Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Pendidikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Pendidikan Paradigma adalah sebuah kerangka berfikir atau sebuah model mengenai bagaimana halhal yang sangat esensial dilakukan. Sedangkan, istilah paradigma pertama kali dikemukakan oleh Thomas Khun (1970 : 49) yang diartikan sebagai asumsi-asumsi dasar dan asumsiasumsi teoristis yang umum (merupakan sumber nilai). Dengan demikian, paradigma merupakan sumber hukum, metode yang diterapkan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri, dan karakter ilmu pengetahuan. Arti paradigma ditinjau dari asal usul beberapa bahasa diantaranya : - Menurut bahasa Inggris : paradigma berarti keadaan lingkungan - Menurut bahasa Yunani : paradigma yakni para yang berarti disamping, di sebelah dan dikenal sedangkan diegma suatu model, teladan, arketif dan diam - Menurut kamus psikologi : paradigma diartikan sebagai berikut : 1. Satu model atau pola untuk mendemonstrasikan semua fungsi yang memungkinkan dari apa yang tersajikan 2. Rencana riset berdasarkan konsep-konsep khusus, dan 3. Satu bentuk eksperimental Peristilahan paradigma kemudian berkembang menjadi pengertian sumber nilai, pola fikir, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan serta proses pembangunan.karena itu, Pancasila harus dijadikan paradigma dalam melaksanakan pembangunan nasional, yaitu sebagai landasan, acuan, metode, nilai dan sekaligus tujuan yang ingin dicapai. Pancasila Sebagai Paradigma PembangunanPendidikan Pada hakikatnya, pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu Negara untuk menjamin kehidupan dan kelangsungan hidup generasi penerusnya sebagai bangsa dan Negara. Pendidikan yang berguna (berkaitan dengan kemampuan spiritual) dan bermakna (berkaitan dengan kemampuan kognitif dan psikomotorik) akan membuat mereka mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara, dan hubungan internasional. Pendidikan tinggi tidak dapat mengabaikan realita kehidupan yang mengglobal yang di gambarkan sebagai kehidupan dinamis yang penuh dengan paradoks dan ketakterdugaan. Pendidikan pada dasarnya ialah pemanusiaan yang membuat hominisasi dan humanisasi. Hominisasi merupakan proses pemanusiaan secara umum, yakni memasukkan manusia dalam lingkup hidup manusiawi secara minimal. Humanisasi adalah proses yang lebih jauh, kelanjutan dari hominisasi. Dalam proses ini, manusia dapat meraih perkembangan yang lebih tinggi, seperti tampak dalam kemajuan-kemajuan budaya dan ilmu pengetahuan. Salah satu agenda penting dalam upaya mengatasi krisis dalam kehidupan bangsa kita adalah melalui pendidikan karakter, pendidikan nilai, pendidikan moral, pendidikan akhlak, dan pendidikan budi pekerti. Dalam pendidikan karakter, untuk membentuk siswa yang meiliki karakter yang baik, sebagai guru dan pendidik perlu memberikan teladan dan contoh yang baik. Oleh karena itu, guru dituntut memiliki kompetensi terntenu, yakni: kompetensi profesinoal, pedagogis, personal, dan sosial. Dari empat aspek tersebut yang paling mendasar untuk menjadi seorang guru yang mampu mendidik karakter siswa yaitu aspek kepribadian karena aspek ini adalah



cikal bakal lahirnya komitmen diri dengan kemampuan kuat untuk terus berbuat yang terbaik dalam kiprahnya. Tugas pendidikan moral adalah membantu peserta didik seupaya memiliki karakter atau ahklak atau budi pekerti yang baik, sekaligu dimilikinya dalam diri peserta didik, pengetahuan, perasaan, dan tindakan moral yang saling melengkapi satu sama lain, dalam suatu kesatuan organis, harmonis, dinamis. Sedangkan tujuan pendidikan moral adalah membantu peserta didik agar menjadi pintar dan membantu mereka menjadi orang yang baik. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu disusun suatu system ilmiah dalam pendidikan nasional yang berdasarkan moral pancasila tentang ajaran, teori, filsafat, praktikpendidikan yang menjadi landas tumpu bagi penyelesaian masalah-masalah pendidikan. Dengan demikian, filsafat pendidikan nasional mempunyai keudukan dan fungsi sebagai pemberi pedoman dan tujuan, menjadi inti, pondasi, ikhtisar, juga system ajaran-ajaran berasal dari luar harus diintegrasikan dan diselaraskan dengan falsafah kebangsaan. Selain itu, akan teratasi pula, kemungkinan terjadinya friksi/gesekan yang akibatnya akan menimpa kepada anak bangsa sebagai objek pendidikan dengan resiko yang besar bagi hari depan bangsa. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pancasila dapat dijadikan kerangka berfikir dalam sebuah pembangunan pendidikan.Pancasila dapat dijadikan sebagai ajaran, teori, filsafat pendidikan yang menjadi landasan dalam menyelesaikan permasalahan pendidikan. Dengan demikian pendidikan diIndonesia akan menciptakan generasi muda yangtidak hanya mementingkan kecerdasan tetapimoralnya pun menjadi sorotan utama. Referensi : Jamaludin, Ujang dan Yulia Siska. 2016.Pendidikan Pancasila Di Perguruan tingi.Bandung: Ilham Kreatif Mandiri. http://www.kompasiana.com (diakses pada tanggal 26 oktober 2016)