Makalah Promkes KK Ana [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PROMOSI KESEHATAN ANALISIS MODEL-MODEL PROMOSI KESEHATAN



Oleh: Kelompok II Muhamad Rizki Suhanna Mardelisa Winda Monik



SEKOLAH TINGGI KESEHATAN ALIFAH KOTA PADANG 2017



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah analisis model-model promosi kesehatan ini tepat pada waktunya. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa model-model promosi kesehatan,sehingga mahasiswa memiliki bekal teori yang nantinya akan sangat bermanfaat dalam melaksanakan praktik di lapangan. Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi menyempurnakan makalah ini.



Padang, 2 Oktober 2017



                                                       DAFTAR ISI



Kata Pengantar………………………………………………………………….. Daftar Isi………………………………………………………………………… BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… A. Latar Belakang………………………………………………………….. B. Rumusan Masalah………………………………………………………. C. Tujuan…………………………………………………………………… BAB II ISI A. Health Belief Model (HBM)……………………………………………. B. Transteoritical Model (TTM)…………………………………………… C. Teori Sebab Akibat……………………………………………………… D. Model Transaksional Stres dan Koping……………………………........ E. Theory of Reasoned Action (TRA)……………………………………... BAB III PENUTUP…………………………………………………………….. A. Kesimpulan……………………………………………………………… B. Saran……………………………………………………………………. DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan. Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketentraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama. Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan pelaksanaanya bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bisa dilakukan dengan cara penyuluhan oleh tim medis, yang biasa disebut dengan promosi kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan. Salah satu tugas tim medis memperkenalkan bagaimana cara hidup sehat dengan masyarakat maka didalam makalah ini kami akan  membahas tentang “Promosi Kesehatan”.



1.2    Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah: 1. Apa itu model-model promosi kesehatan 2. Siapa penemu 5 model promosi kesehatan 3. Bagaimana kekuatan dari 5 model promosi kesehatan 4. Bagaimana kelemahan dari 5 model promosi kesehatan 5. Bagaimana implikasi dari 5 model promosi kesehatan 1.3    Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Menjelaskan teori dari model-model promosi kesehatan 2. Menjelaskan penemu 5 model promosi kesehatan 3. Menjelaskan kekuatan dari 5 model promosi kesehatan 4. Menjelaskan kelemahan dari 5 model promosi kesehatan 5. Menjelaskan implikasi dari 5 model promosi kesehatan



BAB II ISI             Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik bermutu yang mewakili sesuatu hal nyata. Model dalam keperawatan adalah aplikasi struktur keperawaran yang memungkinkan seorang perawat untuk menerapkannya sebagai cara mereka bekerja. Model praktik keperawatan didasarkan isi dari teori dan konsep praktik. Teori dan konsep mencerminkan filosofi, nilai dan keyakinan tentang manusia. Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran, keyakinan mengenai ide-ide, objek, atau perilaku. Nilai budaya adalah suatu yang dianggap berharga atau keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntunan nurani. Nilai-nilai tersebut dijadikan landasan, alasan, dan montivasi dalam perbuatanya.              Banyak model yang dikembangkan dapat mempengaruhi kesehatan serta memperbaiki intervensi pencegahan dan promosi kesehatan. Pendekatan model kesehatan terapan dapat menjadi dasar untuk kegiatan-kegiatan promosi kesehatan seperti Health Belief Model (HBM),Transteoritical Model (TTM),Teori Sebab Akibat, Model Transaksional Stres dan Koping, Theory of Reasoned Action (TRA), serta Health Field Concept. 1. Model keyakinan kesehatan (Healty Belief Model) Model Keyakinan Kesehatan (Health Belief Model-HBM) dikembangkan sejak 1950 oleh kelompok ahli psikologi sosial dalam pelayanan kesehatan masyarakat Amerika. Model ini digunakan untuk menjelaskan kegagalan partisipasi masyarakat secara luas dalam program pencegahan atau deteksi penyakit. Model ini juga sering dipertimbangkan sebagai kerangka utama perilaku kesehatan yang



dimulai dari pertimbangan orang-orang tentang kesehatan. Selain itu, model keyakinan kesehatan digunakan untuk mengidentifikasi  prioritas beberapa faktor penting yang berdampak terhadap pengambilan keputusan secara rasional dalam situasi yang tidak menentu (Rosenstock, 1990). Model keyakinan kesehatan merupakan model kognitif yang digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. Menurut Model Keyakinan Kesehatan, tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan seseorang dipengaruhi secara langsung dari hasil dua keyakinan atau penilaian kesehatan antara lain ancaman yang dirasakan setara penilaian terhadap keuntungan dan kerugian. Acaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injury or illness) mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir bahwa penyakit atau rasa sakt benar-benar mengancan dirinya. Jika ancaman meningkat, maka perilaku pencegahan juga akan meningkat. Penilaian tentang ancaman berdasar pada kerentanan (perceived vurnerabilitiy) dan derajat keparahan (perceived severity) yang dirasakan. Individu mungkin dapat menciptakan masalah kesehatannya sendiri sesuai dengan kondisi. Individu mengevaluasi keseriusan penyakit jika penyakit tersebut muncul akibat ulah dirinya sendiri atau penyakit sengaja tidak ditanagani.



 Kelebihan Model Keyakinan Kesehatan 1. Model keyakinan kesehatan mudah dan murah. 2. Model keyakinan kesehatan adalah bentuk intervensi praktis untuk peneliti dan perawat kesehatan  khususnya yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit (misal screening, imunisasi, vaksinasi). 3. Model keyakinan kesehatan adalah analisator perilaku yang beresiko terhadap kesehatan.  Kelemahan Model Keyakinan Kesehatan Secara teoritis, terdapat enam kelemahan model keyakinan kesehatan



1. Model keyakinan kesehatan lebih didasarkan pada penelitian terapan dalam permasalahan pendidikan kesehatan daripada penelitiam akademis. 2. Model keyakianan kesehatan didasarkan pada beberapa asumsi yang dapat dilakukan, seperti pemikiran bahwa setiap pilhan perilaku selalu berdasarkan pertimbangan rasional. 3.  Model keyakinan kesehatan hanya memperhatikan keyakinan kesehatan. Kenyataannya, orang dapat membuat banyak pertimbangan tentang perilaku yang tidak berhubungan dengan kesehatan, tetapi masih mempengaruhi kesehatan. 4. Rosenstock berpendapat bahwa model keyakinan kesehatan mungkin lebih berlaku untuk masyarakat kelas menengah saja. 5. Sheran dan Orbel (1995) menyatakan dalam penelitian sebelumnya, item kuesioner HBM tidak random dan dapat dengan mudah 'dibaca' oleh responden sehingga validasinya diragukan. 6. Penelitian cross sectional untuk memperjelas hubungan perilaku dan keyakinan seseorang.  Implikasi Model Keyakinan Kesehatan Model keyakinan kesehatan adalah prilaku pencegahan yang berkaitan dengan dunia medis dan mencakup berbagai perilaku seperti pemeriksaan dan pencegahan dan imunisasi. Contohnya, model keyakinan kesehatan dalam imunisasi memberi kesan bahwa orang yang mengikuti program imunisasi percaya terhadap hal-hal berikut: 1. Kemungkinan terkena penyakit tinggi (rentan penyakit) 2. Jika terjangkit, penyakit tersebut membawa akibat serius 3. Imunisasi merupakan cara paling efektif untuk pencegaha penyakit 4. Tidak ada hambatan serius untuk imunusasi, tetapi hasil beberapa penelitan model ini menunjukan kebalikannya



Model keyakinan kesehatan melingkupi kebiasaan seseorang dan sifat-sifat yang dikaitkan dengan perkembangan, termasuk gaya hidup tertentu seperti merokok, diet, olahraga, perilaku keselamatan, penggunaan alkohol, penggunaan kondom untuk pencegahan AIDS dan gosok gigi. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit telah lebih ditekankan pada kontrol resiko. Penelitian terjadinya gejala dan respons terhadap gejala menggambarkan secara lengkap bagaimana individu menginterpretasikan keadaan tubuh dan bagaimana berperilaku selektif. Gambar tentang kesakitan diterjemahkan.



2. Model Transteoritical Model (TTM) Definisi: Model tranteoritical adalah suatu model yang diterapkan untuk menilai kesiapan seorang individu untuk bertidak atas perilaku sehat yang baru dan memberikan strategi atau proses perubahan untuk memandu setiap individu melalui tahapan perubahan untuk bertindak dalam pemeliharaan kesehatan. Sejarah dan inti Konstruksi Model: James O.Prochasta, dkk.(1977) mengembangkan TTM berdasarkan analisis teori yang berbeda dari psikoterapi. Mode ini terdiri atas 4 variabel, yaitu prasyarat untuk terapi, proses perubahan, isi harus diubah dan hubungan terapeutik. Model ini disempurnakan oleh prochasta berdasarkan penelitan yang mereka publikasikan dalam peer review jurnal dan bukunya terdiri atas 5 konstruksi yaitu tahapan perubahan, proses-proses perubahan, keseimbangan putusan, keberhasilan diri, dan godaan atau percobaan. Model perubahan ini adalah sebuah proses yang melibatkan kemajuan melalui enam tahap: 1. Prekontemplasi yaitu orang tidak berniat mengambil tidakan dimasa mendatang (biasanya diukur selama enam bulan berikutnya). 2. Kontemplasi yaitu orang berniat untuk berubah dalam enam bulan mendatang



3. Persiapan yaitu orang yang berniat mengambil tindakan dalam waktu dekat, biasanya diukur sebagai bulan berikutnya. 4. Aksi yaitu orang telah membuat modifikasi terbuka tertentu dalam gaya hidup mereka dalam enam bulan terakhir. 5. Pemeliharaan yaitu orang berupaya mencegah kekambuhan, tahap yang diperkirakan terakhir dari enam bulan sampai sekitar lima tahun. 6. Pemutusan yaitu individu tidak memiliki godaan dan memiliki keberhasilan diri100%, dimana mereka yakin tidak akan kembali pada kebiasaan lama yang tidak sehat mereka sebagai cara untuk mengatasi. 7. Proses  perubahan Proses perubahan adalah kegiatan rahasia dan terbuka yang digunakan orang untuk maju melalui beberapa tahap: 1. Proses kesadaran dan evaluasi lingkungan kembali, diantara prekontemplasi dan kotemplasi. 2. Evaluasi diri kembali, diantara kontemplasi dan persiapan. 3. Pembebasan diri, diantara persiapan dan tindakan, sangat ditekankan. 4. Antara tindakan dan pemeliharaan, kontingensi manajemen membantu hubungan counter conditoning dan kontrol stimulus ditekankan  Kelebihan Model Transteoritical Model 1. Kelebihan yang dimiliki TTM adalah adanya seperangkat pola umum dalam



proses



perubahan



yang



bisa



diaplikasikan



secara



luas



(digeneralisasikan) dalam berbagai macam perilaku. 2. Selain itu, TTM mampu mengintegrasikan teori-teori terdahulu yang berusaha menjelaskan fenomena di balik perubahan perilaku.  Kelemahan Model Transteoritical Model



1. TTM tidak menjelaskan sejauh mana kemungkinan adanya faktor lain seperti perceived risk, subjective norms, dan severity of the problem ikut mempengaruhi perubahan perilaku (Shumaker, et al., 2009). 2. Menurut Bandura dalam (Lenio, n.d.) kelemahan TTM yaitu, fungsi manusia terlalu kompleks dan multidimensi untuk dapat dikategorikan dalam tahap tertentu. 3. Di samping itu, tidak ada bukti empiris yang menjelaskan bahwa enam bulan adalah rentang waktu yang sesuai dalam tahap TTM (Kraft, et al. dalam Lenio, n.d).



 Implikasi Model Transteoritical Model Promosi, edukasi, dan intervensi kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan komponen dalam TTM. Prochaska dan Velicher (1997) mengawali mengaplikasikan transtheoritical model dalam upaya intervensi menghentikan merokok. Proses intervensi tersebut diawali dengan mengklasifikasikan partisipan menggunakan stage of change dalam TTM. Selanjutnya dilakukan intevensi sesuai dengan tahapan dimana partisipan tersebut berada. Di setiap tahapan, intervensi meliputi self-help manuals, feedback report berdasarkan asesmen dari, decisional balance, process of change, self efficacy dan temptation (Prochaska dan Velicher, 1997).Selain perilaku merokok, terdapat beberapa perilaku sehat yang mengaplikasikan TTM, diantaranya adalah perilaku diet, panic disorder, prevensi AIDS, eating disorder dan obesitas (Prochaska dan Velicher, 1997).



Komponen TTM digunakan untuk melakukan asesmen dan intervensi dalam pembentukan perilaku sehat. Pada umumnya, asesmen dilakukan untuk mengetahui posisi partisipan dalam stage of change. Selanjutnya, intervensi dilakukan sesuai dengan posisi partisipan dalam stage of change. Intervensi juga didasari pada process of change, decisional balance, self efficacy dan temptation seseorang.



3. Teori Sebab Akibat Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang saling berhubungan secara umum teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta.  Pada teori sebab akibat, apa yang dialami manusia pasti ada penyebabnya. Teori Sebab Akibat adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.  Kelebihan Teori Sebab Akibat 1. Pengetahuan tentang sebab akibat mampu mendorong seseorang untuk bertindak hati-hati dan fokus terhadap akibat. 2. Teori ilmiah dari berbagai teori ilmiah dari bebagai lapangan ilmu secara umum sangat bergantung pada hukum sebab akibat (kausalitas).  Kelemahan Teori Sebab Akibat 1. Tidak dibedakannya faktor syarat dan faktor penyebab Kautalitas terkait erat dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:  Prinsip pertama : prinsip kausalitas menjelaskan setiap kondisi (akibat) pasti mempunyai sebab.  Prinsip kedua : menjelaskan bahwa akibat tidak mungkin terpisah dari sebab,jika ada sebab maka ada akibat dan begitu sebaliknya.



 Prinsip ketiga : hukum keselarasan antara sebab dan akibat yang menjelaskan setiap himpunan secara esensial harus selaras dengan sebab dan akibat di alam.  Implikasi Model Transaksional dari Stres dan Koping Aplikasi sebab akibat dalam promosi kesehatan memberi penekanan pada petugas kesehatan bahwa suatu penyakit yang terjadi pasti ada penyebabnya.



4. Model Transaksional Stres dan Koping         Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologi. Stresor adalah keadaan yang diakibatkan oleh lingkungan internal atau eksternal sehingga mempengaruhi tindakan kesejahteraan dan membutuhkan kesehatan fisik maupun psikologis untuk mengembalikan keseimbangan (Lazarus & Cohen, 1977). Koping (kemahiran bertahan) adalah menstabilkan faktor yang dapat membantu individu memprtahankan adaptasi psikososial selama perode menegangkan.           Model transaksional dari stres dan koping adalah suatu kerangka kerja untuk mengevaluasi proses mengatasi peristiwa stres. Pengalaman stres ditafsirkan sebagai transaksi orang dengan lingkungannya. Transaksi ini bergantung pada dampak dari stresor eksternal. Hal ini dimediasi oleh penilaian pertama orang tentang stresor dan penilaian kedua pada sumber daya sosial atau budaya sekitarnya.  Kelebihan Model Transaksional Stres dan Koping 1. Glenz,dkk. (2002) melakukan survei, eksperimen, dan kuesieksperimen terhadap teknik terapi biofeedback, relaksasi, dan citra visual untuk memperkuat teorinya yang mengembangkan kesadaran dan kontrol tanggapan pada stres. 2. Biofeedback adalah salah satu teknik mengurangi stres dan ketegangan dalam menanggapi situasi sehari-hari. 3. Teknik relaksasi menggunakan stimulus mental yang konstan, sikap pasif, dan lingkungan yang tenang.



4. Teknik relaksasi yang umum digunakan adalah relaksasi pelatihan, hipnosis, dan yoga. 5. Visual citra adalah teknik yang digunakan untuk meningkatkan suasan hati seseorang dan meningkatkan keterampilan koping, misalnya dengan memvisualisasikan pertahanan antibodi menghancurkan sel tumor.



 Kelemahan Model Transaksional Stres dan Koping 1. Transaksi ini bergantung pada dampak dari stresor eksternal. Hal ini dimediasi oleh penilaian pertama orang tentang stresor dan penilaian kedua pada sumber daya sosial atau budaya sekitarnya.



 Implikasi Model Transaksional dari Stres dan Koping         Aplikasi ini beguna untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Pengaruh stres pada orang tidak semua sama. Stres dapat menyebabkan penyakit pengalaman negatif. Faktor penting dalam mengatasi stres adalah apakah hal itu memengaruhi dan bagaimana orang mencarinperawatan medis atau dukungan sosial pada orang profesional. Untuk mengatasi stres, strategi masalah berfokus koping, emosi yang berfokus koping, dan makna berbasis koping dapat digunakan sebab penelitian yang memfasilitasi atau menghambat praktik-praktik gaya hidup (Glanz,dkk,2002). 5. Theory of Reasoned Action (TRA) Theory of reasoned action(TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Icek Ajzen pada tahun 1980. Teori ini menghubungkan antara keyakinan (belief ), sikap (attitude), kehendak (intention) dan perilaku (behavior). Kehendak merupakan prediktor terbaik perilaku,artinya, jika ingin mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik adalah mengetahui kehendak orang tersebut.



Namun, seseorang dapat membuat pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang sama sekali berbeda (tidak selau berdasarkan kehendak). Konsep penting dalam teoriini adalah fokus perhatian (salience), yaitu mempertimbangkan sesuatu yang dianggap penting. Contohnya, orang tua memiliki harapan tentang keikutsertaan pada program imunisasi bagi anak-anaknya. Mereka percaya imunisasi dapat melindungi serangan penyakit (keuntungan), tetapi juga menyebabkan rasa sakit atau tidak enak badan (kerugian). Orangtua akan mempertimbangkan mana yang paling penting, perlindungan kesehatan atau tangisananak, atau mungkin panas. Jika orang yang dianggap penting (kelompok referensi) setuju (atausebatas menasihati) dan orang tua ingin mengikuti petunjuk tersebut, terdapat kecenderungan positif untuk berperilaku.



 Kelebihan Theory of Reasoned Action (TRA) 1. Kelebihan TRA dibandingkan HBM adalah bahwa pengaruh TRA berhubungan dengan norma subjektif. Menurut TRA, seseorang dapat membuat pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang sama sekali berbeda. Hal ini berarti keputusan seseorang untuk melakukan suatu tindakan tidak dibatasi pertimbangan-pertimbangan kesehatan. 2. Konsep penting dalam TRA adalah fokus perhatian (salience). Hal ini berarti, sebelum mengembangkan intervensi yang efektif, pertama-tama harus menentukan hasil dan kelompok referensi yang penting bagi perilaku populasi. 3. Teori ini memberikan pegangan untuk menganalisis komponen perilaku dalam item yang operasional. Tuntutan ini memerlukan pertimbangan mengenai perbedaan tindakan (action), sasaran (target), konteks, dan



perbedaan waktu serta komponen model sendiri termasuk intensi, sikap, norma subjektif, dan keyakinan.  Kelemahan Theory of Reasoned Action (TRA) 1. Kelemahan TRA adalah kehendak dan perilaku hanya berkorelasi sedang, kehendak tidak selau menuju pada perilaku itu sendiri, terdapat hambatanhambatan yang mencampuri ataumempengaruhi kehendak dan perilaku (Van Oost, 1991 dalam Smet, 1994). 2. Selain itu, TRA tidak mempertimbangkan pengalaman sebelumnya dengan perilaku dan mengabaikan akibat-akibat jelasdari variabel eksternal (variabel demografi, gender, usia, dan keyakinan kesehatan) terhadap pemenuhan kehendak perilaku.



 Implikasi Theory of Reasoned Action (TRA) Theory of Reasoned Action (TRA) merupakan model untuk meramalkan perilaku preventif dan telah digunakan dalam berbagai jenis perilaku sehat yang berlainan, seperti pengaturan penggunaan substansi tertentu (merokok, alkohol, dan narkotik), perilaku makan dan pengaturanmakan, pencegahan AIDS dan penggunaan kondom, perilaku merokok, penggunaan alkohol, penggunaan alat kontrasepsi, latihan kebugaran (fitness) dan praktik olahraga. Norma subjektif menjadi perhatian penelitian (mengenai) dukungan sosial dan analisis jaringan sosial. TRA juga banyak digunakan untuk memenuhi persyaratan tindakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3),seperti tindakan keselamatan dalam pertambangan batubara, absenteeism karyawan, dan perilakukonsumen. Contoh aplikasi dari TRA dalam analisa beberapa faktor yang berhubungan dengan niat mahasiswa pengguna NAPZA suntik untuk berkunjung ke klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT). Seorang pengguna NAPZA suntik percaya



bahwa berkunjung ke klinik VCT memberikan manfaat bagi orang yang berisiko HIV&AIDS seperti mendapat informasi tentang penggunaan NAPZA suntik yang aman (keuntungan), tetapi juga akan dijauhi teman-teman sesama pengguna NAPZA suntik (kerugian). Pengguna NAPZA suntik akan mempertimbangkan manayang paling penting diantara keduanya. Kemudian ia juga akan mempertimbangkan konsekuensikonsekuensi setelah melakukan VCT, seperti setelah melakukan VCT dan dinyatakan HIV positif,ia tidak diperbolehkan untuk bekerja meskipun mampu untuk bekerja. Nilai dan norma dilingkungan masyarakat tidak mendeskriminasi pengguna NAPZA suntik setelah berkunjung keklinik VCT. Orang yang dianggap penting (teman sesama pengguna NAPZA suntik yang telah berkunjung ke klinik VCT) setuju (atau sebatas menasihati) untuk berkunjung ke klinik VCT dan pengguna NAPZA suntik termotivasi untuk patuh mengikuti petunjuk tersebut, maka terdapatkecenderungan positif berniat untuk berkunjung ke klinik VCT.Deskripsi diatas dapat dilihat pada bagan berikut ini Belief, Attitude, Intention, Behaviour



BAB III PENUTUP



A.



Kesimpulan Model adalah suatu kerangka kerja atau kerangka berfikir di dalam menyelesaikan



suatu keadaan untuk mencapai hasil yang di harapkan. Sedangkan model-model dalam promosi kesehatan merupakan kerangka kerja atau kerangka berpikir di dalam mempengaruhi orang lain agar sesuai dengan kaidah/norma kesehatan yg diharapkan.



Banyak model yang dikembangkan dalam mempengaruhi kesehatan serta memperbaiki intervensi pencegahan dan promosi kesehatan. Pendekatan model kesehatan terapan dapat menjadi dasar untuk kegiatan-kegiatan promosi kesehatan seperti Health Belief Model (HBM),Transteoritical Model (TTM),Teori Sebab Akibat, Model Transaksional Stres dan Koping, serta Theory of Reasoned Action (TRA). B.



Saran Memberikan penyuluhan dan promosi kesehatan dengan menggunakan metode-



metode yang telah ditentukan agar pesan yang ingin disampaikan dapat mengerti dengan baik.menggunakan media-media yang mendukung.media dibuat untuk memudahkan pemahaman materi yang akan disampaikan. Media yang dipilih harus



bergantung pada jenis sasaran, tingkat pendidikan sasaran, aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan, dan sumber daya yang ada.



DAFTAR PUSTAKA Conner, M and Norman, P. (2003). Predictiong Health Behaviour, Research and Practice with Social Cognition Model. Buckingham: Open Univeristy Press Taylor, S. E., (2012), Health Psychology (8th edition). New York: McGraw-Hill Higher Education Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo Stanley, M. A., Maddux, J. E. 1986. Cognitive Processes in Health Enhancement: Investigation of a Combined Protection Motivation and Self-Efficacy Model. Basic and Applied Social Psychology, 7(2). Prochaska, J. O., & Velicer, W. F. (1997). The Transtheoretical Model of Health Behavior Change. American Journal of Health Promotion, Vol. 12, No. 1, pp. 38-48. Lenio, James A. (n.d.). Analysis of the Transtheoretical Model of Behavior Change. Journal of Student Research, 73-86 Shumaker, et al. (Ed). (2009). The Handbook of Health Behavior Change. New York : Springer. Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2007. Graeff, Judith. A, et al, Komunikasi Untuk Kesehatan dan Perubahan Perilaku. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 1996.



Hogg, Michael A. Social Psychology : An Introduction. Prentice Hall. 1995 Maulana, Heri D. J. Promosi Kesehatan, EGC. Jakarta. 2009 Ogden, Jane. Health Psychology. Open University Press. Buckingham. Philadelphia. 1996 Smert, Bart. Psikologi Kesehatan. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. 1995