Makalah Parameter Kimia Air Pak Andi Yusuf [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MAKALAH PARAMETER KIMIA AIR YANG MEMBAHAS : OKSIGEN TERLARUT Dosen: Ir. Andi Yusuf Lingka, M.P.



Oleh: NAMA : SYAHARANI DEWI NIM



: 2222010056



PRODI : TBDP (B)



PRODI BUDIDAYA PERIKANAN JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP 2022



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan materi. Dan hararapa saya untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini.



Penyusun SYAHARANI DEWI 2222010056



DAFTAR ISI JUDUL........................................................................................................................................ KATA PENGANTAR............................................................................................................... DAFTAR ISI............................................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN 1.1



Pengertian oksigen terlarut.............................................................................................



1.2



Satuan oksigen terlarut.....................................................................................................



1.3



Sumber oksigen terlarut...................................................................................................



1.4



Alat ukur..........................................................................................................................



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Standar untuk budidaya ikan............................................................................................



2.2



Peranan dalam budidaya perikanan..................................................................................



2.3



karbondioksida................................................................................................................



2.4



PH ....................................................................................................................................



2.5



Alkalinitas.........................................................................................................................



2.6



Kesadahan.........................................................................................................................



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan......................................................................................................................



DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................



BAB I PENDHULUAN



1.1



Pengertian oksigen terlarut Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO[1] yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran parameter ini sangat dianjurkan disamping paramter lain seperti kob dan kod.Sumber utama oksigen terlarut dalam suatu perairan berasal dari fotosintesis fitoplankton, mikro dan makroalgae yang hidup di perairan tersebut dan proses difusi dari udara bebas. Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang terdapatdalam satu liter air (ppt). Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udaramelalui permukaan air, aliran air masuk, air hujan, dan hasil dari prosesfotosintesis plankton atau tumbuhan air. Oksigen terlarut merupakan parameter penting karena dapat digunakan untuk mengetahui gerakan masssa air sertamerupakan indikator yang peka bagi proses-proses kimia dan biologi .Kadar oksigen yang terlarut bervariasi tergantung pada suhu, salinitas,turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasisecara harian (diurnal) dan musiman, tergantung pada pencampuran (mixing)dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, damlimbah (effluent) yang masuk ke badan air. Selain itu, kelarutan oksigen dangas-gas lain berkurang dengan meningkatnya salinitas sehingga kadar oksigen di laut cenderung lebih rendah daripada kadar oksigen di perairan tawar.Peningkatan suhu sebesar 1oC akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10.Menurut Boyd (1990), jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh organismeakuatik tergantung spesies, ukuran, jumlah pakan yang dimakan, aktivitas, suhu,dan lain-lain. Konsentrasi oksigen yang rendah dapat menimbulkan anorexia,stress, dan kematian pada ikan. Menurut Swingle dalam Boyd (1982), bila dalamsuatu kolam kandungan oksigen terlarut sama dengan atau lebih besar dari 5mg/l, maka proses reproduksi dan pertumbuhan ikan akan berjalan dengan baik.Pada perairan yang mengandung deterjen, suplai oksigen dari udara akan sangatlambat sehingga oksigen dalam air sangat sedikit. Oksigen terlarut yangterkandung di dalam air.



1.2 Satuan oksigen terlarut Dissolved oxygen adalah oksigen yang terlarut dalam air. Biasanya diukur dalam satuan ppm (part per million) atau ppb (part per billion).karena oksigen merupakan gas yang dapat terjadinya korosi,maka semakin tinggi nilai dissolved oxigen (DO), berarti semakin tinggi pula potensi terjadinya korosi . oil reservoir secara alami tidak mengandung oksigen Oksigen dapat menyebabkan korosi lebih berbahaya di bandingkan korosi akibat CO2 dan H2S. Solusi untuk mengatasi adanya oksigen . anda bisa menggunakan oxigen scavanger Oxigen scavanger adalah bahan kimia yang berfungsi untuk menangkap oksigen terlarut dalam air / dissoved oxigen sehingga potensi bahayakorosi di picu oleh oksigen dapat di kurangi, bahkan di tiadakan . pemakaiannya dengan carainjeksi secara terus menerus kedalam air. Oxigen scavenger ada yang berbentukcair ada juga yang powder.bahan kimiaa ini termasuk dalam kategori oilfied chemicals dan boiler chemical karena sering di gunakan untuk treatmen ai rumpan boiler .



1.3 Sumber oksigen terlarut Sumber utama oksigen terlarut dalam suatu perairan berasal dari fotosintesis fitoplankton, mikro dan makroalgae yang hidup di perairan tersebut dan proses difusi dari udara bebas. Laju difusi oksigen dari udara bebas ke dalam perairan dipengaruhi oleh suhu air, tekanan udara, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus/gelombang serta kedalaman air. Hubungan masing-masing parameter terhadap oksigen terlarut dapat dilihat pada Tabel 1



Konsep untuk penambahan oksigen terlarut dalam air dibagi menjadi dua, yaitu aerasi dan agitasi. Aerasi merupakan suatu bentuk proses penambahan udara atau oksigen di dalam air dengan cara membawa air dan udara tersebut ke dalam kontak yang dekat, dengan menyemprotkan udara ke dalam air melalui suatu pori-pori yang kecil sehingga membentuk gelembung udara yang halus serta membiarkannya untuk bisa naik melalui air. Agitasi prinsipnya adalah mengaduk sehingga terbentuk arus/gelombang



1.4 Alat ukur  DO Meter adalah singkatan dari Dissolve Oxygen Meter, merupakan alat yang digunakan untuk menunjukkan kadar oksigen terlarut dalam air yang kemudian dapat menjadi acuan dasar untuk menyimpulkan baik atau tidaknya kualitas air yang ada di kolam atau tambak.















Alat ukur oksigen terlarut dalam air seri AMT-07 adalah sebuah alat ukur kadar oksigen portable model PEN yang memiliki fitur lebih lengkap jika dibandingkan dengan alat pengukur kadar oksigen dalam air seri AMT-08. dengan teknologi mikroprosessor, alat pengukur oksigen dalam air ini dapat melakukan pengukuran oksigen terlarut secara cepat. Selain digunakan untuk mengukur kandungan oksigen yang terlarut didalam air, alat pengukur oksigen ini dapat mengukur kadar oksigen atau O2 di udara bebas.



Alat Pengukur Oksigen Terlarut Di Air DISSOLVED OXYGEN Tool DO METER Dometer Lutron alat ukur



DO Meter Lab Dissolved Oxygen Meter DO-980 merupakan sebuah alat sensor oxygen yang presisi untuk mengetahui atau mengukur jumlah gas O2 (oksigen) yang terlarut dalam suatu cairan. Alat ini biasa digunakan dalam laboratorium penelitian kualitas air minum pada perusahaan perusahaan air minum dalam kemasan. Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand)



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Standar untuk budidaya ikan Berikut ini caranya: 1. Persiapan kolam, siapkan kolam sesuai dengan pilihan Anda. ... 2. Pilih induk yang sehat dan bergerak aktif. ... 3.Lakukan pemijahan di kolam yang cukup luas hingga muncul anakan. 4. Pisahkan bibit ikan berdasarkan ukurannya pada hari ketujuh. ... 5. Beri pakan berupa pelet secara teratur Standar ini dirumuskan oleh Komite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya dan telah konsensus pada tanggal 12 Agustus-14 Agustus 2015 di Bogor, yang dihadiri oleh anggota Komite Teknis 65-07, wakil-wakil dari pemerintah, produsen, konsumen, lembaga penelitian/pakar dan instansi terkait lainnya. Saat ini, seri standar tersebut diatas sedang dalam masa jajak pendapat (e-balloting) yang diselenggarakan melalui web online resmi Badan Standardisasi Nasional (BSN) RSNI3 8227 - Cara Pembuatan Pakan Ikan yang Baik (CBIB) Standar ini menetapkan Cara Pembuatan Pakan Ikan Yang Baik (CPPIB), yang menetapkan kriteria dan persyaratan yang mengatur mengenai lokasi, bangunan, tata letak, sanitasi, pengadaan dan penyiapan bahan baku pakan, penyimpanan bahan baku pakan, pembuatan pakan, pengemasan dan pelabelan, pengendalian mutu pakan, penyimpanan pakan, peredaran pakan, kebersihan fasilitas dan peralatan, personil, serta penanganan terhadap keluhan dan penarikan pakan yang beredar, serta dokumentasi  RSNI3 8228.1 - Cara Budidaya Ikan yang Baik. Bagian 1: UDANG Standar ini menetapkan kriteria dan persyaratan serta manajemen budidaya udang windu (Penaeus monodon) dan udang vaname (Litopenaeus vannamei) dengan memperhatikan (i) aspek keamanan pangan dan mutu, (ii) kesehatan dan kesejahteraan ikan, (iii) aspek kelestarian lingkungan dan (iv) aspek sosial ekonomi.  RSNI3 8228.2 - Cara Budidaya Ikan yang Baik. Bagian 2: RUMPUT LAUT Standar ini menetapkan kriteria dan persyaratan serta manajemen kegiatan memelihara dan/atau membesarkan rumput laut serta memanen dan penanganan hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol di laut.



 RSNI3 8228.3 - Cara Budidaya Ikan yang Baik. Bagian 3: Ikan Hias Prinsip-prinsip dalam penerapan CBIB pada unit usaha budidaya ikan hias terdiri dari 4 hal, antara lain (1). Biosekuriti (keamanan biologi) yaitu upaya yang dilakukan untuk mencegah /mengurangi peluang masuknya suatu penyakit ke suatu sistem budidaya dan mencegah penyebarannya dari satu tempat yang telah terkena penyakit ketempat yang lain yang masih bebas dari penyakit. (2). ramah lingkungan (environmental friendly) yaitu seluruh proses dan sistim pembudidayaan yang ramah lingkungan, tidak menimbulkan kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan. (3). kesehatan dan kesejahteraan ikan (animal health and wellfare). (4). ketertelusuran (traceability).  RSNI3 8228.4 - Cara Budidaya Ikan yang Baik. Bagian 4: Ikan Air Tawar Standar ini menetapkan kriteria dan persyaratan serta manajemen budidaya ikan konsumsi air tawar (nila, mas, gurame, lele, patin, papuyu, udang galah).  RSNI3 8228.5 - Cara Budidaya Ikan yang Baik. Bagian 5: Ikan Laut di Karamba Jaring Apung (KJA) Standar ini menetapkan kriteria dan persyaratan serta manajemen budidaya ikan dalam konstruksi wadah pemeliharaan ikan di laut yang terbuat dari kayu, bambu, pipa galvanis dan PE.



2.2 Peranan dalam budidaya perikanan Budidaya perikanan atau perikanan budidaya adalah kegiatan memproduksi biota (organisme) akuatik (air) untuk men-dapatkan keuntungan. Selain budidaya perikanan, dalam sektor perikanan produksi biota akuatik dapat dilakukan melalui penangkapan atau perikanan tangkap (Gambar 1.1). Berbeda dengan penangkapan, produksi dari budidaya perikanan diperoleh melalui kegiatan pemeliharaan biota akuatik dalam wadah dan lingkungan terkontrol. Kegiatan pemeliharaan tersebut (sesuai dengan tujuannya) mencakup pembenihan dan pembesaran. Dalam perikanan tangkap produksi diperoleh dengan cara memanen (berburu) biota akuatik dari alam tanpa pernah memelihara. Budidaya perikanan, bersama-sama dengan perikanan tangkap dan pengolahan perikanan merupakan tulang punggung sektor perikanan dalam menyediakan pangan dan sumber protein bagi manusia



Gambar 1.1.Perikanan budidaya merupakan salah satu pilar perikanan bersama-sama dengan perikanan tangkap dan pengolahan perikanan, definisi ini mengandung makna bahwa kegiatan budidaya perikanan adalah kegiatan ekonomi (prinsip-prinsip ekonomi) yang mengarah pada industri (tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu, dan tepat harga).Sebelum definisi tersebut di atas, sudah berkembang definisi budidaya perikanan sebagai campur tangan atau upaya-upaya manusia untuk meningkatkan produktivitas perairan melalui kegiatan budidaya. Kegiatan budidaya yang dimaksud adalah usaha pemeliharaan untuk mempertahankan kelangsungan



hidup (survival), menumbuhkan (growth) dan memperbanyak (reproduction) biota akuatik. Definisi ini berkembang dengan memperhatikan evolusi produksi yang berlangsung di dalam perikanan. Kegiatan budidaya perikanan diawali oleh kegiatan perikanan tangkap, suatu kegiatan yang sudah dilakukan oleh manusia primitif sejak zaman purba. Produksi perikanan tangkap dibatasi oleh produktivitas alamiah suatu perairan (laut, sungai, danau atau waduk). Produktivitas (produksi bobot biomassa biota air per satuan volume air per waktu) alamiah perairan tersebut dapat ditingkatkan puluhan hingga ribuan kali oleh budidaya perikanan. Uraian berikut mencoba untuk menjelaskan definisi awal dari budidaya perikanan ini. Suatu perairan waduk yang memiliki luas 100.000 m2 dan [06.34, 11/8/2022] Vni: kedalaman 10 m atau volume 1.000.000 m3, ketika dikuras habis dan ikannya ditangkapi semua akan diperoleh produksi sebanyak 1.000 kg ikan maka produktivitas alamiah waduk tersebut adalah sebesar 1.000 kg/1.000.000 m3 atau 0,001 kg/m3t .dibangun keramba jaring apung berukuran 111 m atau bervolume 1 m3, dan dari keramba tersebut (melalui teknologi budidaya perikanan) bisa diproduksi ikan sebanyak 10 kg. Hal ini berarti bahwa, produktivitas keramba tersebut adalah sebesar 10 kg/m3. Coba Anda bandingkan dengan produktivitas alamiah waduk yang hanya sebesar 0,001 kg/m3sebelum dilakukan usaha budidaya keramba. Dengan demikian, melalui budidaya perikanan, produktivitas perairan waduk dalam memproduksi ikan bisa ditingkatkan hingga mencapai 10.000 kali. Teknologi budidaya perikanan pada paparan di atas mencakup konstruksi wadah produksi, pemilihan lokasi budidaya, penentuan pola tanam, penggunaan benih unggul dan padat penebaran (stocking density) yang tepat, pemberian pakan yang sesuai jumlah, mutu, waktu dan cara, pengendalian hama dan penyakit, pengelolaan air, pemantauan, pemanenan,dan penanganan pascapanen. Budidaya perikanan merupakan upaya manusia dalam rangka untuk meningkatkan produktivitas alamiah pada suatu perairan (laut, sungai, danau, atau waduk). Produktivitas perairan umum, yang ditunjukkan oleh stocking density ikan (a), ditingkatkan ratusan kali melalui budidaya dalam keramba jaring apung (KJA) (b).



2.3 Karbondioksida Karbondioksida (CO2) Karbon dioksida (CO2) adalah gas cair tidak berwarna, tidak berbau, tidak mudah terbakar , dan sedikit asam. CO2 lebih berat daripada udara dan larut dalam air. Salah satu parameter kimia yang ada di dalam parairan yaitu gas karbondioksida(CO2) yang dipengaruhi kualitas air. Ketersediaan gas ini dalam perairan jumlahnya lebih sehingga akan mempengaruhi organisme-organisme yang melakukan proses respirasi sedangkan kekurangan gas ini akan mempengaruhi organisme dalam proses fotosintesis. Karbondioksida merupakan unsur utama dalam proses fotosintesis yang dibutuhkan oleh fitoplankton dan tumbuhan air. Keberadaan karbondioksida diperairan sangat dibutukan oleh tumbuhan baik yang besar maupun yang kecil untuk proses fotosintesis (Kordi, 2004). CO2 juga terbentuk dalam air karena proses dekomposisi (oksidasi) zat organik oleh mikroorganisme. Umumnya juga terdapat dalam air yang telah tercemar. Karbondioksida pula diperairan berasal dari difusi atmosfer, air hujan, air yang melewati tanah organik, dan respirasi tumbuhan dan hewan, serta bakteri aerob dan anaerob (Efendi, 2003).Karbondioksida (CO2)



mempunyai peranan yang sangat besar bagi kehidupan organisme air. Senyawa tersebut dapat membantu dalam proses dekomposisiatau perombakan bahan organik oleh bakteri Anaerobik. Namun jika dalam keadaan yang berlebihan dapat mengganggu bahkan menjadi racun bagi beberapa jenis ikan (Barus, 2002). Tinggi dan rendahnya suatu karbondioksida dalam perairan tidak lepas dari pengaruh parameter lain seperti oksigen. Di mana semakin tinggi karbondioksida, maka oksigen yang di perlukan bertambah. Kelarutan karbondioksida (CO2) menurun diperairan, seiring dengan menurunnya proses respirasi yang dilakukan oleh organisme yang ada dalam perairan. Pada siang hari proses respirasi menurun disuatu perairan karena yang melakukan proses respirasi hanya organisme berupa ikan sedangkan fitoplankton tidak melakukan respirasi melainkan hanya melakukan fotosintesis (Zonnoveld, 1991).Kurangnya karbondioksida (CO2) terlarut dalam perairan utamanya pada siang hari dapat mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis yang dilakukan oleh organisme akuatik



2.4 pH pH adalah derajat keasaman yang di gunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Kekuatan asam ditentukan oleh banyak-sedikitnya ion hidrogen yang dihasilkan. Semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya. Sedangkan basa ialah senyawa yang terlarut dalam air yang sudah menghasilkan ion hidroksida (OH). Semakin banyaknya jumlah ion OH yang dihasilkan, maka semakin kuat lah sifat basanya. pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena pH dapat mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi di dalam air. Selain itu,ikan, udang, serta organisme akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka akan dapat diketahui apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan organisme tersebut. Besaran pH berkisar dari 0 (sangat asam) sampai dengan 14 (sangat basa/alkalis). Sedangkan alat untuk mengukur pH adalah pH Meter. Dalam rangka mendukung kehidupan ikan dan kultur pakan alami (fitoplankton) nilai pH air berkisar antara 6,5 – 8,5. Air murni bersifat netral, dengan pH-nya 7,0. pada suhu berkisar antara 27 °C – 32 oC.Tinggi atau rendahnya nilai pH air tergantung pada beberapa faktor yaitu: a) Konsentrasi gas-gas dalam air seperti CO2 b) Konsentrasi garam-garam karbonat dan bikarbonat c) Proses dekomposisi sisa-sisa pakan, feses, dan urine bahan di dasar perairan.Secara alamiah, pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida (CO2) dan senyawa bersifat asam. Perairan umum dengan aktivitas fotosintesis dan respirasi organisme yang hidup didalamnya akan membentuk reaksi. Semakin banyak CO2 yang dihasilkan dari hasil respirasi, reaksi bergerak ke kanan dan secara bertahap melepaskan ion H+ yang menyebabkan pH air turun. Reaksi sebaliknya terjadi pada peristiwa fotosintesis yang membutuhkan banyak ion CO2, sehingga menyebabkan pH air naik. Pada peristiwa fotosintesis, fitoplankton dan tanaman air lainnya akan mengambil CO2 dari air selama proses fotosintesis sehingga mengakibatkan pH air meningkat pada siang hari dan menurun pada waktu malam hari. Untuk menetrakan air pH asam ke posisi pH Netral dibutuhkan bubuk Kalsium (Ca) ataupun bahan yang mengandung Kalsium (Ca) seperti batu–batuan kapur atau cangkang kerang-kerangan. Sedangkan Untuk menetrakan



air yang memiliki pH basa dibutuhkan bahan-bahan organik, seperti kayu-kayuan, dan daundaunan.



2.5 Alkalinitas Alkalinitas juga diartikan sebagai kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas menyangga dari ion bikarbonat, dan sampai tahap terlentu terhadap ionkarbonat dan hidroksida dalam air. Semakin tinggi alkalinitas maka kemampuan air untuk menyangga lebih tinggi sehingga fluktuasi pH perairan semakin rendah. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat(Yulfiperius, 2004). Alkalinitas adalah pengukuran kapasitas air untuk menetralkan asam-asam lemah, meskipun asam lemah atau basa lemah juga sebagai penyebabnya. Penyusun alkalinitas perairan adalah ion bikarbonat, karbonat, dan hidroksida. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikkan pH perairan. Sumber utama dari alkalinitas biasanya dari batuan karbon (batu kapur) yang sebagian besar terbentuk dari CaCO3 (Kalsium karbonat). Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas 20 ppm.



2.6 Kesadahan Kesadahan air Pada awalnya, kesadahan air didefinisikan sebagai kemampuan udara untuk mengendapkan sabun, sehingga keaktifan/ daya bersih sabun menjadi berkurang atau hilang sama sekali. Selanjutnya air yang sadah dapat didefinisikan juga sebagai air yang konsentrasi mineralmineralnya dalam jumlah yang tinggi. Kesadahan udara terutama disebabkan oleh keberadaan kation-kation logam bervalensi dua seperti ion-ion kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+) di udara, atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari logam polivalen (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil (Ghino, 2010). Keberadaan ion-ion kalsium dan magnesium di udara mengakibatkan sabun akan mengendap sebagai garam kalsium dan magnesium, sehingga tidak dapat membentuk emulsi secara efektif. oleh karena penetapan kesadahan hanya diarahkan pada kadar Ca2+ dan Mg2+ saja. Udara yang sadah dapat menimbulkan beberapa permasalahan yaitu: Menyebabkan sepertir berbusa, menyebabkan terjadinya sabun pada pipa dan ketel air panas bila pemanasan, menyebabkan penipisan (pembentukan endapan), dan masih banyak lagi. Dalam kesadahan terdapat tiga tipe kesadahan air yaitu: Kesadahan sementara, kesadahan permanen dan kesadahan total. Kesadahan sementara atau kesadahan karbonat merupakan kesadahan yang disebabkan oleh adanya ion bikarbonat (HCO3) yang berikatan dengan kation logam bervalensi dua. Kesadahan sementara dapat dihilangkan dengan merebus air sadah untuk melepaskan kandungan CO2 nya. Kesadahan permanen atau kesadahan non karbonat merupakan kesadahan yang disebabkan oleh ikatannya kation-kation logam bervalensi dua dengan anion-anion selain karbonat. Kesadahan ini tidak dapat dihilangkan dengan mudah seperti halnya dengan kesadahan sementara. Kesadahan total, Kesadahan total



didefinisikan sebagai jumlah miliekivalen (mek) ion Ca2+ dan Mg2+ per liter sampel udara (Anonim, 2008), atau dengan kata lain kesadahan total merupakan jumlah dari kesadahan sementara dan kesadahan permanen. Kekeruhan air Didalam manajemen kualitas air



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Parameter kimia air mempunyai peran yang sangat penting dalam keberhasilan budidaya biota perairan. Pengelolaan suatu kualitas air adalah dengan cara mengamati parameter kualitas air yang dibutuhkan biota air. Oleh karena itu dengan pemahaman parameter kualitas air akan membantu dalam melakukan pengelolaan kualitas air yang sesuai untuk pemeliharaan biota air.Paramater kimia yang perlu diperhatikan agar kualitas air menjadi sesuai pemeliharaan biota seperti : PH, CO2, O2, Dan Alakalinitas Karakteristik kimia air menyatakan banyaknya senyawa kimia yang terdapat di dalam air, sebagian di antaranya berasal dari alam secara alamiah dan sebagian lagi sebagai kontribusi aktivitas makhluk hidup. Senyawa kimia yang harus di perhatikan seperti : Bahan Organik (NH3, NO2, NO3, NH4 dan Sulfida), Dan Logam Berat. Oksigen sangat dibutuhkan oleh semua hidup untuk pernapasan dan proses metabolisme. Dalam perairan oksigen berperan dalam proses oksidasi den reduksi bahan kimia menjadi senyawa yang lebih sederhana sebagai nutrien yang sangat dibutuhkan organisme perairan. Sumber utama oksigen diperairan berasal dari proses difusi udara bebas dan hasil proses fotosintesis. Untuk mengetahui kualitas suatu perairan,parameter oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen biokimia (BOD) memegang peranan penting. Prinsip penentuannya bisa dilakukan dengan cara titrasi iodometri atau langsung dengan alat DO meter. . Suatu perairan yang tingkat pencemarannya rendah dan bisa dikatagorikan sebagai perairan yang baik, maka kadar oksigen terlarutnya (DO) > 5 ppm dan kadar oksigen biokimianya (BOD) berkisar 0 - 10 ppm.



DAFTAR PUSTAKA



https://id.m.wikipedia.org/wiki/Oksigen_terlarut https://www.eonchemicals.com/artikel/dissolved-oxygen-dan-perhitungan-dosis-injeksi-oxygenscavenger/ https://kkp.go.id/brsdm/artikel/18575-dissolved-oxygen-oksigennya-organismeakuatik#:~:text=Sumber%20utama%20oksigen%20terlarut%20 https://www.isw.co.id/post/2018/11/06/cara-mengukur-kadar-oksigen-dalam-air https://www.bsn.go.id/main/berita/berita_det/6657/E-balloting-Rancangan-SNI-Cara-BudidayaIkan-yang-Baikhttp://aswarpunyainfo.blogspot.co.id/2012/11/laporan-praktikum-karbondioksidaco2.html, https://www.academia.edu/16890685/kesadahan_dan_alkalinitas,