Makalah Penelitian Deskriptif Kuantitatif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENELITIAN DESKRIPTIF KUANTITATIF



Disusun oleh : 1. Sasih (18728251025) 2. Yoni Romika (18728251027) 3. Titin Triastuti (18728251039)



PRODI PENDIDIKAN KIMIA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2018



1



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL ......................................................................................



i



DAFTAR ISI ...................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................



1



A. Latar Belakang .....................................................................................



1



B. Rumusan Masalah ................................................................................



1



C. Tujuan ..................................................................................................



2



BAB II PEMBAHASAN .................................................................................



3



A. Pengertian Penelitian Deskriptif .........................................................



3



B. Karakteristik Penelitian Deskriptif ......................................................



4



C. Jenis-Jenis Penelitian Deskriptif ..........................................................



5



1. Penelitian Deskriptif Berdasarkan Sifat Kajian .............................



5



2. Penelitian Deskriptif Berdasarkan Sifat Variabel Minat di Ukur ..



5



3. Penelitian Deskriptif Berdasarkan Masalah yang Diteliti ..............



6



D. Langkah-Langkah Penelitian Deskriptif .............................................. 11 1. Pernyatan Masalah ......................................................................... 11 2. Identifikasi informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah........................................................................................... 11 3. Pemilihan atau pengembangan instrumen pengumpulan data ....... 12 4. Identifikasi populasi sasaran dan penentuan prosedur penarikan sampel yang diperlukan ................................................. 12 5. Rancangan prosedur pengumpulan data ........................................ 12 6. Pengumpulan data .......................................................................... 13 7. Analisis data ................................................................................... 13 BAB III KESIMPULA ................................................................................... 14 Daftar Pustaka .................................................................................................. 15



2



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian adalah adalah kegiatan sistematik untuk menemukan jawaban dari suatu permasalahan berdasarkan fenomena-fenomena yang ada disekitar. Penelitian dalam pendidikan memberikan perana yang sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan. Penelitian pendidikan umumnya dilakukan untuk mengembangkan, menemukan dan menguji kebenaaran dari suatu konsep pedidikan secara umum. Saat ini, penelitian dalam pendidikan sudah tidak asing lagi dikalangan mahasiswa, guru dan dosen. Dikalangan mahasiswa baik itu jenjang strata satu, dua dan tiga sudah menjadi hal yang wajib dilakukan sebagi syarat kelulusan. Dalam melakukan penelitian



banyak



metode-metode



menggunakan metode



yang



bisa



digunakan,



pemilihan



dalam



bisa diputuskan berdasarkan tujuan penelitia, masalah



penelitian, tempat, dll. Suatu penelitian memiliki rancangan penelitian (desaight research), dimana dalam rancangan tersebut menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan selama melakukan penelitian. Untuk itu, penting bagi mahasiswa untuk mempelajari tentang metode penelitia guna membantu dalam meyusun tugas akhir. Dalam penelitian yang dilakukan, hendaknya jenis penelitian yang dilakukan dapat meningkatkan dan mengembangkan mutu pendidikan. Salah satu jenis penelitian menurut tingkat eksplanasinya adalah penelitian deskriptif.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan penelitian deskriptif? 2. Bagaimana karakteristik penelitian deskriptif? 3. Apa saja jenis-jenis penelitian deskriptif? 4. Bagaimana langka-langkah dalam penelitian deskriptif?



3



C. Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengertian penelilitian deskriptif. 2. Untuk mengetahui karakteristik penelitian deskriptif. 3. Untuk mengetahui jenis-jenis penelitian deskriptif. 4. Untuk mengetahui langkah-langkah penelitian deskriptif.



4



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Penelitian Deskriptif Penelitian deskriptif Menurut Gall, Gall dan Borg (2003) adalah penelitian yang bentuknya paling mendasar yang melibatkan penggambaran fenomena alam atau bentuk buatan manusia, tindakan, perubahan dari waktu ke waktu, dan kemiripan dengan fenomena lain. Menurut Nana Syaodih (2013) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian



yang



paling



dasar



yang



ditujukan



untuk



mendeskripsikan



atau



menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah atau rekayasa manusia. Adapun pengertian deskriptif menurut Sugiyono (2013) adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang memberikan gambaran atau mendiskripsikan suatu fenomena yang terjadi baik secara alami ataupun tidak yang mengungkap fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses dan manusia secara apa adanya pada waktu ke waktu sampai sekarang. Penelitian ini telah memberikan dasar bagi banyak penemuan urutan, seperti struktur tata surya kita dan kemampuan untuk memprediksi peristiwa bintang seperti gerhana bulan. Dalam bidang pendidikan, penelitian deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang dan satuan pendidikan. Penelitian deskriptif ini adalah jenis penelitian kuantitatif yang melibatkan deskripsi yang cermat tentang fenomena pendidikan. Studi deskriptif terutama berkaitan dengan menentukan “apa yang ada.” Contoh pertanyaan yang mungkin dipelajari dalam studi penelitian deskriptif adalah: Berapa banyak guru di negara kita yang memiliki sikap yang baik terhadap pengajaran bahasa secara keseluruhan? Atau Apa kegiatan anak-anak yang khas terjadi di kelas enam kelas seni, dan seberapa sering masing-masing terjadi apa reaksi para administrator sekolah terhadap inovasi dalam mengajar ilmu fisik? Selanjutnya apakah buku-buku pelajaran kelas satu telah berubah agar mudah dibaca selama 50 tahun terakhir? 5



Sebagian besar penelitian pendidikan memiliki kecenderungan kuat untuk menemukan sebab dan akibat hubungan dan menguji metode dan program pengajaran baru. Biasanya, Penelitian deskriptif tidak didesain untuk menguji hipotesis, tetapi lebih pada upaya menyediakan informasi seputar karakter fisik, sosial, perilaku, ekonomi, atau psikologi dari sekelompok orang kebanyakan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, melainkan lebih untuk menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala, atau keadaan. Namun demikian, bukan berarti semua penelitian deskriptif tidak menggunakan hipotesis, ada juga penelitian deskriptif yang memakai hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam penelitian deskriptif bukan dimaksudkan untuk diuji melainkan bagaimana berusaha menemukan sesuatu yang berarti sebagai alternatif dalam mengatasi masalah penelitian melalui prosedur ilmiah. Beberapa studi deskriptif terutama melibatkan administrasi kuesioner atau wawancara kepada sampel peserta penelitian. Jenis penelitian ini (kadang-kadang disebut penelitian survei) karena telah menghasilkan banyak pengetahuan berharga tentang pendapat, sikap, dan praktik. Pengetahuan ini telah membantu membentuk kebijakan dan inisiatif pendidikan untuk memperbaiki kondisi yang ada. B. Karakteristik Penelitian Deskriptif Menurut Suryabrata (2014) penelitian deskriptif mempunyai beberapa ciri-ciri sebagai berikut: 1 Tidak menerangkan saling hubungan, men-test hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi. 2 Mencari informasi faktual yang mendetail. 3 Untuk



mendapatkan



justifikasi



keadaan



dan



praktek-praktek



yang sedang



berlangsung. 4 Untuk membuat komparasi dan evaluasi. Menurut Purwanto (2012) pendekatan kuantitatif dalam ilmu psikologi dan pendidikan mempunyai beberapa karakteristik, antara lain sebagai berikut: 1 Pengaruh metode penelitian alam. 2 Bersifat behavioristik-mekanistik-empirik. 3 Memberikan perhatian pada hasil (produk). 4 Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan aturan umum, hokum atau prinsip yang bersifat umum. 6



5 Kualitas diubah menjadi kuantitas. 6 Konfirmasi teori. 7 Menjunjung tinggi objektivitas. 8 Desain penelitian yang ketat dan permanen. C. Jenis-Jenis Penelitian Deskriptif 1.



Penelitian deskriptif berdasarkan sifat kajian Penelitian deskriptif berdasarkan sifat kajian dibagi menjadi dua, yaitu penelitian deskriptif kualitatif dan penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian deskriptif kuantitatif digambarkan dengan menggunakan ukuran, jumlah atau frekuensi. Sedangkan hasil penelitian kualitatif lebih memperhatikan karakteristik, kualitas dan keterkaitan antarkegiatan.



2. Penelitian deskriptif berdasarkan sifat variable minat diukur Menurut Gall, Gall, Borg (2003) terdapat dua jenis utama dari penelitian deskriptif ditemukan dalam literatur penelitian, yang berbeda terutama pada saat di mana variabel-variabel minat diukur. Tipe pertama melibatkan pengukuran karakteristik sampel pada satu titik waktu. Tipe kedua melibatkan penelitian longitudinal, di mana sampel diikuti dari waktu ke waktu. a. Deskripsi sampel pada satu titik waktu: penelitian deskriptif sering melibatkan tidak lebih dari melaporkan karakteristik dari satu sampel pada satu titik waktu. Jajak pendapat adalah contoh dari jenis penelitian ini. b. Penelitian longitudinal: studi longitudinal melibatkan pengumpulan data dari sampel pada berbagai titik waktu untuk mempelajari perubahan atau kontinuitas dalam karakteristik sampel. Penelitian ini ssedikit sulit dilakukan karena untuk mengeksplorasi permasalahan manusia dimana proses normal manusia individu berkembang dan berubah-ubah. Menurut Gall, Gall, Borg (2003) Ada 4 design utama dalam penelitian longitudinal. Diantaranya adalah:  Trend Studies Trend Studies menggambarkan perubahan dengan memilih sampel yang berbeda pada setiap titik pengumpulan data dari populasi yang tidak tetap konstan. Trend Studies berguna untuk mempelajari perubahan dalam



7



populasi umum yang berubah secara konstan dalam hal individu yang menjadi anggota populasi.  Cohort Studies Cohort Studiesmenggambarkan perubahan dengan memilih sampel yang berbeda pada setiap titik pengumpulan data dari populasi yang tetap konstan. Sampel pada cohort studies adalah kelompok yang mengalami beberapa jenis peristiwa (biasanya kelahiran) dalam periode waktu yang dipilih, dan mempelajarinya pada interval waktu. Contoh: Sekelompok lulusan yang memiliki usia yang sama dari berbagai perguruan tinggi dengan gelar yang sama dipelajari setiap 5 tahun tentang kemajuan mereka.  Panel Studies Panel Studies jenis ketiga dari desain penelitian longitudinal adalah studi panel. Sebuah studi panel melibatkan pemilihan sampel pada awal penelitian dan kemudian pada setiap titik pengumpulan data berikutnya yang mensurvei sampel. Panel Studies mengukur sampel responden yang sama di berbagai



titik



waktu. Tidak



seperti



studi



tren,



studi



panel



dapat



mengungkapkan perubahan bersih dan perubahan besar dalam variabel dependen. Seorang peneliti dapat menggunakan panel kontinyu, yang terdiri dari anggota yang melaporkan sikap khusus atau pola perilaku secara teratur, atau panel interval, yang anggotanya setuju untuk menyelesaikan sejumlah instrumen pengukuran hanya ketika informasi diperlukan.  Cross- Sectional Studies Penelitian cross-sectional, juga memiliki beberapa keterbatasan. Masalah utama adalah efek dari perubahan dalam perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Dilaksanakan dalam jangka waktu yang relatif pendek untuk mempelajari individu yang berbeda taraf umurnya dalam titik waktu yang sama. Misal: mempelajari keterampilan berbahasa pada siswa SD yang dilakukan pada siswa di setiap kelas (1 -6) dan pada titik dan kurun waktu tertentu diukur keterampilannya. Kemudian hasil pengukuran dibandingkan untuk setiap kelas yang berbeda tadi. Perbedaan dari subyek tiap kelas merupakan dasar dalam menarik kesimpulan tentang pertumbuhan dan perkembangan keterampilan tersebut.



8



3. Penelitian deskriptif berdasarkan jenis masalah yang diteliti, teknik dan alat yang digunakan dalam penelitian, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, penelitian deskriptif dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut: a. Studi Perkembangan Dalam penelitian studi perkembangan yaitu kita mempelajari karakteristik individu (seorang atau sekelompok) dan bagaimana karakteristik itu berubah dalam pertumbuhannya dalam kurun waktu tertentu. Studi Perkembangan adalah penelitian deskriptif yang tidak hanya bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi



bisa



juga



mendeskripsikan



keadaan



dalam



tahapan-tahapan



perkembangannya. Dalam penelitian ini yang dikaji adalah perubahan-perubahan atau kemajuan-kemajuan yang dicapai seseorang, lembaga, organisasi atau kelompok masyarakat tertentu. Contoh dari kajian ini adalah perkembangan kemampuan berfikir anak pada tahap atau masa bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja, adolesen, dewasa. Contoh lain adalah pertumbuhan ekonomi masyarakat di suatu daerah, sebelum ada koperasi, di awal pengembangan koperasi, setelah koperasi berkembang, dan setelah koperasi sangat maju. Ada dua macam penelitian perkembangan,



yaitu perkembangan



longitudinal atau jangka panjang “longitudinal approach” dan perkembangan dalam tahapan tertentu atau jangka pendek “cross sectional approach”. Penelitian longitudinal meneliti perkembangan sesuatu aspek atau sesuatu hal dalam seluruh periode waktu, atau tahapan perkembangan yang cukup panjang, misalnya perkembangan kemampuan berbicara dari masa bayi sampai dengan akhir masa remaja. Sedangkan penelitian dalam satu tahapan, satu periode waktu atau bersifat cross sectional hanya meneliti perkembangan dalam tahapan-tahapan tertentu saja misalnya perkembangan kemampuan berbicara hanya pada tahap atau masa bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja awal atau remaja akhir saja. Meskipun hanya meneliti tahap-tahapan tertentu, tetapi apabila semua tahapan dilaksanakan secara serempak, maka perkembangan secara keseluruhan dapat diketahui.



9



b. Studi Waktu dan gerak Studi waktu dan gerak (Time and motion study) ditunjukkan untuk meneliti atau menguji jumlah waktu dan banyaknya gerakan yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan atau proses. Tujuan dari pengukuran dan analisis data adalah untuk menemukan jumlah waktu dan gerakan minimal. Studi waktu dan gerak banyak dilakukan di dalam industry atau pabrik untuk mengukur waktu dan gerak penggunaan mesin alat-alat produksi. c. Studi Kasus Studi kasus (case study) merupakan metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan sesuatu kasus. Sesuatu dijadikan kasus biasanya karena ada masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan, tetapi bisa juga sesuatu dijadikan kasus karena keunggulan atau keberhasilannya meskipun tidak ada masalah. Kasus ini berkenaan dengan perorangan, kelompok (kelas, etnis, sekolah, agama, sosial, dll), keluarga, lembaga, organisasi, dll. Studi kasus diarahkan pada mengkaji kondisi, kegiatan, perkembangan serta faktor-faktor penting yang terkait dan menunjang kondisi dan perkembangan tersebut. Penelaahan studi kasus secara intensif terhadap seorang/sekelompok individu yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misal: ATG yang mampu mengingat berita dengan cepat; kesurupan masal, gagal dalam belajar, tidak bersosialisasi, siswa yang paling disukai teman-temannya atau sebaliknya, selfconcept ATG dan sebagainya. Analisisnya mendalam (mengungkap semua variabel yang menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek yang mempengaruhi kasus. Studi kasus banyak dilakukan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Konselor pendidikan menghimpun data gejala-gejala masalah atau kesulitan yang dihadapi klien beserta hal-hal yang melatarbelakanginya dalam rangka diagnosis, untuk kemudian merumuskan prognosis (perkiraan masalah dan bantuan yang diberikan) serta treatment bantuan pemecahan atau penyembuhan (terapi).



10



d.



Studi Kemasyarakatan Studi kemasyarakatan (community study) merupakan kajian intensif yang dilakukan terhadap suatu kelompok masyarakat yang tinggal bersama disuatu daerah yang memiliki ikatan dan karakteristik tertentu. Ikatan dan karakteristik tertentu tersebut mungkin berkenaan dengan sejarah, budaya, tradisi, agama kepercayaan iklim dan sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dll. Studi kemasyarakatan dapat dilakukan terhadap kelompok masyarakat nelayan yang hidup diatas perahu, masyarakat bajo di Sulawesi, masyarakat buruh di Deliserdang, masyarakat sakai di pedalaman Riau, dan kelompok masyarakat-masyarakat yang memiliki tradisi, cara-cara hidup, bermasyarakat, bekeja yang khas yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya.



e.



Studi Perbandingan Studi perbandingan (comparative study atau causal comparative study) merupakan bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua atau lebih dari situasi, kejadian, kegiatan, program dll, yang sejenis atau hampir sama. Dalam studi ini yang diperbandingkan adalah semua unsur atau komponennya. Perbandingan kegiatan atau program misalnya meliputi dasar, tujuan, lingkup, langkah-langkah kegiatan, organisasi, pelaksana, sarana dan alat, biaya, pengelolaan, sampai dengan hasil. Analisis diarahkan pada menemukan persamaan dan perbedaan dalam perencanaan, pelaksanaan, faktor-faktor pendukung dan hasil. Dari hasil pembandingan tersebut dapat ditemukan unsurunsur atau faktor-faktor penting yang melatarbelakangi persamaan dan perbedaan. Jika yang dibandingkan situasi atau kejadian, unsur-unsur atau komponen yang dianalisis sedikit berbeda, misalnya meliputi deskripsi situasi atau kronologis kejadian, kompleksitas situasi atau intensitas kejadian, faktor-faktor penyebab dan akibat-akibatnya. Dari analisis tersebut juga akan dapat ditemukan faktor-faktor dominan yang melatarbelakangi atau diakibatkan oleh suatu situasi atau kejadian.



11



f.



Studi Hubungan Studi hubungan (associational study) disebut juga studi korelasional (correlational study) yang meneliti hubungan antara dua hal, dua variable, atau lebih. Hubungan dalam studi hubungan berbeda dengan dalam penelitian eksperimental. Dalam studi eksperimental hubungan tersebut menunjukkan hubungan sebab-akibat sedangkan dalam studi hubungan, hanya menunjukkan asosiasi atau hubungan kesejajajaran.



g.



Studi kecenderungan Studi kecenderungan (trend study) merupakan penelitian deskriptif yang diarahkan



untuk



melihat



kecenderungan



perkembangan.



Kecenderungan



perkembangan atau prediksi dibuat berdasarkan pertimbangan data longitudinal yang ada. Dari data keadaan yang lalu, keadaan saat ini dapat diperkirakan keadaan pada masa yang akan datang. Prediksi tentang pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, pendapatan perkapita, dll. Dalam pendidikan dan kurikulum pembelajaran, studi ini dapat dilakukan untuk memperkirakan peningkatan jumlah: anak usia sekolah, siswa, lulusan, guru, sekolah, guru, prestasi belajar siswa, dll. h.



Studi Tindak Lanjut Studi tindak lanjut (follow up study) merupakan pengumpulan dan analisis data terhadap para lulusan atau orang-orang yang telah menyelesaikan suatu program pendidikan, latihan atau pembinaan. Studi ditujukan untuk mengetahui kegiatan dan perkembangan mereka setelah ke luar dari institusi pendidikan atau pembinaan. Apakah ada dampak dari pendidikan, pelatihan, atau pembinaan yang telah mereka ikuti terhadap posisi mereka dalam jabatan struktural atau fungsional? Adakah peningkatan performansi dan kinerja mereka, mampukah mereka mengaplikasikan pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mereka terima dari lembaga pendidikan yang baru saja mereka selesaikan. Bagi para lulusan yang bukan pegawai, berapa lama waktu mereka menanti sampai dapat pekerjaan, dalam jabatan atau tugas apa mereka ditempatkan? Sesuaikah jabatan atau tugas mereka dengan keahlian yang mereka miliki? Bagaimana penghargaan



12



pengguna lulusan terhadap para lulusan dari segi keahlian, kepribadian maupun penggajian dan lain-lain. i.



Metode survey Metode survey adalah penelitian yang diadakan untuk memperoleh faktafakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi dan politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Penelitian ini dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu/unit, baik dengan sensus atau menggunakan sampel. Unit yang dipakai dalam metode ini juga cukup besar. Sementara itu, metode penelitian ini dapat digunakan untuk mengkaji berbagai masalah mulai dari bidang produksi dan tata niaga, usaha tani, masalah kemasyarakatan, masalah komunikasi, dan pendapat umum, masalah pendidikan dan lain-lain.



D. Langkah-Langkah Penelitian Deskriptif Menurut Gall, Gall dan Borg (2003) Jika anda berencana untuk melakukan studi deskriptif, Anda harus mengikuti langkah-langkah umum yang terlibat dalam penelitian kuantitatif: merumuskan masalah penelitian: hipotesis penelitian negara, pertanyaan, atau objektives: pilih sampel yang tepat dan mengukur dan mengumpulkan dan menganalisis data. Sedangkam langkah-langkah penelitian deskriptif, menurut Donald Ary (2009) dapat diikhtisarkan sebagai berikut: 1.



Pernyataan masalah Peneliti harus mulai penelitiannya dengan pernyataan masalah yang jelas. Pernyataan ini menerapkan variabel-variabel yang akan diselidiki dalam studi itu dan menetapkan apakah studi itu hanya akan berusaha meneliti status variabel ini ataukah juga akan meneliti hubungan antara variabel-variabel tersebut.



2.



Identifikasi informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah Peneliti merinci informasi yang akan dikumpulkan, menyatakan apakah informasi ini bersifat kualitatif atau kuantitatif dan mengidentifikasi bentuk informasi ini (jumlah, skor, tes, jawaban atas kuesioner atau wawancara dan sebagainya). Baik yang diarahkan pada kajian kuantitatif maupun kualitatif, penelitian deskriptif memiliki kesamaan, keduanya ditujukan untuk mendeskripsikan



13



fenomena-fenomena apa adanya. Perbedaannya adalah dalam sifat kajian, penelitian kuantitatif deskripsi atas gambarannya menggunakan ukuran, jumlah atau frekuensi, sedang dalam penelitian kualitatif lebih memperhatikan karakteristik, kualitas, keterkaitan antarkegiatan. 3.



Pemilihan atau pengembangan instrumen pengumpulan data Kuesioner, wawancara, tes dan berbagai macam skala adalah instrumen yang paling sering digunakan dalam penelitian deskriptif. Jika peneliti akan menggunakan instrumen yang sudah ada, reliabilitas instrumen ini, validitas untuk mengukur variabel yang bersangkutan dan kecocokannya bagi populasi yang dimaksud harus diteliti. Pengertian yang lebih dalam tentang kualitasnya dapat diperoleh dengan membaca studi-studi terdahulu yang juga menggunakan instrumen itu. Jika instrumen itu harus dibuat oleh peneliti, seorang diri sebaiknya instrumen tersebut dicoba dengan suatu kelompok kecil sehingga dapat dievaluasi dan



dilakukan



perbaikan-perbaikan



seperlunya.



Instrumen



tersebut



secara



operasional memberikan definisi kepada variabel penelitian. Oleh karena itu, sebelum melangkah lebih lanjut, peneliti harus yakin bahwa data yang akan diperoleh dengan instrumen yang dipilih benar-benar merupakan informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. 4.



Identifikasi populasi sasaran dan penentuan prosedur penarikan sampel yang diperlukan Peneliti harus menentukan kelompok yang akan dicari informasinya. Dalam sensus, hal ini biasanya berupa kelompok setempat yang telah dirumuskan dengan jelas, seperti siswa sekolah tertentu. Survei sampel biasanya meneliti kelompok yang mempunyai ciri-ciri khusus, seperti siswa yang mempunyai hambatan dalam membaca, siswa yang baru belajar bahasa Arab, siswa difabel dan sebagainya. Dalam survei sampel, peneliti berusaha memilih sampel yang akan mewakili populasi induknya dengan baik.



5.



Rancangan prosedur pengumpulan data Pada tahap ini, peneliti menguraikan jadwal praktis untuk memperoleh sampel dan menggunakan instrumen.



14



6.



Pengumpulan data Dijelaskan Sulistyo Basuki (2006), metode penelitian ini menggunakan berbagai teknik dan instrumen pengumpulan data, mulai dari alat sederhana berupa stopwatch, mesin ukuran berat dan penggaris sampai ke instrumentasi kromatografik dan kuesioner serta uji kepribadian atau sikap. Teknik dan instrumen khusus dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan peneliti, contohnya data yang dikumpulkan melalui observasi dapat dibuat lebih objektif dengan menggunakan senarai uji (checklist) dan gawai lain, seperti jadwal observasi. Semua teknik dan instrumen pengumpulan data perlu memiliki atribut kesahihan (validity)



dan keandalan



(reliability). Kesahihan merujuk kepada autentisitas ketepatan isi, contohnya instrumen yang digunakan sesungguhnya mengukur apa yang ingin diukur bukan untuk keperluan lain. Sementara itu, keandalan mengacu pada konsistensi teknik atau instrumen yang digunakan, contohnya instrumen akan menghasilkan hasil yang sama jika digunakan pada kondisi yang sama, namun berlainan tempat atau peristiwa. 7.



Analisis data Berdasarkan sifat data yang dikumpulkan, analisis data hasil penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk data yang dapat diklasifikasi dalam bentuk angka-angka. Analisis kualitatif digunakan untuk data yang bersifat uraian kalimat (data narartif) yang tidak dapat diubah dalam bentuk angka-angka. Data yang bersifat kauntitaif pada penelitian deskriptif mutlak dianalisa dengan mengguakan statistis. Statistik deskriptif digunakan menganalisa data yang bersifat kuantitatif dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data apa adanya. Statistik deskriptif bisa berupa rata-rata hitung (mean), median, modus, kadang-kadang persentase dan lain-lain. Menurut Sugiono (2010), statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antar variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisi regresi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi.



15



BAB III KESIMPULAN Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bentuknya paling mendasar yang melibatkan penggambaran fenomena alam atau bentuk buatan manusia, tindakan, perubahan dari waktu ke waktu, dan kemiripan dengan fenomena lain. 2. Penelitian deskriptif mempunyai beberapa ciri-ciri sebagai berikut: pertama, tidak menerangkan saling hubungan, men-test hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi. Kedua, mencari informasi faktual yang mendetail. Ketiga, untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung dan keenpat untuk membuat komparasi dan evaluasi. 3. Jenis-jenis penelitian ada tiga yaitu penelitian deskriptif berdasarkan sifat kajian, penelitian deskriptif berdasarkan sifat variable minat diukur, dan penelitian deskriptif berdasarkan jenis masalah yang diteliti. 4. Langkah-langkah dalam penelitian deskriptif yaitu: pertanyaan masalah, identifikasi



informasi



yang



diperlukan



untuk



memecahkan



masalah,



pengembangan instrumen pengumpulan data, identifikasi populasi sasaran dan penentuan prosedur penarikan sampel yang diperlukan, rancangan prosedur pengumpulan data, pengumpulan data, dan analisis.



16



DAFTAR PUSTAKA



Ary, Donald dkk. 2009. Introduction to Research in Education Eighth Edition. Canada: Cengage Learning. Gall, M.D., Gall, P.G dan Borg, W.R. Educational Research an Introduction (7Th Ed). Boston: Allyn dan Bacon. Purwanto. 2012. Metodologi penelitian kuantitatif untuk psikologi dan pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.CV Suryabrata, S. (2014). Metodologi penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Syaodih, Nana. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.



17