Makalah Perubahan Psikologi Pada Kehamilan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA KEHAMILAN Mata Kuliah Psikologi Kesehatan



Disusun Oleh : SUKMAWATI ELY 1910104137



PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ;AISYIYAH YOGYAKARTA 2020



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................... KATA PENGANTAR........................................................................................ DAFTAR ISI....................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN................................................................................... A. Latar Belakang........................................................................................ B. Rumusan Masalah................................................................................... C. Tujuan..................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... A. Kondisi Psikologi Ibu.............................................................................. B. Proses Kehamilan.................................................................................... C. Psikologi Ibu Hamil................................................................................ BAB III ANALISIS............................................................................................ BAB IV PENUTUP............................................................................................ A. Kesimpulan............................................................................................. B. Saran........................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berkesinambungan. Dan tidak bisa di pungkiri bahwa masa kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir hingga penggunaan kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai masalah kesehatan.Agar kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu berjalan normal, ibu membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik (Marmi, 2011). Pada proses kehamilan ibu hamil terjadi perubahan secara fisiologis, selain itu juga akan mengalami rasa ketidaknyaman dalam kehamilan seperti mudah lelah, keputihan, nyidam, sering buang air kecil, dan emesis gravidarum. Banyak wanita yang mengalami kesulitan dalam menerima semua perubahan yang terjadi pada tubuhnya selama kehamilan, walaupun perubahan fisik tersebut dianggap hal yang biasa dialami oleh wanita selama masa kehamilan. Fenomena dilapangan ibu hamil pada kenyataannya lebih sering memakai celana ketat, baju ketat, sepatu hak tinggi. Banyak di kalangan ibu hamil yang lebih memilih menggunakan celana ketat dibandingkan dengan memakai celana yang lebih longgar, dikarenakan mereka takut dianggap tidak mengikuti model yang berkembang saat ini (Kusmiyati, 2009). Padahal dengan memakai pakaian yang terlalu sempit, terutama di bagian pinggang dapat mengakibatkan rasa hearthburn pada ibu hamil. Kondisi ini terjadi karenaasam lambung yang meningkat. Tekanan akibat pakaian yang ketat membuat perut dan isinya akan terasa ke dada dan membuat hearthburn. Memakai pakaian ketat juga dapat menghambat sirkulasi pada tubuh. Di awal kehamilan, saluran darah membesar sebagai persiapan saat volume darah meningkat yang bertujuan untuk membentuk



plasenta dan bayi. Sebelum volume mengikat dan mengisi saluran darah, ibu hamil bisa mengalami tekanan darah rendah (Diyanita, 2013). Perubahan emosi pada ibu hamil sangat jelas dan jika berkelanjutan tanpa penanganan yang tepat mampu mengakibatkan reaksi kecemasan yang berat bahkan gangguan jiwa pada ibu hamil itu sendiri. (Ibrahim, 2011). Kehamilan terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0.



Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari perkembangan janin. Triwulan pertama membawa resiko tertinggi keguguran (kematian alami embrio atau janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin dapat dimonitor dan didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal 'viabilitas', yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan. B. Rumusan Maslah Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini antara lain: 1. Bagaimana gambaran tentang proses kehamilan? 2. Bagaimana kondisi psikologis ibu hamil? 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikologisnya? C. Tujuan Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk: a. Memperoleh gambaran tentang proses kehamilan. b. Mengetahui kondisi psikologis ibu hamil. c. Mengetahui faktor-faktor psikologisnya.



yang



mempengaruhi



kondisi



BAB II PEMBAHASAN A. Kondisi Psikologi Ibu Hamil Kehamilan pertama yang dialami oleh setiap wanita pasti akan menimbulkan banyak efektifitas baik fisik maupun psikologis. Bagi setiap wanita kehamilan yang dialaminya merupakan suatu kebahagiaan tersendiri yang mana dengan kehamilan tersebut secara psikologis memberikan kepercayaan diri yang kuat bahwa ia adalah memang benarbenar telah menjadi wanita sejati. Secara sosial pun ia akan merasa lebih percaya diri dalam kehidupan bermasyarakat. Tetapi di sisi lain kehamilan apalagi kehamilan pertama membawa efektifitas yang tidak bisa begitu saja disepelekan. Secara fisik ibu hamil akan merasa letih, lesu payah dan sebagainya. Sedang secara psikologis ibu hamil akan dibayangi dan dihantui rasa cemas dan takut akan hal-hal yang mungkin akan terjadi baik pada dirinya sendiri maupun pada bayinya. Dra. Risa Kolopaking, Msi., seorang psikolog pada RSIA Hermina Bekasi menjelaskan bahwa : “Selama hamil, sangat normal apabila calon ibu mengalami mood swing, emosi dan suasana hati yang naik-turun secara fluktuatif. Sebagian besar ibu hamil mengalaminya, hanya saja ada yang ringan, dan ada yang ekstrim. Penyebab secara internal, perubahan tubuh dan hormonal ibu hamil. Di samping itu tentu ada faktor psikologis yang juga bisa mencetus. Akibat memiliki banyak pengetahuan, kesadaran ibu meningkat. Tetapi tanpa informasi yang utuh, kesadaran yang awalnya merupakan hal baik berbalik menimbulkan “tekanan” pada diri ibu. Ibu ingin agar anaknya mendapat stimulasi tepat, terhindar dari penyakit, ingin segalanya serba sempurna. “Sudah begini, ibu sebaiknya banyak berdiskusi dengan orang yang ahli di bidangnya, agar dapat gambaran yang utuh. Apabila



menyangkut penyakit anak, berdiskusilah dengan dokter anak, seputar gizi tanyalah pada ahli gizi dan seterusnya. Meskipun calon ibu tak menyadari adanya perubahan emosi yang fluktuatif bahkan ketika telah terakumulasi menjadi depresi, setiap ayah dan ibu harus menerima kenyataan bahwa perubahan yang dialami ibu hamil, tak hanya sebatas perubahan fisik. Mood swing adalah perubahan pada tataran psikologis yang umum dialami sebagian besar ibu hamil. Anda dan pasangan memang tak perlu membesar-besarkan masalah ini, namun fenomena ini tak boleh diabaikan. B. Proses Kehamilan Bertemunya sel sperma laki-laki dan sel ovum matang dari wanita yang kemudian terjadi pembuahan, proses inilah yang mengawali suatu kehamilan. Untuk terjadi suatu kehamilan harus ada sperma, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), implantasi (nidasi)yaitu perlekatan embrio pada dinding rahim, hingga plasentasi / pembentukan plasenta. Dalam proses pembuahan, dua unsur penting yang harus ada yaitu sel telur dan sel sperma. Sel telur diproduksi oleh indung telur atau ovarium wanita, saat terjadi ovulasi seorang wanita setiap bulannya akan melepaskan satu sel telur yang sudah matang, yang kemudian ditangkap oleh rumbai – rumbai (microfilamen fimbria) dibawa masuk kerahim melalui saluran telur (tuba fallopi), sel ini dapat bertahan hidup dalamkurun waktu 12-48 jam setelah ovulasi. Berbeda denganwanita yang melepaskan satu sel telur setiap bulan, hormon pria testis dapat terus bekerja untuk menghasilkan sperma. Saat melakukan senggama (coitus), berjuta-juta sel sperma (spermatozoon) masuk kedalam rongga rahim melalui saluran telur untuk mencari sel telur yang akan di buahi dan pada akhirnya hanya satu sel sperma terbaik yang bisa membuahi sel telur. 1.



Sel Ovum Sel telur berada di dalam indung telur atau ovarium. Sel telur atau ovummerupakan bagian terpenting di dalam indung telur atau ovarium



wanita. Setiap bulannya, 1-2 ovum dilepaskan oleh indung telur melalui peristiwa yang disebut ovulasi. Ovum dapat dibuahi apabila sudah melewati prosesoogenesisyaitu proses pembentukan dan perkembangan sel telur didalam ovarium dengan waktu hidup 24-48 jam



setelah



ovulasi,



sedangkan



pada



pria



melalui



proses



spermatogenesis yaitu keseluruhan proses dalam memproduksi spermamatang. Sel telur mempunyai lapisan pelindung berupa sel-sel granulose dan zona pellusida yang harus di tembus oleh sperma untuk dapat terjadi suatu kehamilan (Megasari, dkk, 2015). 2.



Sel Sperma Sperma mempunyai bentuk/ susunan yang sempurna yaitu kepala berbenruk lonjong agak gopeng berisi inti (nucleus), diliputi oleh akrosom dan membran plasma. Leher sperma menghubungkan kepala dan bagian tengah sperma. Ekor sperma mempunyai panjang kurang lebih 10 kali bagian kepala dan dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Sama halnya ovum yang melalui proses pematangan,



sperma



juga



melalui



proses



pematangan



(spermatogenesis) yang berlangsung di tubulus seminiferus testis. Meskipun begitu terdapat perbedaanya yang jelas yaitu setelah melalui proses penggandaan/ replikasi DNA dan pembelahan sel dengan jumlah kromosom yang sama (mitosis) serta proses pembelahan sel dengan pengurangan materi ginetik pada sel anak yang dihasilkan (meiosis) yaitu untuk satu oogonium diploid menghasilkan satu ovum haploid matur/ matang, sedangkan untuk satu spermatogonium diploid menghasilkan empat spermatozoa haploid matur. Pada sperma jumlahnya akan berkurang tetapi tidak habis seperti ovum dan tetap diproduksi meskipun pada lanjut asia. Sperma juga memiliki enzim hyaluronidase yang akan melunakkan sel –sel graulosa (sel pelindung ovum) saat berada dituba. Dalam 100 juta sperma pada setiap mililiter air mani yang dihasilkan, rata-rata 3 cc tiap ejakulasi, dengan



kemampuanfertilisasi selama 2 –4 hari, rata-rata 3 hari (Holmes, 2011). 3.



Konsepsi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konsepsi yaitu percampuran inti sel jantan dan inti sel betina, definisi lain konsepsi/ fertilisasi yaitu pertemuan sel ovum dan sel sperma (spermatozoon) dan membentuk zigot (Sunarti, 2013). Konsepsi terjadi sebagai dampak beberapa peristiwa kompleks yang mencakup proses pematangan akhir spermatozoa dan oosit, transpor gamet didalam saluran genetalia wanita, selanjutnya peleburan gamet pria dan wanita, pembentukkan jumlah kromosom diploid. Sebelum terjadinya konsepsi dua proses penting juga terjadi, yang pertama ovulasi (runtuhnya/ lepasnya ovum dari ovarium/ indung telur sebagai hasil pengeluaran dari folikel dalam ovarium yang telah matang (matur). Ovum yang sudah dilepaskan selanjutnya masuk kedalam uterus (tuba fallopi) dibantu olehrumbai –rumbai (microfilamen fimbria) yang menyapunya hingga ke tuba. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam (Sunarti, 2013).



4.



Fertilisasi Menurut Kamus Saku Kedokteran Dorlan definisi fertilisasi (fertilization) yaitu penyatuan gamet jantan dan betina untuk membentuk zigot yang diploid dan menimbulkan terbentuknya individu baru. Fertilisasi adalah proses ketika gamet pria dan wanita bersatu, yang berlangsung selama kurang lebih 24 jam, idealnya proses ini terjadi di ampula tuba yaitu tabung kecil yang memanjang dari uterus ke ovarium pada sisi yang sama sebagai jalan untuk oositmenuju rongga uterus juga sebagai tempat biasanya terjadi fertilisasi.



5.



Implantasi (Nidasi) Pada hari keenam, lapisan trofoblas blastosis bersentuhan dengan endometrium uterus, biasanya terjadi di dinding posterior atas dan mulai berimplantasi. Pada lapisan luar sel (trofoblas), dapat mengeluarkan enzim proteolitik (enzim yang kaya protein) yang melarutkan sebagian endometrium. Jaringan endometrium banyak mengandung sel-sel desidua yaitu sel-sel besar yang banyak mengandung glikogen dan mudah dihancurkan oleh trofoblas, lalu selsel trofoblas (sinsitiotrofoblas) menyekresi enzim yang mengikis endometrium untuk membantu penyediaan nutrisi bagi embrio yang tengah berkembang serta membantu perlekatan embrio pada endometrium. Blastula berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Saat nidasi terjadi sedikitperdarahan akibat luka desidua (tanda hartman) (Megasari, dkk. 2015).



C. Psikologi Ibu Hamil 1. Defenisi Psikologi Ibu Hamil Psikologis ibu hamil diartikan sebagai periode krisis, saat terjadinya gangguan dan perubahan identitas peran. Definisi krisis merupakan ketidakseimbangan psikologi yang disebabkan oleh situasi atau tahap perkembangan. Awal perubahan psikologi ibu hamil yaitu periode syok, menyangkal, bingung, dan sikap menolak. Persepsi wanita bermacam-macam ketika mengetahui dia hamil, seperti kehamilan suatu penyakit, kejelekan atau sebaliknya yang memandang kehamilan sebagai masa kreatifitas dan pengabdian kepada keluarga. Faktor penyebab terjadinya perubahan psikologi wanita hamil ialah



meningkatnya



produksi



progesteronmemengaruhi



kondisi



hormon



progesteron.



psikisnya,



akan



Hormon



tetapi



tidak



selamanya pengaruh hormon progesteron menjadi dasar perubahan psikis, melainkan kerentanan daya psikis seorang atau lebih dikenal dengan kepribadian. Wanita hamil yang menerima atau sangat



mengharapkan kehamilan akan lebih menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan. Berbeda dengan wanita hamil yang bersikap menolak kehamilan. Mereka menilai kehamilan sebagai hal yang memberatkan ataupun menganggu estetika tubuhnya seperti gusar, karena perut menjadi membuncit, pinggul besar, payudara membesar, capek dan letih. Tentu kondisi tersebut akan mempengaruhi kehidupan psikis ibu menjadi tidak stabil (Pieter & Namora, 2010). 2. Bentuk Perubahan Psikologi Pada Ibu Hamil Menurut (Pieter & Namora, 2010) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa macam perubahan psikologi ibu pada masa kehamilan, antara lain : a. Perubahan emosional Perubahan emosional trimester



I (Penyesuaian) ialah



penurunan kemauan seksual karena letih dan mual, perubahan suasana hati seperti depresi atau khawatir, ibu mulai berpikir mengenai bayi dan kesejahteraannya dan kekhawatiran pada bentuk penampilan diri yang kurang menarik, dan menurunnya aktifitas seksual. Perubahan emosional trimester II (Kesehatan yang baik) terjadi pada bulan kelima kehamilan terasa nyata karena bayi sudah mulai bergerak sehingga ibu mulai memperhatikan bayi dan memikirkan apakah bayinya akan dilahirkan sehat. Rasa cemas pada ibu hamil akan terus meningkat seiring bertambah usia kehamilannya. Perubahan emosional trimester III (Penantian dengan penuh kewaspadaan) terutama pada bulan-bulan terakhir kehamilan biasanya gembira bercampur takut karena kehamilannyatelah mendekati persalinan. Kekhawatiran ibu hamil biasanya seperti apa yang akan terjadi pasa saat melahirkan, apakah bayi lahir sehat, dan tugas-tugas apa yang dilakukan setelah kelahiran. Pemikiran dan



perasaan seperti ini sangat sering terjadi pada ibu hamil. Sebaiknya kecemasan seperti ini dikemukakan istri kepada suaminya. b. Cenderung malas Penyebab ibu hamil cenderung malas karena pengaruh perubahan hormon dari kehamilannya. Perubahan hormonal akan mempengaruhi gerakan tubuh ibu, seperti gerakannya yang semakin lamban dan cepat merasa letih. Keadaan tersebut yang membuat ibu hamil cenderung menjadi malas. c. Sensitif Penyebab wanita hamil menjadi lebih sensitif ialah karena faktor hormon. Reaksi wanita menjadi peka, mudah tersinggung, dan mudah marah. Apapun perilaku ibu hamil dianggap kurang menyenangkan. Oleh karena itu, keadaan seperti ini sudah sepantasnya harus dimengerti suami dan jangan membalas kemarahan karena akan menambah perasaan tertekan. Perasaan tertekan akan berdampak buruk dalam perkembangan fisik dan psikis bayi. d. Mudah cemburu Penyebab mudah cemburu akibat perubahan hormonal dan perasaan tidak percaya atas perubahan penampilan fisiknya. Ibu mulai



meragukan



kepercayaan



terhadap



suaminya,



seperti



ketakutan ditinggal suami atau suami pergi dengan wanita lain. Oleh sabab itu, suami harus memahami kondisi istri dengan melakukan komunikasi yang lebih terbuka dengan istri. e. Meminta perhatian lebih Perilaku



ibu



ingin



meminta



perhatian



lebih



sering



menganggu. Biasanya wanita hamil tiba-tiba menjadi manja dan ingin selalu diperhatikan. Perhatian yang diberikan suami walaupun sedikit dapat memicu tumbuhnya rasa aman dan pertumbuhan janin lebih baik.



f. Perasaan ambivalen Perasaan ambivalen sering muncul saat masa kehamilan trimester pertama. Perasaan ambivalen wanita hamil berhubungan dengan kecemasan terhadap perubahan selama masa kehamilan, rasa tanggung jawab, takut atas kemampuannya menjadi orang tua, sikap penerimaan keluarga, masyarakat, dan masalah keuangan. Perasaan ambivalen akan berakhir seiring dengan adanya sikap penerimaan terhadap kehamilan. g. Perasaan ketidaknyamanan Perasaan ketidaknyamanan sering terjadi pada trimester pertama seperti nausea, kelelahan, perubahan nafsu makan dan kepekaan emosional, semuanya dapat mencerminkan konflik dan depresi. h. Depresi Depresi semangat



merupakan



yang



ditandai



kemurungan



atau



dengan



perasaan



perasaan



tidak



yang



tidak



menyenangkan, menurunnya kegiatan, dan pesimis menghadapi masa depan. Penyebab timbulnya depresi ibu hamil ialah akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan otak, hubungan dengan suami atau anggota keluarga, kegagalan, dan komplikasi hamil. i. Stress Pemikiran yang negatif dan perasaan takut selalu menjadi akar penyebab reaksi stres. Ibu mengalami stres selama hamil mempengaruhi perkembangan fisiologis dan psikologis bayi. Sebaliknya, ibu hamil yang selalu berfikir positif membantu pembentukan janin, penyembuhan interna, dan memberikan nutrisi kesehatan pada bayi. Stres berlebihan yang tidak berkesudahan dapat menyebabkan kelahiran prematur, berat badan dibawah ratarata, hiperaktif, dan mudah marah.



j. Ansietas (Kecemasan) Ansietas merupakan istilah dari kecemasan, khawatir, gelisah, tidak tentram yang disertai dengan gejala fisik. Ansietas adalah respons emosional terhadap penilaian individu yang subjektif.



Faktor



penyebab



terjadinya



ansietas



biasanya



berhubungan dengan kondisi: kesejahteraan dirinya dan bayi yang akan dilahirkan, pengalaman keguguran kembali, rasa aman dan nyaman selama kehamilan, penemuan jati dirinya dan persiapan menjadi orang tua, sikap memberi dan menerima kehamilan, keuangan keluarga, support keluarga dan tenaga medis. Selain itu, gejala cemas ibu hamil dilihat dari mudah tersinggung, sulit bergaul dan berkomunikasi, stres, sulit tidur, palpitasi atau denyut jantung yang kencang, sering buang air kecil, sakit perut, tangan berkeringat dan gemetar, kaki dan tangan kesemutan, kejang otot, sering pusing, dan pingsan. k. Insomnia Sulit tidur merupakan gangguan tidur yang diakibatkan gelisah atau perasaan tidak senang, kurang tidur, atau sama sekali tidak bisa tidur. Sulit tidur sering terjadi pada ibu-ibu hamil pertama kali atau kekhawatiran menjelang kelahiran. Gejala-gejala insomnia dari ibu hamil dapat dilihat dari sulit tidur, tidak bisa memejamkan mata, dan selalu terbangun dini hari. Penyebab insomnia yaitu stres, perubahan pola hidup, penyakit, kecemasan, depresi, dan lingkungan rumah yang ramai. Dampak buruk dari insomnia yaitu perasaan mudah lelah, tidak bergairah, mudah emosi, stress. Menurut (Varney, 2006) Perubahan psikologis di golongkan beberapa tri mester, antara lain : 1) Trimester pertama. Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang hamil. Sebagian besar wanita



merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Sekitar



80%



wanita



mengalami



kekecewaan,



penolakan,



kecemasan, depresi, dan kesedihan. Perasaan ambivalen ini biasanya berakhir dengan sendirinya seiring dengan penerimaan kehamilnnya. 2) Trimester kedua. Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, dimana wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Trimester kedua dibagi menjadi dua fase yaitu pra-quickening dan pasca-queckening yag menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologisnya yaitu dengan mengembangkan identitasnya sebagai ibu pada dirinya sendiri. 3) Trimster ketiga. Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Rasa takut mulai muncul pada trimester ketiga. Wanita hamil mulai merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri seperti, apakah bayinya akan lahir abnormal, terkait persalinan dan kelahiran (nyeri, kehilangan kendali, dan hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa akan bersalin atau bayinya tidak mampu keluar, atau organ vitalnya akan mengalami cedera. 3. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil Menurut (Megasari et al, 2015) kebutuhan psikologisibu hamil antara lain: a. Support keluarga Memberikan dukungan berbentuk perhatian, pengertian, kasih sayang pada wanita dari ibu, terutama dari suami, anak jika sudah mempunyai anak dan keluarga-keluarga dan kerabat. Hal ini untuk membantu ketenangan jiwa ibu hamil.



b. Support tenaga kesehatan Memberikan pendidikan, pengetahuan dari awal kehamilan sampai akhir kehamilan yang berbentuk konseling, penyuluhan, dan pelayanan-pelayanan kesehatan lainnya. Contoh: keluhan mual dan muntah, bidan akan menyarankan sering makan tapi porsi sedikit, konsumsi biscuit pada malam hari, sesuatu yang manis (permen, dan jus buah), hindari makanan yang beraroma tajam, yakinkan bahwa situasi ini akan berakhir saat bulan ke-4. c. Rasa aman dan nyaman selama kehamilan Menurut (Romauli, 2011) mengungkapkan bahwa orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah suami. Wanita hamil yang diberi perhatian dan kasih sayang oleh suaminya menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama masa nifas. Ada dua kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama hamil antara lain: menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai, merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak yang dikandung ibu sebagai keluarga baru. d. Persiapan menjadi orang tua Menurut (Romauli, 2011) mengungkapkan bahwa persiapan orang tua harus dipersiapkan karena setelah bayi lahir banyak perubahan peran yang terjadi, mulai dari ibu, ayah, dan keluarga. Bagi pasangan yang baru pertama mempunyai anak, persiapan dapat dilakukan dengan banyak berkonsultasi dengan orang yang mampu untuk membagi pengalamannya dan memberikan nasihat mengenai persiapan menjadi orang tua. Bagi pasangan yang sudah mempunyai lebih dari satu anak, dapat belajar dari pengalaman mengasuh anak sebelumnya. Selain persiapan mental, yang tak kalah pentingnya adalah persiapan ekonomi, karena bertambah anggota maka bertambah pula kebutuhannya.



Pendidikan orang tua adalah sebagai proses pola untuk membantu orang tua dalam perubahan dan peran ibu hamil. Pendidikan orang tua bertujuan untuk mempersiapkan orang tua untuk menemukan tantangan dalam melahirkan anak dan segera menjadi orang tua. Persiapan orang tua sebaiknya meliputi kedua calon orang tua yaitu istri dan suami serta harus mencangkup tentang kehamilan. Pendekatan yang dilakukan bervariasi dengan memperhatikan aspek fisik dan psikologis keduanya. Salah satu persiapan orang tua dapat dilaksanakan dengan kelas pendidikan kelahiran atau kelas antenatal. e. Persiapan sibling Persiapan sibling dimana wanita telah mempunyai anak pertama atau kehamilan para gravidum, yaitu persiapan anak untuk menghadapi kehadiran adiknya. 4. Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Kehamilan Menurut (Romauli, 2011) faktor psikologis yang mempengaruhi kehamilan yaitu: a. Stressor 1) Stressor Internal Stressor internal merupakan faktor pemicu stres ibu hamil yang berasal dari diri ibu sendiri. Adanya beban psikologi yang ditanggung



oleh



ibu



dapat



menyababkan



gangguan



perkembangan bayi dan nantinya akan terlihat ketika bayi lahir. Anak akan tumbuh menjadi seseorang yang kepribadian tidak baik, tergantung pada kondisi stres yang dialami oleh ibunya, seperti anak yang menjadi seorang yang berkepribadian temperamental, autis atau orang yang terlalu rendah diri. 2) Stressor Eksternal Stressor eksternal adalah stres yang timbul dari luar yang memberikan pengaruh baik maupun pengaruh buruk terhadap psikologi ibu hamil. Pemicu stres yang berasal dari luar



misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan. b. Dukungan keluarga Dukungan sosial merupakan ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat melalui pengetahuan bahwa individu dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan juga merupakan anggota dalam suatu kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama (Asmuji, 2014). Setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik yang bersifat fisik maupun psikologi. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap perubahan yang terjadi, dimana sumber stres terbesar terjadi karena melakukan adaptasi terhadap kondisi tersebut. Dalam menjalani proses itu, ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang intensif dari keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang. c. Subtance abuse Subtance abuse merupakan perilaku yang merugikan dan membahayakan bagi ibu hamil termasuk penyalah gunaan atau penggunaan obat atau zat-zat yang membahayakan ibu hamil. Pengaruh obat selama hamil tidak hanya tergantung dari macam obat, akan tetapi tergantung daat obat diberikan. Obat yang diberikan pada ibu hamil dapat menimbulkan efek pada janin, seperti kelainan bentuk anatomic atau kecacatan pada janin, kelainan faal alat tubuh, gangguan pertukaran zat dalam tubuh. Setelah itu hamil dengan ketergantungan obat atau pengguna NAPZA sangat mempengarhi ibu dan janinnya terutama pada masa konsepsi trimester ke I kehamilan, karena pada tahap ini merupakan tahap pembentukan organ. d. Partner abuse Partner abuse merupakan kekerasan yang dilakukan oleh pasangan. Hasil penelitian bahwa korban kekerasan terhadap



perempuan adalah wanita yang telah bersuami. Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan yang terjadi akan membahayakan ibu dan bayinya. Efek psikologi yang muncul ada ibu hamil adalah gangguan rasa aman dan nyaman pada pasien. Sewaktu-waktu pasien akan mengalami perasaan terancam yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayinya. 5. Bentuk Gangguan Psikologi Pada Kehamilan Menurut (Janiwarti & Herri, 2013) bentuk gangguan psikologis pada masa kehamilan antara lain: a. Depresi Depresi merupakan gangguan mood yang muncul pada ibu atau wanita yang sedang hamil. Didukung dengan pendapat Dini Kasdu, dkk (2009) mengatakan bahwa hampir 10% wanita hamil mengalami depresi berat atau ringan dan depresi sering terjadi dalam trimester pertama. Ciri-ciri ibu hamil yang mengalami depresi ialah adanya perasaan sedih atau perubahan kondisi fisiknya, kesulitan berkosentrasi akibat jam tidur yang terlalu lama atau sedikit, hilangnya minat dalam melakukan aktivitas yang biasa digemari ibu, putus asa, cemas, timbul perasaan tidak berharga dan bersalah, merasa sedih, menurunnya nafsu makan. Depresi yang dialami ibu hamil bisa berdampak pada kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah, dan jika gejala depresi pada bayi baru lahir tidak segera ditangani, anak berkembang menjadi anak yang tidak bahagia, sulit berjalan, tidak responsif terhadap orang lain, mengalami masalah perilaku seperti agresif dan mudah stres. b. Stress Stres merupakan pemikiran yang negatif dan perasaan takut dan hal tersebut akar penyebab terjadinya reaksi stres. Stres selama



hamil mempengaruhi perkembangan fisiologis dan psikologis bayi yang dikandungnya. Sebaliknya, jika ibu hamil yang selalu berpikiran sehat dan positif akan membantu pembentukan janin, penyembuhan internal dan memberikan nutrisi psikis yang sehat pada bayi. Dampak buruk stres ketika hamil seperti pendapat Thomas Verny, bahwa semua yang dipikirkan ibu akan tersalurkan melalui hormon syaraf ke bayinya. Verny menambahkan bahwa stres ekstrem dan tak berkesudahan menyebabkan kelahiran prematur, berat badan di bawah rata-rata, hiperaktif dan mudah marah. c. Insomnia Insomnia merupakan gangguan tidur yang diakibatkan gelisah atau perasaan tidak tenang, kurang tidur atau sama sekali tidak bisa tidur. Gangguan tidur selalu menyerang ibu hamil tanpa alasan yang jelas. Gangguan tidur lebih banyak berkaitan dengan masalah psikis, seperti rasa kekhawatiran. Gejala insomnia ibu hamil dilihat dari sulit tidur, tidak bisa memejamkan mata dan selalu terbangun pada dini hari. Dampak buruk dari insomnia bagi kesehatan antara lain: dapat menghambat fungsi hormonal dan depresi, cenderung melakukan kesalahan dalam beraktivitas menjadi tidak sabar saat menunggu dan merasa kecewa, mengalami gangguan pembelajaran verbal, gangguan memori, gangguan artikulasi bicara, mengalami ketidakteraturan dalam selektif aktivitas, terganggunya dalam pengambilan keputusan, kondisi emosi gampang meledak, stres dan denyut jantung, gangguan pada ketrampilan motorik. Faktor penyebab insomnia adalah stress, perubahan pola hidup, penyakit, kecemasan, depresi, lingkungan rumah yang ramai. d. Perasaan tidak berarti Perasaan tidak berarti pada ibu hamil memiliki ciri-ciri sebagai berikut: sikap sinisme, adanya keinginan untuk mengakhiri



hidup, mempertanyakan akan penderitaannya, perasaan tidak berguna, gangguan aktivitas seksual dan adanya keinginan untuk terus merusak diri sendiri. Faktor penyebab terjadinya perasaan tidak berarti yaitu rasa kesepian, perasaan tidak berdaya, meragukan kredibilitasnya, keraguan atas keimanannya kepada tuhan sehingga merasa takut bahwa tuhan tidak mendengarkan doanya selama masa hamil, sulit menerima bantuan, perasaan ditolak dari kelompoknya. e. Perasaan malu (bersalah) Faktor penyebab terjadinya perasaan malu atau bersalah pada ibu hamil ialah dikarenakan adanya keinginan ibu hamil untuk menghapus peristiwa yang pernah terjadi dan berusaha mengulang kembali masa lampaunya. Ciri-ciri ibu hamil yang mengalami perasaan malu atau bersalah ialah: Sulit mengampuni diri sendiri, memandang bahwa perubahan fisik dan bentuk tubuh sebagai bentuk hukumandari AllahSWT, sikap meremehkan orang lain, suka mengkambinghitamkan orang lain, merusak dirinya sendiri dengan keinginan aborsi, lekas marah, sedih, gelisah. f. Perasaan kecewa Ciri-ciri perasaan kecewa yaitu putus asa, merasa tidak berarti, berusaha untuk melarikan diri dari realita kehidupan, sering merasa sedih dan lesu, bersikap masa bodoh, tidak mau berkomunikasi, tidak terlibat pada hal-hal spiritual, merasa dikucilkan sehingga tidak menarima diri secara sosial. Faktorfaktor penyebab perasaan kecewa pada ibu hamil adalah: (1) Sikap, baik itu tindakan suami atau keluarga besarnya yang dianggap kurang menyenangkan, (2) Tindakan suami yang dinilai kasar, (3) Sikap suami yang temperamental, (4) Tindak kekerasan rumah tangga, (5) Hilangnya keperacayaan kepada suami, misalnya akibat perbuatan selingkuh suami, (6) Tidak menginginkan kelahiran anak, (7) Kehilangan kepercayaan kepada tuhan sebagai akibat



stereotif bahwa dirinya sebagai orang yang kurang diperhatikaan Tuhan. g. Tekanan batin Penyebab tekanan batin berasal dari akibat perasaan terpisah dengan pasangannya atau dengan orang tuanya, adanya tantangan (konflik) terhadap kebutuhannya, perasaan tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, minimnya kehidupan rohani dan rasa bersalah, penderitaan berat, kematian salah satu anggota keluarga, dan reaksi marah kepada tuhan.Ciri-ciri ibu hamil yang mengalami tekanan batin ialah: Ketakutan akan kesendirian, sikap menarik diri, perasaan tidak berguna (apatis), menarik diridari kehidupan sosial, sikap sisnisme terhadap orang lain, gangguan tidur, gangguan pada konsep diri, mengalami psikosomatik, memiliki konsep diri yang kurang matang, tidak mau berkomunikasi secara terbuka, gelisah terkadang gampang marah, mengalami depresi diikuti dengan rasa sedih yang mendalam.



BAB III ANALISIS KASUS HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PEREMPUAN PADA KEHAMILAN PERTAMA ABSTRACT



Substantial physical and emotional changes happen during pregnancy. Even though pregnancy is only a short periode in woman’s life, it determines the physical and psychological quality not only for pregnant woman herself but also for the baby. Pregnant women who are able to develop appropriate adjustment during pregnancy can manage the challenges and changes that happen, so the physical and psychological well being of the mother and baby can be maintained. This research sets out to understand how far the relationship between family support and women’s adjustment during their first pregnancy . The hypothesis is: there is a positive relationship between family support and women’s adjustment during their first pregnancy. Subjects of this research were 56 women who underwent their first pregnancy (primigravida). The subjects came from three Public Health Centres of Yogyakarta municipality. Those Public Health Centers were Tegalrejo, Jetis, and Pakulaman. Data were collected by using Family Support Scale which contains 45 items and Adjustment Scale which contains 35 items. Both of the scales had been tested on 40 respondents that had the same characteristics with research subjects. The respondents were from Mergangsan, Danurejan II, and Umbulharjo II Public Health Centres. The result shows positive correlation between family support and women’s adjustment. The correlation coeffisien (r) is 0,7311 ; p < 0,01 and the determination coefficient (r2) is 0,5346. It means that the research hypothesis is supported by the result of the data analysis.



Hasil Analisis Semakin tinggi dukungan keluarga yang diperoleh maka semakin tinggi penyesuaian diri ibu hamil, demikian pula sebaliknya bahwa semakin rendah dukungan keluarga maka semakin rendah penyesuaian diri ibu hamil. Tinggi rendahnya dukungan keluarga akan berkorelasi dengan tinggi rendahnya penyesuaian diri perempuan pada kehamilan pertama. Melalui dukungan keluarga sebagai salah satu bentuk dukungan sosial, seorang ibu hamil dapat melakukan penyesuaian yang lebih baik dalam masa kehamilannya. Inti penyesuaian diri pada kehamilan pertama adalah kemampuan seorang calon ibu dalam menghadapi tekanan maupun konflik yang terjadi akibat perubahan fisik maupun psikologis selama periode kehamilan dan kemampuan mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan lingkungan. Hal ini ditandai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang sesuai serta kemampuan dalam mengambil tindakan yang efektif, efisien, bermanfaat dan memberi kepuasan dalam mengatasi tantangan yang dihadapi.



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Perubahan adaptasi psikologi pada masa kehamilan mulai dari trimester I, trimester II, dan trimester III. Trimester I : Rasa cemas bercampur bahagia, perubahan emosional, sikap ambivalen, ketidakyakinan atau ketidakpastian, perubahan seksual, fokus pada diri sendiri, stress, dan goncangan psikologis. Trimester II, klasifikasi periode trimesteer kedua dikelompokkan menjadi dua fase, yakni fase pre-quickening dan post quickening. Trimester III : Trimester III disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai mahluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran bayinya. Perasaan takut akan muncul, ibu mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan dirinya sendiri seperti apakah bayinya akan lahir abnormal, terkait persalinan (nyeri, kehilangan kendali dan lain-lain). Setiap gangguan psikologi pada masa kehamilan memiliki penanganan ataupun pengelolaannya masing-masing. Konseling dan komunikasi terapeutik pada masa kehamilan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh bidan. Konseling yang diberikan kepada ibu hamil maupun keluarga meliputi proses kehamilan, gejala kehamilan, tanda-tanda kehamilan, taksiran usia kehamilan,perkiraan persalinan, status kesehatan ibu dan janin, keluhan umum, tanda-tanda komplikasi kehamilan, dan lain-lain. B. Saran Kita sebagai mahasiswa yang nantinya akan menjadi seorang tenaga kesehatan, harusnya lebih memepelajari dan memahami bagaimana perubahan fisiologis dan psikologis selama masa kehamilan. Oleh karena itu peran bidan sangatlah penting dalam memberikan konseling pada ibu hamil mengenai perubahan-perubahan yang terjadi



selama masa



kehamilan. Sehingga, ibu hamil bisa mengatasi perubahan-perubahan



tersebut tanpa ada rasa cemas, khawatir, takut dan sebagainya. Jadi, ibu bisa menjalani proses kehamilannya dengan normal dan bahagia.



DAFTAR PUSTAKA Nirwana A. B. 2011. Psikologi Ibu, Bayi dan Anak Cetakan I. Yogyakarta : Nuha Medika. Cash, T.F. (2011). Cognitive-Behavioral Perspective on Body Image Pada Cash, T.F & Smolak,L, Body Image: A Handbook of Science, Practice and Prevention Second Edition (hal. 3947). New York: The Guildford Press. Pieter, Herri Zan, Bethsaida Janiwarti, dan Ns. Marti Saragih. (2013). Pengantar Psikopatologi untuk Keperawatan. Jakarta: Kencana. Romauli,S.



2011.



Buku



Ajar



Kebidanan



Konsep



Dasar



Asuhan



Kehamilan.Yogyakarta: Nuha Medika. Megasari, Miratu dkk. 2015. Asuhan Kebidanan 1.Ed.1. Cet.2. Yogyakarta: Deepublis. Marmi, dan Kukuh Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.