Makalah Perlawanan Gowa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SEJARAH INDONESIA “Perlawanan Gowa”



Disusun oleh: Kelompok 2 1. Fauziah Putri Fajrianti (10) 2. Lathiifah Nabiila Bakhtiar (16) 3. Linda Ayu Mawarni (17) 4. Nisrina Labiba Sarwoko (26) 5. Nour Ilyah Abdullah (27) 6. Salsabilla Tiara (33)



Kelas : XI MIPA 4



SMAN 47 JAKARTA SELATAN TAHUN AJARAN 2019/2020



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kemudahan kepada penulis, baik kesempatan maupun kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Salam dan salawat selalu tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia dari alam jahiliyah menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini. Makalah yang telah kami buat berjudul Perlawanan Gowa. Makalah ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besar buat mereka yang telah berjasa membantu penulis selama proses pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir. Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum sempurna dan luput dari perhatian penulis. Baik itu dari bahasa yang digunakan maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi perbaikan makalah ini kedepannya. Akhirnya, besar harapan penulis agar kehadiran makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta memajukan ilmu pengetahuan.



Jakarta, September 2019



1



DAFTAR ISI Kata Pengantar ………………..………………………………………………..….1 Daftar Isi…………….………………………………..…….………….……....…..2 BAB I PENDAHULUAN …………………………………………..……...…......3 1.1



Latar Belakang …………………………………………..………...…...….3



1.2



Rumusan Masalah ………...…………………………………..…….……..4



1.3



Tujuan Penulisan ……………...…………..…………………………....…4



BAB II PEMBAHASAN………………...….………………………..………..…..5 2.1



Berdirinya Kerajaan Gowa……………………………………………...…5



2.2



Penyebab Perlawanan Gowa Terhadap VOC………………………….…..6



2.3



Kronologis Perlawanan Banten Terhadap VOC………………….……….7



2.4



Kegagalan VOC dalam Mengendalikan Perdagangan…………………….9



BAB III PENUTUP…………………….……….…………….……….…….…...10 3.1



Kesimpulan …………………………………….………………..….……10



3.2



Saran……...…………………………………….……………….………..11



Daftar Pustaka …...……………………………………………………………….12



2



BAB I Pendahuluan



1.1 Latar Belakang Kesultanan Gowa adalah salah satu kerajaan besar sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyatnya berasal dari suku Makassar yang terdapat diujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada dibawah Kabupaten Gowa dan daerah sekitarnya yang dalam bingkai negarakesatuan RI dimekarkan menjadi Kota Madya Makassar dan kabupaten lainnya. Nama Makassar sebenarnya adalah ibukota dari Kerajaan Gowa dan sekarang masih digunakan



sebagai nama ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Secara



geografis daerah Sulawesi Selatan memiliki provinsi yang sangat strategis karena berada dijalur pelayaran (perdagangan) nusantara. Bahkan daerah Makassar menjadi pusat persinggahan para pedagang baik yang berasal dari bagian Indonesia bagian Timur maupun yang berasal dari Indonesia bagian Barat. Dengan posisi strategis tersebut, maka Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas jalur perdagangan nusantara Sebagai pusat perdagangan Makasar berkembang sebagai pelabuhan internasional dan banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing seperti Portugis, Inggris, Denmark dan sebagainya yang datang untuk berdagang di Makasar. Pusat pemerintahan Kerajaan Gowa berada di Somba Opu yang sekaligus menjadi pelabuhan Kerajaan Gowa. Somba Opu senantiasa terbuka untuk siapa saja. Banyak para pedagang asing yang tinggal di kota itu. Misalnya, orang Inggris, Denmark, Portugis, dan Belanda. Mereka diizinkan membangun loji di kota itu. Gowa anti terhadap tindakan monopoli perdagangan. Masyarakat Gowa ingin hidup merdeka dan bersahabat kepada siapa saja tanpa hak istimewa.



3



Pelabuhan Somba Opu memiliki posisi yang strategis dalam jalur perdagangan internasional. Pelabuhan Somba Opu telah berperan sebagai bandar perdagangan tempat persinggahan kapal-kapal dagang dari timur ke barat atau sebaliknya. Sebagai contoh kapal-kapal pengangkut rempah-rempah dari Maluku yang berangkat ke Malaka sebelumnya akan singgah dulu di Bandar Somba Opu. Begitu juga barang dagangan dari barat yang akan masuk ke Maluku juga melakukan bongkar muat di Somba Opu. Dengan melihat peran dan posisinya yang strategis, VOC berusaha keras untuk dapat mengendalikan Gowa dan menguasai pelabuhan Somba Opu serta menerapkan monopoli perdagangan. Untuk itu VOC harus dapat menundukkan Kerajaan Gowa.



1.2 Rumusan Masalah 1.2.1



Bagaimana latar belakang terjadinya perlawanan Gowa terhadap VOC?



1.2.2



Bagaimana kronologis terjadinya perlawanan Gowa terhadap VOC?



1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1



Untuk memenuhi tugas dari guru



1.3.2



Untuk memahami dan menjelaskan latar belakang terjadinya perlawanan Gowa terhadap VOC.



1.3.3



Untuk memahami dan menjelaskan kronologis terjadinya perlawanan Gowa terhadap VOC.



4



BAB II Pembahasan



2.1 Berdirinya Kerajaan Gowa Di Sulawesi Selatan pada abad ke 16 terdapat beberapa kerajaan mandiri diantaranya Gowa, Tallo, Bone, Sopeng, Wajo, dan Sidenreng. Setiap kerajaan tersebut membentuk persekutuan sesuai dengan pilihan masing-masing. Salah satunya adalah Kerajaan Gowa dan Tallo. Keduanya membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan apa yang lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Gowa-Tallo atau Kerajaan Makassar. Raja Gowa, Daeng Manrabia menjadi raja bergelar Sultan Allaudin dan Raja Tallo, Karaeng Mantoaya menjadi perdana menteri bergelar Sultan Abdullah kaarena pusat pemerintahannya terdapat di Makassar, Kerajaan Gowa dan Tallo sering disebut sebagai Kerajaan Makassar. Wilayah kerajaan ini sekarang berada dibawah Kabupaten Gowa dan sekitarnya. Karena posisinya yang strategis diantara wilayah barat (Malaka) dan timur nusantara (Maluku), Makassar menjadi bandar pertama untuk memasuki Indonesia Timur yang kaya rempah-rempah. Kerajaan ini memiliki pelaut-pelaut tangguh yang memperkuat barisan pertahanan Laut Makassar Sumber asing tertulis pertama dari catatan Tome Pires. Dalam catatannya dia melukiskan kemampuan pelayaran dan perdagangan orang-orang Makassar.Pires menulis : “Orang-orang Makassar telah berdagang sampai ke Malaka, Jawa, Borneo, Negeri Siam dan juga semua tempat yang terdapat antara Pahang dan Siam. “(Swang: 2005,72)” Kesultanan ini disebut-sebut kaya akan beras, bahan-bahan makanan lainnya, daging, dan kapur barus hitam. Mereka memasok barang dagangan dari luar, antara lain jenis pakaian dari cambay, bengal, dan keling. Dan penemuan banyak jenis keramik dari asal Dinasti Sung dan Ming di daerah Sulawesi Selatan juga membuktikan kerajaan ini telah menjalin hubungan dagang dengan Cina.



5



2.2



Penyebab Perlawanan Gowa Terhadap VOC Pada awalnya orang-orang Belanda ketika datang ke kepulauan Indonesia pada mulanya tidak begitu tertarik dengan kerajaan Gowa yang letaknya di kaki barat daerah Sulawesi Selatan. Belanda pada mulanya dalam perjalanan ke Timur sesudah berangkat dari pelabuhan-pelabuhan jawa mereka meneruskan perjalanan nya ke Maluku. Belanda baru mengetahui pentingnya pelabuhan Gowa setelah kejadian di dekat perairan malaka. Dimana pihak Belanda merampas kapal milik portugis yang ternyata memilki seorang awak kapal makassar. Dari orang Makassar ini lah Belanda mengetahui bahwa pelabuhan Gowa merupakan pelabuhan transito bagi kapal-kapal yang berlayar deri atau ke Maluku. Selain itu setelah bertemu dengan kapal-kapal Gowa yang memuat orang-orang Portugis tidak di serang oleh Belanda. Hal ini di lakukan guna mencari kesan yang baik dengan raja Gowa. Pada saat itu Belanda berkesimpulan bahwa pelabuhan Gowa sangat strategis karena terletak antara Malaka dan Maluku. Kemudian Belanda mencoba menjajagi hubungan dengan terlebih dahulu mengirim sepucuk surat yang dikirim dari banda kepada Sultan Gowa. Isi dari surat itu adalah semata-mata tujuan Belanda hanya ingin berdagang saja. Ahirnya Raja Gowa mengundang Belanda berkunjung ke Pelabuhan Gowa, tetapi dengan tekanan bahwa Belanda hanya boleh berdagang saja di Gowa. Raja Gowa tidak ingin kerajaannya menjadi tempat adu senjata antara orang asing yang datang berdagang disana.atas undangan Raja Gowa, pedagang Belanda mulai datang ke pelabuhan Gowa untuk berdagang. Belanda pernah mengajak kerajaan Gowa untuk menyerang Banda yang merupakan pusat rempah-rempah, tetapi Raja Gowa menolak hal tersebut. Anggota kompeni Belanda sering melakukan kunjungan ke Gowa. Meraka selalu membujuk Raja Gowa agar tidak menjual berasnya pada Portugis. Akan tetapi Raja Gowa tidak ingin memutuskan hubungan dagang dengan portugis karena di anggap menguntungkan. Bahkan Raja Gowa mengeluh karena kapal-kapal kompeni mulai melakukan penyerangan ke Maluku. Ahinya keadaan Gowa dan Belanda pun makin memburuk karena kedua-duanya mempunyai



6



kepantingan yang sama dalam perdagangan. Karena itu suatu saat bentrokan antara ke duanya tidak dapat terelakkan. Beberapa penyebab timbulnya perselisihan Belanda dengan Kerajaan Gowa di karenakan kelicikan orang Belanda yang hendak menagih hutang dari pembesarpembesar Gowa. Pembesar ini diundang ke kapal Belanda untuk di jamu, akan tetapi mereka di lucuti oleh Belanda. Hal ini yang membuat kebencian masyarakat Makassar tidak senag dengan Belanda. Sebagai balas dendam orang-orang makassar membunuh awak kapal Belanda. Hal ini membuat Jon Pieteers Coen menaruh dendam pada orang Makassar.



2.3 Kronologis Perlawanan Banten Terhadap VOC Ibukota dari kerajaan Gowa berada di Somba Opu. Letak dari Kerajaan Gowa sangat strategis yang berada di jalur perdagangan internasional. Somba Opu merupakan tempat singgah dari pedagang dari barat ke Maluku dan sebaliknya. Dengan demikian orang- orang Gowa sangat senang dengan keterbukaan atau kebebasan dalam menjalankan perdagangan dan anti terhadap monopoli. Hal ini yang menjadi salah satu faktor Kerajaan Gowa menjadi kerajaan yang maju. VOC yang melihat peran dan letak dari Kerajaan Gowa di jalur perdagangan internasional membuat VOC ingin menaklukkan Kerajaan Gowa. Untuk dapat melemahkan pbsisi Kerajaan Gowa dalam perdagangan internasional maka VOC melakukan cara-cara yang sangat licik. Langkah-langkah yang diambil oleh VOC pada dasarnya ingin melemahkan kekuatan ekonomi dan mengisolir keberadaan Kerajaan Gowa dari perdagangan dunia. Salah satu langkah yang digunakan oleh VOC adalah memblokade jalur perdagangan yang akan menuju ke Gowa, baik itu dari arah timur atau barat, dan berusaha untuk menangkapi kapal-kapal pribumi. Raja Hasanuddin (Raja Kerajaan Gowa) tidak begitu senang dengan tindakan yang dilakukan oleh VOC yang dinilai provokatif dan monopoli. Raja Hasanuddin memerintahkan kepada pasukannya untuk mendirikan benteng-benteng pertahanan di sepanjang pantai, dan mengkoordinasikan sekutu-sekutu dari Kerajaan Gowa



7



yang menentang VOC. Untuk dapat memecah kekuatan dari Kerajaan Gowa maka VOC menggunakan siasat devide et impera. Raja Bugis dari Bone yang bemama Aru Palaka dihasut oleh VOC untuk menentarig perlawanan Kerajaan Gowa. Pada tanggal 7 Juli 1667, pasukan gabungan VOC muiai melakukan serangan terhadap Kerajaan Gowa, sehingga meletusnya Perang Gowa. Pasukan gabungan yang terdiri atas pasukan VOC yang dipimpin oleh Cornelis Janszoon, pasukan Ambon yang dipimpin oleh Jonkef van Manipa, dan pasukan dari Bone dipimpin oleh Aru Palaka mulai mengepung Kerajaan Gowa. dan seg ala pehjuru. Beberapa serangan dari pasukan gabungan ternyata mampu ditahan oleh pasukan Gowa. Karena kalah jumlah dan persenjataan yang lebih canggih membuat pasukan VOC mampu mendobrak masuk kedalam wilayah Kerajaan Gowa. Kekalahan yang dialami oleh Kerajaan Gowa membuat Sultan Hasanuddin harus menandatangani Perjanjian Bongaya. Isi dari Perjaniian Bongaya yaitu sebagai berikut. a.



Pengakuan hak monopoli Belanda.



b.



Semua benteng harus dihancurkan kecuali benteng di Ujung Padang, yang kemudian berubah meniadi benteng Rotterdam



c.



Wilayah kekuasaan Makassar hanya Gowa, daerah Bone dipimpin oleh Raja Aru Palaka.



d.



Semua kapal dari Makassar tidak boleh berlavar kecuali atas ijin dari VOC



e.



Kerajaan Makassar harus mengganti kerugian perang sebesar 250 ringgit. Pada awalnya Sultan Hasanuddin tidak mau menandatangani Perjanjian



Bongaya karena isi perjanjian tersebut bertentangan dengan hati nurani. Pada tahun 1668 Sultan Hasanuddin berusaha menggerakan rakyat untuk melawan VOC. Namun perlawanan yang dilakukan oleh Sultan Hasanuddin dengan mudah dipatahkan



oleh



VOC,



sehingga



Sultan



Hasanuddin



dengan



terpaksa



menandatangani Perjanjian Bongaya. Bahkan benteng pertahanan rakyat Gowa jatuh dan diserahkan kepada VOC. Benteng itu kemudian oleh Spelman diberi nama Benteng Rotterdam.



8



2.4



Kegagalan VOC dalam Mengendalikan Perdagangan Dengan ditandatanganinya Perjanjian Bongaya itu justru melahirkan diaspora perdagangan bagi orang-orang Bugis-Makassar. Mereka tidak menghiraukan monopoli yang dipaksakan VOC. Dengan prinsip bebas berdagang mereka menyelundup ke berbagai kota dan pelabuhan untuk berdagang termasuk perdagangan rempah-rempah di Maluku. Artinya VOC gagal dalam mengendalikan perdagangan yang dilakukan oleh orang-orang Bugis-Makassar. Heather



Sutherland



menjelaskan



kegagalan



VOC



mengendalikan



perdagangan di perairan Indonesia Timur yang dilakukan oleh orang-orang BugisMakassar itu. Penyebab Kegagalan VOC Mengendalikan Perdagangan di Perairan Indonesia Timur: (1) Ketidakmungkinan membatasi perdagangan yang didukung dengan motif mencari untung dipadu dengan kondisi geografis yang sulit terpantau sehingga mudah untuk melakukan penyelundupan dagang, (2) VOC memiliki kelemahan dalam pemasaran, karena mengejar keuntungan yang tinggi dan tidak mampu membangun jaringan dengan pasar lokal/tidak paham dengan selera pasar lokal, dan (3) Keterlibatan VOC dalam pembelian produk-produk lokal sangat kecil, termasuk produk-produk laut, sementara para pedagang Cina sangat menghargai produk lokal dan produk-produk laut ini. Akhirnya VOC tidak mampu bersaing dengan pedagang Cina dan pribumi.



9



BAB III Penutup



3.1 Kesimpulan Pada abad ke-17 di Sulawesi Selatan telah muncul beberapa kerajaan kecil seperti Gowa, Tello, Sopeng, dan Bone. Di antara kerajaan tersebut yang muncul menjadi kerajaan yang paling kuat ialah Gowa, yang lebih dikenal dengan nama Makasar. (Suyono, 2003 : 78) Adapun faktor-faktor yang mendorong perkembangan Makasar, antara lain (1) Letak Makasar yang sangat strategis dalam lalu lintas perdagangan MalakaBatavia-Maluku. (2) Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511. (3) Timbulnya Banjarmasin sebagai daerah penghasil lada, yang hasilnya dikirim ke Makasar. Usaha penetrasi kekuasaan terhadap Makasar oleh VOC dalam rangka melaksanakan monopolinya menyebabkan hubungan Makasar - VOC yang semula baik menjadi retak bahkan akhirnya menjadi perlawanan. Hal ini dikarenakan Makasar selalu menerobos monopoli VOC dan selalu membantu rakyat Maluku melawan Kompeni. Pertempuran besar meletus pada tahun 1666, ketika Makasar di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin (1654-1670). Dalam hal ini VOC berkoalisi dengan Kapten Jonker dari Ambon, Aru Palaka dari Bone, dan di pihak VOC sendiri dipimpin oleh Speelman. Makasar dikepung dari darat dan laut, yang akhirnya pertahanan Makasar berhasil dipatahkan oleh VOC. Para pemimpin yang tidak mau menyerah, seperti Karaeng Galesung dan Karaeng Bontomarannu melarikan diri ke Jawa (membantu perlawanan Trunojoyo). Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667, yang isinya : (1) Wilayah Makasar terbatas pada Gowa, wilayah Bone dikembalikan kepada Aru Palaka. (2) Kapal Makasar dilarang berlayar tanpa izin VOC.



10



(3) Makasar tertutup untuk semua bangsa, kecuali VOC dengan hak monopolinya. (4) Semua benteng harus dihancurkan, kecuali satu benteng Ujung Pandang yang kemudian diganti dengan nama Benteng Roterrdam. (5) Makasar harus mengganti kerugian perang sebesar 250.000 ringgit. Sultan Hasanuddin walaupun telah menandatangani perjanjian tersebut, karena dirasa sangat berat dan sangat menindas; maka perlawanan muncul kembali (1667-1669). Makasar berhasil dihancurkan dan dinyatakan menjadi milik VOC.



3.2 Saran Demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan, agar makalah ini dapat menjadikan suatu pedoman untuk kalangan pelajar. Kami sebagai penyusun memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Atas kritik, saran, dan perhatiannya kami ucapkan terimakasih.



11



DAFTAR PUSTAKA



Abdul Rasak Daeng Patunru , Sedjarah Gowa, Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan, Makasar, 1969. Bernard H.M. Vlekke, Nusantara (Sejarah Indonesia). Dewan Bahasa Dan Pustaka Kementrian Pelajaran Malaysia, Kuala Lumpur, 1967 Nugroho Notosutanto, Sejarah Nasional Indonesia III, Depaertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 1992. AM, Sadirman. Lestariningsih, Amuwarni Dwi. 2017. Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester I. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.



http://id.Wikipedia.org/wiki/kesultanan_Gowa http://www.negarahukum.com/hukum/perang-makassar-studi-modern-awal-kebiasaandalam-hukum-perang.html http://ekorusdianto.blogspot.com/2011/06/perang-makassar-1669.html



12