Makalah MSDM Occupational Health and Safety [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Nurel
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA



DISUSUN OLEH :



1. MUHAMMAD FIRDAUS B.Y. 2. MUTASAB ARUNG P. 3. RR. NURELI WAHYUNI



(241190051) (241190052) (241190053)



PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA 2020



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya untuk hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu program yang dibuat oleh pemerintah yang harus dipatuhi dan dilaksanakan pengusaha maupun pekerja sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuannya adalah untuk menciptakan 2 tempat kerja yang nyaman, dan sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit. Keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart K3 agar tidak menjadikan hal-hal yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas K3, seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan pekerja saat akan memulai pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.



B.  Rumusan Masalah Penulisan makalah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Berdasarkan hal tersebut, dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Apa peran manajemen dalam keselamatan kerja? 2. Apa dasar hukum keselamatan kerja? 3. Apa penyebab kecelakaan kerja? 4. Apa sajakah jenis kecelakaan di tempat kerja?



C.  Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut : 1. Mengetahui peran manajemen dalam keselamatan kerja. 2. Mengetahui dasar hukum keselamatan kerja. 3. Mengetahui penyebab kecelakaan kerja. 4. Mengetahui jenis kecelakaan di tempat kerja.



BAB II PEMBAHASAN Keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Risiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. A. Keselamatan dan Manajemen



Keselamatan dan pencegahan kecelakaan menjadi perhatian manajer karena beberapa alasan, salah satunya adalah jumlah kecelakaan kerja yang mengejutkan di AS. Menurut Dessler (2008), banyak pekerja AS meninggal dalam peristiwa di tempat kerja dan kecelakaan kerja yang menyebabkan sekitar 3 juta orang cedera dan terkena penyakit akibat bekerja. Hal tersebut desebabkan karena mereka mengabaikan keselamatan kerja. Keselamatan juga memengaruhi biaya dan laba. Banyak orang beranggapan bahwa ketika pengusaha menghemat program keselamatan, maka mereka akan meningkatkan laba. Akan tetapi hal tersebut tidak benar. Untuk satu hal, praktik keselamatan yang buruk menaikkan tingkat upah, karena pekerjaan yang berisiko akan membuat tingkat upah yang lebih tinggi. Keselamatan kerja yang buruk serta cedera dan penyakit yang ditimbulkannya akan menaikkan biaya, termasuk biaya medis, kompensasi pekerja, dan kehilangan produktivitas. Dalam hal ini, peran pihak manajemen sangatlah penting. Manajemen memiliki kewenangan dalam mengontrol setiap aktivitas kerja. Namun seringkali aktivitas tersebut tidak terkontrol dengan baik. Hal ini disebabkan oleh: 1. Manajemen K3 yang kurang terencana dengan baik 2. Kurang cepat atau kurang mendalamnya standar perencanaan 3. Pelaksanaan standar yang tidak tepat



Perencanaan manajemen K3 meliputi : 1. Kepemimpinan dan administrasinya 2. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terpadu 3. Pengawasan



4. Analisis pekerjaan dan prosedural 5. Penelitian dan analisis pekerjaan 6. Latihan bagi tenaga kerja 7. Penyediaan alat pelindung diri (APD) 8. Peningkatan kesadaran terhadap keselamatan dan kesehatan kerja 9. Sistem pemeriksaan dan pendataan B. Dasar Hukum Keselamatan Kerja



Dasar Hukum K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) sangat diperlukan bagi semua pekerja dan manajemen. Dasar hukum K3 di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari banyaknya peraturan K3 dari undang-undang hingga peraturan daerah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, tingkatan peraturan perundangan di Indonesia terdiri atas: 



Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-undang Dasar 1945 sebagai undang-undang tertinggi di Indonesia, telah menjadi landasan hukum bagi peraturan terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja yang lain. Hal ini bisa kita lihat dalam Pembukaan Undang-undang 1 tahun 1970 bagian “mengingat” yang menyebutkan pasal 5, 20 dan 27 dari Undang-undang Dasar 1945.







Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; Undang-undang yang menjelaskan mengenai keselamatan kerja tercantum pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.







Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah ditetapkan oleh Presiden sebagai bentuk peraturan pelaksana dari undang-undang terkait. Banyak peraturan pemerintah yang terkait dengan K3, salah satunya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.







Peraturan Presiden Salah satu Peraturan Presiden yang mengatur terkait dengan keselamatan kerja adalah Peraturan Presiden Nomor 34 tahun 2014 tentang Pengesahan Convention Concerning The Promotional Framework For Occupational Safety And Health/Convention 187, 2006 (Konvensi Mengenai Kerangka Kerja Peningkatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja/Konvensi 187, 2006). Peraturan Presiden 34 tahun 2014.







Peraturan Daerah Provinsi



Salah satu contoh dasar hukum K3 berupa Perda Provinsi adalah Peraturan Gubernur Jakarta Nomor 143 Pasal 5 tahun 2016 tentang Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung Dan  Manajemen Keselamatan Kebakaran Lingkungan.. C. Penyebab Utama Kecelakaan Kerja dan Cara Mengatasinya Penyebab utama kecelakaan kerja perlu diketahui untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja sdiantaranya yaitu : 1. Training Yang Tidak Memadai Faktor kurangnya training, termasuk frekuensi training yang terlalu jarang (untuk refreshing) dan tidak ada evaluasi setelah training menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Dengan demikian, training mengenai pekerjaan dan training secara berkala perlu dilakukan untuk memitigasi risiko kecelakaan kerja. 2. Perilaku Tidak Aman Banyak bercanda sewaktu bekerja, ceroboh atau mengabaikan peraturan K3 adalah sekedar beberapa diantara sekian banyak perilaku tidak aman. Mengabaikan prosedur kerja juga termasuk ke dalam kategori perilaku tidak aman. Dengan demikian, selalu menciptakan kondisi yang aman dan serius dalam perlu dilakukan untuk memitigasi risiko kecelakaan kerja. 3. Prosedur atau SOP Prosedur kerja yang disusun dengan tidak memperhatikan faktor keselamatan kerja di dalamnya, dapat menyebabkan kecelakaan kerja terjadi. Maka, penting sekali untuk melakukan evaluasi dan review secara berkala terhadap semua prosedur kerja yang telah dibuat. 4. Kondisi Peralatan Memaksakan bekerja dengan menggunakan peralatan dengan kondisi tidak laik menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Termasuk misalnya mengoperasikan tanki penyimpanan dengan indikator level yang tidak terkalibrasi. Dengan demikian, pemeriksaan kondisi peralatan dan menggunakan peralatan yang baik dan sesuai perlu dilakukan untuk memitigasi risiko kecelakaan kerja. 5. Bahan Yang Digunakan Menghindari penggunaan bahan kimia B3 seperti H2O2 atau HNO3 tentu jauh lebih efektif untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja dari pada menggunakan bahan kimia B3 meskipun dilengkapi dengan alat pelindung diri seperti kacamata safety misalnya. Menggunakan bahan atau material yang tidak kompatibel juga bisa memicu terjadinya masalah K3. Ini karena akan terjadi reaksi yang tidak terkendali. Dengan demikian, penggunaan bahan yang lebih baik sangat perlu dilakukan untuk memitigasi risiko kecelakaan kerja. 6. Desain Tempat Kerja Idealnya, tempat kerja didesain aman sejak awal. Namun, pada kenyataannya tetap saja ada lack of design yang membuat tempat kerja tidak 100% aman. Juga, bisa jadi tempat kerja menjadi tidak lebih aman setelah ada perubahan desain atau modifikasi.



Dengan demikian, desian tempat kerja yang baik perlu dilakukan untuk memitigasi risiko kecelakaan kerja. 7. Lokasi Kerja Bekerja pada ketinggian tentu memiliki resiko tinggi. Bekerja di dalam sebuah confined space jauh lebih berbahaya daripada bekerja pada ruangan terbuka. Karena itulah faktor lokasi kerja menjadi salah satu penyebab kecelakaan kerja terjadi. Dengan demikian, perlu dilakukan evaluasi dan pemahaman yang baik mengenai lokasi kerja untuk memitigasi risiko kecelakaan kerja. 8. Desain Alat Alat yang didesain dengan pertimbangan safety di dalamnya akan mampu mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Sebagai contoh, motor kompresor atau pompa biasanya didesain dengan motor cover, untuk menghindari anggota tubuh terkena bagian berputar.  Desain alat seperti ini aman dari sisi K3. Sebaliknya, alat-alat putar yang tidak memiliki barrier berpotensi bahaya bagi pekerja. Dengan demikian, alat yang didesain dengan pertimbangan safety di dalamnya akan memitigasi risiko kecelakaan kerja. 9. Budaya Safety Perusahaan dengan budaya safety yang tidak baik akan memiliki potensi terjadinya kecelakaan kerja yang lebih tinggi. Dan yang membuat sulit adalah proses mengubah budaya safety yang kurang baik menjadi yang lebih baik memerlukan waktu, tenaga dan usaha yang besar. Dengan demikian, perlu ditanamkan budaya untuk memitigasi risiko kecelakaan kerja. 10. Komitmen Manajemen Komitmen yang kuat serta dukungan penuh manajemen terhadap safety di dalam perusahaan sangat besar pengaruhnya terhadap angka kecelakaan kerja yang terjadi. Komitmen yang kuat bisa dilihat salah satunya dari seberapa besar alokasi anggaran yang disediakan untuk membuat tempat kerja menjadi lebih aman. Dengan demikian, perlu adanya komitmen yang baik dari manajemen untuk memitigasi risiko kecelakaan kerja. D. Jenis-Jenis Kecelakaan Kerja Jenis-jenis kecelakaan kerja dapat digolongkan dalam lima kelompok besar yang diantaranya yaitu: 1. Kecelakaan karena alat pengangkutan dan lalu lintas Kecelakaan karena alat pengangkutan dan lalu lintas dapat disebabkan oleh beberapa hal yang diantaranya yaitu : a. Penempatan alat dan material yang tidak teratur, kurang baik dan tidak pada tempatnya. b. Kurangnya disiplin pekerja pengangkutan. c. Kurangnya keahlian pekerja pengangkutan. d. Kurangnya pengamanan dalam pengangkutan dan lalulintas. e. Kesalahan cara pengangkutan material/barang. f. Kelebihan beban/muatan dalam pengangkutan. g. Kurang lengkapnya rambu dan tanda lalu lintas serta pengaman lainnya.



2. Kecelakaan karena kejatuhan benda Kecelakaan karena kejatuhan benda dapat disebabkan oleh beberapa hal yang diantaranya yaitu : a. Kesalahan dalam membuang benda dari tempat yang tinggi. b. Penyimpanan/peletakan benda atau peralatan yang tidak pada tempatnya c. Memasang material/peralatan yang kurang baik dan tidak pada tempatnya. d. Tidak adanya pengamanan terhadap benda/peralatan yang jatuh. e. Kesalahan dalam mengangkat material/peralatan ke tempat yang tinggi. f. Mengangkat material/peralatan dengan muatan berlebihan. g. Pekerja tidak mengenakan topi pelindung/safety helmet. 3. Kecelakaan karena tergelincir, terpukul, terkena benda tajam/ keras. Kecelakaan karena tergelincir, terpukul, terkena benda tajam/ keras dapat disebabkan oleh beberapa hal yang diantaranya yaitu : a. Pada umumnya kecelakaan tergelincir dan terpeleset disebabkan oleh jalan yang licin dan gelap, berdiri tidak pada tempatnya atau cara kerja yang salah. b. Kecelakaan kerja karena terpukul disebabkan oleh cara kerja yang salah atau lalai. 4. Kecelakaan karena jatuh dari ketinggian Kecelakaan ini bisa berakibat fatal, seperti cacat berat maupun meninggal dunia. Oleh karena itu pengawas dan pekerja harus waspada, teliti dan hati-hati padapekerjaan dengan potensi jatuh dari tempat tinggi. Kecelakaan terjatuh dari tempat tinggi dapat terjadi pada pekerja untuk pekerjaan sebagai berikut : a. Pekerjaan atap, plafon dan akustik. b. Pekerjaan dinding dan kulit luar dengan menggunakan scaffolding atau gondola. c. Pekerjaan instalasi listrik, telepon, data, AC dan plumbing. 5. Kecelakaan karena aliran listrik, kebakaran dan ledakan Kecelakaan ini juga bisa berakibat fatal yang dapat menyebabkan kematian. Kecelakaan ini dapat terjadi pada pekerja karena : a. Kecelakaan karena aliran listrik terjadi karena adanya kabel listrik yang rusak dan mengenai anggota tubuh pekerja. b. Kecelakaan karena aliran listrik terjadi karena adanya kelalaian pekerja, tidak mengamankan aliran listrik. c. Kecelakaan karena kebakaran terjadi karena kepanikan dan tidak berfungsinya peralatan pendeteksian awal terhadap api atau asap dan tidak berfungsinya peralatan pemadam kebakaran seperti sprinkler, APAR atau hydrant. d. Kecelakaan karena ledakan terjadi karena kurang pengamanan terhadap bahan/material/peralatan yang mudah dan dapat meledak. E. Pencegahan Kecelakaan Kerja Upaya penceahan kecelakaan kerja dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Pencegahan Kecelakaan karena alat pengangkutan dan lalu lintas



Pengaturan lalu lintas kendaraan, orang, barang dan peralatan harus mendapat perhatian dan pengawasan secara teratur. Penempatan barang, material dan peralatan di dalam gedung harus diatur sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu dan membahayakan pekerja dan penghuni pada saat pengangkutan dan pemindahannya. Ketentuan dan persyaratan pengangkutan dan pemindahan barang, material dan peralatan antara lain sebagai berikut: a. Alat harus dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan. b. Data dan informasi alat harus lengkap. c. Perlengkapan tambahan harus ada dan berfungsi dengan baik. d. Prosedur dan cara penggunaan alat harus benar. e. Penempatan alat dan material harus baik dan teratur. f. Disiplin dan keahlian pekerja harus tinggi. g. Pengamanan dalam pengangkutan dan lalulintas harus baik. h. Cara pengangkutan material/barang harus benar. i. Beban/muatan tidak melebihi kapasitas alat pengangkutan. j. Tanda lalu lintas dan pengaman lainnya harus lengkap. b. Pencegahan Kecelakaan karena kejatuhan benda Pencegahan kecelakaan kerja yang disebabkan oleh benda-benda jatuh dan bagian bangunan yang rubuh antara lain sebagai berikut: a. Perlu dipasang jaring atau jala pengaman di area bawah. b. Harus dipasang tanda “Hati-hati, ada pekerjaan di atas”. c. Dilarang membuang benda yang tidak terpakai ke bawah. d. Penyimpanan/peletakan benda atau peralatan harus pada tempatnya. e. Pemasangan material/peralatan harus baik dan pada tempatnya. f. Cara mengangkat material/peralatan ke atas harus benar. g. Mengangkat material/peralatan tidak melebihi batas muatan. h. Pekerja harus mengenakan topi pelindung/safety helemt. c. Kecelakaan karena tergelincir, terpukul, terkena benda tajam/ keras Pencegahan kecelakaan kerja ini antara lain sebagai berikut : a. Jalan kerja dan tempat injakan kaki harus tetap bersih, cukup terang dan tidak licin. b. Cara kerja harus dalam posisi dan sikap yang benar. c. Pekerja harus tetap hati-hati, teliti dan disiplin. d. Jangan menggunakan alat kerja sembarangan dan bukan semestinya. d. Pencegahan kecelakaan karena jatuh dari ketinggian Pencegahan kecelakaan ini antara lain sebagai berikut : a. Pastikan scaffolding atau gondola layak pakai dan beban tidak melebihi kapasitas. b. Injakan kaki harus kuat, bersih dan berlapis serta cukup lebar untuk posisi pekerja. c. Pekerja harus menggunakan semua alat pengaman dan penyelamatan antara lain safety belt, safety rope and safety helmet. e. Kecelakaan karena aliran listrik, kebakaran dan ledakan



a. b. c. d. e. f. g.



Pencegahan kecelakaan ini antara lain sebagai berikut : Aliran listrik harus ditangani oleh pekerja yang ahli. Pemeliharaan dan perbaikan kabel dan panel harus dilakukan secara kontinyu. Pekerja harus teliti, hati-hati dan waspada serta mengamankan aliran listrik sebelum bekerja. Pekerja dilarang merokok selama bekerja dan membuang api sekecil apapun di tempat bahan-bahan yang mudah terbakar. Penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar harus jauh dari sumber api dan diberi tanda dilarang merokok. Tempat penyimpanan bahan-bahan yang mudah meledak harus dingin dan tertutup rapat. Pengamanan terhadap peralatan dan bahan material yang dapat meledak harus sangat hati-hati dan teliti.



Karena itu amankan mulai dari atas. Fitur Konteks Strategis menggambarkan hal ini Konteks Strategis Deepwater Horizon Untuk kritik terhadap praktik keselamatan BP, bencana Deepwater Horizon di Teluk tidak hanya karena pencegah ledakan yang tidak berfungsi. Bagi mereka, benar atau salah, kecelakaan itu mencerminkan fakta bahwa strategi perusahaan BP telah lama menekankan pemotongan biaya dan profitabilitas dengan mengorbankan keselamatan. Sebagai contoh, 5 tahun sebelumnya, sebuah laporan oleh Dewan Keselamatan Kimia menyalahkan ledakan besar di kilang minyak BP di Texas City, Texas, pada pemotongan biaya, dan pada strategi keselamatan yang bertujuan untuk mengurangi kecelakaan tetapi tetap ada "tidak aman dan kuno" peralatan." Bagi dewan dan beberapa orang lain yang mempelajari praktik keselamatan BP, Deepwater adalah contoh lain tentang bagaimana mendorong perilaku karyawan yang aman harus dimulai dari atas, dan bagaimana strategi manajemen puncak dapat mengalahkan upaya sungguh-sungguh untuk meningkatkan perilaku keselamatan karyawan . Singkatnya, pengusaha harus melembagakan komitmen mereka dengan kebijakan keselamatan, mempublikasikannya, dan memberikan prioritas tinggi pada masalah keselamatan. Louisiana-Pacific Corp. memulai semua rapat dengan pesan keselamatan singkat. Georgia Pasifik mengurangi biaya kompensasi pekerjanya dengan mengharuskan manajer membagi dua kecelakaan atau kehilangan 30% dari bonus mereka. ABB Inc. mewajibkan eksekutif puncaknya untuk melakukan tur pengamatan keselamatan terhadap fasilitas, lokasi, dan proyek perusahaan setidaknya setiap tiga bulan Peran Pengawas dalam Pencegahan Kecelakaan Setelah memeriksa tempat kerja di mana para pekerja memasang pipa saluran pembuangan di parit 4 kaki, inspektur Administrasi Keselamatan & Kesehatan Kerja (OSHA) mengutip pemberi kerja karena melanggar aturan OSHA yang mewajibkan pengusaha memiliki “tangga, tangga, jalan atau lainnya jalan keluar yang aman. ”17 Jika parit itu runtuh ,  para pekerja membutuhkan jalan keluar yang cepat. Seperti dalam kebanyakan kasus seperti itu, pengusaha memiliki tanggung jawab utama untuk keselamatan, tetapi penyelia setempat bertanggung jawab atas inspeksi sehari-hari. Di sini, pengawas



tidak melakukan inspeksi hariannya dengan benar. Parit itu runtuh, melukai pekerja (dan, yang kedua, menelan biaya ribuan dolar). Baik Anda manajer di departemen TI perusahaan Fortune 500 atau mengelola penggalian atau toko dry cleaning, inspeksi keselamatan harian harus menjadi bagian dari rutinitas Anda. Seperti yang dikatakan oleh salah satu rekomendasi keselamatan, “kunjungan harian ke tempat kerja Anda — apakah Anda bekerja di konstruksi luar ruangan, manufaktur dalam ruangan, atau tempat lain yang menghadapi tantangan keselamatan — adalah bagian penting dari pekerjaan Anda. Apa yang harus dicari tergantung pada tempat kerja yang menjadi tanggung jawab Anda. Misalnya, situs konstruksi dan toko dry cleaning memiliki bahaya. Tetapi secara umum Anda dapat menggunakan daftar periksa kondisi tidak aman seperti yang ada pada Gambar 16- 6 ( halaman 525527) untuk menemukan masalah. Kami menyajikan daftar periksa lain yang lebih luas pada Gambar 16-8 (halaman 549–552) di akhir bab ini. (Catatan: Tolong hentikan apa yang Anda baca dan lihat di sekitar tempat Anda berada sekarang: Bisakah Anda membuat daftar empat bahaya keamanan potensial?)  Hukum Keselamatan Kerja Kongres meloloskan Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja tahun 197019 “untuk memastikan sejauh mungkin setiap pria dan wanita yang bekerja di negara ini dalam kondisi kerja yang aman dan sehat dan untuk melestarikan sumber daya manusia kita.” 20 Satu-satunya pengusaha yang tidak tercakup adalah diri sendiri orang yang dipekerjakan, pertanian di mana hanya anggota keluarga langsung dari pekerjaan, dan beberapa tempat kerja sudah dilindungi oleh agen federal lainnya atau di bawah undang-undang lainnya. Undang-undang tersebut mencakup badan-badan federal, tetapi biasanya bukan pemerintah negara bagian dan lokal. Undang-undang tersebut menciptakan Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OSHA) di dalam Departemen Tenaga Kerja. Tujuan dasar OSHA adalah untuk mengatur tindakan dan untuk menetapkan dan menegakkan standar keselamatan dan kesehatan yang berlaku untuk hampir semua pekerja di Amerika Serikat. Baru-baru ini, OSHA memiliki sekitar 2.200 inspektur yang bekerja dari kantor cabang di seluruh negeri.21 Dengan jumlah inspektur yang terbatas, OSHA baru-baru ini berfokus pada "penegakan yang adil dan efektif," dikombinasikan dengan penjangkauan, bantuan pendidikan dan kepatuhan, dan berbagai program kerja sama (seperti sebagai Program Perlindungan Sukarela) . Standar OSHA dan Penyimpanan Catatan OSHA beroperasi di bawah klausa standar "umum" yang masing-masing majikan: Harus memberikan kepada masing-masing karyawannya pekerjaan dan tempat kerja yang bebas dari bahaya yang diketahui yang menyebabkan atau kemungkinan besar menyebabkan kematian atau kerusakan fisik serius pada karyawannya. Untuk melaksanakan misi dasar ini, OSHA mengumumkan secara rinci standar yang dapat ditegakkan secara hukum. (Gambar 16-1 menyajikan sebagian kecil dari pagar pembatas yang mengatur standar untuk perancah). Peraturan tidak hanya mencantumkan standar yang harus dipatuhi majikan, tetapi “bagaimana.” Misalnya, standar perlindungan pernapasan OSHA juga mencakup pelatihan karyawan. Di bawah OSHA, pengusaha dengan 11 karyawan atau lebih harus menyimpan catatan dan melaporkan cedera akibat kerja dan penyakit akibat kerja tertentu. Suatu penyakit akibat kerja adalah



kondisi atau kelainan abnormal yang disebabkan oleh paparan faktor lingkungan yang terkait dengan pekerjaan. Ini termasuk penyakit akut dan kronis yang disebabkan oleh inhalasi, penyerapan, konsumsi, atau kontak langsung dengan zat beracun atau zat berbahaya . Apa Majikan keharusan Laporan Seperti pada Gambar 16-2, pengusaha harus melaporkan semua penyakit akibat pekerjaan.23 Mereka juga harus melaporkan sebagian besar cedera akibat pekerjaan, khususnya yang mengakibatkan perawatan medis (selain pertolongan pertama), kehilangan kesadaran, pembatasan pekerjaan (satu atau lebih hari kerja yang hilang) ), pembatasan gerak, atau pindah ke pekerjaan lain.24 Jika kecelakaan di tempat kerja mengakibatkan kematian seorang karyawan, semua majikan, terlepas dari ukurannya, harus melaporkan kecelakaan itu ke kantor OSHA terdekat. Pada 2015, jika bahkan satu karyawan dirawat di rumah sakit untuk perawatan rawat inap karena insiden terkait pekerjaan, majikan harus memberi tahu OSHA dalam waktu 24 jam. Aturan pencatatan OSHA saat ini memungkinkan majikan untuk menyimpulkan bahwa suatu peristiwa tidak perlu dilaporkan jika fakta-fakta tersebut menjamin seperti jika seorang pekerja terpeleset dan jatuh setelah menangkap kakinya di sabuk pengaman mobilnya ketika tidak bekerja di perusahaan tersebut banyak. Namun, persyaratan penyimpanan catatan OSHA masih luas. Contoh kondisi yang dapat dicatat termasuk keracunan makanan yang diderita oleh seorang karyawan di kafetaria majikan dan keseleo pergelangan kaki yang terjadi selama partisipasi sukarela dalam permainan softball perusahaan saat piknik yang harus dihadiri karyawan. Gambar 16-3 menunjukkan formulir OSHA untuk melaporkan cedera atau penyakit akibat kerja . Inspeksi dan Kutipan OSHA memberlakukan standarnya melalui inspeksi dan (jika perlu) kutipan. Inspeksi biasanya tanpa pemberitahuan. OSHA tidak boleh melakukan inspeksi tanpa jaminan tanpa persetujuan majikan. Ia dapat memeriksa dengan surat perintah penggeledahan resmi atau yang setara.28 Dengan jumlah pengawas yang terbatas, OSHA baru-baru ini telah memfokuskan pada “penegakan yang adil dan efektif,” dikombinasikan dengan penjangkauan, pendidikan dan bantuan kepatuhan, dan berbagai program koperasi majikan-OSHA (seperti sebagai Program Perlindungan Sukarela ).  OSHA mengambil pendekatan "terburuk pertama" dalam menetapkan prioritas inspeksi. Prioritas termasuk, dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah, bahaya yang akan segera terjadi, bencana dan kecelakaan fatal, keluhan karyawan, inspeksi industri berbahaya , dan inspeksi tindak lanjut. Dalam satu tahun terakhir, OSHA menyediakan sekitar 40.600 inspeksi, dan menerima lebih dari 3.000 kasus peluit. OSHA melakukan inspeksi dalam waktu 24 jam ketika pengaduan mengindikasikan bahaya langsung, dan dalam 3 hari kerja bila ada bahaya serius. Untuk keluhan “ tidak serius ” yang diajukan secara tertulis oleh pekerja atau serikat pekerja, OSHA akan merespons dalam waktu 20 hari kerja. OSHA menangani keluhan tidak serius lainnya dengan menulis kepada majikan dan meminta tindakan korektif. OSHA baru-baru ini mengatakan kepada hampir 15.000 pengusaha AS bahwa karena tingkat cedera dan penyakit mereka yang lebih tinggi dari rata-rata, mereka mungkin harus diperiksa.



Inspeksi



Inspeksi dimulai ketika OSHA off icer tiba di tempat kerja. Ia memperlihatkan kredensial dan meminta untuk bertemu dengan perwakilan pemberi kerja. (Kredensial harus menyertakan foto dan nomor seri.) Petugas menjelaskan tujuan kunjungan, ruang lingkup inspeksi, dan standar yang berlaku. Perwakilan karyawan resmi menemani petugas selama inspeksi. Inspektur juga dapat berhenti dan menanyai pekerja (secara pribadi, jika perlu). Undang-undang ini melindungi setiap karyawan dari diskriminasi karena menggunakan hak pengungkapannya . Kontak Awal  Rujuk inspektur ke koordinator OSHA Anda.  Periksa kredensial inspektur.  Tanyakan mengapa dia menginspeksi. Apakah ini keluhan? Kunjungan terprogram? Fatalitas



atau tindak lanjut kecelakaan? Investigasi bahaya yang akan terjadi?  Jika inspeksi adalah hasil dari pengaduan, inspektur tidak akan mengidentifikasi pengadu, tetapi Anda berhak untuk mengetahui apakah orang tersebut adalah karyawan saat ini.  Beritahu penasihat OSHA Anda, yang harus meninjau semua permintaan dari inspektur untuk dokumen dan informasi. Penasihat Anda juga harus meninjau dokumen dan informasi yang Anda berikan kepada inspektur. Konferensi Pembukaan  Tetapkan fokus dan ruang lingkup inspeksi yang direncanakan: Apakah inspektur ingin



memeriksa tempat atau hanya mempelajari catatan Anda?  Diskusikan prosedur untuk melindungi area rahasia dagang, melakukan wawancara karyawan, dan memproduksi dokumen.  Tunjukkan kepada inspektur bahwa Anda memiliki program keselamatan. Ia mungkin tidak pergi ke lantai kerja jika dokumennya lengkap dan terbaru. Inspeksi Berkeliling     



Menemani inspektur dan membuat catatan rinci. Jika inspektur mengambil foto atau video, Anda juga harus melakukannya. Tanyakan kepada inspektur untuk duplikat semua sampel fisik dan salinan semua hasil tes. Bersikaplah membantu dan kooperatif, tetapi jangan sukarela informasi. Sedapat mungkin, segera perbaiki setiap pelanggaran yang diidentifikasi oleh inspektur.



Inspektur OSHA mencari semua jenis pelanggaran, tetapi beberapa daerah mendapat perhatian lebih. Lima bidang pelanggaran inspeksi OSHA yang paling sering adalah perancah, perlindungan jatuh, komunikasi bahaya, penguncian / penandaan (disengageme nt listrik ), dan masalah pernapasan. Akhirnya, inspektur mengadakan konferensi penutup dengan perwakilan majikan. Di sini inspektur membahas pelanggaran nyata yang dapat dikeluarkan oleh OSHA atau merekomendasikan kutipan dan hukuman. Pada titik ini, pemberi kerja dapat membuat catatan untuk menunjukkan upaya kepatuhan. Gambar 16-4 daftar pedoman inspeksi saya. Hukuman OSHA dapat menjatuhkan hukuman. Ini umumnya berkisar dari $ 5.000 hingga $ 150.000 untuk disengaja atau mengulangi pelanggaran serius tetapi bisa jauh lebih tinggi $ 13 juta setelah tragedi di pabrik BP ex T City, misalnya. Para pihak menyelesaikan banyak kasus OSHA sebelum litigasi, dalam " penyelesaian pendahuluan ." OSHA kemudian mengeluarkan kutipan dan hukuman



yang disetujui secara bersamaan, setelah majikan serius VIO lations mungkin tidak membawa hukuman.



memulai penyelesaian



negosiasi. Tidak



Secara umum, OSHA menghitung hukuman berdasarkan beratnya pelanggaran dan biasanya mempertimbangkan hal-hal seperti ukuran bisnis, riwayat kepatuhan perusahaan, dan itikad baik majikan.40 Dalam praktiknya, OSHA harus memiliki urutan akhir dari pihak independen Komisi Tinjauan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OSHRC) akan memberlakukan hukuman. Majikan yang mengajukan pemberitahuan tentang kontes dapat menarik banding selama bertahun-tahun.42 OSHA mempublikasikan hasil inspeksinya secara online. Situs Web-nya (www.osha.gov) menyediakan akses mudah ke sebagian besar sejarah penegakan OSHA sebagian besar perusahaan (atau pesaing ). Tanggung jawab dan Hak Pengusaha dan Karyawan Baik pengusaha maupun karyawan memiliki tanggung jawab dan hak berdasarkan Undang-Undang Kesehatan Keselamatan Kerja. Pengusaha bertanggung jawab untuk menyediakan "tempat kerja yang bebas dari bahaya yang diakui," karena terbiasa dengan standar OSHA wajib, dan untuk memeriksa kondisi tempat kerja untuk memastikan mereka sesuai dengan standar OSHA. Pengusaha berhak untuk meminta saran dan konsultasi di luar lokasi dari OSHA, meminta dan menerima identifikasi yang tepat dari petugas kepatuhan OSHA sebelum inspeksi, dan untuk diberitahukan oleh petugas kepatuhan mengenai alasan inspeksi. Karyawan juga memiliki hak dan tanggung jawab, tetapi OSHA tidak dapat mengutip mereka karena melanggar tanggung jawab mereka. Karyawan bertanggung jawab, misalnya, untuk mematuhi semua standar OSHA yang berlaku, untuk mengikuti semua aturan dan peraturan keselamatan dan kesehatan karyawan, dan untuk melaporkan kondisi berbahaya kepada penyelia. Mereka memiliki hak untuk menuntut keselamatan dan kesehatan kerja tanpa takut akan hukuman. Pembalasan terhadap karyawan karena melaporkan cedera atau masalah keselamatan adalah ilegal (lihat poster keselamatan OSHA pada Gambar 16-5). Fitur HR Tools menjelaskan satu layanan OSHA untuk bisnis kecil. Meningkatkan kinerja: Alat SDM untuk Manajer dan Usaha Kecil Keselamatan Situs dan Layanan Kesehatan OSHA menyediakan layanan keselamatan dan kesehatan di tempat gratis untuk usaha kecil.46 Layanan ini menggunakan pakar keselamatan dari lembaga negara dan memberikan konsultasi, biasanya di tempat kerja majikan. Menurut OSHA, program konsultasi keselamatan dan kesehatan ini sepenuhnya terpisah dari upaya inspeksi OSHA , dan tidak ada kutipan yang dikeluarkan atau hukuman yang diajukan. Majikan memicu proses dengan meminta konsultasi sukarela. Kemudian ada konferensi pembukaan dengan pakar keselamatan, walk-through, dan konferensi penutup di mana pemberi kerja dan ahli keselamatan membahas pengamatan yang terakhir. Konsultan memberikan laporan terperinci yang menjelaskan temuan. Satu-satunya kewajiban pemberi kerja adalah berkomitmen untuk mengoreksi keselamatan kerja yang serius dan ia dapat meningkatkan bahaya pada waktu yang tepat. OSHA juga memiliki situs Web yang disebut " Program Pembayar $ afety $ OSHA " (www.osha.gov/dcsp/smallbusiness/ safetypays /estimator.html). Gunakan jendela pull-down dan pilih kemungkinan cedera atau penyakit seperti "Luka Bakar." Setelah Anda memasukkan data lain (seperti potensi jumlah cedera), alat ini akan mengungkapkan perkiraan biaya cedera atau penyakit akibat pekerjaan tertentu, dan perkiraan dampaknya terhadap laba perusahaan Anda .



Berurusan dengan uang pensiun karyawan Meskipun karyawan bertanggung jawab untuk mematuhi standar OSHA, mereka sering menolak; majikan biasanya tetap bertanggung jawab atas hukuman apa pun. Penolakan beberapa pekerja untuk memakai topi dan topi menggambarkan masalah ini. Pengusaha telah berusaha membela diri dengan mengutip sikap keras kepala pekerja. Dalam kebanyakan kasus, pengadilan masih menuntut pertanggungjawaban pengusaha atas pelanggaran keselamatan di tempat kerja. Komisi Peninjauan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang beranggotakan tiga orang mengatakan, pengusaha harus melakukan “upaya yang rajin untuk mencegah, dengan disiplin jika perlu, pelanggaran aturan keselamatan oleh karyawan.” Dikutip untuk cedera di tempat kerja, majikan dapat mengklaim kesalahan karyawan. Kuncinya di sini adalah untuk memberikan bukti yang terdokumentasi bahwa karyawan itu dilatih dengan baik untuk melakukan pekerjaan dengan cara yang benar tetapi tidak. Tetapi satu-satunya cara pasti untuk menghilangkan tanggung jawab adalah memastikan tidak ada kecelakaan yang terjadi. Apa yang menyebabkan kecelakaan? Ada tiga penyebab dasar kecelakaan kerja: kejadian kebetulan, kondisi tidak aman, dan tindakan tidak aman karyawan. Kejadian kebetulan (seperti berjalan melewati pohon tepat ketika cabang jatuh) kurang lebih berada di luar kendali manajemen. Karena itu kami akan fokus pada kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman. Apa yang Menyebabkan Kondisi Tidak Aman? Kondisi yang tidak aman adalah penyebab utama kecelakaan. Mereka termasuk:      



Peralatan yang dijaga dengan tidak benar Peralatan yang rusak Prosedur berbahaya di sekitar mesin atau peralatan Kemacetan yang parah dan tidak aman , kelebihan muatan Silau ion illuminat yang tidak tepat , cahaya yang tidak mencukupi Ventilasi yang tidak tepat.



Solusinya di sini adalah mengidentifikasi dan menghilangkan kondisi yang tidak aman. Tujuan utama dari standar OSHA adalah untuk mengatasi kondisi penyebab kecelakaan mekanik dan fisik tersebut. Departemen keselamatan majikan (jika ada) dan manajer sumber daya manusianya dan manajer puncak harus bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kondisi yang tidak aman. Sementara kecelakaan dapat terjadi di mana saja, ada beberapa zona berbahaya. Sekitar sepertiga dari kecelakaan industri terjadi di sekitar truk forklift, gerobak dorong, dan area penanganan dan pengangkatan lainnya. Kecelakaan paling serius biasanya terjadi oleh mesin dan gergaji logam dan kayu, atau di sekitar mesin transmisi seperti roda gigi, katrol, dan roda gila. Konstruksi menyumbang porsi kecelakaan yang tidak proporsional, dengan menjadi masalah utama. Iklim Keamanan Jadwal kerja dan kelelahan juga memengaruhi tingkat kecelakaan. Tingkat kecelakaan biasanya tidak terlalu meningkat selama 5 atau 6 jam pertama hari kerja. Namun setelah itu, tingkat kecelakaan meningkat lebih cepat. Ini sebagian karena kelelahan dan sebagian lagi karena fakta bahwa kecelakaan lebih sering terjadi pada shift malam. Dengan berkurangnya jumlah karyawan dan



semakin banyak orang dengan pekerjaan sampingan, kelelahan karyawan merupakan masalah yang terus berkembang dewasa ini. Oleh karena itu banyak pengusaha mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kelelahan karyawan, seperti melarang lembur wajib. “Iklim” atau psikologi di tempat kerja sangat penting. Salah satu peneliti meninjau kecelakaan fatal pekerja minyak lepas pantai menderita di Inggris Utara Sea.54 A tekanan yang kuat untuk menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin, karyawan yang berada di bawah st ress, dan iklim keamanan yang buruk misalnya, supervi sors yang tidak pernah disebutkan keselamatan adalah beberapa kondisi psikologis yang mengarah pada kecelakaan. Demikian pula, kecelakaan lebih sering terjadi di pabrik dengan tingkat PHK musiman yang tinggi, permusuhan di antara karyawan, banyak upah yang terpangkas, dan kondisi hidup yang suram. Apa Penyebab Tindakan Tidak Aman? Tindakan karyawan yang tidak aman (seperti berlari) akan membatalkan upaya Anda untuk membuang kondisi yang tidak aman, tetapi tidak ada jawaban mudah atas apa yang menyebabkan orang bertindak seperti itu. Mungkin tampak jelas bahwa beberapa orang memang rentan kecelakaan, tetapi penelitiannya tidak jelas. Pada pemeriksaan lebih dekat ternyata beberapa "repeater kecelakaan" hanya sial, atau mungkin lebih teliti dalam melaporkan kecelakaan mereka. Namun, ada bukti bahwa orang-orang dengan sifatsifat tertentu memang rentan terhadap kecelakaan. Sebagai contoh, orang-orang yang impulsif, mencari sensasi, sangat ekstrovert, dan kurang teliti (dalam hal menjadi kurang cerewet dan dapat ditangguhkan) memiliki lebih banyak kecelakaan. Lebih jauh, orang yang rentan kecelakaan pada satu pekerjaan mungkin tidak demikian pada pekerjaan lain. Sebagai contoh, sifat-sifat kepribadian yang berkorelasi dengan pengajuan klaim asuransi kendaraan termasuk hak ("pikir tidak ada alasan mereka tidak boleh mempercepat"), ketidaksabaran ("selalu terburu-buru '"), agresivitas ("orang pertama yang bergerak ketika cahaya berubah menjadi hijau "), dan distraksi (" sering terganggu oleh ponsel, makan, dan sebagainya "). Cara Mencegah kecelakaan Dalam praktiknya, pencegahan kecelakaan bermuara pada pengurangan kondisi tidak aman dan mengurangi tindakan tidak aman. Di perusahaan besar, kepala petugas keselamatan (sering disebut "petugas kesehatan dan keselamatan lingkungan") bertanggung jawab. Di perusahaan yang lebih kecil, manajer, termasuk yang dari sumber daya manusia, manajemen pabrik, dan manajer lini pertama, berbagi tanggung jawab ini. Mengurangi Kondisi Tidak Aman Mengurangi kondisi yang tidak aman seperti yang ditangani OSHA adalah garis pertahanan pertama majikan. Insinyur keselamatan harus merancang pekerjaan untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya fisik. Pengawas berperan di sini. Daftar periksa seperti pada Gambar 16-6 dan Gambar 16-8 (masing-masing halaman 525-527 dan 549-555) dapat membantu mengidentifikasi dan menghilangkan potensi bahaya. Pengusaha juga menggunakan alat yang terkomputerisasi untuk merancang peralatan yang lebih aman. Misalnya, Designsafe membantu mengotomatisasi analisis bahaya, penilaian risiko, dan identifikasi opsi keselamatan. Designsafe membantu perancang keselamatan memilih perangkat



kontrol keamanan yang paling tepat untuk menjaga keselamatan pekerja, seperti penutup yang bisa disesuaikan, perangkat pengindra keberadaan, dan peralatan pelindung pribadi. Terkadang solusi untuk kondisi yang tidak aman sudah jelas, dan terkadang tidak. Misalnya, lantai yang licin sering menyebabkan slip dan jatuh. Solusi yang jelas termasuk tikar dan pencahayaan yang lebih baik. Mungkin kurang jelas, perlengkapan keselamatan pribadi, seperti alas kaki anti slip dengan sol beralur, juga dapat mengurangi slip dan jatuh. Sarung tangan anti potong mengurangi bahaya bekerja dengan benda tajam. (Cedera tangan menyebabkan sekitar 1 juta kunjungan gawat darurat setiap tahun oleh pekerja AS.) Perangkat digital yang dapat dipakai seperti monitor gerak menghadirkan tantangan keselamatan baru. Majikan harus menentukan kegunaan perangkat dan memastikan bahwa itu tidak akan menyebabkan masalah keselamatan yang tidak terduga. Mengurangi kondisi yang tidak aman juga penting di kantor. Misalnya, dapatkan konfirmasi tertulis bahwa ruang memenuhi semua kode bangunan; pastikan pembangun, kontraktor, dan / atau pemilik mengikuti standar OSHA dalam desain dan pembangunan fasilitas (misalnya, pintu keluar yang tidak diblokir); pastikan sewa memungkinkan Anda memaksa pemilik untuk memperbaiki masalah keselamatan jika ada yang muncul; dan pastikan saluran udara dibersihkan dari debu dan alergen. Job Hazard Analysis Seorang mahasiswa sains Universitas Yale, yang bekerja di laboratorium, terluka parah ketika rambutnya tersangkut di mesin bubut pemintal. Analisis bahaya pekerjaan melibatkan pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi dan menghilangkan bahaya seperti itu sebelum menyebabkan kecelakaan. Menurut OSHA, analisis bahaya pekerjaan “berfokus pada hubungan antara pekerja, tugas, alat, dan lingkungan kerja,” dan berakhir dengan mengurangi potensi risiko ke tingkat yang dapat diterima. Pertimbangkan analis keselamatan yang melihat laboratorium sains Yale, dengan tujuan mengidentifikasi potensi bahaya. Melakukan analisis bahaya pekerjaan di sini mungkin melibatkan melihat situasi dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini:  Apa yang salah? Rambut atau pakaian siswa dapat terperangkap dalam mesin bubut, benda



berputar yang “menangkapnya” dan menariknya ke mesin.  Apa konsekuensinya? Siswa dapat menerima cedera parah ketika bagian tubuh atau rambutnya ditangkap dan dimasukkan ke mesin bubut pemintalan.  Bagaimana itu bisa terjadi? Kecelakaan itu bisa terjadi sebagai akibat dari siswa bersandar terlalu dekat dengan mesin bubut saat bekerja di bangku, atau berjalan terlalu dekat dengan mesin bubut, atau membungkuk untuk meraih sebuah artikel yang jatuh dekat dengan mesin bubut  Apa faktor pendukung lainnya? Kecepatan adalah salah satu faktor penyebab. Masalahnya akan terjadi begitu cepat sehingga siswa tidak akan dapat mengambil tindakan menghindar begitu mesin bubut mengacak-acak rambut. Analisis bahaya pekerjaan harus memberikan dasar untuk menciptakan tindakan balasan. Misalnya, mengingat kecepatan terjadinya kecelakaan mesin bubut seperti itu, kecil kemungkinan pelatihan saja sudah cukup. Sebagai gantinya, area mesin bubut di sini harus berlindung di dalam casing pelindungnya sendiri, dan perubahan dibuat untuk memastikan bahwa mesin bubut tidak dapat berputar kecuali jika siswa mengambil tindakan melalui pedal kaki untuk menjaga daya mesin bubut tetap hidup.



Tinjauan Keselamatan Operasional Setelah pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Jepang meledak beberapa tahun yang lalu, banyak yang bertanya-tanya apakah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah melakukan tinjauan keselamatan operasional yang diperlukan. Tinjauan keselamatan operasional (atau tinjauan operasi keselamatan) dilakukan oleh lembaga untuk memastikan apakah unit-unit di bawah yurisdiksinya mematuhi semua hukum, peraturan, pesanan, dan aturan keselamatan yang berlaku. Misalnya, di bawah Program Tinjauan Keselamatan Operasional IAEA, "tim pakar internasional melakukan tinjauan mendalam tentang kinerja keselamatan operasional di pembangkit listrik tenaga nuklir." Alat pelindung diri Membuat karyawan mengenakan alat pelindung diri (APD) seperti topi keras itu terkenal sulit.68 Daya tahan pakai itu penting. Selain memberikan perlindungan yang andal, alat pelindung harus pas dengan benar; mudah dirawat, dirawat, dan diperbaiki; fleksibel dan ringan; memberikan kenyamanan dan mengurangi stres panas ; memiliki konstruksi yang kokoh; relatif mudah dikenakan dan dilepas; dan mudah untuk bersandar, membuang, dan mendaur ulang. Banyak pengusaha, seperti Kimberly-Clark dan MCR Safety, memanfaatkan serat dan kain baru untuk merancang solusi teknologi tinggi yang lebih mudah pakai. Memasukkan karyawan dalam perencanaan program keselamatan dan menangani masalah kenyamanan berkontribusi pada kesediaan karyawan untuk menggunakan alat pelindung . Tentu saja, manajer harus mengenakan perlengkapan pelindung sebelum kecelakaan, bukan hanya setelahnya. Misalnya, ledakan debu yang mudah terbakar di kilang gula menewaskan 14 karyawan dan membakar banyak lainnya. Majikan kemudian meminta agar semua karyawan mengenakan pakaian tahan api, sayangnya terlambat bagi para korban. Demikian pula, cuaca dingin berarti pengusaha harus membantu melindungi pekerja luar mereka. Ini harus mencakup, antara lain, suhu pemantauan dan kondisi angin dingin, memastikan pekerja dilengkapi dengan pakaian cuaca dingin yang memadai, memantau pekerja untuk tanda-tanda radang dingin, dan menyediakan istirahat dalam ruangan yang memadai. Tetapi sekali lagi, mengurangi kondisi yang tidak aman selalu menjadi garis pertahanan pertama. Selanjutnya gunakan kontrol administratif (seperti rotasi pekerjaan untuk mengurangi paparan bahaya jangka panjang). Baru kemudian beralih ke PPE.74 Hitungan Keragaman: Melindungi Pekerja yang Rentan Dalam merancang lingkungan yang aman dan sehat, pengusaha harus memberi perhatian khusus kepada pekerja yang rentan, seperti pekerja muda, imigr , penuaan, dan perempuan. (Undang-Undang Standar Ketenagakerjaan yang Adil secara ketat membatasi paparan kaum muda terhadap pekerjaan berbahaya, tetapi sekitar 64 pekerja di bawah usia 18 tahun meninggal karena cedera terkait pekerjaan beberapa tahun yang lalu.) Misalnya, seperti kata CEO dari satu perusahaan rekayasa keselamatan, "Untuk beberapa dekade, wanita pada dasarnya diabaikan ketika harus merancang pelindung mata dan wajah. ” Saat ini, lebih banyak produk tersedia dalam ukuran yang lebih kecil.77 Demikian pula, dengan lebih banyak pekerja menunda pensiun, pekerja yang lebih tua melakukan lebih banyak pekerjaan manufaktur. Mereka dapat melakukan pekerjaan ini secara efektif. Namun, ada banyak perubahan fisik potensial yang terkait dengan penuaan, termasuk kehilangan kekuatan, kehilangan fleksibilitas otot , dan berkurangnya waktu reaksi. Ini berarti bahwa pengusaha harus membuat ketentuan khusus seperti merancang pekerjaan untuk mengurangi beban berat, dan



meningkatkan tingkat pencahayaan. Tingkat kematian untuk pekerja yang lebih tua adalah sekitar tiga kali lipat dari pekerja yang lebih muda. Mengurangi Tindakan Tidak Aman Sementara mengurangi kondisi yang tidak aman adalah garis pertahanan pertama, perilaku buruk manusia akan menyebabkan hubungan pendek bahkan upaya keselamatan terbaik. Kadang-kadang kelakuan buruk itu disengaja, tetapi seringkali tidak. Misalnya, gangguan berkontribusi pada setidaknya setengah dari semua kecelakaan mobil. Dewan Keselamatan Nasional baru-baru ini memperkirakan bahwa penggunaan telepon seluler terlibat dalam 24% dari semua kecelakaan kendaraan bermotor. (Pengemudi kendaraan bermotor komersial pada rute antarnegara dilarang menggunakan telepon genggam genggam saat mengemudi.) Di tempat kerja, tidak memperhatikan benda bergerak atau stasioner atau bahwa lantai basah sering menyebabkan kecelakaan. Dan, ironisnya, “membuat pekerjaan lebih aman dengan penjaga mesin atau APD menurunkan persepsi risiko orang dan dengan demikian dapat menyebabkan peningkatan perilaku berisiko.” Sayangnya, memberi tahu karyawan untuk "memperhatikan" biasanya tidak cukup. Pertama-tama identifikasi dan cobalah untuk menghilangkan risiko potensial, seperti peralatan yang tidak dijaga. Selanjutnya, kurangi gangguan potensial, seperti kebisingan, panas, dan stres. Kemudian, hatihati menyaring dan melatih karyawan, seperti yang akan kami jelaskan selanjutnya. Mengurangi Tindakan Tidak Aman Melalui Penyaringan Penyaringan dan penempatan karyawan yang tepat mengurangi tindakan tidak aman. Di sini tujuan pemberi kerja adalah untuk mengidentifikasi sifat-sifat yang dapat memprediksi kecelakaan pada pekerjaan yang dimaksud, dan kemudian menyaring calon untuk sifat ini. Sebagai contoh, Indeks Keandalan Karyawan (ERI) mengukur dimensi keandalan seperti kematangan emosional, kesadaran , dan kinerja pekerjaan yang aman. Meskipun tidak definitif, menggunakan ERI dalam seleksi tampaknya terkait dengan pengurangan kecelakaan terkait pekerjaan dalam satu penelitian. Lainnya menggunakan tes simulasi pekerjaan (yang berupaya menilai pelamar dengan mensimulasikan aktivitas pekerjaan yang menuntut fisik) dan tes kemampuan fisik (yang mengukur kekuatan dan gerakan otot) untuk memprediksi siapa yang akan memiliki lebih banyak kecelakaan. Demikian pula, pertanyaan wawancara perilaku dapat mengungkapkan. Misalnya, tanyakan, "Apa yang akan Anda lakukan jika Anda melihat karyawan lain bekerja dengan cara yang tidak aman?" dan "Apa yang akan Anda lakukan jika penyelia Anda memberi Anda tugas, tetapi tidak memberikan pelatihan bagaimana melakukannya dengan aman?" Mengurangi Tindakan Tidak Aman Melalui Pelatihan Pelatihan keselamatan mengurangi tindakan tidak aman, terutama bagi karyawan baru. Anda harus menginstruksikan karyawan dalam praktik dan prosedur yang aman, memperingatkan mereka tentang potensi bahaya, dan berupaya mengembangkan sikap sadar keselamatan. Standar OSHA membutuhkan lebih dari pelatihan. Karyawan harus menunjukkan bahwa mereka benar-benar belajar apa yang harus dilakukan. (Misalnya, standar pernapasan OSHA mengharuskan setiap karyawan mendemonstrasikan cara memeriksa, mengenakan, dan melepas segel respirator. OSHA memiliki dua buku kecil, Persyaratan Pelatihan di bawah OSHA dan Keselamatan Pengajaran dan Kesehatan di Tempat Kerja.) Karena pekerja sementara menghitung tidak proporsional Karena kecelakaan kerja , majikan harus berhati-hati untuk melatihnya.



Tujuan utama pelatihan keselamatan bukan untuk memenuhi standar pelatihan OSHA; itu untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengurangi kecelakaan. OSHA, Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (NIOSH), dan banyak vendor swasta menyediakan solusi pelatihan keselamatan online. Sifat pelatihan keselamatan itu penting. Satu studi menemukan bahwa pelatihan keselamatan yang paling efektif menuntut keterlibatan karyawan yang tinggi. Dalam studi ini, program "paling tidak menarik" termasuk kuliah, film, bahan bacaan, dan pelatihan videobased . Program yang cukup menarik termasuk instruksi antarmuka komputer dengan umpan balik. Yang "melibatkan" termasuk pemodelan perilaku, simulasi, dan pelatihan langsung. Meningkatkan Kinerja Melalui Pelatihan Keamanan Online HRIS Pengusaha juga beralih ke Web untuk mendukung program pelatihan keselamatan mereka.  Sebagai contoh , PureSafety (www.ulworkplace.com) memungkinkan perusahaan untuk membuat situs web pelatihan mereka sendiri, lengkap dengan "pesan dari direktur keselamatan." Setelah majikan memasang situs Web PureSafety , ia dapat mengisi situs dengan kursus dari perusahaan yang menyediakan kursus kesehatan dan keselamatan melalui situs itu. Ketika sistem University of California ingin memberikan pelatihan keselamatan yang diamanatkan kepada 50.000 karyawannya di 10 kampus yang berbeda, ia mengembangkan program dengan vendor Vivid Learning Systems untuk menyampaikan secara online. Kursus dasar keselamatan laboratorium online 2-jam kustom mencakup peraturan OSHA serta latihan interaktif dan peluang umpan balik untuk para peserta. Mengurangi Tindakan Tidak Aman melalui Poster, Insentif , dan Penguatan Positif Pengusaha juga menggunakan berbagai alat untuk memotivasi keselamatan pekerja. Poster keselamatan adalah satu, tetapi bukan pengganti untuk program keselamatan komprehensif. Pengusaha harus menggabungkannya dengan teknik lain (seperti penyaringan dan pelatihan) untuk mengurangi kondisi dan tindakan yang tidak aman, dan sering mengganti poster. Poster harus mudah dilihat, dapat dibaca, dan cukup terang. Program insentif juga bermanfaat. Manajemen di kilang Golden Eagle di Tesoro Corporation di California melembagakan satu rencana semacam itu. Karyawan mendapat poin “WINGS” (akronim untuk Keterlibatan Orang Bersedia Meningkatkan Keselamatan) untuk terlibat dalam satu atau lebih kegiatan keselamatan tertentu, seperti mengikuti pelatihan tanggap darurat. Setiap karyawan dapat memperoleh hingga $ 20 per bulan dengan mengumpulkan poin. Fitur Pusat Laba menunjukkan contoh lain. OSHA berpendapat bahwa program semacam itu tidak mengurangi cedera atau penyakit yang sebenarnya , tetapi hanya pada pelaporan cedera dan penyakit. OSHA mungkin mempertanyakan pembayaran insentif keselamatan yang sedemikian tinggi sehingga penghargaan tersebut dapat menghalangi pekerja yang masuk akal untuk melaporkan masalah keselamatan. Salah satu opsi (lihat fitur Pusat Profit yang menyertainya) adalah untuk menekankan insentif nontradisional, seperti pengakuan. Bagaimanapun, program insentif harus menjadi bagian dari program keselamatan komprehensif.



Mengurangi Tindakan Tidak Aman dengan Membina Budaya Keselamatan Pengusaha dan penyelia harus menciptakan budaya sadar keselamatan dengan menunjukkan bahwa mereka memperhatikan keselamatan dengan serius. Satu studi mengukur budaya keselamatan dalam hal pertanyaan seperti "penyelia saya mengatakan kata yang baik setiap kali dia melihat pekerjaan



dilakukan sesuai dengan aturan keselamatan" dan "penyelia saya mendekati pekerja selama bekerja untuk membahas masalah keselamatan." Menurut seorang pakar keselamatan, tempat kerja dengan budaya berorientasi keselamatan menunjukkan: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Kerja tim, dalam bentuk manajemen dan karyawan yang terlibat dalam keselamatan; Komunikasi dan kolaborasi yang sangat terlihat dan interaktif tentang masalah keselamatan; Visi bersama tentang keunggulan keselamatan (khususnya, sikap utama bahwa semua kecelakaan dan cedera dapat dicegah); Penugasan fungsi keselamatan kritis untuk individu atau tim tertentu; Upaya berkelanjutan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah dan bahaya keselamatan di tempat kerja; 107 dan, Mendorong pelaporan insiden.



Mengurangi Tindakan Tidak Aman dengan Menciptakan Lingkungan yang Mendukung Tim pengawas yang mendukung tampaknya memiliki catatan keselamatan yang lebih baik. "Organisasi dapat mengembangkan lingkungan yang mendukung dengan melatih pengawas untuk menjadi pemimpin yang lebih baik, menekankan pentingnya kerja tim dan dukungan sosial, dan menetapkan nilai keselamatan." Mengurangi Tindakan Tidak Aman dengan Menetapkan Kebijakan Keselamatan Kebijakan keselamatan tertulis perusahaan harus menekankan bahwa pencegahan kecelakaan adalah yang paling penting di perusahaan Anda, dan bahwa perusahaan akan melakukan segala cara praktis untuk menghilangkan atau mengurangi kecelakaan dan cedera. Mengurangi Tindakan Tidak Aman dengan Menetapkan Tujuan Kontrol Kehilangan Spesifik Menetapkan sasaran keselamatan tertentu untuk dicapai. Misalnya, tetapkan tujuan keselamatan dalam hal frekuensi cedera waktu hilang per jumlah karyawan penuh waktu. Mengurangi Tindakan Tidak Keselamatan Berbasis Perilaku



Aman



melalui



Program Keselamatan



dan Kesadaran



Keselamatan berdasarkan perilaku berarti mengidentifikasi perilaku pekerja yang berkontribusi terhadap kecelakaan dan kemudian melatih pekerja untuk menghindari perilaku ini. Tenneco Corporation (yang memproduksi peredam kejut Monroe) menerapkan salah satu program tersebut. Perusahaan memilih konsultan internal dari antara manajer kualitas, manajer pelatihan, insinyur, dan pekerja produksi. Setelah pelatihan, konsultan internal mengidentifikasi lima perilaku penting untuk program keselamatan pertama Tenneco, seperti Eyes on task: Apakah karyawan mengawasi tangannya saat melakukan tugas? Para konsultan melakukan observasi dan mengumpulkan data tentang perilaku tersebut. Kemudian mereka melembagakan program pelatihan untuk membuat karyawan melakukan lima perilaku ini dengan benar. Pengusaha juga menggunakan program kesadaran keselamatan untuk meningkatkan perilaku aman karyawan. Program kesadaran keselamatan berarti pengawas terlatih mengorientasikan pekerja baru yang tiba di lokasi kerja terkait bahaya keselamatan umum dan metode pencegahan sederhana. Misalnya, Program Kesadaran Keselamatan Jalan raya mencakup masalah keselamatan pengemudi truk seperti jarak berhenti yang diperlukan pada berbagai kecepatan (lihat ambil layar yang menyertainya).



Mengurangi Tindakan Tidak Aman melalui Partisipasi Karyawan Karyawan adalah sumber wawasan yang sangat baik tentang masalah dan solusi keselamatan. Sebagai contoh, ketika International Truck and Engine Corp mulai mendesain pabrik berbasis robot baru, manajemen menunjuk tim keamanan kerja bersama-manajemen untuk masing-masing departemen. Tim bekerja dengan insinyur proyek untuk merancang perlindungan untuk peralatan robot. Perusahaan mengirim satu tim keselamatan ke Jepang untuk menyaksikan mesin robot beraksi, dan untuk mengidentifikasi item yang perlu ditangani oleh tim. Tim ini bekerja dengan karyawan untuk mengidentifikasi kemungkinan bahaya dan mengembangkan perangkat baru (seperti kunci kode warna) untuk melindungi karyawan . Melakukan Audit dan Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Manajer yang sadar keselamatan tahu bahwa niat baik tidak cukup: majikan harus mengaudit kepatuhan keselamatan. Perusahaan (seperti Milliken, dibahas halaman 534–535) karenanya membentuk komite keselamatan untuk mengevaluasi kecukupan keselamatan, untuk melakukan dan memantau audit keselamatan, dan untuk menyarankan cara-cara untuk meningkatkan keselamatan.113 Manajer lini harus secara rutin memeriksa masalah menggunakan audit keselamatan / daftar periksa ( seperti pada Gambar 16-6, halaman 525-527), termasuk menyelidiki ll kecelakaan dan “nyaris celaka .”  Pengusaha mempercepat dan mengaktifkan audit keselamatan "didistribusikan" yang dihasilkan karyawan dengan menggunakan alat digital seluler. Misalnya, manajer dan karyawan menggunakan iAuditor - Audit Keselamatan dan Aplikasi Cecklist, tersedia melalui iTunes dari SafetyCulture Pty Ltd., untuk memfasilitasi audit keselamatan. iAuditor berisi banyak daftar periksa keselamatan dan alat yang memungkinkan pengusaha membuat tindakan bergantung pada respons daftar periksa. Sebagai contoh lain, AssessNET adalah perangkat lunak keamanan berbasis cloud yang memungkinkan pengusaha mengelola penilaian risiko, catatan kecelakaan , dan audit keselamatan jarak jauh . Karyawan menggunakan AssessNET dari desktop dan perangkat seluler mereka. Ini memberi mereka akses cepat ke catatan keselamatan, memungkinkan mereka dengan cepat melaporkan bahaya, dan mengingatkan pengelolaan insiden keselamatan. Dengan kedua alat, metrik terkait keamanan akan mencakup, misalnya, tingkat cedera dan penyakit, biaya kompensasi pekerja per karyawan, pengurangan perilaku berisiko, dan pelatihan keselamatan kerja . Untuk memastikan bahwa hasil audit dalam perbaikan, tren data audit (misalnya, untuk melihat apakah tingkat kecelakaan naik atau turun atau stabil), dan melacak tindakan korektif hingga selesai . panduan keterlibatan karyawan untuk Manajer Milliken & Perusahaan Keselamatan Kelas Dunia Melalui Keterlibatan Karyawan Milliken & Company, didirikan pada tahun 1865, mendesain, memproduksi, dan memasarkan bahan kimia, penutup lantai, kain pelindung, dan tekstil. Perusahaan ini memiliki sekitar 7.000 karyawan di lebih dari 39 fasilitas di seluruh dunia. Milliken yang dimiliki secara pribadi telah menerima pengakuan luas untuk kualitas produk inovatifnya, untuk keterlibatan karyawan yang tinggi, dan untuk program keselamatan kerja berbasis keterlibatan karyawan berkelas dunia; itu juga satu-satunya perusahaan yang secara konsisten peringkat sebagai "perusahaan paling etis" selama 15 tahun berjalan. Sebuah survei terhadap karyawan Milliken menemukan tingkat manajemen positif 80% , berdasarkan pertanyaan tentang komitmen karyawan, kebanggaan dalam perusahaan, dan upaya



pemberdayaan. Angka sakit dan cedera di tempat kerja yang sangat rendah membuatnya secara konsisten dinilai sebagai salah satu perusahaan teraman untuk bekerja. Keterlibatan Karyawan Berbasis Keterlibatan Inti dari proses keselamatan Milliken adalah program keterlibatan karyawan berdasarkan keterlibatannya . Sebagai contoh, karyawan staf sistem subkomite keselamatan kemudi dan keselamatan, mengirimkan saran "peluang untuk perbaikan" setiap minggu, meninjau setiap saran ini, dan memberikan umpan balik pada setiap saran. Proses keselamatan tergantung pada tujuan cascading yang berasal dari pedoman keselamatan federal, negara bagian, dan Millikenbased . Sasaran-sasaran ini diterjemahkan melalui pertemuan mingguan ke dalam metrik khusus (misalnya, "kecelakaan per jam kerja") yang akan dicapai oleh subkomite masing-masing pabrik. Setiap subkomite keselamatan kemudian melakukan audit mingguan, untuk memastikan kepatuhan dan untuk memastikan kegiatan keselamatan instalasi terus ditingkatkan. Program keselamatan Milliken mengukur keterlibatan setiap karyawan, misalnya, dalam hal melayani subkomite keselamatan, menjadi pelatih atau ahli masalah umum keselamatan , atau melakukan audit keselamatan. Juga untuk membantu memenangkan keterlibatan, program ini memberdayakan karyawan, misalnya, dengan melatih masing-masing untuk melakukan "pekerjaan keselamatan" nya (seperti memiliki pengetahuan tentang peraturan keselamatan OSHA). Semua karyawan instalasi juga dilatih untuk memberikan dan menerima komentar keselamatan peer-to-peer. Masing-masing diberi wewenang untuk bertindak berdasarkan apa yang dia amati dengan memberikan " umpan balik konstruktif " atau "umpan balik apresiatif" ketika mengamati karyawan lain melakukan sesuatu dengan aman (atau tidak). Setiap karyawan juga dilatih untuk menggunakan mekanisme pelacakan keselamatan Milliken . Alat ini membantu karyawan memastikan bahwa saran keselamatan, temuan audit keselamatan, atau item agenda keselamatan lainnya dilacak dan diselesaikan, dengan memberikan setiap item nomor, tanggal, dan nama karyawan Milliken yang bertanggung jawab. Anggota komite pengarah keselamatan karyawan setiap pabrik menyelidiki semua insiden keselamatan untuk membantu menemukan penyebabnya. Milliken mengakui upaya keselamatan karyawan dalam acara perayaan formal sepanjang tahun, seperti memiliki "pemandu sorak" memberikan sorak-sorai keselamatan saat para insinyur memasuki pabrik .   Bahaya Kesehatan di Tempat Kerja: Masalah dan Pemulihan Sebagian besar bahaya di tempat kerja tidak sejelas peralatan yang tidak dijaga atau lantai yang licin. Banyak bahaya yang tidak terlihat yang secara tidak sengaja diproduksi oleh perusahaan sebagai bagian dari proses produksinya. Bahaya paparan tempat kerja yang umum meliputi bahan kimia dan bahan berbahaya lainnya, suhu ekstrem, biohazard (termasuk yang terjadi secara alami, seperti jamur, dan buatan manusia, seperti antraks), dan bahaya ergonomis (seperti peralatan yang tidak nyaman) . 129 Bahan Kimia dan Kebersihan Industri Standar OSHA mencantumkan batas paparan untuk sekitar 600 bahan kimia, seperti asbes, timah, kadmium, dan formaldehida. Zat berbahaya seperti ini memerlukan pengambilan sampel udara dan tindakan pencegahan dan pencegahan lainnya. Mengelola bahaya seperti itu berada di bawah bidang kebersihan industri dan melibatkan pengakuan, evaluasi, dan pengendalian. Pertama, petugas kesehatan dan keselamatan fasilitas (mungkin bekerja dengan tim pengawas dan karyawan) harus mengenali kemungkinan bahaya paparan. Ini biasanya



melibatkan pelaksanaan survei keliling pabrik / fasilitas, wawancara karyawan, tinjauan catatan, dan tinjauan pemerintah (OSHA) dan standar nonpemerintah. Setelah manajer mengidentifikasi bahaya yang mungkin terjadi, evaluasi melibatkan menentukan seberapa parah bahaya tersebut. Ini membutuhkan pengukuran paparan, membandingkan pengukuran dengan beberapa patokan (seperti 0,10 serat per sentimeter kubik untuk asbes), dan menentukan apakah risikonya masih dalam standar. Pengendalian bahaya mencakup penghilangan atau pengurangan bahaya. Perhatikan bahwa alat pelindung diri umumnya merupakan opsi terakhir untuk menangani masalah seperti itu. Majikan harus terlebih dahulu memasang kontrol teknik (seperti penutup proses atau ventilasi) dan kontrol administratif (termasuk pelatihan dan perbaikan tata graha). Fitur HR Practices Around the Globe yang menyertai menampilkan satu program keselamatan di luar negeri.



Paparan Asbes di Tempat Kerja dan Kualitas Udara Asbes adalah sumber utama penyakit pernapasan akibat kerja. Upaya masih dilakukan untuk membersihkan bangunan tua dari zat tersebut. Standar OSHA memerlukan beberapa tindakan sehubungan dengan asbes. Pengusaha harus memantau udara setiap kali mereka mengharapkan tingkat asbes naik ke setengah batas yang diijinkan (0,10 serat per sentimeter kubik). Rekayasa mengontrol dinding, filter khusus, dan sebagainya diperlukan untuk mempertahankan tingkat asbes yang sesuai dengan standar OSHA. Hanya dengan demikian pengusaha dapat menggunakan respirator jika diperlukan upaya tambahan untuk mencapai kepatuhan. Alkoholisme dan Penyalahgunaan Zat Sekitar dua pertiga orang dengan gangguan alkohol bekerja penuh waktu. Beberapa orang menyatakan bahwa hampir 13 juta pekerja menggunakan narkoba secara ilegal. Sekitar 15% dari tenaga kerja AS "telah digantung di tempat kerja, minum sesaat sebelum muncul untuk bekerja, atau sedang minum atau mengalami gangguan saat bekerja setidaknya satu kali selama tahun sebelumnya." Alkoholisme karyawan dapat membebani pemberi kerja AS sekitar $ 226 miliar per tahun, misalnya, dalam ketidakhadiran dan kecelakaan yang lebih tinggi. Bagi banyak pengusaha, berurusan dengan penyalahgunaan narkoba dimulai dengan pengujian penyalahgunaan narkoba. Merupakan hal yang tidak biasa untuk menemukan pemberi kerja yang setidaknya tidak menguji kandidat pekerjaan untuk penyalahgunaan zat sebelum secara resmi merekrut mereka. Dan banyak negara bagian melembagakan pengujian obat acak wajib untuk pekerja berisiko tinggi. Sebagai contoh, New Jersey sekarang membutuhkan pengujian obat secara acak terhadap pekerja listrik. Idealnya, program tempat kerja bebas obat-obatan mencakup lima komponen: 1. Kebijakan tempat kerja bebas narkoba 2. Pelatihan pengawas 3. Pendidikan karyawan 4. Bantuan karyawan



5. Pengujian obat-obatan Kebijakan tersebut harus menyatakan, paling tidak, "Penggunaan, kepemilikan, pemindahan, atau penjualan obat-obatan terlarang oleh karyawan dilarang." Ini juga harus menjelaskan alasan kebijakan, dan konsekuensi disipliner. Pengawas harus dilatih untuk memantau kinerja karyawan, dan untuk tetap waspada terhadap masalah kinerja terkait narkoba. Beberapa alat tersedia untuk menyaring penyalahgunaan alkohol atau narkoba. Instrumen skrining pelaporan diri yang paling banyak digunakan untuk alkoholisme adalah CAGE 4-item dan Tes Penyaringan Alkoholisme Michigan 25-item (MAST). Yang pertama mengajukan pertanyaan seperti ini: Pernahkah Anda (1) berusaha untuk mengurangi alkohol, (2) diganggu oleh komentar tentang minum Anda, (3) merasa Bersalah tentang minum, (4) memiliki pembuka mata hal pertama di pagi untuk menenangkan saraf Anda?   Stres, Kejenuhan, dan Depresi Masalah-masalah seperti alkoholisme terkadang mencerminkan stres dan depresi. Pada gilirannya, berbagai faktor tempat kerja dapat menyebabkan stres. Ini termasuk jadwal kerja, kecepatan kerja, keamanan pekerjaan, rute ke dan dari tempat kerja, kebisingan di tempat kerja, pengawasan yang buruk, dan jumlah dan sifat pelanggan atau klien . Faktor pribadi juga mempengaruhi stres. Fo r contoh, Tipe A kepribadian pecandu kerja yang merasa didorong t o berada di waktu dan bertemu tenggat waktu biasanya menempatkan diri mereka di bawah tekanan yang lebih besar. Tambahkan ke pekerjaan menekankan stres yang disebabkan oleh masalah non-pekerjaan seperti perceraian, dan banyak pekerja sedang menunggu masalah terjadi. Konsekuensi manusia dari stres kerja termasuk kecemasan, depresi, kemarahan, penyakit kardiovaskular, sakit kepala, kecelakaan, dan bahkan penyakit awal Alzheimer. Sebuah penelitian di Denmark menemukan bahwa perawat yang bekerja di bawah tekanan berlebihan memiliki dua kali lipat risiko serangan jantung. Bagi majikan, konsekuensinya termasuk kinerja yang menurun dan meningkatnya absensi dan turnover. Sebuah studi dari 46.000 karyawan menyimpulkan bahwa highstress biaya perawatan kesehatan pekerja yang 46% lebih tinggi dibandingkan kurangmereka menekankan coworkers.151 Namun hanya 5% dari pengusaha AS yang disurvei mengatakan mereka mengatasi stres di tempat kerja.  Mengurangi JOB stres Ada beberapa cara untuk meringankan stres yang disfungsional. Mulai dari solusi akal sehat (lebih banyak tidur) hingga solusi seperti biofeedback dan meditasi. Menemukan pekerjaan yang lebih cocok, mendapatkan konseling, dan perencanaan dan pengorganisasian kegiatan setiap hari yang responses.153 masuk akal lainnya Dalam Stres bukunya dan manajer, Dr Karl Albrecht menyarankan cara-cara berikut untuk per anak untuk mengurangi stres kerja:   Membangun



bermanfaat, menyenangkan, hubungan kerjasama dengan rekan-rekan yang d karyawan.   Jangan menggigit lebih dari yang bisa Anda kunyah.  Bangun hubungan yang sangat efektif dan suportif dengan atasan Anda.  Bernegosiasi dengan bos Anda untuk tenggat waktu yang realistis pada proyek-proyek penting.  Pelajari sebanyak mungkin tentang acara mendatang dan dapatkan sebanyak mungkin waktu persiapan untuk mempersiapkannya.



   



Temukan waktu setiap hari untuk detasemen dan relaksasi. Berjalan-jalan di kantor untuk menjaga tubuh Anda tetap segar dan waspada. Temukan cara untuk mengurangi kebisingan yang tidak perlu. Kurangi jumlah hal-hal sepele dalam pekerjaan Anda; delegasikan pekerjaan rutin bila memungkinkan.  Batasi interupsi.  Jangan menunda berurusan dengan masalah yang tidak menyenangkan.  Buatlah "daftar kekhawatiran" yang konstruktif yang mencakup solusi untuk setiap masalah.  Dapatkan tidur yang lebih baik dan berkualitas. Meditasi adalah sebuah pilihan. Pilih tempat yang tenang dengan cahaya lembut dan duduk dengan nyaman. Kemudian bermeditasi dengan memfokuskan pikiran Anda (misalnya, menghitung napas atau memvisualisasikan lokasi yang tenang seperti pantai). Ketika pikiran Anda mengembara, bawa kembali ke memfokuskan pikiran Anda pada pernapasan atau pantai. APA YANG BISA DILAKUKAN OLEH KARYAWAN .  Majikan dan penyelianya memainkan peran dalam mengurangi stres. Pengawas yang mendukung dan perlakuan adil adalah penting; memerintah di pengawas rawan bullying. Langkah-langkah lain termasuk mengurangi konflik pribadi pada pekerjaan dan mendorong komunikasi terbuka antara manajemen dan karyawan. Huntington Hospital di Pasadena, California, memperkenalkan layanan concierge di tempat untuk membantu karyawannya mengurangi stres terkait pekerjaan. Ini menangani tugas-tugas seperti membuat rencana pekerjaan bagi karyawan. Beberapa majikan menggunakan "pelatihan ketahanan" untuk membantu karyawan mengatasi stres. Sebagai salah satu contoh, “peserta mempertimbangkan situasi stres sebelumnya dalam kehidupan mereka yang telah mereka atasi dan mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat situasi dapat dikelola . Satu perusahaan Inggris memiliki program pengurangan stres karyawan bertingkat tiga . Pertama adalah pencegahan primer. Ini berfokus pada memastikan bahwa hal-hal seperti desain pekerjaan dan alur kerja adalah benar. Kedua adalah intervensi. Ini termasuk penilaian karyawan secara individu, survei sikap untuk menemukan sumber stres, dan intervensi pengawasan. Ketiga adalah rehabilitasi, yang meliputi program bantuan karyawan dan konseling. BurnOuT Para ahli mendefinisikan burnout sebagai penipisan total sumber daya fisik dan mental yang disebabkan oleh upaya yang berlebihan untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan pekerjaan yang tidak realistis. Burnout memanifestasikan dirinya dalam gejala seperti lekas marah, keputusasaan, kelelahan, sinisme , jebakan, dan dendam. Pengusaha dapat mencegah pemadaman listrik, misalnya, dengan memantau karyawan dalam pekerjaan yang berpotensi menimbulkan stres tinggi. Apa yang bisa dilakukan kandidat yang kelelahan? Dalam bukunya How to Beat the High Cost of Success, Dr. Her bert Freudenberger menyarankan:  Hancurkan pola Anda. Pertama, lebih baik-bulat hidup Anda, yang proteksi yang lebih



baik ted Anda melawan kelelahan.  Jauhi semuanya secara berkala. Jadwalkan periode introspeksi sesekali di mana Anda dapat meninggalkan rutinitas yang biasa Anda lakukan. Cara lain untuk mengurangi kelelahan adalah dengan (mencoba) mengesampingkan pekerjaan Anda begitu Anda pulang.  Tinjau kembali tujuan Anda dalam hal nilai intrinsiknya. Apakah tujuan yang Anda tetapkan untuk diri sendiri dapat dicapai? Apakah mereka benar - benar layak dikorbankan?  Pikirkan pekerjaan Anda. Bisakah Anda melakukan tugas yang baik tanpa menjadi begitu kuat?



 Tetap aktif. Satu studi baru-baru ini menyimpulkan bahwa “peningkatan kelelahan kerja dan



depresi adalah yang terkuat di antara karyawan yang tidak terlibat dalam aktivitas fisik dan terlemah hingga tidak signifikan di antara mereka yang terlibat dalam aktivitas fisik yang tinggi. Depresi karyawan merupakan masalah serius di tempat kerja. Para ahli memperkirakan bahwa depresi menghasilkan sekitar 68 juta hari kerja yang hilang di Amerika Serikat setiap tahun, dan mungkin merugikan bisnis AS $ 23 miliar atau lebih per tahun hanya karena absennya teeisme dan hilangnya produktivitas. Orang yang depresi juga cenderung memiliki catatan keselamatan yang lebih buruk. Pengusaha harus bekerja lebih keras untuk memastikan bahwa karyawan yang tertekan memanfaatkan layanan dukungan yang tersedia. Satu survei menemukan bahwa sementara sekitar dua pertiga dari perusahaan besar menawarkan program bantuan karyawan yang mencakup depresi, hanya sekitar 14% dari karyawan dengan depresi mengatakan mereka pernah menggunakannya. Oleh karena itu pengusaha perlu melatih pengawas untuk mengidentifikasi tanda-tanda peringatan depresi dan untuk memberi nasihat kepada mereka yang mungkin membutuhkan layanan tersebut untuk menggunakan program hubungan karyawan perusahaan . Depresi adalah penyakit. Tidak ada gunanya mengatakan pada orang yang depresi untuk “keluar darinya” daripada memberi tahu seseorang dengan kondisi jantung untuk berhenti bertindak lelah. Tanda-tanda peringatan depresi yang khas (jika berlangsung lebih dari 2 minggu) termasuk perasaan sedih, cemas, atau "kosong" yang terus-menerus; tidur terlalu sedikit; nafsu makan berkurang; kehilangan minat dalam aktivitas yang pernah dinikmati; kegelisahan atau lekas marah; dan kesulitan berkonsentrasi . Mengatasi Masalah Ergonomis yang Berhubungan Dengan Komputer OSHA tidak memiliki standar khusus untuk workstation komputer. Itu memang memiliki standar umum yang mungkin berlaku, mengenai, misalnya, radiasi, tidak ada ise, dan bahaya listrik. NIOSH memberikan rekomendasi umum. Sebagian besar berkaitan dengan ergonomi atau desain antarmuka pekerja-peralatan . Ini termasuk:  Karyawan harus beristirahat 3 hingga 5 menit dari bekerja di depan komputer setiap 20–40



menit, dan menggunakan waktu untuk tugas-tugas lain.  Desain fleksibilitas maksimum ke dalam workstation sehingga dapat disesuaikan dengan masing-masing operator. Misalnya, menggunakan kursi disesuaikan dengan midback mendukung. Jangan tinggal di satu posisi untuk waktu yang lama.  Kurangi silau dengan perangkat seperti nuansa jendela dan pencahayaan tidak langsung.  Berikan pekerja sebuah ujian penglihatan preplacement lengkap untuk memastikan penglihatan yang benar dikoreksi untuk mengurangi ketegangan visual.  Izinkan pengguna untuk memposisikan pergelangan tangannya pada tingkat yang sama dengan siku.  Letakkan layar pada atau tepat di bawah ketinggian mata, pada jarak 18 hingga 30 inci dari mata.   Biarkan pergelangan tangan diletakkan dengan ringan di atas bantalan untuk penyangga.  Letakkan kaki rata di lantai atau di atas pijakan kaki.171 Gangguan Gerakan Berulang Gangguan gerakan berulang termasuk gangguan seperti carpal tunnel syndrome dan tendonitis, dan hasil dari terlalu banyak pengulangan kegiatan atau gerakan yang tidak terputus , atau dari gerakan yang tidak alami seperti memutar lengan atau pergelangan tangan. Ini mempengaruhi orang-orang



yang melakukan tugas berulang seperti jalur perakitan atau pekerjaan komputer. Pengusaha dapat mengurangi masalah, misalnya, dengan program untuk membantu pekerja menyesuaikan laju pekerjaan mereka.



Penyakit menular Dengan banyak karyawan bepergian ke dan dari tujuan internasional, pemantauan dan pengendalian penyakit menular adalah masalah keamanan yang penting. Pengusaha dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah masuknya atau penyebaran penyakit menular. Langkah-langkah ini meliputi: 1. Pantau secara cermat peringatan perjalanan Center for Disease Control and Prevention (CDC).  2. Berikan pemeriksaan medis harian untuk karyawan yang kembali dari daerah yang terinfeksi. 3. Tolak akses selama 10 hari untuk karyawan atau pengunjung yang telah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi yang diduga . 4. Beri tahu karyawan untuk tinggal di rumah jika mereka mengalami gejala demam atau sistem pernapasan. 5. Bersihkan area kerja dan permukaan secara teratur. Jadikan pembersih yang mengandung alcoho l mudah tersedia. 6. Istirahat terhuyung-huyung. Tawarkan beberapa makan siang untuk mengurangi kepadatan. Tempat Kerja Merokok Merokok adalah masalah kesehatan dan biaya yang serius. Untuk pengusaha, biaya ini berasal dari asuransi kesehatan dan kebakaran yang lebih tinggi, peningkatan absensi, dan penurunan produktivitas (seperti ketika perokok mengambil istirahat 10 menit di belakang toko). Badan Perlindungan Lingkungan California memperkirakan bahwa setiap tahun di Amerika Serikat, asap rokok menyebabkan 3.000 kematian akibat kanker paru-paru dan 35.000 hingga 62.000 penyakit akibat masalah jantung (tidak semua terkait dengan pekerjaan). Manajer mungkin dapat menolak pekerjaan untuk perokok selama merokok tidak digunakan sebagai surroga te untuk diskriminasi lainnya. Undang-undang federal tidak secara tegas melarang diskriminasi terhadap perokok. Namun, jika mayoritas perokok perusahaan juga merupakan minoritas, kegiatan anti-merokok dapat dipandang sebagai tindakan diskriminatif. Tujuh belas negara bagian dan District of Columbia larangan d adalah criminating terhadap perokok. Sebagian besar pengusaha dewasa ini melarang merokok di dalam ruangan, sering kali menunjuk area outdoor kecil di mana merokok diizinkan. Banyak negara bagian dan kota sekarang melarang merokok di tempat umum. Dengan vaping law in flux, pengusaha harus memeriksa status hukum lokal dan negara mereka .



Keamanan Kerja dan Manajemen Risiko Keselamatan di tempat kerja berhubungan dengan risiko cedera atau sakit bagi karyawan. Keamanan tempat kerja berhubungan dengan melindungi karyawan dari risiko keamanan internal dan eksternal seperti tindakan kriminal oleh pelaku luar dan terorisme.180 Rencana keamanan tempat kerja majikan



harus membahas hal-hal seperti membangun fungsi keamanan formal, melindungi kekayaan intelektual perusahaan (misalnya, melalui perjanjian yang tidak bersaing) ), mengembangkan rencana manajemen krisis, membangun pencurian dan penipuan p revention prosedur, mencegah kekerasan di tempat kerja, dan memasang fasilitas keamanan systems.181 survei A SHRM menemukan bahwa sekitar 85% dari menanggapi organisasi sekarang memiliki beberapa jenis plan.182 bencana Banyak perusahaan formal tentu saja juga memiliki prosedur penanganan khusus untuk paket surat dan mengadakan latihan evakuasi darurat reguler. Manajemen Risiko Perusahaan Manajemen risiko perusahaan adalah "proses menilai paparan terhadap kerugian dalam suatu operasi dan menentukan cara terbaik untuk menghilangkan, mengelola, atau mengurangi risiko peristiwa buruk dari dampak negatif pada bisnis." Perusahaan menghadapi berbagai macam risiko, hanya beberapa di antaranya merupakan risiko langsung jenis OSHA terhadap kesehatan dan keselamatan karyawan. Risiko spesifik termasuk, misalnya, risiko bencana alam, risiko keuangan, dan risiko sistem komputer perusahaan. Risiko modal manusia akan berperingkat tinggi. Ini termasuk tidak hanya risiko keselamatan seperti yang telah kita bahas sebelumnya dalam bab ini tetapi juga misalnya, "risiko" dari serikat pekerja dan dari rencana kepegawaian yang tidak memadai. Bagaimana majikan mengelola risiko tertentu tergantung pada kelas risiko yang dimilikinya. Sebagai contoh, risiko internal yang dapat dicegah timbul dari tindakan dalam perusahaan dan mencakup halhal seperti perilaku ilegal karyawan atau kecelakaan kerja. Pengusaha mengelola risiko ini dengan metode seperti kode etik, prosedur disiplin, dan aturan keselamatan. Risiko strategi adalah risiko yang diterima manajer sebagai bagian dari melaksanakan strategi mereka, seperti risiko yang diambil bankir dan peminjam default. Pengusaha mengelola beberapa risiko strategi dengan pakar independen (seperti mereka yang menilai risiko asuransi) dan dengan pakar internal, seperti manajer risiko yang membantu mengawasi portofolio pinjaman bank. Risiko eksternal datang dari luar perusahaan dan termasuk hal-hal seperti bencana politik dan alam dan terorisme. Mengelola risiko eksternal mungkin melibatkan metode seperti perencanaan skenario, di mana perusahaan berusaha untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merencanakan beberapa kemungkinan kejadian. Mencegah dan Menghadapi Kekerasan di Tempat Kerja Kekerasan terhadap karyawan adalah satu risiko internal yang dapat dicegah oleh perusahaan, dan merupakan masalah besar.186 Pelanggan sering kali adalah pelakunya. Namun, banyak penyerangan melibatkan rekan kerja atau pasangan atau pasangan saat ini atau sebelumnya. Insiden kekerasan di tempat kerja oleh rekan kerja dapat diprediksi dan dihindari. Majalah Manajemen Risiko memperkirakan bahwa sekitar 86% dari insiden kekerasan di tempat kerja sebelumnya telah diantisipasi oleh rekan kerja, yang telah membawa mereka ke perhatian manajemen sebelum insiden yang sebenarnya terjadi. Namun manajemen biasanya melakukan sedikit atau tidak sama sekali. Manajer sumber daya manusia dapat mengambil beberapa langkah untuk mengurangi risiko kekerasan di tempat kerja. Meningkatkan keamanan langkah-langkah Semakin tingginya langkah-langkah keamanan adalah garis pertahanan pertama, apakah kekerasan adalah dari rekan kerja, pelanggan, atau orang luar. Menurut OSHA, langkah-langkah harus termasuk dalam Gambar 16-7.



ImprOve emplOyee ScreenIng Dengan sekitar 30% dari serangan di tempat kerja yang dilakukan oleh rekan kerja, menyaring pelamar yang berpotensi melakukan kekerasan adalah garis pertahanan berikutnya dari majikan Faktor pribadi dan situasional berkorelasi dengan agresi tempat kerja. Pria dan individu yang mendapat skor lebih tinggi pada "sifat kemarahan" (kecenderungan untuk menanggapi situasi dengan permusuhan) lebih cenderung menunjukkan agresi. Dalam hal situasi, ketidakadilan interpersonal dan kepemimpinan yang buruk memprediksi agresi terhadap pengawas. Pengusaha dapat menyaring pekerja yang berpotensi melakukan kekerasan sebelum mereka dipekerjakan. Dapatkan aplikasi pekerjaan, dan periksa riwayat pekerjaan , pendidikan, dan referensi pelamar.191 Contoh pertanyaan wawancara meliputi, “Apa yang membuat Anda frustrasi?” dan “Siapa penyelia terburuk Anda dan mengapa?” 192 Keadaan ackground tertentu , seperti yang berikut, dapat meminta pemeriksaan latar belakang yang lebih mendalam:        



Kesenjangan pekerjaan yang tidak dapat dijelaskan Informasi yang tidak lengkap atau salah pada resume atau aplikasi Referensi negatif, tidak menguntungkan, atau salah Tingkah laku kasar atau kasar di tempat kerja sebelumnya Sejarah kriminal yang melibatkan perilaku pelecehan atau kekerasan Pengakhiran sebelumnya karena sebab dengan penjelasan yang mencurigakan (atau tidak ada) Riwayat penyalahgunaan narkoba atau alkohol Indikasi kuat ketidakstabilan seperti yang ditunjukkan, misalnya, dengan seringnya perubahan pekerjaan atau perpindahan geografis  Lisensi atau akreditasi hilang Gunakan tempat kerja Kekerasan pelatihan Anda juga dapat melatih pengawas memperhatikan petunjuk yang melambangkan berpotensi kekerasan mempekerjakan saat EES. Petunjuk umum meliputi:        



Tindakan kekerasan di dalam atau di luar pekerjaan Perilaku tidak menentu yang membuktikan hilangnya persepsi atau kesadaran akan tindakan Perilaku nasional atau antisosial yang terlalu konfrontatif Perilaku agresif secara seksual Isolasionis atau penyendiri cenderung membohongi Perilaku tidak patuh atau dengan ancaman kekerasan Cenderung bereaksi berlebihan terhadap kritik Ketertarikan yang berlebihan pada perang, senjata, kekerasan, pembunuhan massal , bencana, dan sebagainya  Komisi pelanggaran keamanan yang serius  Memiliki senjata, senjata, pisau, atau barang-barang suka di tempat kerja  Pelanggaran hak privasi orang lain, seperti mencari meja atau menguntit  Keluhan kronis dan meningkatnya frekuensi , keluhan yang tidak masuk akal  Sikap membalas atau membalas dendam Gunakan tempat kerja Kekerasan pelatihan Anda juga dapat melatih pengawas memperhatikan petunjuk yang melambangkan berpotensi kekerasan mempekerjakan saat EES. Petunjuk umum meliputi:  Tindakan kekerasan di dalam atau di luar pekerjaan



      



Perilaku tidak menentu yang membuktikan hilangnya persepsi atau kesadaran akan tindakan Perilaku nasional atau antisosial yang terlalu konfrontatif Perilaku agresif secara seksual Isol ationist atau penyendiri kecenderungan Perilaku tidak patuh atau dengan ancaman kekerasan Cenderung bereaksi berlebihan terhadap kritik Ketertarikan yang berlebihan pada perang, senjata, kekerasan, pembunuhan massal , bencana, dan sebagainya  Komisi pelanggaran keamanan yang serius  Memiliki senjata, senjata, pisau, atau barang-barang suka di tempat kerja  Pelanggaran hak-hak privasi orang lain, seperti meja mencari atau stalki ng  Keluhan kronis dan meningkatnya keluhan yang sering dan tidak masuk akal  Retribusi atau bersikap adil Pedoman unTuk menembakkan A berisiko tinggi karyawan Ketika menembak seorang karyawan berisiko tinggi:  Rencanakan semua aspek pertemuan, termasuk waktu, lokasi, orang yang akan hadir, dan



agenda.  Libatkan personil penegak keamanan.  Beri tahu karyawan bahwa ia tidak lagi diizinkan masuk ke properti majikan.  Lakukan rapat di ruangan dengan pintu mengarah ke luar gedung.  Jaga agar pemutusan hubungan kerja tetap singkat dan tepat sasaran.  Pastikan dia mengembalikan semua properti yang dimiliki perusahaan pada pertemuan tersebut.  Jangan biarkan orang itu kembali ke tempat kerjanya.  Lakukan pertemuan di awal minggu dan pagi hari sehingga ia memiliki waktu untuk bertemu dengan penasihat kerja atau kelompok pendukung.  Tawarkan paket pesangon sebanyak mungkin.  Lindungi martabat karyawan dengan tidak mengiklankan acara. Pria memiliki lebih banyak kecelakaan kerja yang fatal daripada wanita, tetapi proporsi wanita yang menjadi korban serangan jauh lebih tinggi. Undang-Undang Kekerasan yang Dimotivasi Gender (bagian dari Undang-Undang Kekerasan Terhadap Perempuan) membebankan kewajiban pada majikan yang para pegawainya menjadi korban kekerasan. Dari semua perempuan yang terbunuh di tempat kerja, lebih dari tiga perempatnya adalah korban kekerasan kriminal acak yang dilakukan oleh seorang penyerang yang tidak diketahui oleh korban. Anggota keluarga, rekan kerja, atau kenalan melakukan sisanya. Peningkatan keamanan yang nyata termasuk pencahayaan yang lebih baik, kotak drop-tunai, dan langkah-langkah serupa dapat membantu. Perempuan (dan laki-laki) harus memiliki akses ke hotline krisis domestik, dan ke program bantuan karyawan. Mengamankan Fasilitas Dalam istilah yang paling sederhana, melembagakan program keamanan fasilitas dasar memerlukan empat langkah: menganalisis tingkat risiko saat ini, dan kemudian memasang sistem keamanan anisasional mekanis, alami, dan org . Banyak pengusaha membentuk tim penilai ancaman lintas fungsi . Di satu universitas, misalnya, anggota tim bertemu secara berkala untuk meninjau potensi ancaman terhadap mahasiswa dan karyawan universitas .



Tim semacam itu idealnya mulai dengan analisis tingkat risiko fasilitas saat ini. Di sini, mulailah dengan yang jelas. Misalnya, seperti apa lingkungan itu? Apakah fasilitas Anda (seperti gedung kantor tempat Anda berada) menampung bisnis atau individu lain yang mungkin membawa kegiatan tidak aman di depan pintu Anda? Sebagai bagian dari penilaian ancaman awal ini, tinjau juga enam hal ini: 1. Akses area penerimaan, termasuk kebutuhan untuk "tombol panik"; 2. Keamanan interior, termasuk toilet yang aman, dan identifikasi jalan keluar yang lebih baik; Keterlibatan 3. Pihak berwenang, dalam prosedur darurat khususnya mengembangkan ed dengan lokal penegak hukum; 4. Penanganan surat, termasuk penyaringan dan pembukaan surat; 5. Evakuasi, termasuk evakuati pada prosedur dan pelatihan; dan 6. Sistem cadangan, seperti menyimpan data di luar situs. Setelah menilai tingkat risiko potensial saat ini, pemberi kerja kemudian beralih untuk menilai dan meningkatkan keamanan alam, mekanik , dan organisasi. Keamanan alami berarti memanfaatkan fitur alami atau arsitektur fasilitas untuk meminimalkan masalah keamanan. Misalnya, apakah terlalu banyak pintu masuk menghambat pengontrolan akses fasilitas? Keamanan mekanis adalah pemanfaatan sistem keamanan seperti kunci, alarm intrusi, sistem kontrol akses, dan sistem pengawasan untuk mengurangi kebutuhan pengawasan manusia secara terusmenerus. Akhirnya, keamanan organisasi berarti menggunakan manajemen yang baik untuk meningkatkan keamanan. Misalnya, itu berarti melatih dan memotivasi staf keamanan dan petugas lobi dengan benar. Pastikan bahwa staf keamanan memiliki perintah tertulis yang menetapkan tugas mereka, terutama dalam situasi seperti kebakaran, jebakan lift , tumpahan bahan berbahaya , darurat medis, intrusi permusuhan, paket mencurigakan, gangguan sipil , dan kekerasan di tempat kerja. Juga tanyakan, "Apakah Anda benar menyelidiki latar belakang karyawan baru dan kontraktor?" Seperti yang diringkas oleh satu ringkasan keamanan perusahaan, "keamanan tempat kerja melibatkan lebih dari ... memasang sistem senjata ." Idealnya, program antikorupsi korporasi yang komprehensif harus dimulai dengan yang berikut: 1. Filosofi dan kebijakan perusahaan tentang kejahatan. Pastikan karyawan memahami bahwa majikan memiliki kebijakan toleransi nol terhadap pekerja yang melakukan kejahatan apa pun. 2. Investigasi pelamar pekerjaan. Selalu lakukan pemeriksaan latar belakang penuh. 3. Pelatihan kesadaran kejahatan. Jelaskan selama pelatihan dan orientasi bahwa majikan tangguh dalam kejahatan di tempat kerja.  4. Manajemen krisis. Tentukan dan komunikasikan apa yang harus dilakukan jika terjadi ancaman bom, kebakaran, atau kemunculan lainnya .  Keamanan Perusahaan dan Privasi Karyawan



Program keamanan sering kali melibatkan pemantauan komunikasi karyawan dan kegiatan di tempat kerja. Idealnya, pengusaha harus mendapatkan persetujuan karyawan untuk pemantauan. Namun, pemberi kerja juga dapat memantau jika jelas dari kebijakan dan pemberitahuan yang ada bahwa karyawan seharusnya mengetahui bahwa pemantauan mungkin dilakukan. Langkah-langkahnya meliputi: 1. Mendistribusikan kebijakan yang (a) mengatakan perusahaan berhak untuk memeriksa dan mencari karyawan serta properti pribadi, media elektronik, dan file mereka; dan (b) bahwa loker dan meja tetap menjadi milik perusahaan dan dapat dicari. 2. Latih simpatisan untuk fokus pada fakta dan menghindari membuat tuduhan . 3. Ingat bahwa karyawan dapat meminta perwakilan karyawan untuk hadir selama wawancara investigasi. 4. Pastikan semua investigasi dan pencarian dilakukan dengan adil dan tidak diskriminatif Kesinambungan Bisnis dan Rencana Darurat Satu sumber memperkirakan bahwa 40% dari perusahaan tidak pernah dibuka kembali setelah mengalami gangguan bisnis dari bencana besar, sehingga menempatkan rencana bencana di tempat sangat penting. Sumber daya kesiapsiagaan darurat termasuk www.ready.gov dan Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (www.cdc.gov/niosh/). Untuk membantu organisasi mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana, departemen sumber daya manusia harus mengembangkan rencana dan mengidentifikasi tanggung jawab utama, memastikan semua karyawan mengetahui rencana tersebut, dan melatih karyawan secara teratur. Rencana tersebut harus mencakup deteksi dini suatu masalah, metode untuk mengkomunikasikan keadaan darurat secara eksternal, dan rencana komunikasi untuk memulai evakuasi. Alarm awal harus didahulukan. Majikan kemudian harus mengikuti dengan pengumuman yang memberikan informasi spesifik tentang keadaan darurat dan membiarkan karyawan tahu tindakan apa yang harus mereka ambil. Kita juga perlu rencana untuk menangani masalah kesehatan. Jadi, dalam kasus darurat henti jantung, RJP dini dan defibrilator eksternal otomatis sangat penting. Perangkat ini harus tersedia dan satu atau lebih karyawan lokal dilatih dalam penggunaannya. Rencana juga diperlukan untuk kesinambungan bisnis jika terjadi bencana. Majikan dapat menunjuk area aman situs Web perusahaan untuk komunikasi karyawan darurat, mendaftar hal-hal seperti jam operasi yang diharapkan, jadwal pembukaan fasilitas, dan lokasi kerja alternatif. Rencana bencana harus mencakup pendirian pusat komando dan mengidentifikasi karyawan yang dianggap penting jika terjadi bencana, termasuk tanggung jawab masing-masing.



BAB III KESIMPULAN



Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional. Pada intinya Keselamaan dan kesehatan kerja wajib diikuti oleh setiap orang yang terlibat dalam suatu pekerjaan maupun aktifitas yang bisa menimbulkan suatu kecelakaan kerja, Perusahaan-perusahan di Indonesia pun sudah menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), karena sangat penting peran K3 ini dalam perusahaan yang untuk perlindungan kepada pekerja dan mencegah atau menurunkan terjadinya kecelakan pekerja, bagaimana pun pekerja adalah aset perusahaan yang sangat penting. K3 juga bermanfaat sebagai Meningkatkan derajat kesehatan dan keselamatan tenaga kerja pada perusahaan, dengan adanya sistem K3 di perusahan akan meminimalisir biaya anggaran akibat kecelakaan kerja.