Makalah Nutrisi Pada Anak Dengan Kekurangan Kalori Protein [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kurang Kalori Protein(KKP)akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein,atau keduanya,tidak tercukupi oleh diet.kedua bentuk difesiensi ini tidak jarang berjalan bersisian,meskipun salah satu lebih dominan dari pada yang lain.Keperahan KKP berkisar dari hanya penyusutan besar berat badan atau terlambat nya tunbuh,sampai ke sindrown klinis yang nyata,dan tidak jarang berkaitan dengan defisiensi vitamin dan mineral. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa definisi dari KKP? 2. Apa etiologi dari KKP? 3. Apa manifestasi klinis dari KKP? 4. Apa patofisiologi dari KKP? 5. Apa saja pemeriksaan penunjang dari KKP? 6. Apa saja komplikasi dari KKP? 7. Apa saja penatalaksanaan medis dari KKP? 1.3 TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui definisi dari KKP. 2. Untuk mengetahui etiologi KKP. 3. Untuk mengetahui manifestasi klinis KKP 4. Untuk mengetahui patofisiologi KKP. 5. Untuk mengetahui penunjang KKP. 6. Untuk mengetahui komplikasi KKP. 7. Untuk mengetahui penatalaksanaa KKP



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI Beragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada anak-anak. Secara umum, kurang gizi adalah salah satu istilah dari penyakit KKP, yaitu penyakit yag diakibatkan kekurangan energi dan protein. KKP dapat juga diartikan sebagai keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Bergantung pada derajat kekurangan energy protein yang terjadi, maka manifestasi penyakitnya pun berbedabeda. Penyakit KKP ringan sering diistilahkan dengan kurang gizi. Penyakit ini paling banyak menyerang anak balita, terutama di negara-negara berkembang. Gejala kurang gizi ringan relative tidak jelas, hanya terlihatbahwa berat badananak tersebut lebih rendah disbanding anak seusianya. Kira-kira berat badannya hanya sekitar 60% sampai 80% dari berat badan ideal.



2.2 ETIOLOGI Kurang  kalori protein yang dapat terjadi karena diet yang tidak cukup serta kebiasaan makan yang tidak tepat seperti yang hubungan dengan orangtua-anak terganggu, karena kelainan metabolik, atau malformasi congenital. Pada bayi dapat terjadi karena tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang diare. Secara umum, masalah KKP disebabkan oleh beberapa faktor, yang paling dominan adalah tanggung jawab negara terhadap rakyatnya karena bagaimana pun KKP tidak akan terjadi bila kesejahteraan rakyat terpenuhi. Berikut beberapa faktor penyebabnya : 1. Faktor sosial Yang dimaksud faktor sosial adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya makana bergizi bagi pertumbuhan anak, sehingga banyak balita tidak mendapatkan makanan yang bergizi seimbang hanya diberi makan seadanya atau asal



2



kenyang. Selain itu, hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan berlangsung turun-temurun dapat menjad hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor. 2. Kemiskinan Kemiskinan sering dituding sebagai biang keladi munculnya penyakit ini di negara-negara berkembang. Rendahnya pendapatan masyarakat menyababkan kebutuhan paling mendasar, yaitu pangan pun sering kali tidak biasa terpenuhi apalagi tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya. 3. Laju pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya ketersedian bahan pangan akan menyebabkan krisis pangan. Ini pun menjadi penyebab munculnya penyakit KKP. 4. Infeksi Tidak dapat dipungkiri memang ada hubungan erat antara infeksi dengan malnutrisi. Infeksi sekecil apa pun berpengaruh pada tubuh. Sedangkan kondisi malnutrisi akan semakin memperlemah daya tahan tubuh yang pada gilirannya akan mempermudah masuknya beragam penyakit. Tindakan pencegahan otomatis sudah dilakukan bila faktor-faktor penyebabnya dapat dihindari. Misalnya, ketersediaan pangan yang tercukupi, daya beli masyarakat untuk dapat membeli bahan pangan, dan pentingnya sosialisasi makanan bergizi bagi balita serta faktor infeksi dan penyakit lain. 5. Pola makan Protein (asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein atau asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan ibunya. Namun, bayi yang tidak memperoleh ASI protein dari suber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu, dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadinya kwashiorkor terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI. 6. Tingkat pendidikan orang tua khususnya ibu mempengaruhi pola pengasuhan balita. Para ibu kurang mengerti makanan apa saja yang seharusnya menjadi asupan untuk anak-anak mereka. 3



7. Kurangnya pelayanan kesehatan, terutama imunisasi. Imunisasi yang merupakan bagian dari system imun mempengaruhi tingkat kesehatan bayi dan anak-anak.



2.3 MANIFESTASI KLINIS 1. Penurunan ukuran antropometri 2. Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut) 3. Gambaran wajah sepe 4. Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi,retraksi otot intercostal) 5. Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat meningkat bila terjadi diare. 6. Edema tungkai 7. Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut, ruas jari kaki, paha dan lipat paha)



2.4 PATOFISIOLOGI Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekuranganmakanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untukmempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan



4



makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi seteah kira - kira kehilangan separuh dari tubuh.



2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG 



Pemeriksaan Laboratorium a) pemeriksaan darah tepi memperlihatkan anemia ringan sampai sedang, umumnya berupa anemia hipokronik atau normokromik. b) Pada uji faal hati tampak nilai albumin sedikit atau amat rendah, trigliserida normal, dan kolesterol normal atau merendah. c) Kadar elektrolit K rendah, kadar Na, Zn dan Cu bisa normal atau menurun.







Pemeriksaan Radiologik Pada pemeriksaan radiologik tulang memperlihatkan osteoporosis ringan.



2.6 KOMPLIKASI 1. Defisiensi vitamin A (xerophtalmia) Vitamin A berfungsi pada penglihatan (membantu regenerasi visual purple bila mata terkena cahaya). Jika tidak segera teratasi ini akan berlanjut menjadi keratomalasia (menjadi buta). 2. Defisiensi Vitamin B1 (tiamin) disebut Atiaminosis. Tiamin berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidrat. Defisiensi vitamin B1 menyebabkan penyakit beri-beri dan mengakibatkan kelainan saraf, mental dan jantung. 3. Defisiensi Vitamin B2 (Ariboflavinosis) Vitamin B2/riboflavin berfungsi sebagai koenzim pernapasan. Kekurangan vitamin B2 menyebabkan stomatitis angularis (retakretak pada sudut mulut, glositis, kelainan kulit dan mata. 4. Defisiensi vitamin B6 yang berperan dalam fungsi saraf. 5. Defisiensi Vitamin B12 Dianggap sebagai faktor anti anemia dalam faktor ekstrinsik. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia pernisiosa. 6. efisit Asam Folat Menyebabkan timbulnya anemia makrositik, megaloblastik, granulositopenia, trombositopenia. 7. Defisiensi Vitamin C Menyebabkan skorbut (scurvy), mengganggu integrasi dinding kapiler. Vitamin C diperlukan untuk pembentukan jaringan kolagen oleh fibroblas



5



karena merupakan bagian dalam pembentukan zat intersel, pada proses pematangan eritrosit, pembentukan tulang dan dentin. 8. Defisiensi Mineral seperti Kalsium, Fosfor, Magnesium, Besi, Yodium Kekurangan yodium dapat menyebabkan gondok (goiter) yang dapat merugikan tumbuh kembang anak. 9. Tuberkulosis paru dan bronkopneumonia. 10. Noma sebagai komplikasi pada KEP berat Noma atau stomatitis merupakan pembusukan mukosa mulut yang bersifat progresif sehingga dapat menembus pipi, bibir dan dagu. Noma terjadi bila daya tahan tubuh sedang menurun. Bau busuk yang khas merupakan tanda khas pada gejala ini.



2.7 PENATALAKSANAAN MEDIS Penatalaksanaan kurang kalori protein (Suriadi & Rita Yuliani, 2001) 1. Di tinggi kan kalori, protein, mineral dan vitamin 2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit 3. Penanganan diare bila ada : cairan, antidiare, dan antibiotic



6



BAB III PENUTUP



2.8 KESIMPULAN KKP merupakan masalah gizi utama di indonesia. KKP disebabkan karena defisiensi makro nutrion ( zat gizi makro ). Meski pun saat ini terjadi masalah dengan defisiensi macro nutrion namun di beberapa daerah di prevalensi kep masih tinggi sehingga memerlukan penanganan yang intensif dalam penurunan prevalensi. Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman, 2004:92). Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan baka 2.9 SARAN Hendaknya mahasiswa dapat benar – benar memahami dan mewujud nyatakan peran perawat yang prefesional, serta dapat melaksanakan tugas-tugas dengan penuh tanggung jawab, dan selalu mengembangkan ilmu keperawatan



7



DAFTAR PUSTAKA Arisman.2004. Gizi dalam Daur Kehidupan.Jakarta:EGC Richard,Gehrman.1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson.vol.1.Jakarta:EGC Suriadi, rita yuliani.2010.asuhan keperawatan pada anak edisi 2.sagung seto:jakarta Https://www.scribd.com/doc/313945231/makalah-KKP



8