Makalah Peranan Bakat Dalam Proses Belajar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PSIKOLOGI PENDIDIKAN PERANAN BAKAT DALAM PROSES BELAJAR TUGAS MAKALAH KELOMPOK 4



ANGGOTA KELOMPOK : 1. 2. 3. 4.



DINI BUSFI WULANDARI (20031061) FARHAN SIDDIQ (20029117) HANNISYA (20016156) RANI FEBRIANI (20029032) DOSEN PENGAMPU :



DINA SUKMA S.Psi.,S.Pd.,M.Pd SEKSI : 202021270392



UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peranan bakat dalam proses belajar” sebagai pemenuhan tugas mata kuliah psikologi pendidikan. Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan mengenai peranan bakat dalam proses belajar. Seperti pepatah “Taka ada gading yang tak retak”,begitu juga dalam pembuatan makalah ini.Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum mencapai sebuah kesempurnaan,baik materi maupun teknik dan pengalaman kami.Untuk itu,kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,sehingga makalah ini mencapai kesempurnaan sebagaimana mestinya. Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf jika terdapat katakata yang kurang berkenan.



Padang,19 Maret 2021



Kelompok 4



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I



PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan 1.4 Manfaat Penulisan



BAB II



ISI 2.1 Pengertian Bakat 2.1.1 Pengertian Bakat Menurut Para Ahli 2.1.2 Pengertian Bakat Secara Umum 2.2 Jenis-Jenis Bakat 2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat 2.4 Usaha Guru Untuk Mengenali dan Mengembangkan Bakat



BAB III



PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran



DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang



Pada dasarnya masing-masing individu mempunyai bakat yang berbeda beda.Belajar ataupun bekerja pada bidang yang diminati, terlebih lagi didukung dengan bakat serta talenta yang sesuai, akan membawa gairah dan memberi kenikmatan dalam mempelajari atau menjalaninya. Sayangnya sering kali remaja memilih suatu jurusan atau bidang studi karena terbawa dan ikut teman-temannya,atau memilih bidang yang lebih popular,tanpa sempat mencerna terlebih dahulu dan memahami bidang yang akan dipelajari, menjadi apa setelah selesai sekolah ataupun lebih jauh lagi mengenali bidang pekerjaan seperti apa yang biasa digelutinya sesuai dengan latar belakang pendidikannya tersebut.  Mengembangkan minat dan bakat bertujuan agar seseorang belajar atau dikemudian hari bisa bekerja dibidang yang diminatinya dan sesuai minat dan bakat yang dimilikinya sehingga mereka bisa mengembangkan kapabilitas untuk belajar serta bekerja secara optimal dengan penuh antusias. Bakat adalah bawaan, given from God, dan bakat adalah sesuatu yang dilatih. Sebelum memahami beberapa definisi dan pendekatan bakat yang juga diungkapkan beberapa ahli, ada baiknya kita yakini satu hal: yakin dan percayalah bahwa setiap insan di muka bumi ini telah memiliki bakat berupa anugerah  dari Sang Maha Kuasa. Beberapa istilah kerap dipakai ketika berbicara bakat secara spesifik, antara lain aptitude, talent/talenta, intelligence/inteligensi/kecerdasan, gifted/giftedness, dan sebagainya.  Pada dasarnya istilah-istilah tersebut membawa makna bakat yang berkembang sesuai kebutuhan dan kepentingan. Namun sama-sama mengandung unsure bakat bawaan dan latihan. Misalnya yang dikemukakan Renzulli (1981), bakat merupakan gabungan dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan seseorang, yakni kecerdasan kreatifitas dan tanggung jawab.  Jadi apabila seseorang terlahir dengan suatu bakat khusus, jika dididik dan dilatih, bakat tersebut dapat berkembang dan dimanfaatkan secara optimal. Sebaliknya jika dibiarkan saja tanpa pengarahan dan penguatan, bakat itu akan mati dan tak berguna. Bakat sangat kecil sekali kemungkinannya untuk berubah. Baat itu adalah relatif tetap sepanjang waktu tertentu. Karena bakat itu relatif stabil, maka bakat-bakat itu dapat digunakan untuk membantu keberhasilan dalam bidang kependidikan dan karir. 



Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa bakat mengungkap potensi untuk mempelajari suatu aktifitas tertentu, bakat relatif berbeda, bakat relatif konstan. 1.2  Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka makalah ini mempunyai rumusan masalah antara lain :  Apa pengertian Bakat?  Apa saja jenis-jenis bakat?  Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat pada anak?  Apa usaha guru untuk mengenali dan mengembangkan bakat pada anak?



1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:  Untuk mengetahui pengertian bakat.  Untuk mengetahui jenis-jenis bakat.  Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat pada anak.  Untuk mengetahui usaha guru untuk mengenali dan mengembangkan bakat pada anak. 1.4 Manfaat Penulisan Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah:  Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang pengertian bakat.  Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis bakat.  Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat pada anak.  Mahasiswa dapat mengetahui usaha guru untuk mengenali dan mengembangkan bakat pada anak.



BAB II ISI



2.1 Pengertian Bakat 2.1.1 Pengertian Bakat Menurut Para Ahli Ada beberapa defenisi bakat yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah: a. Bindham (1986) menjelaskan bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian karakteristik atau kemampuan seseorang yang dengan suatu latihan khusus memungkinkannya mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keteranpilan khusus, misalnya kemampuan bermain musik dan dalin-lain. b. Munandir (2001:15-16) mengatakan, bahwa bakat merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, dengan kata lain bersifat keturunan. Pandangan ini sering kita dengar secara umum sebagaimana para ahli dan orang awam. c. Guilford (1959) mengemukakan bahwa bakat (aptitude) mrncakup 3 dimensi psikologis, yaitu: Dimensi perseptual, dimensi psikomotor, dimensi intelektual. 1) Dimensi perseptual Dimensi perseptual meliputikemampuan dalam mengadakan persepsi, yaitu fakto-faktor yang antara lain berupa: kepekaan indera, perhatian, orientasi ruang, orientasi waktu, luasnya daerah persepsi, kecepatan persepsi dan lain sebagainya. 2) Dimensi psikomotor Dimensi psikomotor mencakup 6 faktor, yaitu: faktor kekuatan,faktor implus, faktor kecepatan, faktor ketelitian, faktor keluwesan (flexibility). 3) Dimensi intelektual Dari ketiga dimensi, dimensi inilah yang mempunyai implikasi yang sangat luas. Dimensi ini meliputi 4 faktor:  Faktor ingatan, yang mencakup: faktor ingatan menenai substansi, faktor ingatan mengenai relasi, faktor ingatan mengenai sistem.  Faktor pengenalan, yang mencakup: pengenalan terhadap keseluruhan informasi, golongan (kelas), hubungan-hubungan, bentuk atau struktur, dan kesimpulan.  Faktor evaluatif, yang mencakup: evaluasi mengenai identitas, relasi-relasi, sistem dan evaluasi terhadap penting tidaknya problem (kepekaan terhadap problem yang dipahami).  Faktor berfikir divergen, yang meliputi: faktor untuk menghasilkan unit-unut, faktor untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan, faktor kelancaran dalam menghasilkan sistem, faktor untuk transformasi divergen, faktor untuk menyusus bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka.



2.1.2 Pengertian Bakat Secara Umum Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan



potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir yang dengan dimiliki oleh seseorang sebagai macam pengetahuan dan keterampilan khusus. Contoh seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat. Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (pontential ability) yang masih perlu dikembangkan melalui latihan. Bakat juga merupakan kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang relatif bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat khusus disebut juga talenta. Bakat pada awalnya merupakan hal yang amat penting sehubungan dengan bidangpekerjaan atau tugas. Kemudian pada bidang pendidikan juga memperhatikan masalah bakat tersebut, mengingat fungsi pendidikan itu adlah untuk mempersiapkan peserta didik dalam memasuki dunia kerja. Dalam proses pendidikan, bakat merupakan faktor penting untuk mendapatkan perhatian cara mendidik.



2.2 Jenis-Jenis Bakat 1. Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya setiap orang memiliki. 2. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga. Selain itu bakat khusus yang lain, yaitu: a. Bakat Verbal Bakat tentang konsep-konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata-kata. b. Bakat Numerikal Bakat tentang konsep-konsep dalam bentuk angka. c. Bakat Skolastik Kombinasi kata-kata (logika) dan angka-angka. Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dam pemprograman komputer. (Newton,Einstein,dsb) d. Bakat Abstrak Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan, diagram, ukuran-ukuran, bentuk-bentuk dan posisi-posisinya. e. Bakat Mekanik Bakat tentang prinsip-prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat-alat lainnya. f. Bakat Relasi Ruang (spasial) Bakat untuk mengamati pola dua dimensi atau berpikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tida dimensi. Ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. (Thomas Edison, Pablo Picasso, Ansel Adams, dsb.) g. Bakat Kecepatan Ketelitian Klerikal Bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, kantor dan lain-lainnya. h. Bakat Bahasa (linguistik)



Bakat tentang penalaran analistis bahasa (ahli sastra) misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain-lainnya.



2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Bakat umum biasanya merupakan kemampuan intelegensi seseorang. Sejauh ini masih terdapat kontroversi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi bakat umum seseorang apakah karena faktor bawaan (genetik) atau faktor lingkungan. Arthur Jansen (1969) memunculkan perdebatan atas pendapatnya bahwa intelegensi merupakan warisan genetik, sedangkan lingkungan dan budaya hanya berperan kecil dalam perkembangan intelegensi tersebut. Menurutnya, terdapat perbedaan intelegensi yang signifikan pada kelas sosial,ras dan bangsa yang berbeda. Pendapatnya ini memunculkan pro dan kontra dan ia pun dicap sebagai orang yang rasis.Dewasa ini, para peneliti menyatakan bahwa faktor lingkungan juga berperan besar dalam menentukan tingkat intelegensi seseorang. Plomin (1989) berpendapat bahwa intelegensi ditentukan oleh 50% genetik dan 50% lingkungan. Hal ini berarti bahwa keadaan lingkungan dapat memengaruhi tingkat intelegensi seseorang yang menentukan peningkatan prestasi sekolah dan perolehan keterampilan yang diperlukan untuk bekerja. Namun demikian  , pengaruh lingkungan sangatlah rumit. Tidak ada jaminan bahwa anak dengan berbagai kehidupan seperti kemudahan sarana , prasarana yang lengkap dan bimbingan belajar yang baik akan sukses nantinya . mereka seringkali menanggapinya sebagai hal yang wajar sehingga mereka tidak dapat berusaha untuk mengembangkan motivasinya demi mencapai sesuatu. Bakat khusus dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. 1. Faktor Internal a. Faktor Bawaan (Genetik) Faktor bawaan atau keturunan (hereditas) merupakan faktor pertama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Faktor ini dapat diartikan sebagai semua ciri atau karakteristik individu yang diwariskan kepada anak atau segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki seseorang sejak masa pembuahan sebagai warisan dari orangtua. Faktor bawaan adalah faktor yang mendukung perkembangan indivisu dalam minat dan bakat sebgai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak dalam segala potensi melalui fisik maupun psikis yang dimiliki individu sebagai pewaris dari orang tuanya. Dari segi biologi, bakat sangat berhubungan dengan fungsi otak. Bila otak kiri dominan, segala tindakan dan verbal, intelektual, sequensial, teratur rapi, dan logis. Sedangkan otak kanan berhubungan dengan masalah spasial, non verbal, estetik dan artistic serta atletis. b. Faktor Kepribadian Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan potensi anak tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri. Hal ini akan membantu anak



dalam membentuk konsep serta optimis dan percaya diri dalam mengembangkan minat bakatnya (Ansor : 1999 ;93). c. Faktor Inerest (minat) Suatu bakat tidak akan berkembang dengan baik apabila anak bersangkutan tidak memiliki inters atau minat terhadap bakatnya. Contohnya, anak dengan bakat musik tidak akan berkembang tanpa ia memiliki ketertarikan terhadap irama dan nada. Apabila hal ini terjadi, maka orang tua perlu memberikan dorongan yang lebih pada anak agar bakat anak bisa terasah secara optimal. Kalau tidak mendapat dukungan dari orangtua atau dibangkitkan minatnya, bakat yang dimiliki anak tidak akan berkembang. Bisa saja anak tersebut agak lambat untuk mengembangkan kemampuannya, terutama ketika menyadari bahwa ia mempunya bakat dalam bidang tertentu. d. Motivasi Selain minta, bakat juga dipengaruhi oleh motivasi. Bakat anak akan kurang berkembang atau tidak menonjol apabila ia tidak memiliki motivasi atau dorongan dari dalam dirinya sendiri untuk mengembangkan bakatnya tersebut. Motivasi berhubungan dengan kuatnya daya juang anak untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Jiika kurang motivasi untuk menjadi olahragawan, maka seorang anak dengan bakat sepakbola, menghadapi rintangan kecil saja dalam belajar sepakbola akan menghilangkan semangatnya. e. Value dan Penilaian Value adlah bagaimana seorang anak memberi arti atau penilaian terhadap bidang bakat yang dimilikinya. Meskipun anak mengetahui bahwa ia memiliki suatu bakat di bidang tertentu, jika ia menganggap bakat tersebut kurang bernilai atau bahkan negatif dalam pandangannya, maka hal ini juga akan menghambat perkembangan bakatnya. Misalnya bakat anak dalam olahraga catur, jika anak memberi nilai negatif pada bakat ini atau menganggap bahwa menjadi atlet catur tidak begitu membanggakan, kurang terkenal dibanding bakat menyanyi, dan penilaian negatif lainnya maka bakat anak di bidang catur tersebut akan tetap terpendam. 2. Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan Fakor lingkungan merupakan olahan dari berbagai hal ini untuk mendukung pengembangan minta dan bakat anak. Faktor lingkungan terdiri beberapa macam, yaitu: 1) Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga merupakan tempat latihan atau belajar dan tempat anak memperoleh pengalaman, karena keluarga merupakan lingkungan perttama dan paling penting bagi anak. (Sutiono ;1998 ;172). 2) Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah adalah lingkungan yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar kondusif yang berdifat formal. Lingkungan ini sangat berpengaruh bagi pengembangan minat dan bakat karena di lingkungan ini minat dan bakat anak dikembangkan secara intensif. 3) Lingkungan Sosial Lingkungan sosial adalah lingkungan yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Di lingkungan ini anak akan mengaktualisasikan minat dan bakatnya kepada masyarakat, b. Sarana dan Prasarana



c. Dukungan dari Orang Tua d. Pola asuh Orang Tua



2.4 Usaha Guru untuk Mengenali dan Mengembangkan Bakat Bakat dimiliki oleh setiap individu. Peserta didik yang akan mengikuti pembelajaran datang dengan membawa bakat sebuah bakat yang ada pada diri mereka masing-masing. Disinilah peran guru sebagai fasilator dapat mrngembangkan bakat peserta didik. Halhal yang mungkin dapat dilakukan guru mengembangkan bakat peserta didik yaitu : 1. Mengenali Bakat Setiap Peserta Didik Dengan mengenali bakat peserta didik, maka guru memiliki acuan yang jelas dalam mengembangkat bakat peserta didik tersebut. Bakat dalam hal ini bisa berupa IQ dan SQ. Peserta didik dengan IQ tinggi harus diperlakukan berbeda dengan peserta didik dengan IQ sedang atau biasa aja. Dengan mengenali bakat ini, maka guru dapat memberi motivasi kepada peserta didik untuk mencapai bakat maksimalnya. “seornag siswa yang berbakat dlam bidang elektro, misalnya akan jauh lebih mudah menyerap informasi, pengetahuan, dan ketermpilannya yang berhubungan dengan bidang tersebut dibandingkan dengan siswa lainnya. (Muhibbin Syah,2000 :136) 2. Menggunakan Pendekatan Individual dalam Pembelajaran Rencana Keller (The Keller Plan), pengajaran yang ditentukan secara individual, program bagi pembelajaran dalam kesesuaiannya dengan kebutuhan, dan pendidikan berpadukan secara individual....”(Mark. K. Smith, 2010 : 94). Dalam teori ini, setelah mengenali bakat peserta didik guru memberikan materi sesuai dengan bakat yang mereka miliki. Misalnya sisten KBK yang diterapkan saat ini, merupakan upaya mengefektifkan pengajaran yang bersifat individual. Individu dengan bakat yang bagus, mungkin akan lebih cepat menguasai materi yang disajikan oleh guru, sehingga ia layak mengikuti akselerasi materi, walaupun teman-teman dikelasnya belum menguasai materi tersebut. Tetapi untuk melakukan ini, guru harus menyediakan waktu dan pikiran yang lumayan besar. Guru sngat berperan penting dalam mengembangkan bakat siswa berprestasi di sekolah. Kerjasama antara guru, eluarga, dan lingkungan sekitar sangat penting untuk mengembangkan bakat tersebut. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara keluarga, guru, dan lingkungan untuk mengenali dan mengembangkan bakat anak yaitu : a) Membantu anak meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya. b) Mengembangkan konsep diri positif pada anak. c) Memperkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan serta pengalaman di berbagai bidang. d) Mencermati berbagai kelebihan, keterampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak. e) Mengusahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar menekuni bidang keunggulannya serta bidang-bidang lain yang berkaitan. f) Meningkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih kemampuannya. g) Menstimulasi anak untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke bakat yang lain. h) Memberikan penghargaan dan pujian um=ntuk setiap usaha yang dilakukan anak. i) Menyediakan dan memfasilitasi sarana bagi pengembangan bakat.



j) Mendukung anak untuk mangatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya. k) Menjalin hubungan baik serta akrab antara orang tua atau guru dengan anak. l) Menyalurkan bakat tersebut. m) Memberikan kesempatan untuk mengikuti lomba-lomba sesuai bakat yang dimiliki.



BAB III PENUTUP 3.1  Kesimpulan Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir yang dengan latihan-latihan tertentu akan memperoleh berbagai macam pengetahuan dan keterampilan khusus. Jenis-Jenis Bakat a.    Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya setiap orang memiliki.  b.    Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga.  Bakat umum biasanya merupakan kemampuan intelegensi seseorang. Sejauh ini masih terdapat kontroversi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi bakat umum seseorang apakah karena faktor bawaan (genetik) atau faktor lingkungan. Bakat khusus dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi: a.    Minat b.    Motif berprestasi c.    Keberanian mengambil resiko d.   Keuletan dalam menghadapi tantangan e.    Daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul. Faktor eksternal meliputi : a.    Kesempatan yang maksimal untuk mengembangkan diri b.    Sarana dan prasarana



c.    Dukungan dan dorongan orang tua/keluarga d.   Lingkungan tempat tinggal e.   Pola asuh orang tua



Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bakat antara lain:                             a.    Menciptakan lingkungan yang merangsang kreativitas b.    Melibatkan anak dalam kegiatan curah ide (brainstorming) c.    Memberikan kesempatan untuk bereksplorasi dan mencoba d.   Memunculkan motivasi internal e.    Mengembangkan cara berpikir yang fleksibel dan playfull f.     Melatih peserta didik untuk menelaah berbagai sudut pandang dalam menghadapi persoalan. g.    Mengenalkan anak dengan orang-orang yang kreatif



3.2  Saran             Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.



DAFTAR PUSTAKA Munandar,Utami.Mengembangkan Bakat Dan Kreatifitas Anak Sekolah. Jakarta:Gramedia Sunyabrata,Sumadi.2008.Psikologi Pendidikan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada Yamin,Martinis,dkk.2009.Taktik Pengembangan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta:GP Press.