Makalah Oreo [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Etika Bisnis “ Kasus Oreo PT. Nabisco”



Disusun oleh: Ana Hafida



(2018310340)



Naila Rachmadilla



( 2018310344)



Nadia Nurkhairunnisa (2018310292)



PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Jl. K.H Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat Tim. Jakarta Selatan 15419 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Etika Bisnis yang berjudul “Kasus Etika Bisnis Oreo PT. Nabisco”. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Adapun maksud dan tujuan pembuatan makalah ini untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengajar dan juga sebagai tambahan ilmu pengetahuan untuk penulis serta pembaca. Seperti halnya manusia yang tidak sempurna di mata manusia lain ataupun di mata Allah SWT, penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kesalahan penulisan dan penyajiannya mengingat akan keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kami selalu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca dempi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat untuk kita semua.



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR....................................................................................................i DAFTAR ISI.................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1.1



Latar Belakang...................................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah..............................................................................................2



1.3



Tujuan................................................................................................................2



BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 2.1



Pengertian Etika Bisnis......................................................................................3



2.2



Sejarah Oreo PT. Nabisco..................................................................................3



2.3



Kasus Oreo PT. Nabisco....................................................................................4



2.4



Cara Produk Oreo mengembalikan citra produknya..........................................5



2.5



Dampak Kasus Oreo PT. Nabisco.....................................................................5



2.6



Analisis SWOT Oreo PT. Nabisco....................................................................6



BAB III PENUTUP........................................................................................................ 3.1



Kesimpulan........................................................................................................7



3.2



Saran..................................................................................................................7



DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................8



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh manusia pada era modernisasi ini membuat mereka tidak sempat untuk memikirkan dan membuat masakan untuk mereka konsumsi, akhirnya makanan instanlah yang dipilih. Hal itu yang melatarbelakangi munculnya berbagai makanan ringan. Melihat peluang pasar yang terbuka lebar, membuat produsen makanan semakin kreatif dalam membuat ide-ide baru dalam hal makanan ringan. Akhirnya tidak sedikit dari para produsen makanan yang menambahkan zat-zat kimia untuk membuat produk mereka menjadi lebih enak dan nikmat, sehingga konsumen akan terus mengkomsusmsi produk tersebut. Padahal produsen makanan ringan jelas-jelas mengetahui bahaya dari penggunaan zat-zat kimia apabila di konsumsi dalam waktu yang lama. Macam-macam zat kimia yang disebut-sebut sebagai salah satu pelengkap pada produk makanan pun beragam diantaranya, MSG (monosodium glutamat), pewarna buatan yang bukan digunakan untuk makanan (rodamin B), melamin (C3H6N6) dan masih banyak zat kimia yang lain. Diantara banyak kasus yang beredar tentang penggunaan zat-zat kimia pada produk makanan, salah satu produk yang di sebuat adalah oreo. Oreo merupakan salah satu produk biskuit terlaris di Indonesia. PT. Nabisco menyasar anak-anak untuk segmentasi produk biskuit coklat berlapiskan krim susu ini. Sejak awal melakukan penjualan di Indonesia, produk oreo terus meningkat, hingga akhirnya pada tahun 2008 muncul isu bahwa biskuit oreo yang merupakan favorit anak-anak ini mengandung melamin dan tidak layak untuk dikonsumsi. Kandungan melamin pada biskuit oreo berbahaya bagi kesehatan khususnya anak-anak, seperti, gangguan metabolisme, gangguan fungsi ginjal, dan merusak sistem kekebalan tubuh.



1



1.2



Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Etika bisnis? 2. Bagaimana Sejarah Oreo PT. Nabisco? 3. Bagaimana Kasus yang sedang dialami Oreo? 4. Bagaimana Cara Produk Oreo mengembalikan Citra Produknya? 5. Apa Dampak yang di dapatkan dari Kasus tersebut? 6. Apa Analisis SWOT dari Oreo?



1.3



Tujuan 1. Untuk memenuhi Syarat Penilian Mata Kuliah Etika Bisnis 2. Untuk memahami Etika Bisnis 3. Untuk mengetahui Kasus Oreo 4. Untuk mengethaui Cara Produk Oreo mengembalikan Citra Produknya 5. Untuk mengetahui dampak dari Kasus Oreo 6. Untuk mengetahui Analisis SWOT dari Oreo



BAB II PEMBAHASAN



2.1



Etika Bisnis Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan seharihari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.



2.2



Sejarah Oreo PT. Nabsico Oreo adalah kukis khas yang berwarna hitam dengan isi krim putih biskuitnya disebut O karena berbentuk bulat dan krimnya adalah RE untuk cREme. Camilan manis yang disukai banyak orang ini ternyata sudah ada sejak lebih dari satu abad. Perjalanan menarik terciptanya Oreo melibatkan dua pria bersaudara. Berakhirnya kerja sama bisnis antara Jacob dan Joseph Loose sebagai pemilik American Biscuit and Manufacturing Company, mendorong Joseph mendirikan National Biscuit Company (Nabisco). Oreo pertama diproduksi pada tahun 1912 oleh Nabisco. Terdiri dari dua wafer cokelat dengan krim putih ditengahnya. Salah satu cara popular untuk memakan oreo adalah dengan mencelupkannya ke dalam susu. oreo dipasarkan sebagai bagian dari trio 'biskuit kelas paling tinggi', yang meliputi Mother Goose Biscuit dan Veronese Biscuit. Dua biskuit itu sudah lama tidak muncul lagi, tapi Oreo mampu bertahan hingga menembus zaman. Awalnya, Oreo Biscuit sempat berganti nama menjadi Oreo Sandwich di tahun 1921, kemudian namanya berganti lagi menjadi 'Oreo Creme Sandwich' di tahun 1948, dan akhirnya biskuit ini diperkenalkan lagi dengan nama 'Oreo Chocolate Sandwich Cookie' pada tahun 1974. Oreo merupakan kukis dengan penjualan terbaik di dunia. Jika kita melihat angkanya, Oreo bisa meraup penjualan tahunan hingga lebih dari US$2 miliar atau sekitar Rp29 triliun. Keberhasilan ini juga berkat kehadiran media sosial yang menampilkan Oreo sebagai kudapan dan minuman. Oreo dikategorikan sebagai penganan halal pada tahun 1997 setelah lemak babi dihapus dari daftar bahan kukis ini. Sementara



pada tahun 2010, Oreo mengenalkan konsep edisi terbatas kukis dengan rasa eksotis. Dan sejak itu, tradisi tersebut menjadi strategi marketing yang rutin dilakukan Nabisco. 2.3



Kasus Oreo PT. Nabisco Pada investigasi yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Indonesia bulan September 2008 lalu, menyebutkan Oreo sebagai salah satu dari enam produk makanan impor dari China yang terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), mengandung melamin. Melamin merupakan senyawa kimia organik yang bersifat basa dan mengandung kadar nitrogen sebesar 66% yang sering disalahgunakan untuk meningkatkan kadar protein pada makanan. Produk Oreo yang bermelamin ini merupakan produk yang diimpor dari China. Zat berbahaya bagi tubuh tersebut ditemukan dalam varian Oreo wafer stick dan Oreo cokelat sandwich cookies. Nabisco sudah melakukan perbuatan yang sangat merugikan dengan memasukkan zat berbahaya pada produk mereka yang berdampak buruk pada konsumen yang menggunakan produk mereka. Salah satu sumber mengatakan bahwa meskipun perusahaan sudah melakukan permintaan maaf dan berjanji menarik produknya, namun permintaan maaf itu hanyalah sebuah klise dan penarikan produk tersebut seperti tidak di lakukan secara sungguh –sungguh karena produk tersebut masih ada dipasaran. Pelanggaran Prinsip Etika Bisnis yang dilakukan oleh PT. Nabisco yaitu Prinsip Kejujuran dimana perusahaan tidak memberikan peringatan kepada konsumennya mengenai kandungan yang ada pada produk mereka yang sangat berbahaya untuk kesehatan dan perusahaan juga tidak memberi tahu. Melakukan apa saja untuk mendapatkan keuntungan pada dasarnya boleh dilakukan asal tidak merugikan pihak mana pun dan tentu saja pada jalurnya. Disini perusahaan seharusnya lebih mementingkan keselamatan konsumen yang menggunakan produknya karena dengan meletakkan keselamatan konsumen diatas kepentingan perusahaan maka perusahaan itu sendiri akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena kepercayaan / loyalitas konsumen terhadap produk itu sendiri. Dampak yang diakibatkan dari mengkonsumsi oreo bermelamin sangat besar. Tak hanya Oreo bermelamin namun ada juga beberapa perusahaan di China terlibat kasus penambahan melamin pada bahan susu formula dan susu bayi yang mengakibatkan banyaknya korban yang berjatuhan. Sekitar 300.000 korban sakit, lebih dari 12.800 orang dirawat di rumah sakit dan 4 bayi dikabarkan meninggal dunia karena gagal ginjal dan batu ginjal. Kasus oreo bermelamin membuat citra perusahaan menurun sehingga mengakibatkan pudarnya kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap biskuit ini. Selain itu, penjualan produk ini akhirnya menurun drastis. Tentu saja hal ini sangat merugikan,



namun perusahaan ini bergegas untuk menyusun strategi marketing untuk membangun kembali citra perusahaannya. 2.4



Cara Oreo mengembalikan Citra Produknya Karena adanya krisis kepercayaan membuat perusahaan merugi. Kerugian yang diterima bukan hanya berupa kerugian materil tetapi juga kerugian immateril. Kerugian materiil berupa kerugian yang diterima karena produknya di laku dipasaran. Akhirnya pemasukan berkurang, omset menipis dan laba pun sedikit. Inilah yang dinamakan kerugian materiil yaitu kerugian yang berhubungan dengan uang. Kerugian immateriil yang diterima yaitu hilangnya kepercayaan konsumen terhadap produk yang di pasarkan. Kerugian ini bisa berupa nama baik. Antara kerugian materiil dan immateriil sangat berhubungan karena keduanya mempengaruhi kelangsungan perusahaan. Untuk meminim kerugian yang terjadi, maka penanganan utama diawal sangat diperhatikan. Setelah cara-cara aman dilakukan untuk selanjutnya perlu diadakan promo atau iklan tambahan yang berfungsi sebagai pengingat terhadap produk oreo. Agar publik senantiasa mengingat oreo dan dengan demikian kepercayaan publik secara perlahan kembali normal.



2.5



Dampak Kasus Oreo 1. Krisis Kepercayaan Kerugian immateriil yang diterima yaitu hilangnya kepercayaan konsumen terhadap produk yang di pasarkan. Kerugian ini bisa berupa nama baik. Antara kerugian materiil dan immateriil sangat berhubungan karena keduanya mempengaruhi kelangsungan perusahaan. Untuk meminimalisir kerugian yang terjadi, maka penanganan utama diawal sangat diperhatikan. 2. Kerugian Material Kerugian materiil berupa kerugian yang diterima karena produknya tidak laku dipasaran. Akhirnya pemasukan berkurang, omset menipis dan laba pun sedikit. Kerugian ini tentu bermula karena adanya krisis kepercayaan. Karena produk tersebut tidak dapat dipercaya oleh masyarakat, maka masyarakat juga tidak ada keinginan untuk membeli produk tersebut.



2.6



Analisis SWOT Oreo PT. Nabisco Adapun Analis SWOT dari Oreo PT. Nabisco adalah: Strength : 



Nabisco adalah perusahaan sebagai produsen kue dan makanan ringan asal Amerika Serikat.







Nabisco mempunyai hubungan erat dengan segala usia customer masa kini.







Salah satu produk dengan branding pada citra rasa. Weakness :







Mengeluarkan produk baru dengan sedikit varian rasa.







Menjadi pemicu tingginya obesitas pada anak-anak.







Nabisco tidak pernah memberi peringatan kepada konsumennya tentang adanya zat-zat berbahaya di dalam produk mereka. Opportunity :







Pasar yang dituju adalah pasar global.







Mempunyai relasi yang kuat dengan perusahaan lain.







Ada banyak produk lain seperti jenis minuman, es krim, dan fast food memakai Oreo sebagai pengenal produknya. Treats :







Kesehatan konsumen dibahayakan dengan alasan mengurangi biaya produksi Oreo.







Kehilangan kepercayaan dari orangtua untuk membeli produk tersebut.







Banyak pesaing yang memanfaatkan peluang bisnis dengan menggunakan branding Oreo.



BAB III PENUTUP



3.1



Kesimpulan Pelanggaran etika bisnis yang telah dilakukan oleh PT. Nabisco sangat berbahaya dikarenakan biskuit Oreo mengandung zat melamin yang tidak aman untuk dikonsumsi oleh bayi dan anak-anak. Sudah jelas bahwa kandungan melamin yang berbahaya dapat menyebabkan iritasi atau penyakit yang dapat menyerang siapapun yang mengkonsumsinyadan perlindungan konsumen menjadi terancam. PT. Nabisco telah teridentifikasi menyalahi etika bisnis dalam pembuatan biskuit Oreoyang di dalam bahan baku nya terdapat zat melamin.



3.2



Saran Kami menyadari bahwa dalam menyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Dan oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sehingga biasa kami jadikan sebagai bahan pembelajaran untuk menyempurnakan pembuatan makalah ini dikemudian hari.



DAFTAR PUSTAKA https://idalkalhalmi30.wordpress.com/2017/04/21/kasus-etika-bisnis-oreo-pt-nabisco/ http://momenbercerita.blogspot.com/2011/11/oreo-biscuit-biskuit-oreo-asal-mula.html https://www.viva.co.id/gaya-hidup/kuliner/1056611-sejarah-biskuit-terlaris-di-duniaberapa-usia-oreo https://www.guideku.com/food/2019/01/09/113000/bikin-lidah-kebelit-inikah-asal-mulanama-oreo https://oreobermelamin.blogspot.com/2016/10/citra-oreo-bermelamin.html http://bungaayusaputri.blogspot.com/2017/06/kasus-pengembalian-citra-produkoreo.html?m=1 https://idalkalhalmi30.wordpress.com/2017/04/21/kasus-etika-bisnis-oreo-pt-nabisco/ http://melatiskma.blogspot.com/2019/03/tugas-softskill-etika-bisnis.html?m=1 http://addsury.blogspot.com/2018/03/contoh-kaus-pelanggaran-etika-bisnis.html?m=1