Makalah Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MAKALAH KELOMPOK TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 Romadania (2003021904) Arini Mislia (2003021887) Devi Rizki Amalia (2003201891) Reni (2003021903) Elfitri Yeni (2003021894) Yuce Gustilamarni (2003021910) Dina



KELAS : K



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL-INSYIRAH PEKANBARU PROGRAM STUDI DIV (SARJANA TERAPAN) KEBIDANAN PEKANBARU 2021



0



BAB I PENDAHULUAN 1.1.  Latar Belakang Neonatus disebut juga bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami proses kelahiran serta harus dapat menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Untuk itu, sangat penting dilakukan asuhan pada neonatus, karena neonatus sangat rentan terhadap gangguan kesehatan. Menurut Marmi (2015) Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0-28 hari. Neonatus memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin) dan toleransi bagi neonatus untuk dapat hidup dengan baik. Menurut Armini (2017) pada waktu kelahiran, sejumlah adaptasi fisik dan psikologis mulai terjadi pada tubuh bayi baru lahir, karena perubahan dramatis ini, bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan bagaimana membuat suatu transisi yang baik terhadap kehidupannya diluar uterus. Namun apabila bayi baru lahir tidak mampu melakukan penyesuaian adaptasi fisiologis tersebut, maka akan menimbulkan masalah dan komplikasi pada neonatus seperti gangguan pernafasan, hipotermi, dan ikterus. Hal ini ditunjukkan oleh data Riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2007) dengan angka kesakitan akibat kejadian gangguan pernapasan (35,9%), prematuritas (32,4%), sepsis (12%), hipotermia (6,3%), ikterus (5,6%), postmatur (2,8%), kelainan kongenital (1,4%) yang apabila tidak segera ditangani dapat menyumbang Angka Kematian Neonatal (AKN). AKN adalah jumlah penduduk yang meninggal satu bulan pertama setelah kelahiran (0- 28 hari) yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Bayi yang berusia kurang dari 1 bulan beresiko tinggi mengalami gangguan kesehatan. Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 37- 42 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram. Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran (Saifuddin, 2002).sedangkan beberapa pendapat mengatakan : Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2005). Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu (Dona L. Wong, 2003). 1.2  Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu juga untuk memperluas wawasan dan menambah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dalam penerapan proses manajemen asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. 1.3 Batasan Makalah Dalam makalah ini penulis membatasi pembahasan makalah ini pada pembahasan apa saja perubahan fisiologis pada bayi baru lahir (neonatus), yaitu suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 37- 42 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram. 1



1.4 Penelitian Terkait Penelitian yang berkaitan dengan judul makalah ini adalah : No 1



Orisinalitas



Metode Penelitian



Noverita R. 2011. Pengaruh - Cohort study



Hasil Ada pengaruh pengetahuan ibu



Pengetahuan Ibu Nifas Dengan - Neonatus di Kodya nifas pada neonatus dengan ASI Perubahan Fisiologis Bayi Baru



Semarang



Lahir Usia 0 – 4 bulan yang



kurun waktu Juli - dan ke-7 lebih tinggi dibanding



mendapat ASI eksklusif, non



Desember 2010, di neonatus dengan susu formula



ASI



ruang rawat gabung dan



eksklusif



dan



formula.



susu



selama eksklusif pada hari ke-1, ke-3



kombinasi



terhadap



RS Dr.Karyadi, RS perubahan fisiologis bayi baru Kota Semarang dan lahir. RS Elisabeth



2



PD Macdonald, dkk. 2002. - Cohort study



Penurunan berat badan pada



Neonatal weight loss in breast - Neonatus yang



neonatus dengan ASI lebih



and formula fed infants.1



dirawat di Southern



tinggi dibanding neonatus yang



General Hospital,



diberi



Scotland.



campuran susu formula dan



susu



formula



atau



ASI



2



BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Konsep Dasar Bayi Baru lahir 2.1.1. Defenisi Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. 2.1.2. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir a) Lahir aterm antara 37-42 minggu b) Berat badan 2500 – 4000 gram c) Panjang lahir 48 – 52 cm d) Lingkar dada 30 – 38 cm e) Lingkar kepala 33 – 35 cm f) Lingkar lengan 11-12 g) Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit h) Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup. i) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna j) Kuku agak panjang dan lemas k) Nilai APGAR >7 l) Gerakan aktif m) Bayi lahir langsung menangis kuat n) Genetalia : - Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang. - Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus yang berlubang ,serta labia mayora menutupi labia minora. o) Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik. p) Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik. q) Refleks grasping sudah baik r) Refleks morro s) Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama



2.1.3. Tahapan Bayi Baru Lahir



a) Tahap I terjadi segera setelah lahir ,selama menit –menit pertama kelahiran. Pada tahap ini digunakan system scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu. 3



b) Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas .Pada tahan II dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adannya perubahan perilaku.



c) Tahap III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh. 2.1.4. Bounding Attachment



1. Suatu kondisi / tindakan agar terjadinya hubungan positif antara bayi,ibu, ayah dan sibling serta keluarga yang lain



2. Bayi merasa dicintai, diperhatikan,aman dan nyaman sehingga terbentuk sosial dan dapat bereksplorasi yang merupakan awal pembentukan konsep diri



3. Jika gagal,gangguan perkembangan tingkah laku (stereotipi) misalnya  menghisap jari, menyakiti diri, tidur dilantai atau ketakutan , apatis, kemunduran kognitif/verbal 2.1.5. Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir



1. Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup hangat untuk mencegah hipotermi



2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan kebutuhan. 3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan setempat. 4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya. 5. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima 6. Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu, pemasangan gelang nama sesuai ketentuan setempat



7. Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi. 8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa tunggu sampai enam jam setelah lahir)



9. Menetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia – neonatorum. 10. Pemeriksaan fisik dan antropometri 11. Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat. 12. Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial 2.1.6. Prinsip Dasar Penanganan Bayi Baru Lahir



1. Tujuan : menjaga jalan napas,   mempertahankan suhu tubuh, cegah infeksi & identifikasi 2. Prinsip dasar : penanganan faktor-faktor risiko kematian perinatal( perdarahan, hipertensi kelahiran peterm, asfiksia dan hipotermi).



3. >50% kematian bayi pada masa neonatal misal karena hipotermi/ cold stress→hipoglikemi→ hipoksia→kerusakan otak/perdarahan otak1). Membersihkan jalan nafas. Bayi normal akan 4



segera menangis spontan segera sesudah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara:



a. Meletakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat. b. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lurus dan kepala tidak menekuk, posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.



c. Bersihkan hidung, mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus dengan kassa steril.



d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar, dengan rangsangan ini biasanya bayi akan segera menangis. Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir akan menyebabkan kerusakan otak. Sangat penting membersihkan jalan nafas, sehingga upaya bernafas tidak akan menyebabkan aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru-paru).



o Alat penghisap lendir mulut atau penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya haris selalu siap di tempat.



o Segera lakukan usaha penghisap mulut dan hidung. o Petugas harus memantau dan mencatat usaha nafas yang pertama. o Warna kulit, adanya cairan atau mekanium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan. Bantuan untuk memulai pernafasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat.



o Dokter atau tenaga medis lainnya hendaknya melakukan pemompaan bila setelah 1 menit bayi tidak benafas. 2.2. Konsep Dasar Perubahan Fisiologis Bayi Baru lahir 2.2.1. Perubahan-Perubahan Fisiologis Pada Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir harus beradaptasi dari yang bergantungan terhadap ibunya kemudian menyesuaikan dengan dunia luar, bayi harus mendapatkan oksigen dari bernafas sendiri, mendpaatkan nutrisi peroral untuk mempertahankan kadar gula, mengatur suhu tubuh, melawan setiap penyakit atau infeksi, dimana fungsi ini sebelum dilakukan oleh plasenta. 1. Perubahan sistem pernafasan



5



Perkembangan paru-paru : paru-paru berasal dari titik yang muncul dari pharynx kemudian bentuk bronkus sampai umur 8 tahun, sampai jumlah bronchiolus untuk alveolus berkembang, awal adanya nafas karena terjadi hypoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak, tekanan rongga dada menimbulkan kompresi paru-paru selama persalinan menyebabkan udara masuk paru-paru secara mekanis. Awal adanya nafas, dua faktor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi adalah sebagai berikut : 1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak. 2. Tekanana terhadap orongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanis. Selama dalam rahim ibu janin mendapat O2 dari pertukaran gas mill plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas melalui paru-paru bayi. Rangsangan gas melalui paru-paru untuk gerakan pernafasan pertama. a. Tekanan mekanik dari toraks pada saat melewati janin lahir. b. Menurun kadar pH O2 dan meningkat kadar pH CO2 merangsang kemoreseptor karohd. c. Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan gerakan pernafasan. d. Pernafasan pertama pada BBL normal dalam waktu 30 detik setelah persalinan. Dimana tekanan rongga dada bayi pada melalui jalan lahir mengakibatkab cairan paru-paru kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut. Sehingga cairan yang hilang tersebut diganti dengan udara. Paru-paru mengembang menyebabkan rongga dada troboli pada bentuk semula, jumlah cairan paru-paru pada bayi normal 80 museum lampung -100 museum lampung. 2. Dari cairan menuju udara Bayi cukup bulan, mempunyai cairan didalam paru-paru dimana selama lahir 1/3 cairan ini diperas dari paru-paru, jika proses persalinan melalui section cesaria maka kehilangan keuntungan komresi dada ini tidak terjadi maka dapat mengakibatkan paru-paru basah. Beberapa tarikan nafas pertama menyebabkan udara memenuhi ruangan trakhea untuk bronkus bayi baru lahir, paru-paru akan berkembang terisi udara sesuai dengan perjalanan waktu. 3. Perubahan sistem peredaran darah



6



Setelah bayi lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru-paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi tubuh menghantar oksigen kejaringan sehingga harus terjadi dua hal : penutupan voramen ovale dan penutupan duktus antara arteoriosus antara arteri paru-paru serta aorta. Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah adalah sebagai berikut : 1. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunana volume dan tekanan atrium kenan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit menglir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang. 2. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru (menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru). Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatanan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunana tekanan pada atrium kiri, foreman ovale secara fungsional akan menutup. 4. Perubahan sistem gastrointestinal Sebelum janin cukup bulan akan menghisap dan menelan repleks gumog dan replek batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir, kemampuan ini masih cukup selain mencerna ASI, hubungan antara asophagus bawah dan lambung masih belum sempurna maka akan menyebakan gumoh pada bayi baru lahir, kapasitas lambung sangat terbatas kurang dari 30 cc, dan akan bertambah lambat sesuai pertumbuhannya. 5. Perubahan sistem kekebalan tubuh



Sistem imun bayi masih belum matang sehingga rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi jika sistem imun matang akan memberikan kekebalan alami atau didapat, berikut contoh kekebalan alami : 1. perlindungan oleh kulit membran mukosa. 7



2. fungsi saringan-saringan saluran nafas. 3. pembentukan koloni mikroba oleh kulit halus dan anus. 4. perlindungan kimia oleh lingkungan asaam lambung. 6. Mekanisme kehilangan panas tubuh Tubuh bayi baru lahir belum mampu untuk melakukan regulasi temperatur tubuh sehingga apabila penangan pencegahan kehilangan panas tubuh dan lingkungan sekitar tidak disiapkan dengan baik, bayi tersebut dapat mengalami hipotermi yang dapat mengakibatkan bayi menjadi sakit atau mengalami gangguan fatal. 



Evaporasi ( penguapan cairan pada permukaan tubuh bayi )







Konduksi ( tubuh bayi bersentuhan dengan permukaan yang temperaturnya lebih rendah )







Konveksi ( tubuh bayi terpapar udara atau lingkungan bertemperatur dingin )







Radiasi ( pelepasan panas akibat adanya benda yang lebih dingin di dekat tubuh bayi )



7. Perubahan sistem ginjal



Pada bulan keempat kehidupan janin, ginjal terbentuk. Di dalam rahim, urin sudah terbentuk dan di ekskresi ke dalam cairan amnion. Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir sehingga masukkan cairan meningkat, mungkin urin akan tampak keruh termasuk berwarna merah muda. Hal ini disebabakan oleh kadar urin yang tidak banyak berarti. Biasanya sejumlah kecil urin terdapat dalam kandungan kemih bayi saat lahir, tetapi bayi baru lahir mungkin tidak mengeluarkan urin selama 12-24 jam. Berkemih sring terjadi setelah periode ini. Berkemih 6-10 kali dengan warna urin pucat menunjukkan masukkan cairan yang cukup. Umumnya, bayi cukup bulan mengeluarka urin 15-60 ml/kg perhari. 8



Intake cairan sangat memengaruhi adaptasi fisiologis bayi pada sistem ginjal. Oleh karena itu, pemeberian ASI sesering mungkin dapat membantu proses tersebut. Bidan dapat menganjurkan dan memebrikan konseling kepada klien untuk memberikan ASI sesering mungkin pada bayi untuk membantu adaptasi fisiologi bayi baru lahir pada lingkungan barunya. 8. Perubahan sistem reproduksi anak laki-laki tidak menghasilkan sperma sampai pubertas, teteapi anak perempuan mempunyai ovum atau sel telur dalam indung telurnya. Kedua jenis kelamin mungkin memperlihatkan pembesaran payudara, terkadang disertai sekresi cairan pada puting pada hari 4-5 karna adanya gejala berhentinya sirkulasi hormon ibu. Pada anak perempuan,peningkatan kadar estrogen selama masa hamil yang diikuti dengan penurunan setelah bayi lahir mengakibatkan pengeluaran suatu cairan mukoid atau terkadang pengeluaran bercak darah melalui vagina. Pada bayi baru lahir cukup bulan, labia mayora dan minora menutupi vestibulum. 9. Perubahan sistem muskuloskeletal Otot sudah dalam keadaan lengkap pada saat lahir, tetapi tumbuh melalui proses hipertrofi. Tumpang tindih atau moulagu dapat terjadi pada waktu lahir karena tulang pembungkus tengkorak belum seluruhnya mengalami osifikasi. Moulage ini dapat menghilang beberapa hari setelah melahirkan. Ubunubun besar akan tetep terbuka hingga usia 18 bulan. Kepala bayi cukup bulan berukuran ¼ panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang dari pada tungkai. 10. Perubahan sistem saraf Jika dibandingkan dengan sistem tubuh yang lain, sistem saraf belum matang secara anatomi dan fisiologi. Hal ini mengakibatkan kontrol yang minimal oleh korteks serebri terhadap sebagian besar batang otak dan aktivitas refleks tulang belakang pada bulan pertama kehidupan walaupun sudah terjadi interaksi sosial. Adanya beberapa aktivitas reflek yang terdapat pada bayi baru lahir menandakan adanya kerja sama antara sistem saraf dan sistem muskuloskeletal. Reflek pada bayi antara lain sebagai berikut : 1) Refleks moro Reflek dimana bayi akan mengembangkan tangan lebar-lebar dan melebarkan jari-jari, lalu membandingkan tarikan yang cepat seakan-akan memeluk seseorang. 2) Reflek rooting Reflek ini timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah mulut. Bayi akan memutar kepala seakan mencari puting susu. 3) Reflek sucking Reflek ini timbul bersama reflek rooting untuk menghisap puting susu dan menelan ASI. 4) Reflek batuk dan bersin Reflek ini timbul untuk melindungi bayi dan obstruksi pernafasan. 5) Reflek graps Reflek yang timbul jika ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi lalu bayi akan menutup tangannya. 9



6) Reflek walking dan stapping Reflek yang timbul jika bayi dalam posisi berdiri akan ada gerakan spontan kaki melangkah kedepan walaupun bayi tersebut belum bisa berjalan. 7) Reflek tonic neck Reflek yang timbul jika bayi mengangkat leher dan menoleh kekanan atau kekiri jika diposisiskan tengkurap. 8) Reflek babinsky Reflek ini akan muncul bila ada rangsangan pada telapak kaki. Ibu jari kaki akan bergerak keatas dan jari-jari lainnya membuka. 9) Reflek membengkokkan badan (reflek galant) Ketika bayi tengkurap, goresan pada punggung menyebabkan pelvis membengkok kesamping. 10) Reflek bauer/merangkak Reflek akan terlihat pada bayi aterm dengan posisi bayi tengkurap.



11. Perubahan sistem integumen Pada bayi baru lahir cukup bulan, kulit berwarna merah dengan sedikit verniks kaseosa. Sementara itu, bayi prematur memiliki kulit tembus pandang dan banyak verniks. Pada saat lahir, tidak semua verniks dihilangkan karena absorpasi oleh kulit bayi dan hilang dalam 24 jam. Bayi baru lahir tidak memerlukan memerlukan bedak atau cream karena zat-zat kimia dapat memengaruhi pH kulit bayi. 2.3. Konsep Dasar Masa Transisi Bayi Baru lahir 2.3.1. Periode Masa Transisi Pada Bayi Baru Lahir Setiap bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrauterin. Proses ini dapat berjalan lancar tetapi dapat juga terjadi berbagai hambatan, yang bila tidak segera diatasi dapat berakibat fatal. Terdapat tiga periode dalam masa transisi bayi baru lahir: 1. Periode reaktivitas I : (30 menit pertama setelah lahir) Pada awal stadium ini aktivitas sistem saraf simpatif menonjol, yang ditandai oleh: Sistem kardiovaskuler o Detak jantung cepat tetapi tidak teratur, suara jantung keras dan kuat. o Tali pusat masih berdenyut. o Warna kulit masih kebiru-biruan, yang diselingi warna merah waktu menangis. o Traktur respiratorrus o Pernafasan cepat dan dangkal. o Terdapat ronchi dalam paru. o Terlihat nafas cuping hidung, merintih dan terlihat penarikan pada dinding thorax. o Suhu tubuh 10



o Suhu tubuh cepat turun. Aktivitas o Mulai membuka mata dan melakukan gerakan explorasi. o Tonus otot meningkat dengan gerakan yang makin mantap. o Ektrimitas atas dalam keadaan fleksi erat dan extrimitas bawah dalam keadaan extensi. Fungsi usus o Peristaltik usus semula tidak ada. o Meconium biasanya sudah keluar waktu lahir. Menjelang akhir stadium ini aktivitas sistem para simpatik juga aktif, yang ditandai dengan: o Detak jantung menjadi teratur dan frekuensi menurun. o Tali pusat berhenti berdenyut. o Ujung extremitas kebiru-biruan. o Menghasilkan lendir encer dan jernih, sehingga perlu dihisap lagi.     Selanjutnya terjadi penurunan aktivitas sistem saraf otonom baik yang simpatik maupun para simpatik hingga kita harus hati-hati karena relatif bayi menjadi tidak peka terhadap rangsangan dari luar maupun dari dalam. Secara klinis akan terlihat:



o Detak jantung menurun. o Frekuensi pernafasan menurun. o Suhu tubuh rendah. o Lendir mulut tidak ada. o Ronchi paru tidak ada. o Aktifitas otot dan tonus menurun. o Bayi tertidur. Pada saat ini kita perlu berhati-hati agar suhu tubuh tidak terus menurun.



2. Periode reaktifitas II (periode ini berlangsung 2 sampai 5 jam) Pada periode ini bayi terbangun dari tidur yang nyenyak, sistem saraf otonom meningkat lagi. Periode ini ditandai dengan:



o Kegiatan sistem saraf para simpatik dan simpatik bergantian secara teratur. o Bayi menjadi peka terhadap rangsangan dari dalam maupun dari luar. o Pernafasan terlihat tidak teratur kadang cepat dalam atau dangkal. o Detak jantung tidak teratur. o Reflek gag/gumoh aktif. o Periode ini berakhir ketika lendir pernafasan berkurang. 3. Periode III stabilisasi (periode ini berlangsung 12 sampai 24 jam) 11



Kedua pengkajian keadaan fisik tersebut untuk memastikan bayi dalam keadaan normal/mengalami penyimpangan. BAB III PENUTUP 3.1.    Kesimpulan Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium, namun kadang-kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi tertentu. Bayi baru lahir harus beradaptasi dari yang bergantungan terhadap ibunya kemudian menyesuaikan dengan dunia luar, bayi harus mendapatkan oksigen dari bernafas sendiri, mendpaatkan nutrisi peroral untuk mempertahankan kadar gula, mengatur suhu tubuh, melawan setiap penyakit atau infeksi, dimana fungsi ini sebelum dilakukan oleh plasenta. Risiko terbesar kematian bayi baru lahir terjadi pada 24 jam pertama kehidupan. Pada fase ini, dibutuhkanlah asuhan bayi baru lahir yang dapat mencegah suatu hal yang tidak diinginkan.Asuhan bayi baru lahir merupakan suatu asuhan yang diberikan kepada bayi pada jam pertama kelahiran dan diteruskan sampai dengan 24 jam setelah kelahiran yang bertujuan untuk deteksi dini adanya kelainan dan komplikasi. Asuhan bayi baru lahir dapat berupa penilaian bayi baru lahir segera setelah lahir, perlindungan termal, merawat tali pusat, inisiasi meyusu dini, pencegahan perdarahan, pencegahan infeksi mata, pemberian imunisasi Hepatitis B, pemberian ASI selanjutnya, pemeriksaan BBL, metode kangguru. 3.2.     Saran Berdasarkan kesimpulan diatas perlu adanya upaya untuk meningkatkan pelayanan lebih baik. Oleh karena itu penulis memberikan saran sebagai berikut : 3.2.1. Bagi Mahasiswa Diharapkan setelah mengetahui apa saja perubahan fisiologis pada bayi baru lahir dapat manambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang bayi baru lahir sesuai dengan teori yang ada sebagai upaya deteksi dini dan penanganan komplikasi. 3.2.2. Bagi Masyarakat



12



Diharapkan setelah adanya makalah ini dapat mengedukasi masyarakat luas pada umumnya agar dapat bersikap dengan bijak dalam membuat keputusan terutama pada orangtua bayi pada 24 jam pertama kehidupan.



DAFTAR PUSTAKA



Rukiyah Ai Yeyeh,dkk (2009). “Asuhan Kebidanan II (Persalinan”. Jakarta, Trans Info Media. Sari Eka Puspita & Rimandini dwi kurnia (2014). “ Asuhan Kebidanan Persalinan (Intranatal Care)”. Jakarta,Trans Info Media. Rohani,dkk (2011). “Asuhan kebidanan pada masa persalinan”. Jakarta Salemba Medika. Mansjoer,dkk.2000. Kapita selekta Kedokteran edisi III jilud 2.Jakarta. MediaAesculapius Abdul atif,1993.Penatalaksanaan Anastesi pada Bedah Akut Bayi Baru Lahir.Jakarta. Warih BP,Abubakar M.1992.Fisiologi pada neonates.Surabaya. Depkes RI. 2007. Buku Acuan & Panduan Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta: JNPK-KR Indrayani. 2016. Update Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.Jakarta: Trans Info Media. KemKes RI. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar.Jakarta:Kemenkes. Prawirohardjo, Sarwono. 2010.Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka file:///C:/Users/Windows%208.1%20Pro/Downloads/72-144-1-SM.pdf http://journal.stikeseub.ac.id/index.php/jkeb/article/view/195



13



14