Makalah Perusahaan Jasa Kelompok 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN JASA “J&T EXPRESS”



DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1



KARLINA ZONELIA (19059019) MUTIARA AGATHA PUTRI (19059093) MUHAMAD FAUZAN (19059178) OGIE DERESKY (19059097) SRI RAHMA LISYA (19059206)



PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2021



KATA  PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan. Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Manajemen Risiko pada Perusahaan Jasa J&T EXPRESS”. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang bagaimana cara mengelola risiko pada perusahaan jasa, yang bertujuan untuk meminimalisir risiko yang terjadi pada perusahaan tersebut. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.                                    Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………………………… BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………… A. Latar Belakang…………………………………………………………………... B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….. C. Tujuan Penelitian………………………………………………………………... BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………. 1. Perusahaan Jasa……………………………………………………...................... 2. Manajemen Risiko………………………………………………………………. 3. Pengukuran Risiko Pada Perusahaan Jasa……………………………………...... 4. Penanggulangan Resiko Pada Perusahaan Jasa……………………………...…... BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….. A. Kesimpulan……………………………………………………………………….. B. Saran………………………………………………………………………………



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan jasa adalah suatu perusahaan yang kegiatan usahanya ditujukan untuk memperoleh pendapatan ataupun penghasilan melalui pelayanan jasa-jasa tertentu. Perusahaan jasa merupakan suatu tempat berlangsungnya proses produksi yang menggabungkan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan suatu jasa. Jasa tidak dapat dilihat. dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan produk yang telah dihasilkan. Jasa dihasilkan dan dikomsusi secara bersamaan. Jasa didesain khusus yang memiliki berbagai jenis, tipe untuk kebutuhan pelanggan, sebagaimana pada jasa ekpedisi. Pada perkembangan dunia usaha yang pesat khususnya perusahaan di bidang jasa, semakin banyak masalah-masalah yang dihadapi oleh pemimpin perusahaan ataupun pihak manajemen. Oleh karena itu, memungkinkan seseorang pemimpin mengawasi seluruh jalannya operasional perusahaan secara langsung dan terus menerus, agar pihak manajemen perusahaan dapat melakukan tugasnya dengan baik serta mewujudkan sistem informasi yang dapat bekerja untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Perusahaan jasa yang dapat menjaga sustainbilitasnya dalam menjalankan usaha adalah perusahaan yang dapat menerapkan manajemen risiko dengan baik yang melibatkan pihak-pihak internal seperti manajemer risiko, manajer dan internal audit (SPI). Pengelolaan risiko usaha jasa menjadi mutlak untuk mengendalikan risiko dalam penutupan usaha suatu obyek usaha jasa. Analisis underwriting yang menjalankan prinsip kehati-hatian (prudential priciples) dapat mengurangi kejadian default yang menyebabkan klaim dan risiko lainnya. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan perusahaan jasa? 2. Apa yang dimaksud dengan manajemen risko? 3. Bagaimana pengukuran risiko pada perusahaan jasa? 4. Bagaimana penanggulangan risiko pada perusahaan jasa? C. Tujuan Penelitian 1. Menjelaskan tentang perusahaan jasa. 2. Menjelaskan manajemen risiko. 3. Menjelaskan pengukuran risiko pada perusahaan jasa. 4. Menjelaskan penanggulangan risiko pada perusahaan jasa.



BAB II PEMBAHASAN A. PERUSAHAAN JASA Perusahaan jasa menurut Phillip Kotler adalah perusahaan yang menawarkan suatu elemen yang sifatnya intangible tapi manfaatnya dapat dirasakan. Selain itu pada transaksi tersebut tak ada perpindahan kepemilikan. Jika uang telah dibayarkan dalam suatu pembelian jasa maka pembeli tak lagi memperoleh tambahan benda yang dapat ia bawa pulang. Sementara menurut William J. Stanton yang juga merupakan penulis buku berjudul Fundamentals of Marketing Perusahaan jasa sebagai perusahaan yang tugasnya menjual berbagai jasa, dimana jasa merupakan sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah dan tidak memiliki wujud konkret, jasa sendiri ditawarkan untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan seseorang. Jasa ini dapat dihasilkan menggunakan berbagai benda berwujud dan tidak berwujud. Perusahaan jasa sebagai perusahaan yang menjual berbagai produk atau layanan tak berwujud dengan tujuan utamanya mendapatkan keuntungan. Perusahaan jasa sendiri melakukan kegiatan usaha sebagai berikut: 1. Usaha pada Jasa pendidikan atau kursus seperti kursus bahasa, sekolah, bimbingan belajar 2. Jasa Penginapan seperti hotel, asrama, mess. 3. Jasa pada Penyedia layanan komunikasi seperti televisi, seluler, radio. 4. Jasa perawatan tubuh seperti misalnya pada layanan spa, dan salon 5. Jasa profesi seperti pada akuntan, dokter, konsultan keuangan, hingga pada konsultan pajak. 6. Jasa travel seperti misalnya pada penjualan paket perjalanan, bus, dan lain sebagainya. 7. Layanan reparasi dan instalasi seperti pada reparasi ponsel, atau bengkel.  Karakteristik Perusahaan Jasa: Adapun beberapa ciri-ciri perusahaan jasa atau karakteristik perusahaan jasa yaitu: 1. Menjual Jasa sebagai Kegiatan Utama Perusahaan jasa bukanlah perusahaan yang menghasilkan suatu produk, karenanya kegiatan utamanya adalah menawarkan serta menjual suatu jasa yang ia miliki. 2. Tidak Menyediakan Produk dalam Bentuk Fisik Jasa sendiri memiliki bentuk yang intangible sehingga perusahaan jasa tentunya tidak menjual produk yang dapat dilihat atau simpan. Meski produknya tidak dapat dilihat tetapi manfaatnya dapat dirasakan oleh konsumen atau penggunanya.



3. Hasil Tidak Dapat Disamakan Hasil dari usaha pada suatu perusahaan jasa juga sangat subjektif, ia tergantung kepada kepuasan pelanggan. Sehingga, hasil usahanya tak dapat dipukul rata terhadap semua konsumen. Penyebabnya adalah ukuran kepuasan setiap orang yang berbeda-berbeda. Selain itu, kualitas karyawan juga bergantung kepada kondisi kesehatan, psikologis, dan lain sebagainya. 4. Tidak Ada Standar Harga yang Umum Kebutuhan pelanggan umumnya akan selalu berbeda-beda tergantung kepada keinginan serta keluhan yang ia miliki. Sehingga harga jasa kemudian tak dapat dipatok dan harus disesuaikan dengan setiap kebutuhan konsumennya.  Contoh Perusahaan Jasa: Menurut William J. Stanton yang juga menuliskan buku berjudul Fundamentals of Marketing, ia menjelaskan Perusahaan jasa sebagai perusahaan yang menjual jasa, di mana jasa ialah sesuatu yang tak berwujud namun tetap dapat diidentifikasi secara terpisah, jasa juga digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup konsumennya. Contoh Perusahaan Jasa di indonesia sendiri yang terdaftar dalam BEI, diantaranya: 1. Property & Real Estate, diantaranya Agung Podomoro Land Tbk, Alam Sutera Reality Tbk, Bekasi Asri Pemula Tbk, Bumi Citra Permai Tbk, Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk, Bhuawanatala Indah Permai Tbk, Bukit Darmo Proerty Tbk dan Sentul City 2. Perusahaan Jasa Konstruksi & Bangunan, diantaranya Acset Indonusa Tbk, Adhi Karya (Persero) Tbk, Totalindo Eka Persada Tbk, Duta Graha Indah Tbk, Nusa Raya Cipta Tbk, Paramita Bangun Sarana Tbk, Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, Total Bangun Persada Tbk, Surya Semesta Internusa Tbk, Wijaya Karya (Persero) Tbk, Waskita Karya (Persero) Tbk 3. Infrastruktur, Utilitas & Transportasi, diantaranya Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Rukun Raharja Tbk, Cipta Marga Nusapala Persada Tbk dan Jasa Marga Tbk 4. Perusahaan Jasa Telekomunikasi, diantaranya Telekomunikasi Indonesia Tbk, Indosat Tbk 5. Perusahaan Jasa Transportasi, diantaranya Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk, Blue Bird Tbk, Capitol Nusantara Indonesia Tbk, Cardig Aero Service Tbk dan Garuda Indonesia (Persero) Tbk 6. Perusahaan Jasa Keuangan, diantaranya Bank Bukopin Tbk, Bank Mestika Dharma Tbk, Bank Nusantara Paahyangan Tbk, Bank Yudha Bhakti Tbk dan Bank Jabar Banten Tbk\ 7. Lembaga Pembiayaan, diantaranya Buana Finance Tbk, BFI Finance Indonesia Tbk dan Indomobil Multi Jasa Tbk 8. Hotel, Restoran & Pariwisata, diantaranya Bayu Buana Tbk, Bukit Uluwatu Villa Tbk, Fast Food Indonesia Tbk dan Saraswati Griya Lestari Tbk



9. Kesehatan, diantaranya Mitra Keluarga Karya Sehat Tbk, Prodia Widyahusada Tbk, dan Sarana Meditama Metropolitan Tbk 10. Jasa Komputer dan sarana lainnya, diantaranya Multipolar Technology Tbk 11. Jasa Expedisi diantaranya, JNE, SAP EXPRESS, TIKI, Pos Indonesia, SiCepat, Indah Logistik dan J&T EXPRESS.



B. MANAJEMEN RISIKO  Konsep dan Arti Risiko Risiko dapat diartikan sebagai ketidakpastian yang cenderung mengandung kerugian, seperti kebakaran, kerusakan, pencurian, kecurangan, kecelakaan, penggelapan, dan sebagainya. Risiko memiliki beberapa definisi di mata para ahli. Risiko memiliki pengertian secara ilmiah yang beragam,antara lain: 1. Arthur Williams dan Richard, M.H,Pengertian risiko menurut Arthur Williams dan Richard, M.H adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu. 2. A.Abas Salim,Pengertian risiko menurut A.Abas Salim adalah ketidakpastian (uncertainly) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian. 3. Soekarno,Pengertian risiko menurut Soekarno adalah ketidapastian atas terjadinya suatu peristiwa 4. Herman Darmawi,Pengertian risiko menurut Herman Darmawi adalah penyebaran/penyimpanan hasil aktual dari hasil yang diharapkan. 5. Herman Darmawi,Pengertian risiko menurut Herman Darmawi adlah sesuatu hasil (outcome) yang berbeda dengan yang diharapkan. Risiko memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Resiko merupakan ketidak pastian atas terjadinya suatu peristiwa 2. Risiko merupakan ketidakpastian bila terjadi akan menimbulkan kerugian Risiko yang identik dengan ketidakpastian yang akan menimbukan kerugian memiliki wujud yang bermacam-macam,antara lain: 1. Berupa kerugian atas harta milik/kekayaan atau penghasilan, misalnya yang diakibatkan oleh kebakaran, pencurian, pengangguran dan sebagainya. 2. Berupa penderitaan seseorang, misalnya sakit/cacat karena kecelakaan. 3. Berupa tanggung jawab hukum, misalnya risiko dari perbuatan atau peristiwa yang merugikan orang lain. 4. Berupa kerugian karena perubahan pasar, misalnya karena terjadinya perubahan harga, perubahan selera konsumen, dan sebagainya. Risiko yang timbul akibat adanya ketidakpastian perlu untuk dikenali lebih lanjut agar penanganan dan penanggulangannya tepat dan akurat. Risiko secara garis besar dapat di bedakan atas beberapa jenis:



1. Risiko Murni Risiko murni (pure risk) adalah risiko dimana kemungkinan kerugian ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada.Contoh risiko kecelakaan, kebakaran, dan semacamnya.Contoh lain adalah risiko banjir terhadap rumah. Kejadian seperti itu akan merugikan. Jika terjadi, disamping individu yang terkena dampaknya, masyarakat secara keseluruhan juga akan dirugikan. Asuransi biasanya lebih banyak berurusan dengan risiko murni. 2. Risiko spekulatif Risiko spekulatif adalah risiko terhadap adanya kemungkinan kerugian dan juga keuntungan. Contohnya usaha bisnis. Dalam kegiatan bisnis, kita mengharapkan keuntungan, meskipun ada potensi kerugian. Contoh lain adalah jual beli saham. Harga pasar bisa meningkat (memperoleh keuntungan). Bisa juga salah analisis, harga saham bukannya meningkat, tetapi malah turun (memperoleh kerugian). 3. Risiko Statis Risiko statis muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. Contohnya risiko terkena petir.Risiko ini merupakan risiko yang muncul dari kondisi alam yang tertentu. Karakteristik risiko ini praktis tidak berubah dari waktu ke waktu. 4. Risiko Dinamis Risiko dinamis muncul dari perubahan kondisi tertentu.Contohnya perubahan kondisi masyarakat, perubahan teknologi, memunculkan jenisjenis risiko baru.Misal, jika karyawan semakin kritis, sadar akan haknya, maka risiko hukum (legal risk) semakin besar.Hal ini karena karyawan lebih berani mengajukan gugatan hukum terhadap perusahaan. 5. Risiko obyektif Risiko obyektif adalah risiko yang didasarkan pada observasi parameter yang obyektif. Sebagai contoh, fluktuasi harga atau tingkat keuntungan investasi di pasar modal bisa diukur melalui standar deviasi, misal standar deviasi return saham adalah 25% pertahun. 6. Risiko subyektif Risiko subyektif berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap risiko. Dengan kata lain, kondisi mental seseorang akan menentukan kesimpulan tinggi rendahnya risiko tertentu.  Konsep dan Arti Manajemen Risiko Manajemen risiko dapat diartikan sebgaia penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan resiko. Dalam melakukan manajemen risiko,perusahaan akan merencanakan, mengorganisasikan, menyusun, mengarahkan dan mengevaluasi program penanggulangan risiko.adapun langkah-langkah dalam manajemen risiko adalah:



1. 2. 3. 4. 5.



Mengidentifikasi risiko yang dihadapi Mengukur risiko tersebut Mengupayakan berbagai strategi untuk menanggulangi risiko Menyusun stragtegi untuk meminimalisir atau mengendalikan risiko Melakukan evaluasi terhdap program penanggulangan risiko yang telah dibuat



Manajemen risiko memiliki manfaat lain sebagai berikut: 1. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan terjamin untuk semua staf dan pelanggan. 2. Meningkatkan stabilitas operasional bisnis sekaligus mengatur tanggung jawab hukum. 3. Melindungi perusahaan maupun lingkungan sekitarnya dari risiko kejadian yang merugikan. 4. Memberikan proteksi untuk semua orang dan aset yang terlibat dalam risiko berbahaya. 5. Membantu menetapkan kebutuhan asuransi perusahaan sehingga bisa meminimalkan premi yang tidak penting. C. PENGUKURAN RISIKO PADA PERUSAHAAN JASA 1. Dimensi yang diukur Setelah kita mendapatkan tipe kerugian potensial. Semua exposure yang didapatkan harus diukur, pengukuran ini mempunyai beberapa manfaat, yaitu: a) Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu resiko yang akan dihadapi. b) Untuk mendapatkan informasi yang sangat penting untuk manajemen risiko untuk dapat mengetahui cara terbaik untuk menanggulangi risiko. Dalam pengukuran risiko, dimensi yang diukur adalah : a) Besarnya frekuensi kerugian, artinya berapa kali terjadinya suatu kerugian selama periode tertentu. b) Tingkat kegawatan (severity) atau keparahan dari kerugian-kerugian tersebut, artinya untuk mengetahui sampai mana pengaruh dari suatu kerugian terhadap kondisi perusahaan. 2. Pengukuran Frekuensi Kerugian Pengukuran frekuensi kerugian potensial adalah untuk mengetahui berapa kali suatu jenis peril dapat menimpa suatu jenis objek yang bisa terkena peril selama suatu periode tertentu, yang umumnya satu tahun. Berdasarkan dimensi frekuensinya ada empat kategori kerugian, yaitu : a) Kerugian yang hampir tidak mungkin terjadi (almost nil), yaitu risiko yang menurut manajer risiko tidak akan terjadi atau kemungkinan terjadinya sangat kecil sekali atau hampir tidak mungkin terjadi (probabilitas kemungkinannya mendekati 0)



b) Kerugian yang kemungkinan terjadinya kecil (slight), yaitu risiko yang tidak akan terjadi dalam waktu dekat dan masa yang akan datang kemungkinan terjadinya kecil c) Kerugian yang mungkin terjadi (moderate) yaitu kerugian yang mungkin bisa terjadi dalam waktu dekat di masa yang akan datang. d) Kerugian yang mungkin sekali (definite), yaitu kerugian yang biasanya terjadi secara teratur, baik dalam waktu dekat maupun pada masa yang akan datang dan merupakan kerugian yang hampir pasti terjadi. 3. Pengukuran Kegawatan Kerugian . Pengukuran kerugian potensial dari dimensi kegawatan adalah untuk mengetahui berapa besarnya nilai kerugian, yang selanjutnya dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan, terutama kondisi finansialnya. Dalam mengukur kegawatan kerugian potensial, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu : a) Kemungkinan kerugian maksimum dari setiap peril, yaitu besarnya kerugian terburuk dari suatu peril, yaitu besarnya kerugian terburuk dari peril. b) Probabilitas kerugian maksimum dari setiap peril yaitu merupakan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi yang besarnya lebih rendah dari kemungkinan kerugian maksimum. c) Keseluruhan (aggregate) kerugian maksimum setiap tahunnya, yang merupakan keseluruhan kerugian total yang terbesar, yang dapat menimpa perusahaan selama satu periode. Berdasarkan dimensi kegawatan ada empat kategori kerugian potensial, yaitu : a) Kemungkinan kerugian yang wajar (normal loss expectansy), yaitu kerugian yang dapat dikelola sendiri oleh perusahaan ataupun oleh umum (perusahaan asuransi). b) Probabilitas kerugian maksimum (probable maximum loss), yaitu kerugian yang dapat terjadi bila alat pengaman terhadap peril tidak dapat berfungsi. c) Kerugian maksimum yang dapat diduga (maximum foreseeable loss), yaitu kerugian yang tidak dapat diatasi secara individual (tidak bisa ditangani secara individual, jadi penanganannya harus diserahkan kepada umum (perusahaan asuransi). d) Kemungkinan kerugian maksimum (maximum possible loss), yaitu kerugian yang tidak dapat diamankan, baik secara individual maupun secara umum (perusahaan asuransi).



 Penanggulangan risiko yang dilakukan oleh pihak J&T Express No 1



Daftar kerugian potensial Kecelakaan



Frekuensi



Severity



Moderate



Maximum Foreseeable Loss



2.



Kebakaran



Slight



Maximum Foreseeable Loss



3.



Jam Kerja Lewat



Definite



Normal Loss Expectancy



4.



Terlambat Pulang Karyawan



Definite



Normal Loss Expectancy



5.



Paket Hilang



Moderate



Normal Loss Expectancy



6.



Barang Terlambat Sampai



Moderate



Normal Loss Expectancy



dari Gudang 7.



Hujan Deras



Moderate



Normal Loss Expectancy



8.



Barang Terlambat Sampai Ke



Moderate



Normal Loss Expectancy



Padam Listrik



Moderate



Probable Maximum Loss



10. Hilang Sinyal



Moderate



Normal Loss Expectancy



Slight



Normal Loss Expectancy



Slight



Maximum Foreseeable



Pelanggan 9.



11. Tidak Ada Menerima Permintaan Pengiriman 12. Gedung Rawan Menjadi Sasaran Kecelakaan



Loss



13. Pencurian



Moderate



Normal Loss Expectancy



14. Tersesat



Moderate



Normal Loss Expectancy



15. Karyawan Sakit



Moderate



Normal Loss Expectancy



16. Karyawan Mogok



Moderate



Normal Loss Expectancy



17. Hilang Kunci Bangunan



Slight



Normal Loss Expectancy



18. Karyawan Datang Terlambat



Slight



Normal Loss Expectancy



19. Masuk Hewan Merusak



Slight



Normal Loss Expectancy



Moderate



Maximum Foreseeable



Barang 20. Gempa Bumi



Loss 21. Gunung Meletus



Slight



Maximum Foreseeable Loss



22. Pelanggan Tidak Dapat Dihubungi



Moderate



Normal Loss Expectancy



D. PENANGGULANGAN RISIKO PADA PERUSAHAAN JASA Beberapa hal yang dapat mengurangi atau menanggulangi risiko: 1. Mengurangi (manajemen/mengatur) 2. Menahan (menyediakan sesuatu lebih dari satu) 3. Memindahkan (meminjam sesuatu ke orang lain/ tempat lain agar tidak terkena risiko 4. Menghindari (tidak usah memiliki atau membuat sesuatu Pengendalian risiko meliputi identifikasi alternatif-alternatif pengendalian risiko, analisis pilihan-pilihan yang ada, rencana pengendalian dan pelaksanaan pengendalian. 1. Identifikasi Alternatif-Alternarif Pengendalian Risiko Alternatif-alternatif pengendalian yang dapat dilakukan sebagai berikut: a. Penghindaran Risiko Beberapa pertimbangan penghindaran risiko: 1. Keputusan untuk menghindari atau menolak risiko sebaiknya memperhatikan informasi yang tersedia dan biaya pengendalian risiko. 2. Kemungkinan kegagalan pengendalian risiko. 3. Kemampuan sumber daya yang ada tidak memadai untuk pengendalian 4. Penghindaran risiko lebih menguntungkan dibandingkan dengan pengendalian risiko yang dilakukan sendiri. 5. Alokasi sumber daya tidak terganggu. b. Mengurangi Probabilitas c. Mengurangi Konsekuensi 2. Penilaian Alternatif-Alternarif Pengendalian Risiko Pilihan sebaiknya dinilai atas dasar /besarnya pengurangan risiko dan besarnya tambahan keuntungan atau kesempatan yang ada. Seleksi dari alternatif yang paling tepat meliputi keseimbangan biaya pelaksanaan terhadap keuntungan. Walaupun pertimbangan biaya menjadi faktor penting dalam penentuan alternatif pengendalian risiko, tetapi faktor waktu dan keberlangsungan operasi tetap menjadi pertimbangan utama. 3. Rencana Persiapan Pengendalian Setelah ditentukan alternatif pengendalian risiko yang paling tepat, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana persiapan. Rencana persiapan ini berkaitan dengan pertanggungjawaban, jadwal waktu, anggaran, ukurna kinerja, dan tempat.



4. Implementasi Perbaikan Program Idealnya, tanggungjawab dari pengendalian risiko seharusnya dilakukan oleh mereka yang benar-benar mengerti. Tanggung jawab tersebut harus disetujui lebih awal.



Pelaksanaan pengendalian risiko yang baik membutuhkan sistem manajemen yang efektif, pembagian tanggungjawab yang jelas dan kemampuan individu yang handal.  Penanggulangan Risiko yang dilakukan pihak J&T Express: A. Berdasarkan Frekuensi No Kerugian Potensial 1 2



Kecelakaan Kebakaran



3 4 5 6



13 14 15 16 17 18 19



Jam kerja lewat Terlambat pulang karyawan Paket hilang Barang terlambat sampai dari gudang Hujan deras Barang terlambat sampai ke pelanggan Padam listrik Hilang sinyal Tidak ada menerima permintaan pengiriman Gedung rawan menjadi sasaran kecelakaan Pencurian Tersesat Karyawan sakit Karyawan mogok Hilang kunci bangunan Karyawan datang terlambat Masuk hewan merusak barang



20 21 22



Gempa bumi Gunung meletus Pelanggan tidak dapat dihubungi



7 8 9 10 11 12



Cara Penanggulangannya berdasarkan Frekuensi Mempersiapkan kendaraan dengan baik Memastikan keadaan kabel dan jaringan listrik dalam keadaan baik Tidak ada Membawa paket lebih banyak dari biasanya Cek ulang setiap barang Tidak ada Pakai pengaman Mengantar lebih cepat Menggunakan genset dikantor Mengkonfirmasi sebelum mengantar paket Mempromosikan bahwa cabang resmi J&T telah dibuka Membangun bangunan agak lebih menjorok dari jalan Cctv dan tidak Membebaskan orang masuk Mengkonfirmasi alamat pasti pada customer Karyawan yang sedang libur, masuk kerja Memastikan kesejahteraan karyawan Membuat kunci cadangan Membuat peraturan dan sistem denda Memperhatikan sekitar agar tidak masuk binatang Tidak Ada Tidak Ada Mengantar sesuai alamat atau menunggu pelanggan menghubungi duluan



B. Berdasarkan Severity No Kerugian Potensial 1



Kecelakaan



2



Kebakaran



Cara Penanggulangannya berdasarkan Severity Kegiatan pengantaraan diganti teman/yang libur harus masuk Menanggung kerugiam sendiri/pihak asuransi



3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22



Jam kerja lewat Penambahan kurir Terlambat pulang karyawan Penambahan kurir Paket hilang Diganti kurir/seluruh karyawan Barang terlambat sampai dari Meminta pengertian pelanggan gudang Hujan deras Mengganti jika ada kerusakan paket Barang terlambat sampai ke Meminta pengertian pelanggan pelanggan Padam listrik Mencari alamat dengan cara manual tanpa konfirmasi pelanggan Hilang sinyal Mencari alamat dengan cara manual tanpa konfirmasi pelanggan Tidak ada menerima permintaan Menanggung kerugian operasional pengiriman Gedung rawan menjadi sasaran Menanggung kerugian sendiri/pihak asuransi kecelakaan Pencurian Diganti oleh kurir/seluruh karyawan Tersesat Langsung putar balik untuk mengantarkan paket customer lain Karyawan sakit Mencutikan karyawan dan mencari karyawan pengganti sementara atau karyawan baru Karyawan mogok Memastikan kesejahteraan karyawan Hilang kunci bangunan Membuat kunci cadangan lebih banyak Karyawan datang terlambat Memecat karyawan dan mencari karyawan baru Masuk hewan merusak barang Menyiapkan racun hewan Gempa bumi Tidak Ada Gunung meletus Tidak Ada Pelanggan tidak dapat dihubungi Membiarkan paket berada di outlet hingga diambil sendiri oleh pelanggan



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Perusahaan jasa adalah suatu perusahaan yang kegiatan usahanya ditujukan untuk memperoleh pendapatan ataupun penghasilan melalui pelayanan jasa-jasa tertentu. Manajemen risiko di perusahaan jasa dapat diartikan sebagai penerapan fungsi-fungsi manajemen.



Dalam penanggulangan risiko adapun langkah-langkah dalam manajemen risiko adalah Mengidentifikasi risiko yang dihadapi, Mengukur risiko tersebut, Mengupayakan berbagai strategi untuk menanggulangi risiko, Menyusun stragtegi untuk meminimalisir atau mengendalikan risiko, Melakukan evaluasi terhadap program penanggulangan risiko yang telah dibuat. B. SARAN Diharapkan kepada Perusahaan jasa J&T dalam menanggulangi resiko perusahaaan jasa yang belum menemukan metode penanggulangannya seperti jam kerja lewat agar menemukan metode penanggulangannya. Serta diharapkan kepada perusahaan jasa ini akan mengidentifikasi resiko dengan baik serta dapat menanggulangi resiko yang di hadapi .



DAFTAR PUSTAKA https://www.gramedia.com/literasi/-perusahaan-jasa/ Masdupi,Erni.2019.Manajemen Resiko Dalam Bisnis.Malang:indonesia