Makalah Metode Riset Akuntansi Keprilakuan Kelompok 04 Beserta Jurnal Perilaku [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



METODE RISET AKUNTANSI KEPERILAKUAN



Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Keperilakuan Dosen Pembimbing: Riza Syahputera, SE,Ak. CA,CPAI,M.Ak



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 04 Sudarti



1601120118



Fipilia Sari



1601120170



PROGRAM STUDI : S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG 2016



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Pembahasan tentang metodologi sering kali dihubungkan dengan filsafat ilmu. Fungsi



filsafat adalah menguji metode yang digunakan dalam menghasilkan pengetahuan yang valid. Sementara itu metodologi menentukan prosedur yang digunakan baik dalam penciptaan maupun pengujian proposisi (hipotesis) untuk mendapatkan pengetahuan yang valid. Pemahaman tentang realitas akan mempengaruhi cara memperoleh ilmu pengetahuan yang benar. Secara epistemologi, akuntansi utama melihat realitas sebagai materi yang rasional dan empiris. Berdasarkan keyakinan tersebut, peneliti akuntansi utama melihat realitas sebagai realitas materi yang mempunyai suatu keyakinan bahwa ilmu pengetahuan akuntansi dapat dibangun rasional dan dunia empiris. Berdasarkan keyakinan tersebut, peneliti akuntansi tersebut, peneliti akuntansi sangat yakin bahwa satu-satunya metode yang dapat digunakan untuk membangun ilmu pengetahuan akuntansi adalah metode ilmiah. Suatu penjelasan dikatakan ilmiah ketika tiga komponen berikut : 1. Memasukkan satu atau lebih prinsip-prinsip atau hukum umum. 2. Mengandung prakondisi yang biasanya diwujudkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan hasil observasi. 3. Memiliki satu pertanyaan yang menggambarkan sesuatu yang dijelaskan. Didalam filsafat, pengujian empiris dinyatakan dalam dua cara : 1. Dalam aliran posotivis, terdapat teori dan seperangkat pernyataan hasil observasi independen yang digunakan untuk membenarkan atau memverifikasi kebenaran teori pendekatan (hypothetico-deductive). 2. Dalam pandangan popperian, karena pernyataan hasil observasi merupakan teori yang dependen dan dapat dipalsukan (falsible), maka teori-teori ilmiah tidak dapat dibuktikan kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk ditolek.



1



Pendekatan metodologi riset yang digunakan mengikuti prosedur metodologi riset yang digunakan dalam ilmu alam. Pendekatan metodologi ini melakukan deskripsi atau variabel, membangun dan menyatakan hipotesis., mengumpulkan data kuatitatif dan melakukan analisis secara statistik. Akan tetapi, hal yang perlu diperhatikan adalah pendekatan metodologi ini bukan merupakan satu-satunya metode terbaik dalam memecahkan masalah-masalah sosial.



1.2



Rumusan Masalah 1. Jelaskan istilah riset dalam akuntansi ? 2. Jelaskan motivasi dan tujuan riset ? 3. Jelaskan manfaat dan pentingnya riset ? 4. Jelaskan cara memahami replikasi ? 5. Jelaskan cara pemilihan data atau sampel riset ? 6. Jelaskan sumber dan pengumpulan data ? 7. Jelaskan validitas dan keandalan ? 8. Jelaskan metode pengumpulan data ? 9. Jelaskan cara pemilihan responden ? 10. Jelaskan instrumen riset ? 11. Jelaskan analisis data persiapan laporan ?



1.3



Tujuan Pembelajaran 1. Mampu menjelaskan istilah riset dalam akuntansi. 2. Mampu menjelaskan motivasi dan tujuan riset. 3. Mampu menjelaskan manfaat dan pentingnya riset. 4. Mampu menjelaskan cara memahami replikasi. 5. Mampu menjelaskan cara pemilihan data atau sampel riset. 6. Mampu menjelaskan sumber dan pengumpulan data. 7. Mampu menjelaskan validitas dan keandalan. 8. Mampu menjelaskan metode pengumpulan data. 9. Mampu menjelaskan cara pemilihan responden. 10. Mampu menjelaskan instrumen riset 11. Mampu menjelaskan analisis data persiapan laporan. 2



BAB II PEMBAHASAN



2.1



Pengertian Riset Riset adalah pengamatan terhadap fakta, identifikasi atas masalah, dan usaha untuk



menjawab masalah dengan menggunakan pengetahuan merupakan esensi dari kegiatan riset. Oleh karena itu, riset dapat disebut sebagai suatu usaha yang sistematis yang mengatur dan menyelidiki masalah- masalah, serta menjawab pertanyaan yang muncul, yang terkait dengan fakta,fenomeena atau gejala dari masalah tersebut. Riset dalam akuntansi keprilakuan merupakan suatu metode studi yang ddilakukan seseorang berkaaitan dengan aaspek keprilakuan melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap masalah yang berhubungan dengan aspek keprilakuan tersebut sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. Riset dimulai dengan suatu pertanyaan karena menghendaki suatu deskripsi yang jelas terhadap permasalahan yang akan dipecahkan. Hal ini sering disebut sebagai suatu rencana untuk menjawab pertanyaan.



2.2



Motivasi dan Tujuan Riset Motivasi merupakan sesuatu yang timbul dari dalam diri seorang untuk mencapai tujuan



yang dia inginkan. Motivasi seseorang melakukan riset boleh jadi merupakan keinginan yang timbul dari dalam dirinya untuk memecahkan masalah maupun persoalan yang ada. Adapun tujuan umum seorang melakukan riset adalah mengetahui jawaban dari masalah ataupun persoalan tersebut, banyak literatur menjelaskan bahwa motivasi dan tujuan riset secara umum pada dasarnya sama, yakni riset pada prinsipnya ditimbulkan oleh dua sisi yang saling terkait.



2.3



Manfaat dan Pentingnya Riset Manfaat adalah kontribusi hasil yang diperoleh dari mengerjakan sesuatu. Manfaat riset



mengungkapkan harapan tentang apa saja hasil/kontribusi/sumbangan yang dapat diperoleh dari riset tersebut dan yang mungkin dapat menjadi pertimbangan bagi pihak-pihak terkait. Dalam riset akuntansi keprilakuan, beberapa maanfaat dan pentingnya riset mengenai hal tersebut : 3



1. Memberikan gambaran terkini (state of the art) terhadap minat khusus dalam bidang baru yang ingin diperkenalkan. 2. Membantu mengidentifikasikan kesenjangan (gap) riset. 3. Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui subbidang akuntansi, seperti akuntansi keuangan, audit, akuntansi manajemen, sistem inforasi akuntansi, pasar modal, maupun perpajakan.



2.4



Memahami Replikasi Salah satu strategi dalam melakukan riset adalah melakukan replikasi. Replikasi



merupakan gabungan dari kata duplikasi dan repetisi. Replikasi adalah pengulangan suatu studi atau riset yang dilakukan secara sengaja. Pada umumnya, hal ini dilakukan dengan menggunakan prosedur-prosedur yang sama dengan riset terdahulu, tetapi menggunakan subjek yang berbeda. Replika juga dapat dikatakan merupakan suatu usaha untuk meriset ulang riset-riset terdahulu. Dalam riset keprilakuan, peneliti biasanya tidak mampu menyampingkan pengalamanpengalamannya yang bersentuhan dengan ilmu-ilmu eksakta. Riset-riset penting biasanya selalu direplikasi sebelum mereka menemukan temuan yang dapat diterima masyakat ilmiah. Oleh karena itu, terdapat beberapa alasan logis kita harus melakukan replikasi. 1. Menguji Temuan Umum Riset Riset yang dilaporkan biasanya menghasilkan temuan dan bukti yang baru, atau temuan riset yang berbeda dengan riset sebelumnya atau bertentangan dengan teoriteori yang berterima umum. Banyaknya riset replikasi tentuanya sangat bermanfaat karena temuan riset tersebut dapat membantu mengkonfirmasikan bukti-bukti baru dari riset. Jika didukung oleh replikasi, riset sering kali merintis area penyelidikan baru yang mempunyai dampak utama terhadap perkembangan praktik di bidang keprilakuan. 2. Menguji Validitas Temuan Riset Dengan Populasi Berbeda Masalah utama riset keprilakuan adalah kecilnya jumlah sampel yang direprentasikan dalam populasi. Tanpa replikasi, penelitian tidak mampu menentukan derajat temuan yang muncul dari populasi riset yang berbeda. Oleh karna itu, replikasi memberikan



4



suatu alat yang sangat bernilai kepada peneliti untuk menentukan derajat tingkat temuan riset yang dapat digeneralisasi dengan populasi yang berbeda. 3. Menguji Kecenderungan atau Perubahan Waktu Banyak peneliti menghasilkan ilmu pengetahuan keprilakuan yang sebagian bergantung pada lingkungan di mana individu-individu berfungsi. Oleh karena itu, temuan riset atas sikap rasial yang dianggap valid dua puluh tahun lalu kemungkinan tidak lagi valid saat ini. Riset ulang merupakan alat yang yang bermanfaat untuk menguji temuan-temuan terdahulu dan mengidentifikasi kecenderungannya. 4. Menguji Temuan-Temuan Penting Menggunakan Metodologi Yang Berbeda Penggunaan metodologi oleh peneliti dan bukan kebenaran hubungan di antara fenomena yang dipelajari. Kebenaran hubungan seharusnya muncul tanpa melihat alat ukur dan metode yang digunakan sepanjang alasan peneliti valid dan tepat. Oleh karena itu, replikasi sangat bermanfaat pada repetisi riset dengan metodologi yang berbeda. Kesimpulannya adalah replikasi memberikan banyak dasar kepada kita untuk untuk menilai validitas dari temuan-temuan riset meskipun hanyya satu riset yang tersedia.



2.5



Pemilihan Data atau Sampel Riset Langkah yang harus di tempuh oleh peneliti : 1. Populasi Ide dasar dalam pengambilan sampel adalah memilih sebagian elemen di dalam suatu populasi di mana peneliti dapat menarik kesimpulan tentang seluruh populasi. Elemen populasi merupakan subjek berdasarkan peengukuran yang diambil dan juga merupakan unit studi. Populasi sendiri merupakan wialayah generelisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu yang berkaitan dengan harapan penelitian dalam mengambil beberapa kesimpulan. 2. Sampel riset Sampel merupakan bagian dari jumlah maupun karatektik yang dimiliki oleh populasi dan dipilih secara hati-hati dari populasi tersebut. Ketika peneliti melakukan



5



penarikan sampel, peneliti tentu tertarik dalam mengestimasi satu atau lebih nilainilai populasi atas menguji satu atau lebih hipotesis statistik. 3. Teknik penarikan sampel a. Pengambilan sampel riset dengan biaya yang murah b. akurasi hasil yang lebih baik c. kecepatan pengumpulan data d. ketersediaan elemen-elemen populasi.



2.6



Sumber dan Metode Pengumpulan Data Proses pengumpulan data tidak dapat dilepaskan dari alat-alat yang digunakan untuk



mengumpulkan data tersebut. Dalam hubungan ini, terdapat terdapat banyak rragam alat pengumpulan data. Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan terstandardisasi untuk memperoleh data yang diperlukan.adapun metode pengumpulan data riset yang dibahas dibagi menjadi data sekunder dan data primer. 1. Jenis data Pada kebanyakan riset akuntansi keprilakuan, jenis data dikelompokkan menjadi tiga yaitu : a. Data subjek Merupakan jenis data riset yang berupa opini, sikap, pengalaman,atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek riset yang dilaporkan sendiri oleh responden secara individual atau kelompok dari dari sumbernya. Selanjutnya diklasifikasikan berdasarrkan bentuk tanggapan (respon) yang diberikan, baik secara lisan (verbal), tertulis, diajukan oleh peneliti dalam wawancara. b. Data fisik Merupakan jenis data riset yang berupa objek atau benda-benda fisik. Data ini merupakan data berwujud yang menjadi bukti suatu keberadaan atau kejadian pada masa lalu. Data fisik dalam riset keprilakuan dapat dikumpulkan melalui metode observasi.



6



c. Data dokumenter Merupakan jenis data riset yang diantaranya berupa faktur, penjualan , surat-surat, notulen hasil rapat, memo, atau bentuk laporan program. Data dokumter dihasilkan melalui analisis kandungan, antara lain kategori isi, tinjauan dokumen, pemberian kode berdasarkan karakteristik kejadian, atau transaksi. 2. Sumber data a. Data primer Merupakan sumber data yang dip;eroleh secara langsung dari sumber asli atau pihak pertama. Kabanyakan rriset akuntansi keprilakuan, data primer merupakan sumber data yang paling banyak digunakan karena sumber data ini merupakan hasil observasi dari suatu benda (fisik), kejadian, atau kegiatan, maupun hasil pengujian. Adapun manfaat utama dari data primer adalah unsur-unsur kebohongan tertutup terhadap sumber fenomena. Oleh karena itu, data primer lebih mencerminkan kebenaran yang dilihat. b. Data sekunder Merupakan sumber data riset yang diperoleh peneliti secara tidak langsug melalui media perantara. Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsipbbaik yang dipublikasi maupun yang tidak dipublikasi.



2.7



Validitas dan Keandalan Terdapat dua hal penting yang berhubungan dengan riset perilaku, yang pertama adalah



yang diukur berkaitan dengan hal-hal yang salah (validitas) dan yang kedua adalah yang diukur berkaitan dengan hal-hal tidak representatif (keandalan) 1. Validitas a. Validitas isi (content validity) merupakan pokok pertimbangan untuk setiap pertanyaan yang diajukan dan diukur dalam istilah-istilah yang berhubungan dengan relevansi terhadap konsep yang diukur. b. Validitas predikit (predictive validity) adalah validitas yang berkaitan dengan keakuratan suatu pengujian atau pengukuran dalam memprediksi perilaku,



7



mengharuskan adanya kriteria atau indikatikor eksternal terhadap apa yang harus diprediksi. c. Validitas konkuren (concurrent validity) adalah validitas yang berkaitan dengan hubungan antara alat ukur dan kriteria sekarang atau masa lalu. d. Validitas kontruksi ( construct validity) adalah validitas yang berdasarkan pada suatu pertimbangan tentang kesesuian hasil pengukuran tersebut dengan teori, bermanfaat untuk mengukur fenomena yang tidak memiliki kriteria eksternal. 2. Keandalan Suatu instrumen alat ukur yang andal akan menghasilkan alat ukur yang stabil di setiap waktu. Asprk nilai lain keandalan adalah akurasi dari instrumen pengukuran. 2.8



Metode Pengumpulan Data Ada dua metode yang melatar belakangi hal ini adalah : 1) para peneliti tidak memahami



pekerjaan orang-orang tersebut dan penyebab mereka melibatkan perilaku, dan 2) ukuran sampel yang kecil sangat berisiko untuk melakukan generalisasi hasil terhadap populasi. 1. Survei Dalam survei tidak ada interaksi langsung antara seorang peneliti dengan responden. Data dikumpulkan dengan cara mengirim surat elektronik, menelpon, atau memberikan serangkaian pertanyaan. Ada manfaat dan kerugian yang berhubungan dengansetiap teknik ini. Survei melalui surat setidaknya lebih mahal. Ada kalanya pengumpulan data riset pada kondisi tertentu mungkin tidak memerlukan kehadiran peneliti. Pertanyaan peneliti dan jawaban responden dapat ditemukan secara tertulis melalui kuesioner. Teknik ini meberikan tanggung jawab kepadaresponden untuk membaca dan menjawab pertanyaan.koesioner dapat didistribusikan dengan berbagai cara, antara lain: disampaikan langsung oleh peneliti, dikirrim bersama-sama dengan pengiriman paket atau majalah, diletakkan di tempat yang ramai dikunjungi orang, dikirim melalui faks, atau menggunakan teknologi komputer.



8



2. Observasi Observasi merupakan proses pencatatan pola perilaku manusia, seesuatu hal, atau kejadian yang sistematis tanpa ada pertanyaan maupun komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Kelebihan metode observasi dibandingkan dengan metode survei adalah datta yang dikumpulkan umumnya tidak terdistrori, lebih akurat, dan lebih bebas dari bias pihak responden. Metode observasi dapat menghasilkan data yang lebih terperinci mengenai fenomena yang diteliti (perilaku, subjek, atau kejadian) dibandingkan dengan metode survei. Meskipun demikian, metode observasi tidaklah bebas dari kesalahan. Pengamat halnya bias yang terjadi karrena peran pewawancara dalam metode survei.



2.9



Memilih Responden Langkah pertama dalam memilih responden adalah menentukan populasi. Setelah itu,



peneliti menentukan suatu sensus atau sampel. Sensus adalah kegiatan untuk mencari seluruh informasi yang dikumpulkan dari setiap elemen dalam populasi. Sampel merupakan kumpul informasi dan bagian dari populasi. Suatu sensus akan tepat ketika: 1) populasinya kecil dan biaya pengumpulan data tidak melebihi biaya pengambilan sampel secara signifikan, 2) penting untuk mengetahui setiap unsur dalam populasi, dan 3) risiko dalam perbaikan secara keseluruhan sangat besar. 1. Sampling Probabilitas Dan Non-probabilitas Ada dua jenis desain sampling, yaitu sampling probabilitas (probability sampling) dan sampling non-probabilitas (non-probability sampling). Sampling probabilitas menggunakan beberapa bentuk dari sampling acak; sementara sampling nonprobabilitas tidak menggunakan sampling acak. Dalam sampling probabilitas, setiap elemen dalam populasi probabilitasnya yang dipilih telah diketahui. Ada beberapa jenis sampling probabilitas; acak, sistematis, terstratifikasi, kelompok, dan sebagainya. Sampling non-probabilitas adalah ketika probabilitasnya dipilih tidak diketahui. Dengan sampling probabilitas, sampling error dapat ditaksir secara matematis karenaprobabilitas yang dipilih telah diketahui. Hal ini memberikan suatu pengukuran yang objektif terhadap sampel yang refresentatif



9



kepada para peneliti. Pengetahuan pada probabilitas yang dipilih juga membuat para peneliti mampu menghitung ukuran sampel yang tepat. Sampling probabilitas digunakan ketika sampel yang representatif adalah penting.



2.10



Instrumen Riset Penegembangan kuesioner atau pencarian instrumen merupakan langkah lain yang



penting dalam proses rriset. Kuesioner harus sesuai responden dan didesain secara menarik sehingga responden tertarik untuk menjawab kuesioner tersebut, yang pada hakikatnya bertujuan meningkatkan tingkat respons, validitas, dan keandalan data. 11 Menjamin kerja sama responden Ada beberapa teknik yang dapat menghasilkan tingkat respons yang tinggi. Pertama, sebelum wawancara dengan seorang responden, peneliti seharusnya mengirimkan surat yang menjelaskan tujuan umum dari wawancara tersebut dan responden dapat menghubungi mereka melalui telepon untuk membuat suatu janji wawancara. Pada hari wawancara, para peneliti seharusnya datang tepat waktu dan mengucapkan terimah kasih atas kerja sama responden. 12 Menjamin validitas dan keandalan jawaban Hanya informasi-informasi yang esensial yang seharusnya diharapkan dari responden. Para peneliti seharusnya menentukan dasar dari keinginan informasi dan memilih suatu format pertanyaan yang akan menyediakan informasi dengan sedikit pembatasan terhadap responden. Pertanyaan-pertanyaan dapat bersifat terbuka



(open-ended)



atau



sudah



ditentukan



kemungkinan-kemungkinan



jawabannya (closed-ended).



2.11



Analisis Data Persiapan Laporan Analisis data dilakukan setelah penelitian mengumpulkan semua data yang diperlukan



dalam riset. Peneliti biasanya melakukan melakukan beberapa tahap persiapan data untuk memudahkan proses analisis data. Pemanfaatan berbagai alat analisis sangat bergantung pada jenis riset dan jenis data yang diperoleh. Ketersediaan alat analisis memberikan gambaran bahwa



10



satu alat analisis dengan alat analisis lainnya dapat dengan saling bergantian dimanfaatkan dan kadang kala hanya satu alat analisis yang dapat digunakan. Sebagai tahap akhir, dari suatu riset adalah penyusunan laporan riset. Laporan riset secara umum berisi tentang hal-hal yang terkait dengan apa saja yang dilakukan oleh penelitian. Sejak tahap persiapan riset hingga interprestasi dan penyimpulan hasil analisis. Belum ada bentuk baku dari suatu laporan riset. Bentuk atau format laporan riset sangatlah dipengaruhi oleh keinginan si peneliti, hal-hal yang perlu dilaporkan, serta permintaan dari paa sponsor riset.



11



BAB III KESIMPULAN



3.1



Kesimpulan Riset adalah pengamatan terhadap fakta, identifikasi atas masalah, dan usaha untuk



menjawab masalah dengan menggunakan pengetahuan merupakan esensi dari kegiatan riset. Oleh karena itu, riset dapat disebut sebagai suatu usaha yang sistematis yang mengatur dan menyelidiki masalah- masalah, serta menjawab pertanyaan yang muncul, yang terkait dengan fakta,fenomeena atau gejala dari masalah tersebut. Riset dalam akuntansi keprilakuan merupakan suatu metode studi yang ddilakukan seseorang berkaaitan dengan aaspek keprilakuan melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap masalah yang berhubungan dengan aspek keprilakuan tersebut sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. Mengenai elemen-elemen dasar dari riset dan proses riset. Pertama, penelitian menentukan defenisi riset, kemudian mendiskusikan deskripsi riset dan penjelasan riset, serta memprediksi tujuan-tujuan riset. Kemuadian perbedaan antara hubungan dan analisis data, dan penyajian laporan. Penyajian beberapa istilah-istilah penting, termasuk data primer dan data sekunder, serta validitas dan keandalan. Adapun metode pengumpulan data, sampling, dan instrumen riset juga ditentukan, serta penyediaan analisis data dan isi dari laporan akhir.



DAFTAR PUSTAKA



12



Lubis, Arfan Ikhsan, Akuntansi Keprilakuan, Edisi 2, Jakarta: Salemba Empat, 2014.



BAB IV STUDY KASUS 13



Analisis Perkembangan Riset Akuntansi Keperilakuan Studi Pada Jurnal Behavioral Research In Accounting (1998-2003)



Behavioral Research in Accounting (BRIA) merupakan jurnal khusus yang memuat penelitian-penelitian di bidang keperilakuan. Diterbitkan pertama kali tahun 1989 oleh Accounting, Behavior & Organizations Section of the American Accounting Association. Sebelum BRIA lahir, penelitian-penelitian di bidang akuntansi keperilakuan banyak dipublikasikan pada jurnal-jurnal bergengsi akuntansi lainnya, misalnya The Accounting Review (TAR); Journal of Accounting Research (JAR); dan Accounting, Organizations & Society. Namun, riset keperilakuan tidak menjadi fokus utama jurnal-jurnal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji isi dan metode penelitian yang digunakan dalam BRIA sejak tahun 1998-2003. Beberapa peneliti lain yang melakukan analisis isi dan metoda penelitian dalam jurnal-jurnal akuntansi selain BRIA dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Penulis



Jurnal yang Direview



Perioda Analisis



Dyckman dan Zeff (1984)



Journal of Accounting Research



2 dekade pertama



Bremser (1986)



The Accounting Review



6 dekade pertama



Accounting, Organizations, and Society Smith dan Krogstad (1984, Auditing: A Journal of Practice & 1988, 1991) Brown (1996) Tujuh jurnal bergengsi akuntansi Theory Brown et al. (1987)



1976 - 1984 10 tahun pertama 1976 - 1992



Penelitian ini melanjutkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kusuma (1999). Kusuma (1999) melakukan analisis perkembangan BRIA berdasarkan topik penelitian. Kusuma (1999) membagi isi penelitian dalam BRIA ke dalam 7 kategori topik, yaitu: (1) Akuntansi Manajemen, (2) Pelaporan Keuangan, (3) Pengauditan, (4) Etika, (5) Sistem Informasi, (6) Metodologi, dan (7) Topik Umum. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: -



BRIA (1989-1993)



Terdapat 44 tulisan (voluma 1-5), dengan proporsi yang sama yaitu 20% 14



untuk topik di bidang Etika, Pengauditan, dan Akuntansi Manajemen. -



BRIA (1994-1999)



Jumlah tulisan 95 buah (voluma 6-11), topik Pengauditan 30% sedangkan Akuntansi Manajemen 28%.



Selain analisis topik, penulis juga memasukkan informasi mengenai metoda penelitian dan tipe subjek



yang digunakan dalam enam tahun penerbitan BRIA (1998-2003). Guna



memperoleh gambaran yang lebih baik mengenai topik-topik penelitian dalam BRIA, maka penulis melakukan pembagian topik menggunakan taksonomi Birnberg dan Shield (1989) yang telah dimodifikasi oleh Meyer dan Rigsby (2001). Berdasarkan Meyer dan Rigsby (2001) terdapat 10 kategori riset keperilakuan yaitu, (1) Pengendalian Manajerial, (2) Pemrosesan Informasi Akuntansi, (3) Desain Sistem Informasi Akuntansi, (4) Pengauditan, (5) Sosiologi Organisasional, (6) Historis/Kategoris/Penelitian di Masa Datang, (7) Desain Penelitian BAR, (8) Jalur Karir Akuntan, (9) Etika, (10) Lain-lain.



Kerangka Teoritis



Akuntansi merupakan suatu fungsi penyediaan jasa informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan-keputusan ekonomik. Berdasarkan sudut pandang ini, informasi akuntansi dapat dibagi menjadi dua yaitu informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen. Informasi akuntansi keuangan ditujukan secara khusus bagi pemakai eksternal, umumnya adalah pihak investor dan kreditor. Informasi akuntansi manajemen ditujukan bagi pihak internal, yaitu manajemen perusahaan. Informasi yang diberikan umumnya dalam bentuk kuantitatif yaitu dalam bentuk satuan unit moneter. Hal ini sejalan dengan definisi akuntansi yang dikemukakan oleh



Accounting Principles Board (1970). 15



Accounting is a service activity. Its function is to provide quantitative information, primarily financial in nature, about economic entities that is intended to be useful in making economic decisions.



Berbeda dengan akuntansi keuangan dan manajemen, akuntansi keperilakuan menyajikan informasi yang bersifat non keuangan. Informasi yang diberikan dapat berupa motivasi, tingkat turnover, absensi, gaya kepemimpinan, budaya organisasi, dan lain-lain, yang seringkali bersifat kualitatif. Informasi ini dapat digunakan sebagai pendamping informasi keuangan, sehingga meningkatkan kemampuan pemakai dalam pengambilan keputusan. Selain memperkaya informasi keuangan, mempelajari akuntansi keperilakuan dapat menambah wawasan akuntan pada saat pembuatan dan pendesainan sistem akuntansi. Misalnya, bagaimana partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat meningkatkan kinerja manajerial merupakan salah satu topik akuntansi keperilakuan yang saat ini paling banyak diteliti (Argyris, 1952; Cherrington Cherrington, 1973; Milani, 1975; Brownell dan Mcinnes, 1986;



dan



lain-lain.).



Meskipun



hasil-hasil



penelitian



akuntansi keperilakuan



seringkali masih bertentangan, pengetahuan aspek-aspek perilaku dalam proses akuntansi membantu akuntan meningkatkan efektivitas penggunaan data akuntansi. Sebagai suatu bidang ilmu, akuntansi keperilakuan merupakan aplikasi ilmu-ilmu keperilakuan dalam konteks akuntansi. Konsep ilmu keperilakuan yang digunakan adalah psikologi, sosiologi, dan psikologi sosial. Maka tidaklah mengherankan bila dalam pengembangannya, penelitian-penelitian dalam bidang tersebut mendominasi penelitian dalam akuntansi keperilakuan (Contoh: Porter, Steers, Mowday, Boulian, 1974; Jackson, Schuler, 1985; Smith, Kida, 1991). Meskipun relatif baru, penelitian dalam bidang akuntansi keperilakuan sudah dimulai oleh Ferguson, pada tahun 1920; kemudian Dent, pada tahun 1931; dan Argyris, pada tahun 1952 (Lord, 1989). Dalam perkembangannya, penelitian dalam bidang ini melalui beberapa fase. Gambar 1 menunjukkan bagaimana tahap-tahap perkembangan riset akuntansi keperilakuan.



Penggunaan Metoda Riset Keperilakuan 16



Aplikasi Teori dan Model Ilmu Keperilakuan dan Konteks Akuntans



Uji Teori dan Model Ilmu Keperilakuan dan Konteks Akuntansi



Revisi Teori dan Model Ilmu Keperilakuan Supaya Sesuai dengan Konteks Akuntansi



Gambar 1 Evolusi Penelitian Akuntansi Keperilakuan



Sumber: Burgstahler, Sundem, 1989. The Evolution of Behavioral Accounting Research in The United States, 1968-1987, Behavioral Research in Accounting. Vol. 1: 75. 



Tahap pertama: Pada fase ini, metoda penelitian keperilakuan digunakan pada konteks akuntansi tetapi tanpa pengaplikasian ilmu keperilakuan itu sendiri. Misalnya penelitian tentang perbedaan keputusan yang dibuat antara laporan yang menggunakan metoda LIFO dengan laporan yang menggunakan metoda FIFO.







Tahap kedua: Pada fase ini, teori dan model ilmu keperilakuan sudah digunakan. Penelitian ini banyak dilakukan pada awal tahun 60-an dan awal pertengahan tahun 70an. Tahap ketiga: Penelitian pada fase ini sudah melakukan pengujian model dan teori ilmu keperilakuan dalam konteks akuntansi. Pengujian teori Lensa Brunswik merupakan salah satu contoh.







Tahap keempat: Model dan teori keperilakuan sudah direvisi supaya sesuai dengan konteks akuntansi. Setelah tahap ini, maka pengujian dan perbaikan hasil penelitian dimulai kembali pada tahap dua atau tiga. 17



Posisi unik yang dimiliki BRIA, menjadikan BRIA sebagai pedoman dan tolAk ukur perkembangan akuntansi keperilakuan. Analisis berbagai artikel pada jurnal BRIA akan sangat membantu akademisi maupun pihak lainnya untuk pengembangan bidang ilmu ini. Beberapa penelitian yang mengamati arah dan perkembangan akuntansi keperilakuan dengan melakukan analisis pada jurnal BRIA adalah: "



Kusuma (1999), menganalisis arah dan perkembangan topik penelitian BRIA



perioda 1989-1999. " Meyer & Rigsby (2001), menganalisis isi/topik, metoda penelitian, kontri- butor, kutipan BRIA perioda 1989-1998. Peneliti-peneliti lain yang melakukan metoda analisis serupa, namun bukan pada jurnal BRIA dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 2. Analisis Jurnal Akuntansi Bukan BRIA Penulis



Jurnal yang Direview



Perioda Analisis



Dyckman & Zeff (1984)



Journal of Accounting Research



2 dekade prtama



Bremser (1986)



The Accounting Review



Brown et. al. (1987)



Accounting, Organizations, and Society Auditing: A Journal of Practice & Theory Tujuh jurnal bergengsi akuntansi



6 dekade pertama 1976 s.d.1984



Smith & Krogstad (1984, 1988, Brown1991) (1996)



10 tahun pertama 1976 s.d. 1992



Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis arah perkembangan penelitian BRIA perioda 1998-2003. Analisis perkembangan BRIA selama enam tahun tersebut difokuskan pada (1) Topik/isi artikel, (2) penggunaan metoda penelitian, dan (3) penggunaan tipe subjek, khususnya untuk penelitian yang menggunakan desain eksperimental dan survei/kuesioner. Analisis tidak mencakup artikel yang sifatnya komentar. Penelitian ini juga merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meyer & Rigsby (2001). Penelitian sebelumnya menganalisis jurnal BRIA perioda 1989-1998. Metode Penelitian



18



Objek penelitian adalah artikel-artikel dalam BRIA yang dimuat dalam terbitan enam tahun terakhir (1998-2003). Analisis perkembangan BRIA 1998-2003 mencakup seluruh artikel yang bukan artikel komentar. Analisis data mencakup tiga bagian yaitu: (1) Topik/isi artikel, (2) penggunaan metoda penelitian, dan (3) penggunaan tipe subjek.



Topik diklasifikasikan dengan menggunakan taksonomi Birnberg & Shield (1989) yang telah dimodifikasi oleh Meyer & Rigsby (2001). Berdasarkan Meyer & Rigsby (2001), topik penelitian diklasifikasikan menjadi:2 1. Pengendalian manajerial, merupakan penelitian yang mencakup aspek-aspek dalam sistem pengendalian manajerial yang diprakarsai pertama kali oleh Argyris (1952) dan dikembangkan oleh Hofstede (1967). Penelitian bidang ini umumnya berkaitan dengan partisipasi, gaya kepemimpinan dan peran umpan balik (feedback). 2. Pemrosesan informasi akuntansi, merupakan bidang penelitian yang menguji keseluruhan model keputusan atau proses keputusan dari berbagai tipe pemakai informasi. 3. Desain sistem informasi akuntansi, merupakan penelitian dengan fokus yang lebih luas daripada pemrosesan informasi akuntansi. Penelitian bidang ini menfokuskan pada aspek yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas dalam sistem informasi perusahaan. DLL..



BAB V



19



Simpulan



1. Topik/isi artikel yang paling sering dipublikasikan BRIA sepanjang 1998-2003 adalah Pemrosesan Informasi Akuntansi, Pengauditan, dan Pengendalian Manajerial. Topik yang paling sedikit dipublikasikan selama perioda tersebut adalah Sosiologi



Organisasional dan Desain SIA. Hasil ini sama dengan penelitian Meyer & Rigsby (2001) yang menganalisis untuk publikasi BRIA 1989-1998. 2.



Metoda penelitian yang paling sering digunakan artikel-artikel BRIA sepanjang 1998-



2003 adalah metoda eksperimen (29 artikel) dan survey/kuesioner/interview (21 artikel). Studi kasus merupakan metoda yang tidak pernah digunakan. Hasil ini konsisten dengan temuan Meyer & Rigsby (2001). 3.



Tipe subjek yang paling sering digunakan BRIA sepanjang 1998-2003 adalah



Akuntan/Auditor dan Mahasiswa S-1. Golongan bankir dan akademik merupakan tipe subjek yang tidak pernah digunakan. Hasil ini juga konsisten dengan penelitian Meyer & Rigsby (2001). 4. Perkembangan BRIA selama 14 tahun (1989-2003) dalam hal topik, metoda, dan tipe subjek penelitian yang digunakan tidak mengalami perubahan yang berarti. Hal ini dapat dilihat dari dominasi jenis topik, metoda, dan tipe subjek yang digunakan tidak mengalami perbedaan baik dari BRIA perioda 1989-1998 maupun BRIA perioda 19982003.



20