MAKALAH Museum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MUSIEUM ASIA AFRIKA DAN MUSEUM GEOLOGI



Disusun oleh; Dafa Reni Astini Rifan Maulana Sinda Qorina Taniatul Haya



MTS MUHAMMADIYAH 1 TASIKMALAYA 2020



A.



Museum Asia Afrika 1. Sejarah Museum Asia Afrika Museum Konperensi Asia Afrika (KAA) atau Gedung Merdeka merupakan Museum Sejarah Politik Luar Negeri Republik Indonesia yang berlokasi di Jl. Asia Afrika No. 65 Bandung. Gedung yang digunakan sebagai ruang tata pameran museum dibangun pada tahun 1940 oleh Arsitek A.F. Aalbers dengan gaya arsitektur Moderism with Art Deco Influences. Sedangkan Gedung Merdeka, dibangun untuk pertamakalinya pada tahun 1895 dan selanjutnya secara berturut-turut pada tahun 1920 dan 1928 gedung tersebut direnovasi kembali sehingga menjadi gedung dalam bentuknya yang sekarang. Pembangunan gedung ini dirancang oleh dua arsitek berkebangsaan Belanda bernama VAN GALLEN LAST dan CP. WOLFT SCHOEMAKER, Profesor di Techniche hogeschool atau ITB sekarang. Di gedung inilah Konferensi Asia Afrika berlangsung pada tanggal 18-24 April 1955.



Pendirian Museum KAA merupakan gagasan dan prakarsa Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmaja, SH., LL M. Sebagai Menlu RI (1978-1988) beliau kerap bertatap muka dan berdialog dengan para pemimpin Negara dan Bangsa Asia Afrika. Dalam kesempatan tersebut, beliau sering memperoleh pertanyaan tentang Gedung Merdeka dan Kota Bandung. Berulangkali pembicaraan tersebut diakhiri oleh pernyataan keinginan



mereka untuk dapat mengunjungi kota Bandung dan Gedung Merdeka. Terilhami



oleh



hal tersebut,



maka



muncullah



gagasan



untuk



mengabadikan Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 sebagai  tonggak terbesar keberhasilan politik luar negeri Indonesia.  Jiwa, semangat dan pengaruh KAA telah menyebar ke seluruh dunia, terutama bumi Asia Afrika, sehingga mereka ingin bernostalgia mengunjungi tempat diselenggarakannya. Gagasan tersebut di aktualisasikan dalam bentuk pendirian Museum KAA di Gedung Merdeka Bandung. Maka pada kesempatan Forum Rapat Panitia Peringatan 25 tahun KAA tahun 1980 yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai



wakil



dari



Departemen



Pendidikan



dan



Kebudayaan,



dilontarkanlah gagasan pendirian museum tersebut. Gagasan tersebut memperoleh sambutan  baik, terutama dari Presiden Republik Indonesia Soeharto. Sejak itu, salah satu aktivitas Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika adalah mewujudkan rencana tersebut.



Gagasan pendirian museum kemudian diwujudkan oleh Joop Ave, sebagai Ketua Harian Panitia Peringatan 25 tahun KAA dan Dirjen Protokol dan Konsuler Deplu (1980-1982), bekerjasama dengan Depdikbud, Deppen, Pemda Provinsi Jawa Barat dan Universitas Padjadjaran. Perencanaan dan Pelaksanaan teknis dikerjakan oleh PT. Decenta Bandung. Museum KAA diresmikan oleh Presiden Soehato pada tanggal 24 April 1980, sebagai puncak Peringatan 25 Tahun KAA.



Nama Museum ini adalah Museum Konferensi Asia Afrika. Nama tersebut di gunakan untuk mengenang peristiwa Konferensi Asia Afrika yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi bangsa – bangsa Asia Afrika. Museum ini di bangun oleh Pemerintah Republik Indonesia dan berada di bawah wewenang Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Sementara pengelolalanya di bawah koordinasi Departemen Luar Negeri dan Pemerintah Daerah tingkat 1 Provinsi Jawa Barat. Pada 18 Juni. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ke Departemen Luar Negeri di bawah pengawasan Badan Penelitian dan Pengembangan Masalah Luar Negeri. Pada tahun 2003 di lakukan restrukturisasi di tubuh Departemen Luar Negeri dan Museum Konferensi Asia Afrika di alihkan ke Ditjen Informasi, Diplomasi Publik, dan Perjanjian Internasionnal. Saat ini, UPT Museum Konferensi Asia Afrika berada dalam koordinasi Direktorat Diplomasi Publik. Museum ini menjadi museum sejarah bagi perjuangan politik luar negeri Indonesia. 2. Tujuan Pendirian Museum Asia Afrika Terkait dengan tujuan pendirian Museum Asia Afrika ada beberapa hal yaitu: a) Menyajikan peninggalan



– peninggalan, informasi yang



berkaitan dengan KAA, termasuk latar belakang, perkembangan konferensi tersebut, social budaya, da peran bangsa – bangsa, Asia Afrika, khususnya bangsa Indonesia dalam percaturan politik da kehidupan dunia b) Mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan buku – buku, majalah, surat kabar, naskah, dokumen, dan penerbian lainnya yang berisi uraian dan informasi mengenai kegiatan dan peranan bangsa – bangsa Asia Afrika dan Negara– Negara berkembang dalam percaturan politik dan kehidupan dunia serta social budaya Negara – Negara tersebut



c) Melakukan penelitian tentang masalah – masalah Asia Afrika dan Negara–Negara berkembang guna menunjang kegiatan peendidikan dan penelitian ilmiah di kalangan pelajar, mahasiswa, dosen, dan pemuda Indonesia serta bangsa– bangsa Asia Afrika pada umumnya, dan member masukan bagi kebijakan pemerintah dalam kegiatan politik luar negeri d) Menunjang kebudayaan



upaya–upaya nasional,



dalam



pendidikan



rangka generasi



pengembangan muda,



dan



peningkatan kepariwisataan e) Menunjang upaya – upaya untuk menciptakan saling pengertian dan kesatuan pendapat serta meningkatkan volume kerjasama di bangsa – bangsa Asia Afrika dan bangsa – bangsa lainnya di dunia. B.



Museum Geologi Bandung 1. Sejarah Museum Geologi Bandung



Museum Geologi Bandung adalah sebuah museum yang sudah menjadi bangunan bersejarah di kota Bandung, sehingga menarik minat banyak wisatawan. Museum yang dilindungi dan dirawat oleh pemerintah ini dibangun pada tanggal 16 Mei 1928 dan sempat direnovasi dengan dana bantuan dari Jepang sehingga saat ini tetap dalam kondiri baik sebagai tempat wisata yang layak dikunjungi di Bandung.



Setelah renovasi, Museum Geologi Bandung dibuka kembali oleh Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Selain sering mendapatkan kunjungan wisata, Museum Geologi Bandung juga sering kali menjadi tempat tujuan study tour sekolahsekolah yang berlokasi di kota Bandung dan sekitarnya. Hal ini dikarenakan koleksi yang dimiliki Museum Geologi Bandung sangat berguna untuk pendidikan serta mempunyai nilai-nilai sejarah kehidupan dan pelestarian alam yang sangat mendidik. Koleksi yang dimiliki oleh Museum Geologi Bandung yaitu bebatuan, fosil, dan mineral. Di tempat ini pengunjung juga dapat mempelajari banyak hal yang berhubungan dengan bencana alam, bumi, pemanfaatan sumber daya dengan benar, cara mengolah energi, dan lain-lain. Museum Geologi Bandung dari luar terlihat seperti gedung pada umumnya, namun di dalamnya menyimpan banyak sekali benda menarik yang tidak dapat ditemukan di tempat wisata lain. Museum ini dibagi menjadi 2 lantai dengan fungsi dan koleksi yang berbeda-beda pada setiap lantai dan ruangannya. Museum Geologi Bandung beralamat di Jalan Diponegoro Nomor 57, Bandung. Lokasi museum ini sangat mudah dicapai karena berada di tengah kota dan banyak kendaraan umum yang lewat. Bila Anda ingin menggunakan kendaraan umum, maka Anda bisa menaiki angkot dengan nomor 10. Angkot yang bewarna kuning – hijau ini memiliki rute Stasiun Hall – Sadang Serang. Bila menaiki angkot ini, mintalah untuk turun di pertigaan Masjid Pusdai, kemudian setelah turun Anda harus menaiki angkot nomor 05 bewarna hijau – hitam. Angkot ini mempunyai rute Cicaheum – Ledeng dan melewati Museum Geologi Bandung. Museum Geologi Bandung terletak dekat dengan Gedung Sate, salah satu ikon kota Bandung