Makalah Penyakit DBD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH BAHASA INDONESIA



MENGETAHUI PENYAKIT DBD SEJAK DINI Tujuan Makalah : 1. Mengetahui tentang penyakit DBD. 2. Mengajak pembaca untuk megetahui gejala dan pencegahan penyakit DBD



KELOMPOK 4 Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Desi Eva Nursari Edyka Pranawijaya Fian Alpiana Intana Ivanka Lidiana Sulfi Nia Purnamasari Rofiatun Sulistyorini Zahratul Wardah



Akademi Keperawatan Yapen Jakarta Jl. Batas No.54, Pasar Rebo, Jakarta Timur



Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kemudahan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas membuat makalah tentang : Mengetahui Penyakit DBD Sejak Dini Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia dan untuk menambah wawasan pengetahuan penulis dan pembaca semua. Banyak kendala yang penulis hadapi dalam rangka penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk itu, penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bu Desy Listyaningrum, selaku dosen bahasa Indonesia yang telah menugaskan pembuatan makalah ini. 2. Seluruh anggota kelompok penulis yang bersedia bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini. 3. Seluruh teman Tingkat I B yang membantu kelancaran dalam membuat makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran pembaca sangatlah penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya.



Jakarta , 29 November 2016



Penulis i



ABSTRAK Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang penyakit DBD, dan memberi tahu pembaca mengenai gejala sampai ke tahap seseorang terkena penyakit DBD. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati, begitulah kata pepatah. Di Indonesia sendiri kasus DBD menjadi salah satu penyakit yang paling menakutkan. Kebanyakan masyarakat kurang memahami tanda dan tahapan dari siklus penyakit DBD tersebut. Data dari makalah ini dikumpulkan menggunakan metode studi literature yang



terdapat dalam buku maupun yang terdapat dari sumber internet, serta diskusi kelompok. Simpulan dari makalah ini menunjukan bahwa : (1) DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang betina. (2) DBD dapat dicegah dengan rutin melakukan 3M, menjaga sanitasi lingkungan tetap bersih, dan mengkonsumsi makanan-makanan bergizi.



ABSTRACT



This paper aims to find out about the dengue disease, and inform the reader about the symptoms get to the stage of a person affected by dengue disease. Because prevention is better than cure, so the saying goes. Dengue cases in Indonesia itself into one of the most frightening diseases. Most people do not understand the signs and stages of the cycle of the dengue disease. Data from this paper were collected using literature studies contained in the book as well as indications from internet sources, and group discussions. The conclusions of this paper show that: (1) DHF is a disease caused by dengue virus is classified as arboviruses and enter the body through the bite of the female Aedes aegypti mosquito. (2) DHF can be prevented by routine 3M, keeping the environment clean sanitation, and eating nutritious foods.



ii



Daftar Isi KATA PENGANTAR ................................................................................... i ABSTRAK .................................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1. 1.2. 1.3.



Latar Belakang .............................................................................................. 1 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2



BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3 2.1. Pengertian Demam Berdarah ........................................................................ 3 2.2. Penyebab Penyakit DBD ................................................................................ 3 2.3. Cara Penularan Penyakit DBD ....................................................................... 4 2.4. Gejala Penyakit DBD ...................................................................................... 4 2.5. Tahap Penyakit DBD ...................................................................................... 5 2.6. Model Terjadinya Penyakit DBD.................................................................... 6 2.7. Perjalanan Alamiah ....................................................................................... 7 2.8. Cara Pengobatan Penyakit DBD .................................................................... 8 2.9. Cara Pencegahan Penyakit DBD .................................................................... 9 2.10. Tingkat Pencegahan Penyakit DBD................................................................ 10



BAB III SIMPULAN................................................................................... 11 3.1. Simpulan ........................................................................................................ 11 3.2. Saran .............................................................................................................. 11



DAFTAR PUSAKA ...................................................................................... 12 LAMPIRAN ............................................................................................... 13 iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1. LATAR BELAKANG Dengan yang disebarkan virus disebarkan oleh nyamuk Aedes (Stegomyia). Selama dua dekade terakhir, frekuensi kasus dan epidemi penyakit demam dengue (dengue fever, DF), demam berdarah (dengue hemorragic fever, DHF), dan sindrom syok dengue (dengue syok syndrom, DSS) menunjukkan peningkatan yang dramatis di seluruh dunia. The World Health Report 1996, menyatakan bahwa ”kemunculan kembali penyakit infeksisus merupakan suatu peringatan bahwa kemajuan yang telah diraih sampai sejauh ini terhadap keamanan dunia dalam hal kesehatan dan kemakmuran sia-sia belaka”. Laporan tersebut lebih jauh menyebutkan bahwa ”penyakit infeksius tersebut berkisar dari penyakit yang terjadi di daerah tropis (seperti malaria dan DHF yang sering terjadi di negara berkembang) hingga penyakit yang ditemukan di seluruh dunia (seperti hepatitis dan penyakit menular seksual [PMS], termasuk HIV/AIDS) dan penyakit yang disebarkan melalui makanan yang mempengaruhi sejumlah besar penduduk dunia baik di negara miskin maupun kaya.” Pada Mei 1993, pertemuan kesehatan dunia yang ke-46 mengajukan suatu resolusi tentang pengendalian dan pencegahan dengue yang menekankan bahwa pengokohan pencegahan dan pengendalian DF, DHF, DSS baik di tingkat lokal maupun nasional harus menjadi salah satu prioritas dari Negara Anggota WHO tempat endemiknya penyakit. Resolusi tersebut juga meminta: (1) strategi yang dikembangkan untuk mengatasi penyebaran dan peningkatan insiden dengue harus dapat dilakukan oleh negara terkait, (2) peningkatan penyuluhan kesehatan masyarakat, (3) mengencarkan promosi kesehatan, (4) memperkuat riset, (5) memperluas surveilens dengue, (6) pemberian panduan dalam hal pengendalian vektor, dan (7) mobilisasi sumber daya eksternal untuk pencegahan penyakit harus menjadi prioritas. Untuk menanggapi resolusi WHA dalam pencegahan dan pengendalian dengue, strategi global untuk operasionalitas kegiatan pengendalian vektor dikembangkan berdasarkan komponen utama seperti, tindakan pengendalian nyamuk yang selektif terpadu dengan partisipasi masyarakat dan kerja sama antarsektor, persiapan kedaruratan, dll. Salah satu penopang utama dalam strategi global adalah peningkatan surveilans yang aktif dan didasarkan 1



pada pemeriksaaan laboratorium yang akurat terhadap DF/DHF dan vektornya. Agar berjalan lancar, setiap negara endemik harus memasukkan penyakit DHF menjadi salah satu jenis penyakit yang harus dilaporkan.



1.2. RUMUSAN MASALAH 1.



Apa penyakit demam berdarah ?



2.



Bagaimana model terjadinya penyakit demam berdarah ?



3.



Bagaimana perjalanan penyakit demam bedarah ?



4.



Bagaimana tahap-tahap penyakit demam berdarah ?



5.



Bagaimana cara pencegahan penyakit demam berdarah ?



1.3. TUJUAN Tujuan penulisan ini di bagi menjadi 2 yaitu, tujuan umum dan khusus: Tujuan Umum  Mengetahui konsep penyakit demam berdarah  Mengetahu model terjadinya penyakit demam berdarah  Mengetahui perjalanan penyakit demam berdarah  Mengetahui tingkat-tingkat penyakit demam berdarah  Mengetahui cara pencegahan penyakit demam berdarah Tujuan Khusus  Menyelesaikan tugas mata kuliah bahasa Indonesia



2



BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGERTIAN DEMAM BERDARAH DHF atau dikenal dengan istilah demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus (Arthro podborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes albopictus dan Aedes aegepty). Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue Haemoragic Fever (DHF). DHF / DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang betina. (Suriadi : 2001). Demam dengue adalah penyakit yang terdapat pada anakanak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama terinfeksi virus (Arif Mansjur : 2001). DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh Aedes aegepty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir, Patrick Manson, 2001). DHF adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty (Seoparman, 1996).



2.2. PENYEBAB PENYAKIT DEMAM BERDARAH Penyebab utama adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes albopictus dan Aedes aegepty ). Adanya faktor tesebut berhubungan dengan: a) Sebuah kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan sehari-hari. b) Sanitasi lingkungan yang kurang baik. c) Penyedaiaan air bersih yang langka. Daerah yang terjangkit DHF adalah wilayah padat penduduk karena antar rumah jaraknya berdekatan yang memungkinkan penularan karena jarak terbang Aedes aegypti 40-100 m. Aedes aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit berulang (multiple biters) yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat, (Noer, 1999).



3



2.3. CARA PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty betina. Sebuah nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang: 



Yang sakit DBD atau yang tidak sakit DBD tetapi dalam darahnya terdapat virus Dengue (karena orang ini memiliki kekebalan terhadap virus dengue)







Orang yang mengandung virus dengue tetapi tidak sakit, bisa pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes aegypti.







Virus dengue yang terhisap akan berkembangbiak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya.







Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus itu akan dipindahkan bersama air liur nyamuk.







Bila orang yang ditulari itu tidak memiliki kekebalan (umumnya anak-anak), ia akan segera menderita DBD.







Nyamuk Aedes Aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya dapat menularkan kepada orang lain.







Dalam darah manusia, virus dengue akan mati dengan sendirinya dalam waktu lebih kurang 1 minggu.



2.4. GEJALA PENYAKIT DEMAM BERDARAH Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut: 1.



Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).



2.



Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.



3.



Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.



4.



Terjadi pembesaran hati (hepatomegali). 4



5.



Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.



6.



Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).



7.



Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.



8.



Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.



9.



Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.



10. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.



2.5. TAHAP PENYAKIT DEMAM BERDARAH Tahap penyakit demam berdarah meliputi demam biasa, demam berdarah klasik, demam berdarah dengue atau hemoragik dan sindrom syok dengue, yakni sebagai berikut: 1) Demam berdarah (klasik) Gejala demam berdarah yang terjadi berbeda-beda tergantung pada usia pasien. Pada bayi dan anak-anak ditandai dengan ruam yang muncul. Pada usia remaja dan dewasa, penyakit demam berdarah ditandai dengan sakit kepala parah, demam tinggi dan nyeri dibelakang mata, nyeri pada tulang dan sendi, muntah dan mual dan ruam pada kulit. 2) Demam berdarah dengue Demam berdarah dengue atau sering disingkat menjadi DBD biasanya ditinjukkan dengan gejala seperti penderita demam berdarah klasik dan empat gejala utama lainnya yakni demam tinggi, pendarahan hebat dan diikuti pembesaran hati serta sistem sirkulasi udara yang memiliki kegagalan. Diagnosis lainnya pada DBD adalah kerusakan pembuluh darah, kerusakan pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit seperti memar kebiruan, trombositopenia dan jumlah sel darah merah merah yang meningkat. 3) Sindrom syok dengue Sindrom syok dengue adalah tingkat yang paling tinggi dari infeksi virus dengue. Hal ini ditandai dengan pasien akan mengalami seluruh gejla penyakit demam berdarah klasik dan 5



demam berdarah dengue dan kebocoran cairan yang terjadi dipembuluh darah, perdarahan dan syok yang menyebabkan tekanan darah rendah dan berlangsung demam selama 2-7 hari. Awal terjadinya akan ditandai dengan tubuh dingin, sakit perut dan sulit tidur.



2.6. MODEL TERJADINYA PENYAKIT DEMAM BERDARAH 1. Agen Nyamuk Aedes aegypti merupakan pembawa virus dari penyakit Demam Berdarah. Cara penyebarannya melalui nyamuk yang menggigit seseorang yang sudah terinfeksi virus demam berdarah. Virus ini akan terbawa dalam kelenjar ludah si nyamuk. Kemudian nyamuk ini menggigit orang sehat. Bersamaan dengan terhisapnya darah dari orang yang sehat, virus demam berdarah juga berpindah ke orang tersebut dan menyebabkan orang sehat tadi terinfeksi virus demam berdarah. 2.



Host (Pejamu) Manusia tergigit oleh nyamuk Aedes yang telah memiliki virus DBD di dalam tubuhnya,



virus DBD menginfasi kedalam tubuh. Ketika sistem imun melemah, virus ini aktif berkembang biak dan memulai infasi dan menginfeksi trombosit. 3.



Lingkungan Bak penampungan air yang tidak pernah dikuras dan tanpa penutup merupakan lokasi



perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypty. Semakin banyak genangan air, maka semakin meningkat populasi nyamuk Aedes Aegypty. Kebiasaan dari nyamuk ini adalah dia senang berada di genangan air bersih dan di daerah yang bany ak pohon seperti di taman atau kebun. Genangan air pada pot bunga mungkin menjadi salah satu tempat favorit nyamuk yang dapat terlupakan oleh Anda. Jangan menggantung baju karena dapat sebagai tempat berkembangnya nyamuk.



6



2.7. PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT DEMAM BERDARAH 1.



Tahap Prepatogenesis Fase Susepteble : agent (nyamuk Aedes aegypti) sudah terinfeksi virus dangue dari host



yang satu yang menderita penyakit DBD tetapi agent belum menularkan virus dangue pada host yang lain, sehingga host tersebut belum terinfesi virus dangue. 2. 



Fase Fatogenesis Fase presimtomatis : host sudah terinfeksi virus dangue tetapi gejalanya belum tampak namun apabila dilakukan pemeriksaan diagnostik maka akan didapat peningkatan leukosit dan penurunan trombosit







Fase klinis : infeksi virus semakin meluas, muncul tanda-dan gejala DBD Masa inkubasi selama 3 – 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue.



Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut : a. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 – 40 derajat Celsius) b. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan c. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), d. mimisan (epitaksis), buang air besar dengan kotoran berupa lendir bercampur darah (melena), dan lain-lainnya. e. Terjadi pembesaran hati (hepatomegali). f. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok. g. Pada pemeriksaan laboratorium hari ke 3 – 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal. h. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, 



Fase ketidakmampuan : apabila pengobatan berhasil, maka penderita akan sembuh sempurna tetapi apabila penyakit tidak ditangani dengan segera atau pengobatan yang dilakukan tidak berhasil maka akan mengakibatkan kematian.



7



2.8. CARA PENGOBATAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH Pada banyak kasus yang terjadi, DBD sering berujung pada kematian. Banyaknya kasus kematian yang terjadi sering kali diakibatkan karena ketidak tahuan dan lampannya penanganan terhadap penderita sehingga begitu penderita di bawa ke rumah sakit kondisinya sudah parah. Sebenarnya tidak ada pengobatan yang spesifik ataupun vaksin untuk demam berdarah. Bila anda pikir sesorang terkena demam berdarah, berikan mereka cairan sebanyak mungkin, bawa mereka ke puskesmas terdekat, dan hindarkan mereka dari nyamuk untuk menghindari yang lain terjangkiti juga. Penyakit ini dapat berlangsung hingga 10 hari, dan pemulihannya dapat memakan maktu 1 minggu hingga 4 minggu. Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan, mencegah/mengatasi keadaan syok / presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum, bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui infus. Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin, atau pemberian antipiretika Jika anda mengalami panas tinggi yang berkepanjangan (lebih dari 1 hari) dan tidak sembuh dengan meminum obat, cobalah mendatangi rumah sakit terdekat dan cek darah anda. Apabila anda menemukan trombosit anda sudah di bawah batas normal (batas normal: 150.000-500.000), berhati-hatilah. Ada cara yang bisa ditempuh tanpa harus diopname di rumah sakit, tapi butuh kemauan yang kuat untuk melakukannya. Cara itu adalah sbb: a.



Minumlah air putih minimal 20 gelas berukuran sedang setiap hari (lebih banyak lebih baik)



b. Cobalah menurunkan panas dengan minum obat penurun panas c.



Beberapa teman dan dokter menyarankan untuk minum minuman ion tambahan (tapi banyak juga yang tidak menganjurkannya)



d. Minuman lain yang disarankan: Jus jambu merah untuk meningkatkan trombosit (ada juga yang menyarankan: daun angkak, daun jambu, dsb) e.



Makanlah makanan yang bergizi dan usahakan makan dalam kuantitas yang banyak (meskipun biasanya minat makan akan menurun drastis).



8



Sebenarnya, semua usaha di atas bertujuan untuk menambah daya tahan tubuh terhadap serangan demam berdarah, karena pada dasarnya demam berdarah tidak perlu obat tertentu (dan memang tidak ada obat untuk itu). Ketahanan tubuh dapat dilihat dari jumlah leukosit dalam darah. Ketika leukosit mulai meningkat (membaik), maka biasanya trombosit yang kemudian akan bertambah.



2.9. CARA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH Saat ini, metode utama yang digunakan untuk mengontrol dan mencegah terjadinya demam berdarah dengue adalah dengan melakukan pemberantasan terhadap nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebar virus dengue. Nyamuk Aedes aegypti ini dapat berada di dalam rumah ataupun luar rumah. Di dalam rumah biasanya nyamuk tersebut suka bersembunyi di tempat yang gelap seperti di lemari, gantungan baju, di bawah tempat tidur dll. Sedangkan apabila di luar rumah nyamuk Aedes aegypti tersebut menyukai tempat yang teduh & lembab. Nyamuk betinanya biasanya akan menaruh telur-telurnya pada wadah air di sekitar rumah, sekolah, perkantoran dll, dimana telur tersebut dapat menetas dalam waktu 10 hari. Oleh sebab itu, lakukan 3 M 



Menguras : Menguras tempat penampungan air secara rutin, seperti bak mandi dan kolam. Sebab bisa mengurangi perkembangbiakan dari nyamuk itu sendiri. Atau memasukan beberapa ikan kecil kedalam bak mandi atau kolam. Sebab ikan akan memakan jentik nyamuk.







Menutup : Menutup tempat-tempat penampungan air. Jika setelah melakukan aktivitas yang berhubungan dengan tempat air sebaiknya anda menutupnya agar nyamuk tidak bisa meletakan telurnya kedalam tempat penampungan air. Sebab nyamuk demam berdarah sangat menyukai air yang bening.







Mengubur : Kuburlah barang – barang yang tidak terpakai yang dapat memungkinkan terjadinya genangan air.



9



2.10. TINGKAT PENCEGAHAN Langkah Dasar Promosi kesehatan :  Penyuluhan kesehatan



Skunder  Program pemeriksaan berkala seperti



Tersier  Upayakan pemberian cairan yang adekuat  Menganjurkan



tentang penyakit DBD



pemeriksaan lingkungan



dan cara memelihara



tempat tinggal oleh



makan makanan yang



lingkungan yang baik



petugas kesehatan



bergizi dan usahakan



seperti melakukan



lingkungan.



makan dalam kuantitas



tindakan 3M (menguras, mengubur, menutup)  Upaya untuk



 Melakukan pemberantasan nyamuk



makanan yang banyak



dan sarang-sarangnya



mengandung protein



pencegahan DBD



dengan penyemprotan



ditunjukkan pada



(foogin)



pemberantasan nyamuk beserta tempat perkembangbiakannya



yang banyakterutama



 Mengusahakan pasien yang dalam masa



 Pemberian obat demam bedarah.



pemulihan agar terhindar dari gigitan



 Memberikan jus jambu.



nyamuk lagi.  Melakukan donor darah



10



BAB IV PENUTUP 4.1. SIMPULAN DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang betina. (Suriadi : 2001) Penyebab utama adalah Arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes albopictus dan Aedes aegepty). Yang vektor utamanya adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Adanya vektor tesebut berhubungan dengan :  Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan sehari-hari.  Sanitasi lingkungan yang kurang baik.  Penyedaiaan air bersih yang langka. Model terjadinya penyakit demam berdarah ini dimulai dari agen, host serta lingkungan. Siklus demam yang dialami seseorang yang terkena penyakit DBD harus diketahui sejak dini, jika diabaikan bisa menyebabkan hal-hal yang lebih fatal. DBD dapat dicegah dengan rutin melakukan 3M, menjaga sanitasi lingkungan tetap bersih, dan mengkonsumsi makanan-makanan bergizi.



4.2. SARAN Setiap individu sebaiknya mengerti dan memahami bahaya dari penyakit DBD tersebut, sehingga setiap individu tersebut bisa lebih merasa khawatir dan mampu menjaga diri dan lingkungannya dari kemungkinan minim terserangnya demam berdarah. P e r l u n y a d i g a l a k k a n g e r a k a n 3 M p l u s , tidak hanya bila terjadi wabah tetapi harus dijadikan gerakan nasional melalui pendekatan masyarakat. Segenap pihak yang terkait dapat bekerja sama untuk mencegah DBD.18



11



DAFTAR PUSAKA



Zurhaini Ana. Penyakit DBD. http://anazurhaini.blogspot.co.id/2014/01/1024x768-normal-0-false-falsefalse-in.html. Diakses Kamis, 09 Januari 2014. Avri. Penyakit Demam Berdarah. http://alviescoot.blogspot.co.id/2014/09/makalah-penyakit-demamberdarah-dbd.html. Diakses 27 September 2014. WHO. Grafik DHF. 2012. Depkes. Kasus Demam Berdarah di Indonesia. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/buletin/buletin-dbd.pdf . Diakses Kamis, 09 Januari 2014.



12



LAMPIRAN



Lima provinsi tertinggi Angka Insiden DBD per 100.000 Penduduk di Indonesia Tahun 2005-2009



Sumber : Ditjen PP & PL Depkes RI, 2009 & PL Depkes RI, 2009



13