Makalah Prak. Indonesia Kelompok 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDEKATAN , METODE, DAN TEKNIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA SD/MI



Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Achmad Sultoni M.Pd.



Disusun Oleh:



FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO 2020



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, yang telah melimpahkan nikmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Pendekatan, Metode, dan Teknik dalam Pembelajaran Bahasa SD/MI”. Sholawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW, yang kita nanti-nantikan syafa’atnya dihari akhir kelak. Amiinn. Kami menyadari bahawa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang membangun selalu kami harapkan. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih.Semoga Allah SWT selalu meridhoi segala usaha kita. Amiinn.



Purwokerto, 20 Oktober 2020



Penulis



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................................................i KATA PENGANTAR..............................................................................ii DAFTAR ISI...........................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................4 A. Latar Belakang ..............................................................................4 B. Rumusan Masah..........................................................................4 C. Tujuan Masalah………………………………………………......4 BAB II PEMBAHASAN………………………………………………...5 A. Pengertian belajar………………………………………………....5 B. Metode Pembelajaran Bahasa…………………….………………9 C. Teknik dalam Pembelajaran Bahasa…………………………….21 BAB III



PENUTUP……………………..…………………………….27



A. Kesimpulan…………………………………………………….…27 DAFTAR PUSTAKA………………...………………………….………28



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam mengajar, guru mungkin menggunakan lebih dari satu strategi dan pendekatan. Mereka memilih teknik dan materi berdasarkan sejumlah pendekatan untuk kebutuhan siswa secara individu dikelas. Tidak ada satu pun pendekatan terbaik untuk siswa atau guru. Pada prosedur pembelajaran pendekatan komunikatif, terdapat beberapa garis besar pembelajaran yang harus diperhatikan yakni penyajian dialog singkat, pelatihan lisan dialog yang disajikan, penyajian nter-jawab, penelaahan dan pengkajian, penarikan simpulan, aktifitas nterpretative, aktifitas produksi lisan, pemberian tugas, dan pelaksanaan evaluasi. Sementara itu, beberapa aspek yang harus diperhatikan kaitannya dengan pendekatan komunikatif adalah teori bahasa, teori belajar, tujuan, silabus, tipe kegiatan, peranan guru, peranan siswa, dan peranan materi. Adapun dalam penerapan pendekatan komunikatif ini, ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni tujuan pembelajaran dan kurikulum yang digunakan. Adapun yang termasuk dalam strategi pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan komunikatif adalah pengorganisasian kelas serta metode dan teknik belajar mengajar.1 B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian dari pendekatan, metode, dan teknik dalam pembelajaran bahasa? 2. Apa sajakah metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa ? 3. Apa sajakah teknik pembelajaran yang muncul dari sebuah metode dan sebuah pendekatan? C. Tujuan masalah 1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan, metode, dan teknik dalam pembelajaran bahasa. 2. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa. 3. Untuk mengetahui teknik pembelajaran yang muncul dari sebuah metode dan pendekatan



1



Rafiuddin, Ahmad dan Darmiyati Zuhdi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, (Universitas Negeri, 2001), hlm 21.



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendekatan Dalam proses belajar mengajar, kita mengenal istilah pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Istilah-istilah tersebut sering digunakan dengan pengertian yang sama; artinya, orang menggunakan istilah pendekatan dengan pengertian yang sama dengan pengertian metode, dan sebaliknya menggunakan istilah metode dengan pengertian yang sama dengan pendekatan; demikian pula dengan istilah teknik dan metode. Sebenarnya, ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda, walaupun dalam penerapannya ketiga-tiganya saling berkaitan. Tentang hal ini, Ramelan (1982) mengutip pendapat Anthony yang mengatakan bahwa pendekatan ini mengacu pada seperangkat asumsi yang saling berkaitan, dan berhubungan dengan sifat bahasa, serta pengajaran bahasa. Pendekatan merupakan dasar teoretis untuk suatu metode. 2Asumsi tentang bahasa bermacam-macam, antara lain asumsi yang menganggap bahasa sebagai kebiasaan; ada pula yang menganggap bahasa sebagai suatu sistem komunikasi yang pada dasarnya dilisankan; dan ada lagi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah, norma, dan aturan. Asumsi-asumsi tersebut menimbulkan adanya pendekatan-pendekatan yang berbeda, yakni:3 1. Pendekatan yang mendasari pendapat bahwa belajar berbahasa, berarti berusaha membiasakan dan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Tekanannya pada pembiasaan. 2. Pendekatan yang mendasari pendapat bahwa belajar berbahasa, berarti berusaha untuk memperoleh kemampuan berkomunikasi 2



Malang. Rahim, Farida, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Bumi Aksara. : Jakarta, 2007),



hlm 10-12. 3



Slamet, St. Y, Dasar-dasar pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar, (LPP UNS dan UNS Press : Surakarta, 2008), hlm 70.



secara lisan. Tekanan pembelajarannya pada pemerolehan kemampuan berbicara. 3. Pendekatan



yang



mendasari



pendapat



bahwa



dalam



pembelajaran bahasa, yang harus diutamakan ialah pemahaman akan



kaidah-kaidah



yang



mendasari



ujaran,



tekanan



pembelajaran pada aspek kognitif bahasa, bukan pada kemampuan menggunakan bahasa. Berbagai Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Pendekatan yang telah lama diterapkan dalam pembelajaran bahasa antara lain ialah pendekatan tujuan dan pendekatan struktural. Kemudian menyusul pendekatanpendekatan yang dipandang lebih sesuai dengan hakikat dan fungsi bahasa, yakni pendekatan komunikatif. 1. Pendekatan Tujuan Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai. Dengan memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan itu dapat ditentukan metode mana yang akan digunakan dan teknik pengajaran yang bagaimana yang diterapkan agar tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai. Jadi, proses belajar mengajar ditentukan oleh tujuan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan itu sendiri. Pada bagian terdahulu telah disebutkan bahwa kurikulum disusun berdasarkan suatu pendekatan. Seperti kita ketahui, Kurikulum 1975 merupakan kurikulum yang berorientasi pada pendekatan tujuan. Sejalan dengan hal itu maka bidang-bidang studi pun orientasinya pada pendekatan tujuan. Demikian pula bidang studi Bahasa Indonesia. Oleh karena orientasinya pada tujuan, maka pembelajarannya pun penekanannya pada tercapainya tujuan. Misalnya, untuk pokok bahasan menulis, tujuan pembelajaran yang ditetapkan ialah "Siswa mampu membuat karangan/cerita berdasarkan pengalaman atau informasi dari bacaan”. Dengan berdasar pada pendekatan tujuan, maka yang penting ialah



tercapainya tujuan, yakni siswa memiliki kemampuan mengarang. Adapun mengenai bagaimana proses pembelajarannya, bagaimana metodenya, bagaimana teknik pembelajarannya tidak merupakan masalah penting. Demikian pula kalau yang diajarkan pokok bahasan struktur, dengan tujuan "Siswa memiliki pemahaman mengenai bentuk-bentuk kata bahasa Indonesia". Tujuan tersebut dapat dicapai melalui pembelajaran morfologi bahasa Indonesia. Penerapan pendekatan tujuan ini sering dikaitkan dengan "cara belajar tuntas". Dengan "cara belajar tuntas", berarti suatu kegiatan belajar mengajar dianggap berhasil apabila sedikitnya 85% dari jumlah siswa yang mengikuti pelajaran itu menguasai minimal 75% dari bahan ajar yang diberikan oleh guru. Penentuan keberhasilan itu didasarkan hasil tes sumatif; jika sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa dapat mengerjakan atau dapat menjawab dengan benar minimal 75% dari soal yang diberikan oleh guru maka pembelajaran dapat dianggap berhasil. 2. Pendekatan Struktural Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa, yang dilandasi oleh asumsi bahwa bahasa sebagai seperangkat kaidah, norma, dan aturan. Atas dasar anggapan tersebut timbul pemikiran bahwa pembelajaran bahasa harus mengutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa. Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa perlu dititikberatkan pada pengetahuan tentang struktur bahasa yang tercakup dalam fonologi, morfologi, dan sintaksis dalam hal ini pengetahuan tentang pola-pola kalimat, pola kata, dan suku kata menjadi sangat penting. Jelas bahwa aspek kognitif bahasa lebih diutamakan. Di samping kelemahan, pendekatan ini juga memiliki kelebihan. Dengan pedekatan struktural, siswa akan menjadi cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka memahami kaidah-kaidahnya. Misalnya saja, mereka mungkin tidak akan membuat kesalahan seperti di bawah ini. "Bajunya anak itu baru".



"Di sekolahan kami mengadakan pertandingan sepak bola". "Anakanak itu lari-lari di halaman". 3. Pendekatan Komunikatif Pada bagian terdahulu sudah dikemukakan bahwa pandangan tentang bahasa dan pembelajaran bahasa selalu mengalami perubahan, sejalan dengan perkembangan pola pikir masyarakat. Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa Indonesia, akhir-akhir ini sedang digalakkan penerapan pendekatan komunikatif dan pendekatan terpadu. Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam komunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. Tampak bahwa bahasa tidak hanya dipandang sebagai seperangkat kaidah tetapi lebih luas lagi, yakni sebagai sarana untuk berkomunikasi. Ini berarti, bahasa ditempatkan sesuai dengan fungsinya, yaitu fungsi komunikatif. Menurut Littlewood (1981) pemikiran pendekatan komunikatif didasarkan pada pemikiran bahwa: a. Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang lebih luas tentang bahasa. Hal ini terutama menyebabkan orang melihat bahwa bahasa tidak terbatas pada tata bahasa dan kosakata, tetapi juga pada fungsi komunikatif bahasa. b. Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas dalam pembelajaran bahasa. Hal itu menimbulkan kesadaran bahwa mengajarkan bahasa. tidak cukup dengan memberikan kepada siswa bagaimana bentuk-bentuk bahasa asing, tetapi siswa harus mampu mengembangkan cara-cara menerapkan bentukbentuk itu sesuai dengan fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi dalam situasi dan waktu yang tepat. Sehubungan dengan pendapat itu, dia mengemukakan beberapa alternatif teknik pembelajaran bahasa. Sehubungan dengan pendapat itu, dia mengemukakan beberapa alternatif teknik pembelajaran bahasa. Dalam kegiatan belajar mengajar, kepada siswa diberikan latihan, antara lain seperti di bawah ini.



(1) Memberikan informasi secara terbatas Contoh: (a) Mengidentifikasi gambar Dua orang siswa ditugasi mengadakan percakapan (bertanya jawab) tentang benda-benda yang terdapat di dalam gambar yang disediakan oleh guru. Pertanyaan dapat mengenai warna, jumlah, bentuk, dan sebagainya. (b) Menemukan/mencari pasangan yang cocok Guru memberikan



gambar



kepada



sekelompok



siswa



yang



masingmasing mendapat sebuah gambar yang berbeda. Seorang siswa yang lain (di luar kelompok) diberi duplikat salah satu gambar yang telah dibagikan. Siswa ini harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada temantemannya yang membawa gambar, dengan tujuan untuk mengetahui identifikasi atau ciri-ciri gambar yang mereka bawa. Dari hasil tanya jawab itu siswa (pembawa duplikat) tersebut harus dapat menemukan siapa di antara teman-temannya itu yang membawa gambar yang cocok dengan duplikat yang dibawanya. (c) Menemukan informasi yang ditiadakan Guru memberikan informasi tetapi ada bagian-bagian yang sengaja ditiadakan. Siswa ditugasi mencari atau menemukan bagian yang tidak ada itu. Kemudian A mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada B, sehingga is (A) dapat mengetahui gambar yang mana yang tidak ada pada gambar milik B.4 B. Metode Pembelajaran Bahasa Metode diartikan sebagai sebuah prosedur yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan. Di sisi lain metode diartikan sebagai rencana pembelajaran yang mencakup pemilihan bahan, penyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan serta kemungkinan pengulangan, dan pengembangannya. Dalam uraian berikut pengertian metode lebih 4



Tarigan, Dasar-dasar Psikosastra, (Angkasa : Bandung, 1995), hlm 35.



menekankan prosedur, cara kerja yang sistematis untuk mencapai tujuan. Macam-macam metode pembelajaran bahasa yaitu : 1. Metode Terjemahan Metode terjemahan sering digunakan dalam pembelajaran bahasa asing atau bahasa kedua. Penggunaan metode ini dilakukan dengan menerjemahkan wacan dalam bahasa asing ke dalam bahasa ibu peserta didik. Urutan penyajiannya dan pengenalan kata dan aturan tata bahasa dalam kalimat. Karena itu penyajian materi lebih menekankan pada pemakaian bahasa tulis. Kebikan metode Terjemhan adalah : a. Praktis, dengan memilih bacaan kemudian menerjemahkan ke dalam bahasa ibu dengan bermodalkan kamus b. Pengetahuan kata-kata dapat diperoleh dengan cepat c. Latihan terjemahan juga merupakan perbandingan dua bahasa. Kelemahan metode Terjemahan meliputi : a. Hanya berlaku dalam pembelajaran bahasa asing b. Kurang memberikan kesempatan dalam penggunaan bahasa lisan c. Menimbulkan kesulitan karena belum tentu kata-kata dapat diterjemahkan dalam bahasa ibu d. Kurang tepat digunakan untuk pembelajaran bahasa yang bersifat aktif e. Penerjemahan sering dilakukan dengan menerjemahkan kata per kata yang kurang tepat dengan pengguanaan bahasa sesuai konteks. 2. Metode Tata Bahasa Penggunaan metode tata bahasa didasarkan pada pendekatan informatif, yang berupa penjelasan penggunaan kata-kata dan tata bahasa. Isi pelajaran berupa daftar kata-kata dan butir-butir tata bahasa. Penggunaan metode ini lebih menekankan pada pembelajaran bahasa tulis yang bersifat pasif. Kelebihan metode Tata bahasa, yaitu : a. Mudah dilaksanakan



b. Sederhana c. Biayanya murah. Sedangkan kelemahannya yaitu : a. Tidak tepat digunakan dalam pembelajaran bahasa yang bersifat dinamis b. Arti



kata-kata



lebih



tergantung



pada



konteks



pemakaiannya, dan bukan pada daftar kata-kata lepas c. Gagal membedakan aspek pengetahuan dan penguasaan bahasa. 3. Metode Langsung Penggunaan metode langsung didasarkan pada asumsi bahwa penguasaan bahasa dan pengembangan rasa bahasa secara instingtif berakar dalanm hubungan langsung anatra pengalaman dan ekspresi. Karena itu tidak diperkenankan penggunaan bahasa perantara, penguasaan bahasa lisan diutamakan, pembelajaran dilaksanakan seperti anak belajar bahasa ibunya, waktu terbanyak digunakan untuk latihan bahasa lisan, pola-pola dan struktur kalimat diajarkan secara induktif, gairah belajar harus tumbuh dalam pelajaran itu. Kebaikan metode Langsung adalah : a. Peserta didik aktif berbahasa b. Peserta didik langsung diajak menggunakan bahasa target yang merupaka



penerapan fungsi bahasa sebagai alat



komunikasi c. Pemahaman peserta didik terhadap bahasa tidak verbalistis. Kelemahan pengguna metode Langsung adalah : a. Tidak semua kata dapat dijelaskan dengan menghubungkan kata-kata dengan benda , gerakan, gambar, dan tiruan b. Peserta didik cenderung menerjemahkan secara diam-diam c. Kesulitan dalam menjelaskan bentuk kata-kata.



4. Metode Berlizt Penggunaan metode berlizt merupaka



pengembangan metode



langsung. Prinsip dasar penggunaannya sama dengan metode langsung. Adapun ciri-ciri penggunaan metode Berlizt, yaitu: a. Selalu menjaga hubungan langsung antara bahasa dan pikiran b. Bahasa ibu tidak boleh digunakan c. Kata-kata benda konkret diajarkan dengan menunjukkan benda asli, gambar atau tiruannya. Kelemahan metode Berlizt yaitu : a. Pembelajaran



bahasa



menekankan



pada



aspek



mendengarkan dari berbicara sehingga metode ini tepat untuk mengajarkan bahasa lisan b. Karena pembelajaran bahasa lisan sudah baik, kemampuan menulis mudah dicapai c. Guru yang mengajarkan dengan bahasa ibu murid yang berbeda-beda tidak menimbulkan masalah bagi guru. Kelebihan metode ini adalah : a. Yang dapat melaksanakan metode ini hanyalah guru-guru yang fasih berbahasa target dan memiliki kemampuan menciptakan suasana belajar yang sesuai dengan situasi belajar bahasa pertama b. Dalam kelas besar sulit dilaksanakan c. Beban megajar guru berat karena harus mendemonstrasikan kata-kata sampai dipahami. 5. Metode Pembatasan Bahasa Pengguanaan metode Pembatasan bahasa berdasar asumsi mencari jalan paling efisien agar dalam waktu singkat dan mudah siswa-siswa dapat dapat menguasai sejumlah kata-kata dan pola-pola kalimat yang terbatas, tetapi mempunyai kegunaan tinggi dalam kehidupan. Untuk mencapai hal itu ditempuh langkah-langkah pembelajarannya :



a. Kata-kata dan pola kalimat yang dipilih yang frekuensi pemakaiannya tinggi b. Kata-kata dan pola kalimat yang diajarkan diambil dari bacaan c. Pemilihan kata-kata dan struktur kalimat didasarkan pada nilai



strukturnya,



keumuman



pemakaiannya



secara



geografis, nilai dalam pembentukkan kata baru dan fungsi stilistikanya. 6. Metode Oral Metode Oral disebut juga dengan the Reform Metbod atau Fonetic Metbod. Metode ini merupakan perbaikan metode langsung. Prinsip dasar yang digunakan dalam metode ini bahwa pengajaran bahasa dilaksanakn melalui bicara, apapun tujuan yang ingin dicapai. Titik berat pembelajaran pada penggunaan bahasa yang benar-benar digunakan olwh masyarakat penutur bahasa itu. Menghafal kata-kata dihindari, tetapi penggunaan pola-pola penggunaan digunakan



penutur



bahasa



itu



diintesifkan.



bahasa yang Latihan-latihan



mendengarkn, latihan ucapan dilakukan secara teratur. Latihan itu dilakukan dengan urutan latihan ucapan kata, ungkapan-ungkapan, pemakaian kata-kata dalam kalimat dengan intonasinya. Pembelajaran bahasa tulis digunakan buku-buku yang disertai tanda-tanda ucapan. Namun penekanannya pada bahasa lisan yaitu mendengarkan dan berbicara. 7. Metode Realis Penggunaan metode ini didasarkan pada prinsip bahwa mempelajari bahasa harus sebagaimana tingkah laku berbahasa yang sesungguhnya. Adapun ciri-ciri metode ini : a. Sejak awal siswa belajar berbahasa sesuai tingkah laku berbahasa sesungguhnya



b. Bahas dipandang sebagai reaksi terhadap alam sekitar. Reaksi itu seperti kata-kata, gerak-gerik, intonasi, tekanan suara, dan pernyataan yang lain c. Tingkah laku merupakan bagian dari keseluruhan berbahasa itu sendiri d. Penggunaan



bahasa



sesuai



tingkah



laku



berbahasa



sesungguhnya e. Bahan disajikan dalam bentuk percakapan. Kelebihan metode ini adalah cepat digunakan dalam usaha penguasaan bahasa, karena latihan-latihan sesuai dengan tingkah laku berbahasa. 8. Metode Baru Landasan metode ini adalah membaca dengan ciri : a. Prioritas pelajarannya membaca b. Murid diperlengkapi dengan kata-kata pilihan c. Bahasa ibu masih mungkin digunakan secara selektif d. Mendengar dan memahami sesuatu dilakukan lebih dahulu sebelum anak belajar berbicara e. Buku guru dan buku murid disiapkan dan ditambah dengan bacaan pelengkap. Kelemahan metode ini : a. Biasanya isi buku yang disiapkan tidak dicapai sesuai jadwal b. Bahan pelajaran tidak selalu relavan dengan situasi anak, karena buku disiapkan secara umum c. Kadang-kadang bahan kurang menarik perhatian murid sehingga mengurangi minat siswa d. Belajar bahasa dengan membaca lebih sulit daripada dengan berbicara. 9. Metode Alamiah Metode ini didasarkan pada prinsip bahwa belajar bahasa sesuai dengan anak belajar bahasa ibu. Adapun langkahnya :



a. Pembelajaran kata-kata (kata benda, kata sifat, dan kata kerja) selalu dihubungkan dengan benda, sifat, dan kerja yang diwakilinya b. Yang mula-mula dipelajari adalah kelompok bunyi yang umum bukan bunyi yang terpisah c. Pembelajaran dimulai dari mendengarkan. Pembelajaran dilakukakan dua tahapan yaitu tahap tanpa buku dan tahap dengan buku. Pertama, tahap tanpa buku dilakukan dengan langkahlangkah : a. Guru



menunjukkan



benda



atau



tiruannya,



jika



guru,



mengajarkan kata kerja, guru memperlihatkan kerha dan menggunakannya dengan hubungannya dengan kalimat b. Pembelajaran bertujuan agar siswa memahami arti kata dan ucapannya, siswa harus mengucapkannya berulang c. Setiap kata yang diajarkan harus digunakan dalam hubungan dengan kalimat d. Kata-kata yang diajarkan diambil dari lingkungan siswa. Kedua, tahapan dengan buku, ditempuh langkah-langkah : a. Setelah dikenal sejumlah kata digunakan buku yang berisi bacaan b. Kemudin dikenalkan kata baru yang berkaitan dengan kata-kata yang sudah dikenal c. Setiap kesalahan diperbaiki guru dengan bijaksana d. Setiap pelajaran dilakukan dengan perbuatan e. Pengulangan pelajaran dilakukan dengan teratur f. Guru harus mendorong agar murid menggunakan kata yang diajarkan melalui percakapan g. Guru harus menciptakan variasi belajar mengajar sehingga menarik. 10. Metode Psikologis



Metode ini berdasar prinsip visualisasi mental dan asosiasi gagasan-gagasan.



Ciri-cirinya,



benda-benda



,



gambar-gambar,



diagram-diagram, kartu-kartu digunakan untuk menciptakan mental image dan menghubungkan mental image itu dengan kata-kata. Pelaksanaan : a. Kata-kata disusun dalam kelompok kalimat idiomaticpendekpendek yang dihubungkan dengan benda-benda b. Kelompok-kelompok itu membentuk satu unit pelajaran c. Pe;ajaran



dikumpulkan



dalam



bab-bab,



beberapa



bab



membentuk satu ciri. Langkah-langkahnya : a. Pembelajaran dimulai dari bahasa lisan lalu menggunakan buku b. Bahasa ibu sedapat mungkin tidak digunakan c. Menulis baru diajarkan setelah melalui beberapa pelajaran, dan tata bahasa diajarkan sejak permulaan. 11. Metode Membaca Pembelajaran bertujuan pada pengetahuan dan ketrampilan membaca pada bahasa target. Teks dibagi atas dua bagian pendek masing-masing dengan daftar kata-kata yang akandiajarkan dalam teksitu, terjemahannya, dan gambar-gambar. Setelah kemampuan membaca memadai teks disajikan dalam bentuk ceria atau novel. 12. Metode Linguistik Metode linguistik juga disebut metode Oral-aural Method. Metode ini dipandangi sebagai metode modern karena berdasar pada pendekatan ilmiah. Prinsip-prinsip pembelajarannya : a. Bahasa yang akan diajarkan berdasarkan pada analisis deskriptif dan analisis kontrastifnya dengan bahasa ibu siswa b. Sistem bunyi bahasa diajarkan terlebih dahulu c. Pola struktur kalimat diajarkan setelah siswa memahamu sistem bunyi d. Pelajaran tentang kata dipadukan dengan pembelajaran bunyi dan pola struktur kalimat



e. Pelajaran tata bahasa dapat dijelaskan dengan bantuan bahasa ibu siswa dan dijalinkan dalam latihan pemakaian bahasa f. Pembelajaran bahasa ditekankan pada penguasaan bahasa lisan g. Latihan-latihan dilakukan secara intensif agar siswa terbiasa menggunakan bahasa baru yang diaharkan.5 Dalam metode linguistik semua bahasa diperlakukan sama, artinya tidak ada bahasa yang lebih baik/ lebih maju daripada bahasa lain. Kelemahan metode linguistik yaitu : a. Mempelajari bahasa lisan terlebih dahulu tidak memberikan jaminan pada kelancaran kemampuan membaca dan mengarang b. Latihan-latihan intensif sering menjemukan. 13. Metode Pilihan Prinsip dasar metode pilihan berdasarkan gabungan antara metode langsung dan metode tak langsung. Bahasa ibu murid dapat digunakan untuk menjelaskan dan menerjemahkan agar tidak terjadi pemborosan waktu dan mencegah salah paham. Urutan bahan pembelajaran yang sering ditempuh adalah berbicara menulis membaca pemahaman. Kegiatan pembelajaran mencakup latihan bercakap-cakap, membaca bersuara, dan tany jawab. Tata bahasa diajarkan secara deduktif. Media pembelajaran yang digunakan misalnya audio visual. Kebaikan metode pilihan : a. Metode ini lebih mudah disesuaikan dengan kebutuhan b. Guru lebih mudah melaksanakan karena tidak terlalu terikat jika dibandingkan dengan metode murni c. Kelemahan metode langsung/ metode tata bahasa dapat dihilangkan. 14. Metode Unit Pembelajaran bahasan denga metode ini menggunakan 5 langkah, yaitu : 5



Supani,Suardi,dkk,Teori Pembelajaran Bahasa,(Jakarta : Depdikbud, 1997),hlm.30



a. Persiapan b. Penyajian bahan c. Bimbingan d. Generalisasi e. Penggunaan. Metode ini bila dilakukan di SD menggunakan langkah-langkah : a. Topik/unit ditentukan sesuai minat sebagian besar siswa b. Siswa mempersiapkan percakapan dalam bahasa ibu c. Guru menerjemahkan percakapan ke dalam bahasa yang diajarkan sekaligus kaidahnya d. Siswa mempelajari kata yang digunakan dalam percakapan e. Daftar bentuk-bentuk tata bahasa disusun f. Kata-kata dipelajari dalam hubungannya dengan pemakaian g. Ungkapan-ungkapan



dan



kalimat-kalimat



terutama



yang



mengandung unsur-unsur tata bahasa yang baru diulangi dan dihafalkan h. Guru memastikan siswa sudah menguasai kaidah bahasa i. Siswa bercakap-cakap sesuai konteks j. Siswa ditugasi mengarang, menerjemahkan, atau membaca. 15. Metode Mimikri-Memorisasi Metode ini sering disebut informant-drill Method. Pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan latihan-latihan.



Demonstrasi



digunakan untuk kata-kata, ucapan-ucapan, dan kata-kata yang diberikan guru atau informan (penutur asli). Latihan digunakan untuk menirukan, mengulangi yang disampaikan



informan. Tatabahasa



diajarkan secara induktif, pembelajaran dilanjutkan dengan ceramah, demonstrasi,



dan



diskusi.



Variasi



metode



ini



dengan



cara



menggantikan guru/informan dengan alat yang disebut metode Audio Bilingual. Penggunaan metode ini memanfaatkan laboraturium bahasa dengan program yang sudah direncanakan. 16. Metode Teori Praktik



Metode merupakan pengembangan metode mimikri memorisasi. Metode ini dilaksanakan dengan bentuk tujuh unit praktik tiga teori. Contoh-contoh kalimat dihafalkan, dipraktikkan kemudian dianalisis secara fonetis dan struktural untuk menciptakan kalimat-kalimat baru yang sama tipenya. 17. Metode Cognate Metode ini digunakan dengan diawali dari kata-kata yang sama atau mirip antara bahasa yang dipelajari dengan bahasa ibu siswa. Kata-kata ini kemudian digunakan dalam kalimat atau percakapan dan dilanjutkan dengan menulis. 18. Metode SAS Metode SAS (struktural analitik sintetik) bersumber pada ilmu jiwa gestalt yang berpandangan bahwa pengamatan/penglihatan pertama setiap manusia adalah global atau bersifat menyeluruh. Dengan demikian segala sesuatu yang akan diajarkan pada murid haruslah mulai ditunjukkan atau diperkenalkan struktur totalitasnya atau secara global. Setelah itu baru mencari atau menemukan bagian-bagian dari struktur global tersebut, ini yang disebuit tahap analisnya. Setelah mengenal bagian serta fungsinya orang dewasa atau siswa akan mengembalikan bagian-bagian itu menjadi struktur totalitas seperti pada awalnya, yang disebut tahap sintesa. 19. Metode Bibahasa Metode ini hampir sama dengan metode linguistik seperti yang telah diuraikan di muka. Dalam pembelajaran bahasa kedua bahasa asing, bahan pembelajaran didasarkan pada persamaan dan perbedaan antara bahasa asing ibu dengan bahasa yang akan diajarkan tersebut. Bahasa ibu murid-murid digunakan untuk menerangkan perbedaanperbedaan fonetik, kosakata, struktur kalimat dan tatabahasa kedua iti. Perbedaan-perbedaan tersebut digunakan sebagai dasar dalam latihanlatihan yang diberikan secara sistematis. 20. Metode Komunikatif



Desain yang bermuatan metode komunikatif harus mencakup semua ketrampilan berbahasa. Metode komunikatif dapat dilakukan dengan teknik menulis dialog. Siswa menulis dialog tentang yang mereka lakukan dalam sebuah aktivitas. Kegiatan ini dapat dilaksanakan perseorangan maupun kelompok. 21. Metode Integratif Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya, menyimak diintegrasikan dengan berbicara dan menulis. Metode integratif dapat dilaksanakan dalam pembelajaran membaca dengan memberi catatan bacaan. Siswa dapat membuat catatan yang dianggap penting atau kalimat kunci sebuah bacaan. Dalam melakukan kegiatan membaca sekaligus siswa menulis. 22. Metode Tematik Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan. Yang perlu dipahami adalah tema bukanlah tujuan tetapi alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tema tersebut harus diolah dan disajikan secara kontekstualitas, kontemporer, kongret, dan konseptual. tema yang telah ditentukan harus diolah sesuai dengan perkembangan dan lingkungan siswa. 23. Metode Kontekstual Pembelajaran kontekstual adalah konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari. Adapun metode ini dapat diterapkan dalam salah satu pembelajaran menulis deskripsi. Siswa dapat belajar dalam situasi dunia nyata.6 C. Teknik dalam pembelajaran bahasa 6



Apri Damai Sagita Krissandi,B.Widharyanto dan Rishe Purnama Dewi,Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SD,(Bekasi : Media Maxima,2018),hlm.15-23.



Teknik adalah aktivitas tertentu yang diterapkan di dalam kelas yang sesuai dengan metode dan sesuai pula dengan pendekatan. Teknik bersifat



implementasional



sebab



teknik



merupakan



implementasi



perencanaan pengajaran di depan kelas atau aplikasi dari metode di dalam pembelajaran. Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut. Teknik yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan guru untuk berinovasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancer dan berhasil dengan baik. Teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu.7 Ada pun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga dijumpai dalam pembelajaran mata pelajaran lain) seperti berikut ini (Saliwangi, 1989:56-67). 1. Teknik Ceramah Sampai sekarang teknik ini masih banyak digunakan guru dalam proses belajar mengajar .Teknik ceramah mempunyai keuntungan sebagai berikut: a. Dapatmenghematwaktu. b. Dapatdigunakandalamkelompokbesar. c. Dapat dipakai sebagai penambah bahan yang sudah dibaca. d. Dapat dipakai untuk mengulang atau member pengantar pada pelajaran atau aktivitas tertentu. Disamping keuntungan diatas Teknik Ceramah mempunyai kekurangan, antara lain sebagai berikut: a. Tidak semua guru dapat berbicara yang menarik dan baik. b. Dalam metode ini hanya satu indra yang aktif yaitu pendengaran. c. Kadar CBSA-nyarendah.



7



Drs. Solchandkk. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. (Jakarta: Universitasterbuka, 2011). Hlm,3.16-3.20



Teknik Ceramah ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan mendengarkan (menyimak). Siswa dilatih untuk membuat intisari dari ceramah yang didengarnya, kemudian menceritakan kembali dengan bahasanya sendiri. 2. Teknik Tanya Jawab Pada umumnya teknik ini mengikuti teknik ceramah yang telah dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengesek pemahaman siswa terhadap ceramah yang baru diberikan atau bias juga pertanyaan yang diajukan guru untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah mereka baca. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru biasanya untuk: a. Mengetahui hal-hal yang dirasa belum jelas, sekalipun sudah diterangkan guru. b. Memperoleh



jawaban



terhadap



permasalahan



yang



dihadapinya. c. Memperjelas pendapat yang dirasa bertentangan dengan pendapat siswa sendiri. Kebaikan metode Tanya jawab secara sistematis yaitu sebagai berikut: a. Situasi kelas lebih hidup karena para siswa aktif berpikir dan menyampaikan buah pikirannya melalui jawaban atas pertanyaan guru. b. Sangat



positif



untuk



melatih



anak



agar



berani



mengemukakan pendapatnya dengan lisan secara teratur. c. Timbulnya perbedaan pendapat di antara para anak didik, membawa kelas pada situasi diskusi yang menarik. d. Siswa yang segan mencurahkan perhatian, menjadi berhatihati dan secara sungguh-sungguh mengikuti pelajaran. Menurut Sudirman (1992) bahwa kelemahan metode Tanya jawab dalam proses pembelajaran antara lain:



a. Siswa sering merasa takut, apabila guru kurang dapat medorong siswa untuk berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang dan akrab. b. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa dan mudah dipahami siswa. c. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang. 3. Teknik Diskusi Kelompok Tujuan digunakannya teknik ini adalah melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat dan mau menerima kritikan kalau pendapatnya memang kurang benar. Juga melalui diskusi kelompok ini siswa dapat menguji kebenaran pendapatnya mengenai sesuatu hal. Keunggulan diskusi kelompok sebagai suatu teknik dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia, antara lain berikut ini: a. Kadar CBSAnyat inggi. b. Memberi



peluang



kepada



siswa



untuk



saling



mengemukakan pendapat. c. Mendorong terciptanya rasa kesatuan. Selain



keunggulan,



Teknik



Diskusi



Kelompok



ini



mempunyai kekurangan sebagai berikut: a. Tidak dapat digunakan secara efektif untuk kelompok yang besar. b. Kalau kurang terkendali dapat menyimpang dari tujuan. c. Membutuhkan moderator yang terampil. Teknik ini disebut juga Resitasi yang dapat diberikan kepada siswa secara individual atau kelompok. 8Dengan teknik ini diharapkan siswa lebih mendalami materi pelajaran yang diberikan guru. Biasanya pemberian tugas ini diikuti oleh tugas melaporkan 8



Wiriatmadja, R,MetodePenelitianTindakanKelas, (Bandung: Remaja), hlm 56



hasil kerja siswa yang disebut resitasi. Itulah sebabnya Teknik Pemberian Tugas ini disebut juga Resitasi .Kelebihan dari Metode Pemberian Tugas yaitu: a. Pengajaran klasikal cenderung untuk menyesuaikan cara dan kecepatan mengajar terhadap ciri-ciriumum di kelasitu. b. Metode pemberian tugas digunakan untuk melatih aktivitas, kretivitas, tanggung jawab dan disiplin peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. c. Peserta didik mendapat kesempatan untuk melatih diri bekerja secara mandiri. Disamping kelebihan yang dimilikinya, metode pemberian tugas juga memiliki beberapa kekurangan ,yaitu: a. Apabila diberikan tugas kelompok, seringkali yang mengerjakannya



hanya



peserta



didik



tertentu



saja.



Sedangkan yang lainnya hanya numpang saja. b. Apabila tugas diberikan diluar kelas, sulit untuk mengontrol peserta didik bekerja secara mandiri dan menyuruh orang lain untuk menyelesaikannya. c. Sering terjadi penyimpangan dalam penggunaan metode pemberian tugas dari pengajaran menjadi semacam hukuman. 4. Teknik Ramu Pendapat Teknik ini merupakan perpaduan dari Teknik Tanya-Jawab dan Teknik Diskusi. Teknik ini bias diterapkan dalam pembelajaran sastra misalnya puisi, cerpen atau novel. Keunggulan teknik ini, antara lain beriku tini: a. Dapat membangkitkan pikiran yang kreatif. b. Dapat merangsang partisipasi siswa. c. Dapat memancing timbulnya pendapat-pendapat baru. d. Dapat digunakan dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.



5. Simulasi Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik simulasi ini tepat sekali



untuk



melatih



keterampilan



berbicara.



Dalam



pelaksanaannya guru terlebih dahulu menetapkan peran-peran yang akan dilakukan oleh siswa dalam permainan simulasi. Guru member



pengarahan tentang apa yang akan



diperankan oleh masing-masing siswa yang telah ditunjuk. Siswa yang kebetulan belum mendapat giliran ditunjuk untuk memainkan suatu peran, ditugaskan sebagai penonton yang mencatat kemungkinan adanya kesalahan bahasa yang dilakukan oleh temannya ketika bermain peran. Kesalahan-kesalahan itu nantinya didiskusikan setelah permainan memainkan peran telah selesai. Terdapat



beberapa



kelebihan



dengan



menggunakan



simulasi sebagai metode mengajar, diantaranya adalah : a. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak; baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja. b. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan. c. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa. d. Memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasisosial yang problematis. e. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran. Disamping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, diantaranya :



a. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan. b. Pengelolaan yang kurang baik. Sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.9



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan



9



Udin S. Winataputra,StrategiBelajarMengajar, (Jakarta: PusatPenerbitanUniversitas Terbuka), hlm 30



Dalam proses belajar mengajar, kita mengenal istilah pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Istilah-istilah tersebut sering digunakan dengan pengertian yang sama; artinya, orang menggunakan istilah pendekatan dengan pengertian yang sama dengan pengertian metode, dan sebaliknya menggunakan istilah metode dengan pengertian yang sama dengan pendekatan; demikian pula dengan istilah teknik dan metode. Sebenarnya, ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda, walaupun dalam penerapannya ketiga-tiganya saling berkaitan. Tentang hal ini, Ramelan (1982) mengutip pendapat Anthony yang mengatakan bahwa pendekatan ini mengacu pada seperangkat asumsi yang saling berkaitan, dan berhubungan dengan sifat bahasa, serta pengajaran bahasa. Pendekatan merupakan dasar teoretis untuk suatu metode. Asumsi tentang bahasa bermacam-macam, antara lain asumsi yang menganggap bahasa sebagai kebiasaan ada pula yang menganggap bahasa sebagai suatu sistem komunikasi yang pada dasarnya dilisankan dan ada lagi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah, norma, dan aturan.



DAFTAR PUSTAKA Apri Damai Sagita Krissandi, B.Widharyanto dan Rishe Purnama Dewi. 2018. Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SD. Bekasi : Media Maxima.



Malang. Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Bumi Rafiuddin, Ahmad dan Darmiyati Zuhdi. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Universitas Negeri.Aksara. Jakarta. Slamet, St. Y. 2008. Dasar-dasar pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar. LPP UNS dan UNS Press. Surakarta. Solchandkk. 2011. MateriPokokPendidikanBahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitasterbuka. Supani,Suardi,dkk. 1997. Teori Pembelajaran Bahasa. Jakarta : Depdikbud. Suparno dan Mohamad Yunus. 2007. Materi pokok keterampilan dasar menulis Universitas Terbuka. Jakarta. Tarigan. 1995. Dasar-dasar Psikosastra. Angkasa. Bandung Udin S. Winataputra. StrategiBelajarMengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Wiriatmadja, R,MetodePenelitianTindakanKelas, (Bandung: Remaja.