Makalah Pancasila Sila Ke 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDIDIKAN PANCASILA



PANCASILA SILA KE 3 Dosen Pengampu: Arif Bintoro Johan, M.Pd.



Disusun oleh: Nama NIM Kelas



: FUAD ANWAR SUDIBYO : 2017006080 :2C



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2018



i



KATA PENGANTAR



Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena



hanya



dengan



bimbingan



dan



petunjuk-Nya



sehingga



dapat



diselesaikannnya penyusunan makalah yang berjudul “Pancasila Sila Ke 3” ini. Shalawat serta salam tak lupa pula kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Hal ini dianggap penting karena pada dasarnya seiring dengan terus berkembangnya dunia kependidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kebutuhan akan literatur kependidikan terus bertambah. Kami menyadari betul bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik menyangkut isi maupun penulisan. Akhirnya, sekecil apapun sumbangan yang mungkin dapat diberikan, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.



Yogyakarta, 29 Mei 2018



Penulis



ii



DAFTAR ISI COVER ................................................................................................................. i KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1 A. Latar Belakang .......................................................................................1 B. Rumusan Masalah .................................................................................2 C. Tujuan Makalah ....................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3 A. Latar Belakang terbentuknya Pancasila Sila ke tiga ..............................3 B. Makna Pancasila Sila Ke-Tiga ..............................................................4 C. Realisasi Pancasila Sila Ketiga dalam Bidang Pendidikan, Budaya, Ekonomi, Ilmu Pengetahuan&Teknologi, dan contoh kasus sila ke-3 ....6 1. 2. 3. 4.



Bidang Pendidikan ............................................................................6 Bidang Budaya ..................................................................................7 Bidang Ekonomi ...............................................................................9 Ilmu pengetahuan dan teknologi .......................................................9



D. contoh kasus sila ke-3 ..........................................................................10 BAB III PENUTUP .............................................................................................13 A. Kesimpulan ..........................................................................................13 B. Saran ....................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................15



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia termasuk negara yang majemuk karena terdiri dari banyak suku, budaya, ras, dan bahasa. Keragaman yang ada di Indonesia inilah yang menjadikan Indonesia memiliki ideologi negara Pancasila. Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Di dalam pancasila terdapat salah satu sila yang menjunjung tinggi persatuan di dalam negara ini. Sila yang dimaksud adalah sila persatuan Indonesia. Zaman yang terus berkembang memasuki era globalisasi, tidak menutup kemungkinan adanya budaya luar yang masuk ke dalam negara ini dan melebur dalam kebudayaan bangsa. Hal itu juga merupakan ancaman tersendiri bagi suatu negara untuk menghadapi suatu konflik perpecahan di dalam negara itu, selain permasalahan dalam tubuh negara majemuk itu sendiri. Terbukti sekarang banyak budaya Indonesia yang sudah mulai terlupakan di kalangan muda. Tanpa disadari mereka lebih banyak menggunakan budaya asing dalam kehidupannya, dan gaya hidupnya. Oleh karena itu, sebaiknya bangsa Indonesia tetap menjaga persatuan yang ada dalam negara ini. Walaupun banyak perbedaan tetapi tetaplah satu kesatuan dalam Negara Indonesia. Perlu untuk memulihkan kesadaran dari makna sila ketiga “persatuan Indonesia” dalam pribadi masyarakat Indonesia agar masyarakat 1



Indonesia menyadari betapa pentingnya persatuan dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara. Demi tetap menjaga persatuan dalam Negara ini. Berawal dari latar belakang diatas, maka penulis mengangkat judul “Pembahasan Pancasila Sila ke-tiga”.



B. Rumusan Masalah 1. Apa latar belakang dibentuknya pancasila sile ke-tiga? 2. Apa saja bunyi butir-butir pancasila sila ke-tiga? 3. Bagaimana makna pancasila sila ke-tiga? 4. Bagaimana realisasi pengamalan pancasila sila ke-tiga dalam bidang ekonomi,budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan contoh kasus sila ke-3? C. Tujuan Makalah 1. Untuk mengetahui latar belakang terbentuknya pancasila sila ke-tiga. 2. Untuk mengetahui bunyi butir-butir pancasila sila ke-tiga. 3. Untuk mengetahui makna pancasila sila ke-tiga. 4. Untuk mengetahui realisasi pancasila sila ke-tiga dalam bidang pendidikan, budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan contoh kasus sila ke-3.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Latar Belakang terbentuknya Pancasila Sila ke tiga Pada dasarnya manusia diciptakan berbagai macam suku, budaya, dan bangsa, adalah satu kenyataan yang tidak bisa dibantah oleh siapapun juga. Termasuk bangsa Indonesia yang terdiri dari beberapa pulau-pulau yang terpisah oleh lautan luas, sehingga terjadi beraneka macam keanekaragaman di Indonesia. Berdasarkan fakta ini harus diakui adanya bangsa dan kebangsaan.



Untuk



mencapai tujuan demi keadilan social, bangsa Indonesia harus menggalang persatuan dan kesatuan bangsa dalam keberagaman suku dan budaya yang kita miliki. Bung Karno sering menegaskan bahwa Pancasila adalah satu-satunya alat pemersatu bangsa Indonesia, terutama sila ketiga yaitu persatuan Indonesia. Dalam fakta sejarah, selama 350 tahun Negara Indonesia dijajah dan dieksploitasi segala sumber dayanya, sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Perjuangan bangsa Indonesia yang dulu bersifat kedaerahan ternyata tidak membuahkan hasil sama sekali. Bahkan menjadikan perpecahan antar bangsa di Indonesia. Kemudian bangkitlah kesadaran bangsa Indonesia, terutama pemuda-pemuda Indonesia untuk saling bersatu dan melawan penjajah bersamasama. Sehingga teraihlah kemerdekaan Indonesia yang dapat dinikmati hingga sekarang ini. Melihat sejarah dalam mencapai kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa, maka hal itulah yang menjadikan persatuan



3



Indonesia menjadi salah satu pondasi terkuat berdirinya bangsa Indonesia dan landasan untuk bangsa Indonesia dalam menjalankan pemerintahan, memajukan bangsa, dan menghadapi ancaman sekalipun. Keberagaman suku dan budaya di Indonesia juga perlu disatukan oleh suatu landasan pemersatu yang kuat. Sehingga dalam Pancasila sebagai dasar negara Indonesia terdapat sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Butir-butir Pancasila sila ke tiga adalah sebagai berikut: 1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. 3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa 4. Mengembangkan



rasa



kebanggaan



berkebangsaan



dan



bertanah



airIndonesia. 5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial. 6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. B. Makna Pancasila Sila Ke-Tiga Nilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan keempat sila lainnya karena seluruh sila merupakan suatu kesatuan yang bersifat sistematis. Sila Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila



4



Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta mendasari dan dijiwai sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sila ke -3 ini mempunyai maksud mengutamakan persatuan atau kerukunan bagi seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai perbedaan agama, suku, bahasa, dan budaya. Sehingga dapat disatukan memlalui sila ini berbedabeda tetapi tetep satu atau disebut dengan Bhineka Tunggal Ika. Persatuan Indonesia mengutamakan kepentingan dan keselamatan negara ketimbang kepentingan golongan pribadi atau kelompok seperti partai. Hal yang dimaksudkan adalah sangat mencintai tanah air Indonesia dan bangga mengharumkan nama Indonesia. Sila ini menanamkan sifat persatuan untuk menciptakan kerukunan kepada rakyat Indonesia. Sila yang mempunyai lambang pohon beringin ini bermaksud memelihara ketertiban yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Persatuan Indonesia adalah satu untuk Indonesia walaupun keadaan dimasyrakat sangat penuh perbedaan tetapi harus menjadi satu darah Indonesia dan rela mengorbankan kepentingan golongan demi negara Indonesia. Walaupun sangat kental dengan berbagai budaya yang berbeda tetap harus rukun menjaga kedamaian Bhineka Tunggal Ika. Dalam nilai Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk social. Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa suku, ras,



5



kelompok, golongan, maupun kelompok agama. Oleh karena itu perbedaan adalah merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang membentuk Negara. Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan bukannya untuk diruncingkan menjadi konnflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama. Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu, maupun golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan kebebasan atas individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral. Oleh karena itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan seluruh warganya) mencerdaskan kehidupan warganya, serta kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk mewujudkan suatu ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan social. Nilai persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Hal itu terkandung nilai bahwa bahwa nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme religious yaitu nasionalisme yang bermoral Ketuhanan Ynag Maha Esa. Nasionalisme yang humanitik yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk



6



Tuhan. Oleh karena itu nilai-nilai nasionalisme ini harus tercermin dalam segala aspek penyelenggaraan Negara termasuk dalam era reformasi dewasa ini. Proses reformasi tanpa mendasarkan pada moral ketuhanan, kemanusiaan, dan memegang teguh persatuan dan kesatuan maka bukan tidak mungkin akan membawa kehancuran bagi bangsa Indonesia seperti halnya telah terbukti pada bangsa lain misalnya Yugoslavia, Srilanka dan lain sebagainya. C. Realisasi Pancasila Sila Ketiga dalam Bidang Pendidikan, Budaya, Ekonomi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan contoh kasus sila ke-3 1. Bidang Pendidikan Pendidikan adalah salah satu piranti untuk membentuk kepribadian. Penanaman kepribadian yang baik harus dilakukan sejak dini. Terutama penanaman rasa cinta tanah air dan rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Kepribadian yang baik para penerus bangsa akan menentukan nasib dan kemajuan Indonesia di masa mendatang. Nilai-nilai pancasila harus ditanamkan kuat pada generasi-generasi penerus bangsa. Menurut Notonegoro (1973), perlu disusun sistem ilmiah berdasarkan Pancasila tentang ajaran, teori, filsafat, praktek, pendidikan nasional, yang menjadi dasar tunggal bagi penyelesaian masalah-masalah pendidikan nasional. Dengan begitu diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat terwujud dengan mudah. Tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.



7



Rasa cinta tanah air dan persatuan yang tinggi akan memacu semangat belajar para peserta didik. Dengan menanamkan rasa persatuan Indonesia pada peserta didik, maka pikiran mereka tidak lagi berorientasi bahwa persaingan prestasi adalah untuk menjadi yang lebih unggul dan menjatuhkan lawan. Namun lebih ke rasa cinta tanah air yaitu bersaing menjadi yang terbaik untuk satu tujuan bersama. Menuntut ilmu dengan saling bekerjasama dan bertukar pikiran antar pelajar guna menjadikan Indonesia lebih baik dari sekarang. Karena pelajar merupakan benih-benih pejuang bangsa, yang akan menentukan nasib bangsa Indonesia di masa mendatang. Penerapan Pancasila sila ketiga dalam bidang pendidikan bagi peserta didik antara lain dengan diadakannya pertukaran pelajar antar sekolah di Indonesia, diadakannya lomba-lomba antar sekolah, upacara bersama, perayaan hari ulang tahun kemerdekaan bersama-sama. Dengan upaya penerapan persatuan tersebut maka peserta didik akan mengenal sekolah lain di luar sekolahnya sendiri, sekolah satu dan lainnya akan saling mengisi, serta memupuk rasa persatuan antar pelajar Indonesia. Rasa persatuan dan kesatuan tidak hanya ditanamkan pada peserta didik saja, namun bagi para pendidik rasa saling bersatu juga harus tertanam kuat. Guna bekerja sama untuk menciptakan penerus bangsa yang unggul. Serta mempersiapkan tombak-tombak bangsa yang akan berperang melawan persaingan dunia dan kecaman jahat yang mengancam bangsa Indonesia di masa mendatang. Salah satu penerapan persatuan di dunia pengajar adalah di bentuknya PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia).



8



2. Bidang Budaya Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, adat-istiadat dan lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Soerjono Soekanto, 2005: 172). Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai perwujudan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara adalah suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa, suku, ras, kelompok, golongan maupun kelompok agama. Oleh karena perbedaan merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemenelemen



yang



membentuk



negara.



Konsekuensinya



negara



adalah



beranekaragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang diliukiskan dalam Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan bukan untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama. Sehingga penanaman pengamalan persatuan Indonesia sangat berperan penting dan harus ditanam pada setiap individu. Pembudayaan Pancasila tidak hanya pada kulit luar budaya misalnya hanya pada tingkat propaganda, pengenalan serta pemasyarakatan akan tetapi sampai pada tingkat kemampuan mental kejiwaan manusia yaitu sampai pada tingkat akal, rasa dan kehendak manusia (Kaelan, 1996: 193).



9



Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, indvidu, maupun golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan kebebasan atas individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral. Oleh karena itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan seluruh warganya) mencerdaskan kehidupan warganya serta dalam kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk mewujudkan suatu ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Kebinekaan yang kita miliki harus dijaga sebaik mungkin. Kebhinekaan yang kita inginkan adalah kebhinekaan yang bermartabat, yang berdiri tegak di atas moral dan etika bangsa kita sesuai dengan keragaman budaya kita sendiri. Untuk menjaga kebhinekaan yang bermartabat itulah, maka berbagai hal yang mengancam kebhinekaan mesti ditolak, pada saat yang sama segala sesuatu yang mengancam moral kebhinekaan mesti diberantas. Karena kebhinekaan yang bermatabat di atas moral bangsa yang kuat pastilah menjunjung eksistensi dan martabat manusia itu sendiri. 3. Bidang Ekonomi Ekonomi yang berdasarkan Pancasila tidak dapat dilepaskan dari sifat dasar individu dan sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain untuk memenuhi semua kebutuhanya. Tetapi manusia juga



10



mempunyai kebutuhan dimana orang lain tidak diharapkan ada atau turut campur. Ekonomi menurut pancasila adalah berdasarkan asas kebersamaan, kekeluargaan artinya walaupun terjadi persaingan namun tetap dalam kerangka tujuan bersama sehingga tidak terjadi persaingan bebas yang mematikan (Kaelan, 1996: 193). Dengan demikian pelaku ekonomi di Indonesia dalam menjalankan usahanya tidak melakukan persaingan bebas, meskipun sebagian dari mereka akan mendapat keuntungan yang lebih besar dan menjanjikan. Rasa persatuan dan kesatuan yang tertanam kuat pada diri mereka sebagai bangsa Indonesia akan menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan berjalan baik jika antar pelaku ekonomi saling bersatu dan mendukung, karena tujuan mereka bukanlah menjadi penguasa ekonomi dan menjatuhkan lawannya, namun bekerja sama bersama-sama guna kemajuan ekonomi di Indonesia. Jadi interaksi antar pelaku ekonomi sama-sama menguntungkan dan tidak saling menjatuhkan sehingga usaha-usaha kecil dapat berkembang dan mendukung perekonomian Indonesia menjadi kuat. 4. Ilmu pengetahuan dan teknologi Iptek harus memenuhi etika ilmiah, yang paling berbahaya adalah yang menyangkut hidup mati, orang banyak, masa depan, hak-hak manusia dan lingkungan hidup. Di samping itu Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila karena Iptek pada dasarnya adalah untuk kesejahteraan umat manusia. Nilai-nilai Pancasila sila



11



ketiga bilamana dirinci dalam etika yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah sebagai berikut (T. Jacob, 1996: 195): a. Sumber ilmiah sebagai sumber nasional bagi warga negara seluruhnya. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tenologi harus mendahulukan kepentingan bangsa dan negara. b. Alokasi pemerataan sumber dan hasilnya. c. Pentingnya individualitas dan kemanusiaan dalam catur darma ilmu pengetahuan, yaitu penelitian, pengajaran, penerapan, dsan pengamalannya. Persaingan IPTEK tidak untuk saling menjatuhkan satu sama lain. Namun penemuan-penemuan



baru



yang



membantu



kegiatan



manusia



dan



mempermudah pekerjaan manusia adalah untuk satu tujuan yakni guna kemajuan Negara Indonesia. D. contoh kasus sila ke-3 “Persatuan Indonesia”Sila “Persatuan Indonesia” menempatkan manusia Indonesia pada persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Menempatkan kepentingan Negara dan Bangsa di atas kepentingan pribadi berarti, manusia Indonesia sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan Bangsa bila diperlukan. Persatuandikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia. Positif : “Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia”Bulan Agustus sangatlah identik dengan beragam kegiatan diantaranyaUpacara Bendera 17 12



Agustus, berkumandangnya



lagu Indonesia Raya, detik‐detik Proklamasi,



gelora salam



derap



Merdeka,



langkah nasionalisme, renungan jasa para



pahlawan, tabur bunga dimakam pahlawan, berkobarnya semangat persatuan, panjat pinang, lomba makan kerupuk, hiburan musik, perlombaan olah raga, serta berbagai kegiatan mengisi hari kemerdekaan.Rakyat Indonesia menjunjung



tinggi arti kata kemerdekaan



sangatlah



yang patut kita peringatisetiap



tahunnya karena itu sebagai bentuk rasa bersyukur atas segala yang kita nikmati saat ini. Kalau sedikitkita mengingat masa lalu dimana para pejuang berani mempertaruhkan nyawanya hanya untuk membela negara Indonesia agar terbebas dari segala penjajahan. Keterpurukan Indonesia saat itu sangatlah memprihatinkan, atau sekilas kita melihat film dilayar televisi yang diulang kembali sekedar mengingatkan



kepada masayarakat



Indonesia tentang para



pejuang yang tengah membela bangsa itu tidaklah mudah.Sungguh



berani



mereka, dengan semangat seluruh tumpah jiwa raganya hanya untuk kemerdekaan rakyat Indonesia. Dan saat ini sebagai generasi penerus bangsa, hanya tinggal menikmati dan mengisi kemerdekaan ini dengan apa yang sudah didapatkan dalam arti menjadi orang yang tangguh, bekerja keras, ikhlas, jujur, cerdas, bermanfaat untuk keluarga,



lingkungan



dan



menjadi



pemuda



pemudi



harapan



bangsa.



(sumber:fe.untirta.co.id)Komentar :Menurut saya, tanggal 17 Agustus adalah salah satu contoh sikap patriotisme dan nasinalisme bangsa Indonesia. Mengenang kembali para pahlawan yang dulu berjuang untuk mempertahankan negara Indonesia dan membuat negara ini merdeka. Kesulitan apapun yang mereka



13



hadapi untuk memperjuangkan tanah air, mereka tetap bersatu dan saling membantu. Sikap seperti itulah yang patut kita contohi. Kita sebagai penerus bangsa, harus meniru sikap patriotisme, persatuan, dan cinta tanah air seperti yang dilakukan pahlawan-pahlawan kita dulu. Negatif : “Papua Keluar dari NKRI”Ketua Solidaritas Kemanusiaan untuk Papua, Frans Tomoki meminta agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertanggung jawab atas pelanggaran HAM di Papua. Jika Pemerintahan SBYBoediono ini tidak bertanggung jawab, maka ia mengancam akan keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).“Kami ingin Papua berdiri di atas kakinya sendiri untuk menantukan nasib rakyatnya. Kalau pemerintah tidak memperhatikan kami, biarkan kami keluar dari NKRI,” kata Frans saat jumpa pers di Kontras, Jakarta, Selasa (1/11).Menurutnya, para anggota militer yangada di Papua, hanya bisa membuat rakyat Papua menjadi tidak aman lantaran terlalu represif dalam bertindak demi kepentingan PT Freeport Indonesia. Militer, kata dia, juga tidak membawa kesejahteraan bagi rakyat di Bumi Cendrawasih.“Militer terlalu diskriminatif untuk warga Papua. Seharusnya berlaku adil.Kami hanya ingin mandiri,” pintanya tegas. Dia menjelaskan, Kapolsek Mulia Papua, Dominggus Awes, yang ditembak di bandara merupakan jaringan Organisasi Papua Merdeka (OPM) gadungan yang dipelihara oleh militer.“Itu OPM gadungan, yang memang sengaja dipelihara oleh militer untuk mengalihkan isu, terkait meninggalnya buruh Freeport yang menuntut kenaikan gaji,” jelas dia. Dia mengakui bahwa warga Papua mendapatkan perlakuan diskriminatif dari negeri ini. Padahal Papua merupakan



14



bagian dari NKRI. “Bagi Bangsa Papua, sudah jelasuntuk menentukan nasib. Bagi saya lebih baik Papua menentukan nasibnya sendiri.” (sumber:Republika.co.id) Komentar : Menurut saya, hal ini karena kurangnya kepedulian pemerintah terhadap masyarakat Papua. Sehingga masyarakat Papua merasa dilantarkan dan tidak bisa mempercayai pemerintah-pemerintah Indonesia. Padahal Papua sangat kayaakan sumber daya alam dan juga keindahan alamnya. Namun, meski sudah di abad sekarang, di Papua masih banyak masyarakat yang masih memakai koteka, dan bahkan banyak juga yang tidak sekolah karena minimnya uang yang mereka punya. Mereka merasa tidak nyaman dan tidak aman. Dan sampai sekarang masyarakat Papua belum merasa mereka sudah merdeka, karena keadaan mereka yang sangat jauh berbeda dari daerah-daerah lain yang ada di Indonesia. Seharusnya jika pemerintah Indonesia mengetahui danmengakui bahwa Papua adalah bagian dari negara Indonesia, maka pemerintah harus memperhatikan masyarakat Papua dan membuat mereka benar-benar merdeka.



15



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian bahasan “Penjelasan Pancasila Sila ke- Tiga” dapat disimpulkan bahwa: 1. Latar belakang terbentuknya pancasila sila ke tiga dalah dari faktor keanekaragaman bangasa Indonesia dan faktor sejarah yang membuktikan bahwa persatuan Indonesia merupakan salah satu pondasi terkuat bagi bangsa Indonesia. 2. Butir – butir Pancasila sila ketiga ada enam butir yang intinya adalah menempatkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi, rasa rela berkorban, cinta tanah air, rasa kebangsaan, memelihara ketertiban dunia, dan menggalangkan Bhineka Tunggal Ika.. 3. Makna Pancasila sila ketiga adalah meskipun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, dan budaya namun tetap satu jua, yaitu Negara Indonesia. Menggalangkan rasa cinta tanah air dan persatuan untuk memajukan Negara Indonesia. 4. Realisai Pancasila sila ketiga dalam bidang pendidikan, ekonomi, budaya, dan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan cara saling bekerjasama, meskipun dalam persaingan, itu hanya untuk motivasi guna menjadi yang lebih baik. Namun tetap dalam satu tjuan yakni memajukan bangsa Indonesia di masa mendatang dan menjadikan Indonesia lebih baik dari sekarang.



16



B. Saran Berdasarkan judul makalah kami, yaitu Pembahasan Pancasila sila persatuan Indonesia, maka kami menyarankan bagi seluruh bangsa Indonesia, terutama pembaca makalah ini yang telah mengetahui makna, latar belakang, butir – butir serta realisasi pancasila sila persatuan Indonesia dapat memupuk rasa persatuan dan kesatuan demi kemajuan bangsa Indonesia, saling mengingatkan satu sama lain, dan dapat saling bekerjasama demi kemajuan bangsa. Terutama bagi para pendidik agar dapat meningkatkan penanaman pengamalan Pancasila melalui pendidikan yang seutuhnya, jadi tidak sebatas teori tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.



17



DAFTAR PUSTAKA Ariani.Desi.2009.ImplementasiSIlaPersatuanIndonesia,(http://referensipolitikdanh ukum.blogspot.com/2009/08/implementasi-silapersatuanindonesia.html),diakses tanggal 31 Mei 2018. Pukul 20:18 wib. Kaelan. 1996. Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Paradigma. Nishom,M.2011.MakalahPengamalanPancasila,(http://www.isomwebs.com/2011/ makalah-pengamalan-pancasila.html), diakses pada 31 Mei 2018. Pukul 20:41 wib. Razif N,Muhamad. 2011. Nilai Pancasila Sila Ketiga dalam Kemajemukan Budaya Indonesia,(http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/download/5 639/4742.html), diakses pada 31 Mei 2018. Pukul 21:06 wib. Rochwil C.Muhammad. 2011. Penerapan Pancasila Sila Ketiga dalam Bidang kebudayaan,http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/download/ 5639/4742.html), diakses pada 31 Mei 2018. Pukul 21:32 wib. Soerjono Soekanto. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.



18