Makalah Pengelolaan Biaya Pendidikan (MP) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN PENDIDIKAN “ Pengelolan Biaya Pendidikan “



Disusun Oleh :



KELOMPOK 4 1. Fenty Madubun



(201742010)



2. Megaria



(201742)



3. Novita Ayu Indriani



(201742)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PATTIMURA 2019



PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang bersifat universal. Semua manusia tanpa terkecuali membutuhkan pendidikan untuk terus hidup dan berkarya, pendidikan bisa diterima melalui sekolah maupun kehidupan yang



luar sekolah. Sehingga pendidikan merupakan segmen



menjadi kebutuhan dasar publik bagi semua golongan. Proses pendidikan



tidaklah berjalan dengan lancar tanpa adanya biaya. Biaya pendidikan merupakan biaya yang mencakup semua jenis pengeluaran yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan. Itulah sebabnya biaya pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan.



PEMBAHASAN 1. Konsep Dasar Biaya Pendidikan Pengelolaan berasal dari kata manajemen (administrasi). Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur, mengurus atau mengelola. Banyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli. Yang keseluruhannya mengarah pada pengertian bahwa manajemen merupakan sebuah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah di tetapkan. Manajemen menurut Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa manajemen yaitu: Proses untuk mencapai tujuan tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan. Manajemen pendidikan merupakan rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan pada lingkungan tertentu, terutama dalam bentuk lembaga pendidikan yang bersifat formal. Sedangkan pembiayaan dapat didefinisikan sebagai kemampuan interval sistem pendidikaan untuk mengelola dana pendidikan dengan efisien. Pembiayaan muncul sebagai input yang digunakan untuk setiap kegiatan pendidikan. Tidak hanya terkait dengan mengetahui ataupun menganalisa sumber dana, melainkan juga bagaimana cara penggunaan dana yang efektif dan efisien. Maka dapat didefinisikan bahwa manajemen pembiayaan pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Keungan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung



menunjang



efektivitas



dan



efisiensi



pengelolaan



pendidikan.



Dalam



pengimplementasiannya sangatmenuntut kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Keuangan dan pembiayaaan sangat menentukan ketercapaian tujuan pendidikan yang memerlukan sejumlah investasi dari anggaran pemerintah dan dana masyarakat. Investasi tersebut harus dikelola secara efektif dan efisien serta diarahkan langsung



terhadap pencapaian tujuan. Hal ini merupakan kegiatan manajemen keuangan yang mengatur



penerimaan,



pengalokasian,



dan



pertanggungjawaban



keuangan



untuk



menunjang pelaksanaan program pengajaran. Beberapa kegiatan yang ada dalam pengelolaan biaya pendidikan mencakup tiga hal, yakni: Perencanaan biaya pendidikan, Pelaksanaan pengelolaan biaya pendidikan, dan evaluasi pengelolaan biaya pendidikan. Sekolah merupakan sistem yang terdiri atas serangkaian komponen yang saling terkait, dan membutuhkan masukan dari lingkungan untuk melakukan proses transformasi serta mengeluarkan hasil. Kebutuhan terhadap masukan dan pengeluaran sudahmenjadi hal yang tidak dapat dipisahkan lagi. Haltersebut disebabkan karena adanya ketergantungan antara sekolah dengan masyarakat serta lingkungannya. Masukan terhadaop sistem sekolah mencakup perangkat lunak, keras, danmanusia yang selaras dengan perkembangan lingkungan. Hal inilah yang akan memberikan konsekuensi dalam proses transformasi sistem sesuai denan tuntutan lingkungan terhadap keluaran. 2. Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia, secara umum pembiayaan pendidikan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pembiayaan rutin (recurring cost) dan pembiayaan modal (capital cost). Recurring cost pada intinya mencakup keseluruhan biaya operasional penyelenggaraan pendidikan, seperti biaya administrasi, pemeliharaan fasilitas, biaya pengawasan, gaji guru dan tenaga administrasi, dan sebagainya. Adapun capital cost atau sering pula disebut biaya pembangunan yang mencakup biaya untuk pembangunan fisik, pembelian tanah, dan pengadaan barang-barang lain yang didanai anggaran pembangunan itu. Sumber pembiayaan pendidikan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu dari pemerintah dan masyarakat. Pihak pemerintah pun dapat dikelompokkan menjadi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Adapun dikalangan masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai masyarakat umum dan orang tua siswa. Mengingat adanya berbagai pihak yang harus terlibat dalam hal penyandang dana pendidikan, maka perlu dicermati unsur kejelasan/ketajaman (acuity) dalam pendistribusiannya. Dana yang dialokasikan pemerintah untuk kegiatan pendidikan secara langsung akan bersentuhan dengan pemenuhan sumber daya pendidikan. Persoalan yang harus dipecahkan yaitu yang menyangkut proses pembelajaran. Proses pembelajaran sangat



tergantung dari kualitas dan komitmen tenaga kependidikan yang langsung sebagai pengola pendidikan. Dana yang besar tidak menjamin terjadinya proses pembelajaran berjalan dengan mulus. Dana besar, dan komitmen tenaga kerja dibidang pendidikan yang memungkinkan terjadi proses pembelajaran berjalan dengan baik. Untuk itu perlu pengontrolan yang tegas, jelas dan terstruktur, agar tujuan pembelajaran yaitu meningkatkan kompetensi siswa/mahasiswa dapat terealisasi. Jika tujuan ini dapat tercapai, maka pembiayaan di dunia pendidikan tidak sia-sia sehingga efisiensi dapat tercapai. Tipe Pembiayaan Pendidikan Biaya disadari sebagai sesuatu yang tidak tepat dan selalu subjektif, lebih-lebih jika dampak dari suatu kegiatan hanya disajikan/diuraikan/diterangkan secara umum. Anggaran (budget) disadari lebih tepat, sebagaimana batasan dari konsep biaya yaitu memberi nilai uang atas sumber daya yang dibutuhkan. Pengeluaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1.



Current cost/ recurrent cost adalah sesuatu pengeluaran yang bersifat rutin dan kita jumpai tahun demi tahun contohnya : gaji guru, pembelian alat-alat tulis dan pembelian barang tahan lama seperti bangunan.



2.



Direct Cost adalah pengeluaran yang ditunjukan untuk membiayai aktivitas khsusus, seperti biaya untuk mendukung berjalannya pelatihan, termasuk staf, guru, dan peralatan yang berbeda dengan pembiayaan tidak langsung yang mendukung jalannya sekolah, tetapi tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas pembelajaran. Biaya ini termasuk pengeluaran untuk perawatan gedung, biaya pengelolaan dan administrasi, service dan perpustakaan.



3.



Variable cost adalah biaya yang dapat naik turun tergantung dari aktivitas sekolah atau perguruan tinggi, tergantung dari banyaknya siswa yang harus dilayani, biaya ini berbeda dengan fixed cost yang besarannya tidak tergantung dari jumlah siswa seperti gedung, administrasi dan jasa bimbingan.



4.



Total cost adalah penjumlahan dari seluruh komponen biaya yang dikeluarkan sekolah dalam operasionalnya. Berdasarkan biaya total ini dapat dicari biaya per



siswa dalam sekolah tersebut yaitu dengan membagi seluruh biaya rata-rata per anak di setiap kelas dalam kurun waktu tertentu. Komponen Dalam Biaya Pendidikan Usaha lembaga pendidikan dalam menjalankan proses pembelajaran dengan menerapkan prinsip ekonomi guna mencapai efisiensi, perlu mencermati pengeluaran yang berupa biaya (inherent) pada beberapa komponen di bawah ini : 1.



Peningkatan kegiatan pembelajaran



2.      Pemeliharaan dan penggantian sarana dan prasarana pendidikan 3.      Peningkatan pembinaan kegiatan intra kurikuler siswa 4.      Kesejahteraan karyawan 5.      Biaya pembinaan kegiatan, pemantauan, pengawasan, dan pelaporan 6.      Pembinaan tenaga kependidikan 7.      Pengadaan alat-alat belajar 8.      Pengadaan bahan pelajaran 9.      Perawatan sarana kelas, sarana sekolah 10.  Pembinaan ekstra kurikuler siswa 11.  Pengelolaan sekolah 12.  Prosedur anggaran 13.  Prosedur akutansi keuangan 14.  Pembelanjaan, pergudangan, dan pendistribusian 15.  Prosedur investasi 16.  Prosedur pemeriksaan 17.  Laju perkembangan pendidikan yang lamban 18.  Tuntutan msyarakat adanya perbaikan dalam sistem pendidikan nasional. 19.  Peningkatan mutu pada semua jenis dan jenjang pendidikan 20.  Peningkatan kemampuan dalm menguasai iptek.



3. Sumber Dana Pendidikan Berdasarkan PP Nomor 48  Tahun  2008  tentang  Pendanaan Pendidikan,  disebutkan bahwa ada 3 jenis biaya pendidikan, yaitu Biaya Satuan  Pendidikan,  Biaya Penyelenggaraan dan/atau  Pengelolaan  Pendidikan, serta  Biaya Pribadi  Peserta  Didik.  1.



Sumber-Sumber  Pemasukan  Keuangan Sekolah Pasal 46 UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan  Nasional,  menyatakan  pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Sebagai konsekuensi logisnya maka sumbersumber pemasukan sekolah bisa berasal dari pemerintah, usaha mandiri sekolah , orang tua siswa, dunia usaha dan industri, sumber lain seperti hibah yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku,  yayasan  penyelenggara  pendidikan  bagi lembaga pendidikan swasta, serta masyarakat luas. 1) Pemerintah: Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Sumber dana pendidikan untuk SD dan SMP, saat ini bersumber dari dana BOS yang dialokasikan melalui  Anggaran  Pendapatan  dan  Belanja Negara (APBN); disamping itu terdapat juga dana khusus melalaui   pemerintah daerah provinsi dan kabupaten yang disebut dana khusus dari APBDI dan APBD II.  Dana BOS ini, merupakan dana operasi nonpersonalia sedangkan untuk gaji pendidik dan tenaga kependidikan bersumber dari dana Rutin melalui APBN dan APBD. 2) Dana Masyarakat; dana ini bisa berasal dari komite sekolah/orang tua siswa atau dari sponsor dan donatur 3) Dana Swadaya Beberapa  kegiatan  yang  merupakan  usaha mandiri  sekolah  yang  bisa  menghasilkan pendapatan sekolah antara lain : (1) pengelolaan kantin sekolah, (2) pengelolaan koperasi sekolah, (3)  pengelolaan  wartel,  (4)  pengelolaan  jasa antar jemput siswa, (5) panen kebun sekolah, (6) kegiatan yang menarik sehingga ada sponsor yang memberi dana, (7) kegiatan seminar/ pelatihan/lokakarya dengan dana dari peserta yang bisa disisihkan sisa anggarannya untuk sekolah, (8)



penyelenggaraan lomba kesenian dengan biaya dari peserta atau perusahaan yang sebagian dana bisa disisihkan untuk sekolah. 4) Sumber Lain Selain yang sudah disebutkan di atas, masih ada sumber  pembiayaan alternatif yang berasal dari proyek pemerintah baik yang bersifat block grant  maupun  yang  bersifat matching  grant   (imbal swadaya). 



2.



Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah



1)



Meningkatkan  efektivitas  dan  efisiensi penggunaan keuangan sekolah



2)



Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.



3)



Meminimalkan  penyalahgunaan  anggaran sekolah.



3. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Prinsip-prinsip manajemen sekolah meliputi: 1). Transparansi 



Transparan berarti adanya keterbukaan dalam pengelolaan







Adanya keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawaban.







Tujuannya untuk meningkatkan dukungan dan menambah kepercayaan dari orang tua, masyarakat dan pemerintah







Wujud transparansinya bisa softcopy atau hardcopy. Online atau offline



2). Akuntabilitas  



Yakni, kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansi-nya dalam menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya.







Penggunaan keuangan dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan.







Tiga pilar utama membangun akuntabilitas: 1) Transparansi, 2) Standar kinerja, dan 3) Partisipasi



3). Efektivitas 



Diartikan dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.







Efektivitas tidak hanya berhenti hingga tujuan tercapai, tetapi sampai pada kualitatif hasil







Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes.



DAFTAR PUSTAKA https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/07/konsep-dasar-pengelolaan-biaya-pendidikan-2/ https://jannah-craft.blogspot.com/2014/10/makalah-pembiayaan-pendidikan.html https://ainamulyana.blogspot.com/2015/03/pengelolaan-keuangan-sekolah.html