Perkembangan Peserta Didik - Modul 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MKDK4002 PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK



Modul 02 Teori Perkembangan Kognitif dari Perspektif Sosial Budaya dan Proses Informasi



Kelompok 4 • Arum Aprillia Sari (857964447) • Elin Marlina (857964479) • Natalia Desy T (857964558) • Ida Susanti (857965352) • Mirna Isnaini (857965488)



Pokjar Sembada Minang Godean S1 PGSD BI 2022.2



Modul 02 Teori Perkembangan Kognitif dari Perspektif Sosial Budaya dan Proses Informasi



Teori-teori Perkembangan Kognitif dari Perspektif Sosial Budaya



Perkembangan Kognitif dari Perspektif Proses Informasi



Topik Bahasan A



PENDAHULUAN



B



KARAKTERISTIK TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET



C



KRITIK DAN EVOLUSI TEORI PIAGET



D



TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF VYGOTSKY



E



PERBANDINGAN TEORI PIAGET DAN VYGOTSKY



F



PERAN KEMAMPUAN BERBAHASA DALAM PERKEMBANGAN KOGNITIF



Pendahuluan



Proses adaptasi manusia berlangsung terus-menerus sejak mereka masih bayi hingga tumbuh dewasa. Adaptasi dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Bentuk adaptasi manusia berbeda-beda menurut tahap perkembangannya.



Misalnya, anak yang berumur satu tahun memiliki respons yang berbeda dengan anak yang berumur 5 tahun ketika diberikan mainan yang dapat mengeluarkan suara. Anak akan mengalami tahap ketika mereka hanya bisa melakukan hal-hal tertentu dan baru akan mampu melakukan hal yang lebih kompleks seiring bertambahnya usia.



Karakteristik Teori Teori perkembangan kognitif pertama dari Jean Pigaet seorang psikolog asala Switzerland. Perkembangan Kognitif Jean Piaget Piaget mengatakan bahwa pengetahuan bukan merupakan kondisi, tetapi proses. Pengetahuan didefiniskam sebagai hubungan antara subjek (manusia) dan apa yang diketahuinya. Ini merupakan karakteristik dari teori Piaget yang disebut epistemologi genetis.



Proses pengetahuan dilakukan secara mandiri oleh anak ketika mereka membangun/mengkonstruksi pengetahuan. Pengetahuan anak berubah seiring perkembangan kognitif mereka.



Skemata adalah sebuah representasi atau pemahaman dasar yang dimiliki anak tentang hal-hal di sekitarnya. Skemata membuat anak mampu menginterpretasi pengalaman mereka. Perkembangan kognitif adalah perkembangan skemata-skemata. Skemata tidak hanya dibangun tetapi juga dimodifikasi. Proses ini dikenal dengan proses intelektual. Tujuan organisasi adalah adaptasi atau penyesuaian dengan lingkungan. Adaptasi terjadi melalui dua cara berikut. 1. Asimilasi Proses seorang anak menginterpretasikan pengalaman baru dengan skemata yang sudah mereka miliki. 2. Akomodasi Dalam akomodasi terjadi modifikasi skemata atau struktur yang sudah ada untuk memahami pengalaman baru. Menurut Piaget, asimilasi dan akomodasi bekerja sama untuk membantu perkembangan kognitif dengan tujuan akhir untuk beradaptasi atau mencapai keseimbagan ekuilibrium (Miller, 2011).



Teori tahap perkembangan Piaget memiliki lima ciri-ciri berikut. 1. Setiap tahap merupakan satu kesatuan keseimbangan ekuilibrium yang tersetruktur. 2. Tahap-tahap dalam perkembangan kognitif Piaget akan berkesinambungan dengan tahap sebelumnya. 3. Tahap-tahap perkembangan terjadi secara berurutan atau tidak bisa dibolak-balik. 4. Tahap-tahap perkembangan ini bersifat universal. 5. Setiap tahap perkembangan memiliki prosesnya masingmasing, akan selalu ada trial dan error dalam setiap tahap.



Berikut tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget. 1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun) Indra (sensor) dan gerak (motor) adalah dua hal utama yang digunakan bayi dalam tahap ini untuk membangun pemahaman tentang dunia. Pembentukan konsep objek dan kemajuan bertahap dari perilaku refleks ke perilaku yang diarahkan oleh tujuan. Konsep penting dalam tahap sensorimotor adalah objek permanen. Sebuah objek akan tetap ada meski tidak dapat dilihat, didengar, atau dirasakan.



2. Tahap Praoperasional (2-7 tahun) Pada tahap praoperasional, pengetahuan dibangun melalui objek, hubungan kausalitas, ruang, dan waktu melalui media atau representasi mental. Kemampuan representasi mental adalah kemampuan anak memahami suatu benda yang disimbolkan dengan benda lain. Ciri khas tahap praoperasional sebagai berikut. a. Egosentris yaitu ketika anak tidak bisa membedakan sudut pandang dirinya dengan orang di sekitarnya. Mereka hanya bisa melihat dari sudut pandang mereka sendiri. b. Pemikiran yang kaku yaitu kecenderungan anak melihat sesuatu hanya dari tampilan luarnya atau hanya dari satu sisi dan mengabaikan yang lain. c. Pemikiran semilogis yaitu anak mulai mengenal hubungan sebab akibat yang tidak logis. d. Sosial koginitif yang terbatas yaitu kemampuan soisal kognitif anak masih terbatas karena mereka memahami sesuatu hanya berdasarkan apa yang mereka lihat atau pernah alami.



3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun) Puncak dari perkembangan kognitif adalah kemampuan anak melakukan operasi. Kemampuan baru yang diperoleh anak dalam tahap ini adalah kemampuan reversibility/berpikir terbailk. Pada tahap operasional konkret, anak lebih sadar akan hubungan dalam keluarga, tema, atau ruang lingkup sosial yang lebih besar. Tahap operasional konkret membutuhkan permasalahan konkret yang dapat dilihat anak karena mereka belum mampu memecahkan atau memikirkan masalah atau konsep yang abstrak. 4. Tahap Operasional Formal (11-15 tahun) Pada tahap ini, anak mulai mampu memikirkan konsep abstrak, berpikir logis, dan menarik kesimpulan. Pemikiran prediksi tentang kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dari sebuah isu sudah dapat dibentuk dalam tahap ini. Hal ini karena kemampuan kognitif sudah sangat berkembang sehingga dapat memikirkan hal abstrak dan dapat berpikir tentang masa depan.



Salah satu kritik yang ditujukan pada Piaget menyebutkan Kritik dan Evolusi Teori bahwa Piaget meremehkan kemampuan kognitif bayi, balita, Piaget dan murid-murid TK. Piaget berfokus pada kompetsnikompetensi pada setiap tahap perkembangan yang menurytnya menentukan bagaimana performa anak dalam tugas kognitif yang bervariasi. Kritik lain yang diajukan pada Piaget adalah ia tidak menaruh perhatian besar pada pengaruh sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif anak. Budaya tidak hanya mempengaruhi kecepatan perkembangan kognitif, tetapi juga bagaimana anak berpikir. Interaksi sosial memiliki peran besar terhadap bagaimana anak berkembang. Menurut Piaget, konflik antarteman jika terjadi interaksi sosial akan memberikan dampak negatif pada keseimbangan ekuilibrium yang sudah tercapai.



Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky



Teori tentang perkembangan kognitif oleh Lev Vygotsky, ditekankan pada 2 hal yaitu sebagai berikut. 1. Perkembangan kognitif terjadi dalam konteks sosiokultural yang memengaruhi perkembangan tersebut. 2. Banyak kemampuan kognitif penting pada anak yang berkembang dari adanya interaksi sosial dengan orang tua, guru, dan orang lain yang memiliki kompetensi lebih tinggi dari seorang anak.



Salah satu perspektif yang dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangan kognitif adalah perkembangan sosiohistoris, yakni perkembangan teknologi.



Berikut tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Vygotsky.



1 Zona Perkembangan Proksimal (Zone Of Proximal Development) Vygotsky sependapat dengan Piaget yang menyatakan bahwa anak-anak adalah pembelajar yang selalu merasa ingin tahu yang aktif dalam belajar dan menemukan hal baru. Vygotsky juga percaya penemuan-penemuan penting yang diperoleh anak terjadi adanya kolaborasi seseorang yang memberikan contoh dan instruksi dengan anak yang memahami instruksi tersebut dan mengaplikasikannya. Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) didefinisi sebagai gap antara apa yang anak bisa lakukan sendiri dan apa yang dia mampu lakukan dengan adanya bantuan.



2 Scaffolding Scaffolding adalah bantuan belajar yang diberikan pada seorang anak dalam proses belajar sebelum akhirnya anak mampu memahami atau menyelesaikan sebuah masalah.



3



4



Peran Seorang Kakak dalam Scaffolding Seorang kakak dalam keluarga umumnya baik disadari maupun tidak memiliki peran sebagai pengasuh untuk adik mereka. Peran mereka sangat bermacam-macam bagi sang adik: guru, teman atau sumber dukungan emosional. Kakak menjadi sosok model atau tutor bagi adik mereka.



Implikasi Teori Vygotsky terhadap Pendidikan Vygotsky dan Piaget menekankan pada pembelajaran aktif. Perbedaan dari kedua teori tersebut pada instruktur. Dalam teori piaget, aktivitas yang dilakukan anak bersifat mandiri. Sementara dalam teori Vygotsky, seorang instruktur akan membantu seorang anak belajar.



5 Cooperative Learning Cooperative Learning penting karena anak menjadi lebih termotivasi ketika mereka menyelesaikan masalah bersama. Selain itu, jika anak melakukan cooperative learning, mereka harus menyampaikan pendapat mereka kepada orang. Dengan berbicara dapat mengevaluasi dan lebih baik dalam penyampaian kepada orang lain.



Perbandingan Teori Piaget dan Vygotsky



VYGOTSKY



PIAGET



Bersifat variatif karena budaya yang Bersifat universal sehingga yang terjadi pada berbeda-beda sehingga setiap anak akan sifat salah satu anak akan terjadi pula pada anak berbeda. yang lain. Perkembangan kognitif berasal dari interaksi sosial Ketika anak belajar dengan bantuan dari orang lain dalam zona proksimalnya masing-masing.



Perkembangan kognitif dipengaruhi oleh eksplorasi mandiri yang dilakukan anak. Mereka membangun pengetahuan secara mandiri tanpa bantuan orang lain.



Proses sosial terjadi adanya interaksi sosial akan menjadi proses psikologi individu Ketika anak menginternalisasi pengetahuan yang mereka dapatkan.



Proses individual yang anak alami menjadi proses sosial. Dengan berkurangnya sifat egosentris, anak semakin mampu melihat sesuatu dari perspektif orang lain, selain dari mereka sendiri.



Peran orang dewasa penting untuk membantu proses belajar



Peran teman-teman penting bagi anak karena dengan adanya interaksi, anak belajar memahami perspektif lain.



Peran Kemampuan Berbahasa dalam Perkembangan Kognitif



Teori Vygotsky Setiap anak akan mengalami perkembangan kognitif yang berbeda-beda karena mereka dibesarkan dalam lingkungan dan budaya yang berbeda pula.



Teori Piaget Setiap tahap perkembangan kognitif bersifat universal yang artinya semua anak mengalami hal yang sama.



Anak Usia Pra Sekolah Berbicara satu sama lain sebetulnya tidak benar-benar melakukanpercakapan satu sama lain. Akan tetapi mereka melakukan percakapan egosentris (egocentric speech) yaitu percakapan yang tidak ditujukan pada siapa pun dan tidak diartikan sungguhsungguh untuk dipahami lawan bicara seseorang.



Bertambahnya Usia Anak Sifat percakapan egosentris akan berkurang. Mereka akan dapat berdialog dengan lawan bicara disertai dengan pemahaman.



Perkembangan Kognitif Menjadi faktor perkembangan kemampuan bahasa dengan adanya perubahan dari percakapan egosentris menjadi percakapan komunikatif.



Menurut Vygotsky pemikiran dan kemampuan berbahasa anak akan saling memengaruhi.



Dalam teori Vygotsky, bahasa memiliki peran penting untuk perkembangan kognitif karena membantu anak menyelesaikan masalah dengan cara yang efisien dan terstruktur.



Private Speech Private Speech yaitu ketika anak merencanakan solusi dan perilaku mereka agar dapat menyelesaikan suatu masalah.



Private speech menjadi inner speech atau percakapan batin masing-masing anak. Inner speech menjadi panduan anak dalam berpikir dan tidak hilang bahkan sampai dewasa.



Private speech menjadi panduan kognitif masing-masing anak yang tidak lagi diucapkan secara jelas, tetapi hanya dalam pikiran dan digunakan untuk mengatur bagaimana anak melakukan kegiatan sehari-hari mereka.



Topik Bahasan A



MODEL SISTEM PEMROSESAN INFORMASI



B



PERKEMBANGAN MEMORI/INGATAN



C



PERKEMBANGAN STRATEGI MEMORI



D



KONSEP KECERDASAN DAN PERKEMBANGAN



E



PENDEKATAN PSIKOMETRIS TENTANG INTELIGENSI



Model Sistem Pemrosesan Informasi



Seiring bertambahnya usia anak, mereka akan memiliki strategi baru untuk merespons informasi yang masuk, menginterpretasikannya, dan mengingat apa yang mereka alami. Dalam model sistem informasi, manusia berperan katif dalam mengolah inofrmasi yang masuk. Pada tahun 1968, Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (Shaffer & Kipp, 2014) mencetuskan model sistem informasi untuk mendeskripsikan bagaimana seseorang menerima dan mengolah informasi. Terdapat tiga komponen dalam model ini.



1



Sensory State/Register Informasi masuk dalam sistem melalui indra manusia.



2



Short-Term Store (STS) Ketika manusia mendapat stimulus dari lingkungannya, informasi akan masuk ke dalam STS.



3



Long-Term Store (LTS) Informasi yang telah diinterpretasi disimpan secara permanen untuk digunakan pada kemudian hari.



Perkembangan Memori/Ingatan



Memori adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan proses menyimpan dan mengingat kembali sebuah informasi. Memori dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian.



1 Event Memory Memori jangka panjang yang dimiliki dan mudah untuk diingat kembali.



2 Strategic Memory Proses yang terjadi ketika manusia secara sadar mencoba mengingat kembali informasi yang mereka ciptakan.



1 Perkembangan Event dan Autobiographical Memory Memori yang termasuk kategori ini bersifat personal dan umumnya pengalaman yang dapat diingat dengan mudahnya.



2 Perkembangan Scripted Memory Anak-anak umumnya cenderung mengorganisasikan kegiatan rutin mereka sebuah script/skenario. Mereka mengurutkan apa yang terjadi, di mana, atau dengan siapa dalam konteks yang familiar.



3 Konstruksi Sosial dari Memori Autobiografi Hudson dalam Shaffer & Kipp (2014) menyebutkan bahwa event memory dapat bermula dari anak yang menceritakan pengalaman mereka dan dibentuk oleh orang tua yang menanyakan pertanyaan-pertanyaan kontekstual.



Perkembangan Strategi Memori



Berbagai macam strategi digunakan oleh anak untuk mengingat kembali sebuah informasi. 1. Rehearsal: dilakukan dengan mengulang kembali informasi yang ingin diingat. 2. Organisasi: dilakukan dengan mengelompokkan informasi dalam klasifikasi yang mudah diingat. 3. Retrieval process: proses mengingat kembali dapat dilakukan dengan dua cara berikut. a. free call: mengingat tanpa adanya instruksi yang spesifik; b. cued call: mengingat dengan instruksi atau pertanyaan spesifik.



Konsep Kecerdasan dan Perkembangan Perkembangan intelektual manusia dilalui melalui pendekatan psikometris. Dimana psikometris digunakan secara luas untuk mengukur kecerdasan seseorang. Pendekatan ini lebih berfokus pada produk atau hasil akhir, bukan pada proses. Pendekatan ini berpengaruh pada pencapaian akademik, professional, hingga kepuasan hidup.



Pendekatan Psikometris tentang Inteligensi



Inteligensi adalah sifat-sifat intelektual yang berbeda-beda dalam diri setiap individu dan menjadikan individu lebih baik dibandingkan yang lain. 1. Pendekatan Komponen Tunggal (Alfred Binet) Tokoh Albert Binet dan Theodore Simon merupakan pionir tes inteligensi modern. Dimana desain ini mengukur keterampilan yang dibutuhkan dalam kelas. Desain ini digunakan untuk mengidentifikasi anak yang lamban belajar melalui tes.



2. Pandangan Multikomponen Inteligensi Keterampilan yang berbeda-beda dihasilkan dari sebuah nilai seperti umur mental.



Kritik yang ditujukan pada pendekatan psikometris menyebutkan bahwa model tes yang digunakan hanya menguji apa yang seseorang tahu, bukan proses maupun penyelesaian suatu permasalahan. Robert Sternberg (1985, dalam Shaffer & Kipp, 2014) mencetuskan triarkis teori intelegensi yang menekankan tiga aspek dalam perilaku inteligensi.



1 Komponen Kontekstual Orang intelektual atau orang cerdas adalah mereka yang bisa beradaptasi dengan lingkungannya.



2 Komponen Pengalaman Familieritas seseorang dengan tugas yang dikerjakananya juga menjadi faktor apakah seseorang dapat dikatakan cerdas. Istilah cultural bias digunakan untuk mendeskripsikan situasi ini.



3 Komponen Proses Informasi Respons ini mencakup analisis seseorang ketika dihadapkan pada masalah, memformulasikan strategi, dan memonitor aktivitas kognitif sampai masalah dapat diselesaikan.



Howard Gardner merupakan salah satu tokoh yang tidak sependapat dengan pendekatan psikometris. Menurutnya, manusia memiliki kecerdasan berbeda, merujuk pada bagian tertentu dalam otak dan memiliki perkembangan yang berbeda-beda pula. Kecerdasan ini berkembang tidak pada waktu yang sama.



1 Kecerdasan Verbal Linguistik Kepekaan terhadap bunyi, struktur, makna, dan fungsi bahasa serta bagaimana bahasa dapat digunakan.



4 Kecerdasan Musikal Kepekaan terhadap nada, irama, dan ritme, serta memahami aspek-aspek dalam musik.



2 Kecerdasan Visual Spasial Kemampuan melihat hubungan visual spasial secara akurat dan mentransformasi persepsi ini.



5 Kecerdasan Kinestetik Kemampuan gerak tubuh dan mengelola objek.



3 Kecerdasan Logika Matematika Kemampuan mengoperasikan dan mencerna pola logis dan numerik.



6 Kecerdasan Interpersonal Kemampuan mencerna dan merespons suasana hati, temperamen, dan intensi dengan tepat.



7 Kecerdasan Intrapersonal Kemampuan memahami diri sendiri dari segi perasaan, emosi, kelebihan, dan kekurangan.



8 Kecerdasan Naturalis Kepekaan terhadap flora dan fauna pada alam dan lingkungan.



9 Kecerdasan Spiritual/Eksistensial Kepekaan terhadap isu yang berkaitan dengan arti kehidupan, kematian, dan aspek lain dari diri manusia.