Makalah Pak Benhard Haning Sejarah Gereja Thailand [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Asal mula Kerajaan Thai secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan yang berumur pendek, Kerajaan Sukhothai yang didirikan pada tahun 1238. Kerajaan ini kemudian diteruskan Kerajaan Ayutthaya yang didirikan



pada



pertengahan abad



ke-14 dan



berukuran



lebih



besar



dibandingkan Sukhothai. Kebudayaan Kerajaan Thai dipengaruhi dengan kuat oleh Tiongkok dan India.



Hubungan



dengan



beberapa



negara



besar Eropa dimulai pada abad ke-16 namun meskipun mengalami tekanan yang kuat, Kerajaan Thai tetap bertahan sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh negara Eropa.1 Thailand saat ini merupakan negara pengekspor terbesar produk pertanian dunia. Ekonomi Thailand bergantung pada ekspor, dengan nilai ekspor sekitar 60% PDB, dan dari sekitar 60 % dari seluruh angkatan kerja Thailand dipekerjakan di bidang pertanian. Agama di Thailand beragam. Tidak ada agama negara resmi dalam konstitusi Thai, kebebasan beragama diberikan kepada seluruh warga negara Thai meskipun raja yang disahkan secara hukum harus beragama Buddha Theravada Agama utama yang dipraktikan di Thailand adalah Buddha. Jumlah agama lain di Thailand adalah Budha 94,63%, Islam 4,30%, Kristen 1,03%, Hindu 0,03% dan tanpa agama/lainnya 0,01%.2



1



Wikipedia (2019) Thailand, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Thailand pada tanggal 11 February 2019 2 Wikipedia (2019) Agama di Thailand, diakes dari https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Thailand#cite_note-1 pada tanggal 11 February 2019



B. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah : -



Bagaimana Kekeristenan bisa berada di Thailand?



-



Apa saja badan-badan penginjilan di Thailand?



-



Apa dampak kekeristenan bagi Negara Thailand?



C. TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan makalah ini adalah : -



Menjelaskan bagaimana Kekeristenan bisa berada di Thailand.



-



Menjelaskan badan penginjilan di Thailand.



-



Menjelaskan dampak-dampak Kekeristenan di Negara Thailand.



D. MANFAAT PENULISAN Manfaat penulisan makalah ini adalah : -



Secara umum manfaat dari penulisan makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca untuk mengerti Negara Thailand secar mendasar.



-



Secara rohani, manfaat penulisan makalah ini dapat mengetahui bagaimana caranya Kekeristenan dapat masuk ke Negara Thailand.



BAB II PEMBAHASAN A. SEJARAH MUNCULNYA KEKERISTENAN DI THAILAND. Pada tanggal 24 Juni 1939, Negara Siam mengubah namanya menjadi Thailand. Istilah thai berarti merdeka atau bebas. Komunisme mengancam stabilitas Negara Thailand dan kawasan Asia Tenggara sesudah 1945. Melihat perkembangan partai komunis di Asia tenggara, Amerika membangun pangkalan militer di negeri itu, sehingga pengaruh Amerika di Thailand semakin kuat. Pada tahun 1932 undang-undang dasar Thailand diubah, sehingga raja Thailand yang sebelumnya memegang kekuasaan mutlak, kini memerinah melalui dewan rakyat yang diangkat melalui proses pemilihan umum. Sejak tahun itu sering sekali terjadi kudeta atau perubahan undang-undang dasar. Golongan militer berpegaruh di kalangan politik dan dianggap sebagai pencegah korupsi. Pengaruh Raja menguatkan stabilitas dan mempersatukan bangsa dan Negara. Raja dihormati sebagai lambing Negara dan lambing kebaikan. Raja mengasihi rakyat seperti Buddha mengasihi manusia. Pada tahun 1970 beberapa badan misi yang tidak mau bergabung dengan GKT, misalnya CMA (Christian and missionary Alliance) dan OMF (Overseas Missionary Fellowship) mendiriakn persekutuan evangelical Thailand. Persekutuan tersebut lebih informal ketimabang gereja Kristus di Thailand, dan berperan mewakili kaum evangelical dalam hubungan dengan pemerintah.



Sebagai badan misi PIT membiarkan pimpinan gereja tetap



dipegang pekabar Injil asing, sedangkan yang lain menyerahkan pimpinan kepada orang Kristen Thai. Pada tahun 1992 keanggotaan PIT terdiri dari 56 lembaga misi thai dan 53 lembaga misi asing. Didirikanlah sekolah-sekolah



teologi atau sekolah-sekolah alkitab misalnya sekolah alkitab Bangkok dan pusat pelatihan Alkitab phayao, dengan tujuan mendidik tenaga gereja.3 Sama seperti gereja-gereja protestan, gereka katolik roma, sesudah 1945 berusaha mempribumikan gereja. Pastor-pastor prancis ditarik keluar Thailand oleh karena pertikaian antara perancis dan Thailand mengenai perbatasan Thailand dengan kamboha, sehingga tugas-tugas mereka diserahkan kepada pastor-pastor pembantu thai. Kemenangan sekutu barat pada tahun 1945, bersama dengan zaman modernisasi



dan kemajuan



ekonomi,



menimbulkan



semangat



untuk



mengabarkan injil dan membuat masyarakat Thailand lebih terbuka terhadap kekristenan. Pembaruan rohani meluap di gereja-gereja Thailand. Pada tahun 1950 OMF mulai melayani delapan suku di Thailand utara. Beberapa pekabar injil menetap di desa Hmong. Mereka mengalami banyak tantangan, misalnya salah seorang pekabar Injil dibunuh. Namum pada tahun 1952 sebelas rumah tangga Hming membakar alat-alat kuasa gelapnya dan percaya kepada Tuhan yesus. Orang Kristen Lisu mengabarkan Injil ke sebuah kampung dengan 240 rumah tangga di perbatasan Laos. Alkitab diterjemahkan ke dalam bahasa Hmong. Orang Kristen yang berbakat dikirim ke sekolah Alkitab Phayao untuk disiapkan sebagai tenaga rohaniwan. Selain pekabaran Injil langsung, gereja di Thailand menekankan pendidikan dan pelayanan medis sebagai kesaksian tentang kasih Kristus dan jalan pendekatan. Pada tahun 1978 terdapat 168 sekolah katolik di Thailand. Pada tahun 182 di samping sekolah tinggi teologi di Chiangmai, gereja Kristus Thailand mempunyai 37 sekolah dasar, 5 sekolah menengah, 5 rumah sakit, 32 klinik, satu kelinik berkeliling, dan sebuhan untuk rehabitasi, tanah pertanian dan dapartemen pemberantasan buta huruf.



3



Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, Jakarta, 2008, hal 332-337



Kosuke Koyama, ahli teologi jepang yang melayani di Thailand dari tahun 1960 sampai tahun 1968, menekankan kontekstualisasi, supaya Injil ditafsirkan menurut konsep-konsep agama Buddha yang terdapat di Thailand. Pada tahun 1980-an timbul dikotomi antara dua pandangan mengenai misi dan panggilan umat Kristen. Gereja katolik roma menekankan tindakan sosial, baik orang katolik maupun orang Protestan oikomenis menjalankan dialog dengan orang beragama Buddha. Kaum evangelical menekankan pekabaran Injil dengan tujuan menjadikan masyarakat Thailand murid Yesus. Ada beberapa payung organisasi Protestan. Yang tertua dari mereka adalah Gereja Kristus di Thailand (CCT) dibentuk pada pertengahan 1930-an. Ini terdiri dari orang Thailand, Cina, Karen, dan jemaat yang berbahasa Inggris. Gereja ini adalah anggota dari Dewan Gereja Dunia dan memiliki sekitar



60.000



anggota. Salah



satu



asosiasi



Protestan



terbesar



adalah Evangelical Fellowship of Thailand. Baptis dan Advent Hari Ketujuh diakui oleh otoritas lokal sebagai denominasi Protestan yang terpisah dan terorganisir dalam payung kelompok yang sama. Gereja Injil Yayasan Thailand memiliki hubungan erat dengan Christian and Missionary Alliance.4 Di antara kelompok Protestan lainnya yang ada di Thailand adalah Gereja



Lutheran, Advent, Metodis, Pantekosta



dan



Kristen



Karismatik, dan Gereja Anglikan di Thailand, yang merupakan Dekenat Keuskupan Singapura dan bagian yang lebih besar dari Gereja Provinsi Asia Tenggara. Tercatat pula adanya peningkatan pelayanan Kristen evangelikal yang beroperasi di seluruh negeri. Ada banyak misionaris asing dan warga yang mendirikan gereja-gereja dan kelompok-kelompok doa di seluruh Thailand. Salah satu yang terbesar, Youth with a Mission, saat ini memiliki lebih dari 200 full-time staf asing dan lebih dari 100 staf Thailand, melayani di 20 lokasi. Organisasi misionaris penginjilan lain, OMF International, 4



 Church of Christ in Thailand, Evangelical Lutheran Church in America Page



memiliki jangkauan untuk menempatkan guru-guru Kristen di sekolah Kerajaan. 5 B. BADAN-BADAN PENGINJILAN 1.      London Missionary Society (LMS)  PI berfokus pada etnis Cina. Gutzlaff dan Tomlin menerjemahkan keempat Injil dan kitab Roma ke dalam bahasa Siam, dilanjutkan dengan membuat kamus Bahasa Inggris-Bahasa Siam sampai huruf “R”, dan mengedarkan Alkitab bahasa Cina. Gutzlaff dan isterinya menyelesaikan terjemahan Alkitab lengkap ke dalam Bahasa Siam.6 2.      American Baptist Mission (Northern) John Taylor Jones dan isterinya mendirikan gereja Chinese Maitri Chit Baptist padatahun 1837. Prioritasnya adalah menginjili suku bangsa Thai. Selama dua puluh tahun dia menerjemahkan Alkitab dan memperbaiki terjemahan Alkitab dalam bahasa Thai. Tahun 1840, sebanyak 58.000 eksemplar Perjanjian Baru sudah diedarkan. Dia juga melayani jemaat Cina  yang didirikan sebagai hasil pelayanan Gutzlaff. Empat orang Cina di baptis pada tahun 1834. Pekabar Injil fokus pada daerah Cina. 3.      American Board of Commisioners for Foreign Missions (ABCFM) Dr. Dan Beach Branley memulai sebuah surat kabar pertama di Bangkok (1844), menulis dan menerjemahkan serta mencetak Alkitab. Caswell berkesempatan memberitakan Injil dalam Biara Buddha melalui keahliannya dalam ilmu pengetahuan dan bahasa Inggris. Mereka juga melakukan penginjilan keliling pada musim dingin dengan transportasi perahu atau gajah. 4.      American Presbiteryan 5



Diakes dari http://www.omf.org/omf/us/get_involved__1/go/ministries_and_opportunities/current_needs/teac hers_for_thailand pada tanggal 11 February 2019 6 Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, 208



William Buells (masuk tahun 1840), Sementara tokoh yang lain yaitu Dr. Samuel House dan orang Presbiterian lain sejak 1867 menjangkau daerah utara dan memulai penginjilan di Chiangmai. Di sana pekerjaan yang mendalam dari Roh Kudus melahirkan gereja-gereja di propinsi Chiangmai dan Chiengrai, yang sekarang merupakan inti dari pekerjaan Presbiterian di negeri itu. Lahirlah gereja Church of Christ di Thailand. Mereka mendekati pemerintah agar negeri ini tetap terbuka bagi pemberitaan Injil. Karya mereka ditandai semangat perintisan dan penginjilan untuk memenangkan jiwa. 7 Di Siam utara yaitu suku Lao, dibaptislah orang Lao pertama adalah yakni Nan Inta, seorang kepala biara Buddha (1869). McGilvary menginjili keluargakeluarga, bukan individu. Penginjilan diprioritaskan, STT didirikan bagi suku Lao.8 5.      Christian and Missinary Alliance (AMA) Pada tanggal 1 Januari  1929 membuka pos pertama di Ubon dan selama dua belas tahun lima pos lainnya dibuka, tetapi tanggapannya lambat dan hanya delapan puluh lima oorang yang bertobat dan dibaptis.9 C. DAMPAK KEKERISTENAN DI THAILAND 1. Bidang Pendidikan Kehadiran bangsa Portugis ke Thai dalam pekabaran Injil ternyata memberikan dampak yang begitu besar. Khususnya dalam bidang pendidikan dimana dengan hadirnya orang-orang Katolik di Thai memberi penekanan yang besar kepada sekolah-sekolah dan biara-biara untuk biarawati, kebanyakan berpusat di sekitar Bangkok. Pada tahun 1922 gereja mendaftar dua puluh dua sekolah dan biara untuk biarawati dan sepuluh diantaranya berada di Bangkok. 7



Donald E. Hoke, Sejarah Gereja Asia Volume II, 377 Ibid, hal 212 9 Ibid hal 378 8



Sekolah-sekolah dibangun sebagai jala penginjiln utama, khususnya oleh misi Pesbiterian. Pada mulanya agak sulit mendapat murid, karena anak lakilaki sudah mendapat pendidikan di sekolah kuil Buddha, sedangkan pendidikan anak perempuan dianggap kurang cocok. Pada tahun 1583 baru 27 siswa itu sekolah presbiterian di Bangkok. Namun, pendidikan barat makin lama makindiinginkan oleh bangsa Thai 2. Bidang Kebudayaan/ Adat Istiadat Karya para Zending dalam bidang kebudayaan secara langsung merupakan konfrontasi terhadap Buddha karena hidup budaya Thailand yang Buddhis akan terlepas dengan sendirinya dengan masuknya mereka ke dalam Kristen. Namun, tidak ada sumber yang cukup berarti terhadap pendekatan budaya yang mereka lakukan. Kecuali beberapa hal diantaranya melakukan pendekatan dengan menggunakan bahasa Siam, contohnya Jones yang lancar berbahasa Siam, terjemahan-terjemahan buku Kristen dalam bahasa Siam, juga seperti McGilvary yang dengan ilmu pengetahuan meramalkan dengan tepat akan terjadi gerhana pada tanggal 17 Agustus 1868, sehingga buku-buku Buddha terbukti salah.  3. Bidang Kesehatan Bradley menyampaikan pengetahuan medis dokter, terutama suntikan untuk mencegah penyakit (vaksinasi). Ribuan orang meninggal setiap tahun di Ibukota Bangkok akibat penyakit cacar atau penyakit kolera. Dia diberi izin memvaksinasi anggota keluarga istana kemudian mengajarkan teknik menyuntik kepada dokter-dokter pribadi istana. Dengan dukungan raja ia membuka balai pengobatan di Bangkok. Dia melaksanakan amputasi pertama di Siam dengan metode barat, di sebuah biara Buddha. Pelayanan medis disambut baik oleh raja dan merupakan jalan praktis melayani masyarakat. Pada tahun 1847 wabah penyakit kolera berjangkit di Bangkok dengan akibat 30.000 orang mati. Dr. House, utusan misi Presbiterian, sempat mengobati dan menyembuhkan seribu pasien. Namun masyarakat kecil merasa curiga



terhadap obat barat, maka pada tahun 1853 House menutup klinik dan memberi waktu sepenuhnya untuk penginjilan. Pada tahun 1878 Dr. S. G. McFarland diangkat menjadi kepala sekolah kedokteran yang baru dibuka raja di Bangkok. Banyak pekabar Injil lain bekerja sebagai dokter di rumah sakit pemerintah, membantu pembangunan negara Siam. Mulai tahun 1904 Dr. Mckean membuat vaksin di Chiangmai, Siam Utara. Tenaga-tenaga medis pemerintah berjalan-jalan di desa-desa Siam Utara, memvaksinasi dan mengobati orang sakit, sambil mengabarkan Injil.



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Masuknya kekeristenan di Negara Thailand, banyak dibantu oleh Negaranegara asing, melalui banyak hal badan-badan penginjilan yang ada, akhirnya Negara Thailand juga dapat menikmati Injil, sehingga melalui Injil ini juga kekeristenan di Thailand memberikan dampak yang baik bagi Negara Thailand itu sendiri. B. SARAN. Penulis menyarankan untuk para pembaca makalah ini, alangkah baiknya sebelum membaca makalah, diharapkan untuk penulis awam terlebih dahulu mengerti atau menggunakan buku-buku referensi yang telah dicantumkan untuk memperbudah mengerti arti dan maksud penulis sendiri dalam menulis makalah ini.