Makalah Metode Participatory [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH METODE PARTICIPATORY LEARNING AND ACTION (PLA)



Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan



Dosen Pengampu : Herawati Mansyur., SST., M.Pd., M.Psi



Disusun Oleh : Sukma Chairinnisa



P17311174060



Ajeng Yulia Sari



P17311174061



Zahin Fakhiroh Annur



P17311174062



Mifta Amalia Darsono



P17311174063



Devira Natalia



P17311174064



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG JURUSAN KEBIDANAN TAHUN 2019



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Promosi Kesehatan tentang “Makalah Metode Participatory Learning And Action (PLA)”. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah “Makalah Metode Participatory Learning And Action (PLA)” ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembaca.



Malang, 23 Agustus 2019



Penyusun



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1 1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 3 2.1 Pengertian PLA ........................................................................................................... 3 2.2 Metode Perencanaan PLA ........................................................................................... 4 2.3 Penerapan Metode PLA .............................................................................................. 4 2.4 Prinsip-Prinsip PLA .................................................................................................... 5 2.5 Manfaat Metode PLA .................................................................................................. 6 2.6 Kekurangan Metode PLA ........................................................................................... 6 2.7 Kelebihan Metode PLA............................................................................................... 7 BAB 3 PEMBAHASAN ................................................................................................... 8 3.1 Evaluation of PLA (Participatory Learning and Action) Malaria ............................... 8 3.2 Program Peduli Lingkungan dengan Metode PLA ..................................................... 9 3.3 Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Dan Kader Mengenai Tanda Bahaya Kehamilan Dengan Metode PLA .............................................................................. 10 BAB 4 PENUTUP .......................................................................................................... 13 3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 13 3.2 Saran .......................................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 15



iii



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu: Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi (Mardikanto, 2015). Dalam



Bahasa



Indonesia



istilah



pemberdayaan



belum



memperoleh



pembakuan. Istilah lain yang sering digunakan adalah kemampuan. Adapun jika dilihat dari kata dasarnya, daya dapat diartikan: kemampuan untuk melakukan sesuatu atau bertindak, kekuatan, tenaga, muslihat dan akal, ikhtiyar, upaya. Menurut Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato (2015), pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat, terutama mereka yang miskin sumber daya, kaum perempuan dan kelompok yang terabaikan lainnya, didukung agar mampu meningkatkan kesejahteraannya secara mandiri. Dalam proses ini, PLA berperan sebagai fasilitator yang mendampingi proses pemberdayaan masyarakat. Participatory Learning and Action (PLA) adalah metodologi pendekatan pembangunan



(pengembangan



masyarakat)



yang



mengadopsi



konsep



pembelajaran masyarakat. Tokoh pengembang PLA adalah Robert Chambers dari Inggris, yang menyatakan bahwa salah satu sumber atau akar PLA adalah pemikiran Paulo Freire tentang pendidikan kritis atau pendidikan pembebasan yang



mengartikan



pembelajaran



masyarakat



sebagaipembelajaran



untuk



mengatasi masalah dan meningkatkan kualitas hidupnya. Itu sebabnya berkembang istilah pembelajaran aksi PLA, karena orang dewasa belajar agar bisa bertindak.



1



1.2 Rumusan Masalah a) Apa pengertian dari PLA? b) Apa saja metode perencanaan PLA? c) Bagaimana penerapan metode PLA? d) Apa saja prinsip-prinsip PLA? e) Apa saja manfaat metode PLA? f) Apa saja kekurangan metode PLA? g) Apa saja kelebihan metode PLA?



1.3 Tujuan a) Tujuan Umum Mahasiswa dapat memahami tentang metode Participatory Learning and Action b) Tujuan Khusus 1) Untuk mengetahui apa pengertian dari PLA 2) Untuk mengetahui apa saja metode perencanaan PLA 3) Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode PLA 4) Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip PLA 5) Untuk mengetahui apa saja manfaat metode PLA 6) Untuk mengetahui apa saja kekurangan metode PLA 7) Untuk mengetahui apa saja kelebihan metode PLA



2



BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian PLA Participatory learning and action (PLA) adalah sebuah proses pembelajaran partisipatif bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat untuk mengetahui dan mengenal penyakit malaria, sumber penyebab dan penularan malaria serta mampu mengidentifikasi potensi daerahnya dan melakukan community action plan dan ditindaklanjuti dengan kegiatan pemberantasan malaria berupa pengaliran dan penimbunan genangan air, pembuatan dan perbaikan saluran air, MCK dan lain-lain. PLA merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan untuk mengendalikan malaria dengan melibatkan partisipasi masyarakat dengan pendekatan PLA (Participatory Learning and Action) yang merupakan kegiatan pembelajaran ke masyarakat untuk dapat mengambil tindakan dalam pengendalian malaria. tujuan



dari



penelitian



ini



adalah



mendapatkan



informasi



dalam



mengevaluasi pelaksanaan Participatory Learning and Action malaria di Desa Bori Kecamatan Bacan Timur Kabupaten Halmahera Selatan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan penelitian terdiri dari 6 orang yaitu : 1. pengelola malaria 2.



kepala desa



3. kader malaria 4. desa 5. petugas 6. polindes dan tokoh masyarakat. .



3



2.2 Metode Perencanaan PLA Kegiatan PLA dimulai dengan melatih dua orang kader malaria desa setiap desa ditingkat kabupaten dan setelah pelatihan kader malaria desa kembali ke desa untuk melakukan kegiatan tindak lanjut berupa pertemuan fasilitasi



dengan



melaksanakan



stakeholder



upaya



desa,



pengendalian



membuat malaria



rencana yang



kerja



berfokus



dan pada



pemberantasan genangan air di desa yang berpotensi menjadi breeding site atau tempat perkembangbiakan nyamuk. Metode kegiatan PLA ini berawal dari penyiapan fasilitator ditingkat provinsi Maluku Utara dan Kabupaten Halmahera Selatan.Pada tahap ini juga dilakukan ujicoba Metode dan teknik PLA malaria oleh Tim Malaria Center dengan bekerjasama Unicef di beberapa daerah di wilayah Halmahera Selatan (Malaria Center Halsel, 2013) . Hasil ujicoba kemudian dilakukan pengembangan dan perbaikan dan selanjutnya dibabkukan menjadi sebuah modul pelatihan fasilitator yang saat di ini sudah banyak digunakan di berbagai daerah. tahapan selanjuutnya setelah pembuatan dan percetakan modul PLA adalah pelatihan fasilitator dan kader PLA malaria ditingkat kecamatan dan desa.



2.3



Penerapan Metode PLA Metode yang digunakan adalah metode partisipatif sehingga tumbuh keinginan yang kuat dimasyarakat untuk belajar dan saling berbagi pengetahuan dalam pertemuan tersebut. Dan dalam proses pertemuan tersebut



diselingi



dengan



permainan-permainan



sehingga



tidak



membosankan dan peserta tetap bersemangat untuk belajar bersama. Karena pada prinsipnya sistem pembelajaran orang dewasa adalah saling menghargai antar peserta. Data diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam (Indepth Interview) secara langsung terhadap informan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober tahun 2013 di Desa Bori. Pemilihan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling



4



dimana informan dipilih dengan sengaja, dengan menentukan kriteria informan. Informan adalah pengelola program malaria, kepala desa, kader malaria desa, petugas Polindes dan tokoh masyarakat. Informasi yang ingin digali dari penelitian ini antara lain pelaksanaan pertemuan fasilitasi PLA malaria, penyusunan rencana kegiatan masyarakat dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat desa dalam upaya pemberantasan malaria. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dikumpulkan dandianalisis dengan thematic analysis kemudian diinterprestasikan lalu disajikan dalam bentuk narasi . Tahap pertama dilakukan reduksi data yang merupakan proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang ditemukan dilapangan. Kemudian, data yang diperoleh digolongkan sesuai dengan variabel penelitian, lalu disajikan dalam bentuk teks berikut analisisnya dengan menggunakan fakta.fakta yang ada dilapangan. Setelah itu ditarik kesimpulan dengan melakukan pemaknaan atas pola pola peristiwa dan alur sebab akibat yang menjawab semua variabel dari penelitian ini.



2.4



Prinsip-Prinsip PLA 1. PLA merupakan proses belajar secara berkelompok yang dilakukan oleh semua pemangku kepentingan secara interaktif dalam suatu proses analisis bersama. 2. Multi perspektif, mencerminkan beragam interpretasi pemecahan masalah riil yang dilakukan oleh para pihak yang beragam dan berbeda cara pandangnya. 3. Spesifik lokasi, sesuai dengan kondisi para pihak yang terlibat. 4. Difasilitasi oleh ahli dan stakeholder (bukan anggota kelompok belajar) yang bertindak sebagai katalisator dan fasilitator dalam pengambil



5



keputusan dan (jika diperlukan) mereka akan meneruskannya kepada pengambil keputusan 5. Pemimpin perubahan, dalam arti bahwa keputusan yang diambil melalui PLA akan dijadikan acuan bagi perubahan-perubahan yang akan dilaksanakan oleh masyarakat setempat.Melalui kegiatan PLA, akan diperoleh beragam manfaat berupa: Segala sesuatu yang tidak mungkin dapat dijawab oleh ‘orang Luar, Masyarakat setempat akan memperoleh banyak pengetahuan yang berbasis pada pengalaman yang dibentuk dari lingkungan kehidupan mereka yang sangat kompleks



2.5



Manfaat Menggunakan Metode PLA 1. Melalui kegiatan PLA, akan diperoleh beragam manfaat berupa:Segala sesuatu yang tidak mungkin dapat dijawab oleh ‘orang luar’ 2. Masyarakat setempat akan memperoleh banyak pengetahuan yang berbasis pada pengalaman yang dibentuk dari lingkungan kehidupan mereka yang sangat kompleks 2



Masyarakat akan melihat bahwa masyarakat setempat lebih mampu untuk mengemukakan masalah dan solusi yang tepat dibandingkan orang luar



2.6



Kekurangan Metode PLA Penelitian dengan metode ini cakupannya masih sangat kecil, hanya sebatas aktualisasi PLA dalam memberdayakan masyarakat di Lubuk Bintialo. Untuk penelitian-penelitian selanjutnya diharap bisa memperluas cakupan karena desa ini sangat menarik sekali untuk diteliti. Desa terpencil dengan kondisi masyarakat yang sangat sederhana dan menjadi tantangan tersendiri bagi LSM untuk merangkul warga agar bersama-sama memajukan desa



6



2.7



Kelebihan metode PLA PLA merupakan sebuah pendekatan pemberdayaan yang memiliki keunggulan baik secara filosofis maupun nilai aksi dengan mengutamakan pada proses belajar bersama



7



BAB 3 PEMBAHASAN



3.1 Evaluation of PLA (Participatory Learning and Action) Malaria Upaya



pengendalian



malaria



dengan



melibatkan



partisipasi



masyarakat telah dilakukan di Kabupaten Halmahera Selatan sejak tahun 2008. Pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian malaria dilakukan dengan pendekatan Participatory Learning and Action (PLA), yakni kegiatan memberikan pembelajaran kemasyarakat untuk dapat mengambil tindakan dalam pengendalian malaria. Kegiatan PLA dimulai dengan melatih dua orang kader malaria desa setiap desa di tingkat kabupaten dan setelah pelatihan kader malaria desa kembali ke desa untuk melakukan kegiatan tindak lanjut berupa pertemuan fasilitasi dengan stakeholder desa, membuat rencana kerja dan melaksanakan upaya pengendalian malaria yang berfokus pada pemberantasan genangan air di desa yang berpotensi menjadi breeding site atau tempat perkembangbiakan nyamuk. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat dalam upaya mengurangi dan menghilangkan tempat perkembangbiakan nyamuk berdampak pada penurunan kasus malaria di Kabupaten Halmahera Selatan. Metode yang digunakan adalah metode partisipatif sehingga tumbuh keinginan yang kuat di masyarakat untuk belajar dan saling berbagi pengetahuan dalam pertemuan tersebut. Dan dalam proses pertemuan tersebut diselingi dengan permainan-permainan sehingga tidak membosankan dan peserta tetap bersemangat untuk belajar bersama. Berdasarkan teori dari Silbermen, bahwa cara pembelajaran dapat mempengaruhi tingkat daya ingat yakni demonstrasi (30%), diskusi (50%), praktik (75%) dan mengajar orang lain (90%). Teknik PLA seperti peta tubuh, peta desa dan transect walk dapat mempengaruhi daya ingat masyarakat 8



tentang penyakit malaria sehingga dapat menyampaikannya kemasyarakat lain dan mempengaruhi untuk mengambil sikap dan tindakan. Kegiatan pemberantasan malaria yang dilakukan dengan kegiatan kerja bakti rutin untuk menimbun genangan air dan membuat saluran air yang melibatkan masyarakat dan mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah.



3.2 Program Peduli Lingkungan dengan Metode Partisipatory Learning and Action Metode yang dipakai dalam pemberdayaan pengelolaan sampah ini yakni, Partisipatory Learning anad Action ( PLA ). PLA merupakan salah satu metode yang menggunakan pendekatan partisipasi penuh dengan seluruh audiens. Berdasarkan UU No 18 Tahun 2008 pengelolaan sampah didefinisikan



sebagai



kegiatan



yang



sistematis,



menyeluruh,



dan



berkesinambungan, yang meliputi pengurangan dan pengangan sampah. Pengertian pengelolaan bukan hanya menyangkut aspek teknis, tetapi mencakup juga aspek non-teknis, seperti bagaimana mengorganisir, bagaimana membiayai dan bagaimana melibatkan masyarakat penghasil limbah agar ikut berpartisipasi secara aktif atau pasif dalam aktivitas penanganan tersebut. Hal tersebut sejalan dengan konsep dari PLA yakni, learning by doing atau belajar sambil bekerja. Dengan metode PLA melalui kegiatan pengelolaan sampah organik dan non organic diharapkan menumbuhkan kesadaran penduduk Desa Pota Wangka untuk melihat bahwa sampah memiliki fungsi lain dengan kreasi baru yang lebih kreatif. Secara garis besar, pemberdayaan sekolah lingkungan ini dibagi ke dalam 3 tahap yakni, penumbuhan kesadaran akan kebersihan lingkungan dari sampah, kegiatan kreasi sampah menggunakan metode PLA, serta monitoring dan evaluasi. 9



Dari hasil penelitian pemberdayaan masyarakat di Desa Pota Wangka dengan salah satu pendekatan Participatory Learning and Action (PLA) dapat disimpulkan metode PLA menjadi salah satu opsi yang menarik dan mampu diterapkan. PLA yang dikenal juga sebagai learning by doing (belajar langsung) mampu diterapkan oleh LSM You Can melalui pelaksanaan kegiatan sekolah lingkungan. Walaupun kegiatan ini cakupannya masih sangat kecil dan terbatas , namun masyarakat sudah mampu menunjukkan keaktifan melalui kehadiran serta partisipasi nyata dalam kegiatan yang dilaksanakan di Desa Pota Wangka. 3.3 Peningkatan pengetahuan ibu hamil dan kader mengenai tanda bahaya kehamilan dengan Metode PLA Metode yang digunakan dalam aplikasi ipteks ini adalah pelatihan kader posyandu balita dan pendidikan kesehatan pada ibu hamil pemberian materi



terprogram pada kelas



kehamilan



menggunakan



denga



metode



ibu hamil



dan



Participatory



melalui



pemeriksaan Learning



and



Action (PLA). Tahapan metode yakni berupa pengumpulan dan data ibu hamil, pelatihan kader posyandu balita, Pendidikan Kesehatan melalui kelas prenatal pada ibu hamil, Evaluasi Program. Metode PLA dilakukan dengan melakukan kegiatan pelatihan kader posyandu, peningkatan pengetahuan ibu hamil, screening kehamilan dan peran serta dukungan keluarga. Kegiatan ini menunjukkan pengetahuan



kader



adanya kemajuan berupa peningkatan



posyandu, bahwa pemberian



meningkatkan pengetahuan kader



pelatihan



mampu



tentang kehamilan dan pengenalan



tanda bahaya dalam kehamilan, manajemen terpadu balita sehat dan sakit, gizi dan tumbuh kembang balita serta manajemen pengelolaan posyandu balita. Selanjutnya mengadakan kelas ibu hamil yang dilakukan menggunakan panduan yang ditetapkan oleh Depkes RI tahun 2011. Hasil



10



akhir menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan mengalami peningkatan. Lalu diadakan screening kehamilan dengan data temuan yang diteruskan kepada bidan coordinator untuk ditindak lanjuti, Dan hasil monitoring, pasien tersebut dilakukan pemeriksaan penunjang dengan hasil protein urine positif. Lalu terakhir peran serta keluarga. Berkaitan dengan dukungan keluarga pada ibu hamil masih belum dapat terukur secara pasti karena adanya kesulitan untuk mengumpulkan pendamping / keluarga ibu hamil sehingga hal ini menjadi tugas selanjutnya bagi ibu kader posyandu untuk dapat melanjutkan aktivitas pantauan ibu hamil melalui kunjungan rumah Melalui program ini diharapkan kader dapat berperan sebagai pendamping ibu hamil di masingmasing wilayah kerjanya melalui kegiatan di posyandu maupun secara aktif mendatangi ibu hamil melalui kunjungan rumah/home visit. Home visit maupun kelas ibu hamil/prenatal class merupakan langkah strategis dan potensial dalam menurunkan risiko kematian ibu Denga menggunakan metode PLA, peningkatan pengetahuan ibu hamil dan kader diharapkan akan berbanding lurus dengan perubahan perilaku ibu hamil serta peningkatan. partisipasi kader dalam pendampingan ibu hamil yang pada akhirnya dapat menurunkan angka kematian ibu. Hal ini sejalan dengan program pemerintah dalam upaya penurunan angka kematian ibu di Jawa Tengah, yaitu dengan melibatkan partisipasi seluruh masyarakat melalui upaya pendampingan kepada ibu hamil selama proses kehamilan sampai persalinan dan nifas, melalui kebijakan One Student One Client dan One Team One Community dan posyandu yang berperan sebagai community center masalah kesehatan di masyarakat.



11



Dari 3 jurnal di atas kami mendapat kesimpulan yakni Berdasarkan teori dari Silbermen, bahwa cara pembelajaran dapat mempengaruhi tingkat daya ingat yakni demonstrasi (30%), diskusi (50%), praktik (75%) dan mengajar orang lain (90%). PLA menjadi salah satu opsi yang menarik dan mampu diterapkan. PLA yang dikenal juga sebagai learning by doing (belajar langsung)



yang menambah wawasan bukan hanya



dengan



sebuah



penyampaian materi tetapi tentang penerapan materinya sehingga bukan hanya terfokus pada suatu kegiatan yang menambah pengetahuan tetapi juga menambah pengalaman dengan cara melakukan atau menerapkannya secara langsung.



12



BAB 4 PENUTUP



4.1 Kesimpulan Participatory Learning and Action (PLA) adalah metodologi pendekatan pembangunan



(pengembangan



masyarakat)



yang



mengadopsi



konsep



pembelajaran masyarakat. Tokoh pengembang PLA adalah Robert Chambers dari Inggris, yang menyatakan bahwa salah satu sumber atau akar PLA adalah pemikiran Paulo Freire tentang pendidikan kritis atau pendidikan pembebasan yang



mengartikan



pembelajaran



masyarakat



sebagaipembelajaran



untuk



mengatasi masalah dan meningkatkan kualitas hidupnya. Itu sebabnya berkembang istilah pembelajaran aksi PLA, karena orang dewasa belajar agar bisa bertindak. Pada pembahasan jurnal yang pertama, dalam upaya



pengendalian



malaria dengan melibatkan partisipasi masyarakat telah dilakukan di Kabupaten Halmahera Selatan sejak tahun 2008. Pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian malaria dilakukan dengan pendekatan PLA, yakni kegiatan memberikan pembelajaran kemasyarakat untuk dapat mengambil tindakan dalam pengendalian malaria. Metode yang digunakan adalah metode partisipatif sehingga tumbuh keinginan yang kuat di masyarakat untuk belajar dan saling berbagi pengetahuan dalam pertemuan tersebut. Pada pembahasan jurnal yang kedua, metode yang dipakai dalam pemberdayaan pengelolaan sampah ini yakni, PLA. Melalui kegiatan ini pengelolaan sampah organik dan non organic diharapkan menumbuhkan kesadaran penduduk Desa Pota Wangka untuk melihat bahwa sampah memiliki fungsi lain dengan kreasi baru yang lebih kreatif dan pemberdayaan sekolah lingkungan ini dibagi ke dalam 3 tahap yakni, penumbuhan kesadaran akan kebersihan lingkungan dari sampah, kegiatan kreasi sampah menggunakan metode PLA, serta monitoring dan evaluasi.



13



Pada pembahasan jurnal ketiga, peningkatan pengetahuan ibu hamil dan kader mengenai tanda bahaya kehamilan dengan Metode PLA. Metode yang digunakan adalah pelatihan kader posyandu balita dan pendidikan kesehatan pada ibu hamil melalui pemberian materi terprogram pada kelas ibu hamil dan pemeriksaan kehamilan. 4.2 Saran Sebaiknya perlu adanya koordinasi antara pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan pemerintah daerah agar bisa menjembatani kegiatan pendampinganpendampingan yang lain, sehingga konsep pemberdayaan bisa lebih optimal.



14



DAFTAR PUSTAKA



Mardikanto, Totok. ALFABETA



2015.



Pemberdayaan



Masyarakat.



Bandung:



Penerbit



Rachman, Nurdizal M, Asep Efendi, Emir Wicaksana. 2011. Panduan Lengkap Perencanaan CSR. Penebar Swadaya. Jakarta



15