Makalah Pedagogik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEDAGOGIK SOFT SKILL Dosen Pengampu : Aslam, M. Pd



Disusun oleh :



Azizah Rodatul Ulum



( 1701025308 )



Desta Adinda Lestari



( 1701025178 )



Miftahul Jannah



( 1701025067 )



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2018



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,



hidayah,



serta



inayah-Nya



kepada



kami



sehingga



kami



bisa



menyelesaikan makalah tentang Pedagogik Soft Skill ini. Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatannya. Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.



Jakarta,



November 2018



Kelompok 8



i



DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1 A. Latar Belakang .................................................................................................1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................2 C. Tujuan ..............................................................................................................2 D. Manfaat Penulisan ............................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................3 A. Pengertian Soft Skill .........................................................................................3 B. Pengertian Pedagogik Soft Skill .......................................................................5 C. Aspek Soft Skill yang Perlu Dikembangkan Untuk Anak ................................7 D. Peran Guru dan Orang Tua Dalam Mengembangkan Aspek Soft Skill pada Anak ...............................................................................................................11 E. Cara Mengasah Soft Skill Guru ......................................................................14 BAB III PENUTUP ............................................................................................................17 Kesimpulan ...........................................................................................................17 BAB IV DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................18



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis akan peranan guru bukanlah berasal semata pada kurang pahamnya guru terhadap materi ajar, melainkan juga disebabkan oleh kurangnya pendalaman dari apa yang seharusnya dihasilkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Banyak para pendidik maupun orang tua menyampaikan bahwa sasaran pembelajaran adalah nilai kognitif anak yang lebih berorientasi pada pendidikan berbasis hard skill(banyak bertumpu pada Intellegence Quotient). Namun, kurang mengembangkan kemampuan soft skill yang meliputi kemampuan Emotional Intellegnce dan kemampuan Spiritual Intellegence. Padahal, keberhasilan seseorang tudak dapat ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skill) saja, melainkan juga oleh keterampilan mengelola diri (soft skill). Bahkan banyak survei mengungkapkan bahwa kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% dengan hard skill dan sisanya 80% dengan soft skill. Sekolah Dasar, sebagai institut pendidikan yang menyiapkan lulusannya sebagai input untuk siswa jenjang pendidikan selanjutnya tidak hanya menyiapkan lulusan dengan kemampuan keilmuan yang memadai saja, tetapi juga diharuskan memiliki kemampuan kepribadian yang baik. Penerapan dan pengembangan soft skill di SD memiliki tujuan untuk pembinaan mentalitas agar lulusannya benar-benar dapat menjadi dasar yang terbaik untuk pendidikan dijenjang selanjutnya. Dalam hal ini, guru juga dituntut memiliki kemampuan yang tidak hanya unggul pada aspek hard skill melainkan disertai keunggulan soft skillnya. Pengembangan kemampuan guru merupakan sebuah keharusan dalam rangka menghadirkan guru-guru yang berkompeten, inovatif, kreatif, dan cakap dalam mengatasi era globalisasi guna mendapatkan orang-orang yang profesional dan tanggap terhadap tantangan zaman.



1



B. Rumusan Masalah 1.



Apa yang dimaksud dengan soft skill?



2.



Apa yang dimaksud dengan pedagogik soft skill?



3.



Apa saja aspek soft skillyang perlu dikembangkan pada anak?



4.



Bagaimana peran guru dan orang tua dalam mengembangkan aspek soft skill pada anak?



5.



Bagaimana cara mengasah soft skill guru?



C. Tujuan 1.



Untuk menjelaskan serta mengetahui apa yang dimaksud dengan soft skill.



2.



Untuk membahas tentang pedagogik dan hubungannya dengan kmampuan soft skill.



3.



Untuk mengetahui aspek-aspek soft skill yang perlu dikembangkan pada anak.



4.



Untuk mengetahui peranan seorang guru dan orang tua dalam rangka mengembangkan kemampuan soft skillpada anak.



5.



Untuk menjelaskan serta mengetahui cara mengasah soft skillbagi seorang guru.



D. Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan makalah ini, yaitu untuk menjelaskan tentang pendidikan pedagogik soft skill yang perlu diterapkan ke dalam sistem pendidikan, khususnya di Indonesia.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. PENGERTIAN SOFT SKILL Beberapa pengertian yang merujuk pada soft skill, yaitu : 1.



Soft skill merupakan pengembangan dari konsep kecerdasan emosional. Nilai-nilai soft skillyang terdapat pada kecerdasan emosional, misalnya seperti: sifat kepribadian, keterampilan sosial, komunikasi, berbahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang mencirikan kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.



2.



Soft skillberhubungan dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi secara efektif dengan sesamanya.



3.



Soft skill merupakan bentuk kompetensi prilaku yang mencakup keterampilan komunikasi, resolusi konflik, dan negosiasi, efektivitas pribadi, pemecahan masalah secara kreatif, pemikiran strategis, membangun tim, serta keterampilan mempengaruhi.



4.



Soft



skilldiartikan



sebagai



kemampuan



intrapersonal



skill



dan



interpersonal skill. Intrapersonal skill diartikan sebagai keterampilan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri untuk pengembangan kerja secara optimal. Interpersonal skill diartikan sebagai keterampilan seseorang dalam hubungan dengan orang lain dalam mengembangkan kerja secara optimal. 5.



Soft skillmerupakan keterampilan non-teknis yang tidak berbentuk dan bersifat abstrak, yang dapat dijadikan faktor penyeimbang seseorang yang memiliki keterampilan akademis dan keterampilan teknis (hard skill)



6.



Dalam perspektif psikologi, soft skill berkaitan dengan kepribadian seseorang yang memiliki sifat-sifat: berbudi pekerti, memiliki integritas, tenggang rasa, serta toleransi yang tinggi.



3



Soft skillterdiri dari Intrapersonal soft skill dan Interpersonal soft skill. Intrapersonal soft skill merupakan kemampuan seseorang untuk mengembangkan dirinya senidir menjadi lebih baik. Hal ini mengarah pada self development yang meliputi: 1.



Personal time management,



2.



Problem solving skills,



3.



Research skills,



4.



Kreativitas,



5.



Learning capability (learn to learn),



6.



Team thinks (kemampuan untuk berpikir sebagai bagian dari tim),



7.



Cooperation,



8.



Discipline,



9.



Good attitude,



10. Goodwill, 11. Optimism, 12. Sociability, 13. Stability. Interpersonal skillmerupakan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain, baik secara individu maupun sebagai audience, meliputi: 1.



Participation in team,



2.



Ability to teach,



3.



Service,



4.



Leading a team,



5.



Negotiation,



6.



Unite a team amidst cultural differences,



7.



Decision making skill,



8.



Problem solving skill,



9.



Etiquette.



4



Atribut soft skillyang lebih sederhana dikemukakan oleh Patrick O’Brien dalam bukunya “Making College Count”, tujuh kategori area soft skills yang disebut dengan Winning Characteristics, yaitu: 1.



Communication skills,



2.



Organizations skills,



3.



Leadership,



4.



Logic,



5.



Effort,



6.



Group skills,



7.



Ethis.



B. PEDAGOGIK SOFT SKILL Pedagogik diartikan sebagai ilmu mendidik yang dikenal pada abad 19 kemudian berkembang pada awal abad 20. Disiplin ini lahir dari berbagai aliran filsafat dan disiplin ilmu lain seperti psikologi, antropologi, dan sosiologi. Pada perkembangan awal, disiplin pedagogik memang berorientasi pada masalah pendidikan anak, namun seiring berjalannya waktu, disertai dengan pengaruh-pengaruh dari disiplin lain, kajian pedagogik tidak selalu membahas pendidikan dan perkembangan anak, melainkan disertai dengan pembahasan berbagai kajian yang berkaitan dengan kehidupan keluarga, kemudian masyarakat dan perkembangan budaya. Dari perkembangan itu, kajian pedagogik tidak lagi memandang bahwa peserta didik sebagai objek pendidikan yang berdiri sendiri, meainkan memiliki keterkaitan dengan lingkungannya dimana ia berkembang. Dalam dunia pendidikan, kemampuan soft skill penting untuk diberikan kepada peserta didik karena nilai-nilai yang terdapat dalam soft skill tersebut sangat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan karakter bagi peserta didik.yang perlu disadari, yaitu dalam pembelajaran untuk menumbuhkan pendidikan karakter melalui soft skill, seorang pendidik juga harus memiliki dan menjalankan nilai-nilai yang terkandung dalam 5



kemampuan-kemampuan soft skill. Diharapkan, seluruh pendidik dapat menggali semua potensi soft skill yang dimiliki peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran hard skill yang berbasis soft skill. Oleh



sebab



itu,



pendidikan



pedagogik



soft



skill



dapat



disimpulkansebagai suatu pendidikan anak yang mengintegrasikan aspekaspek soft skill ke dalam sistem pembelajaran di sekolah sekaligus menumbuhkannya di lingkungan umum. Dalam rangka melakukan pembelajaran hard skill yang berbasis soft skill kepada siswa, dibutuhkan strategi sederhana untuk kelas yang menyenangkan, diantaranya seperti: 1.



Memperhatikan kesejahteraan siswa dengan membuat jadwal istirahat otak Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga tingkat kefokusan siswa di dlaam kelas, sehingga siswa dapat menerima pembelajaran dan mengikutinya secara maksimal.



2.



Belajar sambil bergerak Dilakukan agar siswa mampu meningkatkan aktivitas kegiatan fisik di sekolah dan mengembangkan kemampuan belajarnya dari aspek psikomotorik.



3.



Menggunakan buku pegangan dan memanfaatkan teknologi Guru dapat menambang isi dari buku paket dan menggunakan materi pembelajaran dalam suatu cara yang mendukung proses belajar mengajar dengan baik. Selain itu, praktik umum penggunaan teknologi akan mendukung pembelaaran dan bukannya membuat distraksi. Jika guru ingin mengajarkan sebuah penugasan, maka teknologi dapat dijadikan sebagai alat pembelajaran.



4.



Mendiskusikan nilai Melalui diskusi pribadi, guru dapat memberi siswa pemahaman yang lebih baik dan peran ketika menentukan nilai mereka. Hal ini merupakan strategi menolong untuk mencerminkan pembelajaran mereka dan dapat mendukung mereka mencapai penugasan di dalam kelas.



6



C. ASPEK SOFT SKILL YANG PERLU DIKEMBANGKAN UNTUK ANAK Dalam pengembangan soft skill, semua potensi diri penting dikembangkan sebagai tolak ukur terbentuknya soft skill yang kuat. Ramayulis menyebutkan aspek-aspek yang menjadi perhatian dalam mengembangkan soft skill guru, yaitu: 1) Kekuatan kesadaran Guru hendaknya memiliki kesadaran akan profesinya. Dengan kesadaran akan bermakna bagi guru keluarga, anak-anak, orang tua, masyarakat dan bangsa. Mendidik adalah prioritas bagi seorang guru, mengutamakan pekerjaannya melebihi yang lain kecuali dalam kondisi yang sangat mendesak. 2) Kekuatan tujuan Segala sesuatu dilkasanakan tentu harus memiliki tujuan. Tujuan ini terletak pada arah dan titik tolak untk mencapai sesuatu. Guru harus memiliki mimpi, pemikiran, harapan, dan cita-cita dan berusaha untuk mencapainya.



3) Kekuatan keyakinan Keyakinan merupakan



kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan. Sebab keyakinan dapat memacu semangat diri dan menyerahkan segala yang telah diupayakan kepada Allah SWT, serta menguatkan sikap percaya diri dalam mencapai tujuan. 4) Kekuatan cinta Rasa cinta akan mendorong seseorang bekerja secara maksimal. Seseorang yang memiliki cinta terhadap profesinya maka ia akan memberikan yang terbaik dan penuh tanggung jawab. Dalam konteks pendidikan, seorang guru hendaknya mendidik siswanya dengan penuh cinta dan memberikan pelayanannya dengan sepenuh hati.



5) Kekuatan energi positif Potensi energi positif sebenarnya



dimiliki oleh setiap orang. Namun ada yang potensi tersebut dikembangkan sehingga menjadi kekuatan dalam mencapai tujuan, ada juga yang tidak dikembangkan sehingga tidak dapat mendoron motivasi kebaikan dalam dirinya. 6) Kekuatan konsentrasi Konsentrasi



merupakan salah satu faktor yang



dibutuhkan dalam mencapai keberhasilan. Hal yang biasnya menjadi pengganggu konsentrasi diantaranya fisiologi, emosional, motivasi, dan faktor psikis lainnya. 7) Kekuatan keputusan Persoalan yang dihadapi dunia pendidikan saat ini tidak bisa dianggap enteng. Oleh karenanya guru harus mampu untuk menghadapi tantangan yang ada. Kesadaran diri akan profesinya akan menjadikan guru menjalankan aktifitasnya tanpa beban. Sehingga dapat mencapai tujuan



7



pendidikan dengan mudah. Dari pernyataan di atas jelas bahwa seorang guru harus memiliki intra personal skill yang mumpuni. Semakin besar tantangan pendidikan semakin besar pula tanggung jawab guru. Beberapa



cara



mengembangkan



interpersonal



skill



Ramayulis



menjelaskan sebagai berikut, memperbanyak senyum, menjadi apresiatif, menjadi pendengar aktif, menciptakan lingkungan kerjasama, menjadi mediator, berkomunikasi dengan jelas, menjadi humoris, berempati, dan tidak mudah mengeluh. Adapun beberapa hal soft skills yang perlu dikembangkan untuk anak meliputi 13 aspek, yaitu: 1.



Melatih komunikasi siswa Beberapa tips komunikasi yang dapat dilakukan siswa, misalnya latih anak menyukai membaca, terutama bacaan yang memberi wawasan, latih anak menuliskan



apa



yang



terpikirkan,



berikan



anak



penugasan



serta



mempresentasikannya, memberi koreksi kesalahn dengan penyampaian yang bijak, melatih tata cara berkomunikasi yang benar serta melatih pemanfaatan media komunikasi. 2.



Melatih kejujuran anak Guru dapat mengembangkan sikap kejujuran pada siswa dengan bentuk role playing, misalnya guru selalu menepati janji seperti memeriksa PR dan mengembalikan hasil ulangan, menjaga kedisiplinan dalam mengajar, memberi penghargaan kepada prilaku kejujuran siswa, serta memeberikan kesempatan merata dalam latihan mandiri.



3.



Melatih bekerjasama Untuk menjaga eksistensi dalam persaingan yang sehat, maka akan selalu diperlukan sebuah kolaborasi atau kerjasama. Kerjasama yang baik akan menimbulkan kekuatan yang besa dalam mencapai tujuan. Guru dapat membiasakan siswa untuk melakukan tugas atau latihan secara berkelompok untuk membiasakan siswa saling bekerjasama.



8



4.



Melatih Interpersonal anak Untuk melatih kemampuan interpersonal anak, guru dapat melakukan hal-hal seperti membiasakan keberanian diri anak, memberikan contoh etika yang baik dan buruk, serta memberikan penjelasan contoh hubungan interpersonal yang baik dan buruk tersebut.



5.



Etos kerja yang baik Etos kerja merupakan performa individu dalam memberikan jasanya untuk pengembangan karir secara lebih. Guru dapat menumbuhkan etos kerja siswa melalui penugasan secara bertahap, memberikan tugas secara bergiliran, dan mendorong siswa untuk mengerjakan tugas-tugas serta tanggung jawab rumah.



6.



Melatih motivasi dan inisiatif Guru dapat melakukan peran dalam meningkatkan motivasi/inisiatif siswa melalui membentuk kegiatan kreatifitas sekolah, mengembangkan kegiatan lomba dengan berbagai dimensi, sering memberikan cerita-cerita yang membangun semangat siswa.



7.



Melatih beradaptasi Guru dapat memberikan kegiatan di luar sekolah seperti camping, out bond, home stay dan lain sebagainya untuk mengenalkan anak pada lingkungan yang berbeda agar anak dapat melatih kemampuan beradaptasi mereka.



8.



Keterampilan Analitikal Untuk menumbuhkan keterampilan analitikal siswa, guru dapat melakukan hal seperti membiasakan siswa membaca dan menulis, menempatkan siswa sesuai dengan bakat dan minatnya serta memberikan dorongan agar kebiasaan siswa untuk menganalisis dapat berkembang.



9.



Keterampilan berorganisasi Melalui organisasi akan terbentuk kemampuan pada anak untuk bekerja sama, kerja tim, mengambil keputusan serta memahami sebuah visi dan misi dari sebuah organisasi.



9



10. Berorientasi detail Guru dapat membantu meningkatkan orientasi detail ini dengan membiasakan anak agar lebih teliti dalam melihat suatu persoalan, dan melatih anak untuk memiliki sifat partisipatif. 11. Sopan dan beretika Kesopanan dan etika adalah cerminan berkeadaban. Untuk melatih kesopanan dan etika siswa, guru dapat membantu melalui pembelajaran yang selalu mengedepankan nilai moral, menyusun kontrak etika yang disepakati bersama dengan siswa dan orang tua, menegakkan norma yang ada, serta mengevaluasi norma yang disusun. 12. Percaya diri Guru dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri anak melalui : a) Memberi kesempatan anak bergiliran memimpin upacara,berbaris dan acara lain b) Biasakan belajar berkelompok dan berdiskusi c) Dalam belajar di kelas, guru memberi kesempatan siswa menyampaikan pendapatnya 13. Bijaksana Guru diharapkan memberi kesempatan ada murid dalam membuat tata tertib dan aturan kelas lainnya, melatih bermusyawarah dan membiasakan anak menerima serta mendengarkan pendapat temannya.



10



D. PERAN GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN ASPEK SOFT SKILL PADA ANAK Pelaksanaan soft skill dapat dilakukan secara terintegrasi dengan prosespembelajaran(intrakulikurikuler) dan juga dalam bentuk kegiatan dan ekstrakurikuler. 1. Penerapan soft skill melalui proses pembelajaran (Intrakurikuler) Pengembangan soft skill tidak hanya sekedar memberi pelatihan atau kursus soft skills, misalnya kursus kepribadian atau teknik komunikasi saja. Di dalam kelas selayaknya seorang guru berusaha mengembangkan kemampuan soft skill siswa melalui metode pengajaran yang bisa mengasah soft skill siswa. Salah satunya yang bisa dikembangkan adalah metode diskusi dan metode kelompok, malaupun ada beberapa siswa dan guru enggan melaksanakannya, dengan berbagai alasan masing-masing. Pengembangan soft skill melalui kegiatan intrakurikuler dapat dilakukan dengan cara kurikulum terintegrasi dan hidden curriculum. Kurikulum dapat dilakukan oleh guru secara terprogram dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran mata pelajaran yang bersangkutan. Artinya guru menetapkan atribut-atribut soft skill yang akan dikembangkan, kemudian dituangkan tersebut dalam perencanaan pembelajaran, berdasarkan perencanaan pembelajaran tersebut guru mengimplementasikan dalam proses pembelajaran. Sedangkan pengembangan soft skill siswa melaui hidden curriculum dapat dilakukan sebagai selingan (pengisiann waktu jeda) atau sisipkan di awal (pembukaan) pelajaran ditengah-tengah pelajaran atau diakhir (penutupan). Pelajaran dalam hidden curriculum, pemberian materi soft skill tidak dijadikan tujuan instruktusional dari mata pelajaran bersangkutan. Tetapi lebih yang dilakukan oleh guru untuk memberikan kompetensi tambahan kepada siswanya.



11



2.



Penerapan soft skill melalui kegiatan ekstrakurikuler Pengembangan soft skill di luar kelas bisa dilakukan dengan mencipakan suasana akademis yang kondusif. Beberapa program yang bisa dicoba diantaranya adalah berbagai perlombaan yang bersifat kompetitif baik untuk siswa atau guru: pengembangan sistem komuniksi interaktif antara civitas akademik, menyediakan media atau display sebagai wadah kreativitas dan inovasi siswa dan lain-lain. Pengembangan soft skill melalui kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui meliputi empat bidang. Yaitu penalaran dalam keilmuan, minat dan kegemaran, meningkatkan kesejahteraan, dan bukti sosial siswa. Kegiata ekstrakurikuler memberikan peluang paling besar bagi siswa untuk mengembangkan soft skillnya. Selain itu kegiatannya sangat banyak dan bervariatif bisa dalam bentuk pelatihan, pendampingan atau out bond.



3.



Penerapan soft skill melalui pembiasaan Penerapan soft skill melalui pembiasaan adalah pengembangan soft skill oleh setiap orang sebagai civitas akademik dalam kehidupan kesehariannya di SD. Seperti dalam pembelajaran, rapat,pertemuan ilmiah, di kantin, di perpustakaan, di masyarakat, dan berbagai aktifitas lainnya. Sasaran utama dari pelaksanaan pengembangan soft skill melalui pembiasaan adalah menciptakan iklim atau atmosfer di lingkungan SD. Dengan harapan seluruh civitas



SD



harus



bergerak



bekerja



sama



dan



saling



mendukung



pengembangan untuk menciptakan soft skill yang baik demi menciptakan lingkungan akademis yang harmonis. Upaya yang dapat dilakukan melalui sosialisasi pesan singkat (baliho atau poster) untuk menyemangati civitas SD mengembangkan soft skillnya. Dan pesan soft skills ini dapat dipasang di tempat-tempat strategis dengan isi pesan disesuaikan dengan tempat atau komunitas yang menjadi sasaran. Berbagai ransangan intelektual yang diberikan kepada peserta didik selama ini nampaknya selalu mengutamakan tentang pengembangan kognitif



12



saja. Namun, nyatanya pengembangan sikap emosional juga diperlukan. Goleman mengungkapkan dalam Diennaryati, 2000, ada beberapa hal yang perlu dilatih pada anak, diantaranya adalah: 1. Melatih anak untuk mengenali perasaannya sendiri dan membiarkan mereka mengungkapkan perasaan secara sehat, 2. Melatih anak mengeskpresikan perasaan dengan baik, 3. Melatih anak mengenali perasaan orang lain dan dampaknya jika pelampiasannya dalam bentuk emosional yang terarah, 4. Melatih anak untuk bersabar. Untuk melatih hal tersebut, orang tua maupun guru perlu memiliki sikap yang mendukung. Berikut tahap beberapa penangan dalam melatih mengembangkan emosi anak, yaitu: 1. Menyadari emosi anak Kepedulian dan kesadaran akan emosi anak akan membuat anak merasa dimengerti dan diterima. Dengan demikian, akan timbul rasa kesediaan anak untuk juga mau mengerti apa yang orang tua/guru inginkan karena perasaan nyaman yang timbul. 2. Mengakui emosi sebagai peluang untuk kedekatan dan mendidik Dengan mengakui dan mengenali emosi anak, maka anak akan merasa tenang dan peran orang tua atau guru pun akan semakin dirasakan oleh anak. 3. Mendengarkan dengan empati dan meneguhkan perasaan anak Mendengarkan



dan



memeberikan



ungkapan



secara



empati



akan



menjadikan anak mengerti bahwa orang tua/guru memperhatikan keprihatinannya karena diakui secara terbuka. 4. Menolong anak memberi nama emosi dengan kata-kata Semakin jelas kita menggunakan nama-nama yang menggambarkan kadar emosi yang dirasakan anak, maka anak akan menjadi lebih mengerti perasaannya sendiri yang nantinya akan mampu melukiskannya secara verbal maupun non-verbal.



13



5. Menentukan batas-batas untuk membantu anak memecahkan masalah Setelah kita mendengarkan dan membantu anak memberi nama serta memahami emosinya, maka selanjutnya adalah membantu anak dalam memecahkan masalah berdasarkan nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungannya.



E. CARA MENGASAH SOFT SKILL GURU Guru adalah seseorang yang melakukan tugas mengajar atau seorang pendidik. Disamping memiliki tugas membimbing, guru harus dapat mendampingi, membina, membimbing, serta mengarahkan peserta didik pada tujuan pendidikan yang hndak dicapai. Dalam menjalankan tugasnya, guru dituntut



untuk



memiliki



beberapa



kompetensi



sebagai



penunjang



kesuksesaannya dalam menjalankan tugas. Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, diantaranya: 1.



Mengajar sesuai dengan bidang keilmuannya,



2.



Berakhlak rabbani, bertawa dan taa kepada Allah SWT,



3.



Memiliki integritas moral,



4.



Cinta dan bangga terhadap profesinya sebagai guru,



5.



Menguasai dunia pendidikan secara utuh, termasuk fisik dan psikis peserta didik, merancang pembelajaran, eksploratif, apresiatif, responsif dan inovatif.



Daniel Goleman menyatakan sebagai social intellegence, tujuan menguasai dan mempraktikan soft skill sebagai pendidik, yaitu: 1.



Mampu menempatkan diri baik dalam komunitas sekolah, dalam organisasi, maupun dengan orang lain,



2.



Menjadi anggota keluarga yang baik,



3.



Memaknai hidup untuk berbuat baik kepada Sang Pencipta. Tiga aspek lain dalam mengasah aspek soft skill guru, yaitu guru harus



mampu memahami dan mengimplementasikan kode etik guru, memiliki



14



berbagai keahlian dan pengaruh, serta selalu membina hubungan dengan Allah SWT. Aspek-aspek yang terdapat dalam kode etik guru, meliputi: 1.



Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila,



2.



Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing,



3.



Guru mengadakan komunikasi dalam memperoleh informasi tentang anak didik,



4.



Guru menciptakan suasana dan memelihara hubungan dengan orang tua murid untuk kepentingan pendidikan,



5.



Guru memelihara hubungan dengan masyarakat di sekitar sekolah untuk kepentingan pendidikan,



6.



Guru mengembangkan mutu profesinya,



7.



Guru menciptakan hubungan antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan,



8.



Guru secara bersama-sama memelihara, membina, serta meningkatakan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana pendidikan,



9.



Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. Aspek keahlian dan pengaruh, meliputi guru memiliki pengharapan



dan sangat mencintai profesi guru, mampu melakukan pengorganisasian kelas, memanfaatkan segala kesempatan untuk belajar, penguasaan kurikulum dan pengembangannya, pengajaran yang aktif, pembaharuan metode mengajar, serta mampu membentuk lingkungan belajar yang kondusif. Dalam rangka melatih keterampilan interpersonal, guru seharusnya berpenampilan sopan da sederhana, menyadari pentingnya menjaga kebersihan diri, terampil mengatur waktu dan uang, mengikuti perkembangan zaman, keterampilan mendegar dengan sabar. Sedangkan aspek keterampilan



15



berhubungan dengan Allah, meliputi melatih keihsanan diri dalam bekerja, hidup



dan



berbuat,



mengetahui



makna



keenam



rukun



iman



dan



mempercayainya, dan melaksanakan lima rukun Islam, sebagai perwujudan penghambaan diri kepada Allah SWT. Adapun 7 kompetensi sosial yang harus dimiliki agar guru dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif, baik di sekolah maupun di masyarakat, yakni: 1.



Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama,



2.



Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi,



3.



Memiliki pengetahuan tentang inti demokrasi,



4.



Memiliki pengetahuan astetika,



5.



Memiliki apresiasi dan kesdaran sosial,



6.



Memiliki sikap yang benar terhadap penegathuan dan pekerjaan,



7.



Setia terhadap harkat dan martabat manusia.



16



BAB III PENUTUP



Kesimpulan Soft skill merupakan pengembangan dari konsep kecerdasan emosional. Nilai-nilai soft skill yang terdapat pada kecerdasan emosional, misalnya seperti: sifat kepribadian, keterampilan sosial, komunikasi, berbahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang mencirikan kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. Pendidikan



pedagogik



soft



skill



dapat



disimpulkansebagai



suatu



pendidikan anak yang mengintegrasikan aspek-aspek soft skill ke dalam sistem pembelajaran di sekolah sekaligus menumbuhkannya di lingkungan umum. Guru sebagai pemegang peran terpenting dalam proses pendidikan harus selalu mengembangkan potensi diri. Oleh karenanya dalam mengembangkan seluruh potensi siswa dibutuhkan sosok yang memiliki keunggulan dalam semua aspeknya. Pengembangan soft skill guru mencakup: (1) Intrapersonal Skill yang terdiri atas aspek: kekuatan kesadaran; kekuatan tujuan; kekuatan keyakinan; kekuatan cinta; kekuatan energi positif; kekuatan konsentrasi; kekuatan keputusan, dan (2) Interpersonal Skill dengan



cara memperbanyak senyum,



menjadi apresiatif, menjadi pendengar aktif, menciptakan lingkungan kerjasama, menjadi mediator, berkomunikasi dengan jelas, menjadi humoris, berempati, dan tidak mudah mengeluh.



17



BAB IV DAFTAR PUSTAKA Pudjosumedi, AS. 2018. Pengantar Pedagogik Transformatif. Cetakan ke- 3 (Edisi ke-2). Jakarta: PAEDEA Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2007. Materi Pokok Pendidikan Anak di SD. Cetakan ke- 9. Jakarta: Universitas Terbuka Walker, D. Timothy. 2017. Mengajar Seperti Finlandia. Cetakan ke- 4. Jakarta: PT. Gramedia Indonesia Jaenuri.



2017.



Pengembangan



Soft



Skill



Guru.



Diambil



dari:



https://www.researchgate.net/publication/317817216_PENGEMBANGA N_SOFT_SKILL_GURU (10 November 2018) Setiani, Tita. Penerapan Soft Skill di Sekolah Dasar. Diambil dari: http://pgsduny.blogspot.com/2011/10/penerapan-soft-skill-di-sekolahdasar.html?m=1 (10 November 2018) Amanto, Hari. 2013. Pedagogi Soft Skill Apa dan Kenapa?. Diambir dari: http://ketenagaansmkn1miri.blogspot.com/2013/03/pegagogi-softskill-apadan-kenapa.html?m=1 (10 November 2018)



18