Makalah Maternitas HG Kel 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MATERNITAS “ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM”



DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2 DWILULU APRILIYA A. DOM



(20144010007)



NURRAHMA HADIONO



(20144010025)



NURYUYUN HAERUDDIN



(20144010030)



NURULHUDA DEYANI



(20144010017)



RIA HI KADER



(20144010031)



WIDYA WATY D. DJUNAIDI



(20144010046)



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE PRODI D III KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2021/2022



KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Keperawatan Maternitas dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarium” menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan yang belum tejangkau oleh kami, maka kami mengharapkan kritik dan saran serta masukan yang membangun demi kesempatan makalah ini. Pada kesempatan ini kami Kami mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada selaku dosen mata kuliah Keperawatan Meternitas



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Medis B. Konsep Dasar Keperawatan BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperemesis Gravidarium adalah mual dan muntah berlebihan yang terjadi selama masa hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari mual dan muntah normal yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan. Muntah yang berlebihan dan tidak terkendali selama masa kehamilan dapat menyebabkan kehilangan berat badan 5% dari berat badan awal sebelum hamil, dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, defisiensi nutrisi, serta ketorunia. Dalam penelitian yang dilakukan Herrell (2013) didapatkan bahwa sekitar 80% dari ibu hamil yang dirawat dengan hiperemsesis gravidarum melaporkan bahwa gejala yang dialaminya berlangsung sepanjang hari, dan hanya 1,8% yang melaporkan gejalanya terjadi di pagi hari. Gejala mual dan muntah yang dirasakan ini terjadi dalam waktu 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan dapat berlangsung selama kurang lebih 10 minggu dan akan berakhir dalam 20 minggu kehamilan. B. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi Hiperemesis Gravidarum 2. Untuk mengetahui etiologi Hiperemesis Gravidarum 3. Untuk mengetahui klasifikasi Hiperemesis Gravidarum 4. Untuk mengetahui diagnostik Hiperemesis Gravidarum 5. Untuk mengetahui tindakan Hiperemesis Gravidarum



BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Medis 1. Definisi Hiperemesis gravidarium adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umunya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998). Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Hiperemesis gravidarium (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232) Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan (Hellen Farrer, 1999). 2. Etiologi Penyebab Hiperemesis gravidarium belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998) 1) Umumnya terjadi pada primigravida, mola hidatisoda, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG. 2) Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan – perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin. 3) Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keenggangan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.



3. Klasifikasi Hiperemesis gravidarum dapat diklasifikasikan secara klinis menjadi hiperemesis gravidarum tingkat I,II dan III. 1) Hiperemesis Gravidarium Tingkat 1 Hiperemesis gravidarium dengan gejala tingkatan 1. Kondisi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu perubahan hormon estrogen dalam tubuh, peningkatan hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang diproduksi plasenta, kegemukan (obestitas), memiliki riwayat hiperemesis gravidarium, hamil pertama kali, genetik (ada keluarga mengalami hiperemesis), hamil anggut, mengandung anak kembatr, dan mengandung anak perempuan. Gejala paling umum pada penderita hiperemesis gravidarum tingkat 1, yakni: 



Badan terasa lemas dan lesu







Lidah menjadi kering







Sering muntah setiap selesai makan







Berkurangnya nafsu makan







Bobot badan menurun secara oerlahan







Mata tampak cekung



2) Hiperemesis gravidarum tingkat 2 Tingkatan hiperemesis gravidarum ke-2 ini umumnya terjajdi saat gejalannya tak usai.untuk penyebab hiperemesis gravidarum tingkat 2 hampir sama dengan tingkat 1,yakni ada perubahan hormon HCG,obesitas,genetik(salah satu keluarga pernah mengalami hiperemesis gravidarium),hamil anak kembar,mengandung anak berjenis kelamin perempuan,hamil anggur,obesitas dan daya imun lemah. Gejala paling umum pada penderita hiperemesis gravidarum tingkat 2, yakni: 



Muntah tak terkendali (terus menerus) dalam seharian dan terkadang berhenti cukup lama, lalu kambuh lagi







Lidah kering dan tampak kotor







Bobot badan turun derastis







Mata tampak cekung







Dehidrasi



3) Hiperemesis gravidarum tingkat 3 Faktor penyebab dari hiperemesis gravidarum tingkat 3 yaitu adanya gangguan ginjal, gangguan pada proses oksidasis lemak, kenaikan kadar hormon HCG, obesitas, kadar imun sangat menurun, kekurangan nutrisi, kemungkinan hamil anggur, mengandung anak kembar, mengandung anak perempuan, genetik, kondisi morning sickness berlebihan, masalah hiperemesis gravidarum tingkat 1 dan 2 yang tidak segera di atasi. Gejala paling umum pada penderita hiperemesis gravidarum tingkat 3 yakni: 



Gejala mual muncul dan hilang







Muntah berhenti sementara







Dehidrasi







Mata cekung







Cepat merasa haus



4. Diagnostik Pemeriksaan laboratorium yang dapat di lakukan pada pasien hiperemsis grafidarum:dipstik urin:ketonuria (keton+1atau lebih),keton berdampak buruk terhadap perkembangan janin.pemeriksaan darah untuk mendeteksi penulis seperti anemia dan infeksi. a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat): mencegah usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnoemalitas janin, melokalisasi plasenta. b. Urinalisis: kultur, mendeteksi bakteri, BUN. c. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH. 5. Tindakan Hiperemesisi Gravidarum Beberapa tindakan pengobatan yang muncul diberikan dokter pada pengidap hiperemesis gravidarum, antara lain :  Pemberian obat – obatan lewat suntikan, seperti vitamin B6, vitamin B12, serta antiemetik atau antimual umtuk merngankan gejala hiperemesis gravidarum  Pemasangan cairan infus, untuk menjaga asupan cairan yang dibutuhkan oleh pengidap agar terhimdar dari dehidrasi.



 Perubahan kebiasakan dan lingkungan, seperti banyak istrahat dan kurangi gerak, menggunakan pakaian longgar, menghidari aroma – aroma, suara bising, dan kedipan cahaya berlebihan yang dapat memicu mual. Selain itu, konsumsi kudapan kering ( misalnya biskuit ) secara berkala, konsumsi makanan tinggi karbohidrat tapi rendah lemak, serta minum air jahe ketika merasa mual. B. Konsep Dasar Keperawatan 1. Pengkajian 1) Data subjektif Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi. Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis. 2) Data objektif Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomituf yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah tampak merah. Kering dan pecah-pecah. Faring kering dan merah, dan pernapasan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis. b. Takikardia dan hipotensi dapat menunjukan dehidrassi hipovolemia. Pada penyakit yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat terjadi. c. Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit di hepar dapat ditemukan. d. Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasi. Kebutuhan Dasar Khusus a. Aktivitas istirahat Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (>100 kali per menit).



b. Integritas ego Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan. c. Eliminasi Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis: peningkatan konsentrasi urine. d. Makanan/cairan Mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu), nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5-10 kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering. e. Pernafasan Frekuansi pernafasan meningkat. f. Keamanan Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma. g. Seksualitas Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik. h. Interaksi sosial Perubahan status kesehatan/stressor kehailan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi



dan sakit, sistem



pendukung yang kurang. i. Pembelajaran dan penyuluhan 1) Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi kalau berlangsung sudah lama. 2) Berat badan turun lebih dari 1/10 dan berat badan normal. 3) Turgor kulit, lidah kering 4) Adanya aseton dalam urine Tes Laboratium



a. Pemeriksaan darah lengkap dengan asupan darah: nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang mungkin merupaka konsekuensi dari mal nutrisi. b. Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai konsentrasi tinggi sebagai akibat dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi. 2. Diagnosis Keperawatan Berdasarkan data pengkajian, diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada pasien hiperemesis gravidarum adalah meliputi: 1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d frekuensi mual dan muntah berlebihan. 2) Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan. 3) Hipertermia b.d dehirasi. 4) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum. 5) Nyeri b.d muntah yang berlebihan 6) Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi 7) Ansietas b.d perubahan fisiologis kehamilan 3. Intervensi Keperawatan a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d frekuensi mual dan muntah berlebihan. Observasi 1) Memonitor asupan dan keluarga makanan dan cairan serta ebutuhan kalori Terapeutik 2) Timbang berat badan secara rutin. 3) Diskusikan perilaku makan dan jumlah aktivitas fisik (termasuk olahraga) yang sesuai. 4) Lakukan kontrak perilaku (mis, target berat badan, tanggung jawab perilaku) 5) Dampingi kekamar mandi untuk pengamatan perilaku memuntahkan kembali makanan. 6) Berikan penguatan positif terhadap keberhasilan target sesuai kontrak. 7) Rencana program pengobatan untuk keperawatan dirumah (mis, medis, konseling)



Edukasi 1) Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan dan situasi pemicu pengeluaran makanan (mis, pengeluaran yang sengaja, muntah, aktivitas berlebihan) Kolaborasi : Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat badan, kebutuhan kalori dan pilihan makanan. b. Hipolemia b.d kekurangan intake cairan. Observasi 1) Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis, frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah) 2) Memonitor intake dan ouutput cairan. Terapeutik 1) Hitung kebutuhan cairan 2) Berikan asupan cairan oral. Edukasi 1) Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral 2) Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak Kolaborasi 1) Kolaborasi pemberian IV isotonis (mis, NaCl, Rl) c. Hipertermia b.d dehidrasi Observasi 1) Memonitor suhu tubuh 2) Memonitor kadar elektrolit Terapeutik 1) Longgarkan atau lepaskan pakaian Edukasi



1) Anjurkan tirah baring Kolaborasi 1) Pemberian cairan dan elektrolit IV, jika perlu d. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum. Observasi 1) Monitor kelelahan fisik dan emosional Terapeutik 1) Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan Edukasi 1) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap Kolaborasi 1) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan. e. Nyeri b.d muntah yang berlebihan Observasi 1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. Terapeutik 1) Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (mis, TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, arometerapi, teknik imajinasi terbimbing, kopres hangat/dingin, terapi bermain) Edukasi 1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri Kolaborasi 1) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu f. Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi Observasi 1) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri Terapeutik 1) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri



Edukasi 1) Anjurkan strategi meredakan nyeri Kolaborasi 1) Kolaborasi pemberian analgestik, jika perlu g. Ansietas b.d perubahan fisiologis kehamilan Observasi 1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah Terapeutik 1) Pahami situasi yang membuat ansietas Edukasi 1) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi 2) Latih teknik relaksasi Kolaborasi 1) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu 4. Implementasi Keperawatan Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan 5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan dimana perawat menilai hasil yang di harapkan terhadap perubahan diri ibu dan menilai sejauh mana masalah ibu dapat diatasi.



DAFTAR PUSTAKA SDKI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator Diagnostic. Jakarta: PPNI. SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definsi Dan Tindakan Keperawatan, (Edisi 1), Jakarta. PPNI. SDKI. (2019). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator Diagnostic. (Edisi 1), Jakarta: PPNI. SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definsi Dan Tindakan Keperawatan, (Edisi 1), Jakarta. PPNI.