Perkembangan Peserta Didik Modul 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME MODUL 3 Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik MKDK 4002



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 1. NURWATI (19) 2. RAHMATULLAH (20) 3. RAIDA FITRIANI (21) 4. RAKHMIDA (22) 5. RINI ERNANI (23) 6. RIZKIANSYAH (24)



NIM 858272345 NIM 858272352 NIM 858272377 NIM 858272535 NIM 858272567 NIM 858272574



UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM STUDI PGSD KELAS A 2019.2



Karakteristik dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah KB 1. Pertumbuhan Fisik serta Perkembangan Intelektual dan Emosional A.    Pertumbuhan Fisik/Jasmani      Pada usia 11-12 tahun tinggi anak laki-laki dan wanita tidak jauh berbeda,pada usia 12-13 tahun pertambahan  tinggi badan anak wanita lebih cepat dibandingkan laki-laki,tetapi pada usia 14-15 anak laki-laki akan mengejarnya sehingga pada usia 18-19 tahun tinggi badan laki-laki jauh dari wanita(lebih tinggi) Perbedaan profil perkembangan fisik antara siswa SLTP dengan siswa SLTA No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir) . 1. Laju perkembangan secara umum Laju perkembangan secara umum berlangsung secara pesat menurun, sangat lambat 2. Proporsi ukuran tinggi dan berat badan Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering kurang seimbang lebih seimbang mendekati kekuatan tubuh orang dewasa 3. Munculnya ciri-ciri sekunder Siap berfungsinya organ-organ reproduksi 4. Gerak-gerik tampak canggung dan kurang Gerak-geriknya mulai mantap terkoordinasikan 5. Aktif dalam berbagai jenis cabang Jenis dan jumlah cabang permainan permainan yang dicobanya lebih selektif B.    Pertumbuhan Intelektual     Berfikir abstrak adalah berfikir tentang ide-ide yang oleh Jean Piaget disebut sebagai berpikir formal operasional.      Berkembangnya kemampuan berfikir operasional pada masa remaja ditandai dengan 3 hal penting: 1. anak mulai mampu melihat (berfikir)tentang kemungkinan -kemungkinan 2. anak telah mampu berfikir ilmiah,dari mulai merumuskan masalah ,membatasi masalah menyusun hipotesis,mengumpulkan dan mengolah data sampai dengan menarik kesimpulan-  kesimpulan  3. remaja telah mampu  memadukan ide-ide secara logis   Perbedaan profil perkembangan intelektual antara siswa SLTP dengan siswa SLTA No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir) . 1. Proses berpikirnya sudah mampu Sudah mampu mengoperasikan mengoperasikan kaidah-kaidah logika kaidah-kaidah logika formal disertai formal kemampuannya membuat generalisasi 2. Kecakapan dasar umum menjalani laju Tercapainya titik puncak perkembangan yang terpesat 3. Kecapakan dasar khusus mulai Kecenderungan bakat tertentu menunjukkan kecenderungan- mencapai titik puncak dan kecenderungan lebih jelas kemantapannya



C.    Perkembangan Emosional Konflik remaja lebih sering terjadi dengan ibunya.Konflik remaja akan hilang dengan sendirinya pada usia 18 th.Semakin kuat perhatian orang tua terhadap kehidupan remaja, akan semakin tinggi prestasi yang diraihnya di sekolah (Dianne Pappalia, 1992).



KB 2. Perkembangan Sosial, Moral dan Sikap A.    Perkembangan Sosial, Moralitas dan Sikap Kecenderungan pria lebih peduli terhadap nilai-nilai keadilan dan kejujuran,sedangkan wanita terhadap nilai-nilai kesejahteraan. Perbedaan profil perkembangan pemikiran sosial dan moralitas antara siswa SLTP dengan siswa SLTA No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir) . 1. Diawali dengan kecenderungan Bergaul dengan jumlah teman yang ambivalensi keinginan menyendiri dan terbatas dan selektif keinginan bergaul dengan banyak orang tetapi bersifat temporer 2. Adanya ketergantungan yang kuat kepada Ketergantungan kepada kelompok kelompok sebaya disertai semangat sebaya berangsung fleksibel konformitas yang tinggi 3. Adanya ambivalensi antara keinginan Mulai dapat memelihara jarak dan bebas dari dominasi pengaruhorang tua batas-batas kebebasannya mana yang dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan harus dirundingkan dengan orang dari orang tuanya tuanya 4. Dengan sikapnya dan cara berpikinya Sudah dapat memisahkan antara nilaiyang kritis mulai menguji kaidah-kaidah nilai dengan kaidah-kaidah normatif atau sistem nilai etis dengan yang universal dari para kenyataannya dalam perilaku sehari-hari pendukungnya yang mungkin dapat oleh para pendukungnya berbuat keliru atau kesalahan B.     Perkembangan Pemikiran Politik Perkembangan pemikiran remaja hampir sama dengan perkembanga moral, karena memang keduanya berkaitan erat. Pemikiran politiknya tidak didasarkan atas prinsip seluruhnya atau tidak sama sekali, sebagai ciri kemampuan pemikiran moral tahap tinggi, tetapi lebih banyak didasari oleh pengetahuan-pengetahuan politik yang bersifat khusus. C.    Perkembangan Agama dan Keyakinan Perbedaan profil perkembangan agama dan keyakinan antara siswa SLTP dengan siswa SLTA No Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir) . 1. Mengenai eksistensi sifat kemurahan dan Eksistensi dan sifat kemurahan serta keadilan Tuhan mulai dipertanyakan keadilan Tuhan mulai dipahami dan secara kritis dan skeptis dihayati 2. Penghayatan kehidupan keagamaan Penghayatan dan pelaksanaan sehari-hari dilakukan mungkin didasarkan kehidupan keagamaan sehari-hari atas pertimbangan adanya semacam mulai dilakukan atas dasar kesadaran tuntutan yang memaksa dari luar dirinya dan petimbangan hati nuraninya sendiri yang tulus ikhlas 3. Masih mencari dan mencoba menemukan Mulai menemukan pegangan hidup pegangan hidupnya yang definitif



Thomas Hobbes (1588-1679 dalam Sigelman dan Shaffer, 1995:29) berpendapat bahwa anakanak secara alamiah adalah berperilaku nakal, pengganggu dan sebagainya. Sebaliknya Jean Jacques Rousseau (1712-1778) berpendapat anak secara alamiah adalah baik, sejak lahir naluriah anak mampu membedakan mana perilaku yang baik dan buruk. Dalam pandangan bahwa vperilaku anak dipengaruhi oleh faktor pembawaan (herediter) dikenal dengan mazhab nativisme. Filosofi dari Inggris, John Locke (1632-1704) terkenal dengan teori tabula rasa. Anak bagaikan kertas putih yang menunggu untuk ditulisi melalui pengalamannya. Locke menyangkal bahwa anak itu sejak lahir baik atau buruk, tetapi ia akan berkembang bergantung pada pengalaman yang ia peroleh.(mazhab empirisme) Menurut penganut konvergensi bahwa perilaku manusia dipengaruhi baik oleh pembawaan maupun oleh lingkungan. Tokohnya William James. Teori inilah yang dianut oleh kebanyakan ahli saat ini. Menurut Papalia dan Olds faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu dapat dikategorikan ke dalam faktor internal melawan faktor eksternal, dan pengaruh normatif melawan pengaruh bukan normatif. Faktor internal, faktor pembawaan sejak lahir yang disebut heredity. Faktor eksternal, faktor yang berpengaruh terhadap diri individu yang berasal dari lingkungan(enviromental influences). *Pengaruh normatif yaitu jika pengaruh terhadap kebanyakan orang dalam kelompok tertentu adalah sama *Pengaruh non-normatif yaitu peristiwa yang luar biasa yang memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan manusia Menurut Urie Bronfenbrenner (Papalia dan Olds, 1992:9) terdapat empat tingkatan pengaruh lingkungan yang merentang dari lingkungan yang paling intim sampai lingkungan yang sangat global: 1. Pengaruh lingkungan sistem mikro, lingkungan kehidupan sehari-hari, seperti lingkungan sekolah, rumah, pergaulan dengan orang tua, guru, teman sebaya. 2. Pengaruh lingkungan sistem meso, keterkaitan antarvariasi tingkatan sistem yang melibatkan individu di dalamnya. 3. Pengaruh lingkungan sistem exo, institusi lingkungan yang lebih besar, seperti pengaruh sekolah, pengaruh media massa, bahkan pengaruh lingkungan pemerintahan. 4. Pengaruh lingkungan yang paling luas, pengaruh sistem makro. Ada keterkaitan erat pengaruh dari kebudayaan, pengaruh agama, pendidikan, politik dan pengaruh keadaan sosial ekonomi terhadap perkembangan individu. Dalam pandangan yang konvensional terdapat 3 faktor dominanyang mempengaruhi proses perkembangan anak usia sekolah menengah,yaitu: 1. faktor pembawaan (heredity):yang bersifat alamiah(nature) 2. faktor lingkunan (environment):yang memungkinkan proses pengembangan(nurture) 3. faktor waktu(time):saat tibanya masa peka atau kematangan(maturation) Pada masa sekolah menengah ini merupakan masa krisis yang disebut the best of time atau the worst of time (Conger dalam Abin Syamsuddin M, 1996:91). Kalau individu mampu mengatasi berbagai tuntutan yang dihadapi secara integratif, ia akan menentukan identitasnya yang akan dibawanya menjelang masa dewasanya. Sebaliknya, kalau gagal ia akan berada pada krisis identitas (identity crisis) yang berkepanjangan.



KB 3. Perbedaan Individu Anak Usia Sekolah Menengah A.    Perbedaan Kemampuan        Kemampuan potensial adalah kecakapan yang masih terkandungdalam diri siswa yang diperolehnya secara pembawaan ,sehingga memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi kemamnpuan nyata        Kemampuan nyata adalah kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji,karena merupakan hasil usaha atau belaja yang bersangkutan.Kermampuan nyata sering disebut juga prestasi belajar(achievment) B.     Perbedaan dalam Intelegensi Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dengan cepat, tepat dan mudah. Heim memberi batasan tentang perilaku inteligen sebagai consisting of grasping the essentials… seseorang dikatakan memiliki perilaku inteligen sekiranya memiliki kemampuan untuk memahami hal-hal penting dari situasi yang dihadapi, dan mampu memberikan pemecahan yang lebih baik dibanding dengan yang lain.  Indikator perilaku inteligen menurut Whiterington (Abin Syamsuddin M, 1996), antara lain: 1. Kemudahan dalam menggunakan bilangan 2.



Efisiensi dalam berbahasa



3.



Kecepatan dalam pengamatan



4.



Kemudahan dalam mengingat



5.



Kemudahan dalam memahami hubungan



6.



Imajinasi



Vernon mencoba menjelaskan tentang intelegensi dalam tiga kategori yaitu : 1. biologis (kemampuan individu dalam mengadaptasi diri terhadap rangsangan lingkungan, dalam arti menekankan pada kemampuan untuk mengemas perilaku baik secara terangterangan(overtly behavior) maupun tersamar(covertly) sebagai hasil dari pengalaman),  2. psikologis (lebih menekankan pada efisiensi mental dan kapasitas pemahaman abstrak yang diperlukan dalam menggunakan bahasa simbol) dan  3. operasional (melibatkan spesifikasi perilaku inteligen secara lebih rinci dan menemukan cara mengukur spesifikasi yang dimaksudkan. Tokoh yang berkecimpung dalam pengembangan tentang teori intelegensi antara lain, Thurstone, Spearmen, Gulford, dan Howard Gardner. *Spearman memperkenalkan teori 2 faktor yaitu:kemampuan guru(general faktor) dan bakat(specific factor) *Guilford mengetengahkan teori multi faktor atau lebih dikenal dengan Guilford'sStructur of intellect yang memberikan ga,barantentang adanya 150 faktor kemampuan pada manusia *Howard  memperkenalkan teori Multiple intelegences yaitu bahwa manusia terdiri dari 8 intelegensi (bahasa,logis-matematika,tilikan ruang,bodily konesthic,musik,antar pribadi,intra pribadi,natralist) Klasifikasi tingkat kemampuan umum (Intelegensi)



IQ 140 ke atas 130-139 120-129 110-119 100-109 90-99 80-89 70-79  60-69 Dibawah 60



Persentase dari Populasi 1 2 8 16 23 23 16 8 2 1`



Klasifikasi Genius (jenius) Very superior (sangat Unggul Superior (unggul Average Normal Dull average (mendekati normal) Borderline (lambat)  Mentally defficient  Terbelakang



C.    Perbedaan dalam Kepribadian Kepribadian menurut Allport (Sumadi Suryabrata, 1988:240) adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dalam pandangan Erikson (Gage Berliner) masa remaja adalah masa Sturm und Drang (masa angin-anginan). Pada tahapan ini terjadi beberapa penangguhan dalam pengintegrasian unsurunsur kepribadian. Murray mengelompokkan kebutuhan menjadi dua kelompok besar, yaitu : 1. Kebutuhan viscerogenis adalah kebutuhan secara fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, bernafas dan lain sebagainya yang berorientasi pada kebutuhan untuk mempertahankan hidup.  2. Kebutuhan psychogenic adalah kebutuhan sosial atau social motives. Murray memilahkan kebutuhan sosial menjadi 20 kebutuhan: 1. Abasement Needs (n Aba), kebutuhan untuk tidak berdaya, merendah apabila berbuat keliru, menerima cercaan atau celaan orang lain. 2. Needs for Achievement (n Ach), kebutuhan berprestasi yaitu kebutuhanuntuk melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, dorongan untuk mencapai hasil sebaik mungkin. 3. Needs for Affiliation (n Aff), kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain seperti teman sebaya, setia kawan. 4. Needs for Aggression (n Agg), kebutuhan untuk melakukan tindakan kekerasan, menyerang pandangan yang berbeda dengan dirinya. 5. Autonomy Needs (n Aut), kebutuhan untuk bertindak secara mandiri 6. Counteraction, kebutuhan untuk mencari bentuk yang berbeda dari yang telah mapan. 7. Defendance needss, kebutuhan untuk bergantung pada diri sendiri. 8. Deference needss (n Def), kebutuhan meniru orang lain. 9. Needs for Dominance (n Dom), kebutuhan mendominasi,yaitu kebutuhan ingin menguasai lingkungan manusia 10. Exhibition (n Exh), kebutuhan pamer diri. 11. Harmovoidance,kebutuhan untuk menghindari ketidaknyamanan 12. Infavoidance,kebutuhan untuk menghindari kegagalan 13. Nurturance,kebutuhan untuk membantu orang yang memerlukan bantuan 14. Order, kebutuhan teratur. 15. Play 16. Rejection,kebutuhan untuk menolak orang lain 17. Sentience, kebutuhan mencari dan menikmati sesuatu yang sensual. 18. Sex,kebutuhan membangun hubungan yang bersifat erotis 19. Succorance,kebutuhan untuk mencari bantuan dari orang lain apabila mendapat kesulitan



20. Under standing,kebutuhan untuk menganalisis dan mencari jawaban sementara/hipotesis