Makalah Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Di Bidang Sosial Budaya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN DI BIDANG SOSIAL BUDAYA



KELOMPOK 14 NAMA KELOMPOK : 1. SAFIRA AMALIA RIDHA 2. SHOFFA SYAYYIDAH KADIRILLAH 3. SINDY LARASATI 4. SINTAWATI JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA TAHUN AJARAN 2021/2022



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Di Bidang Sosial Budaya”. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila.. Dan pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Konsep Dasar Keperaatan yaitu Irine Christiani SST,M.Kes yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik. Kami menyadari bahwa yang disajikan dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kepada semua pihak atas kritik dan saran dari kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.



Tulungagung, 10 Agustus 2021



Penyusun



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR......................................................................................................i DAFTAR ISI....................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.......................................................................................................1 B. Rumusan Masalah..................................................................................................1 C. Tujuan Penulisan...................................................................................................2 D. Manfaat Penulisan.................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pancasila..............................................................................................3 B. Pengertian Paradigma............................................................................................9 C. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan.........................................................9 D. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan di Bidang Sosial Budaya................9 E. Contoh Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya....9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan..........................................................................................................26 B. Saran......................................................................................................................2 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................28



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Ada beberapa hal yang perlu masa zaman dahulu terkait sejarah indonesia sebelum proses dan setelah perumusan pancasila sebagai dasar negara. Hal ini berkaitan dengan perjuangan kerajaan dalam mempertahankan ekstitensi bangsa indonesia. Adapun kerajaan dan masa kebangkitan seperti kerajaan kutai, sriwijaya, majapahit, dan masa kebangkitan indonesia.1 Pancasila juga merupakan sebagai dasar Negara bangsa Indonesia hingga sekarang telah mengalami perjalanan waktu yang tidak sebentar, dalam rentang waktu tersebut banyak hal atau peristiwayang terjadi menemani perjalanan Pancasila, sehingga berdirilah pancasila seperti sekarang ini didepan semua bangsa Indonesia. Mulai peristiwa pertama saat pancasila dicetuskan sudah menuai banyak konflik diinternal para pencetusnya hingga sekarang pun di era reformasi dan globalisasi Pancasilamasih hangat diperbincangkan oleh banyak kalangan berpendidikan terutama kalangan Politikdan mahasiswa. Kebanyakan dari para pihak yang memperbincangkan masalah Pancasilaadalah mengenai awal dicetuskan nya Pancasila tentang sila pertama. Memang dari sejarahawal perkembangan bangsa Indonesia dapat kita lihat bahwa komponen masyarakatnyaterbentuk dari dua kelompok besar yaitu kelompok agamais dalam hal ini didominasi oleh kelompok agama Islam dan yang kedua adalah kelompok Nasionalis. Kedua kelompok tersebut berperan besar dalam pembuatan rancangan dasar Negara kita tercinta ini. Maka, setelah banyak aspek memperbincangkan pancasila sebagai dasar Negara ini dibuat sebagai catatan perjalanan Pancasila dari jaman ke jaman, agar kitasenantiasa tidak melupakan sejarah pembentukan Pancasila sebagai dasar Negara, dan juga dapat digunakan untuk rnenjadi penengah bagi pihak yang sedang berbeda pendapat tentangdasar Negara supaya ke depan kita tetap seperti semboyan kita yaitu "Bhinneka Tunggal Ika". Terutama hal tersebut dalam penerapan nya dalam kehidupan kita, Termasuk di lingkungan sekitar kita. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari pancasila? 2. Apa pengertian dari paradigma? 3. Bagaimana pancasila sebagai paradigma pembangunan? 4. Bagaimana pancasila sebagai paradigma pembangunan di bidang sosial budaya? 5. Apa saja contoh pancasila sebagai paradigma pembangunan di bidang sosial budaya? C. Tujuan Penulisan 1. 2. 3. 4.



Untuk mengetahui pengertian dari pancasila Untuk mengetahui pengertian dari paradigma Untuk mengetahui pancasila sebagai paradigma pembangunan Untuk mengetahui pancasila sebagai paradigma pembangunan di bidang sosial budaya 5. Untuk mengetahui contoh pancasila sebagai paradigma pembangunan di bidang sosial budaya



D. Manfaat Penulisan Makalah ini diharapkan dapat memudahkan para mahasiswa maupun yang lainnya memahami Pancasila sebagai paradigma pembangunan bangsa dan juga dapat merealisasikannya dalam kehidupan nyata.



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pancasila Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri daridua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruhrakyat Indonesia.Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpinoleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 (Pembukaan)Undang-undang Dasar 1945. Pancasila telah menjadi istilah resmi sebagai dasar falsafah negara RepublikIndonesia, baik ditinjau dari sudut bahasa maupun dari sudut sejarah. Hai tersebut dapatdilihat secara etimologis atau secara teminologi sebagimana penjelasan berikut, 1) Secara EtimologisBerdasarkan asal kata, Pancasila berasal dari bahasa India, yakni bahasa Sansekerta.Menurut Muhammad Yamin, Pancasila memiliki dua macam arti, yaitu Panca artinya lima,syila dengan (i) biasa (pendek) artinya sendi, alas, atau dasar, syila dengan (i) panjang artinya peraturan tingkah laku yang penting, baik, dan senonoh. Kata sila dalam bahasa indonesia manjadi susila artinya tingkah laku baik. 2) Secara TerminologiPada 1 Juni 1945, dalam sidang Badan Penyelidik Usaha- Usaha PersiapanKemerdekaan Indonesia (BPUPKI) perkataan Pancasila (lima asas dasar) digunakan olehPresiden Soekarno untuk memberi nama pada lima prinsip dasar negara yang diusulkannya.Perkataan tersebut dibisikkan oleh temannya seorang ahli bahasa yang duduk disampingSoekarno, yaitu Muhammad Yamin. B. Pengertian Paradigma Istilah “Paradigma” pada awalnya berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Secara terminologis tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam dunia ilmu pengetahuan adalah Thomas S. Khun dalam bukunya yang berjudul “The Structure of Scientific Revolution” paradigma juga merupakan suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsiasumsi teoretis yang umum (merupakan suatu sumber nilai).2 sehingga merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode, seru penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri. Paradigma itu juga sendiri merupakan asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi nilai (merupakan sumber nilai) sehingga merupakan suatu sumber hukum, metode serta penerapan dalam ilmu pengetahuan yang menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan sendiri. Arti paradigma ditinjau dari asal-usul dari beberapa bahasa diantaranya, menurut bahasa inggris paradigma berarti keadaan lingkungan. Sedangkan menurut bahasa yunani paradigma yakni ‘para’ yang berarti disamping, disebelah, dan dikenal. Kemudian menurut kamus psikologi paradigma diartikan sebagai satu model atau pola mendemonstrasikan semua fungsi yang memungkinkan dari apa yang tersajikan. Ilmu pengetahuan sifatnya sangat dinamis hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya hasil-hasil penelitian manusia, sehingga dalam perkembangannya terdapat suatu kemungkinan yang sangat besar ditemukannya kelemahan-kelemahan pada teori yang telah ada, dan jikalau demikian maka ilmuwan akan kembali pada asumsi-asumsi dasar serta asumsi teoretis sehingga dengan demikian



perkembangan ilmu pengetahuan kembali meng-kaji paradigma dari ilmu pengetahuan tersebut atau dengan lain perkataan ilmu pengetahuan harus mengkaji dasar ontologis. Misalnya dalam ilmu-ilmu sosial manakala suatu teori yang didasarkan pada suatu hasil penelitian inilah yang mendasarkan pada metode kuantitatif yang mengkaji manusia dan masyarakat berdasarkan pada sifat-sifat yang parsial, terukur, korelatif dan positivistik maka temyata hasil dari ilmu pengetahuan tersebut secara epistemologis hanya mengkaji satu aspek saja dari objek ilmu pengetahuan yaitu manusia. Oleh karena itu kalangan ilmuwan sosial kembali mengkaji paradigma ilmu tersebut yaitu manusia. Berdasarkan hakikat-nya manusia dalam kenyataan objektifnya bersifat ganda bahkan multidimensi. C. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia. Hakikatmanusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia yangmonopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:a. Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga b. Sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosialc. Kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk tuhan.Berdasarkan itu, pembangunan nasional diarahkan sebagai upaya meningkatkanharkat dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga,pribadi, sosial, dan aspekketuhanan. Secara singkat, pembangunan nasional sebagai upaya peningkatanmanusia secara totalitas.Pembangunan sosial harus mampu mengembangkan harkat dan martabat manusiasecara keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai bidangyang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Pembangunan meliputi, bidang politik,ekonomi,soaial budaya, dan pertahanan keamanan D. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Sosial Budaya Dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi dewasa ini kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Prinsip etika Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistis, artinya nilai-nilai Pancasila mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Dalam rangka pengembangan sosial budaya, Pancasila sebagai kerangka kesadaran yang dapat mendorong untuk universalitas melepaskan simbol-simbol dari keterikatan struktur, dan transedentalisasi meningkatkan derajat kemerdekaan manusia, kebebasan spiritual. Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistis karena memang pancasila]a bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia, yaitu mnenjadi manusia yang berbudaya dan beradab. Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab, kejam, brutal dan bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil dan beradab. Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus mampu meningkatkan derajat kemanusiaan nya Manusia harus dapat mengembangkan dirinya dari tingkat homo menjadi human. Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam di seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa. 8 Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa. Dengan demikian, pembangunan sosial budaya tidak menciptakan kesenjangan, kecemburuan, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial.



Paradigma baru dalam pembangunan nasional berupa paradigma pembangunan berkelanjutan yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya perlu diselenggarakan dengan menghormati hak budaya komuniti-komuniti yang terlibat, di samping hak negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan hak asasi individu secara berimbang Sila Kedua. Hak budaya komuniti dapat sebagai perantarapenghubungpenengah antara hak negara dan hak asasi individu. Paradigma ini dapat mengatasi sistem perencanaan yang sentralistik dan yang mengabaikan kemajemukan masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan Indonesia. Dengan demikian, era otonomi daerah tidak akan mengarah pada otonomi suku bangsa tetapi justru akan memadukan pembangunan lokal daerah dengan pembangunan regional dan pembangunan nasional Sila Keempat, sehingga ia akan menjamin keseimbangan dan kemerataan Sila Kelima dalam rangka memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yang akan sanggup menegakkan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI Sila Ketiga. Pembangunan nasional bidang kebudayaan, harus dilandasi dengan berpikir tentang masalah persatuan dan kesatuan bangsa. Negara harus menjalankan pemerintahan yang serba efektif harus menghilangkan mental birokrasi serta mau membangun sistem budaya dalam hal norma maupun pengembangan iptek dengan melalukan pemberdayaan kebudayaan lokal guna memfungsikan etos budaya bangsa yang majemuk. Kehidupan setiap insan harus dipertahankan dengan baik dalam menghadapi segala tantangan dan hambatan serta dapat membangun dirinya sendiri menjadi masyarakat yang berkeadilan, demokrasi, inovatif, dan mencapai kemajuan kehidupan yang beradab. Apabila dicermati, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi kriteria sebagai puncak-puncak kebudayaan, sebagai kerangkaacuan-bersama, bagi kebudayaan-kebudayaan di daerah: 1 Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun suku bangsa ataupun golongan sosial dan komuniti setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; 2 Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warga negara Indonesia tanpa membedakan asalusul kesukubangsaan, kedaerahan, maupun golongannya; 9 3 Sila Ketiga mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad masyarakat majemuk di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat; 4 Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang tuas di kalangan masyarakat majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui musyawarah. Sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang mendahulukan kepentingan perorangan. E. Contoh Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya Kehadiran Pancasila sebagai acuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Maka pada hakikatnya Pancasila bersifat humanistik. Selain itu, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila salah satunya tertulis tentang kemanusiaan yang adil dan beradab, dan sila lain pun secara tersirat juga mengarahkan tentang pembangunan sosial budaya di Indonesia harus berdasar pada apa yang ada di Pancasila. Contoh Pancasila Dalam Pembangunan Sosial Budaya  Pembangunan Sosial Budaya yang Bermartabat Pembangunan sosial budaya di Indonesia harus memakai paradigma Pancasila, agar meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sehingga manusia Indonesia akan berbudaya



dan beradab, serta tidak menghasilkan sifat yang biadab, kejam, brutal dan bersifat merusak manusia satu sama lain maupun hal lainnya. Oleh sebab itu, Pancasila sebagai ilmu pengetahuan akan berperan untuk pembangunan manusia sehingga meningkatkan derajat kemanusiaannya. Dan pada akhirnya akan bisa mengembangkan dirinya dari tingkat homo menjadi human sesuai dengan kehendaknya.  Pembangunan yang Mempertahankan Keberagaman Berangkat dari keberagaman yang ada di Indonesia, pembangunan sosial budaya harus memakai paradigma Pancasila sehingga tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa akan terwujud. Sebagai mulanya harus memberi pengakuan terhadap keberadaan budaya dan kehidupan sosial dari tiap sukunya, tidak dilakukan penyeragaman akan membuat mereka merasa bisa hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga sesuai fungsi toleransi dalam kehidupan berbangsa tidak akan menciptakan kesenjangan, kecemburuan, diskriminasi dan ketidakadilan sosial. Contoh Pancasila sebagai paradigma pembangunan yang ada di Indonesia secara garis besar berarti harus bisa menghormati hak budaya masyarakat komunal yang multikultur sehingga bisa dilibatkan di samping hak negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan hak asasi individu. Sehingga semuanya bisa saling bersinergi. Sila-Sila Pancasila Untuk Pembangunan Sosial Budaya Ciri ideologi Pancasila memenuhi kriteria sebagai dasar untuk terus mengembangkan pembangunan nasional yang berdasar pada kearifan lokal yang ada secara konstektual. Sehingga bisa dibuat acuan kerangka bersama di setiap daerahnya. 1. Sila pertama, memperlihatkan bahwa setiap suku mempercayai hadirnya Tuhan Yang Maha Esa di setiap lini kehidupannya. Sehingga tidak ada yang memiliki paham ateis dalam kehidupan sehari-harinya. Selain itu dalam kehidupan sosial memberikan ruang untuk setiap suku dalam beragama akan mempengaruhi pembangunan sosial budaya secara menyeluruh. 2. Sila kedua, nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap suku yang ada di Indonesia tanpa membedakan asal-usulnya yang berbeda. 3. Sila ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kepastian tekad masyarakat majemuk di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat.



4. Sila keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan masyarakat majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui musyawarah. Musyawarah penting untuk melibatkan contoh partisipasi masyarakat dalam setiap keputusan negara. Sehingga kepentingan pribadi atau golongan akan kalah dengan kepentingan umum jika menggunakan cara ini. 5. Sila kelima, nilai ini menjadi acuan dalam pembangunan sosial untuk membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan dalam UUD 1945 yakni berlandaskan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Ada beberapa hal yang perlu masa zaman dahulu terkait sejarah indonesia sebelum proses dan setelah perumusan pancasila sebagai dasar negara. Hal ini berkaitan dengan perjuangan kerajaan dalam mempertahankan ekstitensi bangsa indonesia. Dalam proses reformasi dewasa ini nilai-nilai pancasila merupakan suatu pangkal tolak baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi, hukum serta kebijakan internasional dewasa ini. Hal inilah dalam wacana ilmiah dewasa ini diistilahkan bahwa panacasila sebagai paradigma dalam kehidupan berbangsa dan negara. Istilah paradigma merupakan suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsiasumsi teoretis yang umum (merupakan suatu sumber nilai). sehingga merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode, seru penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri, kemudian didalam pancasila itu sendiri terdapat paradigma pembangunan diantaranya meliputi: 1. Pancasila sebagai paradigma dibidang politik 2. Pancasila sebagai paradigma dibidang hukum 3. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan ekonomi 4. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan sosial budaya 5. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan kehidupan antar umat beragama. 6. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan ipteks Kemudian aktualisasi pancasila terdiri dari dua macam yaitu aktualisasi objektif dan subjektif. B. Saran Melalui makalah ini kami menyarankan agar pembaca tidak berhenti sampai disini saja menggali ilmu tentang pembelajaran PKn, tentunya mengenai media pembelajaran PKn. Kami berharap agar pembaca terus menggali ilmu dan mengetahui problematika pada pembelajaran khususnya PKn, mengingat peran pendidik bagi siswa sangatlah dipandang penting untuk perkembangan pendidikan dinegara indonesia tercinta ini. Makalah ini masih banyak mempunyai kekurangan dalam hal-hal penyajiannya maka dari tu kita harus giat belajar agar dapat menjadi lebih baik lagi. Segala saran yang bersifat membangun kami sangat menunggunya untuk perbaikan dari makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.



DAFTAR PUSTAKA https://text-id.123dok.com/document/lzgxv8g6q-pancasila-sebagai-paradigma-di-bidangsosial-budaya.html https://media.neliti.com/media/publications/177906-ID-pemikiran-thomas-kuhn-danrelevansinya-t.pdf https://guruppkn.com/contoh-pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan-sosial-budaya https://www.academia.edu/8802349/ PANCASILA_SEBAGAI_PARADIGMA_PEMBANGUNAN_BUDAYA