Makalah Pendidikan Ips Di SD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HASIL DISKUSI KELOMPOK I Pertanyaan dari kelompok 2 atas nama MARLINA HARAHAP 1. Jelaskan 4 pilsafat pembelajaran IPS di sd Pertanyaan dari kelompok 3 atas nama LELI IRMAWATI 2. Pada tanggal,bulan dan tahun berapa Jepang masuk ke Indonesia. Dan mengapa berhitung dan muatan lokal ditekankan



Freed Back Nama Kelompok Kelompok 2 Kelompok 3



Nilai 95 95



Total perolehan nilai kelompok 1 = Nilai kelompok 2 + Nilai kelompok 3 2 = 95 + 95 = 2



95



1



MAKALAH PENDIDIKAN IPS DI SD MODUL 1 , 2 , DAN 3 1. HAKIKAT, LANDASAN DAN KURIKULUM PENDIDIKAN IPS SD 2. ESENSI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) IPS SD KELAS RENDAH 3. ESENSI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) IPS SD KELAS TINGGI Di



DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 : 1. INDRA SAPUTRA



(856027257)



6. MAYA DENI



(856042647)



2. NANANG PRASOJO



(856027042)



7. LILY JUNAIDI



(856042765)



3. MURLIANI



(856042837)



8. LIA PURWANTI



(856031304)



9. LAILATUL HUSNA



(856042701)



4. MUKHRITA RAMADHANI (856031289) 5. NGATIEM



(856042758)



KELAS SEMESTER I B BIDANG ILMU PROGRAM STUDI S-1 PGSD BIDANG ILMU UNIVERSITAS TERBUKA POKJAR LABURA TAHUN 2020



2



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah Pendidikan IPS di SD tepat waktu. Makalah Pendidikan IPS di SD ini disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Totor pada mata kuliah Pendidikan IPS di SD di Universitas Terbuka UPBJJ Pokjar Labura. Selain itu, kelompok 1 juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Hakikat, landasan dan Kurikulum IPS SD serta Esensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Kelas Rendah dan Kelas Tinggi . Kelompok 1 mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Tutor selaku Tutor pada mata Kuliah Pendidikan IPS di SD. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Kelompok 1 juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Kelompok 1 menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini. Labura, Oktober 2020



Kelompok 1



3



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI



…………………………………………………………………………..



i



…………………………………………………………………………………… ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………. 3 C. Tujuan Penulisan Makalah ………………………………………………………….. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Hakekat dan Tujuan Pendidikan IPS di SD …………………………………………. 4 1. Hakekat Pendidikan di SD ……………………………………………………… 4 2. Tujuan Pendidikan IPS di SD …………………………………………………… 5 B. Landasan Pendidikan IPS di SD …………………………………………………….. 6 1. Landasan Pendidik sebagai Pendidikan Disiplin Ilmu ………………………….. 6 2. Landasan Filosofis Pendidikan IPS di SD ……………………………………….. 7 3. Landasan Operasional Pendidikan IPS SD ………………………………………. 8 C. Perkembangan Kurikulum Pendidikan IPS SD ………………………………………. 8 D. Esensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) IPS SD Kelas Rendah …….. 10 E. Esensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) IPS SD Kelas Tinggi ……… 15 BAB IIIPENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………………………………………. 21 B. Saran



……………………………………………………………………………….. 21



DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………. 22



4



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, hakikat manusia itulah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Manusia bukan hanya sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk yang berinteraksi dengan aspek sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut menghasilkan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan berkembang menjadi disiplin ilmu sesuai dengan perkembangan masyarakat seperti ilmu ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, geografi, dan sebagainya. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia harus menghadapi tantangan-tantangan yang berasal dari lingkungannya maupun sebagai hidup bersama. Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) melihat bagaimana manusia hidup bersama dengan sesamanya, dengan tetangganya dari lingkungan dekat sampai yang jauh. Bagaimana keserasian hidup dengan lingkungannya baik dengan sesama manusia maupun lingkungan alamnya. Bagaimana mereka melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan kata lain bahan kajian atau bahan belajar IPS adalah manusia dan lingkungannya sebagai hakikat pendidikan IPS. Hakikat Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) sebagai mata pelajaran merupakan ilmu pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Pendidikan IPS adalah perpaduan beberapa disiplin ilmu sosial yang dipelajari mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pada jenjang pendidikan tinggi. Pengertian



pendidikan



IPS



menurut



Somantri



(Sapriya,



2008:



9) ‘Pendidikan IPS



adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan’. Berdasarkan pendapat di atas bahwa Pendidikan IPS merupakan salah satu dari beberapa disiplin ilmu sosial yang dipelajari mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pada jenjang pendidikan tinggi. Maka dengan demikian pendidikan sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari – hari. Pendidikan dapat mempengaruhi menyesuaikan diri



sebaik



peserta



didik



supaya



dapat



mungkin dengan lingkungannya dan menimbulkan perubahan pada



dirinya, sehingga dapat berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan masyarakat, selain itu pendidikan dapat dikatakan sebagai usaha sadar yang dilakukan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah. Usaha sadar itu dapat dilakukan dalam bentuk menilai atau mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa tersebut dengan prosedur yang telah ditentukan. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dianggap sangat penting dan perlu untuk digunakan dalam kehidupan sehari – hari, dikarenakan Pendidikan IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya, memanfaatkan sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan



pemerintahannya



maupun



kebutuhan



lainnya



dalam



rangka



5



mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Adapun pengertian dari Pendidikan IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan pengetahuan sosial kepada siswa. Di samping itu pengetahuan sosial dapat berupa pengetahuan seperti halnya pengetahuan berupa masyarakat lokal, global, sejarah suatu negara, peradaban



bangsa,



kenampakan



alam,



kegiatan



perekonomian,



dan lain sebagainya. Jadi, pembelajaran Pendidikan IPS harus dilakukan dengan adanya pembatasan sesuai dengan kemampuan dan tingkat peserta didik. Ini dilakukan agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berpikir juga memotivasi peserta didik dan mengembangkan kepribadian serta mengoptimalkan perkembangan peserta didik. Proses yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik tersebut yaitu dengan adanya bimbingan, keseriusan, kesabaran guru dalam mendidik, juga adanya pelatihan kepada peserta didik melalui tugastugas serta dalam pembelajarannya guru perlu memberikan pengalaman belajar yang beragam agar kegiatan belajar tetap menyenangkan dan menantang. Pada saat guru menjelaskan materi kepada siswa, isi penjelasan harus bermakna dan menarik perhatian siswa atau peserta didik, kemudian lebih menarik apabila dalam pembelajarannya harus didukung dengan adanya media pembelajaran, ini digunakan agar menarik perhatian dan minat siswa atau peserta didik dalam belajar. Materi yang disampaikan oleh guru harus sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta lebih difokuskan pada tujuan pembelajaran IPS. Adapun tujuan pembelajaran IPS menurut Sapriya (2008: 7) Tujuan pendidikan IPS ialah memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan nilai yang memungkinkan mereka dapat menjadi warga negara yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang demokratis. Sedangkan tujuan mata pelajaran IPS



dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006)



adalah sebagai berikut. 1.



Mengenal



konsep







konsep



yang



berkaitan



dengan



kehidupan masyarakat dan



lingkungannya. 2.



Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah dan dalam keterampilan sosial.



3.



Komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai sosial dan masyarakat.



4.



Memiliki kemampuan berkomunikasi, kerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.



Jadi kesimpulannya, anak dituntut untuk berinteraksi dengan masyarakat sosial secara kritis dan logis dan juga memiliki kesadaran – kesadaran sosial agar anak menjadi masyarakat yang berkolerasi secara komperehensif dengan masyarakat sekitar. Landasan Pendidikan IPS sebagai mata pelajaran dan pendidikan disiplin ilmu seyogianya memiliki landasan dalam pengembangan, baik sebagai mata pelajaran maupun pendidikan disiplin ilmu. Landasan ini diharapkan akan dapat memberikan pemikiran-pemikiran mendasar tentang pengembangan struktur, metodologi dan pemanfaatan Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu.



6



B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka diuraikan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa hakikat dan tujuan pendidikan IPS SD ? 2. Apa landasan Pendidikan IPS SD ? 3. Bagaimana perkembangan kurikulum pendidikan IPS SD ? 4. Bagaimana Esensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) IPS SD di kelas rendah ? 5. Bagaimana Esensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) IPS SD di kelas tinggi ? C. Tujuan Penulisan Makalah Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui hakikat, landasan dan perkembangan kurikulum pendidikan IPS SD 2. Untuk mengetahui Bagaimana Esensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) IPS SD di kelas rendah 3. Untuk mengetahui Bagaimana Esensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) IPS SD di kelas tinggi



7



BAB II PEMBAHASAN A. HAKEKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN IPS DI SD 1.



Hakekat Pendidikan di SD Setiap manusia sejak lahir, tidak terpisahkan dari manusia lain, khususnya dari kedua orang



tuanya, dan lebih khusus lagi adalah dari ibunya yang melahirkannya. Sejak saat itu si bayi telah melakukan hubungan dengan orang lain, terutama dengan ibunya dan dengan anggota keluarga lainnya. Meskipun masih sepihak, artinya dari orang – orang yang lebih tua terhadap dirinya, hubungan social itu terjadi. Tanpa hubungan social dan bantuan dari anggota keluarga lain, terutama ibunya, si bayi yang tidak berdaya itu, tidak akan mampu tumbuh berkembang menjadi manusia dewasa. Semua pengetahuan yang telah melekat pada diri anak tersebut dapat dikatakan sebagai “pengetahuan sosial” Dengan demikian dalam diri kita masing-masing dengan kadar yang berbeda, sebenarnya telah terbina pengetahuan sosial tersebut sejak kecil, hanya namanya belum kita kenal dan dikenal setelah secara formal memasuki bangku sekolah. Selanjutnya dalam kehidupan bermasyarakat itu banyak kegiatan atau aspek yang dilakukan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dan masing-masing aspek tersebut saling kait mengkait. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia dibatasi oleh aturan-aturan yang berlaku di dalam lingkungannya. Sebagai anggota masyarakat, kita harus mentaati aturan atau norma, misalnya cara berpakaian kita harus sopan bahkan jenis pakaian ada aturan pemakaiannya, misalnya pakaian sehari-hari, pakaian dinas, pakaian pesta, pakaian berkabung. Walaupun aturan ini tidak tertulis tetap dipatuhi oleh semua anggota masyarakat. Manusia butuh makan untuk mempertahankan hidup sehingga kita dapat melakukan kegiatan dan berhubungan dengan orang lain. Tidak kalah pentingnya manusia butuh rumah sebagai tempat berlindung, sehingga  kita tidak kedinginan dan kepanasan. Namun dengan adanya perkembangan jaman, fungsi pakaian, makan, dan rumah menjadi berubah karena hal itu tidak sekedar memenuhi kebutuhan pokok melainkan karena ada nilai sosialnya. Dengan memakai pakaian yang mewah maka kedudukan sosial seseorang akan naik peringkatnya, makan tidak sekedar makan nasi melainkan makan makanan produk instant, roti, hamburger, kentuky, pizza. Begitu juga tempat tinggal tidak sekedar sebagai tempat berteduh melainkan sudah merupakan istana tempat melakukan segala kegiatan. Dengan bertindak seperti itu manusia merasa status sosialnya tinggi. Dari kenyataan di atas dapat kita ketahui bahwa antara aspek-aspek kehidupan itu saling ada keterkaitan, aspek ekonomi terkait dengan aspek psikologi dan sosial budaya. Kebutuhan hidup manusia tidak sekedar memenuhi aspek ekonomi tetapi manusia juga perlu untuk menambah pengetahuan, seperti yang saudara lakukan sekarang ini. Tanpa penambahan pengetahuan kita akan tersisih oleh orang-orang yang berpengatahuan tinggi, coba hayati bagaimana jika Saudara hanya lulusan SD, SMP, atau SMU. Tentu akan tersaing oleh mereka yang berpendidikan S1 dan S2 bahkan S3. Apalgi Saudara sebagai guru SD yang sekarang dituntut harus berpendidikan S-I, bagaimana jika Saudara hanya lulusan D-II PGSD atau bahkan hanya lulusan SPG? Jelas bahwa 8



pengetahuan akan membantu manusia memanfaatkan sumber daya bagi kesejahteraan. Ilmu pengetahuan dan  teknologi (Iptek) merupakan ungkapan kemampuan manusia memanfaatkan akal, pikirannya dalam memenuhi kebutuhan hidup bermasyarakat. Aspek kehidupan tersebut merupakan aspek kehidupan budaya. Perkembangan Iptek yang sangat cepat nampak pada penggunaan komputer dan satelit. Dengan teknologi, sekarang orang dapat dengan cepat dapat menghimpun informasi dunia dengan rinci tentang segala hal, misalnya kekayaan laut, hutan,   Pengembangan situasi politik suatu negara, dan peristiwa-peristiwa aktual lainnya. Dengan kemajuan Iptek yang begitu kuat pengaruhnya sehingga dapat mengubah sikap, pandangan, dan perilaku sesorang. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui handphone dan   internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang satu dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa “orang yang menguasai informasi itulah yang akan menguasai dunia”. Cobalah amati keadaan lingkungan Saudara baik lingkungan desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, propinsi, maupun negara, apa yang terjadi? Betapa cepatnya perubahan lingkungan sebagai akibat pemanfaatan dan penerapan Iptek. Semua kegiatan manusia telah didominasi tenaga mesin, misalnya bidang pertanian, menebang pohon, membangun rumah dan gedung, jembatan, jalan, dan sebagainya. Coba bandingkan keadaan sekarang dengan ketika Saudara masih kecil apa yang telah terjadi? Dalam kehidupan bermasyarakat, urutan waktu dengan peristiwa sangat bermakna dalam menelaah perkembangan serta kemajuan.



2.



Tujuan Pendidikan IPS di SD Pendidikan IPS bertujuan membina peserta didik menjadi warga Negara yang baik, yang



memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan Negara. Untuk merealisasikan tujuan ini , maka proses pembelajaran IPS tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan (Kognitif), dan keterampilan (psikomotor) saja, melainkan meliputi juga aspek akhlak (afektif) dalam menghayati serta menyadari kehidupan yang penuh dengan masalah, tantangan, hambatan dan persaingan. Melainkan pendidikan IPS peserta didik di bina dan dikembangkan kemampuan mental –intelektualnya menjadi warga Negara yang berketerampilan dan berkepedulian sosial serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila. Selain itu guru IPS di SD perlu memiliki wawasan tujuan dan arah pembelajaran IPS yang hendaknya dipertimbangkan pula ketika mengembangkan materi pembelajaran. Ada lima Kriteria yang hendaknya dapat menjadi kemampuan yang terintegrasi dan terinternalisasi dalam diri guru IPS SD ketika mengembangkan materi pembelajaran sebagai berikut : 1. Pembelajaran IPS di SD hendaknya mengembangkan kemampuan memahami berbagai fenomena sosial yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. 9



2. Pembelajaran IPS di SD hendaknya mengembangkan kemampuan kounikasi sosial yakni keterampilan menangkap berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan siswa, mengemas gagasan baik berupa konsep pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. 3. Pembelajaran IPS di SD hendaknya mengembangkan kemampuan dasar dalam memecahkan masalah sosial yang perlu dilatihkan kepada para mahasiswa dalam proses pembelajaran di kelas. 4. Pembelajaran IPS di SD hendaknya mengembangkan kemampuan membiasakan diri peka, tanggap, dan adaptif tetapi kritis terhadap lingkungan sekitar guna memelihara dan memanfaatkan sumber daya alam serta mengembangkan kehidupan yang sejahtera dan harmonis dalam kebhinnekaan. 5. Pembelajaran IPS di SD hendaknya mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menganalisis masalah sosial secara terpadu untuk sampai kepada kesadaran bahwa ada saling ketergantungan antar fenomena dan gagasan dalam setiap pemecahan masalah sosial serta dalam membangun kehidupan masyarakat yang damai, dinamis, dan harmonis.



B. LANDASAN PENDIDIKAN IPS DI SD 1.



Landasan Pendidikan IPS sebagai Pendidikan Disiplin Ilmu a.



Landasan Filosofis, landasan ini memberikan gagasan pemikiran mendasar yang digunakan untuk menentukan apa objek kajian atau domain apa saja yang menjadi kajian pokok dan dimensi pengembangan Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin Ilmu.



b.



Keberadaan landasan iniakan memperkokoh body of knowledge Pendidikan IPS untuk eksis dan berkembang lebih luas lagi.



c.



Landasan Ideologis, landasan ini dimaksudkan sebagai system gagasan mendasar untuk member pertimbangan bagaimana keterkaiatan antara teori – teori pendidikan dengan hakikat dan praksis etika, moral, politik dan norma – norma perilaku dalam membangun dan mengembangkan Pendidikan IPS.



d.



Landasan Sosiologis, landasan ini memberikan sistem gagasan dasar untuk mencapai citacita.



e.



Landasan Antropologis, landasan ini memberikan sistem gagasan dasar dalam menentukan pola, sistem dan struktur pendidikan.



f.



Landasan Kemanusiaan, landasan ini memberikan sistem gagasan mendasar untuk menentukan karakteristik ideal manusia sebagai sasaran proses pendidikan.



g.



Landasan Politis, landasan ini memberikan sistem gagasan – gagasan mendasar untuk menentukan arah dan garis kebijakan dalam politik pendidikan dari pendidikan IPS.



h.



Landasan Psikologis, landasan ini memberikan sistem gagasan – gagasan mendasar untuk menentukan



cara-



cara



pendidikan



IPS



membangun



struktur



tubuh



disiplin



pengetahuannya. i.



Landasan Religius, , landasan ini memberikan



sistem gagasan – gagasan mendasar



tentang nilai – nilai, norma, etika dan moral yang menjadi jiwa yang melandasi keseluruhan bangunan Pendidikan IPS. 10



2.



Landasan Filosofis pendidikan IPS di SD a.



Landasan Filosofis Guru IPS dalam Perubahan Zaman Perkembangan zaman menuntut perubahan sosial disemua lapisan masyarakat , kemajuan informasi dan teknologi global merambah Negara maju dan Negara sedang berkembang termasuk Indonesia saat ini. Guru IPS harus pandai memanfaatkan sumber – sumber informasi dari media massa modern dan peralatan teknologi pembelajaran, tetapi tetap dalam koridor kurikulum yang dipakai saat ini guru senantiasa mengikuti perkembangan dan perubahan – perubahan yang terjadi. Empat titik utama secara filosofis bagi kinerja guru IPS dalam melakukan seleksi diantaradua ekstreminitas perkembangan dan perubahan zaman tersebut adalah : 1.



Perenealisme ; itu berdasarkan keyakinan adanya kebenaran yang sifatnya abadi dan mutlak.



2.



Esensialisme ; berisi paham bahwa ada hakikat minimum tertentu yang harus dipertahankan sekolah



3.



Progresivisme ; bertalian dengan paham john Dewey tentang paham ppragmatisme di mana penyelidikan sesuatu harus dilakukan secara ilmiah



4.



Rekonstruksionisme ; meskipun paham ini mirip dengan Progresivisme akan tetapi lebih maju lagi, karena secara konkrit ini lebih mendekati tujuan yang diidamkan oleh Progresivisme.



b.



Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum Pendidikan di SD Penetapan landasan filosofis, edukatif serta pengembangan teori dan konsep akan tergantung dari tujuan yang telah ditetapkan. Di mana tujuan dari pengembangan pendidikan IPS SD meliputi pengembanagn intelektual, kemampuan individu serta perannya dalam masyarakat. Untuk lebih jelas dan memahami tentang landasan filosofis tersebut, silahkan anda perhatikan penjelasan berikut ini : 1.



Aliran filsafat yang pertama adalah esensialisme. Menurut aliran filsafat ini, kecemerlangan ilmu adalah sesuatu yang harus menjadi kepedulian setiap generasi . Filsafat kuriulum pendidikan ini tidak relevan dengan pendekatan pendidikan IPS menurut pandangan baru yang menghendaki agar para peserta didik memiliki peran aktif dalam proses inquiri di dalam dan di luar kelas.



2.



Aliran filsafat yang kedua adalah elektikisme merupakan perpaduan antara pandangan esensialis dengan campur tangan kepentingan pendidikan. Pendidikan IPS SD dikembangkan tidak secara terpisah melainkan dikembangkan dalam bentuk pendekatan korelasi dan terpadu.



3.



Ailran filsafat yang ketiga adalah prenialisme. Aliran filsafat ini mengembangkan intelektualisme yang didasarkan pada studi yang dinamakan liberal arts. Artinya pengembangan intelektualisme didasarkan dan ditujukan untuk mengembangkan dan



11



melestarikan nilai – nilai luhur bangsa, berbicara tentang keagungan dan kejayaan bangsa. 4.



Ailran filsafat yang ketiga adalah filsafat progressivisme. Menurut filsafat pendidikan progressivisme, tujuan utama sekolah adalah untuk meningkatkan kecerdasan praktis dan membuat siswa lebih efektif dalam memecahkan berbagai masalah yang disajikan dalam konteks pengalaman siswa pada umumnya. Kelompok masyarakat mampu mengembangkan pengetahuan, teori atau pandangan tertentu yang paling relevan dengan kepentingan mereka melalui pemberdayaan peserta didik dalam proses pembelajaran guna memproduksi pengetahuan baru.



3.



Landasan Operasional Pendidikan IPS SD Bangsa Indonesia dilihat dari latar belakang etnik atau kesukuan merupakan sebaran suku – suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia dengan disatukan sebagai bangsa yang mempunyai latar belakang keanekaragaman bahsa daerah, budaya dan kearifan local yang dimiliki masing – masing etnik. Dengan kemajemukan masyarakat tersebut Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial (PIPS) memiliki peran yang strategis baik ditinjau dari segi akademik maupun kepentingan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan dan pembelajaran IPS di Indonesia sudah mendapatkan landasan hokum yang kuat sebagaimana tertuang pada BAB III Pasal UU No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan Nasional Republik Indonesia yang menegaskan bahwa “ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak Mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan tanggung jawab. Dengan dasar tersebut di atas pada kurikulum pendidikan dan pembelajaran di bawah naungan Pendidikan Nasional terdapat kebijakan kurikulum mata pelajaran IPS, misalnya permendiknas no. 22 tahun 2006tentang standar isi dan satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.



C. PERKEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN IPS SD Kurikulum IPS SD Tahun 2006 dalam KTSP yang ditetapkan berdasarkan Kepmendiknas RI 22/2006 mempunyai karakteristik tersendiri karena tidak menganut istilah Pokok Bahasan (PB), Namun Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Hal ini jauh lebih sederhana dengan jam pelajaran yang relative lebih sedikit. Memberikan peluang yang luas bagi guru untuk berkreasi dalam pengembangan kurikulum yang mengacu pada pembelajaran IPS yang PAKEM. Kurikulum 2006 lebih simple dan efektif, namun memiliki nuansa yang padat. Kurikulum Pendidikan IPS SD Tahun 2006 bersifat hanya memberi rambu-rambu untuk kedalaman dan keluasan materi dalam mencapai KD yang diharapkan. Di dalam KD terdapat kata kerja operasional yang disarankan dan mengacu pada pembelajaran yang kreatif. Kelas 1, 2, dan 3 12



dilaksanakan menggunakan pendekatan tematik sedangkan kelas 4 sampai 6 melalui pendekatan mata pelajaran. Berbeda halnya dengan Kurikulum IPS tahun 1994 materi pelajaran ditata secara lebih terpadu dan lebih sederhana daripada materi Kurikulum IPS 1986 dan 1975 yang masih tampak berdiri sendiri-sendiri. Materi Kurikulum 1994 merupakn korelasi antara berbagai disiplin ilmu penunjangnya. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya (1986, 1975, dan 1968). Perbedaan Kurikulum IPS SD Tahun 1994 dan Kurikulum Tahun 2006 A.



Kurikulum tahun 1994



Dalam Kurikulum SD tahun 1994 lebih menekankan hal-hal berikut. 1.



Membaca, menulis dan berhitung



2.



Muatan lokal



3.



Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)



4.



Wawasan lingkungan



5.



Pengembangan nilai



6.



Pengembangan keterampilan



B.



Kurikulum tahun 2006



Pada Kurikulum SD Tahun 2006 lebih menekankan hal-hal berikut. 1.



Kerangka Dasar Kelompok Mata Pelajaran dibuat berdasarkan PP 19/2005 tentang SNP yang



menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a.



Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;



b.



Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;



c.



Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;



d.



Kelompok mata pelajaran estetika;



e.



Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.



2.



Prinsip Pengembangan Kurikulum KTSP dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada Standar



Kompetensi Lulusan dan Standar Isi serta panduan dari BSNP.



Kurikulum dikembangkan



berdasarkan prinsip: a.



Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya.



b.



Beragam dan terpadu



c.



Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni



d.



Relevan dengan kebutuhan kehidupan



e.



Menyeluruh dan berkesinambungan



f.



Belajar sepanjang hayat



g.



Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.



13



3.



Prinsip Pelaksanaan Kurikulum



Dalam pelaksanannya digunakan prinsip-prinsip, yaitu: a.



Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik



b.



Dilaksanakan dengan menegakan lima pilar belajar



c.



Memungkinkan peserta didik mendapatkan pelayanan belajar yang optimal



d.



Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai.



e.



Dilaksanaan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan lingkungan sekitar.



f.



Dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, social dan budayanya



g.



Mencakup seluruh komponen kempetensi mata pelajaran, mulok, dan pengembangan diri.



4.



Struktur Kurikulum SD



Struktur kurikulum SD meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai kelas I s.d. kelas VI.



Struktur kurikulum disusun



berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi. Kurikulum SD memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. D. ESENSI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) IPS SD KELAS RENDAH 1. Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu Sosial dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) IPS SD Kelas Rendah Adapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh mata pelajaran IPS agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a.



Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan



b.



Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuilir, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.



c.



Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.



d.



Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan kompetensi dalam masyarakat yang majemuk, baik ditingkat local, nasional, dan global (dunia).



Ruang Lingkup esensi materi dari Mata Pelajaran IPS menjadi aspek Ruang Lingkup esensi materi dari Mata Pelajaran IPS meliputi aspek-aspek : a.



Geografi meliputi manusia, tempat, dan lingkungan.



b.



Sejarah meliputi waktu, keberanjuran, dan perubahan.



c.



Sosiologi meliputi sistem sosial dan budaya.



d.



Ekonomi meliputi perilaku ekonomi dan kesejahteraan Secara lebih umum bahwa pelajaran IPS berkenaan dengan pengenalan dan pemahaman



anak tehadap berbagai peristiwa yang terjadi pada masa kini, yaitu yang terkenal dengan isuisu sosial. Istilah isu sosial dapat diartikan sebagai kabar atau berita suatu peristiwa yang terjadi dan menyangkut pada aktivitas kehidupan manusia dimasyarakat serta tidak jelas asal 14



usulnya, masih berupa desas-desus atau kabar angin. Fakta berkaitan erat data. Ada pebedaan antara fakta dan Fakta berkaitan erat dengan data. Ada pebedaan antara fakta dan data. Data itu bersifat objektif sedangkan fakta mengandung arti penafsiran seseorang jadi ada unsur subjektivitasnya. Perkembangan ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu pengetahuan alam didasri oleh pengungkapan fakta dan data untuk selanjutnya sampai kepada konsep, generalisasi, teori, dan hokum. Jika digambarkan skematikanya sebagai berikut : A.



PERISTIWA



peristiwa dalam IPS secara sederhana adalah hal-hal yang pernah terjadi. Peristiwa atau kejadian ada yang bersifat alamiah seperti gunung meletus, tsunami, gempa bumi, gerhana matahari. Peristiwa bersifat insaniah yakni peristiwa yang berkaitan dengan aktivitas umat manusia seperti pembangunan jembatan, skandal korupsi, pemilu, krisis moneter inflasi, reformasi dsb. Peristiwa yang telah diuji kebenarannya itulah yang disebut fakta. B.



FAKTA B. FAKTA



Secara harfiah kata ―fakta‖ berarti sesuatu yang telah diketahui atau telah terjadi benar dan merupakan kenyataan, realitas yang real, benar dan juga merupakan kenyataan yang nyata. Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru, fakta juga merupakan alasan untuk mempertajam rumus teori baru yang ada bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang telah ada.fakta bukan tujuan akhir dari pelajaran IPS. Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan sangat terbatas sebab : 1.



Kemampuan kita untuk mengingatkan sangat terbatas



2.



Fakta itu bias berubah sesuai waktu misalnya tentang perubahan iklim suatu kota,dsb.



3.



Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.



C.



KONSEP



Konsep adalah suatu istilah pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan atau mengkatagorikan suatu kelompok dari suatu benda, gagasan atau peristiwa. Konseptualisasi adalah proses meningkatkan, mengiklasifikasi durian memberi nama pada sekelompok objek. D.



GENERALISASI



Schuneke (1988 : 16) mengemukankan bahwa generalisasi merupakan abstraksi dan sangat terikat konsep. Cara mempermudah memahami generalisasi dalam hubungannya dengan konsep adalah dengan cara menelusuri proses terbentuknya generalisai. Dua konsep bisa dari disiplin ilmu sosial atau disiplin dari ilmu-ilmu sosial yang berbeda. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa generalisasi menunjukn adanya hubungn antara konsep dan berisi pernyataan bersifat umu, tidak terkait pda situasi khusus. Ruang lingkup pelajaran IPS adalah sebagai berikut : Ruang lingkup pelajaran IPS adalah sebagai berikut : Pengajaran ilmu Ilmu Pengetahuan Sosial TPS yang tercakup dalam kurikulum



mengikuti



konsep :



kekspanding



Communities



of



man



(Hana



dalam



Banks,1985:11). Kepada siswa diajarkan lingkungan kehidupan dari yang terdekat dengan dirinya yaitu keluarga, rumah,



15



kemudian berkembangan kelingkungan kehidupan yang lebih luas, sekolah RT/RW, desa, kota dan propinsi sendiri melalui aspek sosiologi, geografis, ekonomi dan sejarah. E.



ASPEK LAINNYA DARI IPS MISALNYA SEJARAH



Sejarah memiliki konsep dasar waktu, Rochiati (2006:3) menganjurkan cara pendekatan melalui pendekatan keluarga. Dijelaskan bahwa jika anak sudah mengenal bilangan maka guru dapat menanyakan tanggal tahun kelahirannya. Kemudian menanyakan apakah siswa mempunyai kakak atau adik serta tahun kelahirannya masing-masing. Cara untuk lebih mudah memberi pengertian tentang konsep diajarkan juga dengan visualisasi baik terhadap konsep yng konkret maupun konsep yang abstrak. Konsep-konsep dasar dari bidang keilmuan IPS untuk memudahkan pemahaman yang dikemukakan penjelasan Brank (1985: 249-404) 1.



Sosiologi, konsep-konsep dasarnya : a.



Sosialisasi, proses yang ditempuh individu untuk menjadi anggota kelompoknya dengan cara belajar kebudayaannya dan peranannya.



b.



Peranan, peran yang dilakukan seseorang sebagai individu



c.



Norma dan sanksi, Norma adalah ukuran/tata cara yang membimbing perilaku, sedangkan sanksi adalah ganjaran/hukuman



b.



Nilai aspek-aspek dari kehidupan masyarakat dan budaya yang dianggap berharga.



c.



Gerakan nasional, Gerakan yang dilakukan sejumlah besar orang untuk memperbaiki atau melawan perubahan dimasyarakat.



d. 2.



3.



Masyarakat unit yang merdeka dan integrase dimana interaksi dan komunikasi.



Ekonomi, konsep-konsep dasarnya : a.



Kelangkaan keinginan manusia terbatas



b.



Produksi hasil proses pembuatan barang



c.



Saling ketergantungan ada situasi saling memerlukan



d.



Pembagian kerja berkenaan dengan pembagian garapan.



Geografi, konsep-konsep dasarnya : a.



Lokasi indentifikasi ruang dan tempat



b.



Interksi spasi hubungan antara suatu tempat dengan lainnya



c.



Pola special kota kedudukan kota sebagai pusat layanan



d.



Difusi kebudayaan berkaitan dengan penyebab pengaruh kebudayaan, Bahasa, pendidikan, etnik, agama, teknologi dll



4.



Sejarah, konsep-konsep dasarnya : a.



Kontinuitas dan prubahan kejadian secara kronologis



b.



Waktu lampau peristiwa sejarah terjadi di masa lalu



c.



Kerjasama dan konflik proses proses timbulnya kerjasama manusia dalam usaha mencapai tujuan



d.



Nasionalisme wujud kepedulian masyarakat suatu Negara akan perlunya mengembangkan semangat kebangsaan.



16



Kriteria memilih konsep Taba dalam banks (1985: 43) menyebutkan kriteria pemilihan konsep sebagai berikut : 1.



Validity konsep yang mewakili secara tepat disiplin ilmu



2.



Significance konsep yang bermakna



3.



Appropriateness konsep yang memiliki kelayakan/ kepantasan



4.



Durability tahan lama



5.



Balance memberikan keseimbangan dalam skop/kedalamannya.



2. Nilai, Sikap Dan Keterampilan Intelektual (Kemampuan Analisis, Personal Dan Sosial Ktsp Ips Kelas Rendah A.



Nilai Dan Sikap Dalam Ktsp Ips Sd Ips Sd Dalam Kelas Rendah Nilai berbeda dengan sikap. Nilai bersifat umum, utuh dan abstrak Dan mempengaruhi



perilaku seseorang terhadap obje dan terhadap orang lain sedangkan sikap berkenaan dengan hak-hak yang khusus. Nilai merupakan ukuran bagi seseorang dan cita-citanya, tujuan hidupnya, aspirasi yang dinyatakan, sikapnya yang tampak, perasaannya yang diutarakan serta perbuatan yang dilakukannya. Dlam pendidikan nilai menyangkut ranah afektif, ini perlu diajarkan kepada siswa agar siswa mampu menerima nilai dengan sadar, mantap dan dengan nalar yang sehat. Harapannya, para siswa dalam mengembangkan kepribadiannya menuju jenjang kedewasaan memiliki kemampuan untuk memilih (dengan bebas) dan menentukan nilai yang menjadi anutnnya. Pengajaran nilai mmerlukan ―skill‖ dengan memperhatikan kesesuaian bahan pengajarn dengan kehidupan sehari-hari. Bahan acuan bukan hnya kepada kurikulum yang tertera dalam rencana forma tetapi juga kepada ―hidden curriculum‖ dengan mempertimbangkan pula potensi kemampuan anak. 1.



Arti sikap Sikap memilii rumusan dan pengertian yang berbeda-beda karena sifatnya yang telah



kompleks. Menurut Thursone sikap adalah eseluruhan dari kecendrungan dan perasaan, pemahaman, gagasan, rasa tkut, perasaan terancam dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal. Menurut rochman Natawijaya (1984 :20) sikap adalah kesiapan seseorang untuk memperlakukan sesuatu objek, di dalam kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif dan kecenrungan bertindak. Kesiapan merupakan penilaian positif dan negative dengan intensitas berbeda dan bias berubah ubah. 2.



Kaitan Nilai dengan dengan Sikap Sikap seseorang sangat ditentukan oleh nilai yang dianutnya. Sikap juga timbul karena



banyak nilai (values). Kaitan nilai dengan sikap terkait dengan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya. Dari kajian para ahli dapat itegaskan sebagai berikut : a.



Ada hubungan timbale balik antara nilai dengan kognitif



b.



Ada hubungan timbale balik antara afektif dengan kognitif



c.



Nilai mempengaruhi kesiapn seseorang untuk terwujudnya perilaku yang sesuai dengan tingkat pemahamannya dan penghayatan terhadap “belief” (kepercayaan). 17



B. KETERAMPILAN INTELEKTUAL (KEMAMPUAN ANALISIS) PERSONAL DAN SOSIAL DALAM KTSP IPS SD KELAS RENDAH Melalui proses kegiatan belajar mengajar yang tepat yang dikelola guru dengan terencana dan terprogram diharapkan hasil belajar siswa juga menghasilkan keterampilanketerampilan sebagai berikut : 1.



Keterampilan intelektual atau kemampuan analisis Keterampilan intelektual dan kemampuan analisis dua hal yang tidak dapat dipisahkan.



Keterampilan dan kemampuan/kecakapan ini meliputi : a.



Keterampilan memperoleh pengetahuan dsan informasi



b.



Keterampilan berfikir, menafsirkan menganalisis dan mengoranisasikan informasi yang dipilih dari berbagai sumber



c.



Kemampuan mengkritik informasi dan membedakan fakta dan opini



d.



Kemampuan membuat keputusan



e.



Keterampilan memecahkan masalah



f.



Keterampilan menggunakan media



2. Keterampilan Keterampilan Personal Personal Keterampilan ini tidak dapat dipisahkan dari keterampilan intelektual hanya pemahamannya ditekankan kepada keterampilan yang sifatnya mandiri. Sifat-sifat tersebut antara lain : a.



Bersifat praktis atau keterampilan psikomotor



b.



Keterampilan studi dan kebiasaan kerja



c.



Keterampilan bekerja dalam kelompok



d.



Keterampilan akademik atau keterampilan belajar (continuing learning skills)



e.



Keterampilan lainnya, antara lain :



3.



1)



keterampilan fisik,



2)



keterampilan politik,



3)



keterampilan pengembangan emosional (motional growth)



Keterampilan Sosial Keterampilan ini meliputi kehidupan dan kerjasama, belajar member dan menerima



tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain, membina kesadaran sosial. Dengan ni siswa diharapkan mampu berkomnikasi dengan sesame manusia, lingkungannya di masyarakat secara baik, hal ini merupakan realisasi dari penerapan IPS dalam kehidupan bermasyarakat. Latihan dan pembinaan yang tampak dalam proses pembelajaran antara lain, mampu melaksanakan dengan baik: a.



Berdiskusi dengan teman



b.



Bertanya kepada siapa pun



c.



Menjawab pertanyaan orang laun



d.



Menjelaskan kepada orang lain



e.



Membuat laporan



f.



Memerankan sesuatu



g.



Dst. (Belen dan kawan-kawan, 1990:348) 18



3. Contoh Keterkaitan Antara Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap Dan Keterampilan Intelektual, Personal, Sosial Dalam Konteks Pendidikan Ips Sd Kelas Rendah Keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsp dan generalisasi digunakan untuk mengorganisasikan komponen-komponen isi bahan pengajaran yang disampaikan guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Hubungan antara peristiwa, fakta, konsep, generalisasi dan bahan pengajaran tersebut bersifat timbale balik. Hal yang memberikan makna kepada peristiwa, fakta, konsep dan generalsasi yaitu guru d dalam bahan pengajaran mempersiapkan isi materi yang bersifat terperinci, contoh-contoh, gambaran-gambaran yang member dukungan, serta aneka ragam pengalaman. Isi bahan pengajaran pun akan lbih mudah dipahami dan lama diingat jika materi berfokus kepada gagasan-gagasan kunci, seperti konsep dan generalisasi. IPS memiliki kekuatan sebagai bidang studi jika didukung oleh peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang meaningfui dapat dipertanggungjawabkan etika, logika, ada gunanya (pragmatically) dan disusun/ diorganisasikan secara baik, terintegrasi dan values based (berlandaskan nilai-nilai) penyajiannyapun harus mengandung unsure yang menantang‖ dan membangkitkan minat dan sikap positif serta aktivitas siswa, selain itu IPS harus berkontribusi bagi pengembangan kemampuan dan keterampilan siswa dalam segala aspek kehidupan, baik ketrampilan intelektual, personal maupun sosial. Penyelenggaraan IPS harus didukung oleh fakta-fakta yang actual dan disajikan berdasarkan konsep dan dilandasi oleh nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan masyarakat manusia, berkontribusi bagi pembentukan sikap dan keterampilan yang mendukng pembangunan masyarakat dan bangsanya. Guru bertanggung jawab sebagai pengembang kurikulum untuk mengolah materi IPS. Guru pun harus mampu menyusun bahan pengajarannya dan menyampaikannya kepada siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang tepat. Dalam perkembangannya, pengajartan IPS terletak di dalam kemampuannya untuk mengungkapkan sesuatu meaningful, vales based, terintegrasi, menantang (challenging) dan aktiva. Artinya, materi IPS harus berlandaskan nila, mengungkapkan fakta dan materi secara keseluruhan yang esensial, terpadu. E. ESENSI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) IPS SD KELAS TINGGI 1. Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Kurikulum SD (KTSP) tahun 2006 Kelas Tinggi Peristiwa dan fakta harus diletakkan dalam hubungannya dengan konsep dan generalisasi. Peristiwa dan fakta memberikan bahan baku utama bagi pembentukkan konsep dan generalisasi. Konsep dan generalisasi membantu kita untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang kerangka berfikir IPS, agar kita memiliki cara yang teratur untuk menerjemahkan apa yang terjadi didunia kita ini, didalam kehidupan manusia ini.



19



Hubungan Antara Fakta, Konsep Dan Generalisasi Dari gambaran diatas jelas bahwa suatu peristiwa merupakan dasar dari kegiatan belajar mengajar IPS dimulai. Guru dan siswa harus aktif menjemput peristiwa ini dan mengolahnya menjadi content, isi bahan pengajaran. Dalam proses pengolahan menjadi bahan pengajaran itulah berfungsinya fakta, konsep, dan generalisasi sehingga guru dapat mengorganisasikan bahan pengajaran IPS. Jadi skkenario dari alur pengembangan peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi sehingga guru dapat mengorganisasikan bahan pengajaran IPS. Jadi scenario dari alur pengembangan fakta, konsep, dan generalisasi, sesungguhnya sudah ditangan guru, dan dijadikan sebahai bahan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar dikelas. Contohnya sebagai berikut: Topik: Zaman Pendudukan Jepang PERISTIWA yang dapat kita ungkapkan adalah Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. FAKTA nya melalui gambar SoekarnoHatta, foto bersejarah dll. KONSEP nya Imperialisme, Penindasan, Ampera GENERALISASI nya penjajahan selalu menimbulkan penderitaan bagi rakyat, tidak ada bangsa yang senang dijajah dll. 2. Nilai Dan Sikap, Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal, Dan Sosial Dalam Kurikulum Ips Sd 2006 Kelas Tinggi A. Nilai Dan Sikap Dalam Kurikulum IPS SD 2006 Di Kelas Tinggi 1. Nilai Nilai mempengaruhi perilaku seseorang terhadap jumlah objek dan terhadap orang, tidak berkenaan dengan sesuatu yang khusus. Inilah yang membedakan nilai dan sikap. Suatu nilai merupakan ukuran untuk menentukan apakah itu baik atau buruk, nilai juga menilik kelakuan seseorang. Orang mendapatkan nilai dan orang lain dalam lingkungannya. a.



Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya. Nilai bersifat utuh, merupakan sistem dimana semua jenis nilai terpadu saling mempengaruhi. Dengan kuat sebagai satu kesatuan yang utuh.



b.



Nilai



juga



bersifat



abstrak.



Oleh



karena



itu,



yang



dapat



dikaji



hanya



indikatorindikatornya saja yang meliputi cita-cita, tujuan yang dianut seseorang, aspirasi yang dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau tampak, perasaan yang diutarakan, perubahan yang dilakukan serta kekuatiran yang dikemukakan (Kosasih Djahiri, 1985: 18) 1) Nilai Material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia 2) Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan. 3) Nilai Kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. 2.



Sikap Sikap memiliki pengertian yang rumit karena itu tedapat berbagai rumusan tentang sikap



yang dikemukakan para ahli, disebabkan adanya latar belakang pemikiran dan konsep yang



20



berbeda. Menurut Thursone adalah keseluruhan dari kecenderungan perasaan, pemahaman, gagasan, dan rasa takut, perasaan terancam, dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal. Menurut Rochman Natawijaya (1984: 20) sikap adalah kesiapan seseorang untuk memperlakukan sesuatu objek, didalam kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak. Kesiapan sendiri merupakan penilaian positif dan negatif dengan intensitas yang berbeda-beda untuk waktu tertentu, kesiapan itu sendiri bias berubah-ubah. Nilai itu merupakan konsep tentang kelayakan yang dimiliki seseorang atau kelompok memiliki cara, tujuan, dan perbuatan yang dikehendakinya sesuai dengan anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Nilai yang dimiliki seseorang dapat mengekspresikan mana yang lebih disukai mana yang tidak. Dapat disimpulkan bahwa nilai menyebabkan sikap. Yang selalu terjadi adalah satu sikap disebabkan oleh banyak nilai (values). Didalam sikap telah terkandung aspek-aspek kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak. Dapat disimpulkan terdapat kaitan antara nilai dengan aspek-aspek kognitif, aspek afektif, dan kecenderungan bertindak. Dari kajian para ahli dapat ditegaskan sebagai berikut : 1.



Adanya hubungan timbal-balik antara nilai dan kognitif



2.



Adanya hubungan timbal-balik antara afektif dengan kognitif Nilai mempengaruhi kesiapan seseorang yang pada akhirnya akan menuju kepada



terwujudnya perilaku yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan penghayatan terhadap belief (keyakinan). Nilai dan sikap yang terdapat pada mata pelajaran IPS berdasarkan kurikulum 2006 Berikut ini kita ambil beberapa contohnya: Kelas 5 Kelas 5 Topik 1 Keragaman penampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia. Nilai yang kita dapat kita petik dari bahan pegajaran ini atara lain : 1.



Nilai Nilai Material Material Siswa merasa telah dapat menikmati hasil-hasil pembangunan yang sedang dan terus digalakan, antara lain karena dukungan sumber daya alam tanah air kita yang melimpah.



2.



Nilai Nilai Vital Vital Siswa diharapkan memiliki sifat-sifat seperti berikut ini : a.



Cermat (dalam meneliti informasi tentang yang diterimanya)



b.



Tekun (dalam mempelajarinya)



c.



Aktif (dalam mengumpulkan informasi dan dalam kegiatan belajar pada umumnya)



3.



Nilai Nilai Kerohanian Kerohanian Siswa memiliki rasa seperti berikut : a.



Syukur kepada tuhan YME atas rahmat dan karunianya yang telah memberikan kepada kita tanah air yang subur dan indah.



b



Menjunjung kebenaran sebagai syarat utama informasi disampaikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.



c.



Menikmati keindahan alam yang diberikan tanah air kita.



d.



Rasa tanggung jawab atas kelestarian ala mini (tanggapan terhadap kelestarian alam)



21



Sikap yang dapat diungkapkan, misalnya berikut ini : a.



Sikap yang bersyukur kepada tuhan YME disertai kecenderung perilaku yang positif terhadap anugerah yang dilimpahkannya kepada kita.



b.



Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi



c.



Kritis dalam menanggapi gejala-gejala alam.



d.



Bertangggung jawab dalam melaksanakan tugas e. Mencintai bangsa Indonesia



e.



Dan seterusnya.



B. Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Analisis, Personal Dan Sosial Dalam Kurikulum IPS SD Tahun 2006 Kelas Tinggi Dalam KTSP IPS SD tahun 2006, dalam keterampilan intelektuan ditekankan pula tentang kemampuan analisis dari siswa didik. Keterampilan intelektual dan kemampuan analisis adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kemampuan analisis merupakan bagian dari



keterampilan



intelektual,



dimana



kemampuan



analisis



merupakan



kemampuan/kecakapan seseorang/siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa dengan tujuan untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Keterampilan itu ada tiga bagian : 1.



Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Keterampilan berfikir



2.



Keterampilan Personal Keterampilan personal sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari keterampilan intelektual.



Namun, dalam pemahamannya, ditekankan kepada keterampilan yang sifatnya mandiri. Keterampilan ini ada yang bersifat praktis disebut juga keterampilan psikomotor, seperti keterampilan berbuat. Berlatih serta mengkoordinasi indera dan anggota badan. Keterampilan praktis ini tampak dalam hal kemampuan siswa menggambar, membuat peta, membuat model dan sebagainya. Keterampilan studi dan kebiasaan kerja. 3.



Keterampilan Sosial Keterampilan Sosial Keteraampilan itu meliputi kehidupan dan kerja sama, belajar



memberi dan menerima tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain, membina kesadaran sosial. Siswa mampu berkomunikasi dengan sesama manusia, lingkungan dimasyarakat secara baik, hal ini merupakan realisasi dari penerapan IPS dalam kehidupan bermasyarakat. Disamping dilatih kemampuannya dalam berbagai kemampuan tersebut, yang perlu dipertimbangkan guru adalah bagaimana guru mendorong siswa untuk lebih gemar membaca, mencari dan mengolah informasi sesuai dengan kemampuan siswa agar memiliki kebiasaan untuk memahami struktur bahan pengajaran, mengerti istilah-istilah yang sulit/baru, mengikuti perkembangan jaman, dan sebagainya. Diharapkan akan tumbuh kesadaran dari mereka, tujuan mereka membaca/mempelajari materi kajian. Bersikap kritis terhadap bahan kajian. Bersikap kritis terhadap apa yang sudah dipelajarinya, sehimggaia merasa memiliki kemampuan untuk memberikan kesimpulan dan keputusan. 22



3. Contoh Keterkaitan Antara Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap Dan Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal, Sosial Dalam Konteks Pendidikan Ips Sd Kelas Tinggi Peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi itu ada keterkaitan hubungan yang tidak mungkin dipisahkan. Kesempatannya terpadu didalam struiktur IPS. Melalui proses belajar mengajar IPS yang demilkian itu, juga dikembangkan kemampuan siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (keterampilan) dalam KBM secara jelas kemampuan guru sebagai pengembangan kurikulum di lapangan direalisasikan dan dapat diamati seara faktual. Contoh KBM yang dapat mmenunjukan adanya keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep, generalisasi, nilai, dan keterampilan siswa. Topik 1



: perjuangan para pejuang pada masa penjajahan Belanda dan jepang.



KD



: mendeskripsikan perjuang penjajahan Belanda dan Jepang.



Indikator



: siswa mengenal arti pergerakan nasional dan arti Sumpah Pemuda bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.



Ranah kognitif, setelah mempelajari topiK ini siswa diharapkan dapat: 1.



Menceritakan latar belakang timbulnya penrgerakan national, serta tokoh-tokohnya.



2.



Menerangkan peristiwa sumpah pemuda.



3.



Menceritakan tokoh-tokoh yang berperan dalam sumpah pemuda.



4.



Menunjukan arti pergerakkan nasional dan sumpah pemuda bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.



Ranah afektif 1.



Menghayati jasa para pelopor pergerakkan nasional.



2.



Mengapresiasi jiwa sumpah pemuda.



Ranah psikomotor 1.



Mencoba melakukan wawancara untuk memahami makna zaman pergerakkan nasional



dan tokoh-tokoh tertentu 2.



Memahami makna sumpah pemuda melalui proses diskusi kelas.



Peristiwa sebagai bahan kajian: Peristiwa hari kebangkitan nasional dan sumpah pemuda Fakta-fakta sebagai bahan kajian: Fakta-fakta sebagai bahan kajian: 1.



Gambar-gambardari tokoh-tokoh bersejarah



2.



Naskah sumpah pemuda



3.



Gambar gedung-gedung bersejarah bagi pergerakkan nasional



4.



Gambaran suasana kota Jakarta pada zaman penjajahan.



Konsep: Konsep: 1.



Nasionalisme, imperialism, dan konolialisme



2.



Kaum pergerakan, persatuan bangsa, kemerdekaan, dominasi asing, patriotism, organisasi



politik, HAM, dan seterusnya. 23



Generalisasi: 1.



Setiap masyarakat manusia pasti mengalami perubahan



2.



Penjajahan selalu menimbulkan konflik dan kesengsaraan.



Nilai: Nilai material : Peserta didik merasa telah menikmati hasil kemerdekaan. Nilai Vital: 1.



Cermat dalam meneliti ulasan sejarah



2.



Objektif dalam menilai informasi



3.



Kreatif dalam memprediksi



Nilai Kerohanian 1.



Bersyukur kepada Tuhan YME atas rahmat-Nya dan seterusnya



2.



Rasional dalam berargumentasi.



3.



Memiliki empati terhadap pengorbanan para pahlawan



4.



Rasa tanggung jawab atas nikmat kemerdekaan dan seterusnya.



Sikap: 1.



Bersyukur kepada Tuhan YME disertai rasa tanggung jawab



2.



Tanggap terhadap perkembangan zaman 3. Bersikap terbuka dan toleransi terhadap pendapat orang lain



3.



Bangga sebagai bangsa Indonesia dan mencintai bangsa dan tanah airnya dan seterusnya



Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis: 1.



Melukiskan, menyimpulkan, menganalisis informasi, konseptualisasi, generalisasi dan membuat keputusan.



2.



Memperoleh informasi, membentuk konsep, generalisasi, mengorganisasikan informasi, mengkritik informasi, mengambil keputusan, menafsirkan fakta, menyusun laporan.



Keterampilan personal: Keterampilan personal: 1.



Membaca peta, membuat denah, membuat peta, mengenal waktu, dan kronologis, menterjemahkan konsep waktu, bekerja dalam kelompok



2.



Keterampilan praktis (membuat peta dan lain-lain), belajar mandiri, memimpin dalam diskusi, mengendalikan emosi dan lain-lain



Keterampilan sosial: Berkontribusi memberikan gagasan, menjadi pendengar yang baik, mampu menjelaskan, mampu mengadakan wawancara, mampu berperan dengan baik, mampu bertanya dengan baik, dll.



24



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia harus menghadapi tantangan-tantangan yang berasal dari lingkungannya maupun sebagai hidup bersama. Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) melihat bagaimana manusia hidup bersama dengan sesamanya, dengan tetangganya dari lingkungan dekat sampai yang jauh. Bagaimana keserasian hidup dengan lingkungannya baik dengan sesama manusia maupun lingkungan alamnya. Bagaimana mereka melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan kata lain bahan kajian atau bahan belajar IPS adalah manusia dan lingkungannya sebagai hakikat pendidikan IPS. Hakikat Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) sebagai mata pelajaran merupakan ilmu pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Pendidikan IPS adalah perpaduan beberapa disiplin ilmu sosial yang dipelajari mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pada jenjang pendidikan tinggi. B. SARAN Adapun saran yang disampaikan dalam makalah ini yaitu : 1.



Pendidikan IPS merupakan ilmu yang harus kita pelajari karena dapat menjadikan sebagai warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara .



2.



Dengan perubahan kurikulum yang terjadi saat ini mudah-mudahan tidak mengurangi dari nilai IPS itu sendiri



25



DAFTAR PUSTAKA Sardjijo, Ischak (2019). Pendidikan IPS Di SD Modul 1-9. Jakarta: Universitas Terbuka. Al Lamri Ichas dkk. 2006. Pengembangan Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas S. Hamid Hasan. 1996. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta:Depdiknas Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. BSNP



26



27