Makalah Peradaban Yunani Kuno Dan Romawi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laut Tengah dalam sejarah kuno merupakan laut yang mempertemukan tiga benua yaitu Asia, Eropa, dan Afrika. Iklim di wilayah ini cukup nyaman sepanjang tahun dan curah hujan pun cukup pula apalagi di zaman dulu, misalnya di pulau Sisilia, Italia dan Balkan. Akan tetapi majunya peternakan domba membuat hutan-hutan banyak yang ditebang untuk tempat pengembalaan ternak. Kontak antar bangsa berlangsung melalui perdagangan sejak zaman kuno hingga sekarang sehingga mengakibatkan terjadinya pertukaran budaya antar bangsa. Seperti pertemuan peradaban Mesir di Afrika dengan peradaban Arabia yang dipertemukan oleh bangsa pelaut Funisia dari Sidon dan Tyrus yang sekarang di kenal dengan Lebanon. Bersamaan dengan pertemuan peradaban-peradaban itu telah mengalir bangsabangsa baru ke pinggiran Laut Tengah seperti bangsa Semit dari Asia, bangsa Berber dari Afrika, dan bangsa Indogermani dari Eropa. Pada bangsa-bangsa tersebut memiliki watak yang hampir sama yaitu kebebasan dalam berfikir ataupun dalam kehidupan. Peradaban Yunani dan Romawi adalah suatu produk dari keistimewaan geografis dari wilayah di sekitar Laut Tengah. Wilayah tersebut merupakan dunia tersendiri. Baik iklim maupun tetumbuhannya, berbeda dengan yang ada di daerah lain. Keadaan alam yang dimiliki oleh Yunani dan Romawi sangat membantu penduduknya untuk bisa mempertahankan kehidupannya yang tidak bisa dipenuhi di wilayahnya dan mencari ke wilayah lainnya di sekitar Laut Tengah. Oleh karena itu, Bangsa Yunani dan Romawi mampu menguasai hampir seluruh pantai yang ada di laut tengah sesuai zamannya. Orang Yunani tinggal jazirah Balkan yang paling ujung yang menjorok ke laut. Secara geografis yunani mewujudkan suatu keutuhan dengan ciri-ciri alam yang lain dibandingkan dengan daerah balkan lainnya. Daerah yunani dari utara sampai ke selatan dipenuhi dengan perbukitan batu kapur. Banyak pantai-pantai yang berkelok-kelok mengakibatkan banyaknya teluk dengan pelabuhan-pelabuahan alam yang baik untuk pelayaran dan perniagaan. Kebanyakan penduduk yunani hidup di daerah pinggiran pantai karena miskinnya daerah pedalaman yang penuh bebatuan sehingga tanaman jarang yang tumbuh. Meskipun orang yunani harus hidup dalam berbagai kesulitan alam, tetapi mereka tidak tercepit dan hidup celaka. Dengan keadaan seperti itulah penduduk



Yunani bisa mengarungi lautan tengah. Dengan alam seperti itu penduduk Yunani telah menguasai wilayah yang ada di sekitar Laut Tengah dan melakukan kolonialisasi, menjual hasil tambang dan hasil lautnya dan “mengimpor” segala kebutuhannya seperti makanan pokok atau segala yang berhubungan dengan pertanian yang tidak bisa tumbuh di negerinya. Kawasan Romawi adalah daerah yang terletak di laut Mediterania, di bagian sebelah barat merupakan daerah pantai yang berkontur landai dengan sungai Tiber sebagai muara. Sehingga daerah ini kemudian berkembang menjadi sebuah daerah pelabuhan dan pelayaran. Bagian Timur memiliki jenis tanah pegunungan dengan kontur pantai yang curam. Sedangkan kawasan utara merupakan daerah pegunungan Alpen. Kondisi alam yang membuat kecenderungan untuk bertahan hidup lebih diutamakan., dibidang seni tidak terlalu menjadi perhatian utama masyarakat Romawi Kuno. Leluhur bangsa Romawi adalah bangsa Latinum, disamping terdapat percampuran dengan bangsa Etruskia dan bangsa Yunani. Hal ini mempengaruhi dan member sumbangan besar kepada kebudayaan Romawi. Walaupun begitu ciri khas kepribadian orang Romawi yang bersifat strategis, menonjolkan kekuatan, fungsionsl, dan realistis tidak hilang. bahkan telah membuat campuran kebudayaan serapan mereka menjadi suatu kebudayaan baru dan menjadi asal usul peradaban Eropa di masa depan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Geografi Sejarah Yunani Kuno dan Romawi? 2. Bagaimana Sejarah Awal Yunani Kuno dan Romawi? 3. Bagaimana Kebudayaan Yunani kuno dan Romawi? 4. Bagaimana perkembangan Yunani Kuno dan Romawi?



C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui Geografi Sejarah Yunani Kuno dan Romawi. 2. Untuk mengetahui Sejarah Awal Yunani Kuno dan Romawi.



3. Untuk mengetahui Kebudayaan Yunani Kuno dan Romawi. 4. Untuk mengetahui Perkembangan Yunani Kuno dan Romawi Kuno.



BAB II PEMBAHASAN



A. Geografi Sejarah Yunani Kuno dan Romawi 1. Geografi Sejarah Yunani Kuno Orang Yunani tinggal jazirah Balkan yang paling ujung yang menjorok ke laut. Secara geografis yunani mewujudkan suatu keutuhan dengan ciri-ciri alam yang lain dibandingkan dengan daerah balkan lainnya. Daerah yunani dari utara sampai ke selatan dipenuhi dengan perbukitan batu kapur. Banyak pantai-pantai yang berkelokkelok mengakibatkan banyaknya teluk dengan pelabuhan-pelabuahan alam yang baik untuk pelayaran dan perniagaan. Kebanyakan penduduk yunani hidup di daerah



penggiran pantai karena miskinnya daerah pedalaman yang penuh bebatuan sehingga tanaman jarang yang tumbuh. Wilayah Yunani memiliki keadaan alam yang cukup unik, beragam dan kontras, antara daratan dengan lautan yang mengelilinginya, pegunungan yang ganas dan dingin di satu sisi dengan lembah-lembah sungai yang subur dan senantiasa disinari matahari di sisi lainnya. Kondisi alamnya dikenal tidak mempunyai kekayaan yang melimpah. Keadaan alam inilah yang kemudian diperkirakan membentuk masyarakat dengan perbedaan watak yang beragam dan kontras pula. Ada beberapa keuntungan negeri Yunani mengarah ke Mediterian, diantaranya perkembangan peradaban terlebih dahulu muncul di daerah Asia, di sana telah ada pelabuhan-pelabuhan dagang yang ramai, sehingga penduduk yunani bisa berinteraksi dengan penduduk yang ada di sekitar Mediterian. Di tambah alam geografisnya, telah memunculkan berbagai Kesatuan Politik yang disebut Polis atau Negara Kota (City State) yang wilayahnya meliputi kota itu sendiri dan daerah-daerah sekitarnya “Polis” yang lokasinya terpisah satu sama lainnya. Isolasi seperti itu lebih memudahkan perkembangan peradaban kota-kota yang tidak banyak terganggu oleh serbuan musuh dari luar maupu dari dalam. Sejarah Yunani banyak dipengaruhi sifat-sifat gunung yang ada di wilayah semenanjung Balkan. Yunani dibatasi oleh deretan pegunungan dari jazirah Balkan, fungsinya mengamankannya dari serbuan musuh dari luar. Puncak yang tertinggi bernama “Olimpus” yang oleh orang Yunani kuno dipandang sebagai tempat para dewa mereka. Gunung-gunung dan teluk-teluk di Yunani yang tak terhitung banyaknya pada waktu itu menghalangi komunikasi melalui darat. Lembah-lembah dan daratan rendah yang terpisah-pisah merupakan unit-unit geografis dan ekonomi yang bersifat alami, dan menjadi pemisah kesatuan unit politik. Struktur Geografis Yunani adalah kompleks, sangat beragam. Di wilayah yang kecil dan ditambah berpulau-pulau ini daerah satu dengan yang lain dipisahkan oleh gunung kapur, lembah curam atau selat. Keadaan geografis seperti ini berbeda dengan Mesir atau Mesopotamia yang relatif terbuka dan datar bergurun pasir yang secara militer menguntungkan untuk kontrol dari Pusat. Dengan keadaan yang terpisah-pisah itu maka setiap tempat (topos) menjadi istimewa, punya karakter, punya “Genius” atau “Spirit”, dan spirit itu dianggap menghasilkan tatanannya sendiri, yang pada gilirannya nanti dipersonifikasikan sebagai dewa-dewa yang menguasai tempat itu.



Kepercayaa Yunani mengenal banyak dewa yang terhimpun menjadi sebuah keluarga, kumpulan itu disebut sebagai “Pantheon” ( Pan = perhimpunan, Theon = dewa). Gagasan pantheon ini sebenarnya adalah gagasan politis untuk menyatukan daerahdaerah yang amat beragam tadi menjadi sebuah kerajaan besar di bawah Alexander. Penduduk Yunani sangat giat berkerja, hal ini dipengaruhi oleh suasana alam yang indah pada musim panas yang disebabkan oleh angin yang bertiup dari negeri Rusia, sebaliknya udara pada musim panas sangat kering di negerinya. Ditambah lagi adanya tambang emas dan besi yang menawarkan cukup pekerjaan sebagai pengganti dari ketandusan tanah yang sulit untuk pertanian dan perkebunan. Selain kegiatan pertanian, masyarakat Yunani juga mengembangkan perekonomian melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan karena letaknya yang strategis di perairan Laut Tengah. Ketandusan tanah yang dimiliki bangsa Yunani telah mengilhami mereka untuk berlayar dan kolonis di berbagai dunia kuno di Laut Tengah. Dengan demikian, penduduk yunani banyak memperoleh pengetahuan dari daerah-daerah yang ia kunjungi disekitar Mediterian, sehingga dapat dikatakan “alamnya telah memberi rangsangan untuk menjadikan mereka menjadi ahli-ahli pikir yang paling subur di dunia Barat Kuno. Keadaan alam memiliki andil yang tidak kecil dalam pembentukan peradaban Yunani. Keadaan geografis ini juga mempermudah adanya “desentralisasi politik”. Gunung-gunung dan teluk-teluk di Yunani yang tak terhitung banyaknya menghalangi komunikasi melalui darat. Lembah-lembah dan dataran-dataran rendah yang terpisah-pisah merupakan unit-unit geografis dan ekonomi yang bersifat alami. Meskipun orang yunani harus hidup dalam berbagai kesulitan alam, tetapi mereka tidak tercepit dan hidup celaka. Dengan keadaan seperti itulah penduduk Yunani bisa mengarungi lautan tengah. Dengan alam seperti itu penduduk Yunani telah menguasai wilayah yang ada di sekitar Laut Tengah dan melakukan kolonialisasi, menjual hasil tambang dan hasil lautnya dan “mengimpor” segala kebutuhannya seperti makanan pokok atau segala yang berhubungan dengan pertanian yang tidak bisa tumbuh di negerinya. Tanah Yunani yang bergunung-gunung pada umumnya kurang subur. Di lereng pegunungan masyarakat dapat menanam gandum serta anggur. Untuk mencari daerah yang subur maka para petani (disebut Colonus) meninggalkan negerinya dan mendirikan daerah koloni di sekitar Yunani. Daerah koloni Yunani antara lain terdapat di Italia Selatan, Mesir, Palestina dan Asia Kecil (Turki sekarang). Dari kegiatan



tersebut muncullah istilah kolonialisme. Antara kaum kolonis dengan negeri induknya tetap terjalin hubungan. 2. Geografi Sejarah Romawi Induk kerajaan Romawi ialah Italia sekarang yang menempati Jazirah Apenina, bersama pulau Sisilia Jazirah tersebut terbentuk seperti kaki yang meyipak bola. Secara geografis keduanya mewujudkan jembatan terputus yang membujur utaraselatan dan membagi laut tengah atas dua bagian barat dan bagian timur. Kondisi alam Romawi (Italia) secara geologis mirip dengan kondisi alam Yunani. Hal ini di lihat dari banyaknya pegunungan. Pegunungan yang ada pada masing-masing daerah memiliki fungsi yang sama sebagai pelindung dari serangan musuh dari luar, tapi di utara Romawi terdapat lembah dan sungai yang menghubungkan daerahnya dengan Eropa Tengah. Tanah di sepanjang Jazirah Apenina tak sekering dan segundul tanah di negeri Yunani. Tepi pantainya berhutan lebat dan ada hamparan rumput untuk ternak sejak zaman kuno. Sungai Tiber yang berada di tengah-tengah Italia membentuk lembah di mana kota Roma dapat berkembang dengan baik dan disanalah kemudian berkembang peradaban Bangsa Latin. Di bandingkan dengan negeri Yunani, pantai-pantai di Italia tidak mempunyai pelabuhan akan tetapi pantai-pantai baratnya memiliki banyak teluk yang baik untuk berlabuhnya kapal-kapal layar di zaman kuno. Lembah “Po” yang ada di timur laut negeri ini pun memiliki pelabuhan yang ramai perdagangannya dengan pantai-pantai Barat Yunani. Dari uraian sifat-sifat geografis Italia di atas, telah menentukan jalannya sejarah bangsa Romawi dari zaman ke zaman. Di Italia utara dapat dimasuki bangsabangsa yang berasal dari Eropa Tengah sedangkan di pantai timur berlabuhlah para imigran Yunani dan Asia Kecil. Orang-orang Italia awal terdiri dari banyak suku yang masing-masing mempunyai bahasa dan kebudayaan sendiri. Pemukim yang paling awal adalah “Suku Liguria” kemudian berdatangan “Suku Umbria, Latin dan Samnite” yang kemungkinan berasal dari Eropa Tengah. Setelah itu datanglah Suku “Etruska” dari Asia Kecil lalu orang-orang “Kartago” dan “Yunani” yang mendirikan koloninya di Italia Selatan. Iklim yang baik untuk tetumbuhan yang hijau sepanjang tahun menjadikan penduduk Italia sebagai pengembala dan petani yang makmur.



Orang Romawi senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran karena mereka suka sesuatu yang megah, mewah, dan monumental, serta menarik perhatian. Semua hasil karya budaya terutama karya seni rupa, baik berupa seni bangunan, seni patung atau relief, maupun seni lukisnya dibuat serba besar, megah, dan penuh hiasan. Orang-orang Romawi menciptakan karya teknik bangunan yang menggumkan, seperti bangunan saluran air, jembatan, gedung besar untuk balai pertemuan dan pasar, bangunan untuk olahraga dan pentas seni (Thermen, Theater, Amphitheater). Selain bangunan diatas, juga terdapat banguan kuil untuk persemayaman dewa. Orang Romawi melanjutkan pengetahuan orang Yunani antara lain bangunan dengan kontruksi lengkung untuk membuat ruangan-ruangan menjadi luas. Lokasi Jazirah Apenina yang melintang di bagian tengah Laut Tengah sebenarnya bukan jaminan bahwa penduduk di situ mengerti pentingnya lautan untuk berdagang dan strategi perluasan wilayah. Sebelum pembauran antara orang romawi dengan orang Yunani tidak ada keinginan bagi orang Romawi terhadap perniagaan laut di karenakan jalur ke Eropa Tengah sangat terbuka lebar ditambah lagi pengetahuan tentang kelautan yang belum memadai pada saat itu. Kesadaran itu baru tumbuh setelah banyaknya kekalahan yang terjadi dan hilangnya daerah kekuasaan bagian selatan yang direbut oleh orang-orang Kartago dan Yunani yang menyerang dari laut. Kesadaran itu membuat orang Romawi terdorong untuk melakukan ekspansi ke daerah lain. Daerah yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum menguasai lautan tengah ialah Yunani di Italia bagian selatan dan selatan Jazirah Balkan. Di dalam wilayah Yunani, perperangan antar Polis marak-maraknya terjadi sehingga penguasa yunani meminta bantuan kepada raja Seleucid di Asia ( Macedonia ). Politik yang dipakai oleh orang Romawi ialah mendamaikan pereperangan antar Polis, sehingga Yunani dapat dikuasai pada abad ke-2 SM. Sambil berekspansi ke luar daerah, kerajaan Romawi juga belajar dari hal-hal yang dirasa baik dari daerah-daerah yang dikuasainya. Seperti penerapan sistem Polis di Roma. Meskipun alam di Romawi tidak seperti di yunani yang berbukit-bukit, tetapi penerapan itu dapat berlangsung selama dua abad setelah penaklukan Yunani. Kemudian tatanan pemerintahan ini juga diterapkan di wilayah jajahannya yang ada di Eropa. B. Sejarah Awal Yunani Kuno dan Romawi 1. Sejarah Awal Yunani Kuno



a. Peradaban Yunani Kuno 1). Peradaban Pulau Kreta Kebudayaan yang ditemukan di Pulau Kreta adalah Kebudayaan Minos (Minoa). Nama Minos diambil dari nama raja yang pernah berkuasa, yakni Raja Minos. Kebudayaan ini terlahir dari penduduk asli orang Yunani. Kebudayaan Pulau Kreta menyisakan bangunan-bangunan tua tersusun dengan tata kota yang rapih. Peninggalan kebudayaan Pulau Kreta ditemukan pada tahun 1900 oleh Sir Arthur Evans daat dilakukan pengalian istana Knossos. Istana Knossos dibuat dengan indah yang di dalamnya terdapat ruang pertemuan antarmenteri. Selain itu, keberadaan peradaban ini didapat pada cerita Yunani Kuno, Odysseus karangan Homerus. Di dalam ceritanya digambarkan bahwa Kreta sebagai Kerajaan sembilan puluh kota yang makmur. Sebagai negara maritim, masyarakat Pulau Kreta sudah melakukan perdagangan dengan negara-negara tetangga, seperti Mesir, Pulau Sicilia, Syria dan Asia Kecil. Nama pelabuhan yang terkenalnya adalah Phaestus. Bangsa Pulau Kreta sudah mengenal tulisan, ini dibuktikan dengan penemuan tiga manuskrip. Huruf yang terdapat pada manuskrip-manuskrip tersebut adalah pictograf, namun huruf tersebut masih sukar dibaca tetapi 88 simbol di antaranya sudah dapat diterjemahkan oleh Michael Ventris pada 1953. Keper- cayaan yang dianut oleh masyarakat Pulau Kreta adalah Polytheisme, sebagai dewa utama adalah Dewi Kesuburan atau Ibu Agung. Ibu Agung memiliki bawahan yang bernama Velhanos, ia digambarkan sebagai sosok seorang lelaki yang memiliki kekuatan luar biasa dan disamakan dengan kekuatan banteng. Sejarah peradaban Minos dibagi dalam tiga tahap, yaitu Minos Kuno (35002300 SM), Minos Tengah (2300-1600 SM) dan Minos Akhir (1600-1100 SM). Puncak kejayaannya terjadi pada 1700-1400 SM, secara perlahan mengalami kemunduran akibat serbuan bangsa Achea ke Yunani dan sering terjadinya bencana alam. Kebudayaan Minos melahirkan kebudayaan-kebudayaan yang sangat berpengaruh terhadap Yunani, tidak hanya itu ke- budayaannya pun berkembang hingga ke Eropa dan menjadi cikal-bakal peradaban selanjutnya. 2). Peradaban Pulau Mycenae



Selain ditemukannya kebudayaan Minos, para ahli menemukan pula kebudayaan Pulau Mycenae. Penemuan kebudayaan tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan Mycenae mengalami kemajuan bersamaan dengan kebudayaan Minos yang sedang mengalami kemunduran. Awalnya Mycenae merupakan bagian dari kerajaan yang berada di Pulau Kreta, namun Mycenae mulai memainkan peranan dalam perdagangan dan kemudian bangkit menjadi besar. Walaupun hidup dalam zaman yang sama dengan Pulau Kreta, Mycenae memiliki kebudayaan yang berbeda, ini dapat dilihat pada bentuk bangunannya yang lebih kokoh. Pada tahun 1981 dilakukan penggalian bekas kebudayaan Mycenae dan ditemukan sisa-sisa kota berlapis sembilan. Lapisan yang dimaksud adalah tingkatan-tingkatan tanah yang ditandai dengan bentuk sisasisa kota berbeda di setiap tingkatnya. Pada salah satu lapisan tersebut diperkirakan sebagai kota Troya seperti yang diceritakan Homerus dalam buku Illyas. 3). Sparta Secara geografis Yunani memiliki jajaran pegunungan yang membentang ke segala penjuru. Dalam kondisi geografi seperti ini, orang-orang Yunani hidup secara berkelompok, karena sukarnya transportasi dan komunikasi maka setiap kelompok memperkuat daerahnya dan hidup secara mandiri membangun sebuah negara kota yang mereka namakan polis. Polis Sparta terlahir sejak kedatangan bangsa Doria yang jago berperang datang ke Yunani di Lacottia, Peloponessos bagian Timur. Tahun 736-716 SM terjadi perang Messenia I, pada saat itu Sparta menyerang orang Messania yang tinggal di sebelah Barat Peloponessos dan berhasil dikuasai. Orang Messania dijadikan helot (petani yang mengerjakan tanah negera). Tahun 650-630 terjadi Perang Messenia II, kala itu ter- jadi pemberontakan orang Messenia yang ingin melepaskan dari kekuasaan Sparta namun perang ini dapat ditumpas. Kekuatan Sparta menyebabkan kekuasaannya semakin meluas di wilayah Peloponessos kecuali Argois dan Achaea. Dalam keadaan seperti ini Sparta harus memperkuat dirinya dengan sistem pemerinta- han dan pertahanan yang kokoh dari serbuan para pemberontak. Dengan alasan tersebut maka seorang negarawan Sparta yang ber- nama Lycurgus menggariskan pembaharuan terhadap peraturan dan undang-undang yang mesti ditaati oleh setiap penduduk



di wilayah Peloponessos. Di antaranya adalah peraturan wajib militer bagi setiap anak lakilaki yang sudah menginjak umur 7 hingga 60 tahun tahun, sedangkan anak perempuan tidak diberlakukan demikian.



Sistem pemerintahan di Sparta memiliki corak seperti berikut: (a). Kepala pemerintahan sekaligus panglima militer adalah dua orang raja dengan kekuasaan tak terbatas dan dilanjutkan secara turun menurun kepada anaknya. (b). Ephor adalah dewan yang terdiri dari 5 orang, bertugas membantu kepala pemerintahan. Pada kenyataanya Ephor yang menjadi kepala pemerintahan yang sebenarnya. (c). Apella adalah dewan yang berganggotakan semua warga negara Sparta. (d). Dewan Penatua adalah 28 anggota dewan yang sudah berusia 60 tahun ke atas. Dalam sidang dewan, Dewan Penatua mengajukan usulan undang-undang kepada Apella, lalu Apella mempertimbangkan usulan, masukan dan memutuskan, namun Dewan Penatua dapat memveto keputusan Apella seandainya terjadi kejanggalan. Apabila tidak ditemukan titik temu maka Ephor yang memutuskan. 3). Athena Orang Athena adalah orang pendatang dari bangsa Ionia, mereka tinggal di Attica. Dibandingkan dengan Sparta, orang-orang Athena hidup lebih bebas dan dapat mengembangkan kemampuan dalam bidangnya, seperti filsafat, seni pahat dan theater. Sistem pemerintahan di Athena diatur oleh seorang negarawan yang bernama Solon (594 SM). Aturan yang dibuat oleh Solon merupakan pengganti undang-undang buatan Draconia yang ditentang oleh orang-orang golongan bawah dengan alasan merasa dirugikan. Untuk menghindari pertumpahan darah, Solon mengatur perubahan undang-undang yang telah ada dengan cara menghapus sistem perbudakan, memberi lahan garapan baru kepada budak



yang telah merdeka, petani gandum yang berutang banyak diberi lahan baru untuk membudidayakan anggur dan membentuk lembaga pengadilan yang telah dipilih oleh rakyat. Untuk menjamin berjalannya pemerintahan dengan benar, Athena memperkenalkan sistem pemerintahan demokrasi dengan ke- kuasaan tertinggi berada di tangan para dewan eksekutif (archon) sebanyak 9 orang yang dianggap mewakili rakyat. Dalam jalannya pemerintahan, archon mendapat pengawasan ketat dari dewan pengawas (aeropagos) yang merangkap sebagai ketua pengadilan. Cleisthenes memperkenalkan sistem ostracisme, yaitu hak warga Yunani untuk mengganti dan mengasingkan penguasa yang diang- gap berkuasa secara berlebihan. Dengan demikian, pemerintahan pun mendapatkan pengawasan langsung dari rakyatnya. Keadaan negara yang aman seperti ini, dimana hak setiap setiap warga ne- gara sama dan bebas mengeluarkan pendapat, Athena melahirkan para pemikir yang ahli dalam bidang filsafat, hukum, tata negara bahkan matematika yang dipakai hingga sekarang, seperti Plato, Socrates, Aristoteles, Phytagoras, Hippocrates, dan lain-lain. b. Perang Yunani dan Persia Persia berhasil masuk dan menguasai bagian Yunani tahun 556 SM, pada kala itu Persia dipimpin oleh Raja Cyrus. Keberadaan orang Persia, tidak disenangi oleh orang-orang di wilayah Yunani. Pada tahun 499 SM Aristogoras dan Milletus mencoba mela- kukan pemberontakan dan dibantu oleh orang-orang Athena dan Eretria dengan mengirim 25 buah kapal perang. Tetapi ban- tuan tidak mampu menandingi kekuatan laut pasukan Persia, pemberontak-an tersebut dikalahkan. Kala itu Persia di bawah pimpinan Raja Darius. Keterlibatan Athena dan Eretna diketahui oleh Darius maka tahun 492 SM dikirim pasukan laut Persia untuk melakukan penyerangan ke Yunani. Penyerangan kali ini, Persia mengalami kegagalan karena terjadi badai di Gunung Athos dan menghancurkan kapal perangnya. Usaha Darius terus dilanjutkan dengan ekspedisi kedua pada tahun 490 SM. Saat itu, Persia menyerang Yunani dari Laut Aegea dengan mendarat di Marathon dan menghancurkan Eretria dan Athena. Di bawah pimpinan Miltiades, Athena berhasil memukul mundur pasukan Persia dari Yunani. Pada masa inilah muncul cerita Marathon, yaitu kisah seorang lelaki yang berlari sejauh 40 km untuk mengabarkan berita kedatangan pasukan Persia di Marathon.



Pada tahun 490 SM terjadi ekspedisi ketiga usaha ekspansi Persia ke Yunani melalui darat dengan jumlah pasukan yang sangat besar, bahkan lebih banyak dari gabungan seluruh pasukan Yunani. Akibatnya, keperkasaan dan perjuangan pasukan Yunani yang dipimpin oleh Leonidas gagal menahan serangan Persia dari darat, bahkan pasukan Persia berhasil menguasai dan membakar kota Athena. Pada tahun 480 SM, kekuatan armada laut Athena di bawah pimpinan Themistocles berhasil menghancurkan ke- kuatan Persia di Salamis. Kemenangan ini merupakan awal dari kemenangan Yunani atas Persia, dilanjutkan setahun kemudian giliran pasukan Sparta mengalahkannya di Myclae. c. Kejayaan dan Kemunduran Athena di Yunani Kemenangan angkatan laut Athena saat menghadapi pasukan Per- sia, menarik minat polis-polis di Yunani tertarik untuk berkoalisi dengan Athena dan membentuk Liga Delia pada tahun 478 SM, Athena sebagai ditunjuk pemimpin liga. Liga Delia mengubah kebijakan politik luar negeri Athena terutama saat di bawah pimpinan Pericles, dengan menjadikan liga sebagai kaki tangan Athena. Pericles membuat peraturan perpajakan yang dipungut dari polis-polis Liga Delia sehingga Athena mengalami kemajuan yang pesat dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan. Kota Athena dipercantik dengan berdirinya bangunan yang tinggi dan mem- buat benteng yang panjang dari Athena ke Piraueus. Pericles juga mengembangkan ilmu pemerintahan demokrasi menjadi lebih baik dengan memberikan kebebasan setiap individu untuk bekerja, mengeluarkan pendapat, dan menentukan pilihan hidiupnya sendiri. Awal kemunduran Athena ditandai dengan terjadinya perselisihan antara polis Corinthus dan Corcyca. Athena bersama Liga Delia membantu Corcyca, sedangkan Corinthus membantu Liga Peloponnessos. Kedua kekuatan polis di Yunani saling bersaing dan terjadilah perang Peloponnessos (431-404 SM). Perjanjian damai yang dilakukan antara Athena dan Sparta tahun 421 tidak berarti bagi keduanya dan hanya bisa bertahan selama 1 tahun. Perseku- tuan Sparta dengan Persia berhasil menurunkan mental pasukan Athena, dan berhasil mengubah kejayaan Athena menjadi kehan- curan terutama setelah kekalahan perang di Aegosopotami tahun 405 SM. Setahun kemudian dilakukan perjanjian damai, Athena sebagai pihak yang kalah diharuskan merobohkan benteng panjang dan menjadi bagian dari koloni Sparta.



d. Kerajaan Macedonia Perang Athena dan Sparta tidak berhenti seketika, namun berjalan sangat panjang dan lama hingga kedua polis tersebut sudah tidak memiliki kekuatan pertahanan lagi. Keadaan buruk ini tidak hanya terjadi pada Athena dan Sparta, namun merebak sampai ke seluruh Yunani. Sehingga dengan sendirinya, Yunani pun menjadi lemah tidak sekuat saat menghadapi pasukan Raja Darius dari Persia. Tidak adanya persatuan dan melemahnya kekuatan di Yunani, dimanfaatkan oleh Raja Philipus, raja Macedonia. Tahun 338 SM, Raja Philipus menyerang Yunani di wilayah kota Chaerona, keberhasilannya meluas hingga ke seluruh kota di Yunani. Raja Philip memiliki hasrat ingin menguasai Persia, namun usaha tersebut tak dapat direalisasikannya karena terbunuh oleh pengawal pribadinya. Iskandar Zulkarnaen (Alexander Agung) putra Philip melanjutkan cita-cita ayahnya untuk menguasai Persia. Perjalanannya ke Persia dimulai dengan ditaklukannya negara Asia Kecil pada tahun 333 SM dan dilanjutkan dengan menyerang Persia yang dipimpin Raja Darius III di daerah Isos. Kemenangan Macedonia atas Persia tidak membuat Iskandar Zulkarnaen berhenti, namun ekspansinya dilanjutkan hingga kenegaranegara di mesopotamia seperti Syria dan Palestina, lalu Mesir. Di Mesir, Iskandar Zulkarnaen mendirikan sebuah kota yang dinamainya Iskandariyah (Alexandria). Tahun 330 SM, Iskandar Zulkarnaen terus maju hingga ke India, namun karena ada penolakan dari pasukannya dengan alasan kelelahan maka ekspansi dihentikan dan diputuskan kembali ke Susa, Persia. Dalam perjalanan pulang Iskandar Zulkarnaen wafat di Babylonia, peristiwa ini terjadi pada tahun 323 SM. Penaklukan Kerajaan Macedonia ke Persia menimbulkan terciptanya kebudayaan baru sebagai perpaduan kebudayaan Yunani (Hellas) dengan Persia dan Mesir. Kebudayaan ini dinamakan dengan Hellenisme, pusat kebudayaannya berada di kota Iskandariyah. Sepeninggalnya Iskandar Zulkarnaen, Kerajaan Macedonia terbagi menjadi tiga negara kecil (diadochos) yang masing-masing dipimpin oleh seorang jenderal. Ketiga kerajaan tersebut antara lain: 1). Kerajaan Mesir dipimpin oleh Ptolomeus, meliputi Mesir, Palestina dan Cyprus.



2). Kerajaan Macedonia dipimpin oleh Antigonus, meliputi Yunani, Balkan dan Asia Kecil. 3). Kerajaan Syria dipimpin Seuleucos, meliputi Syria, sebagian Asia Kecil, sebagian India. e. Kepercayaan Sejak peradaban awal sampai kerajaan, masyarakat Yunani mem- percayai banyakdewa. Dewa ini digambarkan seperti manusia, tetapi memiliki kekuatan dan keindahan yang lebih dibandingkan manusia dan hidup abadi. Dewa-dewa ini tinggal di Gunung Olympus, dengan Dewa Zeus sebagai dewa tertinggi. Sebagai penghormatan, dibuatlah Kuil Dewa Zeus yang ditempatkan di perbukitan Gunung Olympus. Sosok dewa digambarkan sama dengan kehidupan manusia, bisa saling berpasangan baik sifat (baik dan buruk) maupun jenis kelaminnya (dewa dan dewi) bahkan saling berperang satu dengan lainnya. Dewa-dewa yang dipuja disesuaikan dengan pilihan masing-masing atau berdasarkan jenis usaha yang dijalani, misalnya Apollo sebagai dewa kesenian dan matahari, Artemis sebagai dewi bulan dan pemburu, Area sebagai dewa perang, Athena sebagai dewi kearifan dan ilmu pengetahuan, Poseidon sebagai dewa laut, Demeter sebagai dewi tanaman, Hefaistus sebagai dewa api, dan sebagainya. Sebagai penghormatan orang Yu nani tidak banyak membangun kuil-kuil peribadatan, namun membuat altar pe- ribadatan dengan pendeta yang kebanyakan terdiri dari kaum perempuan. Olympiade yang dikenal sekarang ini adalah sisa peninggalan kebudayaan Yunani kuno, pada saat itu orang Yunani setiap 4 tahun sekali melakukan festival pertandingan olahraga antar polis-polis.



f. Peninggalan Kebudayaan Yunani Kuno Seni pahat dan bangunan menjadi salah satu kebanggaan Yunani masa lalu dan sekarang. Peninggalan-peninggalanya dibangun dengan gaya arsitektur yang tinggi juga kokoh, misalnya Acropolis yang dibangun pada masa peradaban Mycenae, Epidaurus (gedung kesenian) Kuil Pathenon (Kuil Dewi Athena), Kuil Erectheum. Karya sastra yang ditulis lebih banyak menceritakan tentang perjuangan (heroik), seperti Homerus yang mengarang Illyas (penyerbuan ke Troya, sekitar



tahun 11194 SM) dan Odyssea, (pengembaraan Odyssea setelah perang Troya), cerita perang Yunani dan Persia karya Herodotus dan cerita tentang perang Sparta dan Athena karya Thuchydiades. Tidak jarang pula ditemukan sastra yang berisi cerita lucu karya Aristofane, dan cerita tragedi karya Aiskhilos dan Sofokles. Dalam bidang ilmu pengetahuan, orang Yunani yang menjadikan konsep alam dan hidup keseharian ma- nusia ke dalam bentuk filsafat. Filsafat ini berisi penalaran dalam bentuk metode yang masuk akal (logis) dan penyelidikan suatu objek pengamatan hingga ke bagian terkecil. Tokoh-tokoh filsuf (ahli filsafat) asal Yunani yang dikenal hingga sekarang di antaranya: 1). Thales, adalah Bapak Pengetahuan Yunani yang mengambil pelajaran astronomi dari Mesir dan Persia. 2). Socrates, ahli etika dan kesusilaan. 3). Plato, ahli bidang tata negara dan hukum. 4). Pithagoras, ahli matematika dan ilmu ukur. 5). Hippocrates, ahli kedokteran. 6). Heraclitus, ahli ilmu pengetahuan alam. Pada masa kekuasaan Iskandar Zulkarnaen dari Macedonia, kebudayaan campuran antara Asia dan Eropa atau kebudayaan Hellenisme berkembang dengan cepat dan sangat maju bila dibandingkan dengan kebudayaan asalnya. Kota Iskandariyah merupakan pusat kebudayaan yang dibuat oleh Iskandar Zulkarnaen mengasilkan ahli filsafat yang termasyhur yaitu Erastothenes dan Aristarchus, keduanya merupakan ahli dalam bidang astronomi dan geografi. 2. Sejarah Awal Romawi Tidak banyak yang diketahui tentang sejarah Kerajaan Romawi karena tidak ada sumber tertulis yang berasal dari zaman tersebut dan kebanyakan sumber ditulis berasal dari legenda. Hal ini dikarenakan pada tahun 390 SM, bangsa Galia menyerang Roma dan menghancurkan semua catatan sejarah, sehingga tidak ada catatan sejarah dari masa kerajaan. Berdasarkan benda pecah belah yang ditemukan pada situs Romawi di sungai Tiber di daratan Latium, diperkirakan benda tersebut sudah ada di sana sekitar 1400 SM. Sedangkan sarjana kuno mengandalkan mitos yang ada untuk



menentukan berdirinya Romawi, yaitu pada tahun 753 SM. Meski terdapat tumpang tindih mengenai fakta dan legenda dalam berdirinya Kota Romawi, namun ada beberapa tempat dan tokoh yang disebutkan dalam sejarah yang memiliki kesamaan dengan dalam legenda. Menurut legenda, Kota Roma didirikan pada tahun 753 SM oleh suku bangsa lokal yang telah membangun perkemahan di tujuh bukit di sekeliling Roma. Tempat tersebut di sekitar Bukit Palatine di sepanjang sungai Tiber di Italia Tengah. Wilayah itu subur dan bukit-bukitnya menyediakan perlindungan sehingga tempat itu mudah dipertahankan. Hal ini ikut berperan dalam kejayaan Roma kelak. Berdasarkan legenda tersebut, Roma didirikan oleh kakak beradik cucu Raja Numitor, Romulus dan Remus. Namun mereka bertikai hingga Remus terbunuh sehingga Romulus menjadi raja Roma yang pertama. Faktanya, memang terdapat tujuh bukit yang mengelilingi Roma yang nantinya dijadikan pusat perdagangan yang didirikan pada tahun 625 SM yang disebut Forum. Warga Roma terdiri atas orang Sabin dan Latin yang bersatu membangun sebuah kota. Akan tetapi, mereka merasa bahwa mereka adalah bangsa Romawi. Sebagai masyarakat baru, mereka berusaha untuk menjadi yang lebih baik dari yang lainnya. Mereka memperoleh berbagai pemikiran baru mengenai kebudayaan dan masyarakat dari bangsa Etruska, serta para pedagang dari Yunani dan Kartago. Bangsa Etruska sendiri memiliki kebudayaan yang mengadopsi dari bangsa Yunani, di antaranya adalah huruf atau abjad, baju serta dewa yang mereka sembah adalah Dewa Yunani. Hal ini membuat budaya Yunani menjadi sama dengan budaya Romawi, bahkan bangsa Romawi mengambil alih budaya-budaya tersebut menjadi budaya utama bangsa Romawi. Legenda mengisahkan ada tujuh raja yang memerintah Romawi selama 240 tahun. Raja-raja tersebut adalah: 1.



Romulus adalah satu-satunya raja Romawi yang tidak dipilih rakyat karena ia merupakan raja pertama sekaligus pendiri Romawi.



2.



Numa Pompilius adalah orang Sabin yang dipilih karena reputasinya sebagai orang yang adil dan beriman. Numa memerintah selama 43 tahun dan meninggal secara alami



3.



Tullus Hostilius adalah raja yang lebih suka berperang dibanding mengurusi masalah keagamaan. Dia membangun tempat baru untuk senat, Curia Hostilia, yang bertahan sampai 500 tahun setelah kematiannya.



4.



Ancus Marcius Setelah kematian Tullus Hostilius yang misterius, senat Romawi memilih cucu Numa Pompilius, Ancus Marcius sebagai raja. Seperti kakeknya, Ancus Marcius lebih suka perdamaian dan hanya berperang jika dia diserang. Dia melakukan kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma dan membuat mereka bersekutu dengan Roma. Dia banyak membangun infrastruktur, seperti penjara pertama Roma, pelabuhan, pabrik garam, membangun jembatan pertama yang melalui sungai Tiber. Dia memimpin selama 25 tahun dan meninggal secara alami seperti kakeknya.



5.



Tarquinius Priscus Priscus merupakan keturunan Etruska dan diadopsi oleh Ancus Marcius. Dalam masa pemerintahannya, dia memenangkan banyak peperangan, menambahkan 100 anggota dari suku Etruska ke dalam senat, membangun kuil Jupiter, Circus Maximus (arena balap kereta kuda), mendirikan Forum Romawi, mengadakan kompetisi olahraga Romawi. Dia menjadi raja selama 25 tahun, dia dibunuh oleh anak kandung Ancus Marcius.



6.



Servius Tullius Tarquinius Priscus digantikan oleh menantunya, Servius Tullius. Servius adalah raja Roma kedua yang merupakan keturunan Etruska. Dia mendirikan Dewan Centuria dan Dewan Suku. Dia membangun kuil Diana dan tembok yang mengelilingi tujuh bukit di Roma. Dia memerintah selama 44 tahun kemudian dibunuh oleh putrinya (Tullia) dan menantunya (Tarquinius Superbus).



7.



Tarquinius Superbus anak dari Tarquinius Priscus dan menantu Servius Tullius. Tarquinius Superbus juga adalah orang Etruska. Masa pemerintahan Tarquinius Superbus diisi dengan kekejaman dan teror sehingga rakyat memberontak padanya. Kekuasaan Tarquinius Superbus berakhir pada 509 SM, sekaligus menandai berakhirnya pengaruh Etruska di Romawi dan pembentukan Republik. Sementara Tarquinius Superbus melarikan diri ke kota Tusculum dan kemudian ke Cumae, di mana ia meninggal dunia pada 496 SM.



Masa pemerintahan di bawah pimpinan raja pada saat itu tidak sama dengan kebanyakan. Hal ini dikarenakan raja tidak memiliki kekuasaan mutlak, mereka harus menghadapi satu majelis bangsawan. Majelis tersebut memiliki suara untuk memilih



raja maupun menentukan apa yang dapat dilakukan oleh raja, terutama dalam peperangan. Cara pemilihan raja pada saat itu adalah ketika seorang raja mati, maka memasuki masa interregnum. Kekuasaan tertinggi negara berpindah ke Senat, yang bertanggung jawab untuk mencari raja baru. Senat akan berkumpul dan menunjuk salah satu anggotanya sendiri (interrex) untuk bertugas selama lima hari dengan tujuan mengusulkan raja berikutnya. Dan berlanjut ke senator lainnya dan akan terus berlanjut sampai raja yang baru terpilih. Setelah interrex menemukan calon yang cocok, ia akan mengusulkannya pada Senat untuk dipertimbangkan. Jika Senat menyetujuinya, interrex akan mengusulkan kepada Majelis Curiate dan melakukan pemilihan oleh rakyat Romawi, menerima atau menolaknya. Raja terpilih harus menjalani upacara keagamaan yang dipimpin oleh seorang Augur sekaligus pemberian kewenangan dari Majelis Curiate. Adanya pemerintahan yang kejam oleh raja ketujuh Romawi, akhirnya pada tahun 509 SM, para kaum elit bangsawan dapat menggulingkan monarki dan mendirikan sebuah pemerintahan baru yang dikenal sebagai republik yang diperintah oleh kaum patricia (kaum penguasa). Roma menjadi republik pertama dalam sejarah dunia. Pada tahun 270 SM, mereka berhasil menguasai sebagian besar daerah Italia. Pada mulanya, Romawi tidak bermaksud menjadi kekuatan imperialis raksasa, mereka hanya melindungi diri dan memerangi tetangga yang ingin ikut campur dalam permasalahan mereka. Dengan alasan tersebut, bangsa Romawi terlibat dalam beberapa peperangan, di antaranya Perang Punik, yaitu bentrok dengan Kartago akibat sengketa dagang di laut Mediterania. Namun karena Romawi memiliki Jenderal Perang yang pemberani yang bernama Scipio, sehingga Romawi dapat memenangkan petempuran di Kartago dan mendirikan kota-kota baru. Mereka juga memberikan ketentraman, kemakmuran dan kewarganegaraan Romawi kepada penduduk taklukan yang mau bekerja sama. Hal ini menjadikan Romawi mampu menjadi pusat dunia Barat, mengambil alih peran Yunani dalam kurun waktu 500 tahun dan menjadi kekuatan yang dominan di Eropa dalam waktu kurang dari 200 tahun. Setelah sistem monarki berakhir, Romawi memiliki beberapa jabatan atau lembaga baru yang masing-masing menangani persoalan yang dulunya di bawah wewenang seorang Raja.



Jabatan atau lembaga tersebut adalah sebagai berikut: 1.



Konsul terdiri dari dua orang yang menggantikan kepemimpinan raja. Konsul dipilih untuk masa jabatan satu tahun dan konsul dapat membatalkan konsul yang lain. Pada awalnya, konsul memiliki kekuasaan seperti raja, namun kemudian dikurangi dengan adaya hakim-hakim yang memegang wewenang tertentu, misal Praetor (Otoritas Yudisial) dan Censor (hak melakukan sensus).



2.



Diktator memiliki jabatan yang mirip dengan raja, namun masa jabatannya terbatas, yaitu enam bulan. Diktator memiliki wewenang penuh atas masalahmasalah sipil dan militer. Kekuasaannya mutlak sehingga hanya berlaku pada masa-masa darurat. Diktator Romawi dipilih secara bebas, biasanya berasal dari jajaran konsul.



3.



Rex Sacrorum dan Pontifex Mazimus adalah pejabat agama tertinggi di republik secara de jure yang mengadakan pengorbanan tahunan untuk Jupiter. Sedangkan Pontifex Maximmus adalah pejabat agama tertinggi secara de facto yang memegang sebagian besar wewenang keagamaan. Selain itu, seorang Pontifex juga memiliki kekuasaan untuk menunjuk dan mengangkat pejabat-pejabat keagamaan, bahkan mengangkat seorang Rex Sacrorum dan memperoleh hampir seluruh kewenangan keagamaan Romawi.



Romawi hampir memiliki raja kembali setelah terpilihnya Gaius Julius Caesar sebagai Pontifex Maximus dan Diktator seumur hidup yang memberinya kekuasaan lebih banyak daripada raja-raja terdahulu. Julius Caesar adalah seorang jenderal yang sangat kuat dan ambisius dan juga salah satu Jenderal Triumvirat, ia menaklukkan bangsa Celtik dan Gaul. Jauh sebelum Caesar lahir, Republik Romawi dipenuhi dengan perang saudara, pemberontakan kekuatan militer, korupsi dan ketidakpuasan terhadap dewan Senat sebagai pusat pemerintahan. Di bawah pimpinan Julius Caesar, Romawi mulai mewujudkan mimpinya dan berhasil menguasai hampir setengah Eropa. Namun, Caesar membuat suatu yang merusak tatanan politik Romawi iu sendiri dengan membuat hukum sendiri berdasarkan pemikirannya, menganggap dirinya sebagai Konsul dan Diktator. Hal ini membuat para tetua berpikir tentang adanya ancaman dari Caesar. Mengetahui hal tersebut, Caesar melakukan kudeta dan menyerang pemerintahan Romawi. Kemenangan penyerangan yang dilakukannya menyebabkan Caesar menjadi penguasa



Romawi dan menciptakan jabatan Kaisar (baru terealisasi oleh Octavianus). Pengangkatannya sebagai diktator Romawi seumur hidup, memicu kemarahan kaum Republik sehingga mereka membunuh Caesar pada tahun 44 SM. Gaius Julius Caesar Octavianus adalah penggantinya. Octavianus merupakan anak angkat sekaligus keponakan Julius Caesar. Bukan hanya jabatan yang besar yang ia warisi, ia juga harus menyelesaikan masalah-masalah yang ditimbulkan pamannya, mendapatkan perlawanan dari para pesaingnya dan mengungkap pembunuhan pamannya. Setelah mengungkap pembunuhan Caesar, ia membagi wilayah pemerintahan kepada Triumvirat yang ia bentuk (Triumvirat kedua). Akan tetapi, salah satu Triumvirat (Antonius) dikabarkan akan memberikan kota Roma kepada Ratu Mesir (Cleopatra) sehingga menimbulkan peperangan (Pertempuran Actium pada 31 SM). Kemenangan berada di tangan Octavianus. Kemudian Octavianus kembali ke Romawi dan mendeklarasikan dirinya sebagai Kaisar Romawi (29 M) dengan berbagai gelar baru, termasuk Imperator dan Kaisar Augustus (Augustus Caesar) pada 27 M. Dengan pendeklarasian ini, maka Kekaisaran Romawi yang dibangun selama 7 abad, resmi berdiri tepat pada tahun 27 SM. Selama periode antara 28 SM dan 12 SM, Augustus memperoleh konsuler kekaisaran dan kekuasaan Tribun Rakyat, dikombinasikan dengan posisi Pontifex Maximus dan Princeps Senatus sehingga membuat Augustus menjadi sangat berkuasa. Augustus kemudian mendirikan Kekaisaran Romawi, ini adalah awal dari masa Principatus. Meskipun menjadi kekaisaran, lembaga-lembaga republik masih tetap ada sampai masa Dominatus, bahkan Kaisar tetap berbagi gelar konsul sampai era Bizantium. Pada masa pemerintahan Augustus, Kekaisaran Romawi mengalami masa keemasan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perluasan daerah, kedamaian dan kemakmuran ekonomi terasa di seluruh penjuru kekaisaran. Namun pada abad ketiga Masehi, kekaisaran dihadapkan pada krisis dimana serangan bangsa bar-bar, perang saudara, dan hiperinflasi terjadi dalam waktu yang bersamaan dan terus menerus dan hampir menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Romawi. Selain itu, sejak meninggalnya Augustus tanpa menunjuk penerus kekaisaran menyebabkan banyak kekacauan saat pergantian kekuasaan terjadi. Hal ini dikarenakan Augustus sendiri tidak memiliki anak untuk diwarisi tahta. Hingga terdapat dua puluh lima kaisar yang menggantikan. Perseteruan ini berakhir pada masa pemerintahan Diocletian berkuasa.



Pada tahun 14 M, agama Kristen mulai tumbuh dan berkembang di Roma. Agama Kristen mempertobatkan mereka yang belum percaya, hal ini berbeda dengan agama sebelumnya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Pada mulanya, kedatangan agama ini bisa ditoleransi oleh orang-orang Romawi, tetapi lambat laun mereka mereka mulai khawatir agama tersebut akan memecah belah persatuan bangsa Romawi. Orang-orang Romawi mulai menganiaya dan menindas orang-orang yang beragama Kristen. Keadaan ini kemudian berubah ketika Constantinus yang memeluk Kristen berkuasa. Constantinus mengambil langkah untuk menyelamatkan orangorang Kristen dari kehancuran. Pada masa pemerintahan Diocletian, ia memahami bahwa kekuasan Romawi terlalu besar dan luas. Hal ini mengakibatkan terhambatnya informasi dari pusat ke daerah terpencil serta kurangnya pengawasan dan penjagaan dari serangan bangsa lain. Berawal dari hal tersebut, maka Diocletian memutuskan untuk membagi kekaisaran menjadi dua, yaitu : 1.



Kekaisaran Romawi Barat dengan ibukota Milan di bawah pimpinan Diocletian, serta



2.



Kekaisaran Romawi Timur dengan ibukota Nicomedia di bawah pimpinan s ahabat Diocletian, Maximian. Setelah kekaisaran dibagi menjadi dua, masing-masing wilayah memiliki



Augustus sebagai pemimpin utama. Setiap Augustus memilih Caesar (kaisar muda sebagai pembantu urusan administratif dan sebagai penerus kekaisaran jika Augustus meninggal dunia). Diocletian memilih Galerius sebagai Caesar Romawi Barat dan Maximian memilih Constantius Chlorus sebagai Caesar Romawi Timur. Pemerintahan seperti ini berhasil mencegah kehancuran Romawi dan setiap penurunan kekuasaan pun berlangsung damai. Setiap Caesar di barat dan timur menggantikan Augustus dan mengangkat Caesar baru. Galerius mengangkat keponakannya Maximinus, dan Constantius mengangkat Flavius Valerius Severus sebagai Caesar nya. Namun keadaan berubah ketika Constantius Chlorus meninggal pada tanggal 25 Juli 306. Pasukan Constantius di daerah Eboracum segera mengangkat Constantine, anak Constantius, sebagai Augustus. Dan pada bulan agustus pada tahun yang sama, Galerius juga memutuskan untuk mengangkat Severus menjadi Augustus. Selain itu, terdapat pula beberapa orang yang menginginkan anak dari Maximian, Maxentius



menjadi Augustus (28 Oktober 306) yang didukung oleh kaum Praetorian. Hal ini menyebabkan Kekaisaran memiliki 5 pemimpin: Empat Augustus (Galerius, Constantine, Severus dan Maxentius dan seorang Caesar (Maximinus). Pada tahun 307, Maximian juga memproklamirkan dirinya sebagai Augustus, bersebelahan dengan anaknya Maxentius. Namun tidak disetujui oleh Galerius dan Severus, sehingga menimbulkan perang saudara di daerah Italia. Serverus terbunuh di tangan Maxentius pada tanggal 16 September 307 M. Maximinus dan Maxentius pun berusaha memikat Constantine untuk bekerjasama dengan cara menjodohkan Constantine dengan Fausta, anak Maximian sekaligus kakak kandung Maxentius. Keadaan semakin rumit ketika Domitius Alexander, Vicarius (semacam Gubernur) dari Provinsi Afrika memproklamirkan diri sebagai Augustus pada 308 M. Dengan keadaan yang demikian kacau tersebut, maka diadakanlah Kongres Carnuntum yang dihadiri oleh Diocletian, Maximian, dan Galerius yang menghasilkan keputusan sebagai berikut: 1.



Galerius menjadi Augustus di Kekaisaran Romawi Wilayah Timur



2.



Maximinus menjadi Caesar di Kekaisaran Romawi Wilayah Timur



3.



Maximian dipecat



4.



Maxentius tidak diakui, kepemimpinannya dianggap ilegal



5.



Constantine mendapat pengakuan, namun jabatannya di turunkan menjadi Caesar di Kekaisaran Romawi Bagian Barat



6.



Licinius menggantikan Maximian sebagai Augustus di Kekaisaran Romawi Wilayah Barat



Namun Maximinus menuntut agar gelarnya sebagai Augustus dikembalikan dan memproklamirkan dirinya kembali sebagai Augustus pada tanggal 1 Mei 310 M yang diikuti oleh Maximian yang memproklamairkan dirinya kembali untuk yang ketiga kalinya, menjadi Augustus. Namun Maximian tewas dibunuh oleh Constantine pada bulan Juli 310 M. Hingga akhir tahun 310 M, Kekaisaran Romawi masih dipimpin oleh 4 Augustus resmi (Galerius, Maximinus, Constantine, dan Licinius) dan seorang Augustus ilegal (Maxentius). Galerius tewas pada bulan Mei 311 M meninggalkan Maximinus sebagai penguasa tunggal Kekaisaran Romawi Wilayah Timur. Disaat bersamaan, Maxentius



mendeklarasikan perang terhadap Constantine, sebagai balas dendam karena membunuh ayahnya. Namun ia tewas dalam suatu pertempuran melawan Constantine pada tanggal 28 Oktober 312 M. Hal ini menyebabkan menyisakan 3 Augusti (kata jamak dari Augustus): Maximinus, Constantine, dan Licinius. Licinius kemudian menikahi Constantia, adik Constantine, untuk mengikat persahabatan dengan Constantine. Pada bulan Agustus 313 M, Maximinus tewas menyisakan Licinius dan Constantine. Mereka akhirnya sepakat membagi 2 wilayah Kekaisaran Romawi, Constantine di Kekaisaran Romawi Bagian Barat, dan Lucinius di Kekaisaran Romawi Bagian Timur. Pembagian kekuasaan ini berlangsung selama sepuluh tahun. Pada tahun 324 M, terjadi peperangan antara dua Augusti yang tersisa terjadi dan berakhir dengan kekalahan Lucinius, menjadikan Constantine sebagai penguasa tunggal di seluruh Kekaisaran Romawi. Ia memutuskan memindahkan pusat pemerintahan ke kota kuno Byzantium dan mengubah namanya menjadi Nova Roma (namun dikemudian hari, kota ini dikenal dengan Constantinople, kota Constantine). Constantinople atau Konstantinopel terus menjadi pusat pemerintahan Constantine yang agung sampai kematiannya pada tanggal 22 Mei 337 M. Kekuasaan Romawi kembali terbagi menjadi dua ketika Theodosius I meninggal pada tahun 395 M. Ia membagi dua kekaisaran untuk kedua putranya. Romawi Barat dengan ibukota Milan di bawah pimpinan Arcadius dan Romawi Timur dengan ibukota Konstantinopel di bawah pimpinan Honorius. Kekaisaran Timur terhindar dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh Barat pada abad ketiga dan keempat. Romawi Barat kemudian runtuh pada tahun 476 M akibat serangan dari bangsa Barbar dari Eropa utara. Lain halnya Romawi Timur, karena memiliki budaya urban yang lebih mapan dan sumber daya finansial yang lebih kuat, sehingga mampu menghentikan penyerang dengan upeti dan menyewa tentara-tentara bayaran. Theodosius II memperkuat tembok Konstantinopel, sehingga kota tersebut aman dari serangan-serangan; tembok tersebut tidak dapat ditembus hingga tahun 1453 oleh pasukan Islam di bawah pimpinan Sultan Mahmud II atau lebih dikenal sebagai Muhammad Al Fatih, Sultan Turki Utsmani. Kekaisaran Romawi Timur ini selanjutnya disebut sebagai Kekaisaran Byzantium35 yang merupakan kelanjutan dari Kekaisaran Romawi dalam Zaman Pertengahan. Begitu banyak anasir-anasir kekaisaran Romawi lama, sehingga tidak dapat dipastikan kapan kekaisaran Romawi berakhir dan kapan Byzantium lahir. Henry S. Lucas dalam bukunya Sejarah



Peradaban Barat: Abad Pertengahan menyebutkan bahwa dari segi pemerintahan, masa transisi tersebut adalah masa pemeruintahan Justianus, yakni 527 hingga 565 M. Bangsa Romawi berasal dari masyarakat Agrikultur-militer yaitu bangsa/kaum petani yang suka berperang dan berekspansi ke sekitar Laut Tengah, Eropa Utara dan Barat serta sebagian Asia dan Afrika. Bangsa ini berasal dan berbagai macam suku bangsa yang mendiami suatu wilayah. Kebudayaan Romawi berawal dan seni Eropa Barat yang diambil secara komprehensif. Mula-mula dianggap tahap dekadensi periode setelah Yunani pada bidang seni, namun secara total menyerap nilai seni yang sudah ada dari kebudayaan tersebut dan nilai-nilai yang terkandung ternyata sudah tidak asli dan bermutu rendah, sehingga Bangsa Romawi bisa dianggap sebagai penyebar dan pelestari peninggalan kebudayaan klasik, jadi dapat dikatakan sebagai Asimilator (menyatukan hasil karya orang lain) dan bukan Kreator. Kekaisaran Romawi mempunyai wilayah kekuasaan yang menyebar dan berkembang (ekspansif) di sekitar daratan Spanyol, Armenia, Inggris hingga Mesir. Dengan demikian masing-masing daerah tersebut diperlukan suatu koordinator wilayah kekuasaannya (Teritorial). Akibat luasnya daerah kekuasaan, bangsa Romawi mencetuskan



kebudayaannya



menjadi



Internasionalisme



Budaya



(Cultur



lnternationalism). Perbedaan-perbedaan gaya kekuasaan teritorialnya disatukan dalam satu gaya kepemimpinan yang dinamakan Gaya Imperial. Kerajaan Romawi merupakan suatu negara yang digolongkan sebagai “statesmanship” yaitu bangsa yang memiliki kemampuan sebagai negarawan (dengan kekuasaan yang bertumpu pada kekaisaran), atau Imperium Romanium. Sedangkan Yunani dapat digolongkan sebagai negara “negara kota atau negara federasi. Romawi dikenal sebagai bangsa yang ”love of power” sedang Yunani dikenal sebagai bangsa ”love of beauty”. Kota Roma mengalami kemunduran yang mengakibatkan Romawi Barat terpecah menjadi beberapa kerajaan yang diperintah oleh raja-raja Germnia Goth Timur dan Goth Barat. Dan Romawi Timur muncul menjadi tempat yang memiliki nilai strategis dan sangat tinggi, secara politik dan ekonomi. Wilayah Romawi Timur meliputi semenanjung Balkan, Asia kecil (Sampai Armenia), Syiria, dan Mesir. Setelah tahun 476 M hubungan Romawi Barat dan Romawi Timur terputus. Romawi Timur dapat bertahan sampai tahun 1453 H, namun wilayah ini kemudian dikuasi oleh Turki. C. Kebudayaan Yunani Kuno dan Romawi



1. Kebudayaan Yunani Kuno Masyarakat Yunani cinta pada keindahan (seni) yang tidak mengarah pada halhal yang berlebihan (penuh penahanan diri dan prestasi). Karya seni yang penuh penahanan diri tersebut menghasilkan-keseimbangan yang sempurna serta-keutuhan yang seterusnya disebut sebagai klasik. Karya seni diperuntukkan bagi persembahan pada dewa-dewanya. Paham tentang seni dan arsitektur adalah : 1. Kepolosan. 2. Keanggunan. 3. Kegunaan. a. Arsitektur Yunani Kuno 1). Arsitektur Aegea (3000-1100 BC) Arsitektur di pulau Kreta dan Mikena serta pulau lain disekitarnya berbeda dengan karakter arsitektur di daratan Yunani. Penduduk kepulauan tersebut berasal dari Asia Kecil yang berimigrasi ke pulau Kreta dan sekitarnya serta membawa budaya asalnya. Bangunan rumah tinggal menggunakan atap datar yang merupakan typical daerah timur, sedangkan cahaya dimasukkan melalui celah-celah lubang atap. Ruang menggunakan Cella, yaitu ruang yang keempat sisinya tertutup (massif dengan satu sisi sebagai bukaan (pintu). Megaron adalah unit rumah tinggal dengan fasilitas sebagai berikut : a). Berbentuk cella yang dilengkapi dengan lobby/vestibule. b). Entrance dan serambi depan yang mengarah kedalam. c). Thelamus (ruang tidur) yang diletakkan dibagian paling belakang. Bahan bangunan : a). Memakai batu pecah ataupun batu gamping/gibs yang dikeraskan untuk lapisan lantai. b). Bata yang dikeringkan untuk dinding c). Atap memakai kayu.



2). Arsitektur Yunani Daratan (650-30 BC) Ada dua fase peradaban Yunani Daratan, yaitu : 1. Fase Hellenic. 2. Fase Hellenistic. Fase Hellenic (650-323 BC) a). Karakter masyarakatnya sangat menjunjung tinggi kepercayaan dan seni, sehingga kuil menjadi bagian yang terpenting. Pada mulanya kuil mengambil bentuk dasar dari Megaron selanjutnya dikembangkan. b). Konstruksi utama memakai system kolom (tiang) dan balok (gelagar). c). Bentuk-bentuk dari konstruksi kayu ditiru pada bahan yang lain yaitu marmer Carpentry in marble mulai tahun 600 BC. d). Dinding memakai bata yang dikeringkan atau dengan terakota. e). Penyelesaian eksterior lebih dipentingkan karena masyarakat Yunani berkosentrasi pada elemen yang cocok dengan iklim serta masyarakat pemakainya (masyarakat Yunani senang dengan udara terbuka) terutama Kuil dan Agora. f). Hubungan dengan dewanya terjadi di udara terbuka dengan angin yang berhembus sepoi melalui Collonade‖ yaitu barisan tiang yang menopang atap pada serambi memanjang serta Portico‖ yaitu barisan tiang penopang atap pada serambi depan (memendek), sebagai ucapan selamat datang dengan permainan bayangan gelap terang oleh tiang (kolom) gaya Doric yang tertimpa sinar matahari. Fase Hellenistic (323-30 BC) a). Pada tahun 480 BC Persia menghancurkan Yunani, Akropolis kota diatas bukit sebagai kompleks bangunan suci juga ikut hancur. Oleh Perikles pemimpin Yunani, Athena dibangun kembali. b). Pada phase ini banyak dibangun public building (bangunan umum) yang berkembang sangat pesat, bervariasi dan berkesan megah. c). Banyak dibangun Stoa yaitu teras memanjang bertiang banyak yang menghubungkan antara bangunan yang satu dengan yang lainnya serta



berfungsi sebagai tempat untuk diskusi yang beratap agar terhindar dari hujan dan terik matahari. Stoa merupakan pasangan dari Agora‖ yaitu tempat untuk pertemuan umum di luar juga sekaligus sebagai pasar bagi masyarakat Yunani (terutama di Athena). b. Bangunan pada masa Yunani 1). Propilae di Akropolis Athena Merupakan gerbang ke tempat-tempat suci di Akropolis dan sekaligus juga sebagai tempat pagelaran seni dan tempat pertemuan umum. Gayanya mengandung campuran antara tiang corak Doric dan Ionic yang terbuat dari batu pualam setempat yang diambil dari gunung Pentelikus di dekat Athena. Pualam ini berubah warna menurut perubahan cahaya matahari dari warna emas dan coklat ke merah jambu kelabu.



2). Agora Agora merupakan tempat umum yang dipakai untuk tempat berkumpulnya masyarakat kota, semacam alun-alun yang berfungsi sebagai pasar 3). Stoa Suatu bangunan memanjang (teras) dengan banyak tiang yang fungsinya untuk tempat masyarakat umum berteduh dari hujan ataupun panas, merupakan pasangan agora yang terbuka juga untuk menghubungkan antar bangunan. 4). Akropolis Komplek bangunan suci yang terletak di puncak/ tempat tertinggi di Athena, paling atas dipakai sebagai kuil/ tempat tinggal dewa-dewi yunani. Theater Merupakan bangunan terbuka setengah lingkaran yang menempel pada lereng-lereng gunung (karena belum ada teknologi untuk penyelesaian konstruksi yang berdiri sendiri dengan skala besar), dengan batu cadas yang dibuat berundak-undak sebagai tempat duduk, dan berakhir pada stage yang digunakan sebagai area persembahan yang berbentuk lingkaran. Fungsi bangunan tersebut adalah untuk persembahan drama tari dan nyanyi bagi dewa Dionisious (Dewa Seni).



Agar suaranya dapat didengar oleh seluruh warga yang menjalani upacara persembahan tersebut, maka dengan membentuk area seperti gentong (sistem akustiknya), persoalan suara dapat diatasi. 5). Langgam Ada beberapa langgam yang dapat dikenali pada arsitektur Yunani (dari masa kebudayaan Aegea sampai dengan Hellenistik), yaitu: 1. Langgam Doric Merupakan langgam yang berasal dari daerah Doria, merupakan kepala tiang tanpa hiasan (polos), lengkung sederhana dan tanpa alas pada dasar tiangnya, sehingga langsung menempel pada lantai. 2. Langgam Ionic Merupakan langgam yang berasal dari pesisir yaitu ionia, kepala tiangnya mengambil bentuk noctilus (kerang besar). Bentuknya melingkar pada kedua sisinya, sedangkan pada dasar tiang memakai alas. 3. Langgam Corinthian Merupakan langgam dari daerah pegunungan mengambil alih bentukbentuk alam (flora) daun Achantus. Pada dasar tiang menggunakan alas, bertumpu pada lantai berundak. 2. Kebudayaan Romawi Kebudayaan Romawi terbentuk berdasarkan elernen-elernen yang diambil dari kebudayaan Yunani,



kebudayaan



Etruscan



(engineering



ability dan



utiliter



architecture) dan kebudayaan Syria. Penduduk asli Romawi adalah bangsa prajurit sejati yang suka berperang sehingga memiliki karakter yang kuat dan lebih mencurahkan perhatiannya pada pekerjaan, negara, dewa dan juga keluarga. Bangsa Romawi mempunyai disiplin dan ambisi yang tinggi terhadap kekayaan dan penguasaan terhadap bangsa lain. Beberapa hal yang dapat dibedakan atau lebih diunggulkan dengan bangsa lain yailu: 1.



Organisasi dalam masyarakat dan negara telah terbentuk mulai dari rakyat biasa atau prajurit hingga pimpinan yang tertinggi (kaisar).



2.



Asimilasi budaya berasal dari gabungan kebudayaan Yunani, Etruscan dan Syria. Namun dengan perpaduan kebudayaan tersebut muncul satu karakter atau sifat kebudayaan baru, yaitu kebudayaan Romawi.



3.



Hubungan dengan masyarakat pendatang sangat toleran dan bersifat terbuka, terutama pedagang yang berasal dari sekitar kekuasaan Romawi. Selama penduduk



pendatang



mau



mengikuti



peraturan



yang



berlaku



dan



menguntungkan bagi kepentingan kerajaan Romawi hubungan pendatang dan pribumi sangat baik. 4.



Bangsa Romawi memiliki satu prinsip yang sangat ambisius dalam hidup. Pandangan mereka adalah hanya melalui prinsip kerja yang keras maka akan menghasilkan apapun yang diinginkan. Ambisi menguasai alam dan lingkungan akhirnya melahirkan satu keterampilan yang dominan dalam konsep teknik dan ruang.



Karakteristik Arsitektur Romawi dan Yunani 1). Kemampuan dalam teknologi bangunan lebih maju dari pada bangsa Yunani, seperti



dalam



pembuatan



saluran



air



dan



pembuatan



konstruksi



busur/lengkung. 2). Penafsiran terhadap makna kehidupan dari segi fungsi dan sistem struktur sosial sangat kompleks. Kondisi ini sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku, tata cara hidup dan termasuk dalam tata bangunan. Setiap aktifitas kehidupan dalam struktur social kemasyarakatan seringkali diperingati dengan upacara-upacara atau pesta-pesta besar. 3). Konsep penataan bangunan dan landscape perkotaan dirancang secara integratif. Perancangan bangunan selalu berorientasi kedalan skala yang lebih luas atau dalam skala kota demikian juga sebaliknya. 4). Konsep perancangan menekankan pada pengertian bahwa ruang merupakan media ekspresi arsitektural. pada skala kota dan interior. 5). Skala bangunan bersifat monumental atau mengutamakan kesan agung. Ekspresi a rsitekturnya terungkapkan melalui peralihan artikulasi detail. 6). Bentuk arsitektur mengesankan keanggunan formal yang berorientasi birokratik, tersusun secara sistematik, praktis dan variatif dalam langgam.



Langgam Arsitektur Romawi dan Yunani 1). Memanfaatkan kosa klasik Yunani sebagai motif dekorasi, bukan elemen dasar yang mengungkap karakter ideal secara utuh. 2). Superimposisi (menggahungkan order kiasik yang diatur dalam posisi saling tumpang tindih untuk satu tingkatan yang berbeda) berbagai langgam, untuk mencapai suatu totalitas sistem yang dinamis dan bentuk simbolik yang baru. 3). Dinding sebagai bidang penerus, diperkuat dengan pembagian bidang, tekstur, elemen vertikal dan horizontal. 4). Kontruksi busur dan lengkung untuk gugus ruang yang kompleks. Konsep Ruang Ruang merupakan konkretisasi dimensi waktu dan tindakan, bukan keabadian atau keteraturan statis. 1). Ruang bersifat self-contained bukan merupakan batasan fisik belaka, karena itu harus dibentuk, diartikulasikan dan diaktifkan. 2). Karakter lingkungan spatial terpadu, tidak ditentukan oleh ikatan situasi geografis tertentu. 3). Artikulasi ruang merupakan kontinuitas, irama, variasi, keteraturan, dinamis, sekuens dan aksialitas. Perbedaan Arsitektur Romawi dan Yunani 1). Arsitektur Yunani bagian struktur nampak jelas pada bagian kolom, sedangkan arsitektur Romawi terjadi pemisahan bentuk dan struktur, bentuk tidak selalu mencerminkan strukturnya, struktur hanyalah merupakan hiasan atau omamen. Menurut Van Ramont ini merupakan penyakit arsitektur barat yaitu pemaksaan pemisahan antara bentuk dan struktur. Kuda kuda sederhana (architrave), tiang dan balok (post and linted) pada arsitektur Yunani, sedangkan arsitektur Romawi konstruksi kuda-kuda lebih kompleks ditandai dengan penambahan setengah kuda-kuda pada kedua sisi bangunan. Selain itu terdapat konstruksi busur dan rusuk (Barrel Vault). 2). Arsitektur Romawi lebih mengutamakan fungsi (utilitarian), kontruksi bangunan dan suasana (grandeur), sedangkan arsitektur Yunani lebih mengesankan nilai-nilai estetika.



3). Massa bangunan dalam arsitektur Romawi disusun secara komposit, yaitu terdiri dari gabungan beberapa bentuk geometris atau elemen yang terpisah (contoh bangunan pantheon yang terdiri dan dua bentuk : partico di bagian depan dan rotunda di bagian belakang, sedangkan arsitektur Yunani tidak ada. D. Perkembangan Yunani Kuno dan Romawi 1. Perkembangan Yunani Kuno Secara umum perkembangan Yunani dapat dibagi menjadi 4 periode, yaitu sebagai berikut : 1.



Fase pembentukan negara-negara kota (Polis) yang berlangsung antara 1000-800 SM.



2.



Fase ekspansi negara-negara kota atau fase kolonisasi polis-polis Yunani. Ekspansi polis-polis Yunani ke arah barat sampai ke Italia Selatan, sedangkan ke arah Timur sampai ke Asia Kecil (Troya).



3.



Masa kejayaan polis-polis Yunani (600-400SM).



4.



Masa Keruntuhan Yunani (400-300 SM), tetapi kebudayaan Yunani berkembang di luar daerah Yunani itu sendiri.



Selama periode Kalsik (Abad ke-5 SM), Yunani terdiri dari daerah-daerah bagian kecil dan besar dalam bermacam-macam bentuk internasional (sederhana, federasi, federal, konfederasi) dan bentuk-bentuk internal (kekerajaan, tirani, oligarkhi, demokrasi konstitusional, dan lain-lain) yang paling terkenal ialah Athena, diikuti oleh Sparta dan Thebes. Sebuah semangat kebebasan dan kasih yang membara membuat bangsa Yunani dapat mengalahkan bangsa Persia, adikuasa pada saat itu, didalam peperangan yang terkenal dalam sejarah kemanusiaan- Marathon, Termopylae, Salamis dan Plataea. Pada paruh kedua abad ke 4 SM, banyak daerah-daerah bagian di Yunani membentuk sebuah Aliansi (Cœnon of Corinth) yang dipimpin oleh Alexander Agung sebagai Presiden dan Panglima (Kaisar) dari Aliansi, Raja dari Macedonia menyatakan perang dengan Persia, membebaskan saudara-saudara mereka yang terjajah, Ionian, dan menguasai daerah-daerah yang diketahui selanjutnya. Menghasilkan sebuah masyarakat yang berkebudayaan Yunani mulai dari India Utara sampai Laut Tengah barat dan dari Rusia Selatan sampai Sudan.



Hukum dan Pemerintahan Yunani Kuno Antara wilayah-wilayah di Yunani tersebut sulit untuk berhubungan yang disebabkan oleh alam yang berbukit-bukit, sehingga jadilah kota-kota yang disebut Polis. Ada dua polis yang terkenal: 1. Athena Athena merupakan Polis yang menerapkan sistem Demokrasi. Sistem itu diperkenalkan oleh Solon (638 SM-559 SM). Dengan sistem itu, kekuasaan berada di tangan dewan rakyat. Pelaksanaan pemerintahan dilakukan oleh sembilan orang Archon yang setiap tahun diganti. Para Archon diawasi oleh Aeropagus (Mahkamah Agung) yang para anggotanya berasal dari mantan anggota Archon. Athena banyak menghasilkan para filosof yang pemikirannya sangat berpengaruh pada kehidupan manusia hingga dewasa ini. Para Filosof itu antara lain sebagai berikut: a. Thales Dia terkenal sebagai ahli matematika dan astronomi. Thales dikenal dengan perhitungannya tentang gerhana, menghitung ketinggian piramida dan menghitung bayangannya. Selain itu Thales berpendapat bahwa bumi ini berasal dari air.



b. Anaximander Dia berpendapat bahwa segala apa yang ada di dunia ini berasal dari bahan tunggal yang bukan air. Selain itu, Anaximander berpendapat bahwa bumi itu seperti silinder yang mempunyai ukuran lebih kecil daripada matahari. c. Anaximenes Dia berpendapat bahwa bahan pembentuk alam adalah udara. d. Pytagoras Dia terkenal sebagai ahli matematika, dia percaya bahwa segala sesuatu itu pada aturannya menurut bilangan tertentu. Sehubungan dengan hal itu, Pytagoras berpendapat bahwa melalui pengetahuan tentang bilangan, kita akan memahami tentang kenyataan.



e. Heraclitus Dia adalah seorang filosof mengembangkan pemikiran tentang logika. f. Parmenindes Filosof ini mengemukakan pentingnya logika dalam mengembangkan ilmu pengetahuan g. Hippocartus Dia adalah seorang filosof yang ahli dalam bidang kedokteran. h. Socrates Ajarannya tentang filsafat etika atau kesusilaan dengan logikasebagai dasar



untuk



membahasnya.



Socrates



mengajarkan



agarmanusia



dapat



membedakan apa yang baik atau buruk, benar atausalah, adil atau tidak adil. Ajarannya ditujukan kepada anak mudayang diajaknya berdiskusi. Ia akhirnya di hukum mati dengan minumracun karena tuduhan telah merombak dasar-dasar etikamasyarakat Yunani kuno serta tidak percaya kepada dewa-dewayang disembah masyarakat. i. Plato Ajaran filsafatnya disebut filsafat idea. Ia menulis banyak buku,salah satunya berjudul Republica. Dalam buku tersebut diuraikantentang kebahagiaan hidup yang dapat dicapai bila manusia bekerjadengan wataknya dan wanita diangkat derajatnya. Plato jugamendirikan pusat pendidikan bernama Academus. j. Aristoteles Ia



adalah



murid



Plato,



merupakan



ahli



di



bidang



biologi



danketatanegaraan. Karyanya yang terkenal antara lain Klasifikasi Floradan Fauna di Kepulauan Aegeia. Di bidang ketatnegaraan, iaberpendapat bahwa sistem pemerintahan yang baik adalah republik.Pemerintahan yang baik mengutamakan kebahagiaan sebesar-besarnya untuk seluruh rakyat. Aristoteles adalah pendiri pusat pendidikan bernama Peripatetis. Salah seorang muridnya ialah Alexandar Agung, raja Macedonia. Lahirnya tradisi intelektual dari bangsa Yunani disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini :



1. Faktor geografis dari Yunani bergunung-gunung dan tidak subur. Hal ini memacu para penduduknya untuk berpikir dan berkreasi agar mampu bertahan hidup. 2. Orang Yunani membangun hubungan dengan bangsa-bangsa lain seperti Mesir, Babylonia, dan yang lainnya, sehingga terjadi tukar-menukar pengetahuan. 3. Penduduk Yunani memiliki hak otonomi kemerdekaan dan kemakmuran di bidang



ekonomi,



sehingga



mereka



lebih



berkonsentrasi



untuk



menumbuhkembangkan pengetahuan. 4. Bangsa Yunani menghargai logika dan cara berpikir yang rasional. 5. Bangsa Yunani selalu terlibat aktif dalam urusan politik, ekonomi, dan sosial. Hal itu membuat mereka selalu berusaha untuk mencari pemecahan dalam setiap masalah yang muncul. 2. Sparta Pemerintahan Sparta didasari oleh pemerintahan yang bergaya militeristik. Pola ini diperkenalkan oleh Lycurgus tahun 625 SM. Pemerintahan dipegang oleh dua orang raja, sementara pelaksana tertinggi dipegang oleh suatu dewan yang bernama Ephor yang terdiri dari lima orang. Setiap Ephor memiliki dewan tua yang berusia lebih dari 60 tahun, yang bertugas untuk mempersiapkan UU yang diajukan kepada dewan rakyat (perwakilan dari semua warga kota). Para pemuda yang terseleksi secara fisik dan mental, dijadikan tentara. Keberadaan polis-polis di Yunani mengakibatkan mereka saling bersaing dalam memperebutkan hegemoni kekuasaan atas wilayah Yunani. Sehingga tidaklah mengherankan apabila di Yunani selalu terjadi peperangan di antara sesama polis-polis tersebut. Tetapi, datang tentara Persia yang akan menginvasi daerah Yunani, maka polis-polis yang ada di Yunani terutama Spharta dan Athena, bersatu untuk menghadapi Persia tersebut. Pertempuran antara Yunani dan Persia terjadi beberapa kali. Perang Persia-Yunani I (492 SM). Peperangan antara Yunani dan Persia tidak terjadi karena armada tempur Persia dihancurkan oleh badai dan terpaksa harus pulang kembali. Perang Persia-Yunani II (490 SM). Pertempuran terjadi di Marathon, pertempuran itu berhasil dimenangkan oleh bangsa Yunani. Para prajurit Yunani harus lari sepanjang 42 km antara Marathon dan Athena dalam rangka berkonsolidasi dan meminta bantuan. Perang Yunani dan Persia III. Bangsa Persia



datang kembali, dan pasukan Yunani menghadapinya di Termopile. Persia dapat dipukul mundur, namun Raja Spartha terbunuh dalam pertempuran itu. Pada tahun 448 SM diadakan perdamaian antara Yunani dan Persia. Dengan menangnya Yunani atas Persia, maka hal ini membuat kemajuan, seperti pada kesenian dan ilmu pengetahuan serta adanya filosof-filosof. Hal ini membuat Sparta iri sehingga terjadi perang Peloponessos yang membuat Athena kalah sehingga membuat yunani terpecah-pecah. Dengan lemahnya Yunani membuat mudahnya Yunani ditaklukkan oleh kerajaan Macedonia di bawah pimpinan Philipus pada 338 SM. Perjuangan Philipus untuk menguasai Persia diteruskan anaknya Alexander Agung (336-323 SM) dan ia berhasil menguasai Tunisia, Palestina, Mesir, dan di Mesir mendirikan kota yang bernama Iskandariyah. Niatnya menguasai India tak terkabul karena prajuritnya yang tidak mematuhi perintahnya. Setelah Iskandar meninggal, maka kerajaannya terpisah-pisah menjadi Kerajaan Macedonia, Kerajaan Syria (Jenderal Seuleueos) dan Kerajaan Mesir (Jenderal Ptelomeus). Peninggalan-peninggalan Yunani Kuno 1. Seni Sastra Sastrawan terkenal dari Yunani adalah Homerus yang menulis kitab Illiad dan Odysseia. Kedua kitab tersebut berkaitan erat dengan kejadian sejarah yang disebut perang Troya. Kota Troya terletak di Semenanjung Anatolia di Selatan Selat Dardanella. Seorang peneliti dari Jerman yang bernama Heinrich Schlieman telah menemukan beberapa bukti peninggalan peradaban kota Troya seperti yang dilukiskan dalam karya Komerus tersebut. Kitab Illiad menceritakan kejadian perang Troya yang disebabkan karena puteri Helena dari Sparta dilarikan oleh Pangeran Paris dari Troya Terjadilah peperangan antara raja Agamemmon dari Yunani dengan raja Priamus dari Troya. Pahlawan Troya yang bernama Hector dapat dikalahkan oleh pahlawan Yunani yang bernama Achilles. Tentara Yunani dapat memenangkan perang melalui siasat Kuda Troya atas ide raja Odysseus. Kuda Troya merupakan sebuah kuda kayu raksasa yang di dalamnya digunakan untuk bersembunyi tentara Yunani. Kuda tersebut diletakkan di luar benteng kota Troya. Orang Troya tertipu, kuda kayu dikira hadiah lalu ditarik ke dalam benteng. Ketika dibuka tentara Yunani berhamburan dan menyerang secara mendadak. Sementara itu armada yang berpura-pura meninggalkan Troya datang



kembali ikut menyerbu. Sehingga pasukan Troya mengalami kekalahan. Kitab Odysseia mengisahkan tentang pengembaraan Odysseus sepulang dari Troya. Karena isterinya yang bernama Penelope menikah lagi maka puteranya yang bernama Telemachos menyusulnya mengembara. Bagi bangsa Yunani kisah Illias dan Odysseia ini menjadi salah satu kebanggaan dan alat pemersatu bangsa Yunani.



2. Seni Bangunan dan Seni Pahat Pada awalnya seni patung/pahat Yunani menghasilkan patung seperti patung bangsa Mesir, kemudian dikembangkan menjadi lebih hidup dengan gaya naturalis. Patung dibuat dari marmer dan perunggu. Pemahat yang terkenal di Yunani bernama Phidias, sedangkan arsitek bangunan yang terkenal antara lain bernama Ikhtinus. Seni pahat menghasilkan berbagai patung para dewa maupun tokoh yang terkenal misalnya Dewa Zeus, Perikles, Plato, Aristoteles dan lain-lain Pada masa pemerintahan Perikles seni bangunan Yunani berkembang pesat. Peninggalan bangunan kuno Yunani antara lain kuil pemujaan. Di bukit Acropolis berdiri megah kuil Parthenon dan kuil Erechteum yang di dalamnya terdapat patung dewi Palas Athena. Di bukit Olympus dibangun kuil untuk dewa Zeus yang disebut kuil Altis.Di daerah koloni Yunani juga dibangun kuil misalnya kuil Zeus di Italia Selatan, kuil Apollo di Milate dan lain-lain. Teater adalah panggung di lapangan terbuka untuk pementasan misalnyakomedi. Penonton duduk di bangku-bangku yang terbuat dari batu. Bagiorang Yunani, teater merupakan bagian pendidikan dan setiap orangdianjurkan untuk menonton. 3. Filsafat Filsafat: Seperti ilmu fikir (logika), ilmu alam (physica), ilmu kesusilaan (Ethica), dan ilmu negara (politica). Seperti sudah disinggung pada uraian pemerintahan Yunani,ternyata polis Athena melahirkan banyak ahli pikir yang mewariskan pengetahuannya bagi umat manusia. Beberapa filusuf yang banyak mencetuskan ilmu pengetahuannya antara lain yaitu Socrates (469-399 SM), Plato (427-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM). 4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bangsa yunani telah memiliki berbagai macam pengetahuan dan teknologi yang tinggi. Beberapa ilmuwan yang terkenal antara lain Pythagoras, Thucydides,



Archimedes, Thales, Analisagoras, Democritus, Euclid, Herodotus, dan Hipocrates. Pada waktu itu mereka sudah mampu membuat teknologi-teknologi yang canggih seperti: 1. Menciptakan perahu layar yang ramping sebagai sarana untuk mengarungi laut tengah dan menghubungkan daratan yunani dengan daerah-daerah pantai timur pulau sicilia. 2. Membuat barang-barang dari tanah liat. 3. Menghasilkan karya arsitektur yang megah seperti kuil zeus, kuil partenon dan gedung teater raksasa. 4. Mengembangkan industri untuk menunjang perdagangannya, yakni keramik yang bentuknya beraneka ragam dan dihiasi dengan indah. 5. Menghasilkan karya-karya benda logam berkembang pesat terutama untuk menyediakan alat-alat perang. 2. Perkembangan Romawi Periode Hellenistik merupakan zaman klasik bagi arsitektur dan merupakan peralihan perencanaan bangunan dari Yunani ke Romawi. Kota Romawi pada waktu itu telah dirancang dengan gaya klasik oleh Vitruvius (arsitek). Teori dan filosofi rancangannya dipandang menyamai masa modern pada abad ke dua puluh yang akan datang. Sebagaimana telah dikemukakan Socrates, peradaban bisa berkembang dan juga merosot. Begitulah yang terjadi di Roma pada waktu itu, akibat penyalahgunaan wewenang para politikus yang korup, penyimpangan sistem demokrasi. Kota dimanipulasi sebagai tempat tinggal pribadi atau investasi. Akibatnya muncul pemukiman masyarakat dengan kondisi yang semakin memburuk dan mempersulit orang untuk mendapatkan tempat tinggal. Bangsa Romawi tidak sepenuhnya melaksanakan demokrasi. Hal ini terjadi pada masa raja-raja Etruskan pada tahun 500 SM hingga kekaisaran Julius Caesar pada tahun 100 SM. Bangsa Romawi selalu mengagungkan pimpinannya bagaikan Dewa dengan kekuasaan mutlak. Secara turun-temurun kekaisaran Romawi menginginkan perluasan daerah kekuasannya sehingga salah satu kota bekas pemerintahan Yunani, Athena menjadi pusat dunia pada waklu itu. Konsekuensinya kota tersebut harus menerima orang asing dalam hubungan dagang dan berusaha menetapkan hukum-hukum yang diberlakukan bagi kota tersebut. Perkembangan ini mencapai puncaknya akibat kegiatan



perdagangan yang berlangsung di daerah tersebut. Pada abad ke-3 SM, secara cepat dapat dibangun lebih dari 45.000 blok apartemen dan sekitar 2.000 rumah pribadi. Bangunan bertingkat paling tinggi yang pernah dicapai setinggi 21 meter pada masa kekaisaran Agustinus dan merupakan contoh tata wilayah pertama di abad pertama SM. Kekaisaran Roma yang berkembang dengan sistem pemerintahan dengan kekuatan dan kekuasaannya berhasil mencapai jumlah rakyatnya berkisar 250.000 hingga 2.000.000 penghuni tetap. Karena itu, masalah kekurangan rumah, air bersih dan transportasi muncul. Namun demikian tidak mempengaruhi setiap kekaisaran baru atau penggantinya untuk mendirikan monumen-monumen besar sebagai bentuk peringatan kebesaran kekaisaran mereka sendiri. Setiap kaisar baru mendirikan forum yang lebih besar daripada sebelumnya. Forum-forum ini berfungsi sebagai pusat bagi kehidupan politik dan perniagaan kota. Bangsa Romawi memahami pentingnya transportasi dan masalah distribusi air bersih. Mereka mulai merencakan jaringan jalan di seluruh kekuasaan kekaisaran yang membentang dari Spanyol, Armenia, Inggris sampai Mesir. Jalanjalan diperhitungkan untuk melancarkan komunikasi dan memudahkan transportasi perdagangan serta dapat meninjau dan memelihara ketertiban dalam upayanya menumpas para pemberontak. Kolonialisasi daerah teritorial lain dilakukan atas kebijaksanaan kaisar untuk mengakomodasi imigran ke Roma dan menetapkan status hukum serta tata tertib bagi rakyat Romawi. Untuk menunjang peraturan tersebut Romawi membangun kawasan atau kota-kota militer di seluruh perbatasan kekaisaran. Pelaksanaan pembangunannya pada umumnya telah mengikuti rencana induk yang disepakati dengan cepat meskipun ada sedikit perbedaan dalam aplikasinya. Pembangunan kota dengan pola empat persegi diperuntukkan pada kawasan bangunan pemerintahan yang diletakkan di persimpangan jalan utama. Karena upaya ini berhasil maka perencanaan dengan pola grid digunakan pula untuk kawasan pemukiman, terutama apartemen besar yang bergaya atrium untuk kalangan kaya. Kedigjayaan Romawi dengan konsep bentuk kota yang sampai sekarang terkenal dan dipakai di kota-kota besar Amerika Serikat akhimya harus runtuh secara bertahap akibat pertentangan yang terjadi di kalangan atas. Keputusan cenderung apatis dan kehidupan masyarakat menjadi hedonistik dan lamban. Kondisi demikian, justru merupakan kelemahan suatu bangsa yang akan menarik bangsa lain diantaranya golongan Barbar untuk menguasai kekaisaran



Romawi. Golongan ini mulai menyerang untuk pertama kalinya selama Iima abad, Roma mempunvai musuh yang siap menyerang di tepi perbentengannya. Dalam perkembangannya agama Nasrani turut mempengaruhi sebagian masyarakat yang tidak menyukai kepemimpinan kaisar Romawi. Maka terjadilah peperangan antar mazhab dan partai oposisi. Benteng-benteng bawah tanah yang dibangun para kaisar digali dan diburu untuk bahan bangunan. Tempat-tempat publik seperti forum dibongkar oleh massa yang bertarung. Romawi runtuh di akhir abad ke tiga. Karakteristik Romawi 1.



Jenjang jalan terdiri dari : Jalan Arteri (Cardo) untuk kawasan pemerintahan yang menghubungkan jalur Utara-Selatan kota Roma, Jalan Kolektor (Decusmanus) untuk daerah Pemerintahan (Domain), Apartemen (Insule) dan Ruang Terbuka (Tempulum) yang menghubungkan jalur Timur-Barat, Jalan lingkungan (Prinsipia) dan Lorong (Path) untuk hunian. Pada pertemuan jenis jalan tersebut dinamakan simpul (Nodes), biasanya diletakkan pintu-pintu gerbang (Triumphal-Arches). Jalur Utara-Selatan dan Timur-Barat diakhiri dengan empat benteng Kota. Citra kota menekankan pada aspek keteraturan kosmik (Cosmik Order) dengan mengacu pada lata letak berskala besar dengan pola “grideon”. Citra spatial kota ini mempunyai sifat tidak berubah-ubah (non arbitrary), ortogonal, dan memasukkan unsur-unsur ruang memusat, vertikal dan berorientasi arah mata angin (Cardinal).



2.



Pemisahan yang jelas antara daerah sekitar pemukiman (Periphery Bloks) dengan kawasan penghijauan taman kota/lanskap. Ruang-ruang kota mempunyai interaksi sistematik dengan bangunan di sekitarnya.



3.



Fasade bangunan kota merupakan rangkaian (sequence) dan tipikal kolonade yang menampilkan efek perspektif meluas.



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan



Peradaban Yunani dan Romawi merupakan fondasi kebudayaan Eropa (Barat). Jika peradaban Mesir adalah hadiah dari Sungai Nil, demikian pula Mesopotamia dari Sungai Efrat dan Tigris, maka peradaban Yunani dan Romawi adalah pemberian dari lingkungan geografi di sekitar Laut Tengah. Wilayah ini merupakan dunia tersendiri, baik iklimnya yang khas (disebut iklim Laut Tengah) maupun tumbuh-tumbuhannya, berbeda dengan yang ada di daerah lain. Pantai-pantainya berbatuan keras. Dalam musim dingin, Laut Tengah terkenal praharanya yang dahsyat. Meski demikian, lautan itu pernah berfungsi sebagai jalan raya dunia. Kondisi itulah yang melahirkan mental bangsa Yunani yang memposisikan dirinya tersendiri, tidak bergantung pada alam lingkungannya, sehingga berupaya keras berpikir dan berperilaku dalam upaya eksistensinya. Situasi polis yang selalu saling menyerang (perang) menyebabkan pelatihan fisik (militer) menjadi fokus pembinaan, utamanya di Sparta dengan kebijakan wajib militernya. Sementara Athena lebih berfokus (bukan mengabaikan militer) pada dunia non-militer, utamanya soal kebudayaan. Walhasil, di polis yang terakhir ini terlahir sejumlah filsuf dan pemikir besar Yunani yang “abadi”. Di antara para pemikir itu ialah Socrates, Plato, dan Aristoteles yang banyak diperbincangkan ide-idenya sampai sekarang. Wilayah Yunani dan wilayah Romawi merupakan wilayah yang memiliki kondisi alam yang berbeda meskipun memiliki kemiripan dalam berapa hal. Wilayah Yunani yang gersang dan tandus yang sulit duntuk bercocok tanam lebih mengutamakan hasil laut dan perdagangan sambil melakukan koloni di berbagai wilayah yang ada di sekitar laut tangah. Wilayah Romawi yang terkenal dengan lembah sungai “po” dan lembah “campania” yang memiliki curah hujan yang cukup untuk bertani membuat masyarakatnya lebih banyak tinggal di pedalaman. Hal ini juga di dukung kurangnya pengetahuan mereka terhadap dunia pelayaran sebelum kedatangan bangsa Yunani dan Kartago. Suburnya daerah yang ada di pedalaman membuat mereka lebih suka melakukan aktivitasnya di daratan karena hasil yang mereka kelola dari pertanian sudah lebih dari cukup untuk penghidupan pada masa itu.



DAFTAR PUSATAKA



Daldjoeni, N. 1982. Geografi Kesejarahan I: Peradaban Dunia. Bandung: Alumni. Henderson, J. 2004. Roman Book of Gardening. London: Routledge. Soetjipto. 1997. Geografi Kesejarahan. Malang: IKIP Malang. White, K. D. 1970. Roman Farming. Cornell University Press.



Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta Sejarah Arsitektur Perumahan – TA hal. 34-38.