resiko terbesar dari HPV adalah kanker leher rahim atau bahkan kematian. Kanker leher rahim dapat dideteksi dengan menggunakan tes Pap sehingga pertumbuhan sel yang abnormal  pada leher rahim tersebut terdeteksi lebih awal dan dapat dilakukan konisasi (mengambil bagian sel yang berubah) sebelum ia berkembang menjadi kanker. G. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Identitas Klien : Nama



: Ny.U



Jenis Kelamin



: Perempuan



Umur



: 36 Tahun



Status Perkawinan



: Menikah



Pekerjaan



: Ibu Rumah Tangga



Agama



: Islam



Pendidikan Terakhir : SMK Alamat



: Jl.Karang Asam gg.6



Diagnosa Medis



: Ca.Serviks Stadium IIB



Nomor Register



: 01028899



MRS



: 30 April 2020



Tgl Pengkajian



: 30 April 2020



2. Identitas Suami Klien : Nama



: Tn.J



Umur



: 33 tahun



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: Swasta



Alamat



: Jl.Karang Asam gg.6



3. Keluhan Utama Saat dikaji tanggal 30 April 2020 pada pukul 08.30 WITA, pasien mengatakan keluar darah bergumpal dari kemaluan dan terasa nyeri pada perut bagian bawah. 4. Alasan Kunjungan Perdarahan Pervaginam 5. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit sering mengalami keputihan serta keluar darah bergumpal dari kemaluan selama lebih dari 3 bulan, awalnya pasien mengira hal tersebut adalah haid namun karena berlangsung cukup lama akhirnya pada tanggal 25 Maret 2020 suami pasien membawa pasien untuk memeriksakan keadaannya ke RS Hermina. Setelah dilakukan pemeriksaan di RS Hermina Samarinda barulah pasien mengetahui bahwa pasien menderita kanker serviks dan telah mencapai stadium IIb. Kemudian pasien dirujuk ke rumah sakit umum Abdul Wahab Sjahranie untuk dilakukan pengobatan dengan kemoradioterapi. Pasien masuk ke rumah sakit umum Abdul Wahab Sjahranie melalui IGD tanggal 30 April 2020 pukul 24.15 WITA karena mengalami perdarahan yang cukup banyak dari kemaluan dan kemudian di rawat di ruang Mawar dan sedang menunggu untuk proses pengobatan kemoradioterapinya. Saat dilakukan pengkajian tanggal 30 April 2020 jam 08.30 WITA pasien mengatakan masih keluar darah dari kemaluan terasa sedikit nyeri pada area perut bagian bawah dengan skala nyeri 4, seperti ditusuk-tusuk, selama 4-8 menit dan terasa hilang timbul, pasien mengatakan cemas akan kondisinya, pasien mengatakan takut penyakitnya semakin parah setelah kemoterapi,



pasien mengatakan kepala pusing, pasien terlihat pucat, lemas, pasien sering menanyakan tentang kondisinya pada perawat. 6. Riwayat Kesehatan Dahulu Pasien mengatakan sebelumnya pernah di rawat di rumah sakit karena sakit kanker serviks 1 bulan yang lalu. 7. Riwayat Kesehatan Keluarga Pasien mengatakan ibu pasien menderita penyakit kanker payudara 8. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan Pasien mengatakan tidak pernah meminum alkohol, merokok, ataupun mengkonsumsi obat-obatan 9. Riwayat Menstruasi Menarche : 11 tahun Siklus : 28 hari Teratur/tidak : teratur Lamanya : 5 hari Banyaknya : 3x ganti pembalut Masalah/ keluhan : keputihan 10. Riwayat Kontrasepsi  Alat kontrasepsi yang pernah dipakai : pil  Kapan dipakai : tahun 2010  Tujuan : berhenti punya anak  Lama : 10 tahun  Kapan berhenti : tahun 2020  Alasan berhenti : setelah terkena penyakit kanker serviks 11. Keadaan Umum



: Pasien terlihat pucat Posisi pasien duduk Terpasang alat medis



IVFD Kesadaran



: Compos Mentis E4M6V5



Tanda – Tanda Vital : TD : 130/80 mmHg Nadi : 84 kali/menit RR : 18 kali/menit Temp : 36,4 oC



Kenyamanan/nyeri



: P : nyeri perut bagian bawah : Q : seperti ditusuk-tusuk : R : perut bawah sampai vagina :S:4 : T : Hilang timbul



Pemeriksaan Kepala Kepala



: Simetris, kepala bersih, penyebaran rambut merata,



warna rambut hitam muka pucat, dan kepala terasa pusing Mata



: Sklera putih, konjungtiva anemis, palpebra tidak ada



edema, refleks cahaya +, pupil isokor. Hidung



: Pernafasan cuping hidung tidak ada, posisi septum



nasal simetris, lubang hidung bersih, tidak ada penurunan ketajaman penciuman dan tidak ada kelainan Rongga Mulut dan Lidah



: Warna bibir merah muda, lidah warna merah muda,



mukosa lembab, ukuran tonsil normal, letak uvula simetris ditengah Pemeriksaan Thorax Keluhan : Pasien tidak ada keluhan sesak nafas, nyeri waktu bernafas dan batuk Inspeksi : Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 18 kali/menit, irama nafas teratur, pernafasan cuping hidung tidak ada, penggunaan otot bantu nafas tidak ada, pasien tidak menggunakan alat bantu nafas. Palpasi : Vokal premitus teraba diseluruh lapang paru Ekspansi paru simetris, pengembangan sama di paru kanan dan kiri Tidak ada kelainan Perkusi : Sonor, batas paru hepar ICS 5 dekstra Auskultasi : Suara nafas vesikuler dan tidak ada suara nafas tambahan Pemeriksaan Sistem Pencernaan dan Status Nutrisi a. BB : 49 Kg b. TB : 158 Cm c. IMT : 19,62 (normal) d. Terdapat penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhir dari awalnya BB adalah 51 Kg menjadi 49 Kg e. Asupan makan tidak berkurang dan tidak ada mual f. BAB - 1 kali sehari - Konsistensi lunak



g. Diet - Jenis diet NTKTP - Frekuensi makan 3 kali sehari - Nafsu makan baik Porsi makan habis h. Abdomen Inspeksi - Bentuk : Bulat - Tidak ada bayangan vena - Tidak terlihat adanya benjolan - Tidak ada luka operasi pada abdomen - Tidak terpasang drain Auskultasi - Peristaltik 15 kali/menit Palpasi - Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah - Tidak teraba adanya massa - Tidak ada pembesaran pada hepar dan lien Perkusi - Shifting Dullness (-) - Tidak ada nyeri pada pemeriksaan perkusi ginjal Genitalia Terdapat perdarahan pervagina Pengkajian Psikososial a. Pasien cemas dengan kondisi penyakitnya b. Pasien takut penyakitnya semakin memburuk setelah kemoterapi c. Pasien takut perdarahan akan terus terjadi d. Pasien sering menanyakan kondisinya pada perawat d. Ekspresi pasien terhadap penyakitnya adalah murung e. Pasien kooperatif saat interaksi f. Pasien tidak mengalami ganguan konsep diri Personal Hygiene a. Mandi 2 kali sehari b. Keramas 3 hari sekali c. Memotong kuku setiap 1 minggu sekali d. Ganti pakaian 2 kali sehari e. Sikat gigi 2 hari sekali Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium tanggal 2/5/2019 1. Leukosit 15,86 10^3/𝜇L (Normal: 4,80-10,80 10^3/𝜇L) 2. Eritrosit 3,36 10^6/𝜇L (Normal: 4,20-5,40 10^6/𝜇L) 3. Haemoglobin 7,9 g/dl (Nomal: 12-16 g/dl) 4. Hematokrit 24,5 % (Normal: 37-54%)



Rontgen tanggal Kesan : Foto thorax dalam batas normal Echocardiography tanggal 1/5/2019 Kesan : Normal Echocardiography Patologi Anatomi Kesimpulan : Cervix, biopsi : carsinoma cervix invasiv



12. Analisa Data ANALISA DATA No



1



2



Data Data subjektif :  Pasien mengatakan keluar darah bergumpal dari kemaluan  Pasien mengatakan terkadang kepala terasa pusing Data Objektif :  Pasien terlihat pucat  Konjungtiva anemis  CRT > 2 detik  Hemoglobin 7,9 g/dl  Hematokrit 24,5 % Data subjektif :  Pasien mengatakan nyeri perut bagian bawah P : nyeri kanker serviks Q : seperti ditusuk-tusuk R : nyeri perut bagian bawah hingga vagina S : skala nyeri 4 T : hilang timbul



Etiologi



Penurunan konsentrasi hemoglobin



Masalah Keperawatan



Perfusi perifer tidak efektif



Penekanan syaraf lumbosakralis



Nyeri kronis



Kurang terpapar informasi



Ansietas



Data Objektif :  Pasien terlihat meringis ketika nyeri timbul  Nyeri tekan pada perut bagian bawah  TD : 140/80 mmHg  N : 98 x/menit 3



4



Data subjektif :  Pasien mengatakan cemas akan kondisi penyakitnya  Pasien mengatakan takut perdarahan akan terus terjadi  Pasien mengatakan takut penyakitnya semakin memburuk setelah kemoterapi Data Objektif :  Pasien sering menanyakan tentang kondisinya pada perawat  Pasien terlihat murung  Hasil pemeriksaan patologi anatomi: Kesimpulan : Cervix, biopsi : carsinoma cervix invasive Data subjektif : Data Objektif :  Pasien terlihat lemas  Leukosit : 15,86 10^3/𝜇L



Ketidakadekuatan pertahanan Resiko infeksi tubuh sekunder (imunosupresi)



13. Diagnosa Keperawatan DIAGNOSA KEPERAWATAN No



Tanggal ditemukan



Diagnosa keperawatan Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin



1



30/04/2020



2



30/04/2020



3



30/04/2020



4



30/04/2020



Nyeri kronis b.d penekanan syaraf lumbosakrlis



Ansietas



b.d



kurang



terpapar informasi



Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (imunosupresi)



14. Perencanaan PERENCANAAN No



Tanggal ditemukan



Diagnosa Keperawatan



1



30/04/2020



Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin



Tujuan dan Kriteria Hasil



Intervensi Keperawatan



NOC : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 6x24 jam diharapkan perfusi perifer efektif dengan kriteria hasil :



SIKI : Perawatan Sirkulasi I.02079 1.1. Periksa sirkulasi perifer 1.2. Identifikasi faktor resiko gangguan pada sirkulasi 1.3. Monitor adanya panas, kemerahan, nyeri atau bengkak ekstermitas 1.4. Catat hasil lab Hb dan Ht 1.5. Lakukan hidrasi 1.6. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan pemberian tranfusi darah 1.7. Berikan tranfusi darah



1. 2. 3. 4.



Tekanan systole dan diastole dalam rentang normal TD : 120/80 mmHg Tidak ada ortostatik hipertensi Kapilarirefil < 2 detik Hemoglobin normal (10 g/dl)



2



30/04/2020



Nyeri kronis b.d penekanan syaraf lumbosakrlis



NOC : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 6x24 jam diharapkan pasien mampu untuk mengontrol dan menunjukkan tingkat nyeri dengan kriteria hasil : 1. 2. 3.



4. 3



30/04/2020



Ansietas b.d kurang terpapar informasi



Mengenal faktor-faktor penyebab nyeri Melaporkan nyeri, frekuensi, dan lamanya Tanda-tanda vital dalam rentang normal TD : 120/80 mmHg Nadi :60-80 x/menit Suhu : 36,5-37⁰C RR : 16-20 x/menit Klien melaporkan nyeri berkurang



SIKI : Manajemen Nyeri I.08238 2.1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri 2.2. Identifikasi skala nyeri 2.3. Identifikasi respons nyeri non verbal 2.4. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri 2.5. Fasilitasi istirahat dan tidur 2.6. Jelaskan penyebab, periode, pemicu nyeri 2.7. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri 2.8. Berikan analgetik



NOC : SIKI : Setelah dilakukan asuhan Reduksi Ansietas I.09314 keperawatan selama 1x24 jam diharapkan masalah ansietas teratasi dengan kriteria hasil : 1. Pasien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas 2. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan 3. Tanda-tanda vital dalam batas normal TD : 120/80 mmHg Nadi : 60-80 x/menit Suhu : 36,5-37⁰C RR : 16-20 x/menit



4



30/04/2020



3.1. Monitor tanda-tanda ansietas 3.2. Ciptakan suasana yang terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan 3.3. Pahami situasi yang membuat ansietas 3.4. Dengarkan dengan penuh perhatian 3.5. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan 3.6. Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang mungkin dialami 3.7. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis 3.8. Anjurkan keluarga agar tetap bersama pasien, jika perlu 3.9. Latih teknik relaksasi Resiko infeksi NOC : SIKI : b.d Setelah dilakukan asuhan Pencegahan Infeksi I.14539 ketidakadekuatan keperawatan selama 6x24 jam 4.1. Monitor tanda dan gejala pertahanan tubuh diharapkan tidak terjadi infeksi infeksi lokal dan sistemik sekunder (imunosupresi) dengan kriteria hasil : 4.2. Cuci tangan sebelum dan (D.0142) 1. Pasien bebas dari tanda dan sesudah kontak dengan gejala infeksi pasien dan lingkungan 2. Menunjukkan kemampuan pasien mencegah timbulnya infeksi 4.3. Jelaskan tanda dan gejala 3. Jumlah leukosit dalam batas normal infeksi (4,80-10,80 10^3/𝜇L) 4.4. Jelaskan cara mencuci 4. Menunjukkan prilaku hidup tangan dengan benar sehat 4.5. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi 4.6. Berikan antibiotik



15. Pelaksanaan PELAKSANAAN No 1



Tanggal/Jam 30/04/2020 08.35 08.55



09.08



09.10 09.11 09.15 09.17 10.46 10.47 10.50 11.05 11.15



Tindakan Keperawatan 1.2. Menanyakan adanya perdarahan pervaginam 2.8. Memberikan obat injeksi Asam Traneksamat 1 amp/IV dan antrain 1 amp/IV 2.2. Mengkaji skala nyeri berdasarkan PQRST



2.3. Melihat reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan 2.6. Memberikan penjelasan tentang penyebab nyeri 1.1. Melihat adanya tanda dan gejala gangguan sirkulasi perifer 2.7. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam 1.4. Melihat hasil laboratorium (hemoglobin dan hematokrit) 1.6. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan pemberian tranfusi darah 3.8. Mendorong keluarga untuk menemani pasien 1.5. Memasang perlengkapan tranfusi 3.1. Mengukur tanda-tanda vital



11.28



1.7. Memberikan tranfusi darah



13.05



4.1. Melihat hasil (leukosit)



laboratorium



Evaluasi Tindakan Pasien mengatakan keluar bergumpal dari kemaluan Tidak ada reaksi alergi



darah



P : nyeri kanker serviks Q : seperti ditusuk-tusuk R :nyeri perut bagian bawah hingga vagina S : skala nyeri 4 T : hilang timbul Ny.U terlihat meringis menahan sakit Ny.U mengatakan mengerti, dan dapat menyebutkan kembali penyebab nyeri CRT > 2 detik, konjungtiva anemis, muka pucat Ny. U mengatakan merasa lebih nyaman setelah melakukan nafas dalam secara berulang-ulang Hemoglobin 7,9 g/dl Hematokrit 24,5 % Ny.U dan keluarga memahami pentingnya tranfusi darah Keluarga pasien mengatakan akan selalu menemani pasien Ny. U telah dipasang blood set dengan Nacl 0.9 % 20 tpm TD : 130/80 mmHg N :84x/menit Suhu : 36,4⁰C RR :18x/menit Ny.U dan keluarga memahami dan dapat menyebutkan tanda dan gejala alergi darah dan akan melapor jika salah satu tanda muncul Ny.U terpasang tranfusi darah Golongan Darah : O No.PDUT : 14968 Jenis tranfusi : PRC Volume : 265 cc Leukosit : 15,86 10^3/𝜇L



2



13.03



3.1 Melihat tanda gejala cemas



13.14



3.6. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan selama pengobatan



13.15



4.3. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi



01/05/2020 08.45



08.47



08.50



09.03 09.05



09.11 09.12 11.30



11.32



11.34 11.35 11.36



3



02/05/2020 08.46



3.3. Menanyakan penyebab kecemasan pasien 3.6.



Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan selama pengobatan



3.7. Melakukan penyuluhan kesehatan tentang efek samping dan penanganan dari kemoradioterapi yang akan dilakukan 2.8. Memberikan obat injeksi Asam Traneksamat 1 amp/IV dan antrain 1 amp/IV 4.2. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga cara mencuci tangan yang benar 4.5. Menanyakan tentang nafsu makan pasien 1.2. Menanyakan adanya perdarahan pervaginam 2.3. Mengukur tanda-tanda vital



2.2. Mengkaji skala nyeri berdasarkan PQRST



2.7. Menganjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam 2.3 Melihat reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan 3.4. Mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaannya



1.2. Menanyakan adanya perdarahan pervaginam



Ny.U terlihat murung dan ekspresi wajah sedih Ny.U mengatakan paham dengan prosedur yang akan dilakukan dan akan mengikuti pengobatan yang telah diberikan oleh dokter Ny.U dan keluarga memahami tanda dan gejala infeksi Ny. U mengatakan takut karena dirinya menderita kanker dan takut tidak dapat sembuh Ny.U mengatakan paham dengan prosedur pengobatan yang dilakukan, Ny.U mengatakan lebih tenang dan akan mengikuti pengobatan yang diberikan oleh dokter Ny.U dan keluarga mendengarkan dengan antusias dan bertanya saat penyuluhan. Ny.U menyebutkan efek samping dan penanganannya dari kemoradioterapi Tidak ada reaksi alergi Ny.U dan keluarga dapat mempraktekkan cara mencuci tangan yang benar Ny.U mengatakan nafsu makan baik dan tidak ada mual Ny.U mengatakan darah yang keluar dari kemaluan berkurang TD : 120/70 mmHg N : 80 x/menit RR : 20x/menit Suhu : 36,6⁰C P : nyeri kanker serviks Q : seperti ditusuk-tusuk R : nyeri perut bagian bawah hingga vagina S : skala nyeri 4 T : hilang timbul Pasien mempraktekkan teknik relaksasi nafas dalam dengan benar Pasien terkadang meringis menahan sakit Pasien mengatakan akan tetap semangat dan tidak ingin terlalu stress karna akan fokus menjalani pengobatan yang akan dilakukan agar cepat sembuh Ny.U mengatakan terkadang darah bergumpal masih keluar dari kemaluan



08.48 09.06 09.07



4



2.8. Memberikan obat injeksi Asam Traneksamat 1 amp/IV dan antain 1 amp/IV 4.5. Menganjurkan pasien untuk meningkatkan asupan nutrisi 2.2. Mengkaji skala nyeri berdasarkan PQRST



10.05



2.7.



10.06



2.3. Mengukur tanda-tanda vital



03/05/2020 08.25 08.35



08.40 08.41



Menjelaskan tentang cara mengontrol nyeri dengan metode distraksi



1.4. Melihat hasil laboratorium (hemoglobin dan leukosit) 2.2. Mengkaji skala nyeri berdasarkan PQRST



2.7.



Menanyakan tentang cara mengontrol nyeri dengan distraksi 2.7. Mengobservasi penerimaan pasien tentang manajemen nyeri



10.55



2.8. Memberikan obat injeksi Asam Traneksamat 1 amp/IV dan antain 1 amp/IV 1.2. Menanyakan tentang adanya perdarahan pervaginam 1.5. Mengganti cairan infus



11.20



2.3. Mengukur tanda-tanda vital



11.25



1.7. Memberikan tranfusi darah



08.42 08.43



Tidak ada reaksi alergi Ny.U mengatakan berusaha meningkatkan asupan nutrisi P : nyeri kanker serviks Q : seperti ditusuk-tusuk R : nyeri perut bagian bawah hingga vagina S : skala nyeri 4 T : hilang timbul Ny.U dapat menyebutkan cara-cara mengontrol nyeri dengan metode distraksi seperti menyanyi atau menonton tv atau video TD : 110/80 mmHg N : 84x/menit RR : 20x/menit Suhu : 36,7⁰C Hemoglobin : 9.1 g/dl Leukosit : 14,55 10^3/𝜇L P : nyeri kanker serviks Q : seperti ditusuk-tusuk R : nyeri perut bagian bawah hingga vagina S : skala nyeri 4 T : hilang timbul Ny.U mengatakan teknik distraksi nyeri yang dapat dilakukan seperti menyanyi, memabaca, menonton. Ny.U mengatakan jika nyeri timbul, pasien akan menarik nafas dalam melalui hidung menahannya sebentar dan menghembuskan secara perlahan lewat mulut Tidak ada reaksi alergi Ny.U mengatakan masih keluar darah bergumpal dari kemaluan Telah terpasang blood set dan cairan telah diganti Nacl 0,9 % 20 tpm TD : 110/80 mmHg N : 78x/menit RR:18x/menit Suhu : 36,8⁰C Ny.U dan keluarga memahami dan dapat menyebutkan tanda dan gejala alergi darah dan akan melapor jika salah satu tanda muncul Ny.U terpasang tranfusi darah Golongan Darah : O No.PDUT : 14722 Jenis tranfusi : PRC



Volume : 255 cc 5



04/05/2020 08.25



08.45 08.46 09.47



09.48



09.49 11.15



6



2.5. Menanyakan tentang pola tidur pasien 2.8. Memberikan obat injeksi Asam Traneksamat 1 amp/IV dan antain 1 amp/IV 1.2. Menanyakan adanya perdarahan pervaginam 2.2. Mengkaji skala nyeri berdasarkan PQRST



2.7. Menganjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi nafas dalam 4.5. Menganjurkan pasien untuk menjaga asupan nutrisi 2.3. Mengukur tanda-tanda vital



11.20



1.5. Mengganti cairan infus



05/05/2020 09.05



11.45



2.8. Memberikan obat injeksi Asam Traneksamat 1 amp/IV dan antain 1 amp/IV 1.2. Menanyakan tentang adanya perdarahan 1.3. Menganjurkan pasien dan keluarga memonitor tanda dan gejala perdarahan 2.3. Mengukur tanda-tanda vital



11.46



1.4. Melihat hasil laboratorium



09.06 09.07 11.40



2.2. Mengkaji skala nyeri



Ny.U mengatakan dapat tidur nyenyak dan tidak ada gangguan pola tidur Tidak ada reaksi obat Ny.U mengatakan sekarang darah hanya keluar sedikit P : nyeri kanker serviks Q : seperti ditusuk-tusuk R : nyeri perut bagian bawah hingga vagina S : skala nyeri 3 T : hilang timbul Pasien dapat mempraktekkan teknik relaksasi nafas dalam secara berulang Ny.U mengatakan banyak makan terutama susu dan buah-buahan TD : 120/70 mmHg N: 80x/menit RR : 18x/menit Suhu :36,7⁰C Cairan infus telah terpasang RL 500 cc 20 tpm, aliran infus lancar Tidak ada reaksi alergi Ny.U mengatakan perdarahan telah berhenti Ny.U dan keluarga mengatakan paham dan akan melaporkan kepada perawat jika terjadi tanda dan gejala perdarahan TD : 110/70 mmHg N: 76x/menit RR : 18x/menit Suhu :36,4⁰C Hemoglobin : 10,7 g/dl Hematokrit : 28,7 % Leukosit : 14,76 10^3/𝜇L Ny.U mengatakan nyeri berkurang P : nyeri kanker serviks Q : seperti ditusuk-tusuk R : nyeri perut bagian bawah hingga vagina S : skala nyeri 3 T : hilang timbul



16. Evaluasi



Tanggal/Jam 01/05/2020 8.45



EVALUASI Diagnosa Keperawatan Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin (D.0009)



Nyeri kronis b.d penekanan syaraf lumbosakrlis (D.0078)



Evaluasi



S : ‐ Pasien mengatakan masih keluar darah bergumpal dari kemaluan ‐ Pasien mengatakan badan masih terasa lemas dan kepala pusing O : ‐ CRT > 2 detik, konjungtiva anemis, muka pucat ‐ Hemoglobin :7,9 g/dl ‐ Hematokrit : 24,5 % A : Masalah perfusi perifer tidak efektif teratasi sebagian P : ‐ Lanjutkan intervensi 1.1 Periksa sirkulasi perifer 1.2 Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi 1.3 Monitor adanya panas, kemerahan,nyeri atau bengkak ekstermitas 1.4 Catat hasil lab Hb dan Ht 1.5 Lakukan hidrasi 1.6 Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan pemberian tanfusi darah 1.7 Berikan tranfusi darah



S : ‐ Pasien mengatakan masih terasa nyeri ‐ Pasien mengatakan menggunakan teknik relaksasi nafas dalam saat nyeri timbul ‐ P : nyeri kanker serviks Q : seperti ditusuk-tusuk R :nyeri perut bagian bawah hingga vagina S : skala nyeri 4 T : hilang timbul O : ‐ Pasien terlihat meringis menahan sakit ‐ Masalah nyeri kronis teratasi sebagian A: ‐ Lanjutkan intervensi 2.1 Identifikasi lokasi,karakteristik, P:



durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri 2.2 Identifikasi skala nyeri 2.3 Identifikasi respons nyeri non verbal 2.4 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri 2.5 Fasilitasi istiahat dan tidur 2.6 Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri 2.7 Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri 2.8 Berikan analgetik



Ansietas b.d kurang terpapar informasi (D.0080)



Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (imunosupresi) (D.0142)



S:



‐ Pasien mengatakan lebih tenang setelah mendapatkan penjelasan tentang prosedur pengobatan yang akan O: dilakukan ‐ Pasien terlihat tenang A: ‐ Masalah ansietas teratasi sebagian ‐ Lanjutkan intervensi 3.1 Monitor tanda-tanda ansietas P: 3.2 Ciptakan suasana yang terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan 3.3 Pahami situasi yang membuat ansietas 3.4 Dengarkan dengan penuh perhatian 3.5 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan 3.6 Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang mungkin dialami 3.7 Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis 3.9 Latih teknik relaksasi



‐ Ny.U dan keluarga mengatakan paham dengan tanda dan gejala infeksi ‐ Pasien mengatakan masih keluar darah bergumpal dari kemaluan ‐ Leukosit: 15,86 10^3/𝜇L S : ‐ Masalah resiko infeksi tidak terjadi ‐ Lanjutkan intervensi 4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik 4.2 Cuci tangan sebelum dan sesudah O: kontak dengan pasien dan lingkungan 4.4 Jelaskan cara mencuci tangan yang benar A: 4.5 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi P: 4.6 Berikan antibiotik



02/05/2020 8.25



‐ Pasien mengatakan masih keluar darah bergumpal dari kemaluan ‐ CRT > 2 detik, konjungtiva anemis, muka pucat Masalah perfusi perifer tidak efektif teratasi sebagian ‐ Lanjutkan intervensi



Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin (D.0009)



1.1 Periksa sirkulasi perifer 1.2 Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi 1.3 Monitor adanya panas, kemerahan, nyeri atau bengkak ekstermitas 1.4 Catat hasil lab Hb dan Ht 1.5 Lakukan hidrasi 1.7 Berikan tranfusi darah Nyeri kronis b.d penekanan syaraf lumbosakrlis (D.0078)



S:



O:



A: P:



Ansietas b.d kurang terpapar informasi (D.0080)



‐ Pasien mengatakan masih terasa nyeri ‐ Pasien mengatakan merasa lebih nyaman dengan teknik nafas dalam ‐ P : nyeri kanker serviks Q : seperti ditusuk-tusuk R : nyeri perut bagian bawah hingga vagina S : skala nyeri 4 T : hilang timbul ‐ Pasien terlihat meringis menahan sakit TD: 110/80 mmHg Nadi: 84x/menit RR: 20x/menit Suhu : 36,7⁰C ‐ Masalah nyeri kronis teratasi sebagian ‐ Lanjutkan intervensi 2.1 Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri 2.2 Identifikasi skala nyeri 2.3 Identifikasi respons nyeri non verbal 2.4 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri 2.5 Fasilitasi istiahat dan tidur 2.6 Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri 2.7 Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri 2.8 Berikan analgetik



S : ‐ Pasien mengatakan paham dengan prosedur yang akan dilakukan dan akan mengikuti pengobatan yang telah diberikan oleh dokter ‐ Pasien mengatakan akan semangat dan



tidak ingin terlalu stress karena akan fokus menjalani pengobatan agar cepat sembuh ‐ Pasien dapat menyebutkan efek samping dari kemoterapi dan cara penangananya ‐ Pasien terlihat tenang TD: 110/80 mmHg Nadi: 84x/menit



P:



03/05/2020 09.05



A: ‐ Masalah ansietas teratasi ‐ Lanjutkan intervensi 3.1 Monitor tanda-tanda ansietas 3.4 Dengarkan dengan penuh perhatian 3.6 Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang mungkin dialami 3.7 Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan



Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (imunosupresi) (D.0142)



S : ‐ Pasien dan keluarga dapat menjelaskan tanda dan gejala infeksi O : ‐ Pasien dan keluarga dapat mempraktekkan cara mencuci tangan yang benar ‐ Tidak ada tanda dan gejala infeksi A : ‐ Masalah resiko infeksi tidak terjadi ‐ Lanjutkan intervensi P : 4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik 4.2 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan 4.5 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi 4.6 Berikan antibiotik



Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin (D.0009)



S: O: A: P:



Nyeri kronis b.d penekanan syaraf lumbosakrlis (D.0078)



S:



‐ Pasien mengatakan masih keluar darah bergumpal dari kemaluan ‐ Hemoglobin : 9,1 g/dl Hematokrit : 14,55 % Masalah perfusi perifer tidak efektif belum teratasi ‐ Lanjutkan intervensi 1.1 Periksa sirkulasi perifer 1.2 Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi 1.3 Catat hasil lab Hb dan Ht 1.5 Lakukan hidrasi 1.7 Berikan tranfusi darah ‐ Pasien mengatakan nyeri mas ‐ Pasien mengatakan merasa lebih nyaman dengan teknik nafas dalam ‐ P : nyeri kanker serviks Q : seperti ditusuk-tusuk R : nyeri perut bagian bawah hingga



vagina S : skala nyeri 4 T : hilang timbul ‐ Pasien dapat menjelaskan metode distraksi dalam penaganan nyeri ‐ Pasien terlihat tenang dan relaks TD: 110/80 mmHg Nadi: 78x/menit RR: 18x/menit



A: P:



04/05/2020 08.25



Suhu : 36,8⁰C ‐ Masalah nyeri kronis teratasi sebagian ‐ Lanjutkan intervensi 2.1 Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri 2.2 Identifikasi skala nyeri 2.3 Identifikasi respons nyeri non verbal 2.4 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri 2.5 Fasilitasi istiahat dan tidur 2.7 Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri 2.8 Berikan analgetik



Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (imunosupresi) (D.0142)



S : ‐ Pasien dan keluarga dapat menjelaskan tanda dan gejala infeksi O : ‐ Pasien dan keluarga dapat mempraktekkan cara mencuci tangan yang benar ‐ Tidak ada tanda dan gejala infeksi A: ‐ Masalah resiko infeksi tidak terjadi ‐ Lanjutkan intervensi P : 4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik 4.2 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan 4.5 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi 4.6 Berikan antibiotik



Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin (D.0009)



S: O: A: P:



‐ Pasien mengatakan hanya sedikit darah yang keluar dari kemaluan Pasien terlihat pucat, CRT > 2 detik, konjungtiva anemis Masalah perfusi perifer tidak efektif belum teratasi ‐ Lanjutkan intervensi 1.1 Periksa sirkulasi perifer 1.2 Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi 1.3 Catat hasil lab Hb dan Ht 1.5 Lakukan hidrasi 1.7 Berikan tranfusi darah



Nyeri kronis b.d penekanan syaraf (D.0078)



S:



O:



A: P:



Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (imunosupresi) (D.0142)



S: O:



P:



05/05/2020 08.55



Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin (D.0009)



S: O: A: P:



‐ Pasien mengatakan nyeri berkurang ‐ Pasien mengatakan merasa lebih nyaman dengan teknik nafas dalam Skala nyeri 4 ‐ Pasien dapat menjelaskan metode distraksi dalam penaganan nyeri ‐ Pasien terlihat tenang dan relaks TD: 120/70 mmHg Nadi: 80x/menit RR: 18x/menit Suhu : 36,7⁰C ‐ Masalah nyeri kronis teratasi sebagian ‐ Lanjutkan intervensi 2.1 Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri 2.2 Identifikasi skala nyeri 2.3 Identifikasi respons nyeri non verbal 2.4 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri 2.5 Fasilitasi istiahat dan tidur 2.8 Berikan analgetik



‐ Pasien dan keluarga dapat menjelaskan tanda dan gejala infeksi ‐ Pasien dan keluarga dapat mempraktekkan cara mencuci tangan yang benar ‐ Tidak ada tanda dan gejala infeksi A: ‐ Masalah resiko infeksi tidak terjadi ‐ Lanjutkan intervensi 4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik 4.2 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan 4.6 Berikan antibiotik ‐ Pasien mengatakan tidak ada lagi darah yang keluar dari kemaluan ‐ Hemoglobin : 10,7 g/dl Hematokrit : 28,7 % Masalah perfusi perifer tidak efektif teratasi sebagian ‐ Lanjutkan intervensi 1.1 Periksa sirkulasi perifer 1.2 Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi 1.5 Lakukan hidrasi



Nyeri kronis b.d penekanan syaraf lumbosakrlis (D.0078)



S:



O:



A: P:



Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (imunosupresi) (D.0142)



06/05/2020 09.02



Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin (D.0009)



‐ Pasien mengatakan nyeri berkurang ‐ Pasien mengatakan merasa lebih nyaman dengan teknik nafas dalam Skala nyeri 3 ‐ Pasien dapat menjelaskan metode distraksi dalam penaganan nyeri ‐ Pasien terlihat tenang dan relaks TD: 110/70 mmHg Nadi: 76x/menit RR: 18x/menit Suhu : 36,4⁰C ‐ Masalah nyeri kronis teratasi sebagian ‐ Lanjutkan intervensi 2.1 Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri 2.2 Identifikasi skala nyeri 2.3 Identifikasi respons nyeri non verbal 2.4 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri 2.5 Fasilitasi istiahat dan tidur 2.8 Berikan analgetik



S : ‐ Pasien dan keluarga dapat menjelaskan tanda dan gejala infeksi ‐ Pasien dan keluarga dapat mempraktekkan cara mencuci tangan yang benar O : ‐ Tidak ada tanda dan gejala infeksi ‐ Masalah resiko infeksi tidak terjadi A : ‐ Lanjutkan intervensi 4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi P : lokal dan sistemik 4.2 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan 4.6 Berikan antibiotik



S: O:



A: P:



‐ Pasien mengatakan tidak ada lagi darah yang keluar dari kemaluan ‐ Akral hangat, CRT < 2 detik, wajah pucat, konjungtiva anemis Hemoglobin : 10,7 g/dl Hematokrit : 28,7 % Masalah perfusi perifer tidak efektif teratasi sebagian ‐ Lanjutkan intervensi 1.1 Periksa sirkulasi perifer 1.2 Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi 1.5 Lakukan hidrasi



Nyeri kronis b.d penekanan syaraf lumbosakrlis (D.0078)



S:



O:



A: P:



Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (imunosupresi) (D.0142)



‐ Pasien mengatakan nyeri berkurang ‐ Pasien mengatakan merasa lebih nyaman dengan teknik nafas dalam Skala nyeri 3 ‐ Pasien dapat menjelaskan metode distraksi dalam penaganan nyeri ‐ Pasien terlihat tenang dan relaks TD: 120/70 mmHg Nadi: 78x/menit RR: 20x/menit Suhu : 36,9⁰C ‐ Masalah nyeri kronis teratasi sebagian ‐ Lanjutkan intervensi 2.1 Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri 2.2 Identifikasi skala nyeri 2.3 Identifikasi respons nyeri non verbal 2.4 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri 2.5 Fasilitasi istiahat dan tidur 2.8 Berikan analgetik



S : ‐ Pasien dan keluarga dapat menjelaskan tanda dan gejala infeksi O : ‐ Pasien dan keluarga dapat mempraktekkan cara mencuci tangan yang benar ‐ Tidak ada tanda dan gejala infeksi ‐ Leukosit 13,76 10^3/𝜇L A : ‐ Masalah resiko infeksi tidak terjadi ‐ Lanjutkan intervensi 4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan P: sistemik 4.2 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan 4.6 Berikan antibiotik



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Human Papilloma Virus (HPV) adalah jenis virus yang cukup lazim. Jenis yang berbeda dapat menyebabkan kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia) dalam atau di sekitar leher rahim atau dubur yang dapat menyebabkan kanker leher rahim atau dubur. HPV tidak hanya tertular melalui pertukaran cairan tubuh (terutama malalui hubungan seks, pertukaran jarum suntik untuk digunakan bersama,dll) tetapi juga lewat penggunaan barang secara bersama (handuk, sprei, dll), sentuhan (apabila ada kutil di badan), melalui ciuman (bila HPV sudah menyebabkan gangguan pada mulut), serta kurangnya kesadaran untuk menjaga kebersihan tubuh (terutama daerah sekitar organ kelamin).



B. Saran Untuk mahasiswa agar menghetahui bahwa penyakit kanker serviks yang disebabkan oleh HPV sangat berbahaya, sehingga kami menyarankan agar berhati hati dengan pergaulan bebas yang berkelanjutan dengan seks bebas. pencegahan penyakit yang disebabkan oleh HPV ialah melalui pengendalian yang meliputi pemeriksaan serologis dan pengobatan penderita. Dan apabila terjadi dalam informasi data serta penulisan makalah ini ada kesalahan kami mohon maaf dan berikan kami saran atau kritikannya



DAFTAR PUSTAKA



Dongoes, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta EGC http//www.surya online.com (di akses pada tanggal 17 desember 2009) http//departemen kesehatan RI.com(di akses pada tanggal 17 desember 2009) http//media informasi kesehatan. Com (di akses pada tanggal 17 desember 2009) Kamus kedokteran dorlan. www.prinpage kutilberbahaya.com (di akses pada tanggal 19 Desember 2009) www.beritajatim.com (di akses pada tanggal 19 Desember 2009) www.inilah.com. (di akses pada tanggal 19 Desember 2009) www.idionline.com (di akses tanggal 17 Desember 2009)