Makalah Near Ed Ranap [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER



EVALUASI PERBEKALAN FARMASI NEAR ED/ED DI SATELIT FARMASI RAWAT INAP RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PERIODE OKTOBER – NOVEMBER 2019



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 MUHAMMAD AKBAR



UMY



M. ERLANGGASYAH N.Y



UMP



ANITA FERDIANA



UMY



UMMI HERYANA



UAD



REGINA DEWI PUTRI



USB



PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO PERIODE OKTOBER – NOVEMBER 2019



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Instalasi



Farmasi



menyelenggarakan



merupakan



seluruh



unit



kegiatan



pelaksana



pelayanan



fungsional



yang



kefarmasian



yang



bertanggungjawab meliputi kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinis di Rumah Sakit. Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di rumah sakit untuk menjamin kualitas, manfaat dan keamanannya. Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan,



pengadaan,



penerimaan,



penyimpanan,



pendistribusian,



pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan administrasi. Pengendalian merupakan salah satu siklus dalam pengelolaan yang penting dilakukan untuk memastikan persediaan tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan perbekalan farmasi (Permenkes, 2016). Perbekalan farmasi yang belum didistribusikan kepada pasien akan disimpan terlebih dahulu di gudang maupun satelit farmasi rumah sakit. Penyimpanan obat yang terlalu lama dapat mengakibatkan obat menjadi kadaluarsa (expired date). Expired date (ED) atau waktu kadaluwarsa adalah waktu dimana daya kerja obat sudah berkurang 10% dari semula. Tanggal kadaluwarsa yang membatasi waktu sediaan dinyatakan dalam bulan dan tahun sebagaimana tercantum pada label di wadah produk. Hal ini menunjukkan bahwa produk tersebut dapat digunakan atau disalurkan sampai hari terakhir dari bulan dan tahun yang dinyatakan, jika persyaratan penyimpanan dan penanganan telah dipenuhi. Salah satu pengendalian yang dapat dilakukan untuk mencegah perbekalan farmasi kadaluwarsa adalah dengan melakukan pengelolaan terhadap perbekalan farmasi near ED, yaitu perbekalan farmasi yang tanggal kadaluwarsanya enam bulan yang akan datang atau kurang. Meningkatnya jumlah perbekalan farmasi yang near ED akan menyebabkan kerugian bagi rumah sakit bila tidak segera dikelola dengan



baik. Hal ini juga dapat mengakibatkan terjadinya kemacetan dalam pendistribusian perbekalan farmasi di rumah sakit. Oleh sebab itu, perlu dilakukan supervisi perbekalan farmasi near ED dan ED di instalasi farmasi rawat inap RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo untuk menjamin mutu persediaan dan mencegah terjadinya stok kadaluwarsa. B.



Tujuan Evaluasi perbekalan farmasi Near ED dan ED dilakukan untuk mengetahui presentase perbekalan farmasi yang telah kadaluwarsa dan hampir kadaluwarsa (Near ED) serta mengetahui total kemunginan kerugian untuk obat-obat yang masuk kategori obat ED di Satelit Farmasi Rawat Inap RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.



C.



Manfaat Mahasiswa Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) mampu mengevaluasi dan mengetahui persentase perbekalan farmasi near ED atau ED serta dapat



mengetahui total kemunginan kerugian untuk obat-obat yang masuk kategori obat ED di Satelit Farmasi Rawat Inap RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. .



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.



Pengelolaan Perbekalan Farmasi Perbekalan Farmasi merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai



perencanaan sampai evaluasi yang saling terkait antara satu dengan yang lain.



Kegiatannya mencakup perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,



pengendalian,



pencatatan



dan



pelaporan,



Pengelolaan



perbekalan farmasi atau sistem manajemen perbekalan farmasi penghapusan, monitoring dan evaluasi (Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes RI, 2008). Menurut Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes RI (2008) tugas pokok dari pengelolaan perbekalan farmasi antara lain : a. Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien b. Menerapkan farmako ekonomi dalam pelayanan c. Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi d. Mewujudkan Sistem Informasi Manajemen berdaya guna dan tepat guna e. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan Adapun fungsi dari pengelolaan perbekalan farmasi antara lain : a. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal c. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku d. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit e. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku f. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian g. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit h. Melakukan pencatatan dan pelaporan persediaan perbekalan farmasi di rumah sakit i. Melakukan monitoring dan evaluasi, terhadap persediaan perbekalan farmasi di rumah sakit Pengelolaan perbekalan farmasi yaitu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai harus dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir, dan menggunakan proses yang efektif untuk menjamin kendali



mutu dan kendali biaya. Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan perbekalan farmasi yang menjamin seluruh rangkaian kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memastikan kualitas, manfaat, dan keamanannya. Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan kefarmasian. Salah satu cara untuk meminimalisasi terjadinya kerusakan perbekalan farmasi dapat dilakukan dengan menyimpan perbekalan farmasi dengan cara yang tepat. Penyimpanan merupakan suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak obat. Tujuannya memelihara mutu sediaan farmasi, menghindari penggunaan



yang



tidak



bertanggung



jawab,



menjaga



ketersediaan,



memudahkan pencarian dan pengawasan. Sistem penyimpanannya dapat dilakukan berdasarkan beberapa kriteria; kelas terapi, menurut bentuk sediaan dan alfabet dengan menerapkan prinsip FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out) serta sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan. B.



Pengertian Obat Near ED dan ED Expired date (ED) atau tanggal kadaluarsa adalah tanggal yang ditempatkan produsen pada wadah dan label dari produk obat yang menunjukkan jangka waktu produk diperkirakan akan tetap dalam spesifikasi yang telah disetujui identitasnya, kekuatan, kualitas, dan kemurnian jika disimpan di bawah kondisi yang ditentukan pada kemasan (BPOM, 2011). Tanggal kadaluarsa yang membatasi waktu sediaan dapat disalurkan atau digunakan, didasarkan pada studi ilmiah stabilitas yang dilakukan oleh produsen dan biasanya dinyatakan dalam bulan dan tahun sebagaimana tercantum pada label di wadah produsen. Hal tersebut berarti bahwa produk tersebut dapat digunakan atau disalurkan sampai hari terakhir dari bulan dan tahun yang dinyatakan, jika persyaratan penyimpanan dan penanganan telah



dipenuhi (BPOM, 2011). Sedangkan obat Near ED (Expired Date) merupakan obat yang hampir mendekati tanggal kadaluarsa.



3 kategori near ED



Near ED 1 (0-6 bulan)



Near ED 2 (7-12 bulan)



Near ED 3 (13-18 bulan)



Gambar 1. Bagan kategori Near Expired Date Perbekalan farmasi yang hampir kadaluarsa adalah perbekalan farmasi yang tanggal kadaluarsanya 6 bulan yang akan datang (near ED 1), 7-12 bulan yang akan datang (near ED 2), dan 13-18 bulan yang akan datang (near ED 3). Pemantauan kadaluarsa dilakukan secara periodik setiap bulan sekali, dengan melihat catatan tanggal expired date (ED) pada fisik kemasan obat dan kartu stock. Apabila perbekalan farmasi telah masuk dalam kriteria hampir kadaluarsa, maka diberi penanda khusus dengan menggunakan kertas menyala menggunakan warna merah (near ED 1), kuning (near ED 2), dan hijau (near ED 3) dengan tulisan “NEAR ED” berwana hitam. Perbekalan farmasi yang hampir kadalursa diletakkan dalam rak yang paling depan sehingga mudah terlihat dan diambil pertama kali.



C.



Standar Prosedur Operasional Pengelolaan Perbekalan Farmasi Near Ed/Ed Standar Prosedur Operasional pengelolaan perbekalan farmasi yang hampir kadaluwarsa di Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dalam Keputusan Direktur No. 445/0811b/IV/2015 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi. Prosedur pengelolaan perbekalan farmasi yang hampir



kadaluwarsa/rusak adalah: 1. Memisahkan dan mencatat sediaan farmasi yang rusak untuk kemudian dikembalikan kegudang farmasi pada formulir yang telah disediakan. 2. Memisahkan dan memberi tanda pada sediaan farmasi yang hampir kadaluwarsa (minimal 6 bulan sebelum tanggal kadaluwarsa) untuk digunakan terlebih dahulu. 3. Mencatat sediaan yang hampir kadaluawarsa dalam formulir yang telah disediakan dan melaporkan kegudang farmasi. 4. Memberitahukan kedokter, sediaan farmasi yang hampir kadaluwarsa untuk bisa segera dimanfaatkan. 5. Penanggung jawab logistic memberitahukan pihak distributor bahwa ada sediaan farmasi yang hamper kadaluwarsa dan meminta jadwal tanggal penukaran apabila dokter tidak mau menggunakannya. 6. Menukarkan sediaan farmasi yang hampir kadaluwarsa kepihak distributor, sesuai dengan jadwal penukarannya supaya bisa ditukarkan dengan yang masih panjang kadaluwarsanya. 7. Mengumpulkan sediaan farmasi yang rusak / hamper kadaluwarsa (yang tidak dikembalikan ke distributor serta tidak bias dimanfaatkan lagi oleh dokter hingga tiba masa kadaluwarsa) diruang khusus untuk selanjutnya dilaksanakan pemusnahan. 8. Membuat laporan kepada kepala instalasi farmasi catatan sediaan farmasi yang sudah kadaluwarsa/rusak untuk diteruskan kedirektur. 9. Melaksanakan tindak lanjut apabila ada disposisi dari direktur.



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelolaan sediaan farmasi di satelit farmasi dilakukan oleh seorang apoteker mulai dari hal pengadaan hingga pengecekan sediaan yang ED ataupun yang mendekati ED. Pada stase rawat inap dilakukan evaluasi obat Near ED terhadap obat-obat High Alert dan obat-obat dengan biaya tinggi. Pemeriksaan dilakukan sebulan sekali dan jika terdapat sediaan farmasi yang mendekati ED akan diberikan label Near ED pada kotak obat, di tempelkan tanggal kadaluarsa menggunakan label di seluruh rak obat, dicatat dan dilaporkan kepada penanggung jawab logistik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo. Apabila saat melakukan pengecekan terdapat perbekalan farmasi yang telah ED, maka solusi yang dilakukan adalah menghitung dan mencatat sediaan yang telah ED dan dikembalikan ke gudang sentral farmasi RSMS untuk dilakukan pemusnahan dan pengembalian ke pihak distributor sesuai perjanjian dan ketentuan. Pemeriksaan Near ED dilakukan selama satu minggu, dengan kategori obat High Alert dan biaya tinggi. Dari hasil didapat tujuh obat yang mendekati Near ED, dengan lima obat HA dan dua obat biaya tinggi. Akan tetapi pada saat melakukan pemeriksaan tidak ditemukan obat yang telah ED. Berikut adalah tabel hasil Near ED : Nama Obat Bonevell Inj Cellcept 500 mg Humalog Mix 25 Kwikpen Humalog Kwikpen 100 u/ml Meylon Sandimmun Neoral 25 mg Tapros 1,88 mg



ED 01-2020 11-2019 12-2019 03/2020 01/2020 05/2020 05/2020



Jumlah 1 15 12 20 78 422 1



Harga (Rp) 586.905 17.654 110.968 87.000 6.447 11.800 779.968 Jumlah



Harga Total (Rp) 586.905 264.810 1.331.616 1.740.000 502.866 4.979.600 779.968 10.185.765



Kategori Obat Biaya Tinggi High Alert High Alert High Alert High Alert High Alert Biaya Tinggi



Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di satelit farmasi rawat inap, dari keseluruhan perbekalan farmasi yang ada di satelit rawat inap diperoleh beberapa item yang Near ED seperti berikut:



Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat 7 item



perbekalan farmasi di Satelit rawat inap dengan keseluruhan jumlah item sebanyak 1077 item perbekalan farmasi yang Near ED dengan persentase sebesar 0.65 % dengan nilai asetnya 10.185.765, sedangkan obat Near ED yang memiliki jumlah aset tertinggi adalah kategori obat High Alert. Hal ini menunjukkan bahwa di satelit rawat inap terdapat pengelolaan yang baik dikarenakan belum ada terdapat obat-obat yang ED dan obat-obat Near ED hanya sedikit. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan dalam pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan sehingga dapat meminimalisir obat ED. Obat Near ED adalah obat yang masih belum digunakan pada masa mendekati 6 bulan waktu kadaluarsa., maka obat dikatakan near ED apabila bulan kadaluarsanya maksimal Mei 2020. Jika dinilai dari nominal obatnya maka dapat dikatakan obat near ED apabila tidak segera digunakan akan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi rumah sakit. Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari ED pada obat yaitu, meretur obat ED sesuai ketentuan yang berlaku di PBF, mensosialisasikan kepada dokter agar meresepkan obat-obat yang hampir ED terlebih dahulu, obat near ED diprioritaskan untuk keluar terlebih dahulu untuk pelayanan kesehatan dengan menerapkan system FEFO (First Expire First Out) pada penyimpanan sediaan farmasi,dimana sediaan farmasi near ED diletakan dibagian paling depan. Persentasi Obat Non ED dan Near ED di Instalasi Farmasi Rawat Inap



Tabel Kesesuaian pengelolaan obat near ED di satelit rawat inap No 1



Prosedur



Kesesuaian di Ranap RSMS



Memisahkan dan mencatat sediaan farmasi yang rusak



Sesuai



untuk kemudian dikembalikan kegudang farmasi pada formulir yang telah disediakan 2



Memisahkan dan memberi tanda pada sediaan farmasi



Sesuai



yang hampir kadaluarsa (minimal 6 bulan sebelum tanggal kadaluarsa) untuk digunakan terlebih dahulu. 3



Mencatat sediaan yang hampir kadaluawarsa dalam



Sesuai



formulir yang telah disediakan dan melaporkan kegudang farmasi. 4



Memberitahukan ke dokter, sediaan farmasi yang



Sesuai



hampir kadaluarsa untuk bisa segera dimanfaatkan 5



Mengumpulkan sediaan farmasi yang rusak / hampir



Sesuai



kadaluarsa (yang tidak dikembalikan ke distributor serta tidak bias dimanfaatkan lagi oleh dokter hingga tiba masa kadaluarsa) diruang khusus untuk selanjutnya dilaksanakan pemusnahan. 6



Melaksanakan tindak lanjut apabila ada disposisi dari



Sesuai



direktur. Upaya yang dilakukan untuk mencegah dan meminimalisisr obat-obatan tersebut ED antara lain menggunakan sistem FEFO yaitu sitem yang mendahulukan obat dengan masa kadaluarsa paling dekat untuk digunakan terlebih dahulu (obat near ED berada paling depan agar lebih dahulu digunakan) , memindahkan ke satelit farmasi yang fast moving terhadap obat/ alkes near ED tersebut, mengkomunikasikan langsung ke dokter untuk peresepan obat near ED , dan melakukan evaluasi ulang untuk jumlah obat / alkes yang jarang digunakan untuk dipesan dengan jumlah yang kecil yang kemudian dapat dikomunikasikan ke forum Tim Farmasi dan Terapi. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A.



KESIMPULAN a. Keseluruhan item di Satelit Rawat Inap sebanyak 1077.



b. Nilai persentase Near ED yang didapat sebesar 0,65% dengan nilai aset yaitu 10.185.765. Nilai ini menunjukkan bahwa di satelit rawat inap, untuk pengelolaan obat Near ED sudah cukup baik. c. Belum terdapat obat obat yang ED namun terdapat beberapa obat yang Near ED yang yaitu, Bonevell Inj, Cellcept 50 mg, Humalog Mix 25 Kwikpen, Humalog Kwikpen 100 u/mL, Meylon, Sandimmun Neoral 25 mg, Tapros 1,88 mg B.



SARAN a. Melakukan peningkatan dalam pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan sehingga dapat meminimalisir obat ED b. Dilakukan pemeriksaan Near ED tidak hanya pada obat High Alert dan Obat mahal, tetapi juga pada obat Injeksi, dan yang sering keluar di satelit rawat inap rumah sakit margono soekarjo



LAMPIRAN Contoh obat near



ed: