Makalah Panca Indera [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANCA INDERA Mata Kuliah : Anatomi Fisiologi Semester : 107



Anggota Kelompok : Annisa Puspita (5515160428) Azmi Fauzan (5515162287) Farihah Bilqis S (5515161663) Heni Wulansari (5515160498) Riza Wati (5515160658)



Dosen : Dr. Rusilanti M.Si



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA



1. Indera Penglihatan (Mata) A. Struktur dan Fungsi yang Melindungi Bola Mata Mata merupakan suatu struktur sferif berisi cairan yang mempunyai fungsi sebagai indera penglihat. Mata terletak di dalam tulang orbita serta dilindungi oleh sejumlah struktur yaitu kelopak mata/palpebra, alis mata. Konjungtiva, dan alat-alat lakrimal(Aparatus lakrimalis).organ ini sering digambarkan berbentuk seperti bola, namun pada kenyatannya mata berbentuk lonjong. Struktur yang melindungi bola mata terdiri atas kelopak mata, bulu mata, alis, dan kelenjar air mata seperti pada gambar berikut ini.



Gambar 1. Penampang Organ Mata Yang berfungsi melindungi bola mata adalah sebagai berikut. 1. Kelopak mata berfungsi untuk berkedip, sehingga bola mata akan terhindar dari kotoran atau benda-benda kecil lainnya. 2. Bulu mata berfungsi untuk melindungi mata dari debu ketika membuka mata. 3. Alis berfungsi untuk menghalangi jatuhnya keringat dari dahi ke mata. 4. Kelenjar air mata berfungsi untuk menghasilkan air mata. Air mata inilah yang berfungsi untuk membersihkan kotoran yang terdapat di permukaan mata dari kekeringan.



B. Struktur dan Fungsi Organ Mata Struktur organ mata terdiri atas selaput tanduk, anak mata, lensa mata, selaput pelangi, selaput keras, selaput koroid, selaput jala, dan bintik kuning seperti pada gambar berikut ini.



Gambar 2. Penampang Irisan Bola Mata



Fungsi struktur bola mata adalah sebagai berikut. 1. Selaput tanduk (kornea), selaput bening yang terdapat pada bagian depan bola mata yang berfungsi untuk melewatkan rangsang cahaya dari luar. 2. Anak mata (pupil), bagian tengah selaput pelangi (iris) yang berlubang, berfungsi dalam pengaturan besar kecilnya cahaya yang masuk. 3. Lensa mata, berfungsi dalam mengatur pembentukan bayangan. 4. Selaput pelangi (iris), tirai berwarna di depan lensa yang memberi warna mata, berfungsi untuk mengatur sedikit banyaknya cahaya yang masuk ke mata. 5. Selaput keras (sklera), merupakan bagian terluar dari bola mata yang berfungsi untuk melindungi bagian dalam bola mata. 6. Selaput koroid, yaitu lapisan tengah bola mata, suatu lapisan jaringan tipis yang banyak mengandung pembuluh darah, berwarna coklat karena banyak zat warna (pigmen). 7. Selaput jala (retina), lapisan terdalam dari bola mata, banyak mengandung sel-sel saraf, berfungsi untuk menangkap bayangan. 8. Bintik kuning, tempat yang paling peka terhadap rangsang cahaya dan paling banyak mengandung sel-sel saraf penglihat.



C. Kelainan pada Indera Penglihatan Kelainan yang terjadi pada indera penglihat manusia adalah sebagai berikut. 1.



Mata miopi, hanya mampu melihat jelas jarak dekat, sedangkan benda-benda jauh tidak tampak jelas. Miopi sering juga disebut rabun dekat. Hal ini terjadi karena ukuran biji



mata dari belakang sampai ke depan melebihi ukuran yang normal, sehingga lensa memfokuskan bayangan di depan retina.



2.



Mata hipermetropi, hanya mampu melihat jelas jarak jauh, sedangkan benda-benda dekat tidak tampak jelas. Hipermetropi atau rabun jauh terjadi karena ukuran biji mata dari belakang sampai ke depan adalah pendek atau kecil, sehingga lensa memfokuskan bayangan di belakang retina.



3.



Presbiopi, yaitu kesalahan akomodasi yang terjadi pada orang tua atau orang yang sudah menginjak usia lanjut. Lensa mata kehilangan elastisitasnya, daya lenting berkurang, sehingga tidak dapat memfokuskan bayangan sebuah benda yang berada dekat dengan mata. Penampakan mata presbiop sama dengan penampakan hipermetrop.



4.



Astigmatisme, yaitu kesalahan refraksi yang terjadi karena berkas-berkas cahaya jatuh pada garis-garis di atas retina, bukan pada titik-titik tajam. Hal ini disebabkan adanya perubahan bentuk lengkungan lensa. Mata astigmatisme hanya mampu melihat barisbaris tertentu. Di sini, garis-garis vertikal lebih jelas daripada garis-garis horizontal. Keadaan ini dapat ditolong dengan mengenakan kaca mata silindris (jika bukan astigmatisme sejak lahir), untuk menambahkan bagian yang kurang cembung pada lensa mata yang abnormal tersebut.



5.



Konjungtivitis, yaitu peradangan pada konjungtiva (selaput lendir yang melapisi sisi dalam kelopak mata). Gejalanya adalah salah sebuah atau kedua mata terasa panas dan seolah-olah terasa ada pasir, sehingga kelopak mata membengkak, konjungtiva berwarna merah, mata berair dan tidak tahan cahaya.



6. Trakhoma, yaitu salah satu bentuk peradangan konjungtivitis sebagai akibat infeksi virus pada konjungtiva.



7. Katarak, yaitu mengaburnya lensa mata, dapat menyerang sebagian atau keseluruhan lensa mata.



8. Hemeralopia, yaitu rabun ayam (kurang awas di waktu senja). Hal ini terjadi akibat kekurangan vitamin A (avitaminosis A).



9. Buta warna, yaitu penyakit keturunan yang tidak dapat membedakan macam-macam warna. Hal ini dapat terjadi ada yang buta warna total, hanya mengetahui warna hitam dan putih (black and white). Selain itu, ada juga buta warna sebagian, yaitu hanya mengetahui warna merah atau biru.



D. Cara Memelihara Indera Penglihat Beberapa contoh cara memelihara indera penglihat seperti berikut ini. 1. Biasakan membaca buku dengan sikap tubuh tegak, jarak antara buku yang dibaca kurang lebih 30 cm. Jangan dibiasakan membaca buku sambil tiduran, karena akan mengakibatkan kelainan mata.. 2. Bila kita sedang mambaca buku atau melihat suatu benda tiba-tiba menjadi buram/kabur, maka segera periksakan ke dokter mata. 3. Jika pada bagian mata terasa gatal-gatal atau mata memerah, maka segera tetesi dengan obat tetes mata. 4. Hindari kontak langsung dengan penderita sakit mata (trakhom dan konjungtivitis) seperti penggunaan handuk bersama, karena penyakit tersebut sangat mu-dah menular. 5. Hindari melihat gerhana matahari secara langsung, karena dapat mengakibatkan kebutaan mendadak. 6. Agar mata selalu sehat, biasakanlah memakan makanan yang banyak mengandung vitamin A, seperti wortel.



2. Indera Pendengaran (Telinga)



A. Struktur dan Fungsi Indera Pendengar Telinga sebagai alat indera pendengar terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat pelajari pada gambar berikut ini.



Gambar 3. Penampang Organ Telinga



Struktur dan fungsi organ telinga sebagai alat indera pendengar adalah sebagai berikut.



1.



Telinga luar, berungsi dalam menangkap rangsang getaran suara/bunyi dari luar. Bagian-bagiannya meliputi daun telinga, lubang telinga, saluran telinga, selaput gendang telinga, dan kelenjar minyak.



2.



Telinga tengah, berfungsi dalam menghantarkan getaran suara/bunyi dari telinga luar ke telinga dalam. Bagian-bagiannya meliputi rongga yang ada di dalamnya terdapat tulang-tulang pendengar. Rongga ini dihubungkan dengan rongga mulut oleh pembuluh Eustachius. Tulang-tulang pendengar ini terdiri atas tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi.



3.



Telinga dalam, berfungsi untuk menerima getaran suara/bunyi yang disampaikan oleh telinga tengah. Bagian-bagiannya meliputi tingkap jorong, tiga saluran setengah lingkaran, rumah siput, saluran rumah siput, dan alat keseimbangan.



B. Fisiologi Pendengaran Fisiologi Pendengaran Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan



menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput Basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran 17 basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.



C. Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus. Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula.Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala. Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat padaotolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.



D. Kelainan pada Indera Pendengar Kelainan yang terjadi pada alat indera pendengar pada manusia adalah sebagai brkt. 1.



Infeksi telinga tengah, dapat terjadi setelah seseorang influensa, campak, atau peradangan di rongga hidung. Di samping itu, infeksi telinga tengah dapat terjadi disebabkan oleh tusukan benda tajam atau kemasukan air.



2.



Labirintis, biasanya disebabkan akibat menjalarnya infeksi dari telinga tengah. Gejalanya adalah kepala pening-pening, muntah-muntah, dan akhirnya menjadi tuli.



3.



Hilangnya keseimbangan, yaitu gangguan sementara akibat setelah operasi atau mabuk perjalanan.



4.



Ketulian, penyebabnya bermacam-macam. Misalnya, akibat pecahnya gendang telinga atau rusaknya saraf pendengar sehingga menjadi tuli.



5.



Pengaruh kegaduhan, dapat mengakibatkan bertambah cepatnya denyut nadi sehingga dapat terjadi hipertensi. Beberapa contoh tingkat kegaduhan: suara le-mah antara 6070 db (desibel); pembicaraan biasa antara 80-90 db; lalu lintas ramai antara 100-110 db; dan suara mesin jet antara 140-150 db.



E. Cara Memelihara Indera Pendengar Beberapa contoh cara memelihara alat indera pendengar adalah sebagai berikut. 1. Bersihkanlah kotoran yang terdapat di bagian telinga luar dengan kapas basah yang hangat. Janganlah menggunakan benda tajam ketika membersihkan telinga luar tersebut, karea dapat mengakibatkan infeksi bila tertusuk. 2. Apabila terjadi infeksi bagian telinga tengah akibat kena tusukan benda tajam atau kemasukan air, maka segera periksakan ke dokter. 3. Janganlah meminum obat seperti pil kina yang berlebihan, karena dapat mengakibatkan gangguan pada indera pendengar. 4. Hindari mendengar suara atau bunyi yang memekakkan telinga sehingga dapat mengakibatkan ketulian.



3. INDERA PENCIMUMAN (Hidung) A. Stuktur dan Fungsi Indera Pembau



Gambar 4. Penampang Organ Hidung



Struktur organ hidung sebagai alat indera pembau adalah sebagai berikut. 1.



Rongga hidung bagian dalam, terdapat sekat yang memisahkan rongga tersebut menjadi bagian kiri dan kanan. Rongga hidung sendiri pada bagian atap dibatasi oleh lempeng tipis, sedangkan bagian dasar oleh langit-langit, dan bagian sisi oleh karang hidung.



2.



Rongga hidung bagian atas, terdapat lendir pembau yang berfungsi sebagai penerima rangsang bau. Rangsang bau diterima oleh selaput lendir pembau yang memiliki selsel pembau untuk diteruskan ke gelembung pembau. Dari gelembung pembau inilah rangsang bau bergerak melalui berkas saraf pembau menuju ke otak untuk ditafsirkan.



B. Fisiologi Indera Pembau Semua materi berbau mengeluarkan materi mudah menguap dimana akan dibawa ke hidung melalui udara yang terinhalasi dan bahkan dengan konsentrasi yang rendah saat terlarut di dalam mucus dapat menstimuli kemoreseptor penciuman. Udara yang masuk ke hidung dihangatkan dan aliran konveksi membawa putaran udara yang terinspirasi ke atas rongga nasal. Membau memusatkan molekul yang dapat menguap di atas hidung. Hal ini meningkatkan jumlah reseptor olfaktori yang terstimulasi sehinggan terjadi persepsi bau. Indera penciuman dapat mempengaruhi selera makan, jika bau menyenangkan selera makan akan meningkat dan sebaliknya. Saat dibarengi dengan melihat makanan bau yang meningkatkan selera makan, meningkatkan salivasi, dan menstimuli system pencernaan. Indera penciuman dapat menciptakan memori yang bertahan lama, khusunya jika bau itu khas misalnya bau rumah sakit atau bau makanan favorit atau makanan yang tidak disukai. Inflamasi mukosa hidung mencegah zat berbau menjangkau area penciuman di hidung menyebabkan hilangnya indera penciuman (anosmia) contohnya : flu.



C. Kelainan Indera Pembau Kelainan yang terjadi pada indera pembau manusia adalah sebagai berikut. 1.



Peradangan rongga hidung, yaitu peradangan di sebelah atas rongga hidung (sinusitis) dan peradangan pada bagian hidung (rinitis). Kedua macam peradangan ini mengganggu indera pembau.



2.



Influensa, yaitu infeksi saluran pernapasan atas, sehingga kurang mampu menerima rangsang bau dan selera makan berkurang.



D. Cara Memelihara Indera Pembau Beberapa contoh cara memelihara alat indera pembau adalah sebagai berikut. 3.



Bersihkanlah kotoran yang terdapat dalam rongga hidung dengan menggunakan kapas yang diberi air hangat.



4.



Jaga terjadinya benturan bagian kepala belakang, karena dapat mengakibatkan indera pembau tidak berfungsi lagi.



5.



Biasakanlah pengambilan udara pernapasan melalui hidung.



4. INDERA PENGECAP (Lidah) A. Struktur dan Fungsi Indera Pengecap Fungsi lidah selain sebagai indera pengecap, yaitu mengatur letak makanan ketika dikunyah; membantu mendorong makanan ke kerongkongan (pada waktu menelan); dan sebagai alat bantu dalam berbicara. Keadaan permukaan lidah yang kasar itu memliki tonjolan-tonjolan yang disebut papilla. Bentuk-bentuk tonjolan itu adalah sebagai berikut.



1. Tonjolan berbentuk seperti benang-benang halus yang disebut papilla filiformis, banyak terdapat di bagian depan lidah. 2. Tonjolan berbentuk seperti kepala jamur yang disebut papilla fungiformis, banyak terdapat di bagian depan dan sisi lidah. 3. Tonjolan berbentuk bulat yang disebut papilla circumvalata, tersusun seperti huruf V terbalik, banyak terdapat di bagian belakang lidah.



Di dalam suatu tonjolan terdapat banyak puting pengecap. Setiap putting pengecap terdiri atas dua jenis sel seperti berikut ini.



a. Sel-sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol ke luar dari pengecap. b. Sel-sel penunjang yang berfungsi untuk menyokong sel-sel pengecap.



Untuk lebih jelasnya mengenai puting pengecap dan sel-selnya dapat dipelajari pada gambar berikut ini.



Gambar 5. Penampang Puting Pengecap Telah diketahui bahwa tiap puting (kuncup) pengecap hanya merespons satu rasa. Sejumlah puting pengecap terdapat juga pada tenggorokan dan langit-langit lunak rongga mulut. Bagian permukaan yang dapat mengecap rasa manis, pahit, asam, dan asin seperti pada gambar berikut ini.



Gambar 6. Permukaan Lidah Tempat Pengecap: (1) Rasa Manis; (2) Rasa Pahit; (3) Rasa Asam; dan (4) Rasa Asin



B. Kelainan Indera Pengecap Kelainan yang terjadi pada indera pengecap manusia adalah sebagai berikut. 1. Peradangan lidah (glositis), yaitu peradangan lidah yang menahun (kronis). Gejalanya adalah terdapat benjolan-benjolan dan lendir yang menutupi lidah. Peradangan ini timbul biasanya pada seseorang yang mengalami gangguan pen-cernaan atau infeksi gigi. Gejala lainnya adalah lidah lembek dan pucat dengan dengan bekas-bekas gigitan bagian pinggirannya.



2. Lekopalakia, gejalanya ditandai dengan bercak-bercak putih yang tebal pada permukaan lidah. Kejadian ini biasanya pada perokok berat.



C. Cara Memelihara Indera Pengecap Cara memelihara indera pengecap agar tetap berfungsi adalah sebagai berikut. a. Jangan dibiasakan makan dan minum yang masih panas, karena akan berpengaruh terhadap indera pengecap. b. Menggosok gigi secara teratur untuk mengatasi terjadinya infeksi pada gigi. c. Kurangi merokok bagi perokok berat agar tidak terjadi bercak-bercak putih pada indera pengecap.



5. INDERA PERABA (Kulit) A. Struktur dan Fungsi Indera Peraba Kulit sebagai alat indera peraba pada manusia terdiri atas kulit lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam (endodermis) Untuk lebih jelasnya, Anda dapat pelajari pada gambar berikut ini.



Gambar 7. Penampang Kulit dan Bagian-bagiannya



Struktur indera peraba pada manusia dapat dibedakan seperti berikut ini.



1. Lapisan luar (epidermis), tersusun dari beberapa lapisan, yaitu lapisan korneum yang selalu mati dan mengelupas, lapisan lusidum, lapisan granulosum yang mengandung pigmen, dan lapisan germinativum yang terus-menerus membentuk sel-sel baru ke arah luar. 2. Lapisan dalam (endodermis), yaitu tersusun atas jaringan lemak, kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah dan kapiler, serta ber-bagai saraf penerima rangsang untuk rasa nyeri, panas, dingin, sentuhan, dan tekanan.



Selain kulit sebagai alat indera peraba, berfungsi pula seperti berikut ini. 1. Sebagai tempat menyimpan kelebihan lemak (merupakan cadangan makanan) dan juga sebagai penahan panas 2. Sebagai tempat pembuatan vitamin D (tempat mengubah provitamin/bakal vitamin D menjadi vitamin D. 3. Rambut pada kulit berfungsi sebagai penahan panas dan pelindung pada waktu terjadi benturan.



B. Kelainan Indera Peraba Kelainan yang biasa terjadi pada indera peraba manusia adalah sebagai berikut. 1. Alergi, yaitu kulit terasa gatal-gatal dan panas. Hal ini terjadi kerena pengaruh beberapa jenis makanan, obat-obatan, atau bahan kimia tertentu. 2. Panu, yaitu disebabkan oleh infeksi jamur pada kulit. Gejalanya timbul bercak-bercak putih yang tersebar di seluruh permukaan kulit yang tidak enak dipandang mata; dapat berwarna merah jambu (terlebih-lebih udara panas dan sedang berkeringat); atau pada beberapa orang merasa terganggu oleh rasa gatal-gatal setelah berkeringat. 3. Kudis, sejenis penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit tungau kudis. Gejalanya adalah terdapat bintil kecil berwarna merah pada kulit; biasanya pada tangan dan siku, sekitar alat kelamin dan lipatan tubuh lainnya; garis berwarna putih/merah di kulit (merupakan lubang pada kulit yang dibuat oleh tungau untuk meletakkan telur); timbul rasa gatal yang hebat; serta terjadinya luka/koreng yang disebabkan oleh garukan. 4. Herpes simpleks, merupakan penyakit kulit di mana terjadi kumpulan lepuhan di kulit wajah yang disebabkan oleh sejenis virus tertentu. Keadaan yang hampir sama terjadi di daerah alat kelamin luar (genital herpes) yang dapat menular melalui hubungan seksual. Gejala herpes simpleks adalah lepuhan kecil di sekitar hidung, mulut, dan



bagian muka lainnya, timbul rasa nyeri, panas/rasa kesemutan, dan akhirnya terasa gatal-gatal. 5. Kanker kulit, merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus, atau pengaruh sinar ultra violet yang berlebihan, dan atau bahan-bahan kimia tertentu. Gejalanya adalah timbul bintik-bintik lebar berwarna keputihan pada daerah kulit yang terkena; timbulnya benjolan yang menonjol pada permukaan kulit dengan lingkaran yang tidak teratur (perubahan yang nyata pada tahi lalat); serta adanya pemborokan kulit pada luka yang lama. 6. Kadas.kurap, merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jenis jamur tertentu. Gejalanya adalah kulit terasa sangat gatal sehingga menimbulkan peradangan kulit akibat garukan. 7. Pengaruh luka bakar, yaitu cedera pada jaringan kulit yang disebabkan oleh panas api atau cairan panas. Biasanya akibat luka bakar ini akan berpengaruh terhadap kulit yang berfungsi sebagai indera peraba. 8. Albino, merupakan penyakit keturunan dimana dalam kulit tidak terdapat zat warna (pigmen). Ciri-ciri penderita albino adalah warna kulit putih, tidak ditum-buhi rambut pada seluruh permukaan kulit, dan tidak tahan terhadap cahaya.



C. Cara Memelihara Indera Peraba Cara memelihara kulit yang berperan sebagai indera peraba pada manusia adalah sebagai berikut. 1. Jaga kebersihan kulit dengan mandi secara teratur dan jangan bertukar pakaian dengan orang lain. 2. Cucilah pakaian yang sudah dipakai, karena pakaian yang tidak dicuci mudah ditumbuhi jamur. 3. Hindari terlalu banyak sinar matahari langsung, terutama pada saat tengah hari (antara pukul 10 pagi hingga pukul 3 sore). 4. Segeralah berobat bila terkena penyakit kulit, atau segera periksa ke dokter bila terkena penyakit yang tidak cepat sembuh. Misalnya, penyakit kanker kulit.



KESIMPULAN 



Alat indera pada manusia sering disebut panca indera, yaitu terdiri atas alat indera penglihat, indera pendengar, indera pembau/pencium, indera pengecap, dan indera peraba.







Mekanisme indera penglihat: rangsang dari luar berupa sinar yang dipantulkan dari suatu benda, masuk ke dalam bola mata melalui kornea, lensa mata, sampai ke retina. Selanjutnya, rangsang cahaya dari retina itu kemudian disampaikan oleh urat saraf. Akhirnya, setelah rangsang sampai di otak, barulah ada kesan melihat sesuatu.







Alat indera penglihat adalah bola mata yang dilindungi oleh kelopak mata, bulu mata, alis, dan kelenjar air mata.







Bagian-bagian bola mata yang merupakan alat indera penglihat meliputi: selaput tanduk (kornea), anak mata (pupil), lensa mata, selaput pelangi (iris), selaput koroid, selaput jala (retina), serta bintik kuning.







Kelainan pada indera penglihat antara lain: mata miopi, mata hipermetropi, presbiopi, astigmatisme, konjungtivitis, trachoma, katarak, dan hemeralopia.







Cara memelihara alat indera penglihat agar tetap berfungsi, biasakan membaca buku dengan sikap tegak pada jarak 30 cm, bila terjadi sakit mata segeralah diberi obat atau ke dokter mata, dan makanlah makanan yang banyak mengandung vitamin A.







Mekanisme indera pendengar, yaitu gelombang suara/bunyi masuk melalui daun telinga, kemudian menggetarkan selaput gendang telinga, tulang-tulang pendengaran rumah siput, dan seterusnya ke urat saraf sampai di otak, barulah kita terkesan mendengar sesuatu.







Organ telinga sebagai alat indera pendengar terdiri atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.







Telinga luar berfungsi dalam menangkap rangsang suara.bunyi. Bagian-bagian telinga luar meliputi daun telinga, lubang telinga, saluran telinga, selaput gendang telinga, dan kelenjar minyak.







Telinga tengah berfungsi dalam menghantarkan getaran suara/bunyi dari telinga luar. Bagian-bagian telingah meliputi tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Tulang-tulang pendengar ini terdapat dalam rongga yang dihubungkan dengan rongga mulut oleh pembuluh Eustachius.







Telinga dalam berfungsi untuk menerima getaran suara/bunyi yang disampaikan oleh telinga tengah. Bagian-bagian telinga dalam meliputi tingkap jorong, tiga saluran setengah lingkaran, rumah siput, saluran rumah siput, dan alat keseimbangan.







Kelainan yang terjadi pada indera pendengar adalah infeksi telinga tengah, labirintis, hilangnya keseimbangan, dan pengaruh kegaduhan.







Cara memelihara alat indera pendengar adalah hindari terjadinya benturan bagian kepala belakang, bersihkanlah kotoran yang terdapat di bagian lubang telinga secara teratur, dan segeralah berobat bila terjadi infeksi pada bagian telinga.







Mekanisme alat indera pembau/pencium adalah rangsang bau berupa gas yang berasal dari lingkungan sekitar, merangsang indera pembau di dalam rongga hidung. Selanjutnya rangsang bau tersebut diterima oleh lendir pembau dan diteruskan ke gelembung pembau, kemudian bergerak melalui berkas saraf pembau menuju otak untuk ditafsirkan.







Rongga hidung merupakan alat indera pembau memiliki sekat yang memisahkan rongga hidung menjadi bagian kiri dan kanan. Rongga hidung sendiri dibatasi pada bagian atap oleh lempeng tipis, bagian dasar oleh langit-langit, sedangkan ba-gian sisi oleh karang hidung.







Kelainan yang terjadi pada alat indera pembau adalah peradangan di sebelah atas rongga hidung (sinusitis), peradangan di hidung (rhinitis), atau influensa







Cara memelihara agar indera pembau tetap berfungsi, yaitu bersihkanlah kotoran yang terdapat dalam secara rutin, hindari terjadinya benturan keras bagian belakang kepala dan biasakan mengambil udara pernapasan melalui hidung.







Lidah adalah berfungsi sebagai alat indera pengecap. Pada permukaan lidah terdapat tonjolan-tonjolan yang mengandung puting-puting pengecap, untuk rasa pahit puting pengecap terletak di pangkal lidah; rasa asam dan asin di bagian sisi lidah; dan rasa manis di ujung lidah.







Setiap puting pengecap terdiri atas dua jenis sel pengecap, yaitu sel-sel yang seperti rambut dan sel penunjang.







Kelainan yang terjadi pada indera pengecap adalah peradangan lidah (glositis) atau adanya bercak-bercak putih yang tebal pada permukaan lidah (lekopalakia).







Cara memelihara alat indera pengecap adalah hindari memakan makanan atau meminum minuman yang masih panas dan menggosok gigi secara teratur.







Mekanisme indera peraba adalah rangsang perabaan suatu benda oleh kulit akan disampaikan urat saraf ke otak, kemudian di otak barulah dapat ditafsirkan.







Bagian yang paling peka dari indera peraba adalah bagian ujung-ujung jari dan bibir.







Kulit sebagai alat indera peraba terdiri atas dua lapisan, yaitu lapsan kulit luar (epidermis) dan lapsan kulit dalam (endodermis).







Lapisan luar (epidermis), tersusun dari beberapa lapisan, yaitu lapisan korneum yang selalu mati dan mengelupas, lapisan lusidum, lapisan granulosum yang mengandung pigmen, dan lapisan germinativum yang terus-menerus membentuk sel-sel baru kea rah luar.







Lapisan dalam (endodermis), yaitu tersusun atas jaringan lemak, kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah dan kapiler, serta berbagai saraf penerima rangsang untuk rasa nyeri, panas, dingin, sentuhan, dan tekanan.







Kelainan yang terjadi pada indera peraba antara lain panu, kurap/kadas, luka bakar, albino, dan kanker kulit.







Cara memelihara kulit sebagai alat indera peraba adalah mandi secara teratur, cucilah pakaian yang sudah dipakai, dan segerah berobat bila terkena penyakit kulit.



DAFTAR PUSTAKA



Haryani.A.,Halimatussadiah.I.,Sanusi.S. (2009). Anatomi Fisiologi Manusia. Bandung. Cakra. Guyton



&



Hall.



Fisiologi



(2008).



Fisiologi



Kedokteran.



Jakarta.



Nuracmah.E.,Angriani.R. (2011). Anatomi dan Fisiologi. Jakarta. Salemba Medika Ganong. (1983). Fisiologi Kedokteran. Jakarta. EGC. Hurlock. E (1996). Psikologi Perkembangan. Jakarta. Erlangga.



EGC