Makalah P5BK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH P5BK "BUDAYA KERJA"



Disusun Oleh : 1. Anggi Yulia Ningsih 2. Khairisa Putri Westri Prima 3. Riska Laerisa Febriani



SMK MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO 2021/2022



Kata Pengantar



Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "BUDAYA KERJA " dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran P5BK. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang budaya kerja bagi para pembaca dan juga bagi saya Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lestari, Bapak Rio dan Bapak Nova selaku guru Mata Pelajaran P5BK. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.



Purwokerto, 08 November 2021



ii



DAFTAR ISI



Kata Pengantar.......................................................................................................................................ii Daftar Isi.................................................................................................................................................iii Bab I Budaya Kerja.................................................................................................................................1    



A.Pengertian Budaya Kerja.......................................................................................................1 B.Ruang Lingkup Budaya Kerja................................................................................................3 C.Proses Budaya Kerja.............................................................................................................8 D.Perencanaan Budaya Kerja...................................................................................................9



Bab II K3 dan 5R     



A.Pengertian K3 dalam Budaya Kerja....................................................................................13 B.Pengertian 5R dalam Buday Kerja......................................................................................13 C.Penerapan K3 dan 5R dalam Budaya Kerja.......................................................................13 D.Persamaan dan Perbedaan antara K3 dan 5R(Hubungan antara K3 dan 5R)................15 E.Alur Proses K3 dan 5R.........................................................................................................16



Daftar Pustaka..................................................................................................19



iii BAB I Budaya Kerja



A. Pengertian Budaya Kerja Arti Definisi / Pengertian Budaya Dan KebudayaanBudaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (menurutSoerjanto Poespowardojo 1993). Menurut The American Herritage Dictionary mengartikan kebudayaan adalah sebagai suatu keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial, seniagama, kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia.Menurut Koentjaraningrat budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar.Tujuan Atau Manfaat Budaya KerjaBudaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang.Manfaat dari penerapan Budaya Kerja yang baik :1. meningkatkan jiwa gotong royong2. meningkatkan kebersamaan3. saling terbuka satu sama lain4. meningkatkan jiwa kekeluargaan5. meningkatkan rasa kekeluargaan6. membangun komunikasi yang lebih baik7. meningkatkan produktivitas kerja8. tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll. Pengertian Budaya Kerja menurut para ahli Menurut Koentjaraningrat budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar. Menurut The American Herritage Dictionary mengartikan kebudayaan adalah sebagai suatu keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial, seniagama, kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Setelah membahas apa arti dari Budaya tersebut, selanjutnya akan membahas tentang apa arti dari Kerja. Kerja adalah melakukan sesuatu hal yang diperbuat seperti contohnya makan atau minum. Adapun arti lain dari Kerja yaitu melakukan sesuatu untuk mencari nafkah. Selain pengertian kerja dalam kacamata islam yaitu Kerja pada hakekatnya adalahnya manifestasi amal kebajikan. Sebagai sebuah amal, maka niat dalam menjalankannya akan menentukan penilaian. 1 Jadi bila kata Budaya dan Kerja digabungkan memiliki pengertian yaitu nilai-nilai sosial atau suatu keseluruhan pola perilaku yang berkaitan dengan akal dan budi manusia dalam melakukan suatu pekerjaan. Jadi setiap individu yang bekerja harus memiliki budaya kerja yang baik. Budaya yang kerja yang baik sangat diperluukan agar menjadi pekerja yang berbudi pekerti dan mengerti nilai-nilai yang dijalaninya.



Dan tidak membawa individu kepada penyimpangan. Jadi itulah perlunya kita memahami budaya kerja yang baik. Setelah kita membahasa tentang pengertian dari Budaya Kerja sekarang kita akan membahas tentang apa dari tujuan Budaya Kerja ini dalam kegiatan sehari-hari. Budaya Kerja memiliki berbagai macam tujuan. Berikut adalah tujuan-tujuan dari Budaya Kerja : Dapat memahami budaya kerja suatu perusahaan. Dapat mengimplementasikan Budaya Kerja di tempat kerja. Menciptakan suasana harmonis dengan partner kerja atau dengan klien. Membangun rasa kerja sama terhadap rekan kerja dalam team. Bisa beradaptasi dengan lingkungan secara baik. Mengenal norma-norma dalam suatu pekerjaan. Selain memiliki tujuan, Budaya Kerja juga memiliki manfaat dari budaya kerja itu sendiri. Berikut adalah manfaat dari budaya kerja dalam suatu pekerjaan : Menjamin hasil kerja dengan kualitas yang baik. Keterbukaan antara para individu dalam melakukan pekerjaan. Saling bergotong royong apabila dalam suatu pekerjaan ada masalah yang sulit. Menimbulkan rasa kebersamaan antara individu dengan individu lain dalam pekerjaan. Cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi di dunia luar ( Teknologi, Masyarakat, Sosial, Ekonomi dll. ) Jadi kita dapat menarik kesimpulan dari tujuan dan manfaat dari budaya kerja. Budaya kerja sangat penting dalam dunia pekerjaan untuk meningkatkan kualitas pekerjaan seseorang dan dapat mengerti nilai-nilai yang terkandung dalam budaya kerja tersebut. Sehingga individu ini dapat menjadi karyawan atau pekerja yang baik dan bermanfaat bagi perusahaan yang mempekerjakannya. 2 Oleh sebab itu, penting bagi perusahaan untuk memberikan pengetahuan kepada para pekerja atau karyawannya tentang budaya kerja. Karena selain memberikan dan menambah wawasan untuk para karyawannya perusahaan juga dapat meningkatkan kualitas produksi yang dihasilkan oleh perusahaan dan berdampak positif bagi perusahaan. Karena dengan diberikan penyuluhan tentang budaya kerja para pekerja atau karyawan akan menambahkan rasa semangat untuk bekerja,



menimbulkan rasa disiplin atas pekerjaanya dan akan menggugah rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pekerja atau karyawan.



B.Ruang Lingkup Budaya Kerja Ruang Lingkup Budaya kerja adalah perilaku positif dalam melaksanakan pekerjaan termasuk kepatuhan terhadap prosedur kerja dan etika kerja yang disepakati bersama di lingkungan kerjanya. Projek tersebut mencakup: 1.pembiasaan diri untuk mengembangkan sikap kerja danmenjaga lingkungan kerja agar selalu dalam kondisi ringkas,rapi, resik, rawat, dan rajin (5R) sesuai dengan standar duniakerja; 2.penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta LingkunganHidup (K3LH) sesuai dengan standar dunia kerja; 3.penerapan perbaikan secara berkelanjutan(contnuous improvemen) dalam proses pembelajaran dan kehidupan sehari-hari; dan 4.penerapan nilai-nilai etika kerja(code of conduct)dalampembelajaran dan interaksi antar individu dan kelompok disekolah. Sesuai dengan definisi budaya kerja di atas, berarti budaya kerja memiliki ruang lingkup terjadinya budaya kerja itu sendiri. Sudah dapat ditebak pula, bahwa budaya kerja akan terjadi di suatu lingkup yang disebut dengan tempat kerja. Sebelum era digitalisasi hadir, banyak orang beranggapan bahwa sesuatu yang disebut sebagai tempat kerja, selalu berupa bangunan permanen, dengan meja kursi, dengan banyak orang melakukan aktivitas bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang tenaga kerja. Ruang lingkup ini disebut dengan ruang lingkup perusahaan konvensional. Seiring perkembangan industri, guna merespon revolusi industri 4.0, di era digitalisasi ini banyak bermunculan perusahaan-perusahaan yang tidak menggunakan banyak tenaga kerja, tenaga kerjanya dapat bekerja di mana saja, teknologi digunakan sebagai pendukung utama aktivitas usahanya. Perusahaan seperti ini dikenal dengan sebutan startup. Seperti apa ruang lingkup budaya kerja yang terjadi pada kedua jenis perusahaan ini? Mari kita simak bersama.



Budaya kerja di perusahaan konvensional 3 Karena perusahaan konvensional merupakan perusahaan yang yang berfokus pada penampilan fisik, dan struktur pengorganisasian perusahaan. Maka budaya kerja yang dibangun pada perusahaan konvensional, setiap sumber daya manusia (SDM) yang bekerja dalam perusahaan tersebut akan melaporkan pertanggungjawaban hasil kerjanya, pada SDM yang memiliki jabatan atau kedudukan yang lebih tinggi daripadanya.



Sehingga kemapanan instruksinya lebih jelas. Perusahaan konvensional diisi oleh sumber daya manusia dengan komposisi 30 % merupakan generasi baby boomer, 25% berasal dari Gen X, dan sisanya berasal dari generasi milenial. Perusahaan konvensional memiliki aturan kerja baku, seperti pemberlakuan jam kerja bagi sumber daya manusianya, cara berpakaian, sistem penggajian dengan aturan yang pasti, rutin dan teratur.



Budaya kerja di perusahaan rintisan atau startup Perusahaan rintisan atau startup merupakan suatu usaha yang memanfaatkan teknologi digital dalam mencari peluang untuk merespon pasar yang tepat guna. Perusahaan startup tidak memerlukan sumber daya manusia yang terlalu banyak, namun dapat menghidupi sumber daya manusia yang banyak. Hirarki hubungan antara pimpinan dan staf sangat fleksibel, jadi siapapun dapat melakukan diskusi bersama, saling bertukar ide setiap saat jika diperlukan, dan iklim kolaboratif sangat kuat menjadi ciri.



Metode Budaya kerja Menurut Simanjuntak (2015), ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk budaya kerja dan pengembangan dan pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu on the job training dan off the job training. 1) On the job training (Latihan Sambil Bekerja). On the job training meliputi semua upaya melatih karyawan untuk mempelajari suatu pekerjaan sambil mengerjakannya di tempat kerja yang sesungguhnya. On the job training, meliputi beberapa program yaitu: a) Program magang, menggabungkan budaya kerja dan pengembangan pada pekerjaan dengan instruksi yang didapatkan dari ruang kelas. b) Rotasi pekerjaan, karyawan berpindah dari satu jenis pekerjaan ke jenis pekerjaanlain dalam jangka waktu yang direncanakan



4 c) Coaching, yaitu teknik pengembangan yang dilakukan dengan praktik langsung dengan orang yang sudah berpengalaman atau atasan yang dilatih. 2) Off the job training (Latihan di Luar Jam Bekerja). Budaya kerja dan pengembangan dilaksanakan pada lokasi terpisah dengan tempat kerja. Ada beberapa jenis metode budaya kerja Off the job training, yaitu: a) Budaya kerja Instruksi Pekerjaan. Pendaftaran masingmasing tugas dasar jabatan, bersama dengan titik-titik kunci untuk memberikan budaya kerja



langkah demi langkah kepada karyawan. b) Pembelajaran Terprogram. Suatu program sistematik untuk mengajarkan keterampilan mencakup penyajian pertanyaan atau fakta, memungkinkan orang itu untuk memberikan tanggapan dan memberikan peserta belajar umpan balik segera tentang kecermatan jawabannya. c) Simulasi. Merupakan budaya kerja yang dilakukan dalam suatu ruangan khusus terpisah dari tempat kerja biasa dan disediakan peralatan yang sama seperti yag akan digunakan pada pekerjaan sebenarnya. d) Studi Kasus. Dalam metode ini disajikan kepada petatar masalah-masalah perusahaan secara tertulis kemudian petatar menganalisis kasustersebut secara pribadi, mendiagnosis masalah dan menyampaikan penemuan dan pemecahannya di dalam sebuah diskusi. e) Seminar. Metode seminar ini bertujuan mengembangkan keahlian kecakapan peserta untuk menilai dan memberikan saran-saran yang konstruktif mengenai pendapat orang lain. Dalam budaya kerja ada hal lain yang berkaitan dengan budaya kerja. Etos kerja yang dapat diartikan sebagai konsep kerja atau paradigma kerja yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai benar-benar diwujudkan melalui perilaku kerja mereka (Sinamo, 2003,2). Etos kerja berhubungan dengan beberapa hal penting seperti: A. Orientasi ke masa depan, yaitu segala sesuatu yang direncanakan dengan baik, baik waktu, kondisi untuk ke depan agar lebih baik dari kemarin.



5 B. Menghargai waktu dengan adanya disiplin waktu merupakan hal yang sangat penting guna efisiensi dan efektivitas bekerja. C. Tanggung jawab, yaitu memberikan asumsi bahwa pekerjaan yang dilakukan merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan ketekunan dan kesungguhan. D. Hemat dan sederhana, yaitu sesuatu yang berbeda dengan hidup boros, sehingga bagaimana lomba itu bermanfaat untuk kedepannya. e. Persaingan sehat, yaitu dengan memacu semangat agar pekerjaan yang dilakukan tidak mudah patah dan menambah kreativitas diri.



Aspek Kecerdasan yang Perlu Dibina dalam Diri, untuk meningkatkan Etos Kerja : 1. Kesadaran : keadaan memahami akan pekerjaanya. 2. Semangat : keinginan untuk bekerja. 3. Kemauan : apa yang diinginkan atau keinginan, kehendak dalam bekerja. 4. Komitmen : berjanji untuk melaksanakan pekerjaan (janji dalam bekerja). 5. Inisiatif : usaha mula-mula, prakarsa dalam bekerja. 6. Produktif : banyak menghasilkan sesuatu bagi perusahaan. 7. Peningkatan : proses, cara atau perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan dan sebagainya dalam bekerja. 8. Wawasan : konsepsi atau cara pandang tentang bekerja.(Siregar, 2000, p.24) Dan ada pula cara-cara menumbuhkan etos kerja kepada individu yaitu, sebagai berikut : 1. Menumbuhkan sikap optimis : - banggakan semangat dalam diri - Peliharalah sikap optimis yang dipunyai - Motivasi diri untuk bekerja lebih maju 2. Jadilah diri Anda sendiri : - Lepaskan impian 6 - Raihlah cita-cita yang Anda harapkan 3. Keberanian untuk memulai : - Jangan buang waktu dengan bermimpi - Jangan takut untuk gagal - Merubah kegagalan menjadi sukses 4. Kerja dan waktu : - Menghargai waktu (tidak akan pernah ada ulangan waktu)



- Jangan cepat merasa puas 5. Kosentrasikan diri pada pekerjaan : - Latihan berkonsentrasi - Perlunya beristirahat 6. Bekerja adalah sebuah panggilan Tuhan(Khasanah, 2004 ) Budaya Kerja Menurut kamus Webster, budaya adalah ide, adat, keahlian, seni, dan lain-lain yang diberikan oleh manusia dalam waktu tertentu. Budaya menyangkut moral, sosial, normanorma perilaku yang mendasarkan pada kepercayaan, kemampuan dan prioritas anggota organisasi.     Budaya kerja merupakan sistem nilai, persepsi, perilaku dan keyakinan yang dianut oleh setiap individu karyawan dan kelompok karyawan tentang makna kerja dan refleksinya dalam kegiatan mencapai tujuan organisasi dan individu.      Budaya kerja penting yang dikembangkan karena dampak positifnya terhadap upaya berkelanjutan di tempat kerja termasuk peningkatan produktivitas ( kinerja ).     Budaya kerja diturunkan dari budaya organisasi. Budaya Organisasi itu sendiri merupakan sistem nilai yang mengandung cita-cita organisasi sebagai sistem internal dan sistem eksternal sosial. Hal itu dari isi visi, misi, dan tujuan organisasi. Dengan kata lain, harus setiap organisasi memiliki identitas budaya tertentu dalam organisasinya. Dalam perusahaan yang dikenal sebagai budaya korporat dimana didalamnya terdapat budaya kerja.  7 kekuatan yang paling kuat mempengaruhi budaya kerja adalah kepercayaan dan sikap para pegawai. Budaya kerja dapat positif, namun dapat juga negatif. Budaya kerja yang bersifat positif dapat meningkatkan produktifitas kerja, sebaliknya yang bersifat negatif akan merintangi perilaku, menghambat efektifitas individu maupun kelompok dalam organisasi.      Aktualisasi budaya kerja produktif sebagai ukuran sistem nilai mengandung komponen-komponen yang dimiliki seorang karyawan, yakni : 1. Pemahaman substansi dsar tentang makna bekerja 2. Sikap terhadap pekrjaan dan lingkungan pekerjaan 3. Perilaku ketika bekerja



4. Etos Kerja 5. Sikap terhadap waktu 6 .Cara atau alat yang digunakan untuk bekerja.  C.Proses Terbentuknya Budaya Kerja Budaya kerja terbentuk begitu satuan kerja atau organisasi tersebut berdiri, artinya perlu waktu bertahan bahkan puluhan dan ratusan tahun untuk membentuk budaya kerja. Budaya kerja dapat berkembang dalam sejumlah cara dan proses yang berbeda yang berbeda pula. Muchlas, Makmuri 2005: 536 mengemukakan bagaimana mulainya budaya kerja yaitu: 1. Seseorang secara sendiri pendiri memiliki sebuah ide untuk perusahaan baru 2. Kemudian pendiri membawa masuk satu atau lebih orang – orang kunci lain dan menciptakan kelompok inti yang berbagi visi bersama pendiri 3. Kelompok inti pendiri mulai bertindak secara serasi untuk menciptakan sebuah organisasi dengan cara pencarian dana, perolehan hak paten, inkorperasi, penempatan ruangan, pembangunan dan seterusnya Universitas Sumatera Utara 4.Ndraha 2003 : 76 berpendapat tentang pembentukan budaya kerja yakni , " Pembentukan



budaya kerja Terjadi karena diawali Oleh para pendiri pendiri atau Pimpinan pagar Perbedaan Perbedaan Manajemen atau Pejabat Yang ditunjuk , Dimana besarnya pengaruh Yang dimilikinya akan menentukan Suatu Cara tersendiri apa Yang dijalankan hati satuan kerja atau organisasi serta Yang dipimpinnya " . 8 Bentuk sosialisasi akan tergantung kesuksesan yang dicapai hati menetapkan Proses Seleksi untuk review tinjauan tinjauan tinjauan melakukan penyesuain terhadap perubahan , yang pada akhirnya akan muncul budaya kerja yang diinginkan . Untuk Memperbaiki budaya kerja Yang Baik Membutuhkan Waktu bertahun-tahun untuk review tinjauan tinjauan tinjauan merubahnya , Maka itu Perlu adanya pembenahanpembenahan Yang dimulai Dari sikap Dan tingkah laku pemimpinnya kemudian diikuti para bawahannya , terbentuknya budaya kerja diawali Tingkat Kesadaran Pemimpin atau Pejabat Yang ditunjuk Dimana besarnya Hubungan antara Pemimpin Dengan bawahannya sehingga akan menentukan Suatu Cara tersendiri apa Yang dijalankan dengan hati-hati Perangkat satuan kerja atau Organisasi . D.Perencanaan Budaya Kerja



Untuk menerapkan budaya kerja yang baik membutuhkan waktu yang cukup lama, maka itu perlu adanya pembenahan-pembenahan yang dimulai dari sikap dan tingkah laku pemimpinnya kemudian diikuti para bawahannya, terbentuknya budaya kerja diawali tingkat kesadaran pemimpin yang ditunjuk dimana besarnya hubungan antara pemimpin dengan bawahannya sehingga akan menentukan suatu cara tersendiri apa yang dijalankan dalam perangkat satuan kerja atau organisasi. Maka dalam hal ini budaya kerja terbentuk dalam satuan kerja atau organisasi itu berdiri, artinya pembentukan budaya kerja terjadi ketika lingkungan kerja atau organisasi belajar dalam menghadapi permasalahan.Menurut Moekijat (2006) cakupan makna setiap nilai budaya kerja tersebut, antara lain: Disiplin; Perilaku yang senantiasa berpijak pada peraturan dan norma yang berlaku di dalam maupun di luar perusahaan. Disiplin meliputi ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, prosedur, waktu kerja, berinteraksi dengan mitra, dan sebagainya. Keterbukaan;Kesiapan untuk memberi dan menerima informasi yang benar dari dan kepada sesama mitra kerja untuk kepentingan perusahaan. Saling menghargai;Perilaku yang menunjukkan penghargaan terhadap individu, tugas dan tanggung jawab orang lain sesama mitra kerja. Kerjasama;Kesediaan untuk memberi dan menerima kontribusi dari dan atau kepada mitra kerja dalam mencapai sasaran dan target perusahaan. Oleh sebab itu, paling tidak terdapat 3 (tiga) poin penting mengapa memiliki budaya kerja yang baik harus dimiliki oleh perusahaan dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan perusahaan, yakni :



9 Niat Baik, Kerja Baik. Niat baik dari seorang karyawan dapat didefinisikan dalam istilah akuntansi sebagai aset yang tidak berwujud yang tidak dapat dinilai dalam istilah keuangan. Karyawan menghabiskan hampir 80% waktu mereka di tempat kerja, menyelesaikan pekerjaan, berinteraksi dengan rekan kerja dan menangani pelanggan. Oleh sebab itu, pentingnya memiliki budaya tempat kerja yang sehat tidak boleh diremehkan. Tempat kerja yang tidak sehat hanya akan menciptakan ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan karyawan dalam melakukan pekerjaannya yang dapat merugikan perusahaan. Potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh seorang karyawan yang merasa tidak puas ternyata cukup signifikan. Mempertahankan Karyawan. Mempertahankan karyawan yang berkualitas dan mengelola pergantian karyawan merupakan salah satu tanggung jawab penting perusahaan. Karyawan meninggalkan perusahaan mereka dengan berbagai alasan, mulai dari masalah gaji hingga alasan yang lebih subjektif seperti kepuasan dalam kerja atau bahkan konflik yang terjadi di tempat kerja. Biasanya, kebanyakan perusahaan sering meremehkan



pentingnya memiliki budaya kerja yang positif dan mendasarkan proses perekrutan mereka pada kompetensi daripada tempat kerja dan kompatibilitas karyawan. Seringkali, ini mengakibatkan karyawan mengundurkan diri dari jabatannya karena perselisihan pribadi dan umumnya karena ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan dengan budaya di tempat kerja. Situasi di bawah ini menggambarkan pentingnya mengapa budaya tempat kerja yang baik sangat penting untuk mengurangi pergantian karyawan. Membangun Reputasi Perusahaan. Reputasi perusahaan bergantung pada beberapa faktor diantaranya seperti keuntungan yang ditawarkan, jenjang karir dan tentu saja budaya perusahaan. Ini adalah indikator kuat mengapa memiliki budaya tempat kerja yang baik sangat penting untuk menarik dan mempertahankan kandidat terbaik karena para karyawan perlu merasa diperhatikan dan dihargai. Sebuah perusahaan dengan budaya tempat kerja yang sehat juga dapat menanamkan rasa bangga dan rasa hormat sehingga mendorong karyawan untuk merekomendasikan perusahaan tersebut kepada teman dan keluarga atau bahkan calon konsumen. Mengingat peran budaya kerja dirasakan penting bagi Perusahaan, Jamkrida Banten telah menerapkan 5 (lima) nilai budaya kerja : 1. Profesional. a. Kompeten dalam bidangnya. b. Cepat, tepat dan akurat. c. Memahami dan melaksanakan ketentuan perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku. 10 2. Responsif. Kesanggupan individu / kelompok dalam menganalisa atau menyikapi sesuatu yang berasal dari faktor internal maupun eksternal guna membuahkan hasil maksimum yang positif. 3. Integritas. a. Konsisten, disiplin, dan penuh semangat. b. Menjaga citra tempat kerja melalui prilaku terpuji. c. Tidak menerima imbalan dalam bentuk apapun yang berhubungan dengan pekerjaan baik langsung maupun tidak langsung. 4. Mandiri. a. Tidak tergantung pada pihak lain. b. Percaya diri. 5. Amanah/Dapat dipercaya. JUARA (Jujur, Unggul, Adaptif, Respek, Akurat) merupakan perilaku utama sebagai acuan bertindak bagi seluruh Karyawan : 1.Jujur : Lurus hati dan tidak curang dengan panduan prilaku :



a. Senantiasa berkata dan bertindak berdasarkan kebenaran, sesuai fakta dan kenyataan yang terjadi. b. Memelihara niat yang murni dan penuh kerelaan dalam melaksanakan tugas perusahaan. c. Memelihara transparansi dalam setiap tindakan dengan memberikan informasi yang relevan secara benar, tepat dan akurat, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip pribadi dan kerahasiaan. d. Berani mengakui keterbatasan dan kesalahan, serta bersedia untuk melakukan perbaikan. e. Berani mengemukakan saran, pendapat dan kritik secara obyektif dan terbuka. f. Mampu membangkitkan rasa percaya diri. g. Membiasakan berpikir lebih realistis. dan tidak ambisius. h. Menciptakan kesadaran disiplin yang sarat dengan pertimbangan moral. i. Menunjukkan keteladanan dalam perilaku moral. 2.Unggul : mampu melakukan yang terbaik untuk menghasilkan sesuatu dengan setinggi-tingginya, dengan panduan prilaku : a. Berakhlak mulia. b. Bertanggung jawab. c.Mau bekerja keras. d. Memiliki motivasi dan selalu ingin mengembangkan diri. f.Memiliki cita-cita dan tujuan yang baik. g.Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. h.Meemiliki daya saing (mengatasi tantangan), sikap kompetitif dan bersinergi. I. Mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. 11 H. Terciptanya sarana dan prasarana kerja yang memadai. k.Bersifat hemat 3.Adaptif : Daya dan semangat karyawan yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, selalu proaktif dalam merespon perubahan dan selalu menumbuhkan inovasi, dengan panduan prilaku : a. Aktif meningkatkan kompetensi (keterampilan dan pengetahuan) melalui pembelajaran dan berbagi pengetahuan baik secara kolektif maupun individual. b. Proaktif dalam menghadapi perubahan internal maupun eksternal. c. Pantang menyerah dengan mengembangkan cara‐cara baru yang inovatif untuk penyelesaian tugas dengan sempurna. d. Mampu membina hubungan baik dengan pihak luar yang menjadi klien/ rekan kerja perusahaan. Sebab, konsumen adalah raja yang harus dihargai dan dijaga kepercayaannya, serta senantiasa diberikan pelayanan terbaik. e. Selalu berusaha untuk berimajinasi dan berinovasi atas diri dan pekerjaan, sehingga dapat ditemukan sesuatu yang yang lebih baik, yang membuat pemimpin perusahaan/atasan terkesan dengan apa yang telah dihasilkan. 4.Respek : Sikap hormat dan menghargai setiap individu secara tulus, dengan panduan prilaku : a. Menghormati setiap individu.



b. Mau mendengarkan pendapat orang lain. c. Menghargai kontribusi setiap individu. d. Menyampaikan penghargaan atau pujian secara memadai. e. Seorang karyawan harus memiliki rasa loyalitas tinggi dan menujukkan kesetiaan pada perusahaan. f. Seorang karyawan yang baik harus bisa bekerjasama dalam tim atau dengan rekan kerja lainnya dan menghormati serta mengikuti arahan/petunjuk dari atasan. g. Jadilah contoh teladan bagi karyawan yang lainnya. Dengan menjadi orang yang baik, memiliki akhlak mulia, pekerja yang handal, suka menolong dan berguna bagi sesama. h. Buatlah suasana kerja menjadi menyenangkan untuk semua orang yang ada disekitarnya dan orangorang yang bekerja dalam perusahaan yang ditempati. 5.Akurat : teliti; seksama; cermat; tepat dan benar, dengan panduan prilaku : a. Mampu memberikan informasi sesuai fakta yang ada. b. Pastikan bahwa sumber informasi yang diterima itu benar. c. Bekerja dengan disiplin, seperti : tidak terlambat masuk kerja, mengerjakan/ menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, mematuhi dan mengikuti aturan yang berlaku. d. Lakukan pekerjaan dengan sepenuh hati, sehingga menghasilkan pekerjaan yang baik dan memuaskan. e. Dalam bekerja, usahakan selalu menghasilkan pekerjaan yang berkualitas sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan. f. Perilaku utama tersebut diharapkan mampu mengubah sikap dan perilaku sumber daya 12 manusia yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tangtangan di masa yang akan datang



BAB II "K3 dan 5R" A.Pengertian K3 dalam Budaya Kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja, yang biasa disingkat K3, adalah suatu upaya guna mengembangkan sama, saling pengertian, dan partisipasi dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja di tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama di bidang kesehatan dan keselamatan kerja dalam rangka pelaksanaan kerja usaha produksi. Melalui pelaksanaan K3 lingkungan kerja diharapkan terciptanya tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau terbebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Jadi, pelaksanaan K3 lingkungan kerja dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.



B.Pengertian 5R dalam Budaya Kerja Pengertian 5R atau 5S (seiri, Seiso, seiton, Seiketsu, Shitsuke) dalam Bahasa Jepang ialah Suatu Cara untuk review mengatur atau Mengelola Tempat kerja Menjadi Tempat kerja Yang Lebih Baik Beroperasi Berkelanjutan. 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin), yang merupakan adaptasi program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) yang dikembangkan di Jepang dan sudah digunakan oleh banyak negara di seluruh penjuru dunia. Ini merupakan suatu metode sederhana untuk melakukan penataan dan pembersihan tempat kerja yang dikembangkan dan diterapkan di Jepang.5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan tertib, maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan, dan dengan demikian 4 bidang sasaran pokok industri, yaitu efisiensi, produktivitas, kualitas, dan keselamatan kerja dapat lebih mudah dicapai. C.Penerapan K3 dan 5R dalam Budaya Kerja Penerapan Budaya K3 di Indonesia sendiri telah ditetapkan melalui pemerintah dalam hal ini Kementerian Ketenagakerjaan yang mulai menggalakan Budaya K3 kepada semua sektor usaha . 13 Stop Card Yang dikembangkan Oleh meninjau diisi JIKA menemukan adanya Kondisi tidak Aman , Tindakan tidak Aman , ataupun Dekat Dupont Adalah contoh penerapan budaya K3 di mana setiap karyawan dibekali Oleh Berhenti Card untuk review meninjau rindu Yang Terjadi hati Pekerjaan mereka Sehari-hari . Konsep stop Card banyak diadaptasi oleh beberapa perusahaan dengan nama yang berbeda misalnya , Kartu Observasi Bahaya , stop Work , dll . Perusahaan juga dapat menggunakan pengembangan Program Beroperasi yang berbeda budaya K3 Yang Sesuai Dan Efektif di hati Perusahaan maupun di daerah kerja hati karyawannya masa pandemi saat ini . Yang mana di dalamnya mempersyaratkan bahwa organisasi serta Harus menetapkan , Daftar Periksa Memverifikasi Dan memelihara proses-Proses Konsultasi Dan Partisipasi , maka pekerja di semuaTingkatan Dan fungsi fungsi Yang berlaku , Dan , apabila ada , Perwakilan pekerja , hati pengembangan , Perencanaan , Pelaksanaan , Evaluasi biaya kos Dan tindakan Perbaikan SMK3. Dengan keterlibatan pekerja di seluruh level dan fungsi tanggung jawab K3 akan dilakukan oleh semua pihak . Penerapan 5R bertujuan untuk mencapai tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi dalam sebuah perusahaan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, hal yang mudah untuk dilakukan.



Sering kali kesulitan untuk mencari dokumen atau data karena lupa penempatannya. kadangkadang, dokumen yang ada juga tidak tersusun rapi. Banyak orang berpikir bahwa 5R itu hanya perlu diterapkan di perusahaan manufaktur saja. Padahal, 5R merupakan budaya yang harus diterapkan dimana pun Anda berada. Penerapannya Cukup Mudah, namun untuk review menjadikan sebagai habbit atau Kebiasaan itulah Yang Membutuhkan usaha lebih.Berikut merupakan penjelasan umum penerapan 5R, antara lain : 1.Ringkas Memilah barang yang diperlukan dan yang tidak diperlukan. Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih dapat digunakan. Memilah barang yang harus dibuang atau tidak. Memilah barang yang sering digunakan atau jarang penggunaannya. 2. Rapi 14 Mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur proses kerja. Menata peralatan/barang berdasarkan keseringan penggunaannya, keseragaman, fungsi dan batas waktu penggunaannya. Pengaturan visual agar peralatan/barang mudah ditemukan, teratur dan selalu pada tempatnya. 3. Resik Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah. Penyediaan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja. Meminimalisir sumber-sumber kotoran dan sampah. Memperbarui atau memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/rusak. 4. Rawat Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu. 5. Rajin Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal di atas D.Persamaan dan Perbedaan antara K3 dan 5R(Hubungan antara K3 dan 5R)



K3 dan 5R sangatlah berkaitan. Ada yang menganggap bahwa K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) merupakan awal dan salah satu capaian dari K3. Beberapa perusahaan menganggap K3 (safety) adalah S yang ke-enam.



K3 di sini termasuk untuk kegiatan untuk membuat tempat kerja lebih ergonomik, membuat persimpangan yang aman misalnya untuk persimpangan forklift dengan pejalan kaki, memberikan label kepada lemari penyimpanan kimia sehingga pekerja mengetahui bahaya potensial. Jika ditemukan bahwa layout dari area kerja atau aktivitas yang dilakukan berbahaya, maka bahaya tersebut harus dikurangi sebisa mungkin.Beberapa orang berpendapat bahwa menambah safety di luar 5S adalah tidak diperlukan karena 5S sendiri itu sendiri secara otomatis akan menghasilkan safety. Mereka berpikir jika area kerja diorganisir secara sesuai, dilakukan pembersihan, penggunaan rambu k3, maka tahap spesifik untuk safety tidaklah diperlukan. 15 E.Alur Proses K3 dan 5R LANGKAH – LANGKAH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 



. TAHAP PERSIAPAN



Tahapan ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan suatu organisasi / perusahaan, dalam lahkah ini melibatkan lapisan manajemen dan sejumlah personel, mulai dari komitmen sampai menetapkan kebutuhan sumber daya yang diperlukan. Dalam tahapan persiapan ini antara lain : Komitmen manajemen puncak Menentukan ruang lingkup Menetapkan cara penerapan Membentuk kelompok penerapan Menetapkan sumber daya yang diperlukan 



. TAHAP PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN



Dalam tahapan ini berisi langkah – langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan antara lain : 1. LANGKAH MENYATAKAN KOMITMEN



Pernyataan komitmen dan penetapan kebijakan untuk menerapkan sebuah Sistem manajemenK3 dalam organisasi / perusahaan harus dilakukan oleh manajemen puncak.Sistemmanajemen K3 tidak akan berjalan mulus tanpa adanya komitmen manajemen terhadap systemmanajemen tersebut. Komitmen manajemen harus benar – benar dibuktikan dengan tindakan nyata agar dapat diketahui , dipelajari, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan karyawan perusahaan. 2. MENETAPKAN CARA PENERAPAN Perusahaan dapat mengunakan Konsultan untuk menerapkan system manajemen K3, dengan pertimbangan sebagai berikut : Konsultan yang memiliki Pengalaman yang banyak dan bervariasi sehingga dapat menjadi agen pengalihan pengetahuan secara efektif, sehingga dapat memberikan rekomendasi yang tepat dalam proses penerapan Sistem manajemen K3. 16 Konsultan yang Independen memungkinkan Konsultan tersebut secara bebas dapat memberikan umpan balik kepada manajemen secara obyektif tanpa terpengaruh oleh persaingan antar kelompok didalam organisasi / perusahaan. Konsultan lebih memiliki waktu yang cukup, berbeda dengan tenaga perusahaan yang meskipun mempunyai keahlian dalam system manajemen K3 namun karena desakan tugas – tugas laen di perusahaan akibatnya tidak punya cukup waktu. 3. MEMBENTUK KELOMPOK KERJA PENERAPAN. Kelompok kerja terdiri atas wakil dari setiap unit kerja, hal ini penting karena merekalah yang tentunya paling bertanggung jawab terhadap unit kerja yang bersangkutan. LANGKAH-LANGKAH PENENRAPAN 5R Murah akan tetapi kunci dari pelaksanaannya adalah komitmen dan kepedulian terhadap lingkungan kita..Komitmen tentu saja yang berhubungan dengan pimpinan dan kepedulian sangat berhubungan dengan seluruh karyawan yang ada dilingkungan pekerjaan, dan terlibat aktif secara keseluruhan.sehingga butuh kebersamaan dari seluruh karyawan … Implementasi 5 R dibutuhkan struktur, sistem dan sumber daya yang tersedia. Adapun tahapantahapan untuk melaksanakan 5 R, sebagai berikut : 1.Persiapan;



Komitmen tertulis dari pimpinan; Sebelum 5 R diterapkan di lingkungan kerja, yang terpenting pada awal adalah adanya komitmen yang kuat dari pimpinan tinggi. Karena tanpa komitmen tertulis akan sulit diterapkan. Struktur organisasi pelaksanaan 5 R. Yang melibatkan dari pejabat struktural dan karyawan. Struktur organisasi harus disusun lengkap dengan pembagian tugas dalam tim.Sosialisasi 5 R kepada seluruh karyawan. Agar seluruh karyawan mendukung kegiatan 5 R, dibutuhkan sosialisasi sebagai sarana pemberian informasi tentang 5R, misalnya tentang tujuan, struktur, dan kegiatan-kegiatan 5R. 2. Penerapan; Pelatihan bagi tim 5 R. Pelatihan singkat yang diperlukan bagi tim 5R, agar memahami tugas, tujuan, dan kegiatan-kegiatannya.Promosi. Promosi yang perlu dilakukan agar 5 R dapat diterima oleh seluruh karyawan bahkan sebagai media informasi bagi semua 17 orang yang berkunjung ke tempat kerja, sehingga tempat kerja mendapatkan citra positif dari pengunjung. Promosi dibuat dengan berbagai media misalnya pembuatan leaflet, poster, banner, logo, slogan-slogan dll., selain itu juga dibuat lomba-lomba antar bagian/unit. Operasional awal, dengan membandingkan sebelum dan sebelum kegiatan. Misalnya:



Pada saat penerapan, dibutuhkan pembinaan langsung dari anggota tim agar hasilnya maksimal. Pelaksanaan 5 R dari masing-masing bagian juga diperlukan kreativitas dan seni agar hasilnya baik dan lebih menarik.



3. Evaluasi; Setelah R-1-2-3 (Ringkas, Rapi, Resik) diimplementasikan, maka dilaksanakan R-4 (Rawat) dengan menyusun standar perawatan. Sebelum dilakukan evaluasi, perlu dilaksanakan terlebih



dahulu secara berkala, misalnya setiap bulan sekali atau tiga bulan sekali. Pada saat awal pelaksanaan diperlukan pembinaan yang lebih sering agar seluruh karyawan memahami setiap tahapan dalam 5 R. Untuk pelaksanaan pembinaan instrumen diperlukan pula untuk evaluasi diperlukan pula instrumen evaluasi, sehingga diperlukan penetapan keberhasilan. Indikator keberhasilan 5 R pada suatu bagian harus diintegrasikan dengan indikator kegiatan yang lain. 4. Pembudayaan; Rajin/Shitsuke (R ke 5) akan terwujud apabila 5 R sudah menjadi budaya. Untuk mewujudkan 5 R menjadi budaya dibutuhkan tahapan-tahapan antara lain, setelah 5 R dilaksanakan secara bertahap, akan menjadi kebiasaan melaksanakan 5 R, selanjutnya evaluasi dilakukan bekelanjutan sehingga menunjukkan bahwa 5 R sudah menjadi budaya kerja di tempat kerja. 18 DAFTAR PUSTAKA https://www.jasakonsultaniso.com/langkah-menerapkan-manajemen-k3-konsultan-k3/ https://www.gramedia.com/best-seller/budaya-kerja/ https://safety4abipraya.wordpress.com/2008/05/25/konsep-5r-ringkas-rapi-resik-rawat-dan-rajin/ https://jamkridabanten.co.id/budaya-kerja-penting-buat-perusahaan/ https://keselamatankerja-com.cdn.ampproject.org/v/s/keselamatankerja.com/5r/? amp_gsa=1&_js_v=a6&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#amp_tf=Dari %20%251%24s&aoh=16364259357885&referrer=https%3A%2F %2Fwww.google.com&share=https%3A%2F%2Fkeselamatankerja.com%2F5r%2F https://katigaku.top/2019/12/12/tahap-5s-atau-5r-k3/#K3_dan_5R



19