Makalah Morfologi, Fisiologi Dan Struktur Bakteri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH BAKTERIOLOGI III “Morfologi, Fisiologi, dan Struktur Bakteri”



Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Bakteriologi III yang di ampuh oleh ibu Nur Indah Umadji, S.Pd., M.Si



OLEH : NAMA



: REGITA CAHYANI SAURING



NPM



: 85AK17058



KELAS



:B



PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN STIKES BINA MANDIRI GORONTALO 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Mempersiapkan media teknik pewarnaan” penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Bakteriologi III. Makalah ini berisikan tentang morfologi dari bakteri, fisiologi, dan struktur sel bakteri. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan, penulis berharap semoga makalah ini bisa berguna bagi yang lain juga. Sekian dari saya hanya itu yang dapat kami sampaikan mohon maaf bila ada salah penulisan, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.



Gorontalo, Maret 2019



Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .......................................................................................i DAFTAR ISI ......................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .....................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................2 1.3 Tujuan ..................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Bakteri ....................................................................................3 2.2 Morfologi Bakteri ................................................................................3 2.3 Fisiologi Bakteri ..................................................................................5 2.4 Struktur Bakteri ...................................................................................7 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ..........................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan



aktivitas



kehidupan



antara



lain



dapat



mengalami



pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dunia mikroorganisme terdiri dari berbagai kelompok jasad renik (makhluk halus). Kebanyakan bersel satu atau uniseluler. Ciri utama yang membedakan kelompok organism tertentu dari mikroba yang lain adalah organisasi bahan selulernya. Dunia mikroba terdiri dari Monera (Virus dan sianobakteri), Protista, dan Fungi. Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri, jamur, dan virus. Secara umum, bakteri, jamur, dan virus mempunyai morfologi dan struktur anatomi yang berbeda. Di dalam kehidupannya beberapa mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus selalu dipengaruhi oleh lingkungannya dan untuk mempertahankan hidupnya mikroorganisme melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini dapat terjadi secara cepat serta bersifat sementara waktu dan dapat pula perubahan itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi bentuk morfologi serta



struktur



anatomi



mengidentifikasikan



suatu



dari



bakteri,



mikroorganime



jamur, dapat



dan



virus.



dilakukan



Untuk dengan



mengetahui morfologi, fisiologi dan struktur anatominya. Oleh karena itu kita perlu mengetahui bentuk morfologi, fisiologi dan struktur anatomi dari bakteri.



1



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana morfologi dari suatu bakteri? 2. Bagaimana fisiologi proses pertumbuhan dari bakteri? 3. Bagaimana struktur sel bakteri? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui morfologi bakteri 2. Untuk mengetahui fisiologi pertumbuhan bakteri 3. Untuk mengetahui struktur sel dari bakteri



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Bakteri Bakteri, berasal dari kata Latin, bacterium (jamak, bacteria); adalah kelompok



raksasa



dari



organisme



hidup.



Mereka



sangatlah



kecil



(mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, sitoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain. Bakteri termasuk dalam golongan prokariota yaitu merupakan bentuk sel yang paling sederhana yang memiliki ukuran dengan diameter dari 1 hingga 10 µm. Ciri yang membedakan prokariotik dengan eukariotik adalah inti sel di mana sel prokariotik tidak mempunyai membrane inti sel atau nukleus yang jelas. 2.2 Morfologi Bakteri Secara harafiah, morfologi berarti 'pengetahuan tentang bentuk' (morphos). Morfologi dalam cabang ilmu biologi adalah ilmu tentang bentuk organisme, terutama hewan dan tumbuhan dan mencakup bagian-bagiannya. Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Morfologi Makroskopik (Kolonial morfologi)



Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka disertakan dengan gizi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Melalui pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadangkadang akan menghasilkan koloni yang khas dalam penampilan. Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada yang berbentuk lingkaran, sementara



3



yang lain tidak teratur. Karakteristik koloni (bentuk, ukuran, warna, dll) yang diistilahkan sebagai "koloni morfologi". Morfologi koloni adalah cara para ilmuwan dapat mengidentifikasi bakteri. Morfologi koloni dapat ditinjau dari berbagai aspek, yaitu :  Shape



: Bentuk



 Edge



: Tepi;pinggir



 Elevation



: Ketinggian



 Size



: Ukuran



 Surface



: Permukaan



 Consistency



: Kekentalan ; kepadatan



 Odor



: Bau



 Opacity



: Transparansi



 Chromogenesis



: Pigmentasi



2. Morfologi mikroskopis (Seluler morfologi)



Morfologi mikroskopik adalah karakteristik bakteri yang dilihat melalui pengamatan dibawah mikroskop. Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi secara umum ada 3 tipe, yaitu : 1. Bentuk batang / basil 2. Bentuk bulat / kokus 3. Bentuk spiral / spirilium. Variasi



bakteri



atau



koloni



bakteri



dipengaruhi



oleh



arah



pembelahannya, umur, dan syarat pertumbuhan tertentu misalkan makanan, suhu, dan keadaan yang tidak menguntungkan bakteri. Sel-sel bakteri memiliki beberapa bentuk. Menurut morfologinya bakteri dapat dibedakan menjadi 3 bentuk utama, yaitu: a. Bakteri berbentuk bulat (Coccus) Bakteri berbentuk bulat atau bola dinamakan kokus (Coccus), dibedakan menjadi: 1) Monokokus (Monococcus), yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misalnya Neisseria gonorrhoeae, penyebab penyakit kencing nanah.



4



2) Diplokokus (Diplococcus), yaitu bakteri berbentuk bola yang bergandengan dua-dua, misalnya Diplococcus pneumoniae, penyebab penyakit pneumonia atau radang paru-paru. 3) Streptokokus (Streptococcus), yaitu bakteri bentuk bbola yang berkelompok memanjang membentuk rantai. 4) Sarkina



(Sarcina),



yaitu



bakteri



berbentuk



bola



yang



berkelompok empat-empat sehingga bentuknya mirip kubus. 5) Stafilokokus (Stafilococcus), yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni membentuk sekelompok sel tidak teratur, sehingga bentuknya mirip dompolan buah anggur.



b. Bakteri berbentuk Batang (Bacillus) Bakteri bentuk batang dapat dibedakan ke dalam bentuk batang panjang dan batang pendek, dengan ujung datar atau lengkung. Bentuk batang dapat dibedakan lagi atas bentuk batang yang mempunyai garis tengah sama atau tidak sama di seluruh bagian panjangnya. Bentuk basilus dapat dibedakan atas: 1) Basil tunggal (Monobasil), yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal, misalnya Salmonella typhi penyebab penyakit tifus. 2) Diplobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan dua-dua.



5



3) Streptobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan dua-dua. 4) Streptobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan memanjang membentuk rantai benang panjang, misalnya Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks.



c. Bakteri berbentuk spiral (Spirillum) Bakteri berbentuk melilit atau spiral ada tiga macam bentuk spiral, yaitu sebagai berikut: 1) Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral yang sel tubuhnya kaku, misalnya Spirillum minor yang menyebabkan demam dengan perantara gigitan tikus atau hewan pengerat lainnya. 2) Vibrio atau bentuk koma yang dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna, misalnya Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera. 3) Spirochaeta, yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang bersifat lentur. pada saat bergerak tubuhnya dapat memanjang dan mengerut. Contohnya Treponema pallidum, penyebab penyakit sifilis.



6



2.3 Fisiologi Bakteri Bakteri bereproduksi secara vegetatif dengan membelah diri secara biner. Pada lingkungan yang baik bakteri dapat membelah diri tiap 20 menit. Pembuahan seksual tidak dijumpai pada bakteri, tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain tanpa menghasilkan zigot. Peristiwa ini disebut proses paraseksual. Ada tiga proses paraseksual yang telah diketahui, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi. Namun, proses pembiakan cara seksual berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam proses pembiakan tersebut tidak ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya pada eukarion, yang terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika (rekombinasi genetik). Berikut ini beberapa cara pembiakan bakteri dengan cara rekombinasi genetik dan membelah diri. A. Rekombinasi Genetik Adalah pemindahan secara langsung bahan genetic (DNA) di antara dua sel bakteri melalui proses berikut: 1. Transformasi Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel bakteri yang satu ke sel bakteri yang lain. Pada proses transformasi tersebut ADN bebas sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung. Cara transformasi ini hanya terjadi pada beberapa spesies saja, . Contohnya : Streptococcus pnemoniaeu, Haemophillus, Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas. Diguga transformasi ini merupakan cara bakteri menularkan



sifatnya



ke



bakteri



lain.



Misalnya



pada



bakteri



Pneumococci yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri patogen yang semula tidak kebal antibiotik dapat berubah menjadi kebal antibiotik karena transformasi. Proses ini pertama kali ditemukan oleh Frederick Grifith tahun 1982.



7



2. Transduksi Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain dengan perantaraan virus. Selama transduksi, kepingan ganda ADN dipisahkan dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima oleh bakteriofage (virus bakteri). Bila virus – virus baru sudah terbentuk dan akhirnya menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang nonvirulen (menimbulakan respon lisogen) memindahkan ADN dan bersatu dengan



ADN



inangnya,



Virus



dapat



menyambungkan



materi



genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk profag. Ketika terbentuk virus baru, di dalam DNA virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri yang diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua macam DNA yang dikenal dengan partikel transduksi (transducing particle). Proses inilah yang dinamakan Transduksi. Cara ini dikemukakan oleh Norton Zinder dan Jashua Lederberg pada tahun 1952.



3. Konjugasi Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –) dengan membentuk jembatan untuk pemindahan materi genetik. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel peneima dan ADN dipindahkan



melalui



pilus



tersebut.



Kemampuan



sel



donor



memindahkan ADN dikontrol oleh faktor pemindahan ( transfer faktor = faktor F )



8



B. Pembelahan Biner Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel induknya. Pembelahan biner mirip mitosis pada sel eukariot. Badanya, pembelahan biner pada sel bakteri tidak melibatkan serabut spindle dan kromosom. Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut: 1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus. 2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang. 3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni. Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel. Tetapi pembelahan bakteri mempunyai faktor pembatas misalnya kekurangan makanan, suhu tidak sesuai, hasil eksresi yang meracuni bakteri, dan adanya organisme pemangsa bakteri. Jika hal ini tidak terjadi, maka bumi akan dipenuhi bakteri.



2.4 Struktur Bakteri Bagian tubuh bakteri pada umumnya dapat dibagi atas 3 bagian yaitu dinding sel, protoplasma (di dalamnya terdapat membran sel, mesosom, lisosom, DNA, endospora), dan bagian yang terdapat di luar dinding sel seperti kapsul, flagel, pilus. Di antara bagian – bagian tersebut ada yang selalu didapatkan pada sel bakteri, yaitu membran sel, ribosom dan DNA. Bagian-bagian ini disebut sebagai invarian. Sedangkan bagian – bagian yang



9



tidak selalu ada pada setiap sel bakteri, misalnya dinding sel, flagel, pilus, dan kapsul. Bagian – bagian ini disebut varian.



Gambar Struktur sel bakteri



Susunan bagian-bagian utama sel bakteri, dijelaskan sebagai berikut: a) Membrane sel Membrane sel adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein. Selubung sel bakteri ini mengandung daerah transpor untuk menutrisi daerah reseptor untuk virus bakteri dan baktreiosin., mempermudah interaksi inang-parasit, di samping sebagai tempat reaksi komponen dan antibodi, dan sering mengandung komponen toksik untuk inang. Membran Sel ini mempunyai sifat yang semipermeabel. Fungsi membrane sel: 1) Transpor bahan makanan secara selektif. 2) Pada spesies aerob merupakan tempat transport electron dan oksidasi-fosforlasi. 3) Tempat ekspresi bagi eksoenzim yang hidrolitik. 4) Mengandung enzim dan molekul-molekul yang berfungsi pada biosintesa DNA. 5) Mengandung reseptor protein untuk sistem kemotaktik b) Dinding Sel Kebanyakan dari bakteri mempunyai dinding sel, dinding sel tersebut terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran. Dinding sel ini berfungsi sebagai



pertahanan



bakteri



agar



10



dapat



bertahan



hidup



dalam



lingkungannya serta mempertahankan tekanan osmotik bakteri. Tekanan osmotik di dalam bakteri berkisar antara 5-20 atmosfir. Dinding bakteri tersebut terdiri dari lapisan peptidoglikan yaitu susunan yang terdiri dari polimer besar dan terbuat dari N–asetil glukosamin dan asam N–asetil muramat yang saling berikatan silang (cross linking) dengan ikatan kovalen. Dinding sel ditemukan pada semua bakteri hidup bebas kecuali pada Mycoplasma. Dengan adanya peptidoglikan, bakteri terbagi dua yaitu bakteri: o Gram positip yaitu bakteri yang bila diwarnai dengan kristal ungu atau jodium lalu dicuci dengan alcohol akan tetap mempertahankan warna ungu setelah pewarnaan. Hal ini terjadi karena bakteri gram positip mempunyai lapisan peptidoglikan yang lebih tebal. o Gram negatip yaitu kebalikan gram positip di mana bakteri tersebut akan



kehilangan



warna



ungunya



setelah



dicuci



dikarenakan



peptidoglikan gram negatip lebih tipis. Fungsi dinding sel : 1) Berperan dalam pembelahan sel. 2) Pelaksana biosintesa dinding sel itu sendiri. 3) Determinan antigen permukaan bakteri. 4) Pada gram(-) dinding sel mempunyai aktivitas endotoksin. c) Ribosom Ribosom merupakan bagian sel yang berfungsi sebagai tempat sintesa protein. Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun atas protein dan RNA. d) DNA (Deoxyribonucleic Acid) DNA merupakan materi genetik, terdapat dalam sitoplasma. DNA bakteri berupa benang sirkuler (melingkar). DNA bakteri berfungi sebagai pengendali sintesis protein bakteri dan pembawa sifat. DNA bakteri terdapat pada bagian menyerupai inti yang disebut nukleoid. Bagian ini tidak memiliki membran sebagaimana inti sel eukariotik. e) Kapsul



11



Kebannyakan bakteri mempunyai lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel seluruhnya. Jika lapisan lendir ini cukup tebal, maka bungkus ini disebut kapsul. Lendir tidak mudah menghisap zat warna, hanya dengan pewarnaan yang khusus, lendir dapat terlihat. Kapsul berbeda dengan bahan lendir hasil metabolisme yang merupakan hasil sekresi. Beberapa bakteri ada yang membentuk lendir sebgai hasil sekresi, apabila ditumbuhkan pada media yang mengandung gula tertentu. Kapsul dan lendir dapat dibedakan dari segi morfologi dan biokimianya. Kapsul adalah bagian dari sel sedangkan lendir merupakan hasil sekresi. Fungsi kapsula pada bakteri selain untuk melindungi sel terhadap faktor-faktor lingkungan (misal terhdap kekeringan) juga bekerja sebagai pengikat antar sel. Kapsul mempunyai arti penting, karena erat hubungannya dengan sifat virulensi bakteri-bakteri patogen, apabila kehilangan kapsulnya maka akan turun virulensinya. f) Flagel Flagel adalah alat yang digunakan untuk gerakan bakteri. Semua bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian bakteri-bakteri yang berbentuk batang mempunyai flagel. Bakteri yang berbentuk coccus jarang sekali yang mempunyai flagel. Ukuran flagel sangat kecil dan tidak terlihat dengan mikroskop tanpa pengecatan. Tebal flagel antara 0,02 – 1 mikron, tergantung dari spesies bakteri, sedang panjangnya flagel biasanya melebihi panjangnya sel bakteri. Flagel terdiri dari bahan protein yang elastik, disebut flagelin yang mirip dengan myosin (suatu protein pada otot). Flagel berasal dari protoplasma, buka berasal dari dinging sel. Berdasarkan letak dan jumlah flagelnya bakteri dapat dibagi menjadi 5 golongan, yaitu : 1) Atrik : bakteri yang tidak mempunyai flagel / alat gerak 2) Monotrik : bakteri yang mempunyai satu flagel / alat gerak pada salah satu ujung tubuhnya. 3) Lofotrik : bakteri yang memiliki sejumlah flagel / alat gerak pada satu ujung tubuh bakteri.



12



4) Amfitrik : bakteri yang mempunyai sejumlah flagel / alat gerak pada kedua ujungnya. 5) Peritrik : bakteri yang mempunyai flagel / alat gerak pada seluruh permukaan tubuhnya. Contoh bakteri :



Gambar Flastains



g) Pili Pili adalah benang-benang halus yang menonjol keluar dari dinding sel. Kebanyakan terdapat pada bakteri gram negative. Panjang pili berkisar antara 0,5 – 20 mikron. Pili tersusun melingkari sel, mempunyai jumlah kurang lebih 150 buah tiap sel. Pili mengandung suatu protein yang disebut pilin. Dalam garis besarnya dapat dikatakan, bahwa pili merupakan alat untuk melekat, misalnya dengan adanya pili sel-sel beberapa bakteri dapat melekat dekat permukaan medium cair di mana kadar oksigennya lebih baik. Pili juga dapat melekatkan sel satu dengan sel lainnya. Fungsi perlekatan ini penting pada peristiwa konjugasi. Konjugasi adalah peristiwa penggabungan sel-sel jantan dengan sel-sel betina. Sel-sel bakteri jantan dilengkapi dengan pili khusus yang disebut pili kelamin (sex pilus). Pada waktu konjugasi sel ini melekat pada dinding sel betina.



h) Endospora Endospora yaitu suatu benda berbentuk bulat atau bulat lonjong, bersifat sangat membias cahaya, sukar dicat dan sangat resisten terhadap faktor-faktor luar yang jelek. Fungsi spora pada bakteri bukan sebagai alat reproduksi seperti halnya pada fungi. Spora bakteri mempunyai arti lain, yaitu bentuk bakteri yang sedang dalam usaha mengamankan diri terhadap



13



pengaruh buruk dari luar. Bakteri yang membentuk spora adalah dari genus Bacillus dan Clostridium, selain itu juga beberapa spesies dari Sarcina sp.



Gambar spora Clostridium tetani



Gambar Spora Bacillus sp



i) Klorosom Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis. Contoh bakteri yang memiliki klorosam yaitu Rhodobacter sphaeroides.



Gambar Rhodobacter sphaeroides.



14



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel terdapat selubung atau kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane dalam (endomembran) dan organel bermembran seperti kloroplas dan mitkondria. Struktur tubuh bakteri dari lapisan luar hingga bagian dalam sel yaitu flagela, dinding sel, membrane sel, mesosom, lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, dan endospora. Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Bakteri memiliki bentuk bermacam-macam yaitu, bulat, batang dan spiral. Bakteri bereproduksi secara vegetatif dengan membelah diri secara biner. Pada lingkungan yang baik bakteri dapat membelah diri tiap 20 menit. Pembuahan seksual tidak dijumpaipada bakteri, tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain tanpa menghasilkan zigot. Peristiwa ini disebut proses paraseksual.



15



DAFTAR PUSTAKA Ali, M. 2014 https://id.scribd.com/document/374016555/Morfologi-Dan-SitologiBakteri-Jadi diakses 13 maret 2018 Crayonpedia. 2010. Bentuk dan Ukuran Bakteri. http://www.crayonpedia. org/mw/1._Bakteri_10.1. diakses 13 maret 2018 Iman.



2014 http://imansyahrul.blogspot.co.id/2014/06/struktur-dan-morfologibakteri.html diakses 13 maret 2018



Meliawati. 2014 http://www.academia.edu/25661522/SITOLOGI_SEL_MIKROB diakses 13 maret 2018 Nasyif. 2010 http://biologi-nasyif.blogspot.co.id/2010/10/morfologi-dan-strukturbakteri.html diakses 14 maret 2018 OnyB.2008.Bakteri, cirri-ciri, struktur, perkembangbiakan dan cara memanfaatkannya. http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/17/baktericiri-ciri-struktur-perkembangbiakan-bentuk-dan-manfaatnya/. diakses 13 maret 2018