Makalah Modul 2 Perkembangan Peserta Didik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK



MODUL 2 KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH DASAR DISUSUN O L E H KELOMPOK 3 1. ZULVIJAR PURBA 2. SHARAMUTIARA PURBA 3. SITI RAHMA SIREGAR



(856019805) (856019765) (856012501)



TUTOR: FADHLI IHSAN ARBAS HASIBUAN,M.Pd



PROGRAM STUDI PGSD UNIVERSITAS TERBUKA (UT) 2020



KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya layak tercurahkan kepada Allah SWT.  karena atas limpahan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak untuk diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar hatinya kebaikan. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ini tepat pada waktunya.  Penulisan makalah ini dengan Judul : KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH DASAR karena sesuai dengan bidang mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Banyak kesulitan dan hambatan yang kami hadapi dalam membuat tugas  ini tapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga kami mampu menyelesaikan tugas  ini dengan baik,.Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang ikut membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan tugas makalah ini dan bermanfaat bagi kami dan pembaca pada umumnya. RantauPrapat, 21 Oktober 2020



Penyusun



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Peserta didik adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Mereka merupakan individu dinamis yang memiliki karakteristik tertentu pada setiap perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangann ini merupakan proses alami yang terjadi dalam kehidupan manusia. Perkembangan peserta didik memiliki konsekuensi kepada perlakuan pendidikan. Pada masa bayi pendidikan yang dilaksanakan oleh orang dewasa lebih banyak memberikan bantuan pada perkembangan fisik, seperti bantuan orang tua kepada anak agar dapat menfungsikan kakinya untuk berjalan. Hal ini terus dilakukan sampai anak memiliki kemampuan mengendalikan dan menfungsikan organ tubuhnya. Menginjak usia sekolah dasar proses pendidikan bukan hanya sekadar melatih organ tubuhnya agar berfungsi lebih sempurna, akan tetapi juga mengembangkan kemampuan psikologis yang mulai berkembang, misalnya memgembagkan keberanian melalui permainanpermainan. Perlakuan pendidikan ini akan terus berubah sesuai dengan masingmasing periode serta karakteristik perkembangan peserta didik. B. Rumusan Masalah Maka berdasarkan latar belakang diatas rumusan permasalahannya adalah : 1. Bagimana pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual dan emosional anak usia sekolah dasar ? 2. Bagaimana perkembangan, sosial, moral dan sikap anak usia sekolah dasar? 3. Apa saja perbedaan individu anak usia sekolah dasar? 4. Apa saja jenis-jenis kebutuhan anak usia sekolah dasar?



C. Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan kaitan antara pertumbuhan fisik dan jasmani dengan perkembangan intelektual 2. Menjelaskan kaitan antara perkembangan intelektual dan emosional 3. Menjelaskan kaitan antara perkembangan sosial, nilai-nilai moral, dan sikap 4. Menjelaskan perbedaan individu anak usia sekolah dasar 5. Menjelaskan jenis-jenis kebutuhan anak usia sekolah dasar



BAB II PEMBAHASAN KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH DASAR             Pada usia 6-12 tahun anak banyak mengalami perubahan baik fisik maupun mental perpaduan faktor internal maupun luar yaitu keluarga,sekolah ,masyarakat dan tak kurang pentingnya adalah pergaulan dengan teman sebaya. Dalam kaitanya guru perlu mengetahui benar-benar sifat atau karakteristik peserta didik agar dapat memberikan pembinaan secara baik dan tepat sehingga bisa meningkatkan potensi peserta didiknya. Perkembangan fisik dan intelektual anak usia 6-12 tahun cenderung lamban pertumbuhan fisik akan menurun  terus kecuali pada akhir periode tersebut sedangkan kecakapan motorik terus membaik. Perkembangan intelektual sangat substansial karena sifat egosentris anak menjadi lebih bersifat logis.Anak usia 6 tahun kelihatan lebih kecil sedangkan anak usia 12 tahun nampak seperti orang dewasa. Kegiatan Belajar 1 PERTUMBUHAN



FISIK



ATAU



JASMANI



SERTA



PERKEMBANGAN



INTELEKTUAL SERTA EMOSIONAL        A. PERTUMBUHAN JASMANI SELAMA PERTENGAHAN MASA KANAKKANAK 1. Tingkat Pertumbuhan Menurut Tanner,(1973:35) anak berusia 7 tahun tidak banyak berubah sampai berusia 9 tahun,hal ini dalam keadaan normal. Menurut penelitian yang dilakukan ddalam ukuran pendeki berbagai tempat didunia terdapat rentangan sebesar 9 inci atau 22,5 cm diantara anak-anak dalam ukuran pendek misalnya di Asia Tenggara,Oceania dan Amerika selatan sedangkan anakanak dari Eropa utara dan tengah,Australia timur dan Amerika Serikat pertumbuhanya lebih tinggi (Meredith,1969)



2. Nutrisi dan Pertumbuhan Pada usia pertengahan biasanya anak –anak mempunyai Nafsu makan yang bagus Kekurangan nutrisi bisa mengakibatkan pertumbuhan yang lambat karena nutrisi tersebut Cuma bisa untuk mempertahankan hidup dan energi sedangkan protein untuk lebih meningkatkan pertumbuhan.Nutrisi juga mempunyai implikasi sosial anak tidak dapat bermain atau tetap tinggal diam karena tidak mendapat makanan yang cukup.Anak – anak yang cukup akan bersifat gembira danlebih bersifat sosial dengan teman bermainya (D.E.Barrety, Radke Yarrow dan Klein,1982). Penelitian menemukan bahwa bayi yang kekurangan nutrisi mereka tidak punya energi untuk merespon perhatian ibunya sebaliknya



anak



kecil



(infant)menjadi



kurang



responsif



dan



kurang



mengembangkan kemampuan antar pribadi,( B.M. Lester,1979).Demikian pula apabila



ibu



kekurangan



nutrisi,kejadian



tersebut



makin



buruk



(Rosetti,Ferrira,1978) 3. Kesehatan dan Kebugaran Anak     B. BEBERAPA ASPEK KESEHATAN DAN KEBUGARAN  MASA KANAKKANAK 1. Obesitas Kegemukan pada anak-anak merupakan isu utama di Amerika Serikat sejak tahun 1970 –an,terutama anak-anak usia 6-11 tahun. Apa penyebab kegemukan tersebut?Kelebihan berat badan sering kali disebabkan karena kurangnya olahraga dan terlalu banyak makan. Anak yang gemuk biasanya tidak tumbuh menjadi gemuk mulanya namun menjadi gemuk setelah dewasa (Kolata, 1986)Orang yang dewasa yang gemuk menghadapi resiko dam masalah kesehatan misalnya tekanan darah tinggi, diabetes, jantung. 2. Kondisi Medis pada Masa Kanak-kanak Pada umumnya anak sering mendapat sakit,namun penyakit tersebut berlangsung singkat. Terdapat 80% anak sering dirawat karena luka selain juga terdapat penyakit seperti sakit tenggorokan,radang tenggorokan,infeksi telinga dan angguan lainya seringkali bertambah pada saat anak mendekati masa puber (Starfield, et all, 1984).



3. Penglihatan Anak dibawah usia 6 tahun cenderung memiliki penglihatan jarak jauh, sebab mata mereka belum matang (matured) dan dibentuk berbeda dari orang dewasa.Sekalipun demikian penglihatan anak dari kalangan kurang mampu tidak dapat berkembang secara normal. 4. Kesehatan Gigi Di usia 6 tahun anak mengalami tanggal giginya yang pertama kali selanjutnya diganti dengan gigi yang tetap setahunya sebanyak empat gigi untuk tahun kelima berikutnya lebih kurang dari setengah anak usia 5-17 tahun anak di AS tidak memiliki gigi rusak(U.S Department of Health anad human Services USDHHS,1981-1988). 5. Kebugaran Anak Pada dewasa ini latihan fisik bagi anak-anak sangat baik jika dibandingkan dengan tahun 1960 an.Jantung dan paru-parunya kurang baik dibandingkan dengan anak yang suka berolah raga daripada anak usia pertengahan tahun.Hal ini disebabkan mereka kurang aktif berolah raga.      C. PERKEMBANGAN INTELEKTUALDAN EMOSIONAL. 1.



Perkembangan Intelektual



a. Perkembangan Kognitif Pada tahap operasi kongkret Piaget Menurut Piaget, anak usia 5-7 tahun memasuki tahap operasi kongkret (concret operations)anak dapat berpikir secara logis terhadap tiap sesuatu.Tahap ini mereka berusia kira-kira 11 tahun. b. Berpikr Operasional. Menurut Piaget pada tahap ketiga anak-anak mampu berpikir operasional: Mereka dapat menggunakan berbagai simbol, melakukan berbagai bentuk operasional yaitu kemampuan aktifitas mental sebagai kebalikan dari aktifitas jasmani yang sebagai dasar untuk memulai berpikir dalam aktifitasnya. Anak dalam tahap Pra operasional kongkrit lebih bersifat kritis dan logis.akan tetapi anak usia sekolah lebih dapat berpikir secara logis daripada mereka masih muda cara berpikir mereka masih terikat pada hal-hal yang sedang dihadapi saja.



c. Konservasi Konservasi adalah kemampuan untuk mengenal atau mengetahui bahwa dua bilangan yang sama akan tetap sama dalam sustansi berat atau volume selama tidak ditambah atau dikurangi.(Stay) Anak-anak mengembangkan perbedaan berbagai tipe (bentuk) konservasi dalam waktu yang berbeda.Pada usia 6 atau 7 tahun mereka dapat mengkonservasi substansi ;Pada usia 9 atau 10 mampu mengkonversi berat pada usia 11 atau 12 mampu mengkonversi volum.akan tetapi anak –anak belum mampu mentransfer apa yang telah mereka pelajari yaitu mengkonversi satu bentuk kepada bentuk lain yang berbeda. d. Bagaimana Konservasi dikembangkan. Pada umumnya anak-anak bergerak dengan



melalui



tiga



tahapan  dalam



menguasai



konversi sebagaimana



dikemukakan diatas. Pada tahap pertama, anak-anak pra operasional gagal mengkonservasi mereka memusatkan perhatian pada satu aspek dalam situasi tertentu Pada tahap kedua merupakan transisional.Anak –anak kembali padakondisi bahwa kadang-kadang melakukan konservasi terkadang tidak. Piaget menekankan bahwa perkembangan kemampuan anak-anak untuk mengkonservasi akan lebih baik jika nalar telah cukup matang. 2.



Perkembangan Emosional.



a.     Gangguan emosional pada kanak-kanak. Beberapa gangguan emosional pada anak antara lain sebagai penyebab ketakutan pada kanak-anak untuk melakukan sesuatu.Gangguan-gangguan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor b.     Beberapa Tipe Masalah Emosional. Kebrutalan atau kebringasan nampak pada prilaku anak merupakan perbuatan yang sering kali memerlukan bantuan orang lain misalnya:Berkelahi,berbohong,mencuri,merusak hak milik dan bentuk lain yang berbeda. Bentuk bentuk tindakan tadi merupakan  yang keluar dari emosional



yang



terganggu.Sekalipu



demikian



anak-anak



seringkali



mengemukakan alasan untuk bisa dipercayai orang lain guna menutupi kebohonganya untuk menghindari dari hukuman karena dari perbuatanya.akan tetapi ketika berusia 6-7 tahun mereka seringkali membuat cerita bohong mereka sadar dan tidak merasa aman perasaanya.oleh karena itu mereka sering membuat



cerita yang muluk-muluk dan berbuat bohong untuk menyenangkan orang tuanya(Chapman,1974). c.      Gangguan Kecemasan. Gangguan kecemasa tersebut merupakan keinginan terpisah dan ketakutan (phobia sekolah).anak yangmenderita gangguan kecemasan seringkali tidak mau berteman.dengan kata lain mereka sering menyendiri. d.     Takut Sekolah. Suatu Ketakutan yang tidak realistik apabila seorang anak tidak mau masuk sekolah,takut terhadap guru yang galak atau mendapat tugas yang berat di sekolah.Ketakutan anak ini wajar,hal ini bukan dikarenakan anak melainkan karena kondisi lingkungan yang kurang kondusif. e.     Kematangan Sekolah. Merupakan suatu kondisi dimana anak telah memiliki kesiapan cukup memadai untuk sekolah.baik dari segi fisik maupun mental. Secara psikis pada usia ini anak sudah cukup mampu untuk buang air kecil sendiri.sudah bisa membedakan lawan jenis dan sudah mampu membedakan yang salah dan yang benar. f.       Depresi pada masa kanak-kanak. Anak-anak mulai sadar akan popularitas sering kali mengatakan “tidak ada ada orang seperti saya”pada masan ini anak rentan terkena gangguan atau depresi. Gejala depresi antara lain terjadi karena gangguan konsentrasi ,kurang tidur ,selera makan kurang,mulai berbuat kejelekan disekolah, tidak



merasa



bahagia,selalu



mengeluh



padapenyakit



jasmani



yang



dideritanya,selalu merasa bersalah.Takutsekolahatau seringkali ingin bunuh diri. (Malmquist, 1998, Ponski, 1982). g.     Perawatan Problem Emosional Perawatan ini bisa melalui beberapa cara :Pertama secara individual,yaitu dengan melihat anak satu persatu,Membantu agar anak dapat mengenal dirinya atau kepribadianya dan hubungan dengan orang lain. h.     Stres. Stres adalah perasaan tertekan dan meningkatnya emosi yang tidak menyenangkan, seperti cemas,takut,sedih dan marah.Stres dapat disebabkan suasana keluarga yang seringkali diwarnai oleh konflik orang tua (bapak ibu)atau orang tua yang seringkali menuntut anak untuk berprestasi.      



Kegiatan Belajar 2 PERKEMBANGAN BAHASA,SOSIAL,MORAL DAN SIKAP A. PERKEMBANGAN BAHASA Periode linguistik terbagi menjadi tiga fase besar,yaitu: 1.



Fase kata atau Holofrase



2.



Fase lebih dari satu kata



3.



Fase ketiga atau diferensiasi. Jenis-jenis Bahasa: a) Bahasa Tubuh b) Bicara c) Potensi Anak Bicara didukung oleh beberapa hal: 1)    Kematangan Alat Bicara 2)    Kesiapan Bicara 3)    Adanya model yang bail yang dicontoh oleh anak. 4)    Kesempatan berlatih. 5)    Motivasi untuk belajar dan berlatih. 6)    Bimbingan. d)    Ganggguan dalam perkembangan Bicara. 1)    Anak Cengeng. 2)    Anak Sulit mengerti isi pembicaraan orang lain.



B.  PERKEMBANGAN SOSIAL, MORAL, DAN SIKAP Perkembangan Sosial Berkaitan dengan perkembabgan sosal, peran orang tua sangat penting terutama mengembangkan ketrampilan bergau pada anak oleh karena itu peran orang tua sangat penting agar dapat memberi penguatan melalui pemberian ganjaran pada anak pada saat anak berprilaku positif. Sebaliknya orang tua juga berkewajiban memberikan hukuman apabila anak melakukan kesalahan. a)    Ganjaran atau hadiah Fungsi hadiah 1)    Memiliki nilai Pendidikan



2)    Memberikan Motivasi Bagi anak 3)    Memperkuat Prilaku b)    Hukuman Fungsi Hukuman a)    Fungsi Restriktif Diharapkan anak tidak mengulangi lagi perbuatan serupa. b)    Hukuman Sebagai Fungsi Pendidikan Orang tua harus bisa menjelaskan kepada anak bahwa perbuatan mana yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh anak. c)    Hokuman Sebagai Penguat Motivasi. Hukuman yang diberikan kepada anak harus bisa berfungsi memperkuat motifasi anak terutama terhadap prilaku negatif anak. Syarat-syarat Hukuman: a)    Sebaiknya Hukuman segera diberikan kepada anak yang patut mendapat hukuman. b)    Diberikan secara konsisten. c)    Harus bersifat Konstruktif. d)    Bersifat Impersonal tidak langsung menunjuk anak. e)    Harus disertai Alasan. f)     Bisa sebagai alat untuk mengembangkan hati nurani anak. g)    Harus dilakukan pada saat yang tepat jangan sampai  merasa malu terhadap teman kelompoknya. Perkembangan Moral dan Sikap. a)    Imitasi(Imitation) b)    Internalisasi. c)    Introvert dan Ekstrovert. d)    Kemandirian. e)    Ketergantungan. f)     Bakat. Menurut Ilmu Pengetahuan terdapat 2 jenis bakat dan dapat dikembangkan yaitu:



1)    Bakat yang berkaitan dengan Kemahiran atau kemampuan mengenai suatu bidang pekerjaan khusus. 2)    Bakat yang diperlakukan untuk berhasil dalam tipe pendidikan (scholastic uptitude). Terdapat tiga faktor utama yang dapat mempengaruhi tampilnya bakat anak yaitu: 1)    Faktor Motivasi 2)    Faktor Nilai 3)    Konsep Diri. Anak yang mempunyai konsep diri yang posttif selalu berusaha berinteraksi secara timbal balik dengan sukses merupakan aktualisasi dari bakatnya. Kegiatan Belajar 3 PERBEDAAN INDIVIDU ANAK USIA SEKOLAH DASAR A. Perbedaan Pada Perkembangan Fisik. Rata–rata perkembangan berbeda antar ras atau bangsa diberbagai negara. Selain perkembangan juga karena anak tersebut sudah memasuki tahap perkembangan fisik tertentu. B. Perbedaan Perkembangan Intelektual. Pada tahap operasi kongkret menurut Piaget anak dapat berpikir logis tentang sesuatu,walau demikian tahap pada anak terdapat perbedaan antarsatu dengan yang lainya. C. Perbedaan Pada Perkembangan Moral 1.    Piaget dan Tahapan Moral. 



Tahap Pertama, hambatan moralitas yang disebut (heteronomous morality)







Tahap Kedua,Moralitas kerjasama yang disebut (Autonomous morality)



2.    Kohlberg dan alasan moral Kohlberg melukiskan tiga tingkata alasan moral sbb: 



Tingkat 1, Pra conventional morality (anak usia 4-10 tahun)







Tingkat 2,Conventionalmorality (anak berusia 10-13 tahun)







Tingkat 3, Post Conventional morality (anak usia 13 tahun atau lebih)



D. Perbedaan Kemampuan Setiap anak usia SD mempunyai kemampuan berbeda-beda.Kemampuan ini bisa berupa kemampuan komunikasi, atau kemampuankognitif.Kemampuan bersosialisasi  pada anakpun berbeda-beda Kemampuan bersosialisasi pada anak bisa dipengaruhi oleh lingkungan teman sebayanya.        Kegiatan Belajar 4 JENIS-JENIS KEBUTUHAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR A. JASMANIAH. Anak usia SD memasuki tahapan perkembangan moral dansosial yang memperhatikan moral dan sosial yang memperhatikan pemuasan keinginan dan kebutuhan sendiri tanpa memperhatikan atau mempertimbangkan kepentingan orang lain. Sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan melalui disiplin Harlock(1978) mengemukakan bahwa disiplin berguna bagi anak untuk tahap berikut: 1.    Memberi rasa aman pada anak,dengan memberitahukan kepada mereka secara tegas apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan. 2.    Berusaha belajar bersikap sesuai dengan cara yang mendatangkan pujian. 3.    Mendorong anak mencapai apa yang diharapkan dari dirinya. 4.    Membantu anak mengembangkan hati nuraninya. B. KASIH SAYANG. Pada tahap perkembangan sosial anak usia SD terutama yang duduk di kelas tinggi SD, sudah ingin memiliki teman-teman tetap. Perkembangan tersebut juga sejalan dengan kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi teman .juga ada perhatian kasih sayang terhadap suatu benda. C. MEMILIKI Pada masa usia dikelas kelas rendah SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan dirinya sebagai pusat perhatian.akan tetapi mereka suka memuji diri sendiri dan membanding-bandingkan dirinya dengan teman.Sehingga kebutuhan yang dimiliki masih dominan.



D. AKTUALISASI DIRI Kebutuhan ini muncul dikelas tinggi SD. Salah satu kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan berprestasi atau need for achievment . DeCecco dan Grawford (1974) mengajukan 4 peranan guru untuk memberikan dan meningkatkan motivasi siswa,yaitu: 1.    Membangkitkan Semangat Siswa Dalam kegiatan pembelajaran guru harus selalu peka terhadap perubahan kebutuhan siswa. 2.    Memberikan Harapan yang Realistik Guru harus bisa memodifikasi atau mengubah harapan-harapan yang tidak realistis dibebankan oleh siswa. 3.    Memberikan Insentif Bila siswa banyak melakukan keberhasilan guru harus memberikan insentif berupa penghargaan,pujian,hadiah, atau kata-kata yang manis. 4.    Memberikan Pengarahan. Guru harus mengatakan secara tegas kepaada siswa apabila siswa melakukan kekeliruan tersebut dan menunjukkan bagaimana siswa bertindak. 



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Perkembangan anak sangat berbeda satu sama lain sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama.     2. Aspek perkembangan anak usia sekolah (Usia 6 tahun hingga 12 tahun). a) Pertumbuhan fisik / jasmani b) Perkembangan intelektual c)  Perkembangan emosional 3. Perkembangan bahasa sejak anak berusia 4-5 Bulan. Dan anak yang dibimbing orang tua untuk belajar berbicara dari sederhana sampai anak memiliki keterampilan berkomunikasi dengan baik. 4. Dalam pendekatan lain perbedaan individual siswa sekolah dasar dibedakan berdasarkan perbedaan dalam kemampuan potensial dan kemampuan nyata. 5. Perbedaan individu anak usia dasar di antaranya: kemampuan, intelegensi dan kepribadian B. SARAN Disarankan kepada orang tua dan guru untuk selalu kerja sama, sebagai guru kita dapat menciptakan suasana kelas yang demokratis, merencanakan pembelajaran yang bervariasi serta mengadakan hubungan atau komunikasi dengan menggunakan pendekatan pribadi.



DAFTAR PUSTAKA Almy M, Chitenden, Tenden E & Miller A. (1966). Young Children’s Thinking some. Aspects of piaget’s Theory. New York. Barret, D. Radke-Yarrow M., and Klein, R. (1982). Chronic malnutrition and Child Behaviour. Develoment Psychology Brody, F.B & Brody, N. (1976). Intelliggence, New York. Slameto (1988). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta. Lester, B.M & Dresher, M. (1989) Effects of Marijuana Use During Frequency on Newborn City Child Development. New York.